Anda di halaman 1dari 23

Laporan Penelitian

POLA KUMAN DAN KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA


PADA PASIEN ANAK DENGAN PNEUMONIA
DI UNIT RAWAT INAPRSUP SANGLAH DENPASAR
PERIODE 2013 - 2014

Oleh :
Ni Putu Mayasri Wulandari

Pembimbing :
dr. Putu Siadi Purniti, Sp.A (K)
dr. Ida Bagus Subanada, Sp.A(K)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I


BAG / SMF ILMU KESEHATAN ANAK - FAK. KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA RSUP SANGLAH DENP ASAR
2015
POLA KUMAN DAN KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKAPADA PASIEN
1

ANAK DENGAN PNEUMONIA DI UNIT RAWAT INAPRSUP SANGLAH


DENPASAR PERIODE 2013 - 2014
Ni Putu Mayasri Wulandari, Putu Siadi Purniti, Ida Bagus Subanada
Bag / SMF Ilmu Kesehatan Anak - Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana - RSUP Sanglah Denpasar
ABSTRAK
Latar belakang. Pneumonia pada anak memiliki angka kesakitan dan kematian yang cukup
tinggi. Kultur darah sangat membantu pada penanganan kasus pneumonia yang tidak
menunjukkan respon baik terhadap penanganan awal. Pola kuman dan uji kepekaan penting
untuk mendapatkan panduan pemilihan antibiotika empiris yang rasional.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman dan kepekaan terhadap
antibiotika sesuai hasil kultur darah pada pasien anak dengan pneumonia di unit rawat inap
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP Sanglah) tahun 2013- 2014.
Metode. Penelitian merupakan penelitian deskriptif, potong lintang antara tahun 2013-2014 pada
pasien usia 1 bulan - 12 tahun yang dirawat di unit rawat inap RSUP Sanglah. Spesimen untuk
pengambilan kultur darah dilakukan dengan cara standar pengambilan sampel dengan metode
dua sisi, kultur darah dilakukan dengan standar mikrobiologi dan kepekaan antibiotika
menggunakan cara standar difusi diskus. Data hasil kultur darah diambil dari buku register hasil
kultur darah Laboratorium Mikrobiologi RSUP Sanglah dan data pasien diambil dari data
registrasi pasien pneumonia SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah.
Hasil. Sebanyak 493 anak dilakukan pemeriksaan kultur darah saat dirawat di unit rawat inap
RSUP Sanglah dalam kurun waktu penelitian, sebanyak 60 (12 %) menunjukkan hasil kultur
darah dengan pertumbuhan kuman. Kuman terbanyak yang diisolasi adalah Staphylococcus
coagulase negative (38%), Acinetobacter baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%),
Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas flouresence (5%). Antibiotika yang masih sensitif
terhadap kuman gram positif adalah chloramphenicol, gentamisin, amikasin dan cefotaxime.
Antibiotika golongan amikacin, cefoperazone/sulbactam, meropenem, cefepime atau
piperacilin/tazobactam adalah antibiotika yang sensitif untuk kuman gram negatif.
Simpulan. Angka Bakteremia pada unit rawat inap anak di RSUP Sanglah cukup tinggi. Kuman
gram positif mendominasi hasil kultur darah. Beberapa antibiotika yang umum digunakan pada
pasien pneumonia masih sensitif terhadap kuman gram positif dan negatif.
Kata kunci: pola kuman, kepekaan terhadap antibiotika, pneumonia, anak.
BACTERIAL SPECTRUM AND ANTIBIOTICS SUSCEPTIBILITY PATTERN IN
CHILDREN WITH PNEUMONIA IN INPATIENT UNITS OF SANGLAH HOSPITAL
2

DENPASAR2013 - 2014
Ni Putu Mayasri Wulandari, Putu Siadi Purniti, Ida Bagus Subanada
Department of Child Health - Medical School,Udayana University - Sanglah Hospital
ABSTRACT
Background. Pneumonia in children has high morbidity and mortality. Blood cultures are very
helpful in handling cases of pneumonia that did not show good response to initial treatment.
Patterns of bacteria and sensitivity testing is important for guide rational empirical antibiotic
selection.
Objective. We sought to see at bacterial spectrum and antibiotics susceptibility pattern, based on
results of blood cultures in pediatric patients with pneumonia hospitalized in Sanglah Hospital
during year 2013-2014.
Methods. The study was a descriptive, cross-sectional, during the year 2013-2014 in patients
aged 1 month-12 years who were admitted in inpatient units of Sanglah Hospital. Specimens for
blood cultures done with standard two-sided blood collection method, blood cultures performed
with a standard microbiology and antibiotic sensitivity using the disc diffusion standard methods.
Data of blood cultures results was taken from blood culture result registry of Microbiology
Laboratory and patient data retrieved from registry of pneumonia patient in Pediatric
Departement Sanglah Hospital.
Results. A total of 493 children were done blood culture examination while admitted in Sanglah
Hospital during the study period, where a total of 60 (12%) showed blood cultures with growth
of bacteria. Most common bacteria isolated were coagulase negative Staphylococcus (38%),
Acinetobacter baumannii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%),
and Pseudomonas flouresence (5%). Antibiotics that still sensitive to gram-positive bacteria were
chloramphenicol, gentamicin, amikacin and cefotaxime. While amikacin, cefoperazone /
sulbactam, meropenem, Cefepime or Piperacilin / Tazobactam are the sensitive antibiotics for
gram-negative bacteria.
Conclusions. Bacteraemia in children with pneumonia hospitalized in Sanglah Hospital is quite
high. Gram-positive blood bacteria dominate the result of blood cultures. Some common
antibiotics used in patients with pneumonia are still sensitive to gram positive and negative
bacteria.
Keywords: bacterial spectrum, antibiotics susceptibility pattern, pneumonia, children.

