Oleh :
Ni Putu Mayasri Wulandari
Pembimbing :
dr. Putu Siadi Purniti, Sp.A (K)
dr. Ida Bagus Subanada, Sp.A(K)
DENPASAR2013 - 2014
Ni Putu Mayasri Wulandari, Putu Siadi Purniti, Ida Bagus Subanada
Department of Child Health - Medical School,Udayana University - Sanglah Hospital
ABSTRACT
Background. Pneumonia in children has high morbidity and mortality. Blood cultures are very
helpful in handling cases of pneumonia that did not show good response to initial treatment.
Patterns of bacteria and sensitivity testing is important for guide rational empirical antibiotic
selection.
Objective. We sought to see at bacterial spectrum and antibiotics susceptibility pattern, based on
results of blood cultures in pediatric patients with pneumonia hospitalized in Sanglah Hospital
during year 2013-2014.
Methods. The study was a descriptive, cross-sectional, during the year 2013-2014 in patients
aged 1 month-12 years who were admitted in inpatient units of Sanglah Hospital. Specimens for
blood cultures done with standard two-sided blood collection method, blood cultures performed
with a standard microbiology and antibiotic sensitivity using the disc diffusion standard methods.
Data of blood cultures results was taken from blood culture result registry of Microbiology
Laboratory and patient data retrieved from registry of pneumonia patient in Pediatric
Departement Sanglah Hospital.
Results. A total of 493 children were done blood culture examination while admitted in Sanglah
Hospital during the study period, where a total of 60 (12%) showed blood cultures with growth
of bacteria. Most common bacteria isolated were coagulase negative Staphylococcus (38%),
Acinetobacter baumannii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%),
and Pseudomonas flouresence (5%). Antibiotics that still sensitive to gram-positive bacteria were
chloramphenicol, gentamicin, amikacin and cefotaxime. While amikacin, cefoperazone /
sulbactam, meropenem, Cefepime or Piperacilin / Tazobactam are the sensitive antibiotics for
gram-negative bacteria.
Conclusions. Bacteraemia in children with pneumonia hospitalized in Sanglah Hospital is quite
high. Gram-positive blood bacteria dominate the result of blood cultures. Some common
antibiotics used in patients with pneumonia are still sensitive to gram positive and negative
bacteria.
Keywords: bacterial spectrum, antibiotics susceptibility pattern, pneumonia, children.
PENDAHULUAN
Pneumonia pada anak sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia
3
dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi, khususnya di negara berkembang.
Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi pada anak usia kurang dari lima tahun
sebanyak 18%. Sekitar 74% kasus pneumonia terjadi di 15 negara berkembang di benua Asia dan
Afrika, enam di antaranya adalah India, China, Pakistan, India, Indonesia, dan Nigeria. Insiden
pneumonia berkisar antara 10-20 kasus/100 anak/tahun atau sekitar 10-20% anak. Insidensi
tertinggi di Asia Selatan dengan angka kejadian 0,36 kali per anak per tahun. Di Indonesia
sendiri insiden pneumonia berkisar antara 39-49% dari seluruh jumlah balita selama tahun 20082010. Pneumonia juga menyebabkan 22,8% kematian balita dan 27,6% kematian bayi di
Indonesia.1-5
Pneumonia adalah inflamasi yang terjadi pada parenkim paru yang ditandai gejala
demam, batuk, sesak nafas dan adanya ronki basah halus serta gambaran infiltrat pada foto polos
dada. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian
kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi, dll). Di negara berkembang penyebab pneumonia
yang paling sering adalah bakteri sedangkan di negara yang maju penyebab tersering adalah
virus. Pola kuman penyebab pneumonia biasanya berbeda sesuai dengan distribusi umur pasien.
Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh virus, sebagai penyebab tersering adalah
respiratory syncytial virus (RSV), parainfluenza virus, influenza virus dan adenovirus. Bakteri
penyebab terbanyak pneumonia adalah Streptococcus Pneumonia dan Haemophilus Influenzae.
