Anda di halaman 1dari 85

KATA SAMBUTAN

(MENTERI KESEHATAN / DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN


KESEHATAN)

​Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, Petunjuk Teknis Program Pengampuan Layanan Uro-nefrologi di Indonesia
dapat diselesaikan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Petunjuk
Teknis (Juknis) Pengampuan Penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan
disampaikan ucapan terima kasih, semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan
rahmat hidayah-Nya kepada kita semua.
KATA PENGANTAR

Dalam rangka mencegah dan mengendalikan, menurunkan mortalitas dan morbiditas


akibat penyakit prioritas di Indonesia diperlukan pemerataan akses dan penyamaan
mutu layanan prioritas yang dapat menjangkau seluruh rakyat Indonesia. Salah satu
penyakit prioritas yang menjadi fokus pengembangan layanannya saat ini di Indonesia
adalah layanan uro-nefrologi karena tingginya angka pasien penyakit ginjal tahap akhir
dan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam menyediakan layanan Uro-Nefrologi.
Program Pengampuan Layanan Uro-Nefrologi diharapkan dapat menjadi tonggak awal
usaha transformasi layanan Uro-Nefrologi di Indonesia dengan meningkatkan akses
dan mutu layanan sekunder dan tersier. Diharapkan dengan adanya program ini, dapat
terjadi peningkatan layanan Uro-Nefrologi dari hulu hingga hilir secara holistik dan
komprehensif dan dapat menjangkau sebanyak-banyaknya rakyat Indonesia.

Program pengampuan ini akan dilaksanakan dengan strategi yang telah disusun untuk
pengembangan secara jangka pendek dan jangka panjang. Selain pemenuhan sarana
prasarana pada RS untuk dapat memberikan layanan Uro-Nefrologi yang sesuai
standar, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM juga menjadi isu yang perlu
diperhatikan dan terus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Diharapkan buku petunjuk teknis ini dapat
menjadi panduan dalam melaksanakan Program Pengampuan Layanan Uro-Nefrologi

Kepada segenap tim penyusun, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
atas jerih payah dan kesungguhannya dalam menyelesaikan petunjuk teknis ini.
TIM PENYUSUN

26.Dr. dr. Didit Pramudhito, SpU(K) – RSUP


1. dr. Abdul Azis, SpU(K) – RSUP Wahidin
Moh. Hoesin
Soedirohusodo
27.dr. Dody Efmansyah, Sp.B, SpU – RSUP M.
2. Dr. Abdullah SpPD-KGH – RSUP Zainoel
Djamil
Abidin
28.Dwi Lestari Partiningrum, Dr, dr, MSi. Med.,
3. Prof. dr. Adrian Umboh, Sp.A(K) - RS
Sp.PD-KGH – RSUP Kariadi
Kandou
29.dr. Dyandra Parikesit, BMedSc., SpU –
4. Afiatin, dr, Sp.PD-KGH – RSHS
RSCM/RSUI
5. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid,
30.dr. Eka Intan, Sp.A(K) - RS M. Hoesin
SpU(K), Ph.D – RSCM
31.dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) – RSCM
6. dr. Agustina Wulandari, Sp.A - RS Moewardi
32.Etik Mertianti, dr - RSSA
7. Dr. Ahmedz Widiasta, SpA(K) - RS Hasan
33.Ns. Euis Suhartini, S. Kep - RSCM
Sadikin
34.dr. Fakhri Rahman, SpU – RSCM
8. Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpU(K) – RSCM
35.dr. Fina Widia, SpU(K) – RSCM
9. Dr. dr. Alvarino, SpU(K) – RSUP M. Djamil
36.dr. Fitrisia Amelin, Sp.A - RS M. Djamil
10.dr. Amrizal Umran, SpU(K) – RSUP
37.dr. G.A.P Nilawati, Sp.A(K) - RS Sanglah
Fatmawati
38.dr. Gampo Alam Irdam, SpU(K) – RSCM
11.Anandhara Indriani K, dr., SpPD – RSCM
39.Gede Wira Mahadita, dr., M.Biomed, SpPD –
12.dr. Ardy Santosa, SpU(K) – RSUP Kariadi
RSUP Sanglah
13.dr. Ari Astram, SpU – RSUP RD Kandou
40.Dr. dr. Gede Wirya Kusuma Duarsa, MKes,
14.dr. Arry Rodjani, SpU(K) – RSCM
SpU(K) – RSUP Sanglah
15.dr. Astrid Kristina Kardani, Sp.A(K) - RS
41.dr. Gerhard Reinaldi Situmorang, SpU(K),
Syaiful Anwar
PhD – RSCM
16.Atma Gunawan, Dr, dr, Sp.PD-KGH – RSSA
42.Dr. dr. H. R. Danarto, Sp.B, SpU(K) – RSUP
17.Ayudyah Nurani, dr, Sp.PD-KGH – RSUP
Sardjito
Kariadi
43.Harnavi Harun, Dr, dr, Sp.PD-KGH – RSUP
18.dr. Bimanggono Hernowo Murti, SpU –
M. Djamil
RSUD Moewardi
44.Prof. dr. Harrina Erlianti Rahardjo, SpU(K),
19.Dr. dr. Besut Daryanto, SpB, SpU(K) – RSSA
Ph.D – RSCM
20.Dr. dr. Bobby Setiadi Dharmawan, Sp.A - RS
45.Dr. dr. Hendra Sutapa, Sp.U – RSUD Ulin
Fatmawati
Banjarmasin
21.dr. Boyke Soebhali, SpU(K) – RSUD Abdul
46.dr. Henny Adriani Puspitasari, Sp.A(K) –
Wahab Sjahranie
RSCM
22.Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar, SpU(K), PhD
47.Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K) – RSCM
– RSCM
48.Dr. dr. Jufriady Ismy, Sp.U(K) – RSUP
23. Cerelia Esther Caroline Sugeng, dr., SpPD –
Zainoel Abidin
RSUP Dr Kandou
49.dr. Jusli Aras Dg Patompo, Sp.A(K) - RS
24.Dr. dr. Dahril, SpU(K), FRACS - RSUP
Wahidin S
Zainoel Abidin
50.Juzan Asngadi, A.Mk – RSCM
25.dr. Deddy Rasyidan Yulizar, SpU – RSUD Ulin
Banjarmasin
51.dr. Khoirul Kholis, SpU – RSUP Wahidin 66.dr. Ricky Agave Ompusunggu, SpU - RSUD
Soedirohusodo Abdul Wahab Sjahranie
52.Melda Tessy, dr, Sp.PD-KGH – RSUP 67.Rizky Andika, dr., SpPD – RSHS
Wahidin Soedirohusodo 68.dr. Retno Palupi, Sp.A(K) - RS Sardjito
53.Metalia Puspitasari, dr, MSc., Sp.PD-KGH – 69.dr. Reza Fahlevi, Sp.A – RSCM
RSUP Sardjito 70.dr. Rizky Vitria Prasetyo, Sp.A(K) - RS
54.Novadian, dr, Sp.PD-KGH – RSUP Moh. Soetomo
Hoesin 71.Dr. dr. Safendra Siregar, SpU(K) – RSHS
55.Nunuk Mardiana, dr, Sp.PD-KGH – RSUD 72.Siti Rabiul Zatalia, dr, Sp.PD-KGH – RSUP
Soetomo Wahidin Soedirohusodo
56.Dr. dr. Nur Rasyid, SpU(K) – RSCM 73.Prof. Dr. dr. Sudung O. Pardede, Sp.A(K) –
57.Nyoman Paramita Ayu, dr, Sp.PD-KGH – RSCM
RSUP Sanglah 74.Stella Palar, dr, Sp.PD-KGH – RSUP RD
58.Dr. dr. Oke Rina Ramayanti, Sp.A(K) - RS Kandou
Adam Malik 75.Syafrizal Nasution, dr, Sp.PD-KGH – RSUP
59.dr. Omega Mellyana, Sp.A(K) - RS Kariadi Adam Malik
60.Prof. dr. Ponco Birowo, SpU(K), PhD – 76.Dr. dr. Syah Mirsya Warli, SpU(K) – RSUP
RSCM Adam Malik
61.Pringgodigdo Nugroho, dr, Sp.PD-KGH – 77.dr. Tanaya Ghinorawa, SpU(K) – RSUP
RSCM Sardjito
62.Dr. dr. R. Eriawan Agung Nugroho, SpU – 78.Dr. dr. Tjahjodjati, Sp.B, SpU(K) – RSHS
RSUP Kariadi 79.Wachid Putranto, dr, Sp.PD-KGH – RSUD
63.Prof. dr. Rainy Umbas, SpU(K), PhD – Moewardi
RSCM 80.Dr. dr. Wahjoe Djatisoesanto, SpU(K) –
64.Ratih Tri Kusuma Dewi, dr, Sp.PD-KGH – RSUD Soetomo
RSUD Moewardi 81.dr. Widi Atmoko, SpU(K) – RSCM
65.dr. Ramlan Nasution, SpU – RSUP Adam
Malik
DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN

KATA PENGANTAR

TIM PENYUSUN

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Landasan Hukum

BAB II STANDAR LAYANAN URO-NEFROLOGI


A. Empat Pilar Layanan Uro-Nefrologi
B. Stratifikasi Rumah Sakit Jejaring Layanan Uro-Nefrologi
C. Standar Minimal dan Standar Ideal Layanan Uro-Nefrologi

BAB III PETUNJUK TEKNIS PENGAMPUAN DAN PENDIDIKAN/PELATIHAN


DALAM PROGRAM PENGAMPUAN LAYANAN URO-NEFROLOGI
A. Petunjuk Teknis Pengampuan
1. Kriteria Rumah Sakit Pengampu dan Rumah Sakit yang Diampu
2. Tugas Rumah Sakit Pengampu dan Rumah Sakit yang Diampu
3. Kegiatan Pengampuan
4. Alur dan Tata Cara Pengampuan
5. Pembiayaan
6. Indikator Keberhasilan Pengampuan
7. Petunjuk Khusus Pengampuan Layanan Transplantasi
B. Petunjuk Teknis Fellowship
1. Fellowship Spesialis Penyakit Dalam Mahir Dialisis
2. Fellowship Spesialis Anak Mahir Dialisis
3. Fellowship Urologi Transplantasi
4. Fellowship Urologi Onkologi
5. Fellowship Urologi Pediatrik
C. Petunjuk Teknis Pelatihan Pendamping Fellowship
1. Pelatihan Endourologi untuk SpU
2. Pelatihan Laparoskopi Urologi untuk SpU
3. Pelatihan Urologi Dasar untuk Perawat
4. Pelatihan ESWL untuk Perawat
5. Pelatihan Endourologi untuk Perawat
6. Pelatihan Urodinamik untuk SpU dan Perawat
7. Pelatihan Dokter Umum Mahir Dialisis
8. Pelatihan Perawat Mahir Dialisis
9. Pelatihan CAPD

BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN (Subbab masih bisa bertambah)


Lampiran I. Daftar Rumah Sakit Jejaring Layanan Uro-Nefrologi
Lampiran II. Regionalisasi Pengampu Layanan Uro-Nefrologi
Lampiran III. Daftar RS Pengampu dan RS yang Diampu
Lampiran IV. Instrumen Penilaian (Assessment)
Lampiran V. Lembar Pengisian Data Indikator Hasil (Outcome)
DAFTAR SINGKATAN