PENDAHULUAN
Pneumonia pada anak sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia
3

dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi, khususnya di negara berkembang.
Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi pada anak usia kurang dari lima tahun
sebanyak 18%. Sekitar 74% kasus pneumonia terjadi di 15 negara berkembang di benua Asia dan
Afrika, enam di antaranya adalah India, China, Pakistan, India, Indonesia, dan Nigeria. Insiden
pneumonia berkisar antara 10-20 kasus/100 anak/tahun atau sekitar 10-20% anak. Insidensi
tertinggi di Asia Selatan dengan angka kejadian 0,36 kali per anak per tahun. Di Indonesia
sendiri insiden pneumonia berkisar antara 39-49% dari seluruh jumlah balita selama tahun 20082010. Pneumonia juga menyebabkan 22,8% kematian balita dan 27,6% kematian bayi di
Indonesia.1-5
Pneumonia adalah inflamasi yang terjadi pada parenkim paru yang ditandai gejala
demam, batuk, sesak nafas dan adanya ronki basah halus serta gambaran infiltrat pada foto polos
dada. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian
kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi, dll). Di negara berkembang penyebab pneumonia
yang paling sering adalah bakteri sedangkan di negara yang maju penyebab tersering adalah
virus. Pola kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien.
Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh virus, sebagai penyebab tersering adalah
respiratory syncytial virus (RSV), parainfluenza virus, influenza virus dan adenovirus. Bakteri
penyebab terbanyak pneumonia adalah Streptococcus Pneumonia dan Haemophilus Influenzae.
Dari data yang ada, pada tahun 2000 diperkirakan 13,8 juta kasus pneumonia disebabkan oleh
Streptococcus Pneumonia dan sebanyak 741.000 anak dibawah 5 tahun meninggal dunia. Bakteri
penyebab pneumonia pada anak lainnya antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus group
B, serta kuman atipik klamidia dan mikoplasma. 2,5-8
Diagnosis pneumonia yang terbaik adalah berdasarkan etiologi, yaitu dengan
pemeriksaan mikrobiologik. Upaya untuk mendapatkan spesimen atau bahan pemeriksan guna
mencari etiologi kuman penyebab dapat meliputi pemeriksaan sputum, sekret nasofaring bagian
posterior, aspirasi trakea, torakosintesis pada efusi pleura, percutaneus lung aspiration dan biopsi
paru bila diperlukan.Tetapi pemeriksaan ini banyak kendalanya, baik dari segi teknis maupun
biaya. Secara umum kuman penyebab spesifik hanya dapat diidentifikasi kurang dari 50% kasus.
Dengan demikian pneumonia didiagnosis terutama berdasarkan manifestasi klinis dibantu
pemeriksaan penunjang yang lain seperti foto polos dada.5-7,11
Tanpa pemeriksaan mikrobiologikakan sulit untuk membedakan kuman penyebab;
4

