Anda di halaman 1dari 7

INTEPRETASI HASIL CROSS MATCH No.

MAYOR MINOR AC/DCT Kesimpulan 1 - - - Darah keluar 2 + - - Ganti darah donor 3 - + - Ganti darah Donor 4 - + + Darah keluar bila minor lebih kecil atau sama dg AC/DCT 5 + + + Lihat ket. No.5 Keterangan : 1. Crossmatch Mayor, Minor dan AC = negatif Darah pasien kompatibel dengan darah donor Darah boleh dikeluarkan 2. Crossmtacth Mayor = positif, Minor = negatif, AC = negatif Periksa sekali lagi Golongan darah Os apakah sudah sama dengan donor, apabila gol. Darah sudah sama : Artinya ada Irregular Antibody pada Serum Os Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil cross negatif pada mayor dan minor Apabila tidak ditemukan hasil crossmatch yang kompatibel meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan Screening dan Identifikasi Antibody pada Serum Os, dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat

3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Negatif Artinya ada Irregular Anti Body pada Serum / Plasma Donor. Solusi : Ganti dengan darah donor yang lain, lakukan crossmatch lagi

4. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Positif Lakukan Direct Coombs Test pada OS Apabila DCT = positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC berasal dari autoantibody Apabila derajad positif pada Minor sama atau lebih kecil dibandingkan derajad positif pada AC / DCT, darah boleh dikeluarkan Apabila derajad positif pada Minor lebih besar dibandingkan derajad positif pada AC / DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai ditemukan positif pada Minor sama atau lebih kecil dibanding AC / DCT 5. Mayor, Minor, AC = positif : Periksa ulang golongan darah Os maupun donor, baik dengan cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada kesalahan gol. Darah Lakukan DCT pada Os, apabila positif, bandingkan derajat positif DCT dg Minor, apabila derajat positif Minor sama atau lebih rendah dari DCT, maka positif pada Minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut

berasal dari autoantibody. Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya Irregular Anti Body pada Serum Os, ganti dengan darah donor baru sampai ditemukan hasil Mayor negatif

Proposal Instalasi DiaMed Gel Test


PROPOSAL INSTALASI PERALATAN GEL TES DIAMED DI UTD PMI / BANK DARAH RUMAH SAKIT SELURUH INDONESIA

LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini banyak dijumpai tuntutan dari masyarakat pemakai produk-produk darah / rumah sakit yang diperoleh dari UTD PMI karena reaksi transfusi yang berakibat serius (gagal ginjal) maupun fatal / kematian. Adapun reaksi transfusi yang terjadi tersebut disebabkan oleh pemberian darah yang tidak kompatibel / cocok dengan penerima, untuk meminimalisir terjadinya reaksi transfusi maka suatu keharusan untuk dilakukan tes uji silang cocok serasi (crossmatch) yang merupakan pintu gerbang terakhir untuk mengetahui apakah darah donor yang akan ditransfusikan kepada penderita/pasien kompatibel sehingga crossmatch adalah indikator terakhir untuk memutuskan apakah produk darah boleh diberikan / ditransfusikan ke penerima. Meskipun telah dilakukan tes crossmatch dengan benar, tetap masih ada kemungkinan terjadinya reaksi transfusi, hal ini dapat disebabkan beberapa hal, antara lain : kurang sensitifnya metode pemeriksaan yang digunakan factor human error reaksi transfusi yang tertunda ( delayed transfusion reaction )