ATLM Ahli Teknik Laboratorium Medik


BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
CAKUT Congenital Anomalies of Kidney and Urinary Tract
CAPD Continuous ambulatory peritoneal dialysis
DPJP Dokter Penanggung Jawab Pasien
DTO Digital Transformation Office
ESSQ Endoscopic Surgical Skill Qualification
ESWL Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
HD Hemodialisa
HPUI Himpunan Perawat Urologi Indonesia
InaSE Indonesian Society of Endourology
InaSFFU Indonesian Society of Female and Functional Urology
IRR Indonesian Renal Registry
Juknis Petunjuk Teknis
PCNL Percutaneous Nephrolithotomy
PGK Penyakit Ginjal Kronik
PGTA Penyakit Ginjal Tahap Akhir
PPK Panduan Praktik Klinis
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
RKA/RBA Rencana Kerja Anggaran / Rancangan Anggaran
Biaya
SDM Sumber Daya Manusia
SpU Spesialis Urologi
SpA Spesialis Anak
SpPD Spesialis Penyakit Dalam
SpPD-KGH Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan
Hipertensi
SpPD-KHOM Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi
Onkologi Medik
SpPD-KEMD Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin
Metabolik Diabetes
SpPD-KGEH Spesialis Penyakit Dalam Konsultan
Gastroenterohepatologi
SpPD-KAI Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi
SpPD-KR Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi
SpPD-KKV Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardiovaskular
SpOG Spesialis Obstetri Ginekologi
SpPK Spesialis Patologi Klinik
SpB Spesialis Bedah
SpAn Spesialis Anestesi
SpRad Spesialis Radiologi
SpOnkRad Spesialis Onkologi Radiasi
SpF Spesialis Forensik
SpBTKV Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskular
SpB Subsp BVE Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Vaskular
SpA subsp. Nefro. Spesialis Anak Subspesialis Nefrologi
SpA subsp. ERIA Spesialis Anak Subspesialis Emergensi dan Rawat
Intensif Anak
SpA subsp. IPT Spesialis Anak Subspesialis Infeksi dan Penyakit
Tropis
SpA subsp. Kardio. Spesialis Anak Subspesialis Kardio
SpA subsp. Neo. Spesialis Anak Subspesialis Infeksi dan Penyakit
Tropis
TPG Terapi Pengganti Ginjal
TURP Transurethral Resection of Prostate
URS Ureteroscopy
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi kasus penyakit
ginjal kronik (PGK) terus meningkat dari 2/1000 penduduk pada tahun 2013
menjadi 3,8/1000 penduduk pada tahun 2018 dan diprediksi akan terus
meningkat pada masa depan. PGK di Indonesia paling banyak disebabkan
oleh komplikasi dari penyakit diabetes dan hipertensi yang tidak ditangani,
glomerulopati primer, nefropati obstruktif, serta penyebab lainnya. Apabila
penyebab PGK ini tidak ditangani dengan adekuat, akan terjadi penurunan
fungsi ginjal secara progresif hingga pada akhirnya terjadi penyakit ginjal
tahap akhir (PGTA). Pasien pada tahap PGTA membutuhkan Terapi
Pengganti Ginjal (TPG) yang dapat berupa hemodialisa (HD), continuous
ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dan transplantasi ginjal.

Data Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2018 menunjukan bahwa jumlah
pasien PGTA yang mendapatkan terapi HD terus meningkat setiap tahunnya
dengan angka mortalitas yang tinggi mencapai 22%. Pada tahun 2018, terjadi
peningkatan jumlah pasien baru yang mendapatkan HD sebanyak 2 kali lipat
dibandingkan tahun 2017 dari 30 ribu pasien menjadi 66 ribu pasien. Pada
tahun 2018, terdapat 132 ribu pasien yang menjalani terapi HD. Sedangkan
hanya 2,4 ribu pasien yang menjalani terapi CAPD. Proporsi pasien yang
menjalani terapi CAPD hanya 2% dari total seluruh pasien PGTA yang
menjalani TPG. Sedangkan angka transplantasi ginjal masih sangat sedikit
dimana angka transplantasi ginjal baru mencapai sekitar 1000 kasus dari
tahun 1977 hingga sekarang. Berdasarkan bukti kepustakaan yang terbaru,
transplantasi ginjal merupakan TPG yang paling optimal pada PGTA karena
kualitas hidup yang lebih baik dan kesintasan yang lebih tinggi dibandingkan
TPG lainnya. Selain itu, dibandingkan dengan HD, CAPD merupakan
modalitas yang lebih cost-effective, kompleksitas yang lebih rendah dan
memiliki tingkat preservasi ginjal yang lebih baik.

Pengeluaran tatalaksana PGTA merupakan pengeluaran terbesar ke-4 dari


total pengeluaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
pada periode tahun 2018-2020 mencapai 6,4 Triliun Rupiah atau 11,48% dari
keseluruhan tanggungan BPJS. Pada tahun 2021, biaya yang dikeluarkan
BPJS Kesehatan untuk memberikan 6,3 juta layanan gagal ginjal
menghabiskan 6,5 Triliun Rupiah. Biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan
TPG berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 64 tahun 2016 yaitu
biaya CAPD mencapai 76 juta Rupiah per tahun, HD mencapai 92 juta rupiah
per tahun untuk 2 kali tindakan per minggu dan transplantasi ginjal mencapai
378 juta rupiah untuk 1 kali tindakan.

Penanganan PGK memerlukan penanganan yang holistik dari hulu hingga


hilir. Pada bagian hulu, masih terdapat beberapa masalah berupa cakupan
skrining, diagnostik, dan penanganan pada PGK tahap awal yang masih
rendah, sarana dan prasarana diagnostik dan terapetik terbatas dan belum
merata di Indonesia, serta kemutakhiran teknologi di bidang uronefrologi
Indonesia belum dapat bersaing di Asia Tenggara.