bakteri, virus atau kuman lain. Pneumonia bakterial lebih sering mengenai bayi dan balita
dibandingkan anak yang lebih besar. Pneumonia bakterial biasanya timbul mendadak, pasien
tampak toksik, demam tinggi disertai menggigil dan sesak memburuk dengan cepat. Pneumonia
viral biasanya timbul perlahan, pasien tidak tampak sakit berat, demam tidak tinggi, gejala batuk
dan sesak bertambah secara bertahap. 6,7,9
Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk diagnostik tapi hanya positif pada 1015% kasus terutama pada anak kecil. Kultur darah sangat membantu pada penanganan kasus
pneumonia dengan dugaan penyebab stafilokokus dan pneumokokus yang tidak menunjukkan
respon baik terhadap penanganan awal. Kultur darah juga direkomendasikan pada kasus
pneumonia yang berat dan pada bayi usia kurang dari 3 bulan. Pemeriksaan kultur darah
memiliki kelemahan karena merupakan tindakan invasif dan memerlukan waktu pemeriksaan
yang lama.6,7,9,10
Secara global pemeriksaan kultur darah jarang dilakukan pada pasien pneumonia, namun
di RSUP Sanglah setiap pasien anak yang didiagnosis dengan pneumonia dan mendapat
antibiotik dilakukan pemeriksaan kultur darah. Hal ini dilakukan karena Indonesia merupakan
salah satu negara dengan penderita pneumonia terbanyak di dunia dan untuk mengetahui kuman
penyebab dari pneumonia tersebut.6,7 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman dan
kepekaan terhadap antibiotika pada pasien anak dengan pneumonia di RSUP Sanglah.
METODE PENELITIAN
Penelitianinidenganrancanganpotonglintangdeskriptifretrospektifyangdilakukandiunit
rawatinapRSUPSanglahDenpasardantelahdisetujuiolehUnitPenelitiandanPengembangan
(LITBANG)FakultasKedokteranUniversitasUdayana/RSUPSanglahDenpasar.Populasi
penelitianadalahsemuapasienumur1bulansampai12tahundengandiagnosispneumoniadi
unitrawatinap RSUP Sanglahpadatahun2013dan2014sertamemiliki hasilpemeriksaan
kulturdarahdanujikepekaanantibiotik.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua pasien anak umur 1 bulan sampai 12
tahun yang dirawat dengan pneumonia yang dirawat inap di ruang Jempiring, Pudak dan PICU di
RSUP Sanglah Denpasar selama tahun 2013-2014. Spesimen darah untuk kultur diambil dengan
cara standar pengambilan sampel dari 2 sisi. Kuman diidentifikasi dengan cara standar kultur
mikrobiologi dan uji kepekaan terhadap antibiotika menggunakan cara difusi diskus. Kriteria
5

eksklusi adalah pasien dengan salah satu dari data status rekam medis, hasil pemeriksaan kultur
darah, hasil uji kepekaan yang tidak lengkap serta prosedur pemeriksaan kultur darah yang tidak
sesuai standar
Pencatatan dilakukan terhadap subjek penelitian meliputi karakteristik umum yaitu nama
anak, usia, dan jenis kelamin, penyakit komorbid, kultur darah berikut dengan hasil uji kepekaan
kuman terhadap antibiotik serta luaran subjek. Data klinis pasien diperoleh dari status rekam
medis pasien di Instalasi Rekam Medis dan data registrasi pasien pneumonia anak selama tahun
2013-2014, serta data hasil pemeriksaan kultur darah serta uji kepekaan terhadap antibiotik yang
diperoleh dari buku registrasi pemeriksaan kultur darah di Bag/SMF Laboratorium Mikrobiologi
Klinik RSUP Sanglah berupa bentuk nilai hambat kuman dari berbagai jenis antibiotik yang
penilaiannya dilakukan oleh peneliti berpedoman pada tabel interpretasi diameter zona hambatan
yang diterbitkan oleh CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute).
Penghitungan proporsi kuman terbanyak dan kepekaan terhadap antibiotik dihitung dari
pencatatan hasil pemeriksaan kultur darah dan uji kepekaan yang ditemukan. Data yang
terkumpul di presentasikan secara deskriptif berupa narasi dan tabel yang dilengkapi dengan
tampilan frekuensi serta presentasi.
HASIL PENELITIAN
Selama periode penelitian didapatkan 493 anak yang dirawat dengan pneumonia di unit rawat
inap RSUP Sanglah Denpasar. Pneumonia menduduki tiga penyakit terbanyak setiap bulannya
selama periode 2013-2014, dengan insiden kasus pneumonia setiap bulan tertera pada gambar 1.
Insiden paling tinggi terjadi pada bulan April dan Mei tahun 2014. Jumlah pasien laki-laki (60%)
lebih banyak dibanding perempuan (40%), dengan 287 (58%) pasien berusia dibawah 12 bulan,
186 (37%) pasien berusia 1-5 tahun dan 20 (4%) pasien berusia diatas 5 tahun. Sebagian besar
pasien dengan gizi baik dan gizi kurang (47% dan 46% secara berurutan), 3,4% memiliki gizi
buruk, 1,6% dengan gizi lebih dan 0,8% dengan obesitas.

Gambar 1. Insiden kasus pneumonia selama tahun 2013-2014


Pertumbuhan kuman didapatkan pada 99 pasien, yaitu sebanyak 60 (12%) pasien
didapatkan hasil kultur darah dengan pertumbuhan kuman pada 2 sisi, 3 pasien dengan
pertumbuhan jamur, dan 36 (7,3%) pasien dengan pertumbuhan kuman hanya pada 1 sisi.
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
Karakteristik
Usia
< 1 tahun
1-5 tahun
6-12 tahun
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Status gizi
Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Klinis pneumonia
Pneumonia berat
Pneumonia sangat berat

(N=60)