Dari data yang ada, pada tahun 2000 diperkirakan 13,8 juta kasus pneumonia disebabkan oleh
Streptococcus Pneumonia dan sebanyak 741.000 anak dibawah 5 tahun meninggal dunia. Bakteri
penyebab pneumonia pada anak lainnya antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus group
B, serta kuman atipik klamidia dan mikoplasma. 2,5-8
Diagnosis pneumonia yang terbaik adalah berdasarkan etiologi, yaitu dengan
pemeriksaan mikrobiologik. Upaya untuk mendapatkan spesimen atau bahan pemeriksan guna
mencari etiologi kuman penyebab dapat meliputi pemeriksaan sputum, sekret nasofaring bagian
posterior, aspirasi trakea, torakosintesis pada efusi pleura, percutaneus lung aspiration dan biopsi
paru bila diperlukan.Tetapi pemeriksaan ini banyak kendalanya, baik dari segi teknis maupun
biaya. Secara umum kuman penyebab spesifik hanya dapat diidentifikasi kurang dari 50% kasus.
Dengan demikian pneumonia didiagnosis terutama berdasarkan manifestasi klinis dibantu
pemeriksaan penunjang yang lain seperti foto polos dada.5-7,11
Tanpa pemeriksaan mikrobiologikakan sulit untuk membedakan kuman penyebab;
4
bakteri, virus atau kuman lain. Pneumonia bakterial lebih sering mengenai bayi dan balita
dibandingkan anak yang lebih besar. Pneumonia bakterial biasanya timbul mendadak, pasien
tampak toksik, demam tinggi disertai menggigil dan sesak memburuk dengan cepat. Pneumonia
viral biasanya timbul perlahan, pasien tidak tampak sakit berat, demam tidak tinggi, gejala batuk
dan sesak bertambah secara bertahap. 6,7,9
Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk diagnostik tapi hanya positif pada 1015% kasus terutama pada anak kecil. Kultur darah sangat membantu pada penanganan kasus
pneumonia dengan dugaan penyebab stafilokokus dan pneumokokus yang tidak menunjukkan
respon baik terhadap penanganan awal. Kultur darah juga direkomendasikan pada kasus
pneumonia yang berat dan pada bayi usia kurang dari 3 bulan. Pemeriksaan kultur darah
memiliki kelemahan karena merupakan tindakan invasif dan memerlukan waktu pemeriksaan
yang lama.6,7,9,10
Secara global pemeriksaan kultur darah jarang dilakukan pada pasien pneumonia, namun
di RSUP Sanglah setiap pasien anak yang didiagnosis dengan pneumonia dan mendapat
antibiotik dilakukan pemeriksaan kultur darah. Hal ini dilakukan karena Indonesia merupakan
salah satu negara dengan penderita pneumonia terbanyak di dunia dan untuk mengetahui kuman
penyebab dari pneumonia tersebut.6,7 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman dan
kepekaan terhadap antibiotika pada pasien anak dengan pneumonia di RSUP Sanglah.