Dengan adanya masalah-masalah diatas, dibutuhkan transformasi layanan


Uro-Nefrologi di Indonesia. Transformasi ini dilakukan dengan melaksanakan
program pengampuan layanan Uro-Nefrologi di Indonesia yang bertujuan
memperkuat pelayanan, melakukan pemerataan layanan serta meningkatkan
kemutakhiran teknologi diagnosis dan terapi kasus Uro-Nefrologi di
Indonesia.

B. Tujuan
Petunjuk teknis (juknis) ini disusun dengan tujuan menjadi acuan dalam
pelaksanaan pengampuan layanan Uro-Nefrologi di Indonesia
C. Sasaran
1. Rumah sakit yang termasuk dalam pengampuan layanan Uro-Nefrologi
baik rumah sakit pengampu maupun rumah sakit yang diampu
2. Organisasi Profesi dan Kolegium
3. Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
5. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
7. Peraturan Pemerintah Nomor 93 tahun 2015 tentang Rumah Sakit
Pendidikan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaga
Negara Republik Indonesia tahun 2010 nomor 152, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5178)
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 tahun 2011
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
11. SK RS jejaring 9 program pelayanan prioritas
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 tahun 2013 tentang Program
Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis
BAB II
STANDAR LAYANAN URO-NEFROLOGI

A. Empat Pilar Layanan Uro-Nefrologi


Dalam memberikan layanan Uro-Nefrologi yang holistik dan komprehensif
untuk menurunkan kejadian PGTA maka diperlukan layanan dari hulu ke hilir
yang meliputi skrining dan deteksi dini penyakit yang dapat menyebabkan
penurunan fungsi ginjal, tatalaksana dini yang adekuat, serta penanganan
dengan berbagai modalitas TPG apabila sudah terjadi PGTA yang terdiri atas
hemodialisa, CAPD hingga transplantasi ginjal. Terdapat empat pilar layanan
Uro-Nefrologi antara lain:

● Layanan PGK terintegrasi


Layanan ini bertujuan untuk melakukan skrining dan diagnosis dini
pada populasi berisiko dan memberikan tatalaksana awal pada kondisi
yang dapat dikoreksi (correctable cause) seperti batu saluran kemih,
hipertensi, diabetes maupun penyakit ginjal lainnya yang bertujuan
untuk menghambat progresifitas menuju PGTA.

● Layanan TPG terintegrasi


Pada pasien PGTA, diperlukan tindakan pergantian fungsi ginjal baik
secara temporer maupun permanen. TPG terdiri dari hemodialisa,
CAPD dan transplantasi ginjal. Layanan ini terdiri mulai dari edukasi,
persiapan TPG, pemasangan akses untuk TPG, hingga pemeliharaan
TPG.

● Layanan Congenital Anomalies of Kidney and Urinary Tract (CAKUT)


Deteksi dini kelainan ginjal dan saluran kemih pada kelainan kongenital
merupakan salah satu hal yang penting dalam mencegah terjadinya
progresivitas menjadi PGTA pada anak. Sehingga layanan ini
diperlukan mulai dari proses skrining dan deteksi dini antenatal pada
ibu hamil, melakukan monitoring dan evaluasi hingga tatalaksana
operatif yang berkaitan dengan CAKUT.

● Layanan Prostat dan Uro-Onkologi


Penyakit prostat dan keganasan (onkologi) pada ginjal dan saluran
kemih juga dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal sehingga
dibutuhkan skrining dan deteksi dini pada kelainan prostat dan
keganasan urologi serta tatalaksana yang adekuat.

B. Stratifikasi Rumah Sakit Jejaring Layanan Uro-Nefrologi


Pelayanan Uro-Nefrologi dalam Program Pengampuan Uro-Nefrologi di
Indonesia dibagi atas empat strata berdasarkan layanan yang dapat
diberikan, serta ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dan sarana
prasarana. RS dengan strata yang lebih tinggi mampu memberikan semua
layanan RS dengan strata lebih rendah dan layanan tambahan yang lebih
kompleks. RS jejaring layanan. Empat strata dalam Program Pengampuan
Uro-Nefrologi di Indonesia adalah sebagai berikut:

● Dasar
○ Menyelenggarakan pelayanan skrining dan diagnosis penyakit
ginjal kronik
○ Menyelenggarakan pelayanan, monitoring dan perawatan HD dan
CAPD
○ Menyelenggarakan pelayanan skrining CAKUT

● Madya
Menyelenggarakan pelayanan strata dasar dan ditambah dengan:
○ Menyelenggarakan pelayanan tatalaksana batu saluran kemih
dewasa, terutama dengan teknik invasif minimal
○ Menyelenggarakan pelayanan pemasangan akses HD dan CAPD
○ Menyelenggarakan pelayanan diagnosis CAKUT
○ Menyelenggarakan pelayanan skrining dan diagnosis keganasan
urologi, serta tatalaksana operasi prostat dengan teknik invasif
minimal

● Utama
Menyelenggarakan pelayanan strata madya dan ditambah dengan:
○ Menyelenggarakan pelayanan biopsi ginjal dengan pembacaan
mikroskop cahaya
○ Menyelenggarakan pelayanan HD teknik khusus untuk dewasa
○ Menyelenggarakan pelayanan tatalaksana batu saluran kemih
pediatrik, terutama dengan teknik invasif minimal
○ Menyelenggarakan pelayanan HD dan CAPD anak
○ Skrining calon transplantasi ginjal
○ Menyelenggarakan tatalaksana operatif CAKUT
○ Menyelenggarakan layanan tatalaksana operatif dan kemoterapi
keganasan urologi

● Paripurna
Menyelenggarakan pelayanan strata utama dan ditambah dengan:
○ Menyelenggarakan pelayanan biopsi ginjal dengan fluoresensi atau
pemeriksaan mikroskop elektron
○ Menyelenggarakan pelayanan transplantasi ginjal
○ Menyelenggarakan pelayanan operasi CAKUT dan keganasan
urologi dengan teknik invasif minimal