37
20
3

61
33
5

39
21

65
35

6
36
18

10
60
30

48
12

80
20

Bakterimia terbanyak terjadi pada kelompok usia dibawah 1 tahun (61%), disusul
kelompok usia prasekolah sebanyak 33%. Sebaran karakteristik subjek berdasarkan status gizi
terbanyak adalah gizi kurang (60%), dan 80% pasien memiliki klinis pneumonia berat. Penyakit

komorbid terbanyak pada subjek penelitian yaitu kelainan kardiovaskular 10 pasien,


imunodefisiensi sekunder sebanyak 9 pasien, dan sepsis berat sebanyak 5 pasien.
Pola kuman pada penelitian ini mendapatkan 16 hasil pertumbuhan kuman dengan jenis
yang berbeda, dengan dominasi kuman gram positif (58,3%) dibandingkan gram negatif
(41,6%). Sebaran 5 jenis kuman terbanyak berturut-turut adalah Staphylococcus coagulase
negative (38%), Acinetobacter baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella
pneumonia (6%), dan Pseudomonas flouresence (5%). (Tabel 2)
Tabel 2. Jenis dan persentase kuman dari hasil kultur darah
Jenis kuman
Staphylococcus coagulase negative
Acinetobacter baumanii
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumonia
Pseudomonas flouresence
Escherichia coli
Staphylococcus hominis
Streptococcus beta hemolitikus
Serratia marcescens
Staphylococcus aureus
Streptococcus non beta hemolitikus
Bacillus sp.
Pseudomonas agglomerans
Aeromonas hydrophilia
Enterobacter cloacae
Moraxella sp.

N
23
5
4
4
3
3
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1

%
38
8
6
6
5
5
5
5
3
3
3
3
1,6
1,6
1,6
1,6

Tabel 3. Sebaran pola kuman berdasarkan usia


Usia
< 1 tahun

1 5 tahun

6 12 tahun

Kuman gram positif


Staphylococcus coagulase negative

Kuman gram negatif


Acinetobacter baumanii

Streptococcus beta hemolitikus

Pseudomonas aeruginosa

Streptococcus non beta hemolitikus


Staphylococcus coagulase negative

Pseudomonas flouresence
Acinetobacter baumanii

Staphylococcus hominis

Pseudomonas aeruginosa

Staphylococcus aureus

Serratia marcescens

Staphylococcus coagulase negative

Klebsiella pneumonia
Klebsiella pneumonia
8

Tabel 4. Persentase sensitifitas antibiotik terhadap kuman gram positif


Jenis antibiotik

Amikasin
Ampicilin
Cefepime
Cefotaxime
Ciprofloxacin
Co-trimoxazole
Clorampenicol
Eritromisin
Gentamsisin
Imipenem
Levofloxacin
Linezolid
Meropenem
Tertrasiklin
Vancomycin

Staphylococcus
coagulase negative
(%)
100
0
100
75
38
30
75
36
60
36
75
100
70
64
100

Jenis kuman
Staphylococcus
sp.
(%)
100
0
100
60
0
20
100
80
80
40
100
100
80
60
100

Streptococcus
sp.
(%)
80
20
80
60
0
0
80
80
0
80
80
100
60
20
100

Kuman terbanyak pada kelompok gram positif adalah Staphylococcus coagulase negative
(38%), diikuti Staphylococcus hominis dan Streptococcus beta hemolitikus, masing-masing
sebanyak 5%. Sebaran pola kuman gram positif berdasarkan usia didapatkan Staphylococcus
coagulase negative pada seluruh kelompok usia, golongan Streptococcus pada anak usia dibawah
1 tahun, dan golongan Staphylococcus pada anak usia 1-5 tahun. Kuman terbanyak pada
kelompok gram negatif adalah Acinetobacter baumanii (8%), disusul Pseudomonas aeruginosa
dan Klebsiella pneumonia, masing-masing 6%. (Tabel 2 dan 3)
Hasil uji kepekaan kuman gram positif menunjukkan resistensi ampicillin yang tinggi
terhadap ketiga jenis kuman, namun golongan chloramphenicol masih memiliki sensitifitas yang
baik terhadap kuman gram positif. Ketiga jenis kuman masih sensitif terhadap amikasin,
cefepime, linezolid dan vancomycin. Hasil uji kepekaan kuman gram negatif menunjukkan
sensitifitas

rendah

pada

golongan

ampisilin,

ampisilin-sulbactam,

gentamisin,

dan

chloramphenicol. Kuman tersebut masih sensitif terhadap amikasin, cefoperazone-sulbactam,


levofloxacin, meropenem, dan vancomycin. (Tabel 4 dan 5)

Tabel 5. Persentase sensitifitas antibiotik terhadap kuman gram negatif


Jenis antibiotika

Amikasin
Ampisilin
Ampi-sulbactam
Cefepime
Cefotaxime
Ceftazidime
Cefo-sulbactam
Cloramphenicol
Ciprofloxacin
Gentamisin
Imipenem
Levofloxacin
Meropenem
Piper-tazobactam
Vancomysin

Pseudomonas Acinetobacter
aeroginosa
baumanii
50
80
25
20
25
80
50
80
75
60
50
60
75
80
0
20
75
80
50
80
75
40
75
80
75
80
50
60
100
80

