Anda di halaman 1dari 41

ISTITHAAH KESEHATAN

JEMAAH HAJI
PERMENKES NOMOR 15 TAHUN 2016
Latar Belakang.

Ibadah haji adalah Rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap
orang Islam yang mampu menunaikannya. Dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 97 dijelaskan bahwa
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu (istithaah)
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dengan demikian, istithaah menjadi hal penting dalam
pelaksanaan ibadah haji, yang dalam Fiqih Islam, Istithaah (termasuk Istithaah Kesehatan) dinyatakan
sebagai salah satu syarat wajib untuk melaksanakan ibadah haji.
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menyatakan bahwa
penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan
yang sebaik-baiknya kepada jemaah haji agar jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan
ketentuan ajaran agama Islam. Pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang diberikan kepada jemaah
haji, bukan hanya untuk yang bersifat umum, tetapi juga yang bersifat kesehatan. Sehingga
penyelenggaraan kesehatan haji merupakan kesatuan pembinaan, pelayanan dan perlindungan
kesehatan kepada jemaah haji sejak di Tanah Air, dan selama di Arab Saudi.
Tujuan.
1) Tujuan umum.

Terlaksananya pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji sesuai standar dalam upaya menuju
istithaah kesehatan jemaah haji.
1)Tujuan khusus.

a. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap pertama.


b. Terlaksananya pembinaan kesehatan masa tunggu.
c. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap kedua.
d. Terlaksananya pembinaan kesehatan masa keberangkatan.
e. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap ketiga.

f. Terlaksananya pendekatan keluarga dan koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam proses
pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji.
g. Terlaksananya peran serta masyarakat dan profesional dalam pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan haji.
h. Terlaksananya monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji menuju istithaah.
"...Mengerjakan haji adalah Kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang Sanggup
(istithaah) mengadakan perjalanan ke Baitullah.." (QS.
Ali Imran [3]: 97).
Ayat ini menyatakan bahwa ibadah haji hanya
diwajibkan kepada orang yang telah sanggup
mengadakan perjalanan untuk haji, yang lazim disebut
dengan istithaah.
Istithaah adalah kemampuan Jemaah Haji secara
jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dan keamanan untuk
menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan kewajiban
terhadap keluarga.
ISTITHAAH KESEHATAN
1. Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari
aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan
pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji
dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam.
2. Ibadah haji merupakan rangkaian ibadah yang melibatkan aktifitas fisik,
sehingga Jemaah haji harus mampu secara fisik dan rohani agar dapat
melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar sesuai dengan
ajaran Agama Islam.
3. Dalam rangka upaya menuju Istithaah Kesehatan, maka Jemaah haji harus
dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan sejak Jemaah
haji mendaftarkan dirinya.
PRINSIP PMK 15 TAHUN
2016
1. Upaya pemerintah dalam melakukan persiapan kesehatan Jemaah haji sejak dini agar
jemaah dapat mencapai Istithaah Kesehatan.
2. Agar upaya persiapan tersebut terkoordinasi dengan baik dan terarah.
3. Penetapan istithaah kesehatan merupakan informasi terhadap batasan/kriteria klinis
seorang Jemaah haji dalam rangka menjalankan Rukun dan Wajib haji.
PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

TERBITNYA KEBIJAKAN DAN REGULASI TERKAIT PEMBINAAN dan


PEMERIKSAAN KESEHATAN
PMK No 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan dan PMK No.62 Tahun 2016
Surat Edaran Mendagri No. 450/1861/SJ. Surat Edaran KAPOLRI
Nota Diplomatik Arab Saudi No. 8/8/281683.
PENYAKIT LAIN PENYERTA DARI
SENGATAN MATAHARI
DENGAN GEJALA:
• MIMISAN (KELUAR DARAH DARI HIDUNG)
• PENCEGAHAN: MENGGUNAKAN MASKER YANG DIBASAHKAN.
• KULIT DAN BIBIR KERING PECAH
• PENCEGAHAN: MENGGUNAKAN PELEMBAB UNTUK BADAN DAN, MINYAK ZAITUN, MADU,
PELEMBAB BIBIR & GUNAKAN PAYUNG
• HEAT EXHAUSTION ADALAH KONDISI SEBELUM JATUH KEPADA SENGATAN PANAS (LEMAS,
MENGANTUK, PUSING, MENYERUPAI TANDA-TANDA KEKURANGAN CAIRAN)
• PENCEGAHAN: MINUM YANG CUKUP / ZAM-ZAM / ORALIT /
MINUMAN ISOTONIK (MINIMAL 1 GELAS 300cc TIAP JAM)
Bagan Tahapan Pemeriksaan dan Pembinaan