Daftar rumah sakit berdasarkan strata target Program Pengampuan Layanan


Uro-Nefrologi dapat dilihat pada Lampiran 1.
C. Standar Minimal dan Standar Ideal Layanan Uro-Nefrologi

1. RS Strata Dasar
Standar Minimal Standar Ideal

Memberikan pelayanan Memberikan pelayanan


Uro-Nefrologi sebagai berikut: Uro-Nefrologi sebagai berikut:
● HD ● HD
● CAPD Dewasa (perawatan, ● Pemasangan akses HD temporer
monitoring dan penyediaan cairan ● CAPD Dewasa (perawatan,
dialisat) monitoring dan penyediaan cairan
● Skrining PGK dengan urinalisis dialisat)
dan diagnosis PGK ● Skrining PGK dengan urinalisis
● Skrining CAKUT dan diagnosis PGK
● Skrining CAKUT
SDM:
● SpPD fellowship dialisis SDM:
● SpA ● SpPD fellowship dialisis
● SpOG ● SpPD
● D3 Keperawatan sertifikasi dialisis ● SpA
● Tenaga farmasi ● SpPK
● SpB
● SpOG
● D3 Keperawatan sertifikasi dialisis
● Tenaga farmasi
● Dietisien
● Radiografer

2. RS Strata Madya
Standar Minimal Standar Ideal

Memberikan pelayanan standar Memberikan pelayanan standar


ideal RS Strata Dasar ditambah ideal RS Strata Dasar ditambah
dengan: dengan:
● Pemasangan akses CAPD ● Operasi batu saluran kemih
Dewasa dewasa dengan teknik invasif
● Pemasangan akses HD temporer minimal (PCNL, URS litotripsi,
dan permanen litotripsi batu saluran kemih
● Operasi batu saluran kemih bagian bawah)
dewasa dengan teknik operasi ● ESWL
terbuka ● Operasi prostat dengan teknik
● Operasi prostat dengan teknik invasif minimal (teknik TURP)
invasif minimal (teknik TURP) ● Skrining keganasan urologi dan
diagnosis keganasan urologi,
SDM seperti pada standar ideal RS seperti biopsi prostat
Strata Dasar ditambah dengan: ● Pelayanan diagnosis penyakit
● SpU ginjal dan saluran kemih
● SpAn kongenital
● SpB
● SpRad SDM seperti pada standar ideal RS
Strata Dasar ditambah dengan:
● SpU
● SpAn
● SpB
● SpPA
● SpRad
● SpPK
● Nurse S1 Keperawatan Sertifikasi
dialisis
● ATLM/Teknisi PA dengan
kemampuan pemrosesan jaringan
ginjal biopsi (medis) dan pulasan

3. RS Strata Utama
Standar Minimal Standar Ideal

Memberikan pelayanan standar Memberikan pelayanan standar


ideal RS Strata Madya ditambah ideal RS Strata Madya ditambah
dengan: dengan:
● HD dan CAPD Anak ● HD dan CAPD Anak
● Operasi batu saluran kemih ● HD teknik khusus dan Automated
pediatrik dengan teknik operasi Peritoneal Dialisis (APD)
terbuka ● Pelayanan skrining calon
● Operasi keganasan urologi transplantasi ginjal
dengan teknik operasi terbuka ● Operasi batu saluran kemih
● Operasi terbuka rekonstruksi pediatrik dengan teknik invasif
CAKUT dan diagnosis kelainan minimal
fungsional saluran kemih ● Operasi batu saluran kemih
dengan penggunaan teknologi
SDM seperti pada standar ideal RS laser
Strata Madya ditambah dengan: ● Operasi keganasan urologi
● SpPD-KGH dengan teknik operasi terbuka
● SpA Fellowship Dialisis ● Pelayanan staging kanker saluran
● SpU Fellowship Urologi Onkologi kemih
● SpU Fellowship Urologi Pediatrik ● Tatalaksana kemoterapi dan
radiasi untuk kanker saluran
kemih
● Operasi terbuka rekonstruksi
CAKUT dan diagnosis kelainan
fungsional saluran kemih

SDM seperti pada standar ideal RS


Strata Madya ditambah dengan:
● SpPD-KGH
● SpPD-KHOM
● SpPD-KEMD
● SpPD-KGEH
● SpPD-KAI
● SpPD-KR
● SpA Fellowship Dialisis
● SpU(K) Urologi Onkologi atau
SpU Fellowship Urologi Onkologi
● SpU(K) Urologi Pediatrik atau
SpU Fellowship Urologi Pediatrik
● SpOnkRad
● SpOG(K) Fetomaternal

4. RS Strata Paripurna
Standar Minimal Standar Ideal

Memberikan pelayanan standar Memberikan pelayanan standar


ideal RS Strata Utama ditambah ideal RS Strata Utama ditambah
dengan: dengan:
● Biopsi ginjal dengan teknik ● Biopsi ginjal dengan teknik
imunofluoresensi imunofluoresensi
● Pelayanan transplantasi ginjal ● Pelayanan transplantasi ginjal
● Operasi keganasan urologi
SDM seperti pada standar ideal RS dengan teknik invasif minimal
Strata Utama ditambah dengan: ● Operasi rekonstruksi CAKUT
● SpPD-KKV atau SpJP dengan teknik invasif minimal
● SpA subsp. Nefro.
● SpA subsp. ERIA SDM seperti pada standar ideal RS
● SpA subsp. IPT Strata Utama ditambah dengan:
● SpA subsp. Kardio. ● SpPD-KKV atau SpJP
● SpU Fellowship Urologi ● SpA subsp. Nefro.
Transplantasi ● SpA subsp. ERIA
● SpF ● SpA subsp. IPT
● SpKJ ● SpA subsp. Kardio.
● SpPA(K) Uropatologi ● SpA subsp. Neo.
● Transplant coordinator ● SpU(K) Urologi Transplantasi atau
SpU Fellowship Urologi
Transplantasi
● SpF
● SpKJ
● SpPA(K) Uropatologi
● Sp Rad(K) Abdomen
● SpB subsp. BVE atau SpBTKV
● Transplant coordinator