Jenis kuman
Klebsiella
pneumonia
75
0
0
75
50
25
75
50
50
0
50
75
50
50
100

Serratia
marcesens
100
50
0
50
100
100
50
50
50
0
50
100
100
100
100

Escherichia
coli
66
33
33
66
66
66
100
100
66
100
66
100
66
66
100

Luaran subjek pada penelitian ini didapatkan 21 (4%) pasien pneumonia meninggal,
dimana 9 (23%) pasien diantaranya memiliki hasil kultur darah yang positif.
DISKUSI
Pneumonia masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang tinggi pada anak dibawah
usia 5 tahun di negara-negara berkembang. Temuan kami menunjukkan insidens pneumonia yang
tinggi baik pada tahun 2013 dan tahun 2014. Terdapat 493 (16%) anak yang dirawat dengan
pneumonia selama 2 tahun dari 2998 kasus yang dirawat di unit rawat inap RSUP Sanglah.
Penelitian oleh Nurjannah dkk di Banda Aceh mendapatkan 144 (7,1%) kasus pneumonia
termasuk yang disertai dengan penyakit lain.

Gray dan Har juga mendapatkan 7-13% anak

menderita pneumonia pada Negara berpenghasilan menengah kebawah. Kasus pneumonia


terbanyak kami dapatkan pada usia dibawah 12 bulan dan persentase pneumonia pada anak lakilaki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan. Laporan penelitian yang dilakukan di
beberapa negara seperti Amerika utara, Eropa dan Malaysia melaporkan hal yang sama.1-3,12
Bakteremia adalah penyebab terbesar morbiditas dan mortalitas. Di Amerika, sebesar
20% sampai 50% pasien dengan bakteremia atau fungemia menjadi fatal. Terapi antibiotik
10

empiris yang tidak adekuat berhubungan dengan morbiditas, perawatan yang lebih lama, biaya
lebih tinggi dan kematian. Insiden bakteremia pada penelitian ini sebesar 12%, sesuai penelitian
lainnya yang mendapatkan hasil kultur darah positif pada 10-15% kasus. Heine dan Shah
mendapatkan angka hasil kultur darah positif yang lebih rendah, 3,2% dan 2,1% secara
berurutan. Kedua penelitian ini melakukan pengambilan kultur darah hanya pada pasien
pneumonia tertentu, dengan hasil pengambilan kultur darah tidak harus dilakukan secara rutin
pada pasien dengan pneumonia komunitas.6,13,14
Pola kuman pada penelitian ini mendapatkan 16 hasil pertumbuhan kuman dengan jenis
yang berbeda, dengan dominasi kuman gram positif (58,3%) dibandingkan gram negatif
(41,6%), sejalan dengan penelitian oleh McCulloh dan Corbo yang mendapatkan dominansi
kuman gram positif pada hasil kultur darah.15,16,21,22 Sebaran 5 jenis kuman terbanyak pada
penelitian ini berturut-turut adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), Acinetobacter
baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas
flouresence (5%). Staphylococcus coagulase negative merupakan bakteri komensal yang terdapat
di kulit, namun dapat menjadi bakteri patogen pada pasien imunodefisiensi atau pada pasien
yang menggunakan benda asing pada tubuh seperti kateter, akses vena, katup jantung buatan, VP
Shunt, atau alat orthopedik. Meningkatkan hasil kultur darah dengan Staphylococcus coagulase
negative menunjukkan tingginya kasus kompleks pada pasien pneumonia, dimana para klinisi
wajib mempertimbangkan hasil kultur darah dengan kondisi pasien dan tidak menganggap
bakteri patogen sebagai suatu bakteri kontaminan.17,18
Kuman gram negatif pada penelitian ini didominasi oleh Acinetobacter baumanii,
Pseudomonas aeroginosa, dan Klebsiella Pneumoniae. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan Mardewi dkk dan Usman dkk di Unit Perawatan Intensif Anak RSUP Sanglah
pada tahun 2011-2014 yang menyimpulkan jika kuman gram negatif mendominasi kuman yang
paling banyak ditemukan, terutama pada gangguan sistem pernapasan.19,20
Pengamatan dan tindak lanjut berkesinambungan pada pola kerentanan antibiotik di
setiap pusat pelayanan kesehatan sangat penting karena pola resistensi yang beragam antar
wilayah, bahkan antar rumah sakit berbeda. Kuman gram positif yang terbanyak diisolasi yaitu
golongan Staphylococcus dan Streptococcus, dalam penelitian ini kami jumpai jika kuman
tersebut masih sensitif dengan beberapa antibiotika yang umum digunakan, seperti
chloramphenicol, gentamisin, amikasin dan cefotaxime. Antibiotika ampisilin dan cotrimoxazole
11

menunjukkan resistensi tinggi terhadap kuman gram positif tersebut. Hasil penelitian ini
didukung oleh Corbo dkk dalam penelitiannya yang menyebutkan kuman gram positif sensitif
dengan beberapa antibiotik golongan cephalosporin, sedangkan derivat penisilin cenderung
memiliki angka resisten yang tinggi. 7,15
Antibiotika golongan amikacin, cefoperazone/sulbactam, meropenem, cefepime atau
piperacilin/tazobactam adalah antibiotika yang paling sensitif untuk kuman gram negatif seperti
Acinetobacter

