Anda di halaman 1dari 152

PELAYANAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN

PASIEN RAWAT INAP

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2016
OPERASIONAL dr.

PENGERTIAN Prosedur pelayanan dan penerimaan spesimen pasien


rawat inap di Instalasi Laboratorium Sentral adalah tata
cara pelayanan, penerimaan, pencatatan pasien dan
spesimen untuk pemeriksaan laboratorium terhadap
pasien rawat inap, yang berlaku di Instalasi Laboratorium
Sentral dan telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis di Instalasi Laboratorium
Sentral

KEBIJAKAN 1. SK DIREKTUR NO.TTG PELAYANAN


LABOR.
PROSEDUR 1. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)
rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap,
diagnosis, jenis pemeriksaan yang dibutuhkan, dan
ditanda tangani oleh dokter pengirim dari rawat inap
disertai dengan bahan pemeriksaan diterima dan
dilayani oleh petugas administrasi laboratorium
sentral bagian penerimaan spesimen rawat inap.
2. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium sentral,
meliputi:
a. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b. Tempat perawatan pasien (bangsal, ruangan,
kelas)
c. Nomor rekam medik
d. Status cara bayar pasien ( Askes, Askeskin, IKS,
tunai, JKN, BPJS)
e. Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
f. Tanggal permintaan pemeriksaan
g. Waktu permintaan pemeriksaan bagi
pemeriksaan cito
h. Waktu pengambilan spesimen
i. Diagnosis atau keterangan klinik
j. Parameter jenis pemeriksaan laboratorium klinik
yang diminta diberi tanda silang (x) atau cek list
(v).

PELAYANAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN


PASIEN RAWAT INAP

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2

3. Print out barcode dan tracer surat bukti pelayanan


tindakan laboratorium
4. SPPL di tempel data barkode, dan spesimen
didistribusikan ke masing-masing bagian laboratorium
bersama SPPL.
5. Spesimen darah tanpa antikoagulan dan blanko
permintaan yang telah ditempel barkode diserahkan
ke bagian pengolahan sampel untuk proses
selanjutnya terhadap pemeriksaan kimia klinik dan
imunologi.
6. Spesimen darah dengan antikoagulan EDTA dan
blanko permintaan yang telah ditempel barkode
diserahkan ke bagian hematologi diserahkan ke
bagian hematologi untuk proses pemeriksaan
hematologi.
7. Spesimen darah dengan antikoagulan natrium sitrat
3,8% dan blanko permintaan yang telah ditempel
barkode diserahkan ke bagian hematologi untuk
proses pemeriksaan hemostatik.
8. Spesimen urin/feses dan blanko permintaan yang
telah ditempel barkode diserahkan ke bagian urinalisa
untuk proses pemeriksaan urin dan feses.
9. Spesimen darah untuk pemeriksaan kimia klinik
dapat diterima sampai dengan jam 12.00 WIB,
hematologi jam 13.00 WIB dan urin jam 13.00 WIB.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN
PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PASIEN RAWAT INAP

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2016
OPERASIONAL dr.

PENGERTIAN Prosedur pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium


pasien rawat inap adalah tata cara pengambilan hasil
pemeriksaan laboratorium bagi pasien yang berasal dari
Instalasi Rawat Inap di Instalasi Laboratorium Sentral
yang berlaku di Instalasi Laboratorium Sentral dan telah
dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis di Instalasi Laboratorium
Sentral

KEBIJAKAN 1. Per dir


(Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik)

PROSEDUR 1. Hasil pemeriksaan laboratorium yang telah selesai


diperiksa dan telah ditandatangani oleh dokter
pemeriksa atau petugas lain yang terkait,
dikumpulkan di bagian administrasi oleh petugas
administrasi rawat inap laboratorium sentral.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium yang akan
diserahkan kepada petugas rawat inap harus
dilampiri :
a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium asli
warna putih (untuk klaim jaminan rawat inap
bagi pasien askes, askeskin, dan JKN)
b. Print out bukti pelayanan tindakan dari billing
system atau LIS rangkap dua (untuk klaim
jaminan rawat inap bagi pasien askes dan
askeskin)
3. Hasil pemeriksaan laboratorium sentral yang telah
selesai dapat diambil oleh petugas rawat inap
(perawat, dokter, atau tenaga lain yang bertugas di
instalasi rawat inap) mulai jam 12.00 WIB di
administrasi laboratorium sentral.
4. Hasil pemeriksaan laboratorium yang selesai setelah
jam 1..00 dapat diambil di laboratorium IGD oleh
petugas rawat inap (perawat, dokter, atau tenaga
lain yang bertugas di instalasi rawat inap), dengan
mencocokkan hasil yang akan diambil dan catatan
pada buku ekspedisi, menandatangani dan menulis
nama terang
PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PASIEN RAWAT INAP

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
pada buku ekspedisi.
5. Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologi dan
patologi anatomi yang telah selesai, dapat diambil
oleh petugas rawat inap (perawat, dokter, atau
tenaga lain yang bertugas di instalasi rawat inap)
atau keluarga pasien di laboratorium yang
bersangkutan sesuai dengan waktu yang dijanjikan
oleh petugas laboratorium
6. Semua hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan
kepada petugas rawat inap dengan menandatangani
dan membuat nama jelas pada buku ekspedisi hasil
pemeriksaan laboratorium.
7. Hasil pemeriksaan laboratorium juga dapat dikirim
melalui pneumatic tube sesuai dengan permintaan
petugas rawat inap.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN
PELAYANAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN
PASIEN RAWAT JALAN DI LABORATORIUM
SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr.

PENGERTIAN Prosedur pelayanan dan penerimaan spesimen pasien


rawat jalan di Instalasi Laboratorium Sentral adalah tata
cara pelayanan, penerimaan, pencatatan pasien dan
spesimen untuk pemeriksaan laboratorium terhadap
pasien rawat inap, yang berlaku di Instalasi Laboratorium
Sentral dan telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis di Instalasi Laboratorium
Sentral

KEBIJAKAN 1. Per dir.


(Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik)

1. Pasien rawat jalan yang datang dan membawa surat


permintaan pemeriksaan laboratorium dari dokter
diterima dan dilayani oleh petugas administrasi
laboratorium bagian penerimaan pasien rawat jalan.
2. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)
yang telah diisi dengan jelas data pasien lengkap,
jenis pemeriksaan yang dibutuhkan, diagnosis
penyakit dan ditanda tangani oleh dokter pengirim
dari rawat jalan dicatat dalam buku register dan
dientrikan ke LIS.
3. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium sentral, dan
dientrikan ke LIS meliputi:
a. Nomor urut laboratorium sentral SID (secara
otomatis).
b. Identitas pasien (nama, alamat, jenis
kelamin, umur)
c. Nomor rekam medik dan nomor Surat
Elegibilitas Peserta (SEP)
d. Status cara bayar pasien (Askes, Askin, IKS,
tunai, JKN, BPJS)
e. Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
f. Tanggal permintaan pemeriksaan
g. Diagnosis atau keterangan klinik
4. Parameter jenis pemeriksaan laboratorium klinik yang
diminta diberi tanda silang (x) atau cek list (v).
PELAYANAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN
PASIEN RAWAT JALAN DI LABORATORIUM
SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
5. Data pasien dan permintaan pemeriksaan
laboratorium di entrikan ke LIS
6. Surat bukti registrasi masuk dan barkode data pasien
di print dari LIS untuk ditempelkan pada surat
permintaan laboratorium dan wadah sampel.
7. Pasien Ikatan Kerja Sama (IKS) harus melampirkan
surat rujukan dari dokter perusahaan, dan foto kopi
kartu ASTEK
8. Pasien yang bayar tunai diberikan surat bukti
registrasi masuk untuk membayar tagihan biaya
pemeriksaan laboratorium di kasir ..
9. Pasien yang telah menyelesaikan registrasi masuk
dan pembayaran biaya pemeriksaan bagi pasien
umum, menunggu giliran untuk melakukan
pengambilan sampel darah, urin, feses dan sampel
lain di ruang pengambilan spesimen laboratorium
sentral.
10. Spesimen diambil oleh petugas laboratorium sesuai
dengan kebutuhan pemeriksaan (darah, urin, feses,
dan lain-lain) di ruang pengambilan spesimen.
11. Spesimen darah tanpa antikoagulan dan blanko
permintaan pemeriksaan laboratorium yang telah
ditempel barkode diserahkan ke bagian pengolahan
sampel untuk proses selanjutnya terhadap
pemeriksaan kimia klinik dan imunologi.
12. Spesimen darah dengan anti koagulan EDTA dan
blanko permintaan pemeriksaan laboratorium yang
telah ditempel barkode diserahkan ke bagian
hematologi untuk proses pemeriksaan hematologi.
13. Spesimen darah dengan antikoagulan natrium
sitras 3,8% dan blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium yang telah ditempel barkode diserahkan
ke bagian hematologi untuk proses pemeriksaan
hemostatik.
14. Spesimen urin dan blanko permintaan pemeriksaan
laboratorium yang telah ditempel barkode diserahkan
ke bagian urinalisis untuk proses pemeriksaan
urinalisis.
15. Pasien dari rawat jalan dapat diterima dan dilayani
pada Hari Senin - Jumat jam 07.30 - 1..00 WIB

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN

PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM PASIEN RAWAT JALAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2016
OPERASIONAL dr.

PENGERTIAN Prosedur pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium


pasien rawat jalan adalah tata cara pengambilan hasil
pemeriksaan laboratorium bagi pasien yang berasal dari
Instalasi Rawat Inap di Instalasi Laboratorium Sentral
yang berlaku di Instalasi Laboratorium Sentral dan telah
dibakukan.
TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,
stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis di Instalasi Laboratorium
Sentral
KEBIJAKAN 1. Per dir..
Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik)

PROSEDUR 1. Hasil pemeriksaan laboratorium yang telah selesai


diperiksa diferivikasi, diprint out dan telah
ditandatangani oleh dokter pemeriksa atau petugas
lain yang terkait, dikumpulkan di bagian administrasi
rawat jalan oleh petugas administrasi rawat jalan
laboratorium sentral.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang telah
selesai diperiksa dapat diambil oleh pasien atau
keluarganya di bagian administrasi rawat jalan mulai
jam 12.00 WIB atau sesuai dengan waktu yang telah
di janjikan.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium yang selesai setelah
jam 1..00 WIB dapat diambil di administrasi rawat
jalan pada hari berikutnya mulai jam 08.00 WIB.
4. Hasil diserahkan kepada pasien dengan memberikan
tanda pada buku register bahwa hasil pemeriksaan
laboratorium pasien yang bersangkutan telah
diserahkan.
5. Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologi dan
patologi anatomi yang telah selesai diperiksa dapat
diambil oleh pasien atau keluarganya di bagian
laboratorium yang bersangkutan sesuai dengan
waktu yang telah di janjikan.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, bagian terkait lain


DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab, buku ekspedisi hasil
TERKAIT lab
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN
PELAYANAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN
PASIEN RAWAT INAP DI LABORATORIUM 2.
JAM/ IGD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr.

PENGERTIAN Prosedur pelayanan dan penerimaan spesimen pasien


rawat inap di laboratorium 2. jam/ IGD Instalasi
Laboratorium Sentral adalah tata cara pelayanan,
penerimaan, pencatatan pasien dan spesimen, pasien
rawat inap di laboratorium 2. jam/ IGD Instalasi
Laboratorium Sentral untuk pemeriksaan laboratorium
cito, yang berlaku di Instalasi Laboratorium Sentral dan
telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis di Instalasi Laboratorium
Sentral.

KEBIJAKAN 1. Per dir..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Laboratorium 2. Jam/ IGD hanya melayani


pemeriksaan cito.
2. Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang dianggap
penting dan harus segera dilaksanakan untuk
kepentingan pasien, yaitu terdiri dari :
a. Pemeriksaan hemoglobin
b. Pemeriksaan hitung jumlah leukosit
c. Pemeriksaan hitung jumlah trombosit
d. Pemeriksaan waktu perdarahan dan pembekuan
darah (diganti dengan pemeriksaan PT dan APTT)
e. Pemeriksaan glukosa urin
f. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu
g. Pemeriksaan urea darah
h. Analisa gas darah
i. Pemeriksaan elektrolit darah
j. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu segera
dilakukan untuk kepentingan pasien.
3. Semua jenis spesimen untuk pemeriksaan cito di
laboratorium 2. jam/IGD diambil dan diantarkan oleh
petugas rawat inap ke laboratorium 2. jam/IGD.

PELAYANAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN


PASIEN RAWAT INAP DI LABORATORIUM 2.
JAM/ IGD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SPO-LAB-GEN-05 . 2/2
4. Spesimen dan permintaan pemeriksaan laboratorium
dapat dikirim melalui pneumatic tube.
5. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)
rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap,
jenis pemeriksaan yang dibutuhkan, diagnosis dan
ditanda tangani oleh dokter pengirim dari rawat inap
disertai dengan bahan pemeriksaan diterima dan
dilayani oleh petugas laboratorium 2. jam/IGD .
6. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium 2. jam/IGD,
meliputi:
a. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b. Tempat perawatan pasien (bangsal, ruangan,
kelas)
c. Nomer rekam medik
d. Status cara bayar pasien ( Askes, Askin,
Jamkesmas, Jamkesda, IKS, tunai, JKN)
e. Nama dan tanda tangan dokter yang meminta
pemeriksaan laboratorium
f. Tanggal permintaan pemeriksaan
g. Waktu permintaan pemeriksaan.
h. Waktu pengambilan spesimen.
i. Diagnosis atau keterangan klinik
j. Parameter jenis pemeriksaan laboratorium yang
diminta diberi tanda silang (x) atau cek list (v).
7. Data pasien dan pemeriksaan yang diminta dokter di
entrikan ke LIS.
8. Print out barkode untuk ditempel pada SPPL
9. Spesimen dilihat apakah memenuhi syarat untuk
pemeriksaan yang diminta atau tidak.
10. Jika spesimen tidak memenuhi syarat pemeriksaan
maka segera diberitaukan kepada petugas yang
mengantarkan spesimen untuk diminta spesimen
yang baru, sesuai dengan permintaan pemeriksaan.
Atau diberitahukan kepada bagian pengirim sampel
melalui via telpon bahwa spesimen tidak dapat
diperiksa karena tidak memenuhi persyaratan sampel
misalnya sampel darah lisis.
11. Spesimen yang memenuhi persyaratan segera
diperiksa sesuai dengan permintaan pemeriksaan di
laboratorium 2. jam/IGD
12. Pengantar spesimen diminta untuk menunggu hasil
pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan yang
diminta, atau hasil dapat dikirim melalui pneumatic
tube.
13. Hasil pemeriksaan secara on line dapat di lihat di
komputer masing-masing irna atau IGD setelah
diverifikasi oleh dokter.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN
PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PASIEN RAWAT INAP DI
LABORATORIUM 2. JAM/ IGD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/1
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2016
OPERASIONAL dr.

PENGERTIAN Prosedur pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium


pasien rawat inap adalah tata cara pengambilan hasil
pemeriksaan laboratorium cito bagi pasien yang berasal
dari Instalasi Rawat Inap di laboratorium 2. jam/ IGD
Instalasi Laboratorium Sentral yang berlaku dan telah
dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis di Instalasi Laboratorium
Sentral.

KEBIJAKAN 1. Per die.


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hasil pemeriksaan di laboratorium 2. jam dapat


ditunggu dan dapat diambil dalam waktu 1 jam oleh
petugas rawat inap (dokter, perawat, atau petugas
lain yang bertugas).
2. Hasil pemeriksaan laboratorium yang telah selesai
diperiksa dan telah ditandatangai oleh dokter
pemeriksa atau petugas terkait yang
bertanggungjawab, diserahkan kepada petugas rawat
inap atau dikirim melalui pneumatic tube sesuai
dengan kesepakatan.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium yang akan
diserahkan kepada petugas rawat inap harus
dilampiri :
a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium asli
warna putih (untuk klaim jaminan rawat inap
bagi pasien askes, askeskin dan JKN)
b. Print out bukti pelayanan tindakan dari billing
system rangkap dua (untuk klaim jaminan rawat
inap bagi pasien askes, askeskin dan JKN)
4. Semua hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan
kepada petugas rawat inap dengan menandatangani
buku ekspedisi hasil pemeriksaan laboratorium.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat
DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab, buku ekspedisi hasil
TERKAIT lab
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN
PELAYANAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN
PASIEN
DI LABORATORIUM 2. JAM/ IGD
DARI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan dan penerimaan spesimen pasien
rawat darurat dari IGD di laboratorium 2. jam/ IGD
Instalasi Laboratorium Sentral adalah tata cara
pelayanan, penerimaan, pencatatan pasien dan
spesimen, pasien rawat darurat di laboratorium 2. jam/
IGD Instalasi Laboratorium Sentral untuk pemeriksaan
laboratorium cito, yang berlaku di Instalasi Laboratorium
Sentral dan telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis di Instalasi Laboratorium
Sentral

KEBIJAKAN 1.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Laboratorium 2. Jam/IGD hanya melayani


pemeriksaan cito.
2. Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang
dianggap penting dan harus segera dilaksanakan
untuk kepentingan pasien, terdiri dari :
a. Pemeriksaan hemoglobin
b. Pemeriksaan hitung jumlah leukosit
c. Pemeriksaan hitung jumlah trombosit
d. Pemeriksaan waktu perdarahan dan pembekuan
darah (diganti dengan pemeriksaan PT dan APTT)
e. Pemeriksaan glukosa urin
f. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu
g. Pemeriksaan urea darah
h. Analisa gas darah
i. Pemeriksaan elektrolit darah
j. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu segera
dilakukan untuk kepentingan pasien.
3. Semua jenis spesimen untuk pemeriksaan cito di
laboratorium 2. jam/ IGD diambil dan diantarkan oleh
petugas (dokter, perawat, atau petugas lain) dari
Instalasi Gawat Darurat ke laboratorium 2. jam/ IGD
atau dikirim melalui pneumatic tube yang tersedia.

PELAYANAN DAN PENERIMAAN SPESIMEN


. PASIEN
DI LABORATORIUM 2. JAM/ IGD
DARI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 2/2
4. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)
rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap ,
jenis pemeriksaan yang dibutuhkan, diagnosis pasien
dan ditanda tangani oleh dokter pengirim dari disertai
dengan bahan pemeriksaan diterima dan dilayani
oleh petugas laboratorium 2. jam/ IGD .
5. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium 2. jam/ IGD,
meliputi:
a. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b. Nomor rekam medik
c. Status cara bayar pasien (Askes, Askin,
Jamkesmas, Jamkesda, IKS, tunai, JKN, BPJS)
d. Nama dan tanda tangan dokter yang meminta
pemeriksaan laboratorium
e. Tanggal permintaan pemeriksaan
f. Waktu permintaan pemeriksaan.
g. Waktu pengambilan spesimen.
h. Diagnosis atau keterangan klinik
i. Parameter jenis pemeriksaan laboratorium yang
diminta diberi tanda silang (x) atau cek list (v).
6. Data pasien dan pemeriksaan yang diminta dokter
di entrikan ke LIS
7. Barcode data pasien di print dan ditempelkan pada
SPPL
8. Spesimen dilihat apakah memenuhi syarat untuk
pemeriksaan yang diminta atau tidak.
9. Jika spesimen tidak memenuhi syarat pemeriksaan
maka segera di informasikan kepada petugas yang
mengantarkan spesimen untuk diminta spesimen
yang baru, sesuai dengan permintaan pemeriksaan,
atau diberitahukan via telpon kepada bagian pengirim
specimen bahwa specimen yang dikirim tidak dapat
diperiksa karena tidak memenuhi syarat
pemeriksaan, misalnya darah lisis.
10. Spesimen segera diperiksa sesuai dengan
permintaan pemeriksaannya di laboratorium 2.
jam/IGD
11. Pengantar spesimen diminta untuk menunggu hasil
pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan yang
diminta, atau hasil dapat dikirim melalui pneumatic
tube sesuai dengan kesepakatan.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab, buku ekspedisi hasil


TERKAIT lab

DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit


RUJUKAN

PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM
PASIEN GAWAT DARURAT
DI LABORATORIUM 2. JAM/ IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
. 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium
pasien rawat rawat gawat darurat adalah tata cara
pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium cito bagi
pasien yang berasal dari Instalasi Gawat Darurat di
laboratorium 2. jam/ IGD Instalasi Laboratorium Sentral
yang berlaku dan telah dibakukan.
TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,
stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis di Instalasi Laboratorium
Sentral
KEBIJAKAN
1. Per..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hasil pemeriksaan di laboratorium 2. jam dapat


ditunggu dan dapat diambil dalam waktu 1 jam oleh
petugas rawat darurat IGD (dokter, perawat, atau
petugas lain yang bertugas).
2. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada monitor
komputer yang ada di irna atau IGD secara on line
setelah hasil pemeriksaan diverifikasi oleh dokter.
3. Hasil pemeriksaan dapat dikirim melalui pneumatic
tube sesuai dengan kesepakatan petugas.
4. Hasil pemeriksaan laboratorium yang telah selesai
diperiksa dan telah ditandatangai oleh dokter
pemeriksa atau petugas terkait yang
bertanggungjawab, diserahkan kepada petugas rawat
darurat IGD.
5. Hasil pemeriksaan laboratorium yang akan
diserahkan kepada petugas rawat darurat harus
dilampiri :
a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium asli
warna putih (untuk klaim jaminan rawat inap bagi
pasien askes dan askeskin)
b. Prin out bukti pelayanan tindakan dari billing
system rangkap dua (untuk klaim jaminan rawat
inap bagi pasien askes dan askeskin)
6. Semua hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan
kepada petugas rawat inap dengan menandatangani
buku ekspedisi hasil pemeriksaan laboratorium.
PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PASIEN GAWAT DARURAT
DI LABORATORIUM 2. JAM/ IGD
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
SPO-LAB-GEN-08 . 2/2
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab, buku ekspedisi hasil


TERKAIT lab

DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit


RUJUKAN
PENGAMBILAN DAN PENANGANAN
SPESIMEN YANG DILAKSANAKAN OLEH
DOKTER ATAU PERAWAT TERLATIH DI IRNA,
IGD, ICU, CVCU, Neoristi, & BAGIAN LAIN
. NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/3
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2016
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pengambilan dan penanganan spesimen yang
dilaksanakan oleh dokter atau perawat terlatih di instalasi
rawat inap, IGD, ICU, CVCU, Neoristi dan bagian lain
adalah tata cara pengambilan, penampungan,
penyimpanan, pengiriman dan penanganan spesimen
yang dilaksanakan oleh dokter atau perawat terlatih dari
instalasi rawat inap, IGD, ICU, CVCU, Neoristi, dan bagian
lain terdiri dari spesimen darah, urin, feses dan cairan
tubuh untuk dikirim dan diperiksa di Instalasi
Laboratorium Sentral yang telah dibakukan

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban penanganan, kelancaran,


keamanan, kualitas dan stabilitas spesimen pasien di
Instalasi Laboratorium Sentral .