METODE PENELITIAN
Penelitianinidenganrancanganpotonglintangdeskriptifretrospektifyangdilakukandiunit
rawatinapRSUPSanglahDenpasardantelahdisetujuiolehUnitPenelitiandanPengembangan
(LITBANG)FakultasKedokteranUniversitasUdayana/RSUPSanglahDenpasar.Populasi
penelitianadalahsemuapasienumur1bulansampai12tahundengandiagnosispneumoniadi
unitrawatinap RSUP Sanglahpadatahun2013dan2014sertamemiliki hasilpemeriksaan
kulturdarahdanujikepekaanantibiotik.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua pasien anak umur 1 bulan sampai 12
tahun yang dirawat dengan pneumonia yang dirawat inap di ruang Jempiring, Pudak dan PICU di
RSUP Sanglah Denpasar selama tahun 2013-2014. Spesimen darah untuk kultur diambil dengan
cara standar pengambilan sampel dari 2 sisi. Kuman diidentifikasi dengan cara standar kultur
mikrobiologi dan uji kepekaan terhadap antibiotika menggunakan cara difusi diskus. Kriteria
5
eksklusi adalah pasien dengan salah satu dari data status rekam medis, hasil pemeriksaan kultur
darah, hasil uji kepekaan yang tidak lengkap serta prosedur pemeriksaan kultur darah yang tidak
sesuai standar
Pencatatan dilakukan terhadap subjek penelitian meliputi karakteristik umum yaitu nama
anak, usia, dan jenis kelamin, penyakit komorbid, kultur darah berikut dengan hasil uji kepekaan
kuman terhadap antibiotik serta luaran subjek. Data klinis pasien diperoleh dari status rekam
medis pasien di Instalasi Rekam Medis dan data registrasi pasien pneumonia anak selama tahun
2013-2014, serta data hasil pemeriksaan kultur darah serta uji kepekaan terhadap antibiotik yang
diperoleh dari buku registrasi pemeriksaan kultur darah di Bag/SMF Laboratorium Mikrobiologi
Klinik RSUP Sanglah berupa bentuk nilai hambat kuman dari berbagai jenis antibiotik yang
penilaiannya dilakukan oleh peneliti berpedoman pada tabel interpretasi diameter zona hambatan
yang diterbitkan oleh CLSI (Clinical and Laboratory Standart Institute).
Penghitungan proporsi kuman terbanyak dan kepekaan terhadap antibiotik dihitung dari
pencatatan hasil pemeriksaan kultur darah dan uji kepekaan yang ditemukan. Data yang
terkumpul di presentasikan secara deskriptif berupa narasi dan tabel yang dilengkapi dengan
tampilan frekuensi serta presentasi.
HASIL PENELITIAN
Selama periode penelitian didapatkan 493 anak yang dirawat dengan pneumonia di unit rawat
inap RSUP Sanglah Denpasar. Pneumonia menduduki tiga penyakit terbanyak setiap bulannya
selama periode 2013-2014, dengan insiden kasus pneumonia setiap bulan tertera pada gambar 1.
Insiden paling tinggi terjadi pada bulan April dan Mei tahun 2014. Jumlah pasien laki-laki (60%)
lebih banyak dibanding perempuan (40%), dengan 287 (58%) pasien berusia dibawah 12 bulan,
186 (37%) pasien berusia 1-5 tahun dan 20 (4%) pasien berusia diatas 5 tahun. Sebagian besar
pasien dengan gizi baik dan gizi kurang (47% dan 46% secara berurutan), 3,4% memiliki gizi
buruk, 1,6% dengan gizi lebih dan 0,8% dengan obesitas.
(N=60)
37
20
3
61
33
5
39
21
65
35
6
36
18
10
60
30
48
12
80
20
Bakterimia terbanyak terjadi pada kelompok usia dibawah 1 tahun (61%), disusul
kelompok usia prasekolah sebanyak 33%. Sebaran karakteristik subjek berdasarkan status gizi
terbanyak adalah gizi kurang (60%), dan 80% pasien memiliki klinis pneumonia berat. Penyakit
N
23
5
4
4
3
3
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1
%
38
8
6
6
5
5
5
5
3
3
3
3
1,6
1,6
1,6
1,6
1 5 tahun
6 12 tahun
Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas flouresence
Acinetobacter baumanii
Staphylococcus hominis
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
Serratia marcescens
Klebsiella pneumonia
Klebsiella pneumonia
8
Amikasin
Ampicilin
Cefepime
Cefotaxime
Ciprofloxacin
Co-trimoxazole
Clorampenicol
Eritromisin
Gentamsisin
Imipenem
Levofloxacin
Linezolid
Meropenem
Tertrasiklin
Vancomycin
Staphylococcus
coagulase negative
(%)
100
0
100
75
38
30
75
36
60
36
75
100
70
64
100
Jenis kuman
Staphylococcus
sp.
(%)
100
0
100
60
0
20
100
80
80
40
100
100
80
60
100
Streptococcus
sp.
