Anda di halaman 1dari 6

Makalah Manajemen Pelayanan Darah

“ Standar Pelayanan di Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) “

Dosen pengampu Subekti, Aptd, SKM

Disusun Oleh :

Meliana Nur Hikmah

P1337434218017

PRODI DIII TEKNOLOGI BANK DARAH

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Standar Pelayanan di
BDRS. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pelayanan
Darah. Saya harap makalah ini dapat memberikan manfaat, menambah wawasan, dan
pengetahuan bagi para pembacanya.
Menyadari dengan adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan
dalam makalah ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu selama proses
penyusunan makalah ini.

Semarang, 4 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar pelayanan darah di BDRS yang belum memenuhi syarat dibeberapa instansi
membuat tujuan terlaksananya pelayanan darah yang aman dan menjadi acuan bagi rumah sakit
terhambat. Padahal Bank Darah Rumah Sakit yang didirikan dan dikelola oleh rumah sakit
berkewajiban menyimpan darah yang telah di uji saring oleh UTD dan melakukan uji cocok
serasi berdasarkan perjanjian kerjasama antara UTD PMI dan rumah sakit. Di setiap rumah sakit
wajib memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang adalah sebuah unit pelayanan di rumah
sakit yang bertanggung jawab atas ketersediaannya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas
dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya (Permenkes 83 / 2014, BAB III Pasal 40). BDRS
merupakan unit pelayanan yang ditetapkan oleh Direktur rumah sakit dan dapat menjadi bagian
dari laboratorium di rumah sakit.

Saat ini Indonesia masih kekurangan 500 ribu kantong darah, karena menurut WHO
seharusnya kebutuhan minimal darah di Indonesia sebanyak 2% dari jumlah penduduk atau kira
kira sekitar 5,1 juta kantong per tahun, faktanya saat ini baru tersedia 4,5 juta kantong dari 3,05
juta donor. Berdasarkan hal tersebut, Menkes Prof. Dr. dr. Nila F Moeloek, Sp. M(K) berharap
masyakarat semakin banyak terlibat dan menjadi pendonor, karena itu PMI senantiasa
melakukan kegiatan donor darah sesering mungkin dengan melibatkan semua unsur lapisan
masyarakat.

Dengan sudah diberlakukannya Permenkes 83/2014 itu maka peran rumah sakit yang
memiliki BDRS semakin jelas khususnya dalam hal tugas dan tanggung jawab antara BDRS
dengan UTD yang selama ini kurang jelas, saat ini melalui Permenkes sudah ditekankan bahwa
BDRS merupakan pelayanan rumah sakit yang terintegrasi dengan UTD yang memiliki tugas
dan tanggung jawab jelas, dengan didukung bangunan, sarana dan prasarana, peralatan dan
ketenagaan yang jelas pula, termasuk kualifikasi SDM dan jobdesk-nya. Termasuk kuatnya
jejaring pelayanan transfusi antara penyelenggara dengan dinas kesehatan yang selama ini
ketentuan jejaring hanya pada instasi terkait tanpa melibatkan dinas kesehatan (SW).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa peran Bank Darah Rumah Sakit ?
2. Apa saja yang harus memenuhi standar di Bank Darah Rumah Sakit?
3. Bagaimana alur permintaan darah di Bank Darah Rumah Sakit?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran Bank Darah Rumah Sakit
2. Mengetahui apa yang harus memenuhi standar di Bank Darah Rumah Sakit
3. Mengetahui alur permintaan darah di Bank Darah Rumah Sakit
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja peran Bank Darah Rumah Sakit
2. Mahasiswa dapat mengetahui standar di Bank Darah Rumah Sakit
3. Mahasiswa mengetahui alur permintaan darah di Bank Darah Rumah Sakit
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERAN BANK DARAH RUMAH SAKIT
Adapun beberapa peran dari Bank Darah Rumah Sakit :
1. Menghitung prediksi kebutuhan darah aman dan menginformasikan ke UTD agar dapat
disiapkan.
2. Menyediakan stok darah yang telah aman di RS selama 24 jam.
3. Menjalin kerjasama dengan UTD untuk menyiapkan stok darah yang telah aman siap
pakai selama 24jam sehari.
4. Melakukan uji cocok serasi dan melaporkan kembali ke UTD bila ada reaksi transfusi.
5. Menerima permintaan dari ruangan menyiapkan darah yang dibutuhkan melakukan
pencatatan dan pelaporan termasuk reaksi transfusi yang terja di .
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan termasuk evaluasi penggunaan darah secara
rasional.
7. Sebagai anggota aktif jejaring pelayanan setempat.

https://manajemenrumahsakit.net/2017/05/peran-bank-darah-rumah-sakit-bdrs/
B. STANDAR BANK DARAH RUMAH SAKIT
- Standar Fasilitas dan Alat
Standar Ruangan :
1. Lokasi mudah dijangkau dari berbagai unit pelayanan di rumah sakit
2. Luas minimal 20 m² dengan cahaya ventilasi yang cukup serta ber AC, termasuk
ruangan administrasi secara terpisah.
3. Tersedia 2 bak cuci yang terdiri dari bak cuci tangan dan cuci alat
4. Lantai ruangan ada tanpa sambungan (vinyl), sudut lantai melengkung

Standar peralatan kerja dan kantor


1. Meja laboratorium dilapisi dengan tacon (pinggiran melengkung)
2. Kursi laboratorium
3. Meja statis dengan beton untuk centrifuge
4. Meja tulis dan kursi
5. Lemari arsip
6. Komputer + printer
7. Telepon

Anda mungkin juga menyukai