KEBIJAKAN
1. Per dir
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR SPESIMEN DIAMBIL OLEH DOKTER ATAU PERAWAT


TERLATIH DI INSTALASI RAWAT INAP, IGD, ICU, CVCU,
Neoristi, dan BAGIAN LAIN
1. Darah arteri dengan antikoagulan heparin untuk
analisa gas darah (AGD), Elektrolit (K +, Na+, Cl-, Ca
ion).
a. Spesimen darah arteri diambil secara aseptik
sebanyak 1-2 ml dengan menggunakan spuit
yang telah dibilas litium heparin atau natrium
heparin dan dihomogenkan, untuk analisa gas
darah dan elektrolit.
b. Spesimen dalam spuit dihindarkan dari
hubungan langsung terhadap udara luar dengan
cara menusukkan ujung jarum kepada karet
penutup botol flakon yang bersih dan kering atau
gabus.
c. Spesimen segera diantarkan ke laboratorium
dalam wadah termos yang berisi es batu.
d. Spesimen harus diperiksa dalam waktu kurang
dari 10 menit.
2. Darah vena tanpa antikoagulan untuk pemeriksaan
kimia klinik.
a. Darah vena tanpa antikoagulan untuk
pemeriksaan fungsi
PENGAMBILAN DAN PENANGANAN
SPESIMEN YANG DILAKSANAKAN OLEH
DOKTER ATAU PERAWAT TERLATIH DI IRNA,
IGD, ICU, CVCU, Neoristi, & BAGIAN LAIN
. NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 2/3
hati, ginjal, lemak, jantung dan elektrolit
sebanyak 5-8 ml
b. Darah vena tanpa antikoagulan untuk
pemeriksaan imunologi 5-8 ml
c. Spesimen darah dalam spuit harus segera
diantarkan ke laboratorium dalam waktu 30
menit setelah pengambilan darah.
3. Darah vena dengan anti koagulan EDTA 2 mg untuk
pemeriksaan hematologi (darah rutin) pada pasien
yang disertai pemeriksaan kimia klinik atau imunologi
dalam waktu bersamaan.
a. Spesimen darah vena diambil sebanyak 2 ml dan
dimasukkan kedalam botol flakon berisi EDTA
kristal 2 mg sebagai anti koagulan yang telah
disediakan oleh laboratorium klinik.
b. Spesimen darah dalam botol flakon segera di
goyang-goyangkan membentuk angka 8 sampai
kristal EDTA larut semua.
c. Spesimen darah dalam wadah ditutup dan harus
segera diantarkan ke laboratorium dalam waktu
30 menit setelah pengambilan darah.
4. Darah vena dengan anti koagulan natrium sitrat 3,8 %
untuk pemeriksaan fungsi hemostatik (PT, APTT,
Fibrinogen, INR)
a. Spesimen darah vena diambil sebanyak .,5 ml
dan ditambahkan larutan natrium sitras 3,8 %
sebanyak 0,5 ml sebagai anti koagulan, dan
segera dicampur, atau spesimen darah vena
diambil sebanyak 3 ml kemudian dimasukkan
kedalam tabung vacutainer 2,7 ml yang berisi
larutan natrium sitras khusus untuk pemeriksaan
fungsi hemostatik, kemudian di campur supaya
darah tidak beku
b. Spesimen diberi identitas pasien lengkap.
c. Spesimen darah yang telah dicampur dengan
anti koagulan natrium sitrat 3,8% harus segera
diantarkan ke laboratorium dalam waktu 30
menit setelah pengambilan darah.
5. Spesimen urin dan feses untuk pemeriksaan urin rutin,
dan feses rutin diambil dan diantarkan oleh petugas
Instalasi Rawat Inap ke laboratorium klinik dalam botol
flakon yang tertutup rapat dan diberi identitas pasien.
Spesimen harus segera diantarkan ke laboratorium
dalam waktu 30 menit setelah pengambilan bahan.
6. Spesimen cairan otak, eksudat atau transudat (cairan
pleura, asites, sendi, pericardium dll) diambil dan
diantarkan oleh dokter, perawat, atau petugas lain
dari Instalasi Rawat Inap ke laboratorium 2. jam/IGD
Instalasi Laboratorium Sentral. Spesimen harus segera
diantarkan ke laboratorium dalam waktu kurang dari
30 menit setelah pengambilan bahan.
7. Spesimen darah, urin, dan lain-lain untuk pemeriksaan
cito di laboratorium 2.jam/IGD diambil dan diantarkan
oleh dokter, perawat terlatih atau petugas lain yang
telah terlatih dari Instalasi Rawat Inap ke laboratorium
2. jam/IGD, dan hasil pemeriksaan dapat ditunggu
dalam waktu kurang dari dua jam.
PENGAMBILAN DAN PENANGANAN
SPESIMEN YANG DILAKSANAKAN OLEH
DOKTER ATAU PERAWAT TERLATIH DI IRNA,
IGD, ICU, CVCU, Neoristi, & BAGIAN LAIN
. NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
3 3/3
Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang dianggap
penting dan harus segera dilaksanakan.
Pemeriksaan tersebut terdiri atas :
a. Pemeriksaan hemoglobin (Hb)
b. Pemeriksaan hitung jumlah lekosit
c. Pemeriksaan hitung jumlah trombosit
d. Pemeriksaan waktu perdarahan
e. Pemeriksaan waktu pembekuan darah
f. Pemeriksaan glukosa urin
g. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan urea darah
Pemeriksaan kreatinin darah
Analisa gas darah
Pemeriksaan elektrolit darah
l. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu segera
dilakukan demi kepentingan pasien.
8. Spesimen darah, urin, dan lain-lain untuk pemeriksaan
di laboratorium IGD diambil dan diantarkan oleh
dokter, perawat terlatih atau petugas lain yang telah
terlatih dari IGD ke laboratorium IGD, atau dikirim
melalui pneumatic tube dan hasil pemeriksaan dapat
ditunggu dalam waktu kurang dari dua jam.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, ICU, CVCU,
Neoristi dan Bagian Lain

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN

KEBIJAKAN PENGAMBILAN DAN


PENANGANAN SPESIMEN YANG
DILAKSANAKAN OLEH DOKTER, ANALIS
ATAU PETUGAS PENGAMBILAN DARAH YANG
TELAH TERLATIH DARI LABORATORIUM
. NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/1
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
TANGGAL REVISI
KEBIJAKAN
dr. .
.
PENGERTIAN Kebijakan pengambilan dan penanganan spesimen yang
dilaksanakan oleh dokter, analis, atau petugas
pengambilan darah yang telah terlatih di laboratorium
adalah tata cara pengambilan, penampungan,
penyimpanan dan penanganan spesimen yang
dilaksanakan oleh dokter analis, atau petugas
pengambilan darah yang telah terlatih di laboratorium
terdiri dari spesimen darah, urin dan feses untuk
diperiksa di Instalasi Laboratorium Sentral yang telah
dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban penanganan, kelancaran,


keamanan, kualitas dan stabilitas spesimen pasien di
Instalasi Laboratorium Sentral .

KEBIJAKAN 1. Per dir..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

JENIS SPESIMEN 1. Darah vena untuk pemeriksaan darah rutin dengan


anti koagulan EDTA tanpa disertai pemeriksaan kimia
klinik
2. Darah vena dengan anti koagulan Natrium Sitrat 3,8 %
untuk pemeriksaan fungsi hemostatik.
3. Darah vena untuk pemeriksaan kimia klinik
4. Darah kapiler
5. Spesimen darah untuk pasien yang dirawat di kelas I
dan kelas utama.
6. Spesimen darah, urin, dan feses yang berasal dari
rawat jalan

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan lab, buku ekspedisi hasil


TERKAIT lab

DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit


RUJUKAN

PENGAMBILAN DARAH VENA


PADA LIPAT SIKU ( VENA FOSSA CUBITI)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pengambilan darah vena pada lipat siku (vena
Vosa Cubiti) adalah tata cara pengambilan dan
penampungan, darah vena yang diambil dari vena lipat
siku oleh dokter, perawat, analis, atau petugas lain yang
diberi tugas dalam pengambilan spesimen darah untuk
pemeriksaan laboratorium di Instalasi Laboratorium
Sentral yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban penanganan, kelancaran,


keamanan, kualitas dan stabilitas spesimen pasien di
Instalasi Laboratorium Sentral .
KEBIJAKAN 1. Per dir..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Siapkan spuit disposible


2. Bersihkan vena pada lipat siku dengan alcohol 70 %
3. Pasang ikatan pembendung (torniquet) pada lengan
atas.
4. Pasien diminta mengepalkan tangannya.
5. Tegangkan kulit diatas vena dengan tangan kiri
6. Buat tusukan pada vena dengan spuit
7. Hisap darah dengan spuit tersebut sesuai dengan
kebutuhan
8. Lepaskan torniquet dari lengan atas.
9. Letakkan kapas diatas tusukan jarum spuit
10. Cabut spuit dari vena dengan hati-hati
11. Pasien diminta melipat sikunya atau menekan
kapas pada bekas tusukan beberapa menit
12. Darah dipindahkan kedalam wadah (tabung) sesuai
dengan kebutuhan
13. Buang spuit bekas ketempat yang telah disediakan.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat


DOKUMEN SPO pengambilan specimen, SPPL, Blanko Hasil
TERKAIT Pemeriksaan lab, buku ekspedisi hasil lab
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN

PEGAMBILAN DARAH KAPILER PADA JARI


TANGAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pengambilan darah kapiler pada jari-jari tangan
adalah tata cara pengambilan dan penampungan, darah
kapiler yang diambil dari jari-jari tangan oleh dokter,
perawat, analis, atau petugas lain yang diberi tugas
dalam pengambilan spesimen darah untuk pemeriksaan
laboratorium di Instalasi Laboratorium Sentral yang telah
dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban penanganan, kelancaran,


keamanan, kualitas dan stabilitas spesimen pasien di
Instalasi Laboratorium Sentral .

KEBIJAKAN 1. Per dir..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Siapkan lanset disposible


2. Bersihkan ujung jari manis atau jari tengah dengan
alcohol 70 %
3. Pegang jari manis agar tidak bergerak.
4. Buat tusukan dengan arah melintang garis-garis
sidik jari
5. Biarkan darah keluar dengan sendirinya.
6. Buang tetes darah yang pertama dengan kapas
kering
7. Tetes darah berikutnya boleh dipakai untuk
spesimen pemeriksaan yang dibutuhkan.
8. Tutup bekas luka tusukan dengan kapas apabila
spesimen darah yang dibutuhkan telah terpenuhi.
9. Pasien diminta menekan kapas tersebut untuk
beberapa waktu sampai darah tidak keluar lagi.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPO pengambilan specimen, SPPL, Blanko Hasil


TERKAIT Pemeriksaan lab, buku ekspedisi hasil lab

DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit


RUJUKAN

PENGAMBILAN URIN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/2
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pengambilan urine adalah tata cara
pengambilan dan penampungan urin pagi, urin 2 jam PP,
urin tampung 2. jam dan urin sewaktu oleh dokter,
perawat, analis, atau petugas lain yang diberi tugas
dalam pengambilan spesimen urin untuk pemeriksaan
laboratorium di Instalasi Laboratorium Sentral yang telah
dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban penanganan, kelancaran,


keamanan, kualitas dan stabilitas spesimen pasien di
Instalasi Laboratorium Sentral .

KEBIJAKAN 1. Per dir.


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Urin pagi


Urin yang dikeluarkan pertama kali pada waktu
bangun tidur, ditampung dengan pot urin berulir yang
bersih dan kering, diberi label, dan segera dibawa ke
laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin
2. Urin 2 jam PP
Urin yang dikeluarkan 2 jam setelah makan,
ditampung dengan pot urin berulir yang bersih dan
kering, diberi label, dan segera dibawa ke
laboratorium untuk pemeriksaan glukosa urin 2 jam
setelah makan.
3. Urin tampung 2. jam
Urin yang ditampung selama 2. jam mulai dari jam
07.00 sampai dengan 07.00 pagi berikutnya,
ditampung dengan botol yang cukup besar dengan
volume lebih kurang 2 liter diberi pengawet atau
disimpan dalam suhu 2-8 C (kulkas) dan diukur
volumenya. Spesimen dicampur dan diambil 50ml
dalam botol yang bersih dan kering, diberi label, dan
segera dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan
protein urin kuantitatif (Esbach) dan klirens tes.
4. Urin sewaktu
Urin yang dikeluarkan sewaktu-waktu, ditampung
dengan pot urin berulir yang bersih dan kering, diberi
bertutup, label, dan segera

PENGAMBILAN URIN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SPO-LAB-GEN-13 . 2/2
.
dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan benda
benda keton dan pemeriksaan lain.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPO pengambilan specimen, SPPL, Blanko Hasil


TERKAIT Pemeriksaan lab

DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit


RUJUKAN
PEGAMBILAN FESES

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


3 1/1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pengambilan feses adalah tata cara
pengambilan dan penampungan feses defekasi spontan
oleh dokter, perawat, analis, atau petugas lain yang
diberi tugas dalam pengambilan spesimen feses untuk
pemeriksaan laboratorium di Instalasi Laboratorium
Sentral yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban penanganan, kelancaran,


keamanan, kualitas dan stabilitas spesimen pasien di
Instalasi Laboratorium Sentral .

KEBIJAKAN 1. Per dir


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik
PROSEDUR Feses diambil dari defekasi spontan menggunakan lidi
atau alat lain, spesimen diambil lebih kurang 1 gram,
ditampung dalam wadah bertutup terbuat dari plastik
atau kaca, diberi label dan segera dikirim ke
laboratorium.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPO pengambilan specimen, SPPL, Blanko Hasil


TERKAIT Pemeriksaan lab

DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit


RUJUKAN

PEMISAHAN SERUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SPO-LAB-GEN-15 . 1/1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2 MEI 201.
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pemisahan serum adalah tata cara pemisahan,
pengambilan dan penampungan serum dari bekuan
darah oleh dokter, analis, atau petugas lain yang diberi
tugas dalam pengambilan dan pengolahan spesimen
darah untuk pemeriksaan laboratorium di Instalasi
Laboratorium Sentral yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban penanganan, kelancaran,


keamanan, kualitas dan stabilitas spesimen pasien di
Instalasi Laboratorium Sentral .

KEBIJAKAN 1. Per dir..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Darah yang telah membeku dalam tabung


centrifuge dipusing selama 10 menit menggunakan
centrifuge dengan kecepatan 3500 .000 RPM.
2. Pisahkan serum yang jernih dari bekuan darahnya.
3. Serum ditampung dalam wadah serum.
4. Serum siap dipakai untuk spesimen pemeriksaan
yang diperlukan atau disimpan dalam kulkas untuk
penundaan pemeriksaan

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPO Pengolahan Spesimen, SPPL, Blanko Hasil


TERKAIT Pemeriksaan, buku ekspedisi hasil lab

DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit


RUJUKAN Buku-buku prosedur pemeriksaan lab

PEMISAHAN PLASMA SITRAS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SPO-LAB-GEN-16 . 1/1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2 MEI 201.
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pemisahan plasma sitras adalah tata cara
pemisahan, pengambilan dan penampungan plasma
sitras dari sel-sel darah oleh dokter, analis, atau petugas
lain yang diberi tugas dalam pengambilan dan
pengolahan spesimen darah untuk pemeriksaan
laboratorium di Instalasi Laboratorium Sentral yang telah
dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban penanganan, kelancaran,


keamanan, kualitas dan stabilitas spesimen pasien di
Instalasi Laboratorium Sentral .

KEBIJAKAN 1. Per dir...


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Darah dengan anti koagulan natrium sitras 3,8%


dalam tabung centrifuge di pusing selama 15 menit
dengan kecepatan 3500 RPM.
2. Pisahkan plasma sitras yang jernih dari endapan
eritrositnya dan siap untuk spesimen pemeriksaan
fungsi hemostatik.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan, buku ekspedisi hasil lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN Buku-buku prosedur pemeriksaan lab

PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/2
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Program orientasi pegawai baru di Instalasi Laboratorium
Sentral adalah program pengenalan lingkungan tempat
kerja terhadap pegawai yang baru masuk bekerja di
Instalasi Laboratorium Sentral baik sebagai tenaga
administrasi, dokter, maupun tenaga teknik
laboratorium.

TUJUAN 1. Agar pegawai yang baru masuk bekerja di lingkungan


laboratorium mengerti dan memahami lingkungan
tempat mereka bekerja sehingga dapat segera
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat
bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan tugas dan
kewajibannya.
2. Agar pegawai yang baru masuk bekerja di lingkungan
laboratorium mengerti dan memahami tugas, fungsi
dan tanggung jawab mereka dalam bekerja.
3. Agar pegawai yang baru masuk bekerja di lingkungan
laboratorium mengerti dan memahami kewenangan,
hak dan kewajiban mereka sebagai pegawai di
Instalasi Laboratorium Sentral tempat mereka bekerja

KEBIJAKAN 1. Per dir..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik
PROSEDUR Pengenalan lingkungan Instalasi Laboratorium Sentral
terhadap semua pegawai yang baru masuk bekerja di
laboratorium baik tenaga administrasi, tehnik
laboratorium (analis), dokter, maupun tenaga lain.
Program yang diperkenalkan terhadap pegawai baru
adalah sebagai berikut :
1. Hak dan kuwajiban sebagai pegawai
dilingkungan Instalasi Laboratorium Sentral ..
2. Kewenangan, tugas dan tanggung jawab
sebagai pegawai atau pejabat di Instalasi
Laboratorium Sentral ..
3. Tugas pokok dan tugas tambahan sebagai
pegawai di Instalasi Laboratorium Sentral ..
PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
4. Struktur Organisasi . dan Instalasi
Laboratorium Sentral.
5. Pengenalan terhadap alur pelayanan pasien
rawat jalan dan rawat inap di Instalasi Laboratorium
Sentral.
6. Pengenalan pemeriksaan pemeriksaan yang
dapat dilakukan di Instalasi Laboratorium Sentral.
7. Pengenalan alat-alat laboratorium dan cara
pengoperasionalannya
8. Pengenalan kalibrasi alat-alat laboratorium
9. Pengenalan kontrol kualitas hasil
pemeriksaan laboratorium.
10. Pelatihan pelayanan pemeriksaan
laboratorium secara admisistrasi maupun teknik
laboratorium
11. Evaluasi hasil orientasi pelayanan terhadap
pasien

JADWAL ORIENTASI PEGAWAI BARU


Orientasi pegawai baru dilaksanakan minimal tiga
bulan pertama mulai masuk kerja, dan apabila belum
memahami dibagian yang bersangkutan dapat
diperpanjang.
a. Bagian administrasi 2 minggu
b. Bagian urinalisa 2 minggu
c. Bagian hematologi 2 minggu
d. Bagian kimia klinik 2 minggu
e. Bagian imunologi 2 minggu
f. Lababoratorium 2. jam/IGD 2 minggu

UNIT TERKAIT Bagian SDM, Bagian Diklit

DOKUMEN SPO Bagian Diklit


TERKAIT
DAFTAR Program Orientasi Bagian Diklit
RUJUKAN
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
. INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


3 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2016
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Program pendidikan dan pelatihan bagi staf Instalasi
Laboratorium Sentral adalah merupakan program
pengembangan pengetahuan dan kemampuan terhadap
staf laboratorium baik administrasi, teknik laboratorium,
maupun tenaga medis sehingga selalu dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama bidang kedokteran baik secara formal maupun
informal.

TUJUAN Program pendidikan dan pelatihan staf Instalasi


Laboratorium Sentral bertujuan untuk:
Mengembangkan, meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan sumber daya manusia agar dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
laboratorium terhadap masyarakat.

KEBIJAKAN 1. Per dir..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Program pendidikan dan pelatihan bagi staf Instalasi


Laboratorium Sentral disusun dan direncanakan
dalam bentuk program tahunan, yang diajukan
kepada Kepala Bagian Pendidikan dan Latihan SPH
yang meliputi program pendidikan formal (DIII , DIV,
S-1, S-2) dan pendidikan informal (pelatihan
pelatihan baik di lingkungan SPH maupun di instansi
lain).
2. Progam pelatihan bidang laboratorium bagi staf diluar
Instalasi Laboratorium Sentral juga disusun dan
dilaksanakan dalam bentuk program pelatihan
tahunan, yang meliputi antara lain pelatihan pra
analitik bagi analis dan perawat di lingkungan ..

UNIT TERKAIT Bagian SDM, Bagian Diklit


DOKUMEN SPO Bagian Diklit, Program Pengembangan SDM Intalasi
TERKAIT Laboratorium Sentral
DAFTAR Program pendidikan Bagian Diklit
RUJUKAN

.
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
.
TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

Mendidik, melatih dan mengembangkan potensi sumber daya manusia


(SDM) laboratorium merupakan suatu usaha yang harus dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan agar SDM laboratorium mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan
terutama laboratorium klinik yang berkembang sangat pesat pada masa
sekarang ini.
Sumber daya manusia merupakan asset yang tidak ternilai harganya
dan pendidikan merupakan modal dasar yang sangat penting mendapatkan
penghargaan tinggi, sedangkan melatih dan mengembangkan kemampuan
tenaga laboratorium merupakan usaha meningkatkan ketrampilan dalam
melakukan, menginterpretasi, dan mengevaluasi pemeriksaan laboratorium
sehingga dapat melaksanakan pelayanan laboratorium dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan standar pelayanan yang ada.
Pengembangan pendidikan terhadap karyawan yang sudah ada sangat
membantu meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat dan membantu mengembangkan karier tenaga yang
bersangkutan baik secara fungsional maupun struktural. Pendidikan dan
pelatihan pengembangan SDM tidak akan bermanfaat jika peserta tidak
mendapatkan peningkatan kemampuan atau motivasi untuk mendapatkan
keuntungan darinya
Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan
maka disinilah arti pentingnya peningkatan pendidikan dan ketrampilan
tenaga kesehatan. Peningkatan pendidikan tenaga laboratorium akan
membawa dampak positif terhadap hasil pelayanan yang diberikan,
disamping itu mutu pelayanan juga sangat dipengaruhi oleh sikap dan
ketrampilan profesional para pelakunya.
Pengembangan pendidikan dan pengetahuan tenaga laboratorium
sangat penting terutama bagi tenaga laboratorium garis depan yaitu tenaga
teknik laboratorium dengan tidak mengesampingkan tenaga penunjang lain
dan dokter patologi klinik. Program pengembangan SDM di Instalasi
Laboratorium Sentral . meliputi pengembangan pendidikan secara formal
maupun informal terhadap semua tenaga yang ada, disamping itu Instalasi
Laboratorium Sentral juga bekerja sama dengan Bagian Patologi Klinik
Universitas Andalas menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis.

II. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Meningkatkan mutu SDM laboratorium sehingga dapat memberikan
pelayanan yang profesional.

2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan mutu tenaga pranata laboratorium kesehatan dan
dokter patologi klinik.
b. Meningkatkan mutu layanan laboratorium klinik
c. Meningkatkan karier tenaga laboratorium klinik

III. Sasaran rencana pengembangan SDM laboratorium


melalui pendidikan formal :
1. Tenaga pranata laboratorium kesehatan lulusan SMAK, SAKMA atau
SMA.
Meningkatkan pendidikan tenaga pranata laboratorium kesehatan
lulusan SMAK, SAKMA, atau SMA kejenjang pendidikan D.III analis
kesehatan atau D.I Teknologi Tranfusi Darah
2. Tenaga pranata laboratorium kesehatan lulusan D.III analis kesehatan .
Meningkatkan pendidikan tenaga pranata laboratorium kesehatan
lulusan D.III analis kesehatan kejenjang D.IV analis kesehatan atau S-1
kesehatan .
3. Tenaga Dokter umum
Meningkatkan pendidikan profesi tenaga dokter umum menjadi dokter
spesialis patologi klinik atau S-2 bidang kesehatan lainnya.
4. Tenaga lulusan S-1 kesehatan atau S-1 umum
Meningkatkan pendidikan tenaga laboratorium lulusan S-1 kesehatan
atau S-1 umum kejenjang S-2 kesehatan atau S-2 manajemen.

IV. Strategi pengembangan tenaga pranata laboratorium


kesehatan di Instalasi Laboratorium Sentral
1. Analisa jumlah tenaga pranata laboratorium kesehatan terhadap beban
pelayanan di laboratorium sentral
2. Identifikasi tenaga pranata laboratorium kesehatan yang akan
mengikuti pengembangan pendidikan
3. Rancangan pengembangan staf pada pendidikan formal dengan
pertimbangan efektifitas, efisien dan tidak mengganggu pelayanan
laboratorium.
4. Rancangan pengembangan staf untuk lima tahun kedepan atau secara
bertahap setiap tahun diajukan kebagian diklit.
5. Bagian diklit memasukkan rancangan program pengembangan staf
laboratorium kedalam program pengembangan SDM rumah sakit Dr. M.
Djamil Padang.

V. Persyaratan tenaga yang akan mengikuti pendidikan


formal
1. Sehat jasmani dan rohani.
2. Mempunyai nilai DP3 dengan nilai baik minimal 2 tahun terakhir.
3. Mempunyai minat dan motivasi positif terhadap pelayanan
laboratorium di .
4. Telah bertugas sebagai PNS minimal dua tahun atau telah bertugas
kembali selama dua tahun setelah pendidikan terakhir.
5. Mempunyai dedikasi yang tinggi
6. Bersedia mengikuti seleksi administrasif di . oleh kepala Instalasi
Laboratorium Sentral dibawah koordinasi direktur medik dan
keperawatan
7. Bersedia mengikuti seleksi yang diadakan oleh Pusdiknakes atau
instansi pendidikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Bersedia bertugas kembali di . setelah selesai pendidikan untuk
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang didapat.
9. Bersedia tidak akan pindah tugas minimal tiga tahun setelah selesai
pendidikan.

VI. Rencana pengembangan staf Instalasi Laboratorium


Sentral melalui pelatihan.

1. Pelatihan yang dirancang untuk semua staf laboratorium


On thejob training ( OJT)
On the job training (OJT) adalah pelatihan langsung kerja. Pelatihan ini
dilakukan terhadap pegawai yang baru masuk atau pegawai yunior.
Pegawai yang baru masuk melakukan orientasi training kerja dibawah
bimbingan langsung penanggungjawab ruangan atau kepala ruangan
laboratorium. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah semua
kegiatan pelayanan mulai dari: penerimaan surat permintaan
pemeriksaan laboratorium, pengambilan, penerimaan, pemeriksaan
spesimen, evaluasi, pencatatan hasil dan sebagainya (mulai dari pra-
analitik, analitik, sampai dengan analitik). Pelatihan ini juga
dilaksanakan selama pegawai yang bersangkutan belum mampu
melakukan suatu kegiatan, sampai pegawai tersebut benar-benar
mampu melakukan kegiatan laboratorium.
Dokter residen yunior mengikuti on the job training dibawah bimbingan
chief residence (residen senior) dan dokter konsultan untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium sesuai dengan program studinya.