(%)
80
20
80
60
0
0
80
80
0
80
80
100
60
20
100
Kuman terbanyak pada kelompok gram positif adalah Staphylococcus coagulase negative
(38%), diikuti Staphylococcus hominis dan Streptococcus beta hemolitikus, masing-masing
sebanyak 5%. Sebaran pola kuman gram positif berdasarkan usia didapatkan Staphylococcus
coagulase negative pada seluruh kelompok usia, golongan Streptococcus pada anak usia dibawah
1 tahun, dan golongan Staphylococcus pada anak usia 1-5 tahun. Kuman terbanyak pada
kelompok gram negatif adalah Acinetobacter baumanii (8%), disusul Pseudomonas aeruginosa
dan Klebsiella pneumonia, masing-masing 6%. (Tabel 2 dan 3)
Hasil uji kepekaan kuman gram positif menunjukkan resistensi ampicillin yang tinggi
terhadap ketiga jenis kuman, namun golongan chloramphenicol masih memiliki sensitifitas yang
baik terhadap kuman gram positif. Ketiga jenis kuman masih sensitif terhadap amikasin,
cefepime, linezolid dan vancomycin. Hasil uji kepekaan kuman gram negatif menunjukkan
sensitifitas
rendah
pada
golongan
ampisilin,
ampisilin-sulbactam,
gentamisin,
dan
Amikasin
Ampisilin
Ampi-sulbactam
Cefepime
Cefotaxime
Ceftazidime
Cefo-sulbactam
Cloramphenicol
Ciprofloxacin
Gentamisin
Imipenem
Levofloxacin
Meropenem
Piper-tazobactam
Vancomysin
Pseudomonas Acinetobacter
aeroginosa
baumanii
50
80
25
20
25
80
50
80
75
60
50
60
75
80
0
20
75
80
50
80
75
40
75
80
75
80
50
60
100
80
Jenis kuman
Klebsiella
pneumonia
75
0
0
75
50
25
75
50
50
0
50
75
50
50
100
Serratia
marcesens
100
50
0
50
100
100
50
50
50
0
50
100
100
100
100
Escherichia
coli
66
33
33
66
66
66
100
100
66
100
66
100
66
66
100
Luaran subjek pada penelitian ini didapatkan 21 (4%) pasien pneumonia meninggal,
dimana 9 (23%) pasien diantaranya memiliki hasil kultur darah yang positif.
DISKUSI
Pneumonia masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang tinggi pada anak dibawah
usia 5 tahun di negara-negara berkembang. Temuan kami menunjukkan insidens pneumonia yang
tinggi baik pada tahun 2013 dan tahun 2014. Terdapat 493 (16%) anak yang dirawat dengan
pneumonia selama 2 tahun dari 2998 kasus yang dirawat di unit rawat inap RSUP Sanglah.
Penelitian oleh Nurjannah dkk di Banda Aceh mendapatkan 144 (7,1%) kasus pneumonia
termasuk yang disertai dengan penyakit lain.