Pada saat ini, sebagian UTD PMI dalam melakukan uji silang cocok serasi / crossmatch, menggunakan teknik metode tabung / metode konvensional yang memiliki beberapa keterbatasan, antara lain : 1. Perlu waktu lama ( time consuming ) 2. Hasil sangat subyektif ( tergantung ketrampilan petugas ) 3. Hasil reaksi tidak stabil sehingga pembacaan reaksi harus segera dilakukan setelah pemutaran karena penundaan pembacaan reaksi dapat mengakibatkan penurunan derajad reaksi, hal ini merupakan penyebab reaksi false negative yang berbahaya bagi pasien 4. Harus melakukan pencucian sel 3 kali , yang paling vital adalah pencucian sel 3 kali sebelum penambahan Coombs serum, karena jika tahap pencucian 3 kali tidak sempurna atau dikurangi, maka dapat menyebabkan terjadinya reaksi false negatif, karena Coombs dapat dinetralkan oleh serum/plasma dari sample. Sehingga darah yang seharusnya tidak boleh diberikan kepada penderita, dapat lolos karena reaksi false negatif tersebut dimana hal ini sangat membahayakan penerima darah 5. Hasil pembacaan reaksi negatif masih harus dikonfirmasi dengan penambahan Coombs Control Cells ( CCC ) untuk meyakinkan apakah proses pencucian sel sebelum penambahan Coombs serum sudah sempurna 6. Pembacaan reaksi memerlukan mikroskop 7. Hasil reaksi secara visual tidak dapat didokumentasikan, dokumentasi hanya berupa laporan kerja

Melihat dan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan tersebut di atas, pada saat ini beberapa UTD PMI telah memutuskan untuk meningggalkan metode konvensional / metode tabung untuk melakukan uji silang cocok serasi, sebagai gantinya UTD-UTD PMI tersebut megadopsi teknologi terkini untuk melakukan uji silang cocok serasi, yaitu DiaMed ID-MTS atau lebih popular dengan sebutan DiaMed Gel Test . Teknologi ini diketemukan dan dikembangkan oleh DiaMed AG, Switzerland. Sampai saat ini, DiaMed adalah satu-satunya medical industry di dunia yang hanya berfokus pada pretransfusion testing, Immunohematology. Adapun argumen / pertimbangan UTD-UTD PMI tersebut mengadopsi teknologi DiaMed gel tes dalam melakukan crossmatch adalah dikarenakan kelebihan-kelebihan teknologi DiaMed gel tes yang tidak dijumpai pada teknologi uji silang cocok serasi dengan menggunakan metode konvensional / tabung, antara lain : 1. Semua tahapan terstandarisasi, karena semua konsentrasi reagen terukur 2. Sederhana dan cepat 3. Hasil obyektif, tidak ditentukan ketrampilan petugas dalam melakukan tes uji silang cocok serasi dimana hal ini tidak dijumpai pada metode tabung. Hasil crossmatch dengan menggunakan metode tabung sangat subyektif karena ketrampilan operator memberikan kontribusi yang paling besar terhadap hasil yang didapat. 4. Hasil reaksi stabil, tidak perlu terburu-buru dalam melakukan pembacaan hasil reaksi 5. Sampel yang diperlukan hanya sedikit ( 5 mikroliter sel darah merah ), hal ini sangat membantu untuk melakukan uji silang cocok serasi pada bayi yang membutuhkan darah 6. Tidak ada tahap pencucian sehingga menghindari terjadinya reaksi false negatif karena kurang sempurnanya tahap pencucian, dengan tidak adanya tahap pencucian maka penambahan Coombs Control Cells pada reaksi negatif tidak diperlukan lagi 7. Pembacaan reaksi secara makroskopis sehingga penggunaan mikroskop tidak diperlukan lagi 8. Lebih sensitive dibandingkan metode konvensional sehingga meminimalisir ditemukannya reaksi false negatif yang berbahaya bagi penerima darah 9. Hasil reaksi secara visual dapat didokumentasikan 10. Mengurangi limbah di laboratorium karena semua limbah berada dalam kartu 11. Masa kadaluarsa panjang (satu setengah tahun sejak tanggal produksi)