2. Pelatihan yang dirancang untuk staf laboratorium dan staf perawatan.


Pelatihan Pra-analitik
Pelatihan ini diselenggarakan oleh bagian Diklit bekerja sama dengan
Instalasi Laboratorium Sentral atas usulan Instalasi Laboratorium
Sentral melalui program pelatihan tahunan. Pelatihan pra-analitik
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik staf
laboratorium maupun tenaga perawat dalam mempersiapkan,
melakukan pengambilan dan menangani spesimen laboratorium.
Pelatihan ini diselenggarakan secara rutin setiap tahun sesuai dengan
anggaran rumah sakit.

3. Pelatihan yang diselenggarakan untuk pengembangan pelayanan


laboratorium.
Pelatihan ini dirancang dapat diikuti staf laboratorium dengan tujuan
untuk pengembangan laboratorium. Pelatihan ini dilaksanakan bekerja
sama denga instansi di luar . yang memiliki pelayanan sesuai dengan
arah pengembangan pelayanan di Instalasi Laboratorium Sentral. Arah
pengembangan laboratorium klinik yang diharapkan dapat
berkembang adalah bidang hematologi, kimia klinik, imunologi, dan
bidang lain yang mungkin dapat dikembangkan.

Strategi pelatihan :
o Pengajuan proposal pelatihan sesuai dengan materi
pengembangan laboratorium kepada direktur utama ..
o Koordinasi tingkat rumah sakit dengan instansi tempat pelatihan
atau panitia pelatihan tentang waktu, biaya dan materi
pelatihan.
o Pengiriman staf laboratorium untuk mengikuti pelatihan.
o Pengembangan pelayanan laboratorium di Instalasi Labortorium
Sentral sesuai dengan materi yang didapat di tempat pelatihan.

VII. Pengembangan Karier Staf Laboratorium.


Pola pengembangan karier staf laboratorium merupakan arahan
pembinaan karier dimasa depan untuk meningkatkan motivasi kerja dan
mutu pelayanan laboratorium.
1. Pengembangan karier melalui jabatan fungsional.
Pola pengembangan karier staf laboratorium (pranata laboratorium
kesehatan) pada umumnya dengan melakukan kenaikan pangkat
melalui jenjang jabatan fungsional. Hal ini dapat dilakukan sesuai
dengan perolehan angka kredit yang dikumpulkan oleh masing-
masing staf pranata laboratorium kesehatan. Kenaikan pangkat
pranata laboratorium kesehatan dapat dilakukan minimal dua tahun
sekali sesuai dengan perolehan angka kredit dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dapat memacu motivasi
dan meningkatkan pelayanan di Instalasi Laboratorium Sentral.

2. Pengembangan Karier sebagai pranata laboratorium kesehatan


manajer setingkat kepala ruangan atau penanggungjawab ruangan.
Pranata laboratorium kesehatan manajer (setingkat dengan kepala
ruangan atau penanggungjawab ruangan) dapat dicapai atas dasar
tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan khusus yang dimiliki,
hasil penilaian kinerja dan bakat kepemimpinan yan dimiliki. Pada
saat ini pranata laboratorium kesehatan manajer dipilih oleh kepala
Instalasi Laboratorium Sentral, dan penetapan sebagai pranata
laboratorium kesehatan manajer dapat ditetapkan melalui surat
keputusan direktur . sehingga memiliki efek yang bermakna baik
secara moril maupun finansial sehingga dapat memberikan motivasi
kinerja yang lebih baik bagi pelayanan di rumah sakit.

3. Pengembangan staf melalui jalur struktural.


Pengembangan staf pranata laboratorium kesehatan melalui jalur
struktural dapat ditempuh sesuai dengan kemampuan manajerial,
didukung oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh staf yang
bersangkutan. Pemilihan dan pengangkatan menjadi pejabat
struktural dilaksanakan oleh direktur rumah sakit, yang selanjutnya
diajukan ke Dirjend Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI dan
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

VIII. Penutup
Program pengembangan SDM ini digunakan sebagai acuan
pengembangan SDM di Instalasi Laboratorium Sentral SPH

Padang, 2016
Kepala Instalasi Laboratorium Sentral
dr.

JADWAL PERTEMUAN PEGAWAI


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Jadwal pertemuan pegawai merupakan waktu tertentu
yang digunakan oleh para pegawai Isnstalasi
Laboratorium Sentral untuk mengidentifikasi,
mendiskusikan, memecahkan masalah dan
mengevaluasi pelayanan yang telah dilakukan secara
berkala, teratur dan terus menerus.

TUJUAN Untuk dapat menginformasikan, mengidentifikasi


masalah dan pemecahan masalah sedini mungkin serta
mengevaluasi pelayanan laboratorium yang telah
dilakukan, meningkatkan mutu pelayanan dan
pengembangan pengetahuan bagi karyawan Instalasi
Laboratorium Sentral
KEBIJAKAN 1. PER DIR
2. (Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik)

PROSEDUR 1. Pertemuan pegawai Instalasi Laboratorium Sentral


secara rutin dilakukan setiap bulan pada hari Jumat
minggu kedua pada jam 09.00 sampai dengan jam
10.00 WIB di ruang rapat laboratorium
2. Pertemuan dapat dilakukan pada waktu-waktu
tertentu bila ada masalah yang harus diselesaikan.
3. Jadwal pertemuan terlampir.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, Bagian terkait lain

DOKUMEN Jadwal pertemuan rutin Instalasi Laboratorium Sentral


TERKAIT

PENYIMPANAN ARSIP HASIL PEMERIKSAAN


INSTALASI LABORATORIUM KLINIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/2
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Penyimpanan arsip hasil pemeriksaan laboratorium
adalah cara pencatatan, penyusunan, penyimpanan
arsip atau duplikat permintaan dan hasil pemeriksaan
laboratorium di Instalasi Laboratorium Sentral . yang
telah dibakukan.
Arsip hasil pemeriksaan laboratorium adalah duplikat
hasil pemeriksaan laboratorium dalam bentuk buku
catatan, foto kopi hasil pemeriksaan, tindasan
karbon/kertas NCR, maupun software.

TUJUAN Untuk menjamin kerahasiaan, keamanan, kemudahan


pengelolaan, dan pencarian arsip permintaan dan hasil
pemeriksaan laboratorium bila dibutuhkan di Instalasi
Laboratorium Sentral .

KEBIJAKAN 1. PER DIR.


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (SPPL)


a. Surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
dibuat rangkap dua, lembar pertama warna putih
dan lembar kedua warna merah.
b. Permintaan pemeriksaan laboratorium disalin ke
dalam blanko hasil pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan data pasien dan permintaan
pemeriksaannya.
c. SPPL lembar pertama warna putih dikembalikan
kepada instalasi pengirim (IRNA) bersama dengan
hasil pemeriksaan laboratorium yang telah selesai
diperiksa dilengkapi dengan treser bukti
pemeriksaan laboratorium dari biling sistem.
d. SPPL lembar kedua warna merah disimpan dalam
bundel per hari dan diberi tanggal, selanjutnya
disimpan dalam tempat yang aman.
e. Arsip surat permintaan pemeriksaan laboratorium
dimusnahkan setelah tiga tahun atau lebih dengan
berita acara pemusnahan arsip.
PENYIMPANAN ARSIP HASIL PEMERIKSAAN
INSTALASI LABORATORIUM KLINIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
.
Arsip hasil pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium ditulis dalam buku
kerja harian sesuai dengan data pasien dan
permintaan pemeriksaan yang diminta oleh
dokter.
b. Hasil pemeriksaan laboratorium ditulis dalam
balnko hasil rangkap dua sesuai data pasien dan
permintaan pemeriksaan yang diminta oleh
dokter.
c. Buku kerja harian pemeriksaan laboratorium
disimpan untuk mempermudah pencarian arsip
hasil apabila dibutuhkan.
d. Hasil pemeriksaan laboratorium lembar pertama
warna putih diserahkan kepada pasien, dokter,
atau instalasi pengirim setelah dilengkapi dengan
SPPL warna putih dan tracer bukti pelayanan
pemeriksaan laboratorium dari billing system bagi
pasien dari rawat inap.
e. Hasil pemeriksaan laboratorium lembar
pertama warna putih diserahkan kepada pasien,
atau keluarganya bagi pasien rawat jalan.
f. Arsip (duplikat) hasil pemeriksaan
laboratorium lembar kedua dibundel per hari,
diberi bertanggal, dan disimpan dengan baik di
masing-masing bagian laboratorium.
g. Buku kerja dan asrip hasil pemeriksaan
laboratorium dimusnahkan setelah tiga tahun
atau lebih dengan berita acara pemusnahan arsip.
h. Arsip hasil pemeriksaan laboratorium dalam
bentuk soft ware disimpan di bagian SIM RS yang
dapat di print out sewaktu-waktu bila dibutuhkan.

DOKUMEN Instalasi Rawat Jalan, IPS Non Medik, Bagian terkait lain
TERKAIT
DOKUMEN 1. Blangko arsip hasil pemeriksaan laboratorium
TERKAIT 2. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium
3. Berita acara pemusnahan arsip

DAFTAR Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit


RUJUKAN

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
KIMIA KLINIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
SPO-LAB-GEN-21 . 1/.
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2 MEI 201.
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan
pemantapan mutu yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak diluar Instalasi Laboratorium Sentral . untuk
menilai penampilan sesaat dan kumulatif laboratorium
yang bersangkutan.
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) ini dilakukan oleh
Subdit Bina Pelayanan Patologi dan Toksikologi Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan
RI atau organisasi profesi yang bergerak dibidang
laboratorium kesehatan (misalnya PDS Patklin)

TUJUAN Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


Untuk menjamin agar laboratorium peserta pemantapan
mutu eksternal dapat mengukur (mengetahui) sejauh
mana ketepatan nilai suatu analit yang diperolehnya
dengan metode yang digunakan di laboratorium,
dibandingkan dengan hasil dari laboratorium rujukan.
KEBIJAKAN 1. PER DIR.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Pemantapan mutu eksternal (PME) diselenggarakan oleh


Subdit Bina Pelayanan Patologi dan Toksikologi Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan
RI secara periodik diikuti oleh semua peserta
pemantapan mutu eksternal termasuk Instalasi
Laboratorium Sentral ..
Tahaptahap pelaksanaan pemantapan mutu eksternal
adalah sebagai berikut :

1. Pendaftaran laboratorium peserta PME


Setiap laboratorium peserta mendaftarkan diri ke
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
Kementrian Kesehatan RI dan diberi nomor kode
peserta. Penggunaan nomor kode peserta ini adalah
untuk menjamin kerahasiaan hasil evaluasi masing-
masing peserta.
2. Pengiriman bahan kontrol oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan RI
Penyelenggara akan mengirim bahan kontrol kepada
setiap
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
KIMIA KLINIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
peserta dua botol serum dalam bentuk kering
(lyophylized), beserta formulir hasil rangkap dua,
lembar kode alat, kode reagen, dan kode pemeriksa
serta prosedur pelaksanaan PME.
3. Penerimaan bahan kontrol oleh laboratorium peserta
Peserta menerima, mengecek kelengkapan
pengiriman bahan, parameter pemeriksaan, tanggal
pemeriksaan, dan selanjutnya menyimpan bahan
kontrol dalam lemari es (suhu 2-8C), sampai tiba
waktu pemeriksaan bahan kontrol sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
4. Penyimpanan bahan kontrol oleh laboratorium
peserta PME sampai dengan tanggal pelaksanaan
pemeriksaan bahan kontrol dilaksanakan.
Bahan kontrol di keluarkan dari kemasan wadah
pengiriman, dan disimpan dalam lemari es (suhu 2-
8C), sampai tiba waktu pemeriksaan bahan kontrol
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5. Pelaksanaan pemeriksaan bahan kontrol oleh
laboratorium peserta PME.
Pemeriksaan bahan kontrol dilakukan sesuai dengan
parameter yang diminta oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan RI
pada tanggal yang telah ditetapkan.
6. Pengiriman hasil pemeriksaan bahan kontrol oleh
laboratorium peserta kepada penyelenggara PME.
Hasil pemeriksaan laboratorium dicatat dalam
formulir hasil yang tersedia dalam satuan (unit) yang
diminta untuk masing-masing bahan control sesuai
dengan kode botol bahan kontrol.
Dalam formulir hasil disebutkan metode pemeriksaan,
untuk tiap parameter, alat dan reagen yang
digunakan, kode pemeriksa dan nomor kode peserta.
Formulir hasil lembar pertama yang telah diisi dan
ditandatangani oleh pemeriksa dan penanggung
jawab laboratorium dikirim kepada penyelenggara.
Formulir hasil lembar ke dua untuk arsip
laboratorium peserta.
7. Cara penilaian PME
Penilaian peserta dilakukan menggunakan sistem
Indeks Varians (Variance Index ,VI). Pada sistem
penilaian VI digunakan Chosen Coefficient of
Variation (CCV) sebagai pengganti Standard Deviation
(SD). Dengan penilaian VI dapat diketahui
penyimpangan pemeriksaan terhadap nilai target.
Selain itu dengan digunakanya CCV maka dapat
dibandingkan hasil antar negara yang menggunakan
sistem yang sama. Pada sistem penilaian VI juga
diperkenalkan besaran kumulatif seperti MARVIS dan
OMRVIS, sehingga penilaian ini selain memberikan
penilaian sesaat, juga penilaian secara kumulatif.
CCV merupakan skala atau satuan yang menjadi
patokan untuk menentukan sejauh mana hasil
pemeriksaan menyimpang dari hasil yang
diharapkan. Pada saat ini Program Pemantapan Mutu
WHO (International Quality Assessment Scheme,
IEQAS)
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
KIMIA KLINIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 3/.
.
menggunakan system yang sama dan telah
menetapkan CCV masing-masing parameter seperti
tabel berikut ini:
Nilai CCV Yang Digunakan

N Parameter pemeriksaan CCV (%)


o
1 Bilirubin 19,2
2 Kolesterol 7,6
3 Kreatinin 8,9
. Glukosa 7,7
5 Protein Total 3,9
6 Ureum 5,7
7 Asam Urat 7,7
8 Trigliserida 7,6
9 SGOT 12,5
10 SGPT 17,3
11 Kalsium .,0
12 Albumin 7,5
13 Fosfatase Alkali 12,.
1. Gama Glutamil 7,8
Transferase
15 Natrium 1,6
16 Kalium 2,9
17 Klorida 2,2

Tolok ukur yang digunakan adalah:


a. % Variasi (V), yaitu selisih hasil pemeriksaan
peserta PME terhadap nilai target yang
dinyatakan dalam persen nilai target.
X - target
V = X 100
Nilai target

b. Variance Index (VI), yaitu % Variasi yang dibagi


dengan CCV untuk masing-masing parameter
dan dikalikan faktor 100.
V
VI = x 100
CCV
c. Variance Index Score (VIS) yaitu nilai VI yang
nilai maksimumnya dibatasi sampai .00 (berarti
untuk nilai VI<.00, VIS =VI dan untuk nilai
VI>.00, VIS=.00).
d. Bias Index Score (BIS) yaitu nilai VIS yang
menggunakan tanda arah penyimpangan hasil
pemeriksaan peserta terhadap nilai target.
e. Tanda positif (+) berarti lebih tinggi dari nilai
target dan tanda negative (-) berarti lebih
rendah dari nilai target.
f. Mean Running Variance Index Score (MRVIS),
yaitu nilai rata-rata 6 VIS terakhir untuk
parameter tertentu.
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
KIMIA KLINIK
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
g. Overall Mean Running variance Index Score
(OMRVIS) yaitu nilai rata-rata 6 Overall VIS
terakhir untuk seluruh parameter.
h. Kriteria penilaian VIS, MRVIS, dan OMRVIS
adalah sebagai berikut:

No Nilai Kriteria
1 0-100 Baik
2 101-200 Cukup
3 201-300 Kurang
. >300 Buruk
8. Evaluasi hasil PME laboratorium peserta.
Hasil evaluasi berupa prin out dikirim kepada masing-
masing peserta PME. Dari hasil evaluasi tersebut
peserta dapat menilai hasil pemeriksaanya dengan
membandingkannya terhadap nilai target. Apabila
ada nilai menyimpang dari nilai target maka perlu
dilakukan usaha untuk memperbaikinya.
9. Tindakan perbaikan oleh laboratorium peserta.
Evaluasi dan tindakan perbaikan ini dilaksanakan
secara terus-menerus untuk menjamin mutu hasil
pemeriksaan yang dikeluarkan oleh Instalasi
Laboratorium Sentral SPH.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, IPS Non Medik, Bagian terkait lain

DOKUMEN Grafik Westgard QC


TERKAIT
DAFTAR Petunjuk pelaksanaan PME
RUJUKAN

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
HEMATOLOGI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/3
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan
pemantapan mutu yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak diluar Instalasi Laboratorium Sentral . untuk
menilai penampilan sesaat dan kumulatif laboratorium
yang bersangkutan.
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) ini dilakukan oleh
Subdit Bina Pelayanan Patologi dan Toksikologi Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan
RI atau organisasi profesi yang bergerak dibidang
laboratorium kesehatan (misalnya PDS Patklin)

TUJUAN Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


Untuk menjamin agar laboratorium peserta pemantapan
mutu eksternal dapat mengukur (mengetahui) sejauh
mana ketepatan nilai suatu analit yang diperolehnya
dengan metode yang digunakan di laboratorium,
dibandingkan dengan hasil dari laboratorium rujukan.

KEBIJAKAN 1. PER DIR.


2. (Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik)

PROSEDUR Pemantapan mutu eksternal (PME) diselenggarakan oleh


Subdit Bina Pelayanan Patologi dan Toksikologi Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan
RI secara periodik diikuti oleh semua peserta
pemantapan mutu eksternal termasuk Instalasi
Laboratorium Sentral ..
Tahaptahap pelaksanaan pemantapan mutu eksternal
adalah sebagai berikut :

1. Pendaftaran laboratorium peserta PME


Setiap laboratorium peserta mendaftarkan diri ke
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
Kementrian Kesehatan RI dan diberi nomor kode
peserta. Penggunaan nomor kode peserta ini adalah
untuk menjamin kerahasiaan hasil evaluasi masing-
masing peserta.
2. Pengiriman bahan kontrol oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan RI
Penyelenggara akan mengirim bahan kontrol kepada
setiap
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
HEMATOLOGI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 2/3
.
peserta dua botol serum dalam bentuk kering
(lyophylized), beserta formulir hasil rangkap dua,
lembar kode alat, kode reagen, dan kode pemeriksa
serta prosedur pelaksanaan PME Hematologi (PME-H).
3. Penerimaan bahan kontrol oleh laboratorium peserta
Peserta menerima, mengecek kelengkapan
pengiriman bahan, parameter pemeriksaan, tanggal
pemeriksaan, dan selanjutnya menyimpan bahan
kontrol dalam lemari es (suhu 2-8C), sampai tiba
waktu pemeriksaan bahan kontrol sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
4. Penyimpanan bahan kontrol oleh laboratorium
peserta PME sampai dengan tanggal pelaksanaan
pemeriksaan bahan kontrol dilaksanakan.
Bahan kontrol di keluarkan dari kemasan wadah
pengiriman, dan disimpan dalam lemari es (suhu 2-
8C), sampai tiba waktu pemeriksaan bahan kontrol
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5. Pelaksanaan pemeriksaan bahan kontrol oleh
laboratorium peserta PME-H.
Pemeriksaan bahan kontrol dilakukan sesuai dengan
parameter yang diminta oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan RI
pada tanggal yang telah ditetapkan, yaitu: kadar
haemoglobin, hitung lekosit, hitung eritrosit, nilai
hematokrit, dan hitung trombosit.
6. Pengiriman hasil pemeriksaan bahan kontrol oleh
laboratorium peserta kepada penyelenggara PME.
Hasil pemeriksaan laboratorium dicatat dalam
formulir hasil yang tersedia dalam satuan (unit) yang
diminta untuk masing-masing bahan control sesuai
dengan kode botol bahan kontrol.
Dalam formulir hasil disebutkan metode pemeriksaan,
untuk tiap parameter, alat dan reagen yang
digunakan, kode pemeriksa dan nomor kode peserta.
Formulir hasil lembar pertama yang telah diisi dan
ditandatangani oleh pemeriksa dan penanggung
jawab laboratorium dikirim kepada penyelenggara.
Formulir hasil lembar ke dua untuk arsip
laboratorium peserta.
7. Cara penilaian PME-H
Penilaian peserta PME-H dilakukan dengan
membandingkan hasil pemeriksaan peserta terhadap
nilai target berupa nilai rata-rata peserta. Penilaian
diberikan balam dalam bentuk Indekx Deviasi (ID)
ID diperoleh dari selisih hasil pemeriksaan
pesertaterhadap nilai target dalam satuan Standard
Deviation (SD) ID terhadap nilai target peserta (IDp),
yaitu ID yang dalam perhitungannya menggunakan
nilai target peserta dan SD peserta.
SD peserta (SDp) adalah perkalian nilai target peserta
dengan koefisien variasi (CV)

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
HEMATOLOGI
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
Nilai CV yang digunakan

No Parameter pemeriksaan CV (%)


1 Kadar Hb 3
2 Hitung lekosit 10
3 Hitung eritrosit .
. Nilai hematokrit .
5 Hitung trombosit 20

Xp - Tp
IDp =
SDp
Keterangan:
IDp = Indeks deviasi terhadap nilai target
peserta
Xp = Hasil pemeriksaan peserta
Tp = Nilai rata-rata peserta
SDp = Standard deviasi peserta

Kriteria penilaian

No Indeks Deviasi Peserta Kriteria


1 0-1,00 Baik
2 1,01-2,00 Cukup
3 2,01-3,00 Kurang
. >3,00 Buruk

8. Evaluasi hasil PME-H laboratorium peserta.


Hasil evaluasi berupa prin out dikirim kepada masing-
masing peserta PME. Dari hasil evaluasi tersebut
peserta dapat meniali hasil pemeriksaanya dengan
membandingkannya terhadap nilai target. Apabila
ada nilai menyimpang dari nilai target maka perlu
dilakukan usaha untuk memperbaikinya.
9. Tindakan perbaikan oleh laboratorium peserta.
Evaluasi dan tindakan perbaikan ini dilaksanakan
secara terus-menerus untuk menjamin mutu hasil
pemeriksaan yang dikeluarkan oleh Instalasi
Laboratorium Sentral SPH.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, IPS Non Medik, Bagian terkait lain

DOKUMEN Grafik Westgard QC


TERKAIT
DAFTAR Petunjuk pelaksanaan PME
RUJUKAN

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
URINALISIS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/.
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan
pemantapan mutu yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak diluar Instalasi Laboratorium Sentral . untuk
menilai penampilan sesaat dan kumulatif laboratorium
yang bersangkutan.
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) ini dilakukan oleh
Subdit Bina Pelayanan Patologi dan Toksikologi Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan
RI atau organisasi profesi yang bergerak dibidang
laboratorium kesehatan (misalnya PDS Patklin)

TUJUAN Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


Untuk menjamin agar laboratorium peserta pemantapan
mutu eksternal dapat mengukur (mengetahui) sejauh
mana ketepatan nilai suatu analit yang diperolehnya
dengan metode yang digunakan di laboratorium,
dibandingkan dengan hasil dari laboratorium rujukan.
KEBIJAKAN 1. PER DIR..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Pemantapan mutu eksternal (PME) diselenggarakan oleh


Subdit Bina Pelayanan Patologi dan Toksikologi Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan
RI secara periodik diikuti oleh semua peserta
pemantapan mutu eksternal termasuk Instalasi
Laboratorium Sentral ..
Tahaptahap pelaksanaan pemantapan mutu eksternal
adalah sebagai berikut :