5. RS Pengampu Nasional
Standar

Memberikan pelayanan standar ideal RS Strata Paripurna ditambah


dengan:
● Biopsi ginjal dengan pemeriksaan mikroskop elektron
● Pemeriksaan imunologi transplantasi
● Pelayanan operasi robotik
● Pelayanan pemeriksaan genetika

SDM seperti pada RS Jejaring strata Paripurna Non Pengampu ditambah


dengan:
● Tenaga ahli dengan kemampuan pemrosesan jaringan untuk mikroskop
elektron
● Ahli Genetika
BAB III
PETUNJUK TEKNIS PENGAMPUAN DAN PELATIHAN DALAM
PROGRAM PENGAMPUAN LAYANAN URO-NEFROLOGI

A. Petunjuk Teknis Pengampuan


Pola pengampuan pada program Uro-Nefrologi dapat dilihat melalui skema
pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Pengampuan Layanan Uro-Nefrologi

1. Kriteria RS Pengampu dan RS yang Diampu


Untuk melakukan kegiatan pengampuan, Rumah Sakit Pengampu dan
Rumah Sakit Diampu harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. RS Pengampu:
1) RS Pengampu Nasional dalam Program Pengampuan Layanan
Uro-Nefrologi adalah Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN)
Dr. Cipto Mangunkusumo
2) RS Pengampu Regional
a) Ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan atas rekomendasi dari
RS Pengampu Nasional dan didukung oleh Pemerintah Daerah
b) Memiliki kemampuan pelayanan paling sedikit adalah standar
ideal Strata Madya
c) Dapat diampu oleh RS Pengampu Nasional atau Pengampu
Regional lainnya yang memiliki strata lebih tinggi

b. RS yang Diampu
1) Ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan atas rekomendasi RS
Pengampu Nasional yang berkoordinasi dengan RS Pengampu
Regional
2) Belum sesuai target strata RS dalam pelayanan prioritas dalam hal
- Standar pelayanan
- Sumber daya manusia
- Sarana prasarana
- Alat kesehatan
3) Memiliki dukungan alokasi anggaran dari Pemerintah Daerah guna
meningkatkan kapasitas Rumah Sakit yang Diampu.
4) Memiliki tim khusus layanan Uro-Nefrologi agar dapat menerima
transfer of knowledge dari RS Pengampu dan dapat membantu
merencanakan dan mengembangkan layanan Uro-Nefrologi di RS
yang Diampu.
5) Memiliki SDM yang akan dilakukan peningkatan kompetensi
6) Memiliki sarana prasarana dan alat kesehatan minimal untuk
dikembangkan dalam peningkatan pelayanan
7) Memiliki persediaan obat dan logistik farmasi dan alat kesehatan
yang sesuai untuk mendukung pelaksanaan layanan Uro-Nefrologi
yang dikembangkan dalam program pengampuan
8) Sanggup membuat program peningkatan kompetensi manajerial
dan kompetensi klinis RS dalam pelayanan Uro-Nefrologi untuk
mencapai target stratifikasi RS yang Diampu.

2. Tugas Rumah Sakit Pengampu dan Rumah Sakit yang Diampu


Setelah ditunjuk sebagai RS Pengampu Nasional dan RS Pengampu
Regional, maupun Rumah Sakit yang diampu, masing-masing RS memiliki
tugas sebagai berikut:
a. RS Pengampu
1) RS Pengampu Nasional
a) membentuk kelompok kerja/tim penanggung jawab kegiatan
pengampuan, melakukan pengampuan terhadap rumah sakit
jejaring pengampuan, serta menentukan stratifikasi dan
pemetaan jejaring pengampuan nasional terhadap
kapasitas/kemampuan rumah sakit jejaring pengampuan;
b) menyusun rencana strategis, standar prosedur operasional
terkait dengan pengampuan rumah sakit, sehingga rencana
strategis ini dapat dipakai secara nasional untuk kebutuhan
perencanaan kebutuhan anggaran infrastruktur dan alat
Kesehatan layanan prioritas sesuai stratifikasinya.
c) menentukan indikator proses dalam pelayanan dan menyusun
indikator keluaran klinis (clinical outcome) sesuai capaian
indikator dari program layanan prioritas yang terintegrasi,
sehingga indicator ini dapat dipakai secara nasional;
d) menyusun Panduan Praktik Klinis (PPK) dan tatalaksana
penyakit prioritas secara tematik, dalam rangka pencapaian
penurunan prevalensi dan Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan
e) berkoordinasi dengan institusi pendidikan, pemerintah daerah
dan rumah sakit pendidikan untuk Sistem Pendidikan
Kesehatan terhadap penyediaan dan meningkatkan
kompetensi tenaga kesehatan.
f) sebagai koordinator pengampuan dalam pelaksanaan tugas
pembentukan jejaring pengampuan;
g) memberi pengampuan pada rumah sakit jejaring pengampuan
dalam mendukung bidang pelayanan yang diampu serta
meningkatkan kualitas pelayanan, pendidikan dan penelitian
terintegrasi;
h) membuat rekomendasi dan berkoordinasi kepada Pemerintah
dan atau Pemerintah Daerah dalam upaya pemenuhan
sumber daya yang dibutuhkan;
i) melaksanakan semua ketentuan tugas Rumah Sakit
Pengampu sesuai dengan yang tertuang di dalam Perjanjian
Kerja Sama (PKS) antara Rumah Sakit Pengampu dan
Rumah Sakit Diampu yang diketahui oleh pemerintah daerah;
j) merekomendasikan pemenuhan bangunan, prasarana, dan
peralatan kesehatan sesuai kebutuhan pada Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan;
k) menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan atau
institusi lain dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya untuk
penguatan koordinasi pelayanan;
l) menyampaikan pelaporan terhadap pelaksanaan
pengampuan secara nasional kepada Menteri Kesehatan
melalui Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan;
m) melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian
Program Pengampuan Uro-Nefrologi yang menjadi tujuan
layanan pengampuan.
n) Berkoordinasi dengan DTO Kementerian Kesehatan untuk
membangun dan mengembangkan sistem informasi
monitoring
o) bersama jejaring rumah sakit pengampuan menganalisis data
beban pelayanan penyakit dalam bidang Uro-Nefrologi yang
menjadi kebutuhan penguatan pelayanan penyakit prioritas
untuk rekomendasi kebijakan;
p) melakukan pengembangan kemitraan dan usaha dengan
pihak ketiga baik nasional maupun internasional dalam upaya
memperkuat jejaring pengampuan.