Tahapan Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Pertama

PMK No. 15
Tahun 2016 Puskesmas/
NON
Rumah Sakit RISTI
Tentang RISTI

Istithaah
Kesehatan Pembinaan Masa Tunggu

Jamaah Haji
Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Kedua
Kabupaten/
Kota

Memenuhi Memenuhi Tidak


TidakMemenuhi
Syarat Syarat Dengan Memenuhi
Syarat Sementara
Pendampingan Syarat

Pembinaan Masa Keberangkatan

Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Ketiga
Embarkasi

Laik Tidak
Laik
Terbang
Terbang
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP
PERTAMA
1.
(PENETAPAN TINGKAT RISIKO KESEHATAN)
Dilakukan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
Puskesmas dan/atau Rumah Sakit.
2. Dilakukan pada saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan nomor porsi.
3. Menghasilkan penetapan status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi atau
tidak Risiko Tinggi.
4. Kriteria status kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi :
a. berusia 60 tahun atau lebih.
b. memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang
potensial menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah
haji. 10
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KEDUA
(PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN)
1. Dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di
puskesmas dan/atau rumah sakit.
2. Dilakukan pada saat pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan
Jemaah Haji pada tahun berjalan
3. Menghasilkan Istithaah Kesehatan Jemaah Haji :
a. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji (dulu Mandiri)
b. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan (dulu
Observasi dan Pengawasan)
c. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk Sementara (dulu
Tunda)
d. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji
11
PENETAPAN ISTITHAAH KESEHATAN
JEMAAH HAJI
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji

2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan

3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk


Sementara

4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji


1. Memenuhi Persyaratan Istithaah Kesehatan Haji
a. Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses
ibadah haji tanpa bantuan obat, alat, dan/atau orang lain
dengan tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan
kategori cukup, merupakan hasil pemeriksaan kebugaran yang
disesuaikan dengan karakteristik individu Jemaah Haji.

b. Jemaah Haji yang masuk kriteria ini wajib berperan aktif


dalam kegiatan promotif dan preventif.
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan pendampingan

a. Berusia 60 tahun atau lebih.

b. Menderita penyakit tertentu yang tidak masuk


dalam kriteria Tidak memenuhi syarat Istithaah
sementara dan/atau tidak memenuhi syarat
Istithaah.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji

untuk Sementara
a. Tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah.
b. Menderita penyakit tertentu yang berpeluang sembuh.
c. Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah.
d. Psikosis Akut.
e. Fraktur tungkai yang membutuhkan Immobilisasi.
f. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis.
g. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan
kurang dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu.
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan
Haji
a. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa
b. Gangguan jiwa berat
c. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan
kesembuhannya
Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa:
a. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) derajat IV.
b. Gagal Jantung Stadium IV.
c. Chronic Kidney Disease Stadium IV dengan peritoneal.
dialysis/hemodialisis reguler.
d. AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik.
e. Stroke Haemorhagic luas;
Gangguan jiwa berat antara lain:
a.skizofrenia berat
b.dimensia berat
c.retardasi mental berat;

Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya, antara


lain:
a.keganasan stadium akhir,
b.Tuberculosis Totaly Drugs Resistance (TDR)
c.sirosis atau hepatoma decompensata.
Jenis pembinaan No Kegiatan Pelaksana Tempat

1. Konseling 1. Puskesmas Puskesmas / RS / Klinik Mandiri / Asrama Haji


2. Rumah Sakit
3. Dokter Praktik Mandiri
4. PPIH Embarkasi
2. Latihan Kebugaran 1. Puskesmas Puskesmas atau tempat lain yang telah disepakati
2. Organisasi Masyarakat
3. Pemanfaatan kegiatan berbasis 1. Puskesmas Tempat yang disepakati
Pembimbingan masyarakat, contoh: Posbindu 2. Masyarakat  
Kesehatan Haji 4. Kunjungan Rumah 1. Puskesmas Rumah Jemaah Haji
 