1. Pendaftaran laboratorium peserta PME


Setiap laboratorium peserta mendaftarkan diri ke
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
Kementrian Kesehatan RI dan diberi nomor kode
peserta. Penggunaan nomor kode peserta ini adalah
untuk menjamin kerahasiaan hasil evaluasi masing-
masing peserta.
2. Pengiriman bahan kontrol oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan RI
Penyelenggara akan mengirim bahan kontrol kepada
setiap peserta dua botol dalam bentuk urine, beserta
formulir hasil
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
URINALISIS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 2/.
.
rangkap dua, lembar kode alat, kode reagen, dan
kode pemeriksa serta prosedur pelaksanaan PME
urinalisis (PNPME-U)
3. Penerimaan bahan kontrol oleh laboratorium peserta
Peserta menerima, mengecek kelengkapan
pengiriman bahan, parameter pemeriksaan, tanggal
pemeriksaan, dan selanjutnya menyimpan bahan
kontrol dalam lemari es (suhu 2-8C), sampai tiba
waktu pemeriksaan bahan kontrol sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
4. Penyimpanan bahan kontrol oleh laboratorium
peserta PME sampai dengan tanggal pelaksanaan
pemeriksaan bahan kontrol dilaksanakan.
Bahan kontrol di keluarkan dari kemasan wadah
pengiriman, dan disimpan dalam lemari es (suhu 2-
8C), sampai tiba waktu pemeriksaan bahan kontrol
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5. Pelaksanaan pemeriksaan bahan kontrol oleh
laboratorium peserta (PNPME-U).
Pemeriksaan bahan kontrol dilakukan sesuai dengan
parameter yang diminta oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Kementerian Kesehatan
RI pada tanggal yang telah ditetapkan, yaitu: Berat
jenis, pH, protein, glukosa, bilirubin, urobilin, darah,
keton, nitrit, lekosit, dan tes kehamilan.
6. Pengiriman hasil pemeriksaan bahan kontrol oleh
laboratorium peserta kepada penyelenggara urinalisis
(PNPME-U).
Hasil pemeriksaan laboratorium dicatat dalam
formulir hasil yang tersedia dalam satuan (unit) yang
diminta untuk masing-masing bahan control sesuai
dengan kode botol bahan kontrol.
Dalam formulir hasil disebutkan metode pemeriksaan,
untuk tiap parameter, alat dan reagen yang
digunakan, kode pemeriksa dan nomor kode peserta.
Formulir hasil lembar pertama yang telah diisi dan
ditandatangani oleh pemeriksa dan penanggung
jawab laboratorium dikirim kepada penyelenggara.
Formulir hasil lembar ke dua untuk arsip laboratorium
peserta.
7. Cara penilaian PNPNME-U
Penilaian peserta PNPME-U dilakukan dengan
membandingkan hasil pemeriksaan peserta terhadap
nilai target. Cara penilaian dengan memberikan skor
sebagai berikut:

Parameter Skor (dibandingkan dengan


nilai target)
Berat jenis .: hasil benar
3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
1: hasil selisih 3 tingkat
0: hasil selisih > 3 tingkat

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
URINALISIS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 3/.
.
pH .: hasil benar
3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
1: hasil selisih 3 tingkat
0: hasil selisih > 3 tingkat
Protein .: hasil benar
3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
1: hasil selisih > 2 tingkat
0: hasil salah
Glukosa .: hasil benar
3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
1: hasil selisih > 2 tingkat
0: hasil salah
Bilirubin .: hasil benar
3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
0: hasil salah
Urobilinoge .: hasil benar
n 3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
1: hasil selisih 3 tingkat
0: hasil selisih > 3 tingkat
Darah .: hasil benar
3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
0: hasil salah
Keton .: hasil benar
3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
0: hasil salah
Parameter Skor (dibandingkan dengan
nilai target)
Nitrit .: hasil benar
0: hasil salah
Leukosit .: hasil benar
3: hasil selisih 1 tingkat
2: hasil selisih 2 tingkat
0: hasil salah
Tes .: hasil benar
kehamilan 0: hasil salah

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
URINALISIS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. ./.
.
8. Penilaian
Nilai rata- Kriteria
rata
0-1,00 Buruk
1,01-2,00 Kurang
2,01-3,00 Cukup
>3,00 Baik

9. Evaluasi hasil PNPME-U laboratorium peserta.


Hasil evaluasi berupa prin out dikirim kepada
masing-masing peserta PNPME-U. Dari hasil
evaluasi tersebut peserta dapat menilai hasil
pemeriksaannya dengan membandingkannya
terhadap nilai target. Apabila ada nilai
menyimpang dari nilai target maka perlu dilakukan
usaha untuk memperbaikinya.
10. Tindakan perbaikan oleh laboratorium
peserta.
Evaluasi dan tindakan perbaikan ini dilaksanakan
secara terus-menerus untuk menjamin mutu hasil
pemeriksaan yang dikeluarkan oleh Instalasi
Laboratorium Sentral SPH.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, IPS Non Medik, Bagian terkait lain

DOKUMEN Grafik Westgard QC


TERKAIT
DAFTAR Petunjuk pelaksanaan PME
RUJUKAN

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
HEMOSTASIS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan
pemantapan mutu yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak diluar Instalasi Laboratorium Sentral . untuk
menilai penampilan sesaat dan kumulatif laboratorium
yang bersangkutan.
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) ini dilakukan oleh
Subdit Bina Pelayanan Patologi dan Toksikologi Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan
RI atau organisasi profesi yang bergerak dibidang
laboratorium kesehatan (misalnya PDS Patklin)

TUJUAN Pemantapan Mutu Eksternal (PME)


Untuk menjamin agar laboratorium peserta pemantapan
mutu eksternal dapat mengukur (mengetahui) sejauh
mana ketepatan nilai suatu analit yang diperolehnya
dengan metode yang digunakan di laboratorium,
dibandingkan dengan hasil dari laboratorium rujukan.
KEBIJAKAN 1. PER DIR..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Pemantapan mutu eksternal (PME) diselenggarakan oleh


Subdit Bina Pelayanan Patologi dan Toksikologi Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan
RI secara periodik diikuti oleh semua peserta
pemantapan mutu eksternal termasuk Instalasi
Laboratorium Sentral ..
Tahaptahap pelaksanaan pemantapan mutu eksternal
adalah sebagai berikut :

1. Pendaftaran laboratorium peserta PME


Setiap laboratorium peserta mendaftarkan diri ke
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik
Kementrian Kesehatan RI dan diberi nomor kode
peserta. Penggunaan nomor kode peserta ini adalah
untuk menjamin kerahasiaan hasil evaluasi masing-
masing peserta.
2. Pengiriman bahan kontrol oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan RI
Penyelenggara akan mengirim bahan kontrol kepada
setiap peserta dua botol dalam bentuk urine, beserta
formulir hasil
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
HEMOSTASIS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
rangkap dua, lembar kode alat, kode reagen, dan
kode pemeriksa serta prosedur pelaksanaan PME
(PNPME-C).
3. Penerimaan bahan kontrol oleh laboratorium peserta
Peserta menerima, mengecek kelengkapan
pengiriman bahan, parameter pemeriksaan, tanggal
pemeriksaan, dan selanjutnya menyimpan bahan
kontrol dalam lemari es (suhu 2-8C), sampai tiba
waktu pemeriksaan bahan kontrol sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
4. Penyimpanan bahan kontrol oleh laboratorium
peserta PME sampai dengan tanggal pelaksanaan
pemeriksaan bahan kontrol dilaksanakan.
Bahan kontrol di keluarkan dari kemasan wadah
pengiriman, dan disimpan dalam lemari es (suhu 2-
8C), sampai tiba waktu pemeriksaan bahan kontrol
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5. Pelaksanaan pemeriksaan bahan kontrol oleh
laboratorium peserta (PNPME-C).
Pemeriksaan bahan kontrol dilakukan sesuai dengan
parameter yang diminta oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik Kementrian Kesehatan RI
pada tanggal yang telah ditetapkan, yaitu: PT
(Protrombin time), Hitung Masa Trombopalastin
parsial Teraktivasi (APTT), Hitung Fibrinogen, Nilai
International Normalized Ratio (INR) dan IT rasio.
6. Pengiriman hasil pemeriksaan bahan kontrol oleh
laboratorium peserta kepada penyelenggara urinalisis
(PNPME-C).
Hasil pemeriksaan laboratorium dicatat dalam
formulir hasil yang tersedia dalam satuan (unit) yang
diminta untuk masing-masing bahan control sesuai
dengan kode botol bahan kontrol.
Dalam formulir hasil disebutkan metode pemeriksaan,
untuk tiap parameter, alat dan reagen yang
digunakan, kode pemeriksa dan nomor kode peserta.
Formulir hasil lembar pertama yang telah diisi dan
ditandatangani oleh pemeriksa dan penanggung
jawab laboratorium dikirim kepada penyelenggara.
Formulir hasil lembar ke dua untuk arsip laboratorium
peserta.
7. Cara penilaian PNPNME-C
Penilaian peserta PNPME-C dilakukan dengan
membandingkan hasil pemeriksaan peserta terhadap
nilai target berupa nilai rata-rata peserta. Penilaian
diberikan balam dalam bentuk Index Deviasi (ID)
ID diperoleh dari selisih hasil pemeriksaan peserta
terhadap nilai target dalam satuan Standard
Deviation (SD)
ID terhadap nilai target peserta (IDp), yaitu ID yang
dalam perhitungannya menggunakan nilai target
peserta dan SD peserta.
SD peserta (SDp) adalah perkalian nilai target peserta
dengan koefisien variasi (CV)
CV untuk PT, APTT, dan Fibrinogen mengikuti
standard WHO

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
HEMOSTASIS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

Xp - Tp
IDp =
SDp
Keterangan:
IDp = Indeks deviasi terhadap nilai target
peserta
Xp = Hasil pemeriksaan peserta
Tp = Nilai rata-rata peserta
SDp = Standard deviasi peserta

Kriteria penilaian

No Indeks Deviasi Peserta Kriteria


1 0-1,00 Baik
2 1,01-2,00 Cukup
3 2,01-3,00 Kurang
. >3,00 Buruk

8. Evaluasi hasil PNPME-C laboratorium peserta.


Hasil evaluasi berupa prin out dikirim kepada masing-
masing peserta PME. Dari hasil evaluasi tersebut
peserta dapat menilai hasil pemeriksaannya dengan
membandingkannya terhadap nilai target. Apabila
ada nilai menyimpang dari nilai target maka perlu
dilakukan usaha untuk memperbaikinya.
9. Tindakan perbaikan oleh laboratorium peserta.
Evaluasi dan tindakan perbaikan ini dilaksanakan
secara terus-menerus untuk menjamin mutu hasil
pemeriksaan yang dikeluarkan oleh Instalasi
Laboratorium Sentral SPH.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan, IPS Non Medik, Bagian terkait lain

DOKUMEN Grafik Westgard QC


TERKAIT
DAFTAR Petunjuk pelaksanaan PME
RUJUKAN
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/2
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan
dan pengawasan terjadinya kesalahan yang dilaksanakan
oleh Instalasi Laboratorium Sentral secara terus menerus
untuk mendeteksi secara dini kesalahan yang terjadi
pada tiap tahap pemeriksaan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat dan teliti.

TUJUAN Untuk menjamin kekuatan hasil pemeriksaan


laboratorium yang dikeluarkan, dengan melakukan uji
ketelitian, uji ketepatan, deteksi adanya kesalahan baik
acak maupun sistemik.

KEBIJAKAN 1. PER DIR.


(Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik)

PROSEDUR 1. Pemantapan Mutu Internal Pemeriksaan Laboratorium


Pemantapan mutu internal pemeriksaan laboratorium
dilakukan terhadap semua parameter pemeriksaan
laboratorium di Instalasi Laboratorium Sentral SPH
menggunakan serum dan darah kontrol, yaitu bahan
yang telah diketahui konsentrasi analitnya. Hasil
pemeriksaan bahan kontrol dicatat dan dibuat grafik
West Gard untuk menilai simpangan yang terjadi dan
koefisien variasinya.
Hasil pemeriksaan laboratorium dianggap benar bila
nilai kontrol yang didapat berada diantara nilai 2 SD.
2. Pemantapan Mutu Internal Pelayanan Laboratorium
Pemantapan Mutu Internal Pelayanan Laboratorium
dilakukan terhadap semua pasien yang memerlukan
pemeriksaan dilaboratorium yang meliputi.
a. Tahap Pra Analitik :
i. Persiapan pasien
ii. Pengambilan bahan
iii. Penampungan bahan
iv. Penyimpanan bahan
b. Tahap Analitik
i. Persiapan reagen
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
HALAMAN

.
ii. Persiapan alat
iii. Kalibrasi alat
iv. Pelaksanaan pemeriksaan
c. Tahap Post Analitik
i. Pencatatan dan pelaporan hasil
ii. Administrasi dan pengarsipan

Untuk mengontrol dan mengevaluasi dokumen


dilakukan dengan mengisi kartu kontrol dokumen
dan pelaksanan pelayanan sebagai berikut:

Pelayanan Jam Pelaksana


Registrasi
Status
pembayaran
Pengambilan
spl
Pengolahan
spl
Pemeriksaan
spl
Pencatatan
hasil
Entri data
hasil
Verifikasi
hasil
Ekspertisi
hasil
Penyerahan
hasil

Evaluasi ini dilaksanakan secara terus-menerus


untuk menjamin mutu hasil pemeriksaan yang
dikeluarkan oleh Instalasi Laboratorium Sentral SPH

UNIT TERKAIT Bagian SIM RS

DOKUMEN Grafik West Gard QC internal


TERKAIT
DAFTAR Pedoman pemantapan mutu internal laboratorium
RUJUKAN
STANDAR KEAMANAN KERJA
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/2
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Sarana keamanan dan keselamatan kerja adalah fasilitas
pelindung diri dan peralatan kerja Instalasi Laboratorium
Sentral yang digunakan untuk perlindungan, keselamatan
dan menjaga keamanan kerja bagi tenaga yang bekerja
di laboratorium sesuai dengan pedoman keselamatan
dan keamanan kerja laboratorium Mikrobiologi dan
Biomedis serta pedoman lain yang berlaku dan telah
dibakukan di .

TUJUAN Untuk menjamin perlindungan keamanan, keselamatan


dan kenyamanan kerja bagi tenaga yang bekerja di
Instalasi Laboratorium Sentral ..

KEBIJAKAN 1.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Keselamatan dan Keamanan Kerja


Hal-hal yang harus diperhatikan dan ditaati untuk
keselamatan dan keamanan kerja bagi karyawan yang
bekerja di Instalasi laboratorium Sentral SPH adalah:
1. Bekerja dengan teliti dan hati-hati.
2. Tidak makan, minum, merokok, atau bersolek
di laboratorium.
3. Menggunakan sarung tangan dan jas
laboratorium ketika bekerja di laboratorium.
4. Menggunakan penutup muka (masker) bila
menggunakan sentrifuge, atau bahan yang mudah
menguap.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja,
sebelum meninggalkan laboratorium atau pindah
keruangan lain.
6. Selalu diingat bahwa spesimen, bahan
kontrol, dan kalibrator merupakan sumber infeksi
yang potensial sehingga harus diperlakukan sebagai
bahan infeksius.
7. Lakukan dekontaminasi instrumen, meja
kerja, dan peralatan lain.yang telah dipakai.
8. Tambahkan desinfektan pada waste
container.
9. Bersihkan bahan sumber infeksi yang
tercecer dengan prosedur
STANDAR KEAMANAN KERJA
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
yang tepat. Sumber infeksi tersebut dibersihkan
dengan bahan yang memiliki daya serap tinggi,
dengan larutan detergen atau desinfektan (klorin 0,5
% atau 1%).

UNIT TERKAIT K3RS, PPIRS dan bagian terkait lain.

DOKUMEN SPO Keamanan Kerja K3RS


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman keamanan kerja
RUJUKAN
PENANGANAN KHUSUS BAHAN INFEKSIUS
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/2
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Penanganan khusus bahan infeksius adalah prosedur
baku yang disusun oleh petugas atau staf Instalasi
Laboratorium Sentral untuk penanganan bahan-bahan
infeksius yang mengacu pada pedoman keselamatan dan
keamanan laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis serta
pedoman lain yang berlaku dan telah di tetapkan oleh
Direktur ..

TUJUAN Untuk menjamin perlindungan keamanan, keselamatan


dan kenyamanan kerja, serta tidak tertular penyakit dari
bahan infeksius bagi tenaga yang bekerja di Instalasi
Laboratorium Sentral ..

KEBIJAKAN 1. PER
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Bahan infeksius atau bahan pemeriksaan yang sudah


diketahui positifitasnya terhadap virus Hepatitis, HIV,
atau mikroorganisme lain yang bersifat infeksius harus
diperlakukan dengan prosedur yang benar yaitu :
1. Spesimen ditempatkan dalam wadah khusus dan
tertutup rapat.
2. Pada wadah spesimen diberi label dan tanda bahan
infeksius yang jelas.
3. Letakkan wadah berisi spesimen pada tempat
khusus.
4. Apabila bahan tidak dapat segera diperiksa maka
harus disimpan ditempat khusus yang sesuai dengan
persyaratan penyimpanan bahan pemeriksaan.
5. Sisa spesimen beserta wadahnya diperlakukan
sesuai dengan prosedur pembuangan limbah
laboratorium.

Hal-hal yang harus diperhatikan dan ditaati untuk


keselamatan dan keamanan kerja bagi karyawan yang
bekerja di Instalasi laboratorium Sentral SPH adalah:
1. Tidak makan, minum, merokok, atau bersolek
di laboratorium.
PENANGANAN KHUSUS BAHAN INFEKSIUS
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
2. Menggunakan sarung tangan dan jas
laboratorium ketika bekerja di laboratorium.
3. Menggunakan penutup muka (masker) bila
menggunakan sentrifuge, atau bahan yang mudah
menguap.
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja,
sebelum meninggalkan laboratorium atau pindah
keruangan lain.
5. Selalu diingat bahwa spesimen, bahan
kontrol, dan kalibrator merupakan sumber infeksi
yang potensial sehingga harus diperlakukan sebagai
bahan infeksius.
6. Lakukan dekontaminasi instrumen, meja
kerja, dan peralatan lain yang telah dipakai.
7. Tambahkan desinfektan pada waste
container.
8. Bersihkan bahan sumber infeksi yang
tercecer dengan prosedur yang tepat. Sumber infeksi
tersebut dibersihkan dengan bahan yang memiliki
daya serap tinggi, dengan larutan detergen atau
desinfektan (klorin 0,5 % atau 1%).

UNIT TERKAIT K3RS, PPIRS dan bagian terkait lain.

DOKUMEN SPO Keamanan kerja K3RS, SPO Standar Keamanan Kerja


TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral

DAFTAR Buku pedoman keamanan kerja


RUJUKAN Buku pedoman keamanan laboratorium mikrobiologi dan
biomedis
PENANGANAN LIMBAH
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Cara penanganan limbah laboratorium yang telah
dibakukan di Instalasi Laboratorium Sentral .

TUJUAN Untuk menjamin agar tidak terjadinya penularan


penyakit dan pencemaran lingkungan dari bahan-bahan
limbah laboratorium.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR PENGELOMPOKAN LIMBAH LABORATORIUM


1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah mikrobiologis

Limbah Cair:
a. Darah, serum, transudat, eksudat, dan sisa
spesimen lain dibuang langsung ke septik tank
tanpa desinfeksi.
b. Urine, sperma, sputum, dibuang langsung ke
saluran umum tanpa desinfeksi.
c. Sisa eksperimen, reaksi kimia, bahan kimia :
direndam natrium hipoklorit 0,5-1% selama 10-30
menit, kemudian diencerkan dan dibuang ke
pembuangan umum.
d. Limbah domestik dibuang ke pembuangan atau
saluran umum.
Limbah Padat
a. Limbah padat tajam : Jarum suntik, pisau silet,
lanset, dan lain-lain didesinfeksi dengan natrium
hipoklorit 0,5-1 % selama 10-30 menit, kemudian
dibuang ke penampungan sementara. kemudian
dikirim ke bagian kesehatan lingkungan (K3 RS)
untuk dimusnahkan
b. Limbah padat : kapas, tisu, kertas, plastik dan lain-
lain dibuang ke penampungan sementara,
kemudian dikirim ke bagian kesehatan lingkungan
(K3 RS) untuk dimusnahkan atau dibawa ke TPU
PENANGANAN LIMBAH
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


2/2
.
III. Limbah Mikrobiologis.
Sisa media biakan kuman dan spesimen disterilkan
dengan autoclave, pada temperatur 121 C selama 15
menit, kemudian dibuang ke penampungan
sementara. Selanjutnya dikirim ke Instalasi Kesehatan
Lingkungan untuk dimusnahkan.

UNIT TERKAIT K3RS, PPIRS dan bagian terkait lain.

DOKUMEN SPO Keamanan kerja K3RS


TERKAIT SPO Pengolahan limbah K3RS

DAFTAR Buku pedoman keamanan kerja


RUJUKAN Buku pedoman keamanan laboratorium mikrobiologi dan
biomedis
PERMINTAAN BARANG REAGENSIA
DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur permintaan barang reagensia dan alat
kesehatan di Instalasi Laboratorium Sentral adalah tata
cara permintaan reagensia dan alat kesehatan di Instalasi
Laboratorium Sentral SPH yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan keamanan


permintaan reagensia dan alat kesehatan di Instalasi
Laboratorium Sentral . untuk memenuhi kebutuhan
Instalasi Laboratorium Sentral dalam melaksanakan
pelayanan terhadap masyarakat.

KEBIJAKAN 1. PER DIR..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Periksa persediaan barang reagensia dan alat


kesehatan di gudang logistik Instalasi Laboratorium
Sentral
2. Buat surat dan daftar permintaan barang reagensia
dan alat kesehatan habis pakai sesuai dengan
kebutuhan barang dalam satu bulan
3. Surat dan daftar permintaan barang ditanda
tangani oleh kepala Instalasi Laboratorium Sentral
4. Surat permintaan barang disetujui dan ditanda
tangani oleh Direktur Medik dan Keperawatan
5. Surat dan daftar permintaan barang diserahkan
kepada bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) barang
dan jasa SPH
6. Unit Layanan Pengadaan melaksanakan pengadaan
barang sesuai dengan ketentuan

UNIT TERKAIT Unit Layanan Pengadaan

DOKUMEN Surat permintaan barang reagensia dan alat kesehatan


TERKAIT habis pakai
Daftar permintaan barang reagensia dan alat kesehatan
habis pakai

DAFTAR Perpres 5. tahun 2010 tentang pengadaan barang dan


RUJUKAN jasa
Buku pedoman pengelolaan laboratorium Klinik
PENERIMAAN BARANG REAGENSIA
. DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1/1
PENGERTIAN Prosedur penerimaan barang reagensia dan alat
kesehatan di Instalasi Laboratorium Sentral adalah tata
cara permintaan reagensia dan alat kesehatan di Instalasi
Laboratorium Sentral SPH yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan keamanan


penerimaan reagensia dan alat kesehatan di Instalasi
Laboratorium Sentral . untuk memenuhi kebutuhan
Instalasi Laboratorium Sentral dalam melaksanakan
pelayanan terhadap masyarakat.

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Rekanan menyerahkan barang reagensia dan alat


kesehatan habis pakai kepada panitia penerimaan
barang dan jasa SPH
2. Panitia penerimaan barang dan jasa SPH mengecek
kesesuaian antara pesanan dengan barang yang
diantarkan.
3. Panitia penerimaan barang dan jasa SPH
menandatangani tanda terima barang atau faktur
pembelian.
4. Panitia penerimaan barang dan jasa SPH
mengantarkan barang ke laboratorium atau petugas
logistik laboratorium mengambil barang pesanannya
ke bagian penerima barang rumah sakit.
5. Petugas logistik memeriksa jumlah barang,
keadaan fisik barang dan kesesuaian pesanan barang
yang akan diterima antara lain: nama barang, nomor
katalog, kemasan, dan tanggal kadaluarsa.
6. Petugas logistik laboratorium menandatangan
tanda terima barang.
7. Barang disimpan di gudang logistik Instalasi
Laboratorium Sentral, selama menunggu
pendistribusian ke bagian laboratoriun-laboratorium.

UNIT TERKAIT Unit Layanan Pengadaan

DOKUMEN SPO pengadaan barang dan jasa rumah sakit


TERKAIT Surat tanda serah terima barang laboratorium
DAFTAR Perpres 5. tahun 2010 tentang pengadaan barang dan
RUJUKAN jasa
Buku pedoman pengelolaan laboratorium Klinik
PENGGUNAAN BARANG REAGENSIA
DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/2

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pengunaan barang reagensia dan alat
kesehatan di Instalasi Laboratorium Sentral adalah tata
cara penggunaan reagensia dan alat kesehatan di
Instalasi Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan keamanan


pengunaan reagensia dan alat kesehatan di Instalasi
Laboratorium Sentral . untuk memenuhi kebutuhan
Instalasi Laboratorium Sentral dalam melaksanakan
pelayanan terhadap masyarakat.
KEBIJAKAN 1. PER DIR.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik
PROSEDUR 1. Sub penanggung jawab bagian laboratorium (sub
bagian kimia klinik, hematologi, imunologi, urinalisa,
lab IGD, mikrobiologi, dan patologi anatomi)
mengecek persediaan barang di bagian masing-
masing.
2. Sub penanggung jawab membuat daftar kebutuhan
barang reagensia dan alat kesehatan habis pakai
yang akan diminta kepada sub bagian logistik
Instalasi Laboratorium Sentral dan menandatangani
daftar tersebut.
3. Sub penanggung jawab laboratorium meminta
barang reagensia dan alat kesehatan habis pakai
kepada sub penanggung jawab logistik.
4. Sub penanggungjawab logistik memeriksa
persediaan barang yang diminta sub penanggung
jawab lab.
5. Sub penanggungjawab logistik menyerahkan
barang sesuai dengan permintaan sub penanggung
jawab laboratorium dengan menandatangani daftar
serah terima barang.
6. Sub penanggungjawab laboratorium menggunakan
barang-sesuai dengan kebutuhan laboratorium.
7. Sub penanggung jawab laboratorium mencatat dan
melaporkan pemakaian barang kepada Kepala
Instalasi Laboratorium Sentral.
8. Sub penanggungjawab logistik mencatat dan
membuat laporan pemakaian barang kepada Kepala
Instalasi Laboratorium Sentral dan Direktur ..
PENGGUNAAN BARANG REAGENSIA
DAN ALAT KESEHATAN HABIS PAKAI
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 2/2

.
DOKUMEN SPO pengadaan barang dan jasa rumah sakit
TERKAIT Laporan penggunaan barang di bagian laboratorium

DAFTAR Perpres 5. tahun 2010 tentang pengadaan barang dan


RUJUKAN jasa
Buku pedoman pengelolaan laboratorium Klinik

PERMINTAAN BARANG RUMAH TANGGA


DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur permintaan barang rumah tangga di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah tata cara permintaan barang
rumah tangga di Instalasi Laboratorium Sentral . yang
telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan keamanan


penerimaan barang rumah tangga di Instalasi
Laboratorium Sentral . untuk memenuhi kebutuhan
Instalasi Laboratorium Sentral dalam melaksanakan
pelayanan terhadap masyarakat.