empiris yang tidak adekuat berhubungan dengan morbiditas, perawatan yang lebih lama, biaya
lebih tinggi dan kematian. Insiden bakteremia pada penelitian ini sebesar 12%, sesuai penelitian
lainnya yang mendapatkan hasil kultur darah positif pada 10-15% kasus. Heine dan Shah
mendapatkan angka hasil kultur darah positif yang lebih rendah, 3,2% dan 2,1% secara
berurutan. Kedua penelitian ini melakukan pengambilan kultur darah hanya pada pasien
pneumonia tertentu, dengan hasil pengambilan kultur darah tidak harus dilakukan secara rutin
pada pasien dengan pneumonia komunitas.6,13,14
Pola kuman pada penelitian ini mendapatkan 16 hasil pertumbuhan kuman dengan jenis
yang berbeda, dengan dominasi kuman gram positif (58,3%) dibandingkan gram negatif
(41,6%), sejalan dengan penelitian oleh McCulloh dan Corbo yang mendapatkan dominansi
kuman gram positif pada hasil kultur darah.15,16,21,22 Sebaran 5 jenis kuman terbanyak pada
penelitian ini berturut-turut adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), Acinetobacter
baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas
flouresence (5%). Staphylococcus coagulase negative merupakan bakteri komensal yang terdapat
di kulit, namun dapat menjadi bakteri patogen pada pasien imunodefisiensi atau pada pasien
yang menggunakan benda asing pada tubuh seperti kateter, akses vena, katup jantung buatan, VP
Shunt, atau alat orthopedik. Meningkatkan hasil kultur darah dengan Staphylococcus coagulase
negative menunjukkan tingginya kasus kompleks pada pasien pneumonia, dimana para klinisi
wajib mempertimbangkan hasil kultur darah dengan kondisi pasien dan tidak menganggap
bakteri patogen sebagai suatu bakteri kontaminan.17,18
Kuman gram negatif pada penelitian ini didominasi oleh Acinetobacter baumanii,
Pseudomonas aeroginosa, dan Klebsiella Pneumoniae. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan Mardewi dkk dan Usman dkk di Unit Perawatan Intensif Anak RSUP Sanglah
pada tahun 2011-2014 yang menyimpulkan jika kuman gram negatif mendominasi kuman yang
paling banyak ditemukan, terutama pada gangguan sistem pernapasan.19,20
Pengamatan dan tindak lanjut berkesinambungan pada pola kerentanan antibiotik di
setiap pusat pelayanan kesehatan sangat penting karena pola resistensi yang beragam antar
wilayah, bahkan antar rumah sakit berbeda. Kuman gram positif yang terbanyak diisolasi yaitu
golongan Staphylococcus dan Streptococcus, dalam penelitian ini kami jumpai jika kuman
tersebut masih sensitif dengan beberapa antibiotika yang umum digunakan, seperti
chloramphenicol, gentamisin, amikasin dan cefotaxime. Antibiotika ampisilin dan cotrimoxazole
11
menunjukkan resistensi tinggi terhadap kuman gram positif tersebut. Hasil penelitian ini
didukung oleh Corbo dkk dalam penelitiannya yang menyebutkan kuman gram positif sensitif
dengan beberapa antibiotik golongan cephalosporin, sedangkan derivat penisilin cenderung
memiliki angka resisten yang tinggi. 7,15
Antibiotika golongan amikacin, cefoperazone/sulbactam, meropenem, cefepime atau
piperacilin/tazobactam adalah antibiotika yang paling sensitif untuk kuman gram negatif seperti
Acinetobacter
baumanii,
Pseudomonas
aeroginosa,
Klebsiella
Pneumoniae,
Serratia
marcescens, dan Escherichia coli. Resistensi tinggi didapatkan pada golongan ampicillin/
sulbactam, gentamisin dan chloramphenicol. Pseudomonas aeroginosa sangat resisten pada
kebanyakan antibiotika. Pada penelitian ini ditemukan resistensi multidrug pada Pseudomonas
aeroginosa. Penelitian di Turki oleh Erbay dkk menunjukkan bahwa Pseudomonas aeroginosa
umumnya resisten multidrug, menambah hari rawat dan menambah angka kematian pada pasien
yang dirawat di ruang intensif anak.23
Hasil kultur darah kontaminan dengan ditemukannya kuman hanya pada satu sisi pada
penelitian ini cukup tinggi, yaitu 7,3%. Hal ini harus mendapat perhatian agar teknik aseptik saat
pengambilan sampel darah dapat lebih optimal dan mengurangi hasil kultur darah kontaminan.7,21
Kelemahan penelitian ini adalah rancangan potong lintang deskriptif retrospektif
sehingga faktor yang berpengaruh terhadap kejadian resistensi tidak dapat digambarkan.
Rancangan penelitian yang lebih baik dan penghitungan sampel yang sesuai dengan jumlah
sampel yang lebih besar, diharapkan dapat memberikan generalisasi hasil penelitian.