2) RS Pengampu Regional
a) mengembangkan pelayanan, pendidikan, dan penelitian dalam
bidang Uro-Nefrologi yang dapat diampu oleh RS Pengampu
Nasional atau RS Pengampu Regional dengan strata yang
lebih tinggi;
b) menyusun rencana operasional dan rencana strategis bisnis
dalam pengembangan pelayanan;
c) melakukan analisis dan evaluasi pelayanan untuk rekomendasi
kebijakan;
d) mengembangkan dan melakukan pengampuan pelayanan
dalam bidang Uro-Nefrologi kepada RS yang Diampu
e) membantu dalam penyusunan dan implementasi PPK dalam
bidang Uro-Nefrologi
f) melakukan upaya dalam proses pembentukan jejaring
pengampuan meliputi:
■ melakukan identifikasi terhadap pemetaan kompetensi,
kebutuhan sarana dan prasarana, serta SDM RS yang
Diampu untuk menetapkan target pengampuan dan
upaya mencapai target;
■ dukungan dalam menyusun rencana operasional dan
rencana strategis bisnis dalam pengembangan layanan
RS yang Diampu;
■ membentuk kelompok kerja/tim penanggung jawab
kegiatan pengembangan layanan Uro-Nefrologi dan
pengampuan;
■ meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
kesehatan untuk pelayanan penyakit prioritas yang
dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan, konsultasi
secara langsung atau melalui telekonsultasi,
pendampingan oleh tim pengampu layanan penyakit
prioritas, dan kegiatan lain sesuai kebutuhan
■ melakukan pembagian tugas pengampuan pada rumah
sakit yang telah ditentukan;
■ melakukan optimalisasi sistem rujukan terintegrasi dalam
pelayanan penyakit prioritas;
■ melakukan monitoring evaluasi sesuai target
pengampuan dan membangun sistem komunikasi;
■ bersama dinas kesehatan, melakukan evaluasi capaian
program kesehatan yang menjadi tujuan layanan
pengampuan berdasarkan data sekunder pelayanan
penyakit prioritas; dan
■ melakukan advokasi kepada sektor terkait dalam upaya
peningkatan pelayanan penyakit prioritas pada Rumah
Sakit Diampu;
g) menyampaikan pelaporan terhadap pelaksanaan pengampuan
baik terkait dengan kemajuan pengembangan pelayanan,
pendidikan dan penelitian di internal RS Pengampu Regional
maupun perkembangan pengampuan di RS yang Diampu
secara berkala setiap 6 (enam) bulan untuk disampaikan
kepada Pengampu Nasional, Kementerian Kesehatan dan
pihak lain yang terlibat.
h) menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan dalam
penguatan koordinasi layanan Uro-Nefrologi;
i) bersama jejaring rumah sakit pengampuan menganalisis data
beban pelayanan penyakit dalam bidang Uro-Nefrologi yang
menjadi kebutuhan penguatan pelayanan penyakit prioritas
untuk rekomendasi kebijakan;

b. RS yang diampu
1) mengembangkan pelayanan sesuai dengan ketersediaan
bangunan, prasarana dan alat kesehatan serta sumber daya
manusia untuk mencapai strata target yang telah ditetapkan;
2) menyusun rencana operasional dan rencana strategis bisnis
dalam pengembangan pelayanan;
3) melaksanakan proses penganggaran di daerah untuk
pengalokasian anggaran kegiatan pengampuan dalam rangka
pengembangan stratifikasi prioritas pelayanan kesehatan;
4) meningkatkan mutu pelayanan;
5) menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan dalam
penguatan koordinasi pelayanan;
6) menerima pengampuan pelayanan dengan melaksanakan hal
berikut:
a) Pernyataan komitmen/kesediaan untuk diampu dari pemilik
rumah sakit;
b) menyusun kebutuhan bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan Rumah Sakit Diampu;
c) menyusun kebutuhan sumber daya manusia kesehatan di
bidang pelayanan kanker Rumah Sakit Diampu;
d) menyusun rencana operasional dan rencana strategis bisnis
dalam kegiatan pengampuan pengembangan pelayanan;
e) Tersedia alokasi anggaran dari RS yang Diampu guna
meningkatkan stratifikasi pelayanan ;
f) menetapkan target pengampuan bersama Rumah Sakit
Pengampu dan upaya mencapai target;
g) membentuk kelompok kerja/tim penanggung jawab kegiatan
pengampuan;
h) meningkatkan kompetensi sumber daya manusia kesehatan
di bidang pelayanan yang dilaksanakan melalui pendidikan
dan pelatihan, konsultasi secara langsung atau melalui
telekonsultasi, pendampingan oleh tim pengampu jejaring
pelayanan dan kegiatan lain sesuai kebutuhan;
i) mengembangkan sistem rujukan terintegrasi dalam
pelayanan;
j) bersama dinas kesehatan, melakukan evaluasi capaian
program kesehatan yang menjadi tujuan layanan
pengampuan berdasarkan data beban pelayanan.
7) mengupayakan pemenuhan kebutuhan bangunan, prasarana, dan
peralatan kesehatan yang mendukung penyelenggaraan dan
pengembangan pelayanan;
8) menyediakan data beban pelayanan yang menjadi kebutuhan dan
analisis pelayanan untuk rekomendasi kebijakan sistem pelaporan;
9) membangun sistem jejaring pelayanan; dan
10) melaksanakan semua ketentuan tugas Rumah Sakit Pengampu
sesuai dengan yang tertuang di dalam Perjanjian Kerja Sama
(PKS) antara Rumah Sakit Pengampu dan Rumah Sakit Diampu.