KEBIJAKAN 1. PERDIR..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Periksa persediaan barang rumah tangga di gudang


logistik Instalasi Laboratorium Sentral
2. Buat surat dan daftar permintaan barang rumah
tangga sesuai dengan kebutuhan barang dalam satu
bulan
3. Surat dan daftar permintaan barang ditanda tangani
oleh kepala Instalasi Laboratorium Sentral
4. Surat permintaan barang disetujui dan ditanda
tangani oleh Direktur Medik dan Keperawatan
5. Surat dan daftar permintaan barang diserahkan
kepada bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) barang
dan jasa SPH
6. Unit Layanan Pengadaan melaksanakan pengadaan
barang sesuai dengan ketentuan

UNIT TERKAIT Unit Layanan Pengadaan

DOKUMEN SPO pengadaan barang dan jasa rumah sakit


TERKAIT Buku permintaan barang rumah tangga

DAFTAR Perpres 5. tahun 2010 tentang pengadaan barang dan


RUJUKAN jasa
Buku pedoman pengelolaan laboratorium Klinik

PENERIMAAN BARANG RUMAH TANGGA


DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
. 1/1

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur penerimaan barang rumah tangga di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah tata cara penerimaan
barang rumah tangga di Instalasi Laboratorium Sentral .
yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan keamanan


penerimaan barang rumah tangga di Instalasi
Laboratorium Sentral . untuk memenuhi kebutuhan
Instalasi Laboratorium Sentral dalam melaksanakan
pelayanan terhadap masyarakat.
KEBIJAKAN 1. PER DIR..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik
PROSEDUR 1. Rekanan menyerahkan barang rumah tangga kepada
panitia penerimaan barang dan jasa SPH
2. Panitia penerimaan barang dan jasa SPH mengecek
kesesuaian antara pesanan dengan barang yang
diantarkan.
3. Panitia penerimaan barang dan jasa SPH
menandatangani tanda terima barang atau faktur
pembelian.
4. Panitia penerimaan barang dan jasa SPH
mengantarkan barang ke laboratorium atau petugas
logistik laboratorium mengambil barang pesanannya
ke bagian penerima barang rumah sakit atau ke
gudang barang rumah tangga.
5. Petugas logistik memeriksa jumlah barang, keadaan
fisik barang, spesifikasi barang dan kesesuaian
pesanan barang yang akan di terima.
6. Petugas logistik laboratorium menandatangani tanda
terima barang.
7. Barang disimpan di gudang logistik Instalasi
Laboratorium Sentral, selama menunggu
pendistribusian ke bagian laboratoriun-laboratorium
yang membutuhkan
UNIT TERKAIT Unit Layanan Pengadaan

DOKUMEN SPO pengadaan barang dan jasa rumah sakit


TERKAIT Surat bukti penerimaan barang rumah tangga
DAFTAR Perpres 5. tahun 2010 tentang pengadaan barang dan
RUJUKAN jasa
Buku pedoman pengelolaan laboratorium Klinik
PENGGUNAAN BARANG RUMAH TANGGA
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur penggunaan barang rumah tangga di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah tata cara penggunaan
barang rumah tangga di Instalasi Laboratorium Sentral .
yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan keamanan


penggunaan barang rumah tangga di Instalasi
Laboratorium Sentral . untuk memenuhi kebutuhan
Instalasi Laboratorium Sentral dalam melaksanakan
pelayanan terhadap masyarakat.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik
PROSEDUR 1. Sub penanggung jawab bagian laboratorium (sub
bagian kimia klinik, hematologi, imunologi, urinalisa,
lab IGD, mikrobiologi, dan patologi anatomi)
mengecek persediaan barang di bagian masing-
masing.
2. Sub penanggung jawab membuat daftar kebutuhan
barang rumah tangga yang akan diminta kepada sub
bagian logistik Instalasi Laboratorium Sentral dan
menandatangani daftar tersebut..
3. Sub penanggung jawab laboratorium meminta barang
rumah tangga kepada sub penanggung jawab logistik,
dengan membawa daftar kebutuhan barang rumah
tangga yang telah ditanda tangani.
4. Sub penanggungjawab logistik memeriksa persediaan
barang yang diminta sub penanggung jawab
laboratorium.
5. Sub penanggungjawab logistik menyerahkan barang
sesuai dengan permintaan sub penanggung jawab
laboratorium dengan menandatangani daftar serah
terima barang.
6. Sub penanggungjawab laboratorium menggunakan
barang sesuai dengan kebutuhan laboratorium.
7. Sub penanggung jawab laboratorium mencatat dan
melaporkan pemakaian barang kepada Kepala
Instalasi Laboratorium Sentral.
8. Sub penanggungjawab logistik mencatat dan
membuat laporan pemakaian barang kepada Kepala
Instalasi Laboratorium Sentral dan Direktur ..
PENGGUNAAN BARANG RUMAH TANGGA
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
.
UNIT TERKAIT Unit Layanan Pengadaan

DOKUMEN SPO pengadaan barang dan jasa rumah sakit


TERKAIT Bukti penerimaan barang rumah tangga

DAFTAR Perpres 5. tahun 2010 tentang pengadaan barang dan


RUJUKAN jasa
Buku pedoman pengelolaan laboratorium Klinik

PERMINTAAN BARANG RUMAH TANGGA


RUTIN
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur permintaan barang rumah tangga rutin di
Instalasi Laboratorium Sentral adalah tata cara
permintaan barang rumah tangga rutin di Instalasi
Laboratorium Sentral SPH yang telah dibakukan.
Barang rumah tangga rutin adalah barang-barang
kebutuhan rutin yang disediakan rumah sakit untuk
menunjang jalanya pelayanan laboratorium, misalnya:
alat tulis kantor, sabun detergen, tissue, dan lain-lain.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan keamanan


permintaan barang rumah tangga rutin di Instalasi
Laboratorium Sentral . untuk memenuhi kebutuhan
Instalasi Laboratorium Sentral dalam melaksanakan
pelayanan terhadap masyarakat.

KEBIJAKAN 1. UU RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. PER DIR...
3. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
4. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Periksa persediaan barang rumah tangga rutin di


gudang laboratorium
2. Buat daftar permintaan barang rumah tangga rutin
dengan buku amprah sesuai dengan kebutuhan untuk
satu bulan
3. Buku amprah ditandatangani oleh Kepala Instalasi
Laboratorium Sentral.
4. Amprah ditandatangani oleh kepala bagian umum
5. Daftar amprah diserahkan kepada kepala sub
bagian rumah tangga untuk ditanda tangani
6. Daftar amprah disalin ke dalam buku pengeluaran
barang oleh bagian rumah tangga
7. Buku pengeluaran barang diserahkan kepada
penanggung jawab gudang perlengkapan
8. Barang diserahkan oleh penanggung jawab gudang
perlengkapan sesuai dengan permintaan barang
dengan menanda tangani bukti pengeluaran barang
dan penerima barang oleh penanggung jawab gudang
perlengkapan dan sub penanggung jawab logistik
PERMINTAAN BARANG RUMAH TANGGA
RUTIN
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
laboratorium sentral
9. Barang rumah tangga didistribusikan ke masing
masing bagian laboratorium sesuai dengan
kebutuhan.
10. Catat pemakaian barang rumah tangga.
11. Laporkan pemakaian barang rumah tangga kepada
Kepala Instalasi Laboratorium Sentral

UNIT TERKAIT Unit Layanan Pengadaan, Sub Bagian Rumah Tangga dan
Perlengkapan

DOKUMEN SPO pengadaan barang dan jasa rumah sakit


TERKAIT Blangko Permintaan barang rumah tangga

DAFTAR Perpres 5. tahun 2010 tentang pengadaan barang dan


RUJUKAN jasa
Buku pedoman pengelolaan laboratorium Klinik
PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/2
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeliharaan dan kalibrasi alat
laboratorium adalah prosedur yang dibuat oleh petugas,
pemimpin laboratorium atau perusahaan yang
memproduksi peralatan laboratorium yang memuat
tata cara melakukan pemeliharaan alat, kalibrasi, uji
ketelitian dan ketepatan sesuai petunjuk pelaksanaan
pemantapan mutu internal laboratorium kesehatan dan
Permenkes RI No 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang
pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan di Instalasi Laboratorium
Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin agar pemeliharaan, kalibrasi, uji


ketelitian dan ketepatan alat dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar, supaya alat dapat berfungsi dengan baik,
dan stabilitas alat dapat terjamin sehingga mendapatkan
mutu hasil pemeriksaan yang optimal di Instalasi
Laboratorium Sentral ..

KEBIJAKAN 1. PER FIR..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Pemeliharaan alat


Pemeliharaan alat dan sarana laboratorium menjadi
tanggung jawab semua karyawan laboratorium yang
dikoordinasikan oleh seorang sub penanggung jawab
masing-masing laboratorium, bila terjadi kerusakan
alat atau sarana lain yang tidak dapat diatasi sendiri
oleh karyawan laboratorium atau sub penanggung
jawab laboratorium, maka sub penanggung jawab
laboratorium melaporkan ke sub penanggung jawab
logistik dan sub penanggung jawab logistik segera
melaporkan masalahnya kepada Instalasi Pemeliharaan
Sarana Medik atau Non Medik rumah sakit. Bila
petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
tidak dapat mengatasi masalah yang ada, maka rumah
sakit segera memanggil teknisi dari perusahaan alat
yang bersangkutan untuk mengatasi masalah tsb.

PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT


. INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
Kalibrasi alat.
a. Kalibrasi alat-alat otomatis
Kalibrasi alat-alat otomatis dilaksanakan oleh
operator alat bersangkutan sesuai dengan buku
petunjuk kalibrasi alat masing masing yang
dilaksanakan sebelum pamerisaan spesimen dan
pemantapan mutu internal dilakukan. Kalibrasi alat
juga dilakukan oleh teknisi alat yang bersangkutan
secara periodik.
b. Kalibrasi alat-alat elektronik manual
Kalibrasi alat-alat elektronik manual dilaksanakan
oleh analis senior atau sub penanggungjawab
laboratorium, sesuai dengan buku petunjuk
kalibrasi alat yang bersangkutan secara periodik
c. Kalibrasi alat ukur gelas
Kalibrasi alat ukur gelas dilakukan secara
gravimetri oleh analis senior, petugas kalibrasi alat
yang ditunjuk, sesuai dengan petunjuk pada buku
pedoman kalibrasi alat masing-masing.

UNIT TERKAIT IPS Medik, rekanan/ distributor alat

DOKUMEN SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab
OPERASIONAL ALAT-ALAT LABORATORIUM
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional peralatan laboratorium adalah tata
cara pengoperasionalan alat-alat laboratorium yang
digunakan untuk pemeriksaan dan pedoman mengatasi
masalah apabila terjadi masalah pada peralatan
laboratorium di Instalasi Laboratorium Sentral . yang
telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Prosedur pengoperasionalan alat laboratorium dilakukan


sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada buku manual
operasional alat atau prosedur tetap yang dibuat oleh
staf laboratorium dan ditetapkan oleh direktur.

Prosedur operasional alat yang telah ditetapkan di


Instalasi Laboratorium Klinik . terdiri atas :
1. Alat-alat untuk pemeriksaan urin
2. Alat-alat untuk pemeriksaan kimia darah
3. Alat-alat untuk pemeriksaan hematologi
4. Alat-alat untuk pemeriksaan imunologi
5. Alat-alat untuk pemeriksaan mikrobiologi
6. Alat-alat untuk pemeriksaan patologi anatomi
7. Alat-alat penunjang laboratorium

UNIT TERKAIT IPS Medik, rekanan/ distributor alat


DOKUMEN SPO pemakaian alat-alat laboratorium
TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab
PENGIRIMAN SPESIMEN LIQUOR
CEREBROSPINALIS (LCS)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
HALAMAN
1/2

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR 2 MEI 201.
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pengiriman specimen liquor
cerebrospinalis (LCS) dari Instalasi Rawat Inap atau
bagian lain ke Instalasi Laboratorium Sentral
(laboratorium IGD atau laboratorium 2. jam) yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan di Instalasi Laboratorium
Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur pengambilan,


pengiriman dan pemeriksaan LCS di laboratorium dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan
standar cara kerja praktik medis yang benar menurut
ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Spesimen diambil dan ditampung menggunakan


botol atau tabung plastik steril.
2. Spesimen ditampung dalam 2 (dua) wadah yang
berbeda.
3. Tabung spesimen diberi identitas pasien lengkap
4. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium diisi
lengkap data pasien, keterangan klinis dan waktu
pengambilan spesimen.
5. Spesimen dikirim ke laboratorium dalam waktu
kurang dari 15 menit setelah pengambilan, untuk
mencegah kerusakan sel.
6. Pengiriman spesimen LCS harus disertai pengiriman
specimen darah tanpa anti koagulan untuk
pemeriksaan glukosa dan protein darah.
7. Spesimen darah diambil 2 jam sebelum dilakukan
lumbal pungsi, untuk mendapatkan kadar glukosa
LCS yang sebenarnya.
8. Jika spesimen LCS berwarna kemerahan akibat
trauma pungsi, maka pengiriman spesimen LCS
harus diiringi pengiriman spesimen darah dengan
antikoagulan EDTA sebanyak 2 ml untuk koreksi
hasil pemeriksaan LCS.
9. Jika hasil pemeriksan jumlah sel lekosit LCS pada
orang dewasa kurang dari 5 sel/ L, dan pada bayi
kurang dari 20 sel/ L, maka tidak dilakukan
pemeriksaan diferensiasi jenis sel.
PENGIRIMAN SPESIMEN LIQUOR
CEREBROSPINALIS (LCS)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. 2/2
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Rawat Jalan

DOKUMEN SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium


TERKAIT SPO pemeriksaan LCS

DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-


RUJUKAN alat lab.
Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi,
kimia klinik dan cairan tubuh

PENGIRIMAN SPESIMEN CAIRAN PLEURA


DAN ASITES
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pengiriman spesimen cairan pleura dan
asites untuk pemeriksaan laboratorium dari Instalasi
Rawat Inap atau bagian lain ke Instalasi Laboratorium
Sentral (laboratorium IGD atau laboratorium 2. jam) yang
telah ditetapkan dan dilaksanakan di Instalasi
Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur pengambilan,


pengiriman dan pemeriksaan cairan pleura dan asites di
laboratorium dapat dilaksanakan dengan baik dan benar
sesuai dengan standar cara kerja praktik medis yang
benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Spesimen diambil dan ditampung menggunakan


tabung plastik steril berulir minimal 10 mL.
2. Spesimen ditampung dalam 2 (dua) wadah yang
berbeda.
3. Tabung I: dibilas heparin dan diisi spesimen 6 mL
4. Tabung II: diisi spesimen sebanyak . ml dengan anti
koagulan EDTA
5. Tabung specimen diberi identitas pasien lengkap.
6. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium diisi
lengkap data pasien, keterangan klinis dan waktu
pengambilan specimen.
7. Spesimen dikirim ke laboratorium dalam waktu
kurang dari 15 menit setelah pengambilan, untuk
mencegah kerusakan sel.
8. Pengiriman spesimen harus disertai pengiriman
spesimen darah tanpa anti koagulan untuk
pemeriksaan glukosa, protein dan LDH, untuk
mendapatkan rasio guna membedakan eksudat dan
transudat.
9. Untuk pemeriksaan asites disertai dengan
pemeriksaan albumin serum dan diperiksa albumin
cairan asites.
10. Jika hasil pemeriksan jumlah sel leukosit kurang
dari 1000 sel/ L maka tidak dilakukan pemeriksaan
diferensiasi jenis sel.
11. Jika spesimen ber bentuk empiema (pus) maka
spesimen tidak dapat diperiksa (dianalisis).
PENGIRIMAN SPESIMEN CAIRAN PLEURA
DAN ASITES
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. 2/2
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap dan Instalasi Rawat Jalan

DOKUMEN SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium


TERKAIT SPO pemeriksaan cairan pleura dan asites

DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-


RUJUKAN alat lab.
Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi,
kimia klinik dan cairan tubuh
PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
RUJUKAN

. NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan pemeriksaan laboratorium rujukan
adalah pemeriksaan laboratorium yang belum dapat
dilaksanakan di Instalasi Laboratorium Sentral, dan
dirujuk ke laboratorium lain yang ditunjuk dan telah ada
kesepakatan kerja sama dengan SPH Padang

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis terhadap pemeriksaan
laboratorium yang belum dapat dilaksanakan oleh
Instalasi Laboratorium Sentral kepada pasien.

KEBIJAKAN 1. PER DIR..


2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Pasien rawat inap dengan cara pembayaran tunai

a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)


rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap,
diagnosis, jenis pemeriksaan yang dibutuhkan, nama
dan tanda tangan dokter yang meminta disertai
dengan bahan pemeriksaan diterima dan dilayani
oleh petugas laboratorium sentral.
b. Membayar biaya pemeriksaan sesuai dengan tarif
biaya pemeriksaan yang berlaku.
c. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium sentral,
meliputi:
a) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b) Tempat perawatan pasien
c) Nomor rekam medik
d) Status cara bayar pasien
e) Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
f) Tanggal permintaan pemeriksaan
g) Waktu permintaan pemeriksaan
h) Waktu pengambilan spesimen
i) Diagnosis atau keterangan klinik

PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


RUJUKAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
j) Parameter jenis pemeriksaan laboratorium
klinik yang diminta diberi tanda silang (x) atau cek
list (v).
k) Jumlah biaya pemeriksaan.
d. Spesimen diamati untuk memastikan bahwa
spesimen memenuhi kriteria penerimaan spesimen
dan dapat diperiksa sesuai dengan permintaan dokter
e. Petugas laboratorium sentral menghubungi
laboratorium rujukan yang ditunjuk, untuk
menginformasikan pemeriksaan yang diminta, dan
meminta agar petugas laboratorium rujukan
menjemput spesimen yang telah disiapkan.
f. Surat permintaan pemeriksaan, dan spesimen
diserahkan kepada petugas laboratorium rujukan
yang menjemput spesimen.
g. Petugas laboratorium sentral meminta keterangan
tanggal selesai pemeriksaan dilakukan, dan tanda
terima spesimen pemeriksaan.

2. Pasien rawat inap dengan cara bayar


Jamkesmas/Jampersal

a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)


rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap,
diagnosis, jenis pemeriksaan yang dibutuhkan, nama
dan tanda tangan dokter yang meminta disertai
dengan bahan pemeriksaan diterima dan dilayani
oleh petugas laboratorium sentral.
b. Melampirkan foto kopi kartu Jamkesmas, surat
rujukan dari Puskesmas dan surat jaminan
pelayanan/perawatan
c. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium sentral,
meliputi:
a) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b) Tempat perawatan pasien
c) Nomor rekam medik
d) Status cara bayar pasien
e) Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
f) Tanggal permintaan pemeriksaan
g) Waktu permintaan pemeriksaan
h) Waktu pengambilan specimen
i) Diagnosis atau keterangan klinik
j) Parameter jenis pemeriksaan laboratorium
klinik yang diminta diberi tanda silang (x) atau cek
list (v).
d. Spesimen diamati untuk memastikan bahwa
spesimen memenuhi kriteria penerimaan spesimen
dan dapat diperiksa sesuai dengan permintaan dokter
a) Petugas laboratorium sentral menghubungi
laboratorium rujukan yang ditunjuk, untuk
menginformasikan pemeriksaan yang diminta,
dan meminta agar petugas laboratorium rujukan
menjemput spesimen yang telah disiapkan.
b) Surat permintaan pemeriksaan, dan spesimen
diserahkan kepada petugas laboratorium rujukan
yang menjemput spesimen.

PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


RUJUKAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. 3/.
c) Petugas laboratorium sentral meminta keterangan
tanggal selesai pemeriksaan dilakukan, dan tanda
terima spesimen pemeriksaan.

3. Pasien rawat inap dengan cara bayar Askes


a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)
rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap,
diagnosis, jenis pemeriksaan yang dibutuhkan,
nama dan tanda tangan dokter yang meminta
disertai dengan bahan pemeriksaan diterima dan
dilayani oleh petugas laboratorium sentral.
b. SPPL diberi keterangan bahwa pemeriksaan yang
diminta oleh dokter tidak dapat dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral, dan ditandatangani
oleh petugas Instalasi Laboratorium Sentral.
c. Permintaan pemeriksaan dimintakan persetujuan /
diACC ke PT Askes.
d. Spesimen diserahkan kepada petugas Instalasi
Laboratorium Sentral.
e. Biaya pemeriksaan dibayar oleh pasien terlebih
dahulu.
f. Kwitansi pembayaran pemeriksaan dimintakan
penggantian kepada PT Askes oleh pasien sesuai
dengan pertanggungan PT Askes.
g. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium sentral,
meliputi:
a) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b) Tempat perawatan pasien
c) Nomor rekam medik
d) Status cara bayar pasien
e) Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
f) Tanggal permintaan pemeriksaan
g) Waktu permintaan pemeriksaan.
h) Waktu pengambilan spesimen
i) Diagnosis atau keterangan klinik
j) Parameter jenis pemeriksaan laboratorium
klinik yang diminta diberi tanda silang (x) atau
cek list (v).

4. Pasien rawat inap dengan cara bayar IKS


a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)
rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap,
diagnosis, jenis pemeriksaan yang dibutuhkan,
nama dan tanda tangan dokter yang meminta
disertai dengan bahan pemeriksaan diterima dan
dilayani oleh petugas laboratorium sentral.
b. Spesimen diserahkan kepada petugas Instalasi
Laboratorium Sentral.
c. Biaya pemeriksaan dibayar oleh pasien terlebih
dahulu.
d. Kwitansi pembayaran pemeriksaan dimintakan
penggantian kepada perusahaan yang menjamin
oleh pasien.

PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


RUJUKAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. ./.
e. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium sentral,
meliputi:
a) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b) Tempat perawatan pasien
c) Nomor rekam medik
d) Status cara bayar pasien
e) Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
f) Tanggal permintaan pemeriksaan
g) Waktu permintaan pemeriksaan.
h) Waktu pengambilan spesimen
i) Diagnosis atau keterangan klinik
j) Parameter jenis pemeriksaan laboratorium
klinik yang diminta diberi tanda silang (x) atau cek
list (v).

5. Pasien rawat inap dengan cara bayar Jamkesda


a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)
rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap,
diagnosis, jenis pemeriksaan yang dibutuhkan,
nama dan tanda tangan dokter yang meminta
disertai dengan bahan pemeriksaan diterima dan
dilayani oleh petugas laboratorium sentral.
b. SPPL diberi keterangan bahwa pemeriksaan yang
diminta oleh dokter tidak dapat dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral, dan ditandatangani
oleh petugas Instalasi Laboratorium Sentral.
c. Permintaan pemeriksaan di mintakan persetujuan
ke PT Askes.
d. Spesimen diserahkan kepada petugas Instalasi
Laboratorium Sentral.
e. Biaya pemeriksaan dibayar oleh pasien terlebih
dahulu.
f. Kwitansi pembayaran pemeriksaan dimintakan
penggantian kepada PT Askes oleh pasien sesuai
dengan pertanggungan PT Askes.
g. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium sentral,
meliputi:
a) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b) Tempat perawatan pasien
c) Nomor rekam medik
d) Status cara bayar pasien
e) Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
f) Tanggal permintaan pemeriksaan
g) Waktu permintaan pemeriksaan.
h) Waktu pengambilan spesimen
i) Diagnosis atau keterangan klinik
j) Parameter jenis pemeriksaan laboratorium
klinik yang diminta diberi tanda silang (x) atau
cek list (v).

PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


TERHADAP PASIEN SISTEM PENGENDALIAN
GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan pemeriksaan laboratorium terhadap
pasien Sistem Pengendalian Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) adalah tatacara (prosedur) pelayanan
pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan terhadap
pasien SPGDT meliputi penerimaan pasien, pengambilan
spesimen, pemeriksaan spesimen dan penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium pasien SPGDT di laboratorium
IGD Instalasi Laboratorium Sentral.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis terhadap pasien SPGDT di
Instalasi Laboratorium Sentral

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Permintaan pemeriksaan laboratorium dari dokter dapat


dikirim melalui work order billing system atau permintaan
langsung ke laboratorium IGD.
1. Surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (SPPL)
dan spesimen dikirim langsung oleh perawat atau
petugas IGD ke laboratorium IGD
a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium (SPPL)
rangkap dua diisi dengan jelas data pasien lengkap,
diagnosis, jenis pemeriksaan yang dibutuhkan, dan
ditanda tangani oleh dokter pengirim dari IGD
disertai dengan bahan pemeriksaan diterima dan
dilayani oleh petugas laboratorium IGD.
b. Data pasien dan jenis permintaan pemeriksaan
dicatat pada buku register laboratorium sentral,
meliputi:
a) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b) Tempat perawatan pasien (IGD)
c) Nomor rekam medik
d) Status cara bayar pasien ( Askes, Askeskin,
IKS, tunai, JKN)
e) Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TERHADAP PASIEN SISTEM PENGENDALIAN
GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
f) Tanggal permintaan pemeriksaan
g) Waktu permintaan pemeriksaan bagi
pemeriksaan.
h) Waktu pengambilan spesimen
i) Diagnosis atau keterangan klinik
j) Parameter jenis pemeriksaan laboratorium
klinik yang diminta diberi tanda silang (x) atau
cek list (v).
c. Spesimen diamati untuk memastikan bahwa
spesimen memenuhi kriteria penerimaan spesimen
dan dapat diperiksa sesuai dengan permintaan
dokter
d. Data pasien di-input ke Laboratorium Information
System (LIS) dan surat permintaan ditempel barkode
e. Spesimen ditempel barkode identitas.
f. Spesimen diperiksa sesuai dengan permintaan
pemeriksaan.
g. Hasil pemeriksaan yang telah diverifikasi dapat
diakses setiap waktu melalui LIS
h. Hasil pemeriksaan laboratorium cetakan dapat
diambil dalam waktu <30menit.

2. Permintaan pemeriksaan dikirim melalui work order


billing system pada komputer di IGD.
a. Data pasien dan permintaan pemeriksaan di-
entrikan melalui work order billing system oleh
petugas, perawat atau dokter IGD.
b. Job list di cetak di laboratorium IGD, dan dicatat
dalam buku registrasi.
c. Pengambilan spesimen darah vena dilaksanakan
oleh petugas laboratorium IGD.
d. Hasil pemeriksaan yang telah diverifikasi dapat
diakses real time melalui LIS dan komputer billing
system di IGD
e. Hasil Pemeriksaan laboratorium dalam bentuk
cetakan hasil dapat diambil dalam waktu 60 menit
setelah pengambilan spesimen, dilengkapi dengan
bukti tindakan pemeriksaan laboratorium

3. Surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (SPPL)


dikirim langsung ke laboratorium IGD.
a. SPPL diisi lengkap oleh petugas, perawat, atau
dokter IGD.
b. SPPL yang telah diisi di serahkan kepada petugas
laboratorium IGD
c. Data pasien di-entrikan ke LIS, dan dicatat dalam
buku register laboratorium.
d. SPPL ditempel dengan barcode
e. Spesimen darah vena diambil oleh petugas
laboratorium IGD.
f. Hasil pemeriksaan yang telah diverifikasi dapat
diakses real time melalui LIS dan komputer billing
system di IGD
g. Hasil pemeriksaan laboratorium dalam bentuk
cetakan hasil dapat diambil dalam 60 menit setelah
pengambilan spesimen, dilengkapi dengan bukti
tindakan pemeriksaan laboratorium.
PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TERHADAP PASIEN SISTEM PENGENDALIAN
GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT)
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
3/3
.
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap.

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT
DAFTAR 1. Buku pedoman pengelolaan laboratorium rumah sakit
RUJUKAN 2. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis kesehatan
Akibat Bencana
PELAYANAN DARAH PASIEN SISTEM
. PENGENDALIAN GAWAT DARURAT TERPADU
(SPGDT) DI BANK DARAH INSTALASI
LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan darah pasien Sistem Pengendalian
Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di Bank Darah Instalasi
Laboratorium adalah tatacara (prosedur) pelayanan
darah yang dilaksanakan terhadap pasien SPGDT meliputi
penerimaan contoh darah pasien, pengambilan
pemeriksaan uji cocok serasi darah donor dengan darah
resipien dan penyerahan darah donor kepada pasien
SPGDT di Bank Darah Instalasi Laboratorium Sentral

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan darah secara
administratif dan teknik medis terhadap pasien SPGDT di
Instalasi Laboratorium Sentral

KEBIJAKAN 1. PER .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik
PROSEDUR 1. Permintaan darah pasien SPGDT yang dilayani di
Bank darah Instalasi Laboratorium Sentral :

a. Permintaan darah yang dilayani di Bank darah


Instalasi Laboratorium Sentral adalah Whole Blood
(WB) dan Pack Red Cell (PRC)
b. Permintaan komponen darah dilaksanakan oleh
UTDC PMI Padang
c. Bank Darah Instalasi Laboratorium Sentral melayani
permintaan darah pasien Umum (tunai), Askeskin
Maskin, dan IKS.
d. Permintaan darah oleh pasien Askes dan Jamkesda
dilaksanakan oleh UTDC PMI Padang.

2. Prosedur Pelayanan Permintaan darah di Bank Darah

a. Pengambilan contoh darah pasien dilaksanakan


oleh petugas, perawat atau dokter yang merawat
sebanyak 3 ml dengan anti koagulan Natrium Sitras
3,8 %, dan dihomogenkan.
b. Perbandingan darah dengan antikoagulan adalah
9:1
PELAYANAN DARAH PASIEN SISTEM
PENGENDALIAN GAWAT DARURAT TERPADU
(SPGDT) DI BANK DARAH INSTALASI
LABORATORIUM SENTRAL
. NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

c. Surat permintaan darah dan contoh darah


diserahkan kepada petugas di bank darah.
d. Pasien atau keluarganya diberikan surat bukti
pesanan darah, golongan darah dan jumlah darah
yang dipesan
e. Contoh darah diperiksa golongan darahnya.
f. Dilakukan uji cocok serasi (cross macth) antara
darah resipien dengan stok darah yang ada di bank
darah.
g. Darah yang telah selesai dilakukan uji cocok serasi
diserahkan kepada petugas IGD, perawat, dokter
atau keluarga pasien SPGDT oleh petugas bank
darah.
h. Data pasien dan jenis permintaan darah dicatat
pada buku register bank darah, meliputi:
a) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b) Tempat perawatan pasien (IGD)
c) Nomor rekam medik
d) Status cara bayar pasien ( Askes, Askeskin,
IKS, tunai, JKN)
e) Nama dokter yang meminta darah
f) Tanggal dan waktu permintaan darah
g) Waktu pengambilan spesimen
h) Diagnosis atau keterangan klinik
i) Data pasien dan permintaan darah di-
entrikan ke billing system
UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap UTDC PMI
DOKUMEN Blanko permintaan darah
TERKAIT
DAFTAR 1. Buku pedoman pengelolaan bank darah rumah sakit
RUJUKAN 2. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis kesehatan
Akibat Bencana

OPERASIONAL CENTRIFUGE LABOFUGE 200


. HERAEUS
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional centrifuge Labofuge 200 Heraeus
adalah tata cara pengoperasionalan alat laboratorium
centrifuge Labofuge 200 Heraeus di Instalasi
Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang
semestinya serta dapat mengatasi masalah yang terjadi
oleh semua operator alat, sehingga kestabilan dan
keawetan alat dapat terjamin dan dapat bekerja
sebagaimana mestinya.
KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik


2. Buka cover alat dengan menekan led.
3. Masukkan tabung yang akan di centrifuge
berseberangan dengan seimbang
4. Tutup cover centrifuge
5. Tekan set time untuk menentukan waktu yang
diinginkan (misalnya : 10 menit)
6. Tekan set speed untuk menentukan kecepatan yang
kita inginkan (misalnya .000 rpm)
7. Tekan start untuk memulai pemusingan.
8. Centrifuge akan bekerja sesuai dengan kecepatan
yang diset dan waktu yang diinginkan.
9. Tunggu sampai centrifuge berhenti, ditandai dengan
lampu led kuning menyala
10. Buka cover dengan menekan led.
11. Keluarkan tabung yang di centrifuge.
12. Tutup kembali cover centrifuge.
13. Cabut kabel alat centrifuge dengan listrik.

OPERASIONAL CENTRIFUGE LABOFUGE 200


HERAEUS
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

. NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, rekanan/ distributor alat

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-


RUJUKAN alat lab
OPERASIONAL ALAT HEMATOKRIT
. (HEMOFUGE HERAEUS)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional alat hematokrit Hemofuge Heraeus
adalah tata cara pengoperasionalan alat hematokrit
Hemofuge Heraeus di Instalasi Laboratorium Sentral .
yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang
semestinya serta dapat mengatasi masalah yang terjadi
oleh semua operator alat, sehingga kestabilan dan
keawetan alat dapat terjamin dan dapat bekerja
sebagaimana mestinya.
KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik


2. Tekan led untuk membuka alat cover.
3. Letakkan mikro hematokrit yang sudah disiapkan
pada tempatnya sesuai nomor, dan di sembangkan.
4. Kunci alat dengan penutup hematokrit
5. Tutup cover alat.
6. Tekan set time untuk menentukan waktu yang
diinginkan (5 menit)
7. Tekan set speed untuk menentukan kecepatan yang
diinginkan 10.000g (11.000-16000 rpm).
8. Tekan star untuk memulai pemusingan, maka alat
akan hidup dan baru berhenti setelah waktu yang
diinginkan (di set) telah terpenuhi.
9. Buka cover dengan menekan tombol lid
10. Buka pengunci hematokrit
11. Keluarkan mikrohematokrit untuk dibaca dengan
kalkulator khusus mikro hematokrit.
12. Simpan pengunci hematokrit pada tempatnya.
13. Tutup kover alat.
14. Cabut kabel penghubung dengan listrik.

OPERASIONAL ALAT HEMATOKRIT


. (HEMOFUGE HERAEUS)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, rekanan/ distributor alat

DOKUMEN SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab
OPERASIONAL DAN CARA PEMERIKSAAN
. HEMATOLOGI RUTIN MENGGUNAKAN ALAT
ABX PENTRA 60
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
1
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional dan cara pemeriksaan hematologi
rutin menggunakan alat ABX Pentra 60 adalah tata cara
pengoperasionalan alat dan prosedur pemeriksaan
hematologi rutin menggunakan alat ABX Pentra 60 di
Instalasi Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat dan pemeriksaan hematologi
laboratorium dilakukan dengan baik dan benar sesuai
dengan tata cara yang semestinya serta dapat mengatasi
masalah yang terjadi oleh semua operator alat, sehingga
kualitas pemeriksaan, kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.
KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Cek kelengkapan reagen : Diluent, miniclean, mini


lyze, basolyse, dan eosinofix.
2. Hubungkan alat dengan listrik.
3. Hidupkan UPS
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol power.
5. Biarkan alat start-up dengan sendirinya (3-5 menit)
sampai hasil yang keluar nol (start-up passed)
6. Masukkan bahan kontrol untuk pemantapan mutu
internal, jika hasil kontrol sudah masuk kedalam
range, hasil kontrol dibuat grafik West gard.
7. Memasukkan sampel :
a. Tekan ID
b. Masukkan nomor / identitas pasien
c. Tekan enter, maka jarum sampel akan keluar.
d. Spesimen dihomogenkan
e. Isap / masukkan jarum sampel ke wadah
spesimen
f. Tekan star di belakang jarum atau tombol
dibagian depan alat.
g. Pasang kertas pada printer yang sudah
dihidupkan.
h. Tunggu hasil keluar melalui printer.
OPERASIONAL DAN CARA PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI RUTIN MENGGUNAKAN ALAT
ABX PENTRA 60
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
i. Salin hasil pemeriksaan ke blanko hasil
pemeriksaan.
j. Cek hasil pemeriksaan.
k. Tanda tangani hasil pemeriksaan
l. Catat hasil pemeriksaan di buku kerja.
m. Serahkan hasil pemeriksaan kebagian
administrasi.
8. Mematikan alat.
a. Tekan stand by enter
b. Tunggu sampai swich off keluar
c. Matikan power of di belakang alat.
d. Matikan UPS.

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, rekanan/ distributor alat

DOKUMEN SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab
OPERASIONAL PEMADAM API MINIMAX
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional alat pemadan api minimax adalah
tata cara pengoperasionalan alat pemadam api minimax
di Instalasi Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat pemadam api di laboratorium
dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tata cara
yang semestinya serta dapat mengatasi masalah yang
terjadi oleh semua operator alat, sehingga kestabilan
dan keawetan alat dapat terjamin dan dapat bekerja
sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. PE...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Pegang tangkai pemadam api


2. Buka segel pengaman
3. Tarik pin pengaman.
4. Arahkan nozzle ke sumber api
5. Tekan pengatup pada tangkai pemadam api.

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, rekanan /distributor alat

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO Kemanan kerja laboratorium
3. SPO Keamanan dan keselamatan kerja K3 RS

DAFTAR Buku pedoman keamanan dan keselamatan kerja


RUJUKAN
OPERASIONAL CENTRIFUGE LABOFUGE .00
. HERAEUS
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional alat centrifuge Labofuge .00
Heraeus adalah tata cara pengoperasionalan alat
centrifuge Labofuge .00 Heraeus di Instalasi
Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik


2. Buka cover alat dengan menekan led.
3. Masukkan tabung yang akan di centrifuge
berseberangan dengan seimbang
4. Tutup cover centrifuge
5. Tekan set time untuk menentukan waktu yang
diinginkan (misalnya : 10 menit)
6. Tekan set speed untuk menentukan kecepatan yang
kita inginkan (misalnya .000 rpm)
7. Tekan star untuk memulai pemusingan.
8. Centrifuge akan bekerja sesuai dengan kecepatan
yang diset dan waktu yang diinginkan tercapai.
9. Tunggu 2-3 menit setelah centrifuge berhenti.
10. Buka cover dengan menekan led.
11. Keluarkan tabung yang di centrifuge.
12. Tutup kembali cover centrifuge.
13. Cabut kabel alat centrifuge dengan listrik.

OPERASIONAL CENTRIFUGE LABOFUGE .00


. HERAEUS
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, rekanan/ distributor alat

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab

OPERASIONAL KULKAS LIEBHERR PROFILINE


. INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional kulkas Liebherr Profiline adalah tata
cara pengoperasionalan kulkas Liebherr Profiline di
Instalasi Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik. (alat langsung


dalam keadaan on )
2. Atur tombol pengatur suhu 1-7sesuai kebutuhan.
3. Kontrol suhu pada display, atau thermometer.
4. Atur kembali tombol pengatur suhu bila suhu kulkas
belum sesuai dengan yang diinginkan.

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab

OPERASIONAL KULKAS NATIONAL


. INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional kulkas National adalah tata cara
pengoperasionalan kulkas National di Instalasi
Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik. (alat langsung


dalam keadaan on )
2. Atur tombol pengatur suhu 1-8 didalam kulkas.
3. Tekan tombol freezer defrost bila didalam freezer
terlalu banyak batu es (bunga es)
4. Atur kembali tombol pengatur suhu bila suhu kulkas
belum sesuai dengan yang diinginkan.

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab

OPERASIONAL KULKAS TOSHIBA


. INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/1
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional kulkas Toshiba adalah tata cara
pengoperasionalan kulkas Toshiba di Instalasi
Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik. (alat langsung dalam


keadaan on)
2. Atur tombol pengatur suhu 1-5 didalam kulkas.
3. Tekan tombol freezer defrost bila didalam freezer
terlalu banyak batu es (bunga es)
4. Atur kembali tombol pengatur suhu bila suhu kulkas
belum sesuai dengan yang diinginkan.

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab

OPERASIONAL KULKAS LG
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 1/1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional kulkas LG adalah tata cara
pengoperasionalan kulkas LG di Instalasi Laboratorium
Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.
KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik. (alat langsung dalam


keadaan on)
2. Atur tombol pengatur suhu 1-5 didalam kulkas.
3. Tekan tombol freezer defrost bila didalam freezer
terlalu banyak batu es (bunga es)
4. Atur kembali tombol pengatur suhu bila suhu kulkas
belum sesuai dengan yang diinginkan.

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab

OPERASIONAL MIKROSKOP LEICA


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional mikroskop Leica adalah tata cara
pengoperasionalan mikroskop Leica di Instalasi
Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik
PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik.
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol power on
3. Putar revolver untuk mengatur lensa obyektif.
4. Atur tombol aperture untuk mengatur sinar yang
masuk
5. Atur diafragma untuk mengatur intensitas sinar.
6. Letakkan obyek gelas (preparat) pada meja benda
7. Periksa preparat dengan menggunakan lensa
obyektif perbesaran 10 kali.
8. Gantikan lensa obyektif dengan perbesaran .0 kali.
9. Gunakan lensa obyektif perbesaran 100 kali dengan
bantuan minyak imersi bila perlu perbesaran kuat.
10. Matikan mikroskop dengan menekan tombol off
bila pemeriksaan telah selesai dilaksanakan.
11. Bersihkan lensa-lensa yang digunakan dengan
tissue.
12. Bersihkan lensa obyektif perbesaran 100 kali
dengan xilol.
13. Lepaskan stop kontak hubungan alat dengan listrik.
14. Alat ditutup dengan covernya.
15. Simpan alat dengan baik.

OPERASIONAL MIKROSKOP LEICA


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
.
UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab
OPERASIONAL MIKROSKOP OLIMPUS CX 21
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional mikroskop Olympus CX 21 adalah
tata cara pengoperasionalan mikroskop Olympus CX 21 di
Instalasi Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik.


2. Hidupkan alat dengan menekan tombol power on
3. Putar revolver untuk mengatur lensa obyektif.
4. Atur tombol aperture untuk mengatur sinar yang
masuk
5. Atur diafragma untuk mengatur intensitas sinar.
6. Letakkan obyek gelas (preparat) pada meja benda
7. Periksa preparat dengan menggunakan lensa obyektif
perbesaran 10 kali.
8. Gantikan lensa obyektif dengan perbesaran .0 kali.
9. Gunakan lensa obyektif perbesaran 100 kali dengan
bantuan minyak imersi bila perlu perbesaran kuat.
10. Matikan mikroskop dengan menekan tombol off
bila pemeriksaan telah selesai dilaksanakan.
11. Bersihkan lensa-lensa yang digunakan dengan
tissue.
12. Bersihkan lensa obyektif perbesaran 100 kali
dengan xilol.
13. Lepaskan stop kontak hubungan alat dengan listrik.
14. Alat ditutup dengan covernya.
15. Simpan alat dengan baik.

OPERASIONAL MIKROSKOP OLIMPUS CX 21


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab
OPERASIONAL MIKROSKOP FOTO METER
5010
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

HALAMAN
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional fotometer adalah tata cara
pengoperasionalan alat fotometer 5010 di Instalasi
Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik.


2. Tekan power pada posisi on
3. Biarkan alat sampai ready selama 10 menit.
4. Pilih (tekan program yang dikehendaki (misalnya
glukosa)
5. Cuci cuvet (hisap) dengan aquadest.
6. Hisap blanko reagen
7. Hisap satandar atau sampel.
8. Catat hasil yang keluar dari diplay
9. Cuci alat (hisap) dengan aquadest.
10. Matikan alat dengan menekan tombol off
11. Cabut kabel hubungan alat dengan listrik.
UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab

OPERASIONAL URIN ANALYZER HUMARIDER


. INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional urin analyzer Humarider adalah tata
cara pengoperasionalan alat urin analyzer Humarider di
Instalasi Laboratorium Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik


2. Tekan tombol power untuk menghidupkan alat
3. Tekan start
4. Kalibrasi alat dengan stik kalibrasi.
5. Masukkan urin dalam tabung reaksi 5 ml
6. Celupkan stik regen ke dalam urin sampai merata
7. Tiriskan stik dengan tissue
8. Letakan stik pada alat
9. Tunggu hasil pemeriksaan keluar dari print out
10. Bersihkan alat jika sudah selesai pemeriksaan
11. Kosongkan tabung west dari sampah stik sisa
pemeriksaan
12. Matikan alat dengan menekan power off
13. Tutup alat dengan cover plastik

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab

OPERASIONAL URIN ANALYZER DIRHUI H500


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional urin analyzer Dirhui H500 adalah
tata cara pengoperasionalan alat urin analyzer Dirhui
H500 di Instalasi Laboratorium Sentral . yang telah
dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang semestinya
serta dapat mengatasi masalah yang terjadi oleh semua
operator alat, sehingga kestabilan dan keawetan alat
dapat terjamin dan dapat bekerja sebagaimana mestinya.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik


2. Tekan tombol power untuk menghidupkan alat
3. Tekan start
4. Kalibrasi alat dengan stik kalibrasi.
5. Masukkan urin dalam tabung reaksi 5 ml
6. Celupkan stik regen ke dalam urin sampai merata
7. Tiriskan stik dengan tissue
8. Letakan stik pada alat
9. Tunggu hasil pemeriksaan keluar dari print out
10. Bersihkan alat jika sudah selesai pemeriksaan
11. Kosongkan tabung west dari sampah stik sisa
pemeriksaan
12. Matikan alat dengan menekan power off
13. Tutup alat dengan cover plastik

UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, IPS Non Medik

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab
OPERASIONAL CENTRIFUGE EPPENDORF
5702
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur operasional centrifuge Eppendorf 5702 adalah
tata cara pengoperasionalan alat laboratorium
centrifuge Eppendorf 5702 di Instalasi Laboratorium
Sentral . yang telah dibakukan.

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur yang digunakan dalam


mengoperasionalkan alat laboratorium dilakukan dengan
baik dan benar sesuai dengan tata cara yang
semestinya serta dapat mengatasi masalah yang terjadi
oleh semua operator alat, sehingga kestabilan dan
keawetan alat dapat terjamin dan dapat bekerja
sebagaimana mestinya.
KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Hubungkan alat dengan listrik


2. Buka cover alat dengan menekan tombol open.
3. Masukkan tabung yang akan di centrifuge
berseberangan dengan seimbang
4. Tutup cover centrifuge
5. Putar tombol set time untuk menentukan waktu yang
diinginkan (misalnya : 10 menit)
6. Purat tombol set speed untuk menentukan kecepatan
yang kita inginkan (misalnya .000 rpm)
7. Tekan star untuk memulai pemusingan.
8. Centrifuge akan bekerja sesuai dengan kecepatan
yang diset dan waktu yang diinginkan tercapai.
9. Tunggu 2-3 menit setelah centrifuge berhenti.
10. Buka cover dengan menekan led.
11. Keluarkan tabung yang di centrifuge.
12. Tutup kembali cover centrifuge.
13. Cabut kabel alat centrifuge dengan listrik.