baumanii,

Pseudomonas

aeroginosa,

Klebsiella

Pneumoniae,

Serratia

marcescens, dan Escherichia coli. Resistensi tinggi didapatkan pada golongan ampicillin/
sulbactam, gentamisin dan chloramphenicol. Pseudomonas aeroginosa sangat resisten pada
kebanyakan antibiotika. Pada penelitian ini ditemukan resistensi multidrug pada Pseudomonas
aeroginosa. Penelitian di Turki oleh Erbay dkk menunjukkan bahwa Pseudomonas aeroginosa
umumnya resisten multidrug, menambah hari rawat dan menambah angka kematian pada pasien
yang dirawat di ruang intensif anak.23
Hasil kultur darah kontaminan dengan ditemukannya kuman hanya pada satu sisi pada
penelitian ini cukup tinggi, yaitu 7,3%. Hal ini harus mendapat perhatian agar teknik aseptik saat
pengambilan sampel darah dapat lebih optimal dan mengurangi hasil kultur darah kontaminan.7,21
Kelemahan penelitian ini adalah rancangan potong lintang deskriptif retrospektif
sehingga faktor yang berpengaruh terhadap kejadian resistensi tidak dapat digambarkan.
Rancangan penelitian yang lebih baik dan penghitungan sampel yang sesuai dengan jumlah
sampel yang lebih besar, diharapkan dapat memberikan generalisasi hasil penelitian.
SIMPULAN
Hasil kultur darah dengan bakteremia pada penelitian ini adalah 12%, dengan sebaran jenis
kuman terbanyak berturut-turut adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), Acinetobacter
baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas
flouresence (5%). Bakteremia cenderung terjadi pada anak usia dibawah 12 bulan. Antibiotika
yang masih sensitif terhadap kuman gram positif adalah chloramphenicol, gentamisin, amikasin
dan cefotaxime. Antibiotika golongan amikacin, cefoperazone/sulbactam, meropenem, cefepime
atau piperacilin/tazobactam adalah antibiotika yang sensitif untuk kuman gram negatif.
Golongan ampisilin memiliki tingkat resisten tinggi pada kedua jenis kuman.
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Fekadu GA,Terefe MW,Alemia GA.Prevalence of Pneumonia Among Under Five


Children in Este Town andSurrounding Rural Kebeles,Northwest Ethiopia;A Community
Based Cross Sectional Study.Science Journal of Public Health.2014; 2(3): 150-55
2. Gray D, Zar HJ. Childhood Pneumonia in Low and Middle Income Countries: Burden,
Prevention and Management. Infectious Diseases Journal, 2010; 4, 74-84.
3. Sulfahani SF, Razali SNA, Mormin MF, Khamis A. An Analysis of the Prevalence of
Pneumonia for Children under 12 Year Old in Tawau General Hospital, Malaysia.
Research. 2012; h.1-8
4. Ghimire M, Bhattacharya SK, Narain JP. Pneumonia in South-East Asia Region: Public
health perspective. Indian J Med Res 135, April 2012; h. 459-68
5. Forsberg P. Pneumonia among hospitalized children aged 1-9 years - a prospective and
retrospective study at a referral hospital in northern Tanzania. Research. 2012
6. Said M. Pneumonia. Dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku
Ajar Respirologi Anak. Edisi ke-1. Jakarta: BP IDAI; 2012; h. 350-65.
7. Setyoningrum RA,Landia S,Makmuri MS. Pneumonia.Continuing Education XXXVI.
2006

13

8. Mokoginta D, Arsin A, Sidik D. Faktor Risiko Kejadian Pnemonia Pada Anak Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Kota Makassar. Penelitian. Bagian Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. 2014.
9. Moore P, Huang C, Rodriguez A, Wiebe R, Siegel J. Presenting Signs and Symptoms of
Rapidly Progressing Severe Pneumonia in the Pediatric Emergency Department.
Emergency Med. 2013; 3:2
10. Bradley et al. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and
Children Older Than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by the Pediatric
Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clinical
Infectious Diseases. 2011;1-52
11. Eslamy HK, Newman B. Pneumonia in Normal and Immunocompromised Children: An
Overview and Update. Radiol Clin N Am 49. 2011; 895920
12. Nurjannah, Sovira N, Anwar S. Profil pneumonia pada anak di RSUD dr. Zainoel Abidin,
studi retrospektif. Sari Pediatri. 2012;13(5): 324-28
13. Heine D, Corchran C, Moore M, Titus MO, Andrews AL. The Prevalence of Bacteremia
in Pediatric Patients With Community-Acquired Pneumonia: Guidelines to Reduce the
Frequency of Obtaining Blood Cultures. Hospital Pediatrics. 2013;3;92
14. Shah SS, Dugan MH, Bell LM et al. Blood cultures in the emergency department
evaluation of childhood pneumonia. Pediatric Infectious Diseases. 2011;30(6): 475-479
15. Corbo J, Friedman B, Bijur P, Gallagher E J. Limited usefulness of initial blood cultures
in community acquired pneumonia. Emergencies Medicines Journal. 2004;21 : 446-48
16. McCulloh RJ, Koster MP, Yin DE et al. Evaluation the use of blood cultures in the
management of children hospitalized for community-acquired pneumonia. PLOS ONE.
2015;10:1-10
17. Helewa RM, Embil JM. What to do with Coaglase-Negative Staphylococci. The
Canadian Journal of CME. 2007:19-20
18. Fanjul JR, Hernandez S, Maza TS, Cubells CL. Positive blood cultures in a pediatric
emergency department: a descriptive analysis. Emergencias. 2012; 24: 386-88
19. Mardewi W, Suparyatha IB, Kanyawati D, Fatmawati D. The suspecibility pattern of
microorganism at pediatric intensice care unit (PICU) in Sanglah Hospital Denpasar from
January 2011-December 2012. Denpasar: Departement of child health medical school
14