PEMBINAAN
5. Bimbingan Manasik 1. Kementerian Agama Tempat yang disepakati
KESEHATAN HAJI
  2. Puskesmas
DI MASA
3. Organisasi Masyarakat
KEBERANGKATAN
6. Pembinaan Terpadu 1. Kementerian Agama Tempat yang disepakati
2. Puskesmas
3. Organisasi Masyarakat
Penyuluhan 1. Penyuluhan 1. Puskesmas 1. Puskesmas atau
Kesehatan Haji 2. Organisasi Masyarakat 2. tempat lain yang telah disepakati
3. PPIH Embarkasi 3. Asrama haji
  2. Penyebarluasan informasi 1. Pemerintah Tempat yang disepakati 
melalui poster, brosur, leaflet, 2. Organisasi Masyarakat  
dan video 3. PPIH Embarkasi
  3. Pemanfaatan media massa 1. Pemerintah Tempat yang disepakati
2. Organisasi Masyarakat
3. PPIH Embarkasi
PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP KETIGA
(PENETAPAN KELAIKAN KESEHATAN)

1. Dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi


pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan.
2. Dilakukan dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah
Haji laik atau tidak laik terbang.
3. Jemaah Haji yang ditetapkan tidak laik terbang merupakan Jemaah
Haji dengan kondisi yang tidak memenuhi standar keselamatan
penerbangan internasional dan/atau peraturan kesehatan
International.
20
PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN
JAMAAH HAJI
1. Memenuhi Syarat
2. Memenuhi Syarat
dengan Pendampingan
TPKH DAERAH 3. Tidak Memenuhi
PUSKESMAS Syarat Sementara
RUMAH SAKIT 4. Tidak Memenuhi
Syarat PPIH EMBARKASI
PENDAFTARAN

NOMER

PENERBANGAN
PORSI

ARAB SAUDI

SURVEILANS
DEBARKASI
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN KEDUA PEMERIKSAAN KETIGA
PERTAMA
BERANGKAT

STATUS KESEHATAN : TPKH DAERAH STATUS KESEHATAN :


1.RESIKO TINGGI PUSKESMAS 1.LAIK TERBANG
2.TIDAK RISTI RUMAH SAKIT 2.TIDAK LAIK TERBANG

ANUNG untuk PUSAT HAJI 2017 21


LANGKAH-LANGKAH ISTITAAH KESEHATAN

JEMAAH HAJI TANPA RESIKO


JEMAAH HAJI DENGAN RISIKO TINGGI

ANUNG untuk PUSAT HAJI 2017 22


KONSEP PIKIR DAN KEGIATAN
1. MEWUJUDKAN JAMAAH HAJI YANG
BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP
KESEHATAN DIRINYA AGAR TIDAK
MEREPOTKAN ORANG LAIN.
MANASIK KESEHATAN PERSEORANGAN DAN
KELOMPOK
HAJI
MABRUR
MANASIK HAJI DAN
MANASIK KESEHATAN
2. MEWUJUDKAN SUMBERDAYA
MANUSIA INDONESIA YANG MAMPU
BERPERAN SERTA DALAM
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN
ANUNG untuk PUSAT HAJI 2017
PEMBANGUNAN NASIONAL 23
KELELAHAN PADA JAMAAH HAJI
KELELAHAN : Suatu kondisi yang ditandai oleh adanya keletihan, kejenuhan,
ketegangan otot, perubahan dalam kebiasaan makan dan tidur, serta secara umum
tingkat energinya rendah.
FAKTOR PENYEBAB KELELAHAN
UMUM DI PENGARUHI OLEH.
FAKTOR KELELAHAN SEBELUM
BERANGKAT KE ARAB SAUDI
FAKTOR KELELAHAN PADA KEGIATAN HAJI
PENCEGAHAN
Madinah
Zona Wilayah Akomodasi di Madinah

Masjid
Nabawi

35
35
Wilayah Akomodasi Makkah

36
PERKEMAHAN
MISI HAJI
INDONESIA

JALUR TARADDUDI KORTAB


KORTAB

PRKMHAN
JEMAAH
HAJI
INDONESIA
37
38
39
July 12, 2020 40

Anda mungkin juga menyukai