OPERASIONAL CENTRIFUGE EPPENDORF


5702
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
UNIT TERKAIT Instalasi Laboratorium Sentral, rekanan/ distributor alat

DOKUMEN SPO alat-alat lab


TERKAIT
DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-
RUJUKAN alat lab

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
. BIDANG HEMATOLOGI
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan laboratorium bidang
hematologi adalah prosedur yang digunakan di bidang
hematologi yang dibuat oleh petugas atau pemimpin
laboratorium yang memuat tata cara melakukan
pemeriksaan hematologi secara konvensional yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan di Instalasi Laboratorium
Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium bidang hematologi dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan
standar cara kerja praktik medis yang benar menurut
ilmu kedokteran.
KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Prosedur pemeriksaan bidang hematologi terdiri atas :


1. Pemeriksaan darah rutin
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Pemeriksaan fungsi hemostatik
4. Pemeriksaan hematologi lain

DOKUMEN SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium


TERKAIT SPO Pemeriksaan laboratorium bidang hematologi

DAFTAR Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-


RUJUKAN alat lab.
Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi

PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan hitung leukosit di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah prosedur yang dibuat oleh
petugas atau pemimpin laboratorium memuat tata cara
melakukan pemeriksaan hitung jumlah lekosit secara
konvensional yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. .
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode : Hitung leukosit menggunakan kamar hitung


Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian
dimasukkan dalam kamar hitung jumlah leukosit dihitung
dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor
konversi.
Alat / Reagen :
a. Hemositometer (kamar hitung dan pipet leukosit)
b. Mikroskop
c. Larutan Turk
Cara Kerja :
1. Mengisi pipet leukosit
a. Isaplah darah (kapiler atau EDTA) sampai
garis tanda 0,5
b. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada
ujung pipet
c. Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk
sambil menahan darah pada garis tanda tadi, Turk
dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11.
d. Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet
dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap
e. Kocoklah pipet itu selama 15 30 detik,
kemudian letakkan horizontal

PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
.
2. Mengisi kamar hitung
a. Letakkan kamar hitung yang bersih dengan kaca
penutup terpasang mendatar di atas meja
b. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-
menerus
c. Buanglah cairan di dalam batang kapiler pipet (3 .
tetes) dan segera sentuhkan ujung pipet itu
dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar
hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup.
Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-
lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
d. Biarkan kamar hitung selama 2 atau 3 menit
supaya leukosit mengendap.
Menghitung jumlah sel
a. Gunakan lensa pembesaran 10x dan kecilkan
diafragma
b. Hitunglah semua leukosit yang terdapat
dalam keempat bidang besar pada sudut-sudut
kamar hitung, mulailah menghitung dari sudut kiri
atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah
dari kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan
dimulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini
dilakukan pada keempat bidang besar.
c. Jumlah sel yang dihitung dikalikan 50 =
jumlah leukosit per l darah
4. Nilai Normal : 5000 10.000/

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO Pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-


RUJUKAN alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi

PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan hitung eritrosit di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah prosedur yang dibuat oleh
petugas atau pemimpin laboratorium memuat tata cara
melakukan pemeriksaan hitung jumlah eritrosit secara
konvensional yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang laboratorium
klinik

PROSEDUR Metode:
Hitung eritrosit secara langsung menggunakan kamar
hitung
Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian
dimasukkan dalam kamar hitung, jumlah eritrosit dihitung
dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor
konversi
Alat dan Reagen :
a. Hemositometer (kamar hitung dan pipet eritrosit)
b. Mikroskop
c. Larutan Hayem
Cara Kerja :
Mengisi pipet eritrosit
a. Isaplah darah (kapiler atau EDTA) sampai garis tanda
0,5
b. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada luar
dan ujung pipet
c. Masukkan ujung pipet dalam larutan hayem sambil
menahan darah pada garis tanda tadi, Hayem
dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 101.
d. Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet
dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap
e. Kocoklah pipet itu selama 15 30 detik, kemudian
letakkan horizontal.

PEMERIKSAAN HITUNG ERITROSIT


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
.
2. Mengisi kamar hitung
a. Letakkan kamar hitung yang bersih dengan kaca
penutup terpasang mendatar di atas meja
b. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-
menerus
c. Buanglah cairan di dalam batang kapiler pipet (3 .
tetes) dan segera sentuhkan ujung pipet itu dengan
sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung
dengan menyinggung pinggir kaca penutup.
d. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan
dengan daya kapilaritasnya sendiri.
3. Biarkan kamar hitung selama 2 atau 3 menit supaya
eritrosit mengendap. Menghitung jumlah sel
a. Gunakan lensa pembesaran .0 x dan kecilkan
diafragma sampai garis bagi dalam bidang besar
tengah terlihat jelas
b. Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam 5
bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil, mulailah
menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan,
kemudian turun ke bawah dari kanan ke kiri, lalu
turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke
kanan.
c. Jumlah sel yang dihitung dikali 10.000 = jumlah
eritrosit per l darah
.. Nilai Normal : Laki laki : .,5 5,5 juta/l, Perempuan : .
5 juta/l

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-


RUJUKAN alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi

PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan hitung trombosit di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah prosedur yang dibuat oleh
petugas atau pemimpin laboratorium memuat tata cara
melakukan pemeriksaan hitung jumlah trombosit secara
konvensional yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode:
Hitung trombosit cara langsung ammonium oxalat 1%

Prinsip :
Darah diencerkan dengan larutan ammonium oxalat 1%
dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar hitung

Alat / Reagen :
a. Hemositometer (kamar hitung dan pipet eritrosit)
b. Mikroskop
c. Larutan ammonium oxalat 1%

Cara Kerja :
Mengisi pipet eritrosit
a. Isap cairan ammonium oxalat 1% ke dalam
pipet eritrosit sampai garis tanda 1 dan buanglah
lagi cairan tersebut.
b. Isap darah (kapiler atau EDTA) sampai garis
tanda 0,5 dan larutan ammonium oxalat 1%
sampai garis tanda 101. Segeralah kocok selama
3 menit.

PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
Mengisi kamar hitung
a. Letakkan kamar hitung yang bersih dengan
kaca penutup terpasang mendatar di atas meja
b. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit
terus-menerus
c. Buanglah cairan di dalam batang kapiler
pipet (3. tetes) dan segera sentuhkan ujung pipet
itu dengan sudut 30 derajat pada permukaan
kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup.
d. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan
perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya
sendiri.
e. Biarkan kamar hitung selama 10 menit
supaya trombosit mengendap

Menghitung jumlah sel


a. Gunakan lensa pembesaran .0 x dan kecilkan
diafragma sampai garis bagi dalam bidang besar
tengah terlihat jelas
b. Hitunglah semua trombosit yang terdapat
dalam seluruh bidang besar ditengah.
c. Jumlah sel yang dihitung kali 2000 = jumlah
trombosit per l darah

4. Nilai Normal : 150.000 .00.000/l

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi alat-


RUJUKAN alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan laju endap darah di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah prosedur yang dibuat oleh
petugas atau pemimpin laboratorium memuat tata cara
melakukan pemeriksaan laju endap darah secara
konvensional yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode : Westergreen


Prinsip :
Penetapan laju eritrosit mengendap dalam darah yang
tidak dapat membeku

Alat / Reagen :
a. Pipet Westergreen
b. Rak Westergreen
c. Botol bersih
d. Larutan NaCl 0,9 N
e. Darah EDTA

Cara Kerja :
1. Isap NaCl 0,9 N dengan pipet Westergreen sampai
garis tanda 150, masukkan ke dalam botol yang
bersih.
2. Isap darah EDTA dengan pipet Westergreen sampai
garis tanda 0, masukkan ke dalam botol yang
sudah berisi NaCl tadi, homogenkan.
3. Isap campuran darah dan NaCl tersebut ke dalam
pipet Westergreen sampai tanda 0, kemudian
biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak
Westergreen selama 60 menit.
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
4. Baca tingginya lapisan plasma dengan milimeter
dan laporkan angka itu sebagai laju endap darah.
5. Nilai Normal : - Laki laki : < 10 mm/ 1 jam
- Perempuan : < 15 mm/ 1 jam

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat
laboratorium
DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi
RUJUKAN alat-alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang
hematologi

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan hematokrit di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah prosedur yang dibuat oleh
petugas atau pemimpin laboratorium memuat tata cara
melakukan pemeriksaan hematokrit secara konvensional
yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di Instalasi
Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode: Mikrohematokrit


Prinsip :
Penetapan volume eritrosit dalam 100 ml darah dengan
pipet kapiler heparin

Alat / Reagen :
a. Pipet kapiler heparin
b. Bahan penutup pipet (cretoseal)
c. Sentrifus hematokrit
d. Grafik hematokrit (mikrohematokrit reader)

Cara Kerja :
1. Isilah pipet kapiler heparin dengan darah hingga
dua pertiga panjang pipet.
2. Tutuplah salah satu ujung dengan bahan penutup.
3. Sentrifus 16.000 rpm selama 5 menit
4. Baca nilai hematokrit dengan menggunakan grafik
(kalkulator khusus)

Nilai Normal : - Laki laki : .0 .8%


- Perempuan : 37 .3%
PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
.
DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab
TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi


RUJUKAN alat-alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi
PEMERIKSAAN SEDIAAN HAPUS DARAH TEPI
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan sediaan hapus darah tepi di
Instalasi Laboratorium Sentral adalah prosedur yang
dibuat oleh petugas atau pemimpin laboratorium
memuat tata cara melakukan pemeriksaan sediaan
hapus darah tepi secara konvensional yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan di Instalasi Laboratorium
Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.
KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode : Pulasan Giemsa

Alat/ Reagen :
a. Kaca objek
b. Metanol
c. Larutan Giemsa

Cara Kerja :

1. Membuat sediaan hapus


a. Letakkan setetes kecil darah (diameter tidak lebih 2
mm) kira-kira 2 cm dari ujung kanan kaca objek.
b. Dengan tangan kanan letakkan kaca objek lain di
sebelah kiri tetesan darah tadi dan digerakkan ke
kanan hingga mengenai tetes darah, tetes darah
akan menyebar pada sisi kaca penggeser, tunggu
sampai darah mencapai cm dari pinggir kaca
objek.
c. Segera geserkan kaca itu ke kiri sambil
memegangnya miring dengan sudut antara 30
dan .5 derajat.
d. Biarkan sediaan itu kering di udara.
PEMERIKSAAN SEDIAAN HAPUS DARAH TEPI
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
.

2. Memulas sediaan hapus


a. Letakkan sediaan yang akan dipulas di atas
rak tempat memulas dengan lapisan darah ke
atas
b. Teteskan metanol ke atas sediaan itu hingga
bagian yang terlapis darah tertutup seluruhnya,
biarkan selama 5 menit.
c. Buanglah kelebihan metanol dari kaca objek
d. Tutupi sediaan dengan larutan giemsa dan
biarkan selama 20 menit
e. Bilas dengan air suling
f. Letakkan sediaan vertikal dan biarkan
mengering di udara.

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi


RUJUKAN alat-alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi

PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT


INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan hitung retikulosit di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah prosedur yang dibuat oleh
petugas atau pemimpin laboratorium memuat tata cara
melakukan pemeriksaan hitung retikulosit secara
konvensional yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode: Sediaan kering

Prinsip : Sisa RNA yang masih tertinggal pada


retikulosit akan terwarnai oleh pewarnaan supravital
Brilliantcresylblue (BCB) dan dihitung dalam 1000
eritrosit

Alat / Reagen :
a. Kaca objek
b. Tabung kecil
c. Larutan Brilliantcresylblue (BCB)

Cara Kerja :
1. Masukkan 100 l darah EDTA ke dalam tabung
kecil.
2. Campurkan dengan 100 l larutan BCB, biarkan
selama 15 menit.
3. Ambil setetes campuran tersebut, letakkan di atas
kaca objek untuk dibuat sediaan hapus.
4. Periksa dengan lensa imersi dan jumlah retikulosit
dihitung per 1000 eritrosit.

Nilai Normal : 5 15
PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


. 2/2
.
DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab
TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi


RUJUKAN alat-alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi
PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN
(BLEEDING TIME)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan masa perdarahan di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah prosedur yang dibuat oleh
petugas atau pemimpin laboratorium memuat tata cara
melakukan pemeriksaan masa perdarahan secara
konvensional yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode: Ivy


Prinsip : mengukur lama waktu perdarahan jika kulit
dilukai dengan tusukan kecil

Alat/ Reagen :
a. Sfigmomanometer
b. Lancet
c. Kapas alkohol
d. Kertas saring Watman
e. Stopwatch

Cara Kerja :
1. Bersihkan bagian voler lengan bawah dengan kapas
alkohol, biarkan kering.
2. Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas
dan pompa sampai tekanan .0 mmHg.
3. Pertahankan tekanan tersebut selama pemeriksaan
berlangsung.

PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN


(BLEEDING TIME)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
4. Tegangkan kulit lengan bawah dan tusukkan lancet
pada daerah 3 jari di bawah lipat siku sampai
kedalaman 3 mm.
5. Jika terlihat darah mulai keluar, hidupkan
stopwatch.
6. Isap tetes darah yang keluar tiap 30 detik memakai
kertas saring, jangan sampai menekan kulit.
7. Hentikan sopwatch pada waktu darah tidak dapat
diisap lagi dan catat waktu tersebut.

Nilai Normal : 1 6 menit

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi


RUJUKAN alat-alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi
PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN
(CLOTTING TIME)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan masa pembekuan di Instalasi
Laboratorium Sentral adalah prosedur yang dibuat oleh
petugas atau pemimpin laboratorium memuat tata cara
melakukan pemeriksaan masa pembekuan secara
konvensional yang telah ditetapkan dan dilaksanakan di
Instalasi Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode : Kaca objek

Prinsip : mengukur lama waktu yang diperlukan


darah
untuk membeku
Alat / Reagen :
a. Kaca objek
b. Lancet
c. Kapas alkohol
d. Stopwatch

Cara Kerja :
1. Bersihkan salah satu ujung jari 2,3 atau . dengan
kapas alkohol, biarkan kering.
2. Tusukkan lancet arah tegak lurus sidik jari sampai
kedalaman 3 mm.
3. Jika terlihat darah mulai keluar, hidupkan
stopwatch.
4. Teteskan darah ke kaca objek sebanyak 3 tetes
yang terpisah.
5. Tiap 30 detik mulai tetes darah pertama dilakukan
pencongkelan dengan ujung lancet untuk melihat
terbentuknya
PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN
(CLOTTING TIME)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. 2/2
benang fibrin yang menandakan darah sudah
membeku. Catat waktunya.

Nilai Normal : 2 6 menit

6. Setelah terbentuk benang fibrin pada tetes darah


pertama, lakukan tindakan yang sama berturut-
turut pada tetes darah kedua dan ketiga. Catat juga
waktunya
7. Masa pembekuan darah adalah masa pembekuan
rata-rata dari tetes darah kedua dan ketiga.

Nilai Normal : 2 6 menit

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi


RUJUKAN alat-alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi
PEMERIKSAAN PERCOBAAN
PEMBENDUNGAN
(TES RUMPEL LEEDE)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan percobaan pembendungan
di Instalasi Laboratorium Sentral adalah prosedur yang
dibuat oleh petugas atau pemimpin laboratorium
memuat tata cara melakukan pemeriksaan percobaan
pembendungan secara konvensional yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan di Instalasi Laboratorium
Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode : Rumpel leede

Prinsip : menguji ketahanan kapiler darah


dengan cara pembendungan pada vena sehingga darah
menekan dinding kapiler

Alat / Reagen :
a. Sfigmomanometer
b. Stopwatch

Cara Kerja :
1. Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas
dan pompa sampai tekanan 100 mmHg (tekanan
pertengahan antara sistolik dan diastolik).
2. Pertahankan tekanan itu selama 10 menit.
3. Lepaskan ikatan dan tunggu sampai tanda stasis
darah lenyap yaitu dengan cara menyamakan warna
kulit dengan lengan yang tidak dibendung.
4. Cari adanya ptechiae dan hitung jumlahnya dalam
lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira . cm distal
dari fossa cubiti. Rumpel Leede dinyatakan positif jika
ditemukan lebih dari 10 ptechiae.
PEMERIKSAAN PERCOBAAN
PEMBENDUNGAN
(TES RUMPEL LEEDE)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
. 2/2
Nilai Normal : RL negatif

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi


RUJUKAN alat-alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi
PEMERIKSAAN SEL LUPUS ERITHEMATOSUS
(SEL LE)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. 1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur tetap pemeriksaan sel lupus erithematosus di
Instalasi Laboratorium Sentral adalah prosedur yang
dibuat oleh petugas atau pemimpin laboratorium
memuat tata cara melakukan pemeriksaan sel lupus
erithematosus secara konvensional yang telah ditetapkan
dan dilaksanakan di Instalasi Laboratorium Sentral ..

TUJUAN Untuk menjamin bahwa prosedur dan metode


pemeriksaan laboratorium dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar sesuai dengan standar cara kerja praktik
medis yang benar menurut ilmu kedokteran.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR Metode : Magath dan Winkle

Prinsip : pembentukan sel LE in vitro

Alat / Reagen :
a. Spuit 5 ml + Kapas alkohol
b. Saringan kawat tembaga 30 kawat per inchi
c. Tabung Wintrobe + pipet
d. Sentrifus
e. Kaca objek
f. Methanol + Giemsa
g. Mikroskop
Cara Kerja :
1. Lakukan pungsi vena sebanyak 5 ml, biarkan darah
menjadi beku.
2. Pisahkan bekuan dari serum, kemudian bekuan itu
digerus dan disaring melalui saringan kawat.
3. Hasil saringan dimasukkan ke dalam tabung
Wintrobe dan disentrifus dengan kecepatan 2000
rpm selama 10 menit.
PEMERIKSAAN SEL LUPUS ERITHEMATOSUS
(SEL LE)
INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
. 2/2
4. Buang serum yang di atas, ambil lapisan buffy coat
dengan pipet dan buat sediaan hapus.
5. Setelah kering, sediaan difiksasi metanol dan
dipulas dengan Giemsa.
6. Cari adanya sel LE.

Nilai Normal : sel LE negatif

DOKUMEN 1. SPO alat-alat lab


TERKAIT 2. SPO pemeriksaan laboratorium bidang hematologi
3. SPO Pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium

DAFTAR 1. Buku pedoman prosedur operasional dan kalibrasi


RUJUKAN alat-alat lab.
2. Buku-buku teks dan prosedur kerja bidang hematologi
PEMBUATAN LARUTAN
NATRIUM HIPOKLORIT 0,5 %

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL REVISI
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Cara pembuatan larutan natrium hipoklorit 0,5 % adalah
tata cara pembuatan larutan natrium hipoklorit 0,5% dari
larutan bayclyn 5% yang telah dibakukan di Instalasi
Laboratorium Sentral .

TUJUAN Untuk menjamin agar tidak terjadinya penularan


penyakit dan pencemaran lingkungan dari bahan-bahan
infeksius di laboratorium.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang laboratorium
klinik

PROSEDUR 1. Cara Pembuatan Larutan Natrium Hipoklorit 0,5 %


dari larutan Bayclin 5%
Larutkan bayclin konsentrat 5% dengan air
perbandingan 1 bagian bayclin konsentrat 5% di
tambah 9 bagian air.
2. Cara Pembuatan Larutan Natrium Hipoklorit 1 % dari
larutan Bayclin 5%
Larutkan bayclin konsentrat 5% dengan air
perbandingan 1 bagian bayclin konsentrat 5% di
tambah . bagian air.
3. Larutan Larutan Natrium Hipoklorit 0,5% dan 1% ini
dapat dipakai secara efektif sebagai desinfektan
maksimum selama satu minggu.

UNIT TERKAIT K3 RS, Pandalin dan bagian terkait lain.

DOKUMEN 1. SPO Keamanan kerja K3 RS


TERKAIT 2. SPO Penolahan limbah K3 RS

DAFTAR 1. Buku pedoman keamanan kerja


RUJUKAN 2. Buku pedoman keamanan laboratorium mikrobiologi
dan biomedis

BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (BAJAH)


. PADA TUMOR PALPABEL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum
halus (BAJAH) adalah tata cara (prosedur) pelayanan
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Dokter
Spesialis Patologi Anatomi di Instalasi Laboratorium
Sentral untuk mendiagnosis suatu tumor palpabel pada
pasien.

TUJUAN Menentukan diagnosis sitologik suatu tumor palpable


dengan mengambil sebagian sel dari masa tumor

KEBIJAKAN 1. PER
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Alat
1. Needle No 23G atau 2.G
2. Spuit disposable 3ml
B. Bahan
1. Alkohol 96 % untuk fiksasi
2. Kapas alcohol untuk desinfeksi
3. Gelas objek
4. Reagen Giemsa untuk pewarnaan
5. Reagen Papanicoloau untuk pewarnaan
C. Spesimen
Tumor payudara, tiroid, kelenjar getah bening, kelenjar
liur, kista, tumor kulit, tumor jaringan lunak, dan lain-
lain tumor yang terletak dipermukaan tubuh
D. Pelaksana
1. Dokter ahli patologi anatomi, untuk mengambil
spesimen dan mendiagnosis.
2. Analis (teknisi laboratorium) untuk mewarnai
preparat
E. Pelaksanaan
1. Dokter pengirim sudah mengisi formulir permintaan
dengan lengkapdan dipelajari dokter ahli patologi
anatomi, status diberi nomor khusus.
BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS (BAJAH)
PADA TUMOR PALPABEL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0 2/2
.
2. Teknisi menyiapkan staining jar berisi alkohol 96 %,
needle dan spuit, kapas desinfeksi dan gelas objek.
3. Dokter menjelaskan prosedur pemeriksaan pada
pasien.
4. Pakaian yang menutupi lokasi tumor disingkirkan.
5. Pasien disuruh berbaring atau duduk sesuai lokasi
tumor
6. Dokter spesialis patologi anatomi melakukan
pemeriksaan terhadap massa tumor dan
menentukan lokasi pengambilan bila massa tumor
lebih dari satu buah.
7. Massa tumor difiksasi dengan jari telunjuk dengan
ibu jari tangan kiri.
8. Jarum ditusukkan kemassa tumor pada bagian yang
padat.
9. Gagang spuit ditarik untuk mendapatkan tekanan
negative.
10. Jarum dilepaskan dari spuit, gagang spuit ditarik
keluar.
11. Jarum dipasang kembali, kemudian specimen
didalam jarum dikeluarkan ke kaca objek dengan
melepaskan tekanan negative dan dibuat hapusan.
12. Sediaan diberi nomor sesuai dengan nomor pada
formulir permintaan pemeriksaan.
13. Hasil pemeriksaan dan pengambilan spesimen
dicatat pada formulir pemeriksaan oleh dokter
spesialis patologi anatomi (misalnya ukuran tumor,
jumlah, konsistensi, berisi cairan atau tidak, warna
cairan, dan lain-lain)
14. Sediaan yang akan diwarnai dengan Giemsa
dibiarkan kering di udara, kemudian diwarna, diberi
entelan dan ditutup dengan deck glass, dan di
periksa dibawah mikroskop.
15. Sediaan yang akan diwarnai dengan Hematoksilin
Eosin dimasukkan dalam staining ja, berisi alcohol
96 %, kemudian diwarnai, diberi entelan, ditutup
dengan deck glass, dan periksa dibawah mikroskop.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT
PEMERIKSAAN SITOLOGI CAIRAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0 1/1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan pemeriksaan sitologi cairan tubuh
adalah tata cara (prosedur) pelayanan pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan oleh Dokter Spesialis
Patologi Anatomi di Instalasi Laboratorium Sentral untuk
mendiagnosis sitologi cairan tubuh pada pasien.

TUJUAN Menentukan diagnosis sitologik cairan tubuh

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Alat
1. Cytospin centrifugation (digunakan bila cairan cukup
banyak)
B. Bahan
1. Gelas objek
2. Deck glass
3. Reagen Papanicoloau untuk pewarnaan
C. Spesimen
Cairan pleura, peritoneum,/ascites, urin, cairan kista,
sputum, bilasan bronchus dan peritoneum , sikatan
bronchus.
D. Pelaksana
1. Dokter ahli patologi anatomi, untuk mengambil
spesimen dan mendiagnosis.
2. Analis (teknisi laboratorium) untuk mewarnai
preparat
E. Pelaksanaan
1. Alat cytospin disiapkan
2. Cairan dimasukkan dalam tabung reaksi
3. Tabung dipasangdan diseimbangkan dalam wadah
di cytospin.
4. Spesimen di sentrifugasi
5. Endapan dibuat hapusan
6. Sediaan diwarnai dengan giemsa dan hematoksilin
(HE)
7. Sediaan diperiksa dengan mikroskop untuk
mendiagnosis

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap


DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium
TERKAIT
PEMERIKSAAN SITOLOGI EKSFOLIATIF
. (PAPANICOLOAU SMEAR)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/2
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan pemeriksaan Sitologi Eksfoliatif
(Papanicoloau Smear) adalah tata cara (prosedur)
pelayanan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh
Dokter Spesialis Patologi Anatomi di Instalasi
Laboratorium Sentral untuk mendiagnosis sitologik dan
hormonal dari mulut rahim pada pasien.