Di Indonesia teknologi DiaMed gel test dipakai pertama kali oleh UTD PMI Sanglah ( Denpasar ) pada tahun 2000 atas bantuaMAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pengaplikasian teknologi DiaMed gel tes untuk melakukan uji silang cocok serasi di UTD PMI / Bank darah RS seluruh Indonesia adalah sbb : 1. Meningkatkan kualitas keamanan darah bagi penerima ( pasien ) 2. Meningkatkan keamanan bagi UTD PMI dari tuntutan hukum jika ada hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi ( tuduhan malpraktek, dsb ), karena semua hasil reaksi yang telah dilakukan dapat didokumentasikan secara visual 3. Meminimalisir terjadinya factor human error karena perolehan hasil crossmatch dengan metode konvensional bersifat subjektif 4. Menyeragamkan teknologi yang dipakai untuk memudahkan kontrol dan pembinaan 5. Mendukung gagasan dibentuknya Regional Blood Transfusion Center, karena teknologi DiaMed gel tes dapat dengan mudah diaplikasikan untuk melakukan tes-tes lanjutan untuk lebih meningkatkan

keamanan darah bagi penerima, misalnya screening dan identifikasi antibody 6. Untuk wawasan ke depan, dimungkinkan pengaplikasian otomatisasi untuk meminimalisir factor human error karena DiaMed AG juga telah siap dengan peralatan fully automatic.

Untuk mengaplikasi teknologi DiaMed gel tes untuk melakukan uji silang serasi dibutuhkan peralatan dan reagensia, sbb : Peralatan terdiri dari : 1. ID-Centrifuge 12S ( kapasitas 12 kartu ) 2. ID-Incubator SII ( incubator kering dengan 3 timer ) 3. ID-Dispensor 4. ID-Working Table (rak untuk tabung dan ID-Cards) 5. Mikropipet ukuran 5 , 25 dan 50 mikroliter, masing-masing 1 unit Reagensia terdiri dari 3 ukuran kemasan, disesuaikan dengan produksi darah di masing-masing UTD PMI / Bank Darah RS: 1. Kit kecil, terdiri dari : - Liss/Coombs card : 1 karton isi 288 kartu - Diluent 2 : 2 botol @ 500 ml 2. Kit medium, terdiri dari : - Liss/Coombs card : 1 karton isi 720 kartu - Diluent 2 : 4 botol @ 500 ml 3. Kit besar, terdiri dari : - Liss/Coombs card : 1 karton isi 1,344 kartu - Diluent 2 : 8 botol @ 500 ml n dari Rotary Clubs of Bali.

Sumber : http://herminpakiding.blogspot.com/

Proposal Instalasi DiaMed Gel Test


PROPOSAL INSTALASI PERALATAN GEL TES DIAMED DI UTD PMI / BANK DARAH RUMAH SAKIT SELURUH INDONESIA

LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini banyak dijumpai tuntutan dari masyarakat pemakai produk-produk darah / rumah sakit yang diperoleh dari UTD PMI karena reaksi transfusi yang berakibat serius (gagal ginjal) maupun fatal / kematian.

Adapun reaksi transfusi yang terjadi tersebut disebabkan oleh pemberian darah yang tidak kompatibel / cocok dengan penerima, untuk meminimalisir terjadinya reaksi transfusi maka suatu keharusan untuk dilakukan tes uji silang cocok serasi (crossmatch) yang merupakan pintu gerbang terakhir untuk mengetahui apakah darah donor yang akan ditransfusikan kepada penderita/pasien kompatibel sehingga crossmatch adalah indikator terakhir untuk memutuskan apakah produk darah boleh diberikan / ditransfusikan ke penerima. Meskipun telah dilakukan tes crossmatch dengan benar, tetap masih ada kemungkinan terjadinya reaksi transfusi, hal ini dapat disebabkan beberapa hal, antara lain : kurang sensitifnya metode pemeriksaan yang digunakan factor human error reaksi transfusi yang tertunda ( delayed transfusion reaction )

Pada saat ini, sebagian UTD PMI dalam melakukan uji silang cocok serasi / crossmatch, menggunakan teknik metode tabung / metode konvensional yang memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :

1. Perlu waktu lama ( time consuming ) 2. Hasil sangat subyektif ( tergantung ketrampilan petugas ) 3. Hasil reaksi tidak stabil sehingga pembacaan reaksi harus segera dilakukan setelah pemutaran karena penundaan pembacaan reaksi dapat mengakibatkan penurunan derajad reaksi, hal ini merupakan penyebab reaksi false negative yang berbahaya bagi pasien 4. Harus melakukan pencucian sel 3 kali , yang paling vital adalah pencucian sel 3 kali sebelum penambahan Coombs serum, karena jika tahap pencucian 3 kali tidak sempurna atau dikurangi, maka dapat menyebabkan terjadinya reaksi false negatif, karena Coombs dapat dinetralkan oleh serum/plasma dari sample. Sehingga darah yang seharusnya tidak boleh diberikan kepada penderita, dapat lolos karena reaksi false negatif tersebut dimana hal ini sangat membahayakan penerima darah 5. Hasil pembacaan reaksi negatif masih harus dikonfirmasi dengan penambahan Coombs Control Cells ( CCC ) untuk meyakinkan apakah proses pencucian sel sebelum penambahan Coombs serum sudah sempurna 6. Pembacaan reaksi memerlukan mikroskop 7. Hasil reaksi secara visual tidak dapat didokumentasikan, dokumentasi hanya berupa laporan kerja

Melihat dan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan tersebut di atas, pada saat ini beberapa UTD PMI telah memutuskan untuk meningggalkan metode konvensional / metode tabung untuk melakukan uji silang cocok serasi, sebagai gantinya UTD-UTD PMI tersebut megadopsi teknologi terkini untuk melakukan uji silang cocok serasi, yaitu DiaMed ID-MTS atau lebih popular dengan sebutan DiaMed Gel Test . Teknologi ini diketemukan dan dikembangkan oleh DiaMed AG, Switzerland. Sampai saat ini, DiaMed adalah satu-satunya medical industry di dunia yang hanya berfokus pada pretransfusion testing, Immunohematology.

Adapun argumen / pertimbangan UTD-UTD PMI tersebut mengadopsi teknologi DiaMed gel tes dalam melakukan crossmatch adalah dikarenakan kelebihan-kelebihan teknologi DiaMed gel tes yang tidak dijumpai pada teknologi uji silang cocok serasi dengan menggunakan metode konvensional / tabung, antara lain : 1. Semua tahapan terstandarisasi, karena semua konsentrasi reagen terukur 2. Sederhana dan cepat 3. Hasil obyektif, tidak ditentukan ketrampilan petugas dalam melakukan tes uji silang cocok serasi dimana hal ini tidak dijumpai pada metode tabung. Hasil crossmatch dengan menggunakan metode tabung sangat subyektif karena ketrampilan operator memberikan kontribusi yang paling besar terhadap hasil yang didapat. 4. Hasil reaksi stabil, tidak perlu terburu-buru dalam melakukan pembacaan hasil reaksi 5. Sampel yang diperlukan hanya sedikit ( 5 mikroliter sel darah merah ), hal ini sangat membantu untuk melakukan uji silang cocok serasi pada bayi yang membutuhkan darah 6. Tidak ada tahap pencucian sehingga menghindari terjadinya reaksi false negatif karena kurang sempurnanya tahap pencucian, dengan tidak adanya tahap pencucian maka penambahan Coombs Control Cells pada reaksi negatif tidak diperlukan lagi 7. Pembacaan reaksi secara makroskopis sehingga penggunaan mikroskop tidak diperlukan lagi 8. Lebih sensitive dibandingkan metode konvensional sehingga meminimalisir ditemukannya reaksi false negatif yang berbahaya bagi penerima darah 9. Hasil reaksi secara visual dapat didokumentasikan 10. Mengurangi limbah di laboratorium karena semua limbah berada dalam kartu 11. Masa kadaluarsa panjang (satu setengah tahun sejak tanggal produksi)

Sumber : http://mokotransequipment.blogspot.com/2009/02/proposal-instalasi-diamed-geltesti.html http://www.panasea-bjm.com/products/18/0/Crossmatch-Gel-Test-Diamed-Biorad/

Anda mungkin juga menyukai