SIMPULAN
Hasil kultur darah dengan bakteremia pada penelitian ini adalah 12%, dengan sebaran jenis
kuman terbanyak berturut-turut adalah Staphylococcus coagulase negative (38%), Acinetobacter
baumanii (8%), Pseudomonas aeruginosa (6%), Klebsiella pneumonia (6%), dan Pseudomonas
flouresence (5%). Bakteremia cenderung terjadi pada anak usia dibawah 12 bulan. Antibiotika
yang masih sensitif terhadap kuman gram positif adalah chloramphenicol, gentamisin, amikasin
dan cefotaxime. Antibiotika golongan amikacin, cefoperazone/sulbactam, meropenem, cefepime
atau piperacilin/tazobactam adalah antibiotika yang sensitif untuk kuman gram negatif.
Golongan ampisilin memiliki tingkat resisten tinggi pada kedua jenis kuman.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
8. Mokoginta D, Arsin A, Sidik D. Faktor Risiko Kejadian Pnemonia Pada Anak Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Kota Makassar. Penelitian. Bagian Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. 2014.
9. Moore P, Huang C, Rodriguez A, Wiebe R, Siegel J. Presenting Signs and Symptoms of
Rapidly Progressing Severe Pneumonia in the Pediatric Emergency Department.
Emergency Med. 2013; 3:2
10. Bradley et al. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants and
Children Older Than 3 Months of Age: Clinical Practice Guidelines by the Pediatric
Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clinical
Infectious Diseases. 2011;1-52
11. Eslamy HK, Newman B. Pneumonia in Normal and Immunocompromised Children: An
Overview and Update. Radiol Clin N Am 49. 2011; 895920
12. Nurjannah, Sovira N, Anwar S. Profil pneumonia pada anak di RSUD dr. Zainoel Abidin,
studi retrospektif. Sari Pediatri. 2012;13(5): 324-28
13. Heine D, Corchran C, Moore M, Titus MO, Andrews AL. The Prevalence of Bacteremia
in Pediatric Patients With Community-Acquired Pneumonia: Guidelines to Reduce the
Frequency of Obtaining Blood Cultures. Hospital Pediatrics. 2013;3;92
14. Shah SS, Dugan MH, Bell LM et al. Blood cultures in the emergency department
evaluation of childhood pneumonia. Pediatric Infectious Diseases. 2011;30(6): 475-479
15. Corbo J, Friedman B, Bijur P, Gallagher E J. Limited usefulness of initial blood cultures
in community acquired pneumonia. Emergencies Medicines Journal. 2004;21 : 446-48
16. McCulloh RJ, Koster MP, Yin DE et al. Evaluation the use of blood cultures in the
management of children hospitalized for community-acquired pneumonia. PLOS ONE.
2015;10:1-10
17. Helewa RM, Embil JM. What to do with Coaglase-Negative Staphylococci. The
Canadian Journal of CME. 2007:19-20
18. Fanjul JR, Hernandez S, Maza TS, Cubells CL. Positive blood cultures in a pediatric
emergency department: a descriptive analysis. Emergencias. 2012; 24: 386-88
19. Mardewi W, Suparyatha IB, Kanyawati D, Fatmawati D. The suspecibility pattern of
microorganism at pediatric intensice care unit (PICU) in Sanglah Hospital Denpasar from
January 2011-December 2012. Denpasar: Departement of child health medical school
14
akhir setelah perawatan berdasarkan data dari rekam medis dan kuesioner penelitian. Kemudian
dilakukan analisis statistik.
Kerahasiaan dan Hak Anda
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya sesuai hukum yang
berlaku. Anak anda akan mendapat nomor studi. Semua informasi mengenai anak Anda hanya
akan dilihat dari nomor studi dan tidak dari nama anak Anda. Dokumen yang menghubungkan
nama anak Anda dan nomor studi anak Anda akan dirahasiakan dan dipisahkan dari data
penelitian lain. Semua data penelitian disimpan dalam file terkunci. Hanya peneliti yang dapat
melihat data tersebut. Nama anak Anda tidak akan disebut dalam laporan penelitian. Pada akhir
penelitian informasi mengenai anak Anda akan dihancurkan, kecuali anda mengijinkan kami
untuk menyimpannya untuk penelitian lebih lanjut.