TUJUAN Menentukan diagnosis sitologik dan hormonal dari mulut


rahim

KEBIJAKAN 1. PER...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Alat
1. Spatula ayre
2. Speculum cocor bebek
3. Bed gynaecologic
B. Bahan
1. Alkohol 96 % untuk fiksasi
2. Kapas alcohol untuk desinfeksi
3. Gelas objek
4. Deck glass
5. Reagen Papanicoloau untuk pewarnaan
C. Spesimen
Infertilitas, inflamasi, preneoplastik, dan kanker
serviks, kelainan genitalia wanita lainnya.
D. Pelaksana
1. Dokter ahli patologi anatomi, untuk mengambil
spesimen dan mendiagnosis.
2. Analis (teknisi laboratorium) untuk mewarnai
preparat
E. Pelaksanaan
1. Dokter pengirim sudah mengisi formulir permintaan
dengan lengkap dan dipelajari dokter ahli patologi
anatomi, status diberi nomor khusus.
2. Teknisi menyiapkan staining jar berisi alkohol 96 %,
spatula ayre, speculum cocor bebek, kapas
desinfeksi dan gelas objek.
PEMERIKSAAN SITOLOGI EKSFOLIATIF
(PAPANICOLOAU SMEAR)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0 2/2
.
3. Dokter menjelaskan prosedur pemeriksaan pada
pasien.
4. Pakaian yang menutupi genitalia externa
dilepaskan.
5. Pasien disuruh berbaring di bed gynaecologic.
6. Dokter spesialis patologi anatomi memasang hand
schoen
7. Speculum dipasang dan diposisikan sedemikian
rupa sehingga portio dan orificium uteri jelas
8. Dokter spesialis patologi anatomi menilai tampilan
portio dan mencatat dalam formulir (misalnya
erosion, flour albus)
9. Lendir dan sel serviks diambil dengan ujung
panjang spatula ayre, diputar 360 sehingga
didapatkan sel endoserviks dan ektoserviks.
10. Spesimen didapat dioleskan pada gelas objek
dan difiksasi dengan alcohol 96%.
11. Sediaan diberi nomor sesuai nomor di
formulir permintaan pemeriksaan.
12. Sediaan diwarnai dengan papanicoloau, diberi
entelan, ditutup dengan deck glass, dan diperiksa
dibawah mikroskop.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT
PEMERIKSAAN FROZEN SECTION/POTONG
BEKU

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan pemeriksaan frozen section/potong
beku adalah tata cara (prosedur) pelayanan pemeriksaan
laboratorium potong beku jaringan yang dilakukan oleh
Dokter Spesialis Patologi Anatomi di Instalasi
Laboratorium Sentral untuk mendiagnosis histopatologik
suatu jaringan jinak atau ganas.

TUJUAN Menentukan diagnosis histopatologik suatu jaringan jinak


atau ganas.

KEBIJAKAN 1. PER...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Alat
1. Frozen Section
2. Microtome
B. Bahan
1. Formalin 10%
2. Gelas objek
3. Deck glass
4. Reagen Haematoksilin Eosin (HE) untuk pewarnaan
C. Spesimen
Tumor payudara, tiroid, ovarium, dll.
D. Pelaksana
1. Dokter ahli patologi anatomi, untuk mengambil
spesimen dan mendiagnosis.
2. Analis (teknisi laboratorium) untuk mewarnai
preparat
E. Pelaksanaan
1. Minimal satu hari sebelumnya dokter klinik yang
meminta pemeriksaan potong beku sudah
menghubungi laboratorium PA untuk meminta
pemeriksaan.
2. Alat frozen section disiapkan sehingga mencapai suhu
optimal untuk pemeriksaan.
3. Formulir pemeriksaan yang sudah diisi lengkap dikirim
ke laboratorium PA dengan spesimen dikirim dalam
keadaan segar (tidak difiksasi)

PEMERIKSAAN FROZEN SECTION/POTONG


BEKU

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
4. Dokter Spesialis Patologi Anatomi memotong dan
mengambil bagian tomor yang representatif
5. Potongan tumor dipanaskan dalam botol berisi
formalin 10%.
6. Potongan tumor didinginkan dengan alat frozen
section
7. Bila kebekuan spesimen sudah cukup dilakukan
pemotongan tipis dan dimasukkan dalam floating
bath.
8. Potongan tipis tersebut diletakkan pada objek glass.
9. Preparat diwarnai dengan HE cara cepat (khusus
untuk potong beku), diberi entelan, ditutup dengan
deck glass, dan didiagnosis dibawah mikroskop oleh
dokter spesialis patologi anatomi.
10. Hasil pemeriksaan diberitahukan kepada dokter
pengirim di OK melalui telpon.
11. Jawaban diketik, ditandatangani oleh dokter
spesialis patologi anatomi, yang memeriksa, dan
dikirim ke dokter pengirim, melalui petugas
pengantar specimen.
12. Sisa jaringan diambil dan diproses pemeriksaan
rutin/blok parafin tidak perlu surat permintaan lagi.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI RUTIN
(BLOK PARAFIN)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan pemeriksaan histopatologi rutin (blok
parafin) adalah tata cara (prosedur) pelayanan
pemeriksaan laboratorium histopatologi jaringan yang
dilakukan oleh Dokter Spesialis Patologi Anatomi di
Instalasi Laboratorium Sentral untuk mendiagnosis
histopatologik suatu jaringan yang diambil dari tubuh
manusia.

TUJUAN Menentukan diagnosis histopatologik suatu jaringan yang


diambil dari tubuh manusia.

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Alat
1. Prosesing jaringan
2. Microtome
3. Alat pewarnaan
B. Bahan
1. Formalin 10%
2. Gelas objek
3. Deck glass
4. Reagen Haematoksilin Eosin (HE) untuk pewarnaan
C. Spesimen
Semua jaringan yang diangkat dari manusia.
D. Pelaksana
1. Dokter ahli patologi anatomi, untuk mengambil
specimen (memotong jaringan) dan mendiagnosis.
2. Analis (teknisi laboratorium) untuk mewarnai
preparat
E. Pelaksanaan
1. Spesimen jaringan dikirim dalam keadaan difiksasi
dengan formalin 10% disertai dengan formulir
permintaan pemeriksaan yang sudah diisi lengkap
dikirim ke laboratorium PA .
2. Formulir diberi nomor khusus oleh staf administrasi
laboratorium PA
. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI RUTIN
(BLOK PARAFIN)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


SPO-
3. Dokter Spesialis Patologi Anatomi mempelajari
formulir permintaan pemeriksaan kemudian
memotong specimen untuk mengambil bagian
yang representative
4. Potongan specimen dimasukkan dalam kaset
/wadah khusus disertai nomor sesuai nomor
diformulir permintaan.
5. Spesimen diproses dengan autotechnicon
6. Dibuat blok paraffin.
7. Blok paraffin dipotong dan diwarnai dengan HE
8. Preparat diberi nomor dan didiagnosis dibawah
mikroskop

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT
PENERIMAAN SPESIMEN
. DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0 1
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur penerimaan spesimen untuk pemeriksaan
patologi anatomi adalah tata cara (prosedur) pelayanan
dan penerimaan specimen di laboratorium patologi
anatomi Instalasi Laboratorium Sentral untuk
mendiagnosis histopatologik suatu jaringan atau cairan
yang diambil dari tubuh manusia.

TUJUAN Untuk kelancaran pelayanan dan penerimaan specimen


yang dilakukan di laboratorium patologi anatomi Instalasi
Laboratorium Sentral

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Pasien atau spesimen diantar oleh keluarga pasien,


petugas medis, atau pihak lain yang berkepentingan
dari kamar operasi atau poloklinik rawat jalan dan
rawat inap rumah sakit ke laboratorium PA Instalasi
Laboratorium Sentral pada jam kerja. Pagi jam 07.15
s/d 1..00 wib.
2. Spesimen disertai formulir permintaan pemeriksaan
PA yang telah diisi lengkap oleh dokter yang
mengirim diserahkan kepada bagian administrasi
penerimaan pasien laboratorium PA.
3. Staf administrasi penerimaan pasien mencocokkan
spesimen yang diterima dengan isi formulir
permintaan pemeriksaan dan mencatat di buku
register penerimaan pasien.
4. Data pasien dientrikan kedalam computer
laboratorium informasi sistem (LIS).
5. Spesimen diberi nomor register khusus untuk
laboratorium PA. Nomor tersebut dituliskan di formulir
permintaan pemeriksaan dan surat bukti
pemeriksaan /kwitansi pembayaran biaya
pemeriksaan yang diserahkan kepada pengantar
specimen.
6. Staf administrasi memberitahu perkiraan waktu
selesai pemeriksaan (waktu pengambilan hasil
pemeriksaan) kepada pengantar spesimen.
7. Spesimen dibawa ke bagian pemotongan jaringan.
PENERIMAAN SPESIMEN
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0 2/2
.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT

PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN


LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium
patologi anatomi adalah tata cara (prosedur) pelayanan
pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium patologi
anatomi di Instalasi Laboratorium Sentral untuk
mendiagnosis histopatologik suatu jaringan atau cairan
yang diambil dari tubuh manusia.

TUJUAN Untuk kelancaran pelayanan dan pengambilan hasil


pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium patologi
anatomi Instalasi Laboratorium Sentral.

KEBIJAKAN 1. PER...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Semua jawaban hasil pemeriksaan patologi anatomi


yang sudah dituliskan oleh dokter spesialis patologi
anatomi diketik dengan program khusus , diprin out
dan ditandatangani oleh dokter yang memeriksa.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi
dapat diambil oleh keluarga pasien atau pihak lain
yang terkait dengan menyerahkan bukti pemeriksaan
dan nomor registrasi pemeriksaan sampel tersebut.
3. Hasil pemeriksaan laboratorium patologi anatomi
yang telah selesai dan ditandatangani oleh dokter
spesialis patologi anatomi diserahkan kepada
keluarga pasien atau pihak terkait yang membawa
bukti pemeriksaan.
4. Hasil jawaban pemeriksaan diserahkan kepada dokter
pengirim melalui keluarga pasien atau pihak terkait.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT

PEMOTONGAN JARINGAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Pemotongan jaringan adalah tata cara proses mengambil
sebagian jaringan spesimen untuk dibuat sediaan
pemeriksaan histopatologi yang dilakukan oleh Dokter
Spesialis Patologi Anatomi di Instalasi Laboratorium
Sentral untuk mendiagnosis pasien.

TUJUAN Mengambil bagian jaringan yang representatif untuk


diproses dan didiagnosis

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Alat
1. Telenan
2. Pinset
3. Mistar
4. Pisau yang tajam
5. Kaset (tempat potongan jaringan
B. Spesimen
Semua jaringan yang diangkat dari tubuh manusia
C. Pelaksana
1. Dokter ahli patologi anatomi, untuk mengambil
spesimen dan mendiagnosis.
2. Dokter residen PA yang yang sudah diizinkan
memotong spesimen
3. Analis (teknisi laboratorium) sebagai asisten dalam
pemotongan jaringan dan mempersiapkan jaringan
untuk diproses pemeriksaan.
D. Pelaksanaan
1. Spesimen dalam wadah yang sudah diberi nama
pasien dan nomor registrasi laboratorium PA dibawa
ke ruang pemotongan jaringan beserta formulir
permintaan pemeriksaan.
2. Dokter spesialis patologi anatomi atau dokter residen
PA yang telah mendapat izin pemotongan jaringan
mengeluarkan specimen jaringan dari wadah dan
meletakkan jaringan di atas telenan.

PEMOTONGAN JARINGAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0 2/2
.
3. Dokter spesialis patologi anatomi mengukur
panjang, lebar dan tebal (PLT) jaringan specimen.
4. Dokter spesialis patologi anatomi mendeskripsikan
bentuk specimen jaringan, warna, konsistensi, ada
bagian tertentu seperti ada tumor, dll .
5. Dokter spesialis patologi anatomi mengambil
bagian spesimen yang representatif.
6. Untuk spesimen tertentu seperti tumor kulit . selain
tumor yang diambil juga pinggir sayatan atas,
bawah, kiri, kanan, dasar. Demikian juga untuk
spesimen lain seperti usus besar, payu dara, tiroid,
bola mata, (curiga retinoblastoma) cerviks (curiga
karsinoma serviks), dll dipotong suai ketentuan.
7. Setiap bagian potongan jaringan dari spesimen
basah yang sama diberi nomor tertentu untuk
memisahkannya (misalnya: PJ-1238-09 A untuk
bagian cerviks, PJ-1238-09-B endometrium dan
seterusnya).
8. Ukuran, deskripsi jaringan, bagian yang diambil,
termasuk nomor tertentu dituliskan oleh teknisi
dibagian belakang formulir permintaan
pemeriksaan.
9. Potongan jaringan dimasukkan dalam kaset dan
diberi label sesuai yang tertera di formulir
permintaan pemeriksaan.
10. Kaset dimasukkan dalam alat prosesing
jaringan.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT

PEWARNAAN HAEMATOKSILIN EOSIN (HE)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1
.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Pewarnaan haematoksilin eosin adalah tata cara
(prosedur) pewarnaan sediaan jaringan (preparat)
menggunakan larutan haematoksilin eosin untuk
pemeriksaan histopatologi oleh Dokter Spesialis Patologi
Anatomi di Instalasi Laboratorium Sentral untuk
mendiagnosis pasien.

TUJUAN Mewarnai jaringan yang telah dibuat preparat


menggunakan larutan haematoksilin eosin agar dapat
diperiksa dibawah mikroskop untuk didiagnosis.

KEBIJAKAN 1. PER...
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Alat
1. Staining jar
2. Watter bath
3. Hot plate
4. Objek glass
5. Deck glass
B. Spesimen
Semua jaringan yang diangkat dari tubuh manusia dan
sudah di buat preparat.
C. Reagen
1. Larutan haematoksilin
2. Larutan eosin
3. Alkohol dengan kadar bertingkat
4. Entelan
5. Xilol
D. Pelaksana
Analis (teknisi laboratorium)
E. Pelaksanaan
1. Preparat dipanaskan dalam oven 80C selama 15
menit.
2. Kemudian diangkat dan dimasukkan kedalam xylol
dalam keadaan panas selama 15 menit supaya lilin
lepas dari preparat.
3. Preparat dikeringkan.

PEWARNAAN HAEMATOKSILIN EOSIN (HE)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0
.
4. Preparat dimasukkan dalam alkohol 70% selama 5
menit sambil digoyang-goyangkan.
5. Preparat dimasukkan kedalam larutan
haematoksilin selam 3-5 menit
6. Preparat dicuci dengan air hangat (.5 C) 2 menit
7. Preparat dimasukkan ke dalam larutan eosin 1-2
menit.
8. Preparat dicuci (dicelupkan sambil digoyang-
goyangkan 5 kali celup) pada alkohol bertingkat
mulai dari kadar 70%, 80% dan 96%.
9. Preparat dibersihkan dari sisa eosin yang
menempel di bagian bawah objek gelass dan
dikeringkan.
10. Preparat dimasukkan dalam xylol selama 3-5
menit
11. Preparat diberi entelan dan ditutup dengan
deck gelass.
12. Preparat diberi nomor identitas pasien dan
siap diperiksa dibawah mikroskop.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT

PEWARNAAN GIEMSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Pewarnaan giemsa adalah tata cara (prosedur)
pewarnaan sediaan jaringan (preparat) menggunakan
larutan giemsa untuk pemeriksaan sitologi oleh Dokter
Spesialis Patologi Anatomi di Instalasi Laboratorium
Sentral untuk mendiagnosis pasien.

TUJUAN Mewarnai sel-sel jaringan yang telah dibuat preparat


dengan larutan giemsa agar dapat diperiksa dibawah
mikroskop untuk didiagnosis

KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Alat
1. Staining jar
2. Hot plate
3. Objek glass
4. Deck glass
B. Spesimen
Semua cairan tubuh dan jaringan gaster yang diangkat
dari tubuh manusia dan sudah di buat preparat.
C. Reagen
1. Larutan Giemsa
2. Methanol
3. Entelan
4. Xilol
D. Pelaksana
Analis (teknisi laboratorium)
E. Pelaksanaan
1. Preparat dikering anginkan
2. Preparat diberi methanol kemudian dikeringkan.
3. Preparat digenangi larutan giemsa 1:10 selama 15
menit kemudian dicuci dengan air mengalir.
4. Preparat dikeringkan
5. Preparat masukkan kedalam xylol selama 5 menit.

. PEWARNAAN GIEMSA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0
6. Preparat diberi entelan dan ditutup dengan deck
glass dan diberi label identitas pasien
7. Preparat siap diperiksa dibawah mikroskop.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT
PENYIMPANAN SPESIMEN JARINGAN
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur penyimpanan spesimen jaringan di laboratorium
patologi anatomi adalah tata cara (prosedur)
penyimpanan spesimen jaringan sisa pembuatan
preparat pemeriksaan histopatologi untuk dapat diperiksa
kembali apabila dibutuhkan oleh dokter klinik atau
Dokter Spesialis Patologi Anatomi di Instalasi
Laboratorium Sentral untuk mendiagnosis pasien.

TUJUAN Menyimpan spesimen jaringan sisa pembuatan preparat


histopatologi untuk pemeriksaan ulang apabila
dibutuhkan untuk diagnosis.

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Jaringan sisa spesimen dibungkus dengan plastik


yang tidak bocor dan diberi label identitas: Nama
pasien, MR, nomor registrasi laboratorium PA, dan
tanggal permintaan pemeriksaan.
2. Spesimen disimpan dalam wadah ember besar
bertutup diurutkan berdasarkan tanggal registrasi
masuk pasien.
3. Spesimen disimpan dalam waktu enam bulan.
4. Spesimen yang telah enam bulan dimusnahkan di
insenerator.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi


Kesling

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT

PENYIMPANAN PREPARAT JARINGAN


. DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA


STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur penyimpanan preparat jaringan di laboratorium
patologi anatomi adalah tata cara (prosedur)
penyimpanan preparat jaringan yang telah selesai untuk
pemeriksaan histopatologi dan sitologi untuk dapat
diperiksa kembali apabila dibutuhkan oleh dokter klinik
atau Dokter Spesialis Patologi Anatomi di Instalasi
Laboratorium Sentral untuk mendiagnosis pasien.

TUJUAN Menyimpan spesimen jaringan sisa pembuatan preparat


histopatologi untuk pemeriksaan ulang apabila
dibutuhkan untuk diagnosis.
KEBIJAKAN 1. PER..
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR 1. Preparat jaringan yang telah selesai diperiksa oleh


dokter spesialis patologi anatomi disusun dalam rak
penyimpanan preparat berdasarkan urutan nomor
registrasi pasien masuk di laboratorium PA
2. Preparat jaringan disimpan ditempat penyimpanan
preparat selama lima tahun
3. Preparat jaringan yang telah lima tahun dimusnahkan
di insenerator.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi


Kesling

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT

PELAYANAN PEMERIKSAAN GLUKOSA


DARAH MENGGUNAKAN ALAT GLUKOMETER
METODE RAPID TES
OLEH PETUGAS IRNA
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
0
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur pelayanan pemeriksaan glukosa darah
menggunakan alat glukometer metode rapid tes oleh
petugas Instalasi Rawat inap (Irna) adalah tata cara
(prosedur) pelayanan pemeriksaan laboratorium untuk
pemeriksaan glukosa darah menggunakan alat
glukometer metode rapid tes oleh perawat, dokter atau
petugas lain yang telah terlatih di Instalasi Rawat inap
(Irna), kemudian verifikasi hasil pemeriksaan dilakukan
oleh dokter Instalasi Laboratorium Sentral. Pelayanan
tersebut meliputi pengambilan spesimen, pemeriksaan
spesimen dan penyerahan hasil pemeriksaan
laboratorium.

TUJUAN Untuk menjamin ketertiban, kelancaran, keamanan,


stabilitas dan kualitas pelayanan laboratorium secara
administratif dan teknik medis terhadap pemeriksaan
glukosa darah menggunakan alat glukosa meter metode
rapid tes oleh perawat, dokter atau petugas lain yang
telah terlatih di Instalasi Rawat inap (Irna) ..

KEBIJAKAN 1. PER.
2. Kepmenkes RI No 298/MENKES/SK/III/2008 tentang
pedoman akreditasi laboratorium kesehatan.
3. Permenkes RI No .11 tahun 2010 tentang
laboratorium klinik

PROSEDUR A. Persiapan pemeriksaan:


1. Persiapan alat: pastikan alat dapat beroperasi
secara baik dan benar, telah dikalibrasi secara
berkala dan telah dilakukan pemantapan mutu oleh
petugas kalibrasi, siap untuk dioperasionalkan
2. Tidak ada persiapan khusus terhadap pasien untuk
pemeriksaan glukosa darah sewaktu.

B. Pelaksanaan pemeriksaan
1. Siapkan alat dengan strip tes telah dipasang pada
site yang benar dan alat dalam keadaan ready.
2. Lakukan pungsi darah kapiler secara aseptik.
3. Hapus tetesan darah yang pertama kali keluar dari
ujung jari atau daerah kapiler tempat penusukan
lain.

PELAYANAN PEMERIKSAAN GLUKOSA


DARAH MENGGUNAKAN ALAT GLUKOMETER
METODE RAPID TES
OLEH PETUGAS IRNA
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
.
0 2/2
4. Tetes darah sentuhkan dengan ujung strip tes alat
glukosa meter sampai darah terisap sempurna.
5. Tunggu hingga hasil pemeriksaan glukosa darah
selesai dilaksanakan lebih kurang satu menit.
6. Angka hasil pemeriksaan glukosa darah dapat
dilihat pada bagian display alat.
7. Laporkan hasil pemeriksaan kepada dokter yang
meminta dan kirim pesan hasil pemeriksaan
glukosa darah ke laboratorium untuk di
verifikasi.
8. Bersihkan alat yang telah dipakai dan disimpan
ditempat yang bersih dan kering.

C. Pengiriman pesan data hasil pemeriksaan glukosa


darah ke laboratorium.
1. Data hasil pemeriksaan glukosa darah
menggunakan alat glukometer yang telah selesai
dilaksanakan oleh dokter, perawat atau petugas
lain yang telah terlatih segera dikirim ke
laboratorium melalui pesan singkat yang
telah disediakan dalam komputer SIM RS atau
biling system untuk diverifikasi dan
dibuatkan hasil pemeriksaan resmi dari
Instalasi laboratorium Sentral.
2. Data yang dikirim ke laboratorium meliputi:
a. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
b. Tempat perawatan pasien
c. Nomor rekam medik
d. Nama dokter yang meminta pemeriksaan
laboratorium
e. Tanggal pemeriksaan
f. Waktu pemeriksaan
g. Hasil pemeriksaan glukosa darah
3. Hasil pemeriksaan glukosa darah yang telah di
print out dan diverifikasi dikirim kembali ke Irna
yang meminta dilengkapi dengan tracer bukti
pelayanan untuk klaim tagihan biaya pemeriksaan
laboratorium.

UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat

DOKUMEN SPPL, Blanko Hasil Pemeriksaan laboratorium


TERKAIT

PENELITIAN
DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

.
DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
STANDAR TANGGAL TERBIT
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. .
.
PENGERTIAN Prosedur penelitian di Instalasi Laboratorium Sentral
adalah tata cara yang berlaku untuk melaksanakan
penelitian ilmiah yang telah ditetapkan oleh Direktur
Utama SPH

TUJUAN Prosedur penelitian di Instalasi Laboratorium Sentral


bertujuan:
1. Untuk menjamin terselenggaranya proses penelitian
ilmiah di Instalasi Laboratorium sentral.
2. Untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan
keamanan proses penelitian ilmiah di Instalasi
Laboratorium Sentral

KEBIJAKAN 1. Surat Keputusan Direktur Utama . No: KP.


tentang Penetapan struktur organisasi Instalasi
Laboratorium Sentral pada SPH Padang

PROSEDUR A. Izin penelitian


1. Peneliti menyiapkan proposal yang telah disetujui
oleh pembimbing.
2. Peneliti telah mendapatkan surat Ethical Clearence
dari Panitia Etik Penelitian Kesehatan (PEPK) SPH
3. Peneliti mengajukan surat permohonan izin
penelitian kepada Direktur Utama SPH
4. Surat izin yang telah didapatkan peneliti dari
Direktur Utama diserahkan kepada Ketua
Bagian/SMF dan Kepala Instalasi laboratorium
Sentral, selanjutnya di teruskan kepada Koordinator
Penelitian di Instalasi Laboratorium Sentral.

B. Pelaksanaan penelitian:
1. Peneliti dapat menyediakan sendiri reagen dan alat
kesehatan habis pakai yang dibutuhkan untuk
penelitian.
2. Peneliti dapat menggunakan peralatan
laboratorium dibawah pengawasan staf Instalasi
Laboratorium sentral
PENELITIAN
. DI INSTALASI LABORATORIUM SENTRAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


0 2/2
3. Peneliti membayar biaya penelitian sebagai
berikut:
a. Jika parameter penelitian terdapat dalam
pelayanan di Instalasi Laboratorium Sentral
SPH, maka peneliti dibebani biaya sesuai
dengan tarif kelas III dan di-entrikan melalui
billing system.
b. Jika peneliti hanya menginginkan untuk
pengolahan (sentrifus) dan penyimpanan
sampel: Rp. 3.000,- per test
c. Jika peneliti menyediakan reagen dan alat
kesehatan habis pakai sendiri untuk
penelitiannya maka peneliti dibebani jasa
penelitian sbb:
i. Penelitian bidang Hematologi
Pemeriksaan: LED, Hitung jenis lekosit dan
pemeriksaan hematologi konvensional
lainya: Rp. 10.000,- per test
ii. Penelitian bidang Kimia klinik : Rp. 10.000,-
per test
iii. Penelitian bidang Imunoserologi :
Rapid test : Rp. 10.000,- per test
ELISA : Rp. 20.000,- per test untuk
parameter I
Rp. 10.000,- untuk parameter berikutnya
iv. Jasa penelitian bidang Mikrobiologi dan
Patologi Anatomi disesuaikan dengan beban
kerja dalam prosedur pemeriksaan.
DOKUMEN Tarif Pelayanan .
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai