Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PELAPORAN NILAI

KRITISINSTALASILABORATORIUM
RUMAH SAKITUMUM
MADANI

TAHUN 2018
1|PanduanPelaporanNilaiKritis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………1


Daftarisi …………………………………………………………………………… …2
Pendahuluan .................................................................................................................... 3
Bab IDefinisi ................................................................................................................... 4

BabIIRuangLingkup ....................................................................................................... 5

Bab IIIKebijakanPelaporanNilaiKritis RSU Madani...................................................... 6

Bab IV Tata LaksanaIdentifikasi .................................................................................... 7

Bab VPenutup ………………………………………………………………………. 8

DaftarNilaiKritis yang wajibdilaporkan…………………………………………….9

2|PanduanPelaporanNilaiKritis
PANDUAN PELAPORAN HASIL KRITIS

PENDAHULUAN

Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakan,


mengkonfirmasikan diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi dan
munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Dalam melakukan uji laboratorium diperlukan
bahan, seperti : darah lengkap (vena, arteri), plasma, serum, urine, feses, sputumdanjaringanyang
didapat melalui tindakan invansif atau non invansif.

Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif


atau semi kuantitatif. Angka kuantitatif yang dimaksud berupa angka pasti atau rentang nilai,
sebagai contoh nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 – 16 g/dL. Sedangkan angka kualitatif
dinyatakan sebagai nilai positif atau negatif tanpa menyebut angka pasti, sedangkanangka
semikuantutatifdinyatakansebagaicontoh 1+,2+,3+

LATAR BELAKANG

Nilai kritis dari suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan kelainan
atau gangguan yang mengancam jiwa, memerlukan perhatian atau tindakan. Nilai abnormal
suatu hasil pemeriksaan tidak selalu bermakna secara klinik, sebaliknya nilai normal dianggap
tidak normal pada kondisi klinik tertentu. Oleh karena itu perlu diperhatikan nilai rujukan sesuai
kondisi khusus pasien.Karena nilai kritis merupakan gambaran keadaan patofisiologis yang
mengancam jiwa dan harus segera mendapat tindakan, maka RS Madanimenetapkan pelaporan
hasil kritis pemeriksaan laboratorium sebagai salah satu indikator utama di rumah sakit.

TUJUAN

1. Pasiensegeramemperolehtatalaksanapengobatansegerasesuaidenganindikasi yang tepat


2. Petugasdari Unit terkaitsegerawaspadadanmemberikanlaporanberjenjangkepadadokter yang
bertugas/DPJP

3|PanduanPelaporanNilaiKritis
BAB I
DEFINISI

1. Pengertian

a. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.


b. Nilai Hasil Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang memerlukan
penanganan segera.
c. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP /Dokter Jaga dalam waktu
kurang dari 1 (satu) jam.
d. Pelaporan Nilai Kritis sebelum disampaikan sudah melalui konsultasi dengan Dokter
Penanggung Jawab Laboratorium .

4|PanduanPelaporanNilaiKritis
BAB II
RUANG LINGKUP

2. Ruang lingkup

Panduan ini diterapkan kepada Pelaksana yang terkait yaitu semua tenaga kesehatan (medis,
perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang IGD, rawat inap, rawat jalan,
dengan prinsip :

a. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values


interpretasi laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).
b. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis.
c. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada pasien
sesuai waktu.

5|PanduanPelaporanNilaiKritis
BAB III
KEBIJAKAN PELAPORAN NILAI KRITIS
RUMAH SAKIT UMUM MADANI

Kebijakan Panduan pelaporan nilai kritis berdasarkan:

1. PMK No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit


2. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Madani tentang kebijakan pelayanan rumah
sakit.

Kebijakan Umum.
A. Nilai kritis adalah nilai hasil laboratorium yang segera memerlukan intervensi dokter,
sehingga nilai kritis adalah nilai laboratorium yang harus segera diketahui oleh dokter di
rumah sakit umum madani
B. Penetapan nilai kritis dilakukan oleh :
1. Penanggungjawab laboratorium yang berdasarkan sumber yang berlaku / standar yang
berlaku (textbook)
2. Dirumuskan oleh dokter di rumah sakit umum madani dan diberitahukan kepada
petugas/analis laboratorium.

Kebijakan Khusus.
a) Hasil dari perumusan nilai kritis ditetapkan oleh direktur rumah sakit umum madani
b) Hasil dari penetapan nilai kritis dibuat dalam satu daftar dan diletakkan di laboratorium,
di nurse station, VK, ICU, NICU, UGD, OK sehingga mudah diakses oleh petugas medis
/ petugas kesehatan / analis laboratorium.
c) Nilai Kritis dilaporkan segera setelah hasil didapatkan dengan tata cara sesuai Standar
Operasional Prosedur Pelaporan Nilai Kritis.

6|PanduanPelaporanNilaiKritis
BAB IV
TATA LAKSANA IDENTIFIKASI

PROSEDUR ANALIS
1. Hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan validasi oleh PJ (Penanggung Jawab Analis).
2. Apabila didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium masuk kriteria angka kritis, maka PJ
segera mengkomunikasikan ke dokter atau ruangan yang meminta pemeriksaan
laboratorium tersebut. Komunikasi dilakukan melalui telepon sesuai dengan prosedur
komunikasi melalui telepon.
3. PJ mendokumentasikan di buku sebagai bukti bahwa angka kritis atau angka panik
tersebut sudah dikomunikasikan ke dokter atau ruangan yang meminta pemeriksaan
laboratorium tersebut. Mendokumentasikan hari, tanggal, jam, angka kritis yang
dilaporkan, yang melapor (PJ), yang menerima laporan, dan tanda tangan yang melapor
(PJ).
4. Jika dokter yang bersangkutan meminta untuk mengulang pemeriksaan laboratorium
tersebut, maka PJ melaksanakannya sesuai dengan prosedur yang berlaku.

PROSEDUR DOKTER
1. Melakukan asesmen ulang termasuk kesesuaian antara hasil pemeriksaan laboratorium
(angka kritis) dengan kondisi pasien, jika diperlukan maka dapat meminta PJ untuk
mengulang pemeriksaan laboratorium tersebut.
2. Mendokumentasikan di rekam medis pasien.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi pasien sesuai dengan prosedur yang
berlaku

PROSEDUR PERAWAT
1. Menerima hasil laporan dari PJ dan mendokumentasikan di rekam medis pasien.
2. Segera mengkomunikasikan ke dokter penanggungjawab pelayanan melalui telepon
sesuai dengan prosedur konsultasi melalui telepon.
3. Segera melaksanakan advis dari dokter penanggungjawab pelayanan.

7|PanduanPelaporanNilaiKritis
BABV
PENUTUP

Demikian buku Panduan pelaporan nilai kritis ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan
asuhan dan pelayanan bagi petugas dan pemberi layanan pada pasien dan keluarga di lingkungan
Rumah Sakit UmumMadani.

8|PanduanPelaporanNilaiKritis
DAFTAR NILAI KRITIS YANG WAJIB DI LAPORKAN SEGERA

9|PanduanPelaporanNilaiKritis

Anda mungkin juga menyukai