Anda mempunyai hak untuk memutuskan mengikutsertakan anak Anda dalam penelitian
ini. Keputusan Anda adalah atas dasar sukarela dan diberikan dalam bentuk tulisan tangan atau
secara lisan.
Pembayaran
Anda dan anak Anda tidak akan menerima pembayaran apapun dengan ikut serta dalam
penelitian ini.
Biaya
Tidak ada biaya yang harus dibayarkan oleh subyek penelitian.
Pertanyaan mengenai hak anda sebagai partisipan dalam penelitian ini dapat diajukan kepada:
dr. Ni Putu Mayasri Wulandari
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar
Bali, Indonesia
16
KERAHASIAAN
ya
INFORMED
CONSENT
(Formulir persetujuan tertulis setelah penjelasan)
Nomor kode :
Tanggal
: _______________________________________________
No telp/HP
: _______________________________________________
: _______________________________________________
Umur
: _______________________________________________
Alamat
: _______________________________________________
Bersedia secara sukarela anak saya menjadi subjek penelitian dengan judul Profil Kultur Darah
dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014. Telah
mendengarkan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan memahami prosedur dan
17
manfaat dari penelitian. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa
tekanan dari pihak manapun.
Denpasar, .......
Mengetahui saksi-saksi
1. ___________________________
2. ___________________________
Tanda tangan dan nama terang
Lampiran 2
KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN
Profil Kultur Darah dan Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak
Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014
Peneliti : dr. Ni Putu Mayasri Wulandari
Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar
No Subjek
No CM
Inisial Subjek
Nama Subjek
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
No Telp
Alamat
Tanggal/Jam MRS
Ruang Perawatan
18
INFORMED CONSENT
Apakah lembaran informed consent sudah ditandatangani
sebelum subjek berpartisipasi dalam penelitian ini?
Tulis tanggal saat orang tua/wali subjek menandatangani
lembar informed consent (tanggal/bulan/tahun)
KRITERIA INKLUSI
Kriteria Inklusi
Jawaban harus YA untuk subjek bisa diikutsertakan dalam
penelitian ini
Anak yang didiagnosis pneumonia yang dirawat inap di
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
Ya
Tidak
...........
............
...........................
Ya
Tidak
........... ............
KARAKTERISTIK SUBJEK
Tanggal masuk rumah sakit
Tanggal lahir (tanggal/bulan/tahun)
Usia
....................................................
....................................................
....................................................
Jenis kelamin
[ ] laki
....................................................
....................................................
[ ] perempuan
19
.................................................%
[ ] malnutrisi
[ ] tidak malnutrisi
Diagnosis
HASIL LABORATORIUM
Hasil Kultur darah
Jenis pertumbuhan
kuman
[ ] negatif
[ ] positif
Sensitivitas
terhadap antibiotika
Investigator
20
Nama
Lampiran 3
Lampiran
Perihal
Tanda tangan
Tanggal
Kepada :
Yth. Bapak Ketua LITBANG
FK UNUD/RS Sanglah Denpasar
Di
Denpasar
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul Profil Kultur Darah dan
Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014 di
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD /RSUP Sanglah Denpasar, maka bersama ini kami
mengajukan permohonan ijin agar dapat diberikan Ethical Clearance sebagai syarat untuk dapat
melaksanakan penelitian tersebut. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, kami lampirkan proposal
penelitian dimaksud.
Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak, kami
ucapkan terimakasih.
Lampiran 4
Lampiran
Perihal
Kepada Yth.
Direktur RS Sanglah Denpasar
Di
Denpasar
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul Profil Kultur Darah dan
Sensitivitas Pada Pasien Pneumonia Anak Di RSUP Sanglah Tahun 2013 - 2014 di
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD /RSUP Sanglah Denpasar, maka bersama ini kami
mengajukan permohonan ijin agar dapat melaksanakan penelitian tersebut. Sebagai bahan
pertimbangan, kami lampirkan proposal penelitian dimaksud.
Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaan, kami ucapkan
terimakasih.
23