Udayana University; 2013. (unpublished)


20. Usman MR, Suparyatha IB, Kanyawati D. Bacterial spectrum and antibiotics
susceptibility pattern in pediatric intensive care unit of Sanglah Hospital Denpasar 20132014. Denpasar: Departement of child health medical school Udayana University; 2015.
(unpublished)
21. Mendoza-Paredes A, Bartos J, Leber M et al. Utility of blood culture in uncomplicated
pneumonia in children. Clinical Medicine Insight:Pediatrics. 2013;7:1-5
22. Shah SS, Alpern ER, Zwerling L et al. Risk of bacteremia in young children with
pneumonia treated as outpatients. Arch Pediatr Med. 2003;157:389-392
23. Erbay A, Bodur H, Akinci E, Colpan A. Evaluation of Antibiotik use in intensive care
units of a tertiary care hospital in Turkey. J Hosp Infect. 2005; 59:53-61.
Lampiran 1 PENJELASAN DAN INFORMASI
JUDUL: PROFIL KULTUR DARAH DAN SENSITIVITAS PADA PASIEN PNEUMONIA
ANAK DI RSUP SANGLAH TAHUN 2013 - 2014
PENELITI : dr. Ni Putu Mayasri Wulandari
SURAT PERSETUJUAN
Kami mengharapkan kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul Profil
Kultur Darah dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak di RSUP Sanglah tahun 2013-2014.
Pneumonia sampai saat ini masih merupakan masalah yang cukup serius dalam dunia
kesehatan. Mortaltas dan morbiditas yang diakibatkan oleh pneumonia masih sangat tinggi,
khususnya pada anak-anak usia dibawah 5 tahun.
Pneumonia adalah inflamasi yang terjadi pada parenkim paru yang sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain
(aspirasi,radiasi, dll)
Pada anak-anak dengan pneumonia dilaporkan sekitar 10-15 % ditemukan hasil kultur
darah yang positif. Pemeriksaan kultur darah dilakukan untuk mengetahui penyebab dari
pneumonia yang terjadi dan digunakan sebagai acuan dalam pemilihan pengobatan lanjutan
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan mengenai profil kultur darah dan
sensitivitas pada pasien pneumonia anak di RSUP Sanglah tahun 2013 - 2014 serta dapat
digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.
Risiko
Tidak ada risiko yang akan diterima anak Anda dengan ikut serta dalam penelitian ini. Informasi
mengenai anak Anda akan dirahasiakan sesuai hukum.
Prosedur Penelitian
Dilakukan pencatatan dan penilaian awal seluruh variabel yang diteliti, meliputi diagnosis, usia,
jenis kelamin, penyakit penyerta lainnya, hasil kultur darah dan sensitivitasnya, serta kondisi
15

akhir setelah perawatan berdasarkan data dari rekam medis dan kuesioner penelitian. Kemudian
dilakukan analisis statistik.
Kerahasiaan dan Hak Anda
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya sesuai hukum yang
berlaku. Anak anda akan mendapat nomor studi. Semua informasi mengenai anak Anda hanya
akan dilihat dari nomor studi dan tidak dari nama anak Anda. Dokumen yang menghubungkan
nama anak Anda dan nomor studi anak Anda akan dirahasiakan dan dipisahkan dari data
penelitian lain. Semua data penelitian disimpan dalam file terkunci. Hanya peneliti yang dapat
melihat data tersebut. Nama anak Anda tidak akan disebut dalam laporan penelitian. Pada akhir
penelitian informasi mengenai anak Anda akan dihancurkan, kecuali anda mengijinkan kami
untuk menyimpannya untuk penelitian lebih lanjut.
Anda mempunyai hak untuk memutuskan mengikutsertakan anak Anda dalam penelitian
ini. Keputusan Anda adalah atas dasar sukarela dan diberikan dalam bentuk tulisan tangan atau
secara lisan.
Pembayaran
Anda dan anak Anda tidak akan menerima pembayaran apapun dengan ikut serta dalam
penelitian ini.
Biaya
Tidak ada biaya yang harus dibayarkan oleh subyek penelitian.
Pertanyaan mengenai hak anda sebagai partisipan dalam penelitian ini dapat diajukan kepada:
dr. Ni Putu Mayasri Wulandari
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar
Bali, Indonesia

16

KERAHASIAAN
ya
INFORMED
CONSENT
(Formulir persetujuan tertulis setelah penjelasan)
Nomor kode :
Tanggal

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama orang tua/wali : _______________________________________________
Alamat

: _______________________________________________

No telp/HP

: _______________________________________________

Sebagai orang tua/wali anak saya:


Nama anak

: _______________________________________________

Umur

: _______________________________________________

Alamat

: _______________________________________________

Bersedia secara sukarela anak saya menjadi subjek penelitian dengan judul Profil Kultur Darah
dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014. Telah
mendengarkan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan memahami prosedur dan

17

manfaat dari penelitian. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa
tekanan dari pihak manapun.
Denpasar, .......
Mengetahui saksi-saksi

Yang membuat pernyataan

1. ___________________________
2. ___________________________
Tanda tangan dan nama terang

Lampiran 2

KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN
Profil Kultur Darah dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak
Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014
Peneliti : dr. Ni Putu Mayasri Wulandari
Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar

No Subjek

No CM

Inisial Subjek

Nama Subjek

Jenis Kelamin

Tanggal Lahir

No Telp

Alamat

Tanggal/Jam MRS

Ruang Perawatan

18

INISIAL SUBJEK: ______________

NOMOR SUBJEK: _____________

INFORMED CONSENT
Apakah lembaran informed consent sudah ditandatangani
sebelum subjek berpartisipasi dalam penelitian ini?
Tulis tanggal saat orang tua/wali subjek menandatangani
lembar informed consent (tanggal/bulan/tahun)

KRITERIA INKLUSI
Kriteria Inklusi
Jawaban harus YA untuk subjek bisa diikutsertakan dalam
penelitian ini
Anak yang didiagnosis pneumonia yang dirawat inap di
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Ya

Tidak

...........

............

...........................

Ya

Tidak

........... ............

KARAKTERISTIK SUBJEK
Tanggal masuk rumah sakit
Tanggal lahir (tanggal/bulan/tahun)
Usia

....................................................
....................................................
....................................................

Jenis kelamin

[ ] laki

Berat badan saat masuk rumah sakit (kg)

....................................................

Panjang/tinggi badan saat masuk rumah sakit (cm)

....................................................

[ ] perempuan

19

Status gizi (kriteria Waterlow)

.................................................%
[ ] malnutrisi
[ ] tidak malnutrisi

Diagnosis

HASIL LABORATORIUM
Hasil Kultur darah
Jenis pertumbuhan
kuman

[ ] negatif

[ ] positif

Sensitivitas
terhadap antibiotika

Investigator

20

Nama

Lampiran 3
Lampiran
Perihal

Tanda tangan

Tanggal

PERMOHONAN ETHICAL CLEARANCE


: 1 (satu) Proposal
: Permohonan Ethical Clearance

Kepada :
Yth. Bapak Ketua LITBANG
FK UNUD/RS Sanglah Denpasar
Di
Denpasar

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul Profil Kultur Darah dan
Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014 di
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD /RSUP Sanglah Denpasar, maka bersama ini kami
mengajukan permohonan ijin agar dapat diberikan Ethical Clearance sebagai syarat untuk dapat
melaksanakan penelitian tersebut. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, kami lampirkan proposal
penelitian dimaksud.
Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak, kami
ucapkan terimakasih.

Denpasar, 5 April 2015


Hormat saya,
21

Ni Putu Mayasri Wulandari

Lampiran 4
Lampiran
Perihal

PERMOHONAN IJIN MELAKSANAKAN PENELITIAN


: 1 (satu) Proposal
: Permohonan Ijin Melaksanakan Penelitian

Kepada Yth.
Direktur RS Sanglah Denpasar
Di
Denpasar

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul Profil Kultur Darah dan
Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014 di
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD /RSUP Sanglah Denpasar, maka bersama ini kami
mengajukan permohonan ijin agar dapat melaksanakan penelitian tersebut. Sebagai bahan
pertimbangan, kami lampirkan proposal penelitian dimaksud.
Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaan, kami ucapkan
terimakasih.

Denpasar, 5 April 2015


Hormat saya,

Ni Putu Mayasri Wulandari


22

Tembusan disampaikan kepada Yth:


1. Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RS Sanglah Denpasar.
2. Kepala Ruang Jempiring RS Sanglah Denpasar.
3. Kepala Ruang Unit Perawatan Intensif Anak RS Sanglah Denpasar
4. Kepala Ruangan Laboratorium Mikrobiologi RS Sanglah Denpasar
5. Arsip

23

Anda mungkin juga menyukai