3. Daerah Pengampuan
Daerah pengampuan dibuat berdasarkan regionalisasi. Regionalisasi dan
daftar RS Pengampu dan RS yang Diampu dapat dilihat dalam Lampiran
II dan III.

4. Kegiatan Pengampuan
Program Jejaring Rumah Sakit Pengampuan untuk Pelayanan Kesehatan
Prioritas meliputi:
a. Membangun jejaring kemitraan
b. Transfer of Knowledge (mengisi kebutuhan SDM kesehatan sesuai
kompetensi dan severity level dan sesuai clinical privilege)
c. Pengiriman residensi untuk mendukung pelayanan di Rumah Sakit
Diampu
d. Pengembangan manajemen rumah sakit dan pelayanan klinis untuk
penyakit prioritas di Rumah Sakit Diampu

5. Alur dan Tata Cara Pengampuan


Alur dan tata cara pengampuan dalam bidang Uro-Nefrologi terdiri atas:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain:
1) Pembentukan tim pengembangan dan tim pengampuan layanan
Uro-Nefrologi di dalam RS Pengampu, serta tim pengembangan
layanan Uro-Nefrologi di dalam RS yang Diampu.
2) Penilaian (assessment) awal yang dilakukan oleh RS
Pengampu kepada RS yang Diampu. Kegiatan penilaian
(assessment) awal ini direkomendasikan untuk dilakukan
secara luring. Instrumen penilaian (assessment) awal dapat
dilihat pada Lampiran 4.
3) Pengumpulan data dasar (baseline data) sesuai indikator hasil
(outcome). Lembar pengisian data indikator hasil (outcome)
dapat dilihat pada Lampiran 5.
4) Penyusunan perjanjian kerja sama (PKS) antara RS yang
mengampu dan RS yang diampu
5) Penyusunan rencana operasional dan strategi pengembangan
layanan Uro-Nefrologi oleh RS yang diampu, baik dari sisi
pengembangan SDM, peralatan kesehatan, sarana dan
prasarana, serta sistem manajemen RS dengan supervisi dari
RS Pengampu.
6) Persiapan konsep dan bentuk supervisi, monitoring dan
evaluasi.
b. Pelaksanaan
1) Kontinuitas kegiatan sesuai dengan perencanaan
c. Monitoring dan Pelaporan
1) Menyusun pelaporan berkala
2) Penilaian pelaksanaan kegiatan dan pencapaian program
pengampuan untuk kegiatan jangka pendek dan jangka
panjang.
3) Identifikasi perbaikan yang perlu dilakukan.
4) Advokasi pelaksanaan perbaikan
d. Evaluasi
1) Bersama semua pemangku kepentingan melakukan evaluasi
secara kualitatif terhadap proses dan output dari kegiatan
jejaring pengampuan
2) Mengukur indikator proses dan outcome klinis secara berkala
3) Diseminasi hasil kegiatan jejaring pengampuan untuk penyakit
prioritas.

6. Dukungan Administrasi
a. Perjanjian Kerja Sama (PKS)
1) Pengampuan RS hanya dapat dilakukan jika telah terdapat PKS
antara kedua rumah sakit dan Pemerintah (Pusat/Daerah).
2) Substansi PKS mencakup ruang lingkup utama yaitu:
a) Jenis pengampuan yang diberikan, terutama terdiri dari
pemenuhan kriteria untuk menjadi rumah sakit yang minimal
sesuai dengan strata yang telah ditetapkan;
b) Hak dan kewajiban RS Pengampu dan RS yang Diampu;
c) Sumber Pembiayaan;
d) Jangka Waktu Pelaksanaan;
e) Monitoring dan Evaluasi;
f) PKS harus diketahui oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
PKS juga perlu diinformasikan kepada BPJS cabang setempat.
3) Langkah-langkah membentuk Perjanjian Kerjasama sebagai berikut:
a) Tahap Awal
● RS yang diampu melalui Dinas Kesehatan Provinsi
mengirimkan surat pengampuan (surat permohonan
kerjasama ke Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan) yang berisi permohonan untuk
menjalin kerjasama disertai jenis kerjasama yang
diharapkan dengan tembusan ke RS Pengampu Nasional.
● RS yang diampu bersama Dinas Kesehatan Provinsi
mempersiapkan kedatangan Tim RS Pengampu untuk
dijadikan sebagai gambaran awal untuk kerjasama.
● RS Pengampu melakukan identifikasi melalui pengisian
assessment terhadap permohonan kerja sama RS yang
diampu melalui kunjungan lapangan ke RS yang diampu.
● RS Pengampu memberikan laporan atas hasil penilaian
(assessment) awal saat kunjungan lapangan kepada
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan dan ditembuskan ke Pemerintah Daerah dan RS
yang Diampu, serta RS Pengampu Nasional dan RS
Pengampu Regional di atasnya jika ada.
● Apabila telah mendapatkan persetujuan program dapat
dijalankan maka akan dilakukan pertemuan RS Pengampu
dan RS yang diampu untuk menyusun perencanaan
kegiatan pengampuan.
● Apabila dari hasil penilaian (assessment) Rumah Sakit
Pengampu terdapat kendala dalam pengampuan, maka
diperlukan pembahasan lanjutan dengan melibatkan pihak
terkait
● Pembuatan rencana program.
● Pembuatan rencana anggaran program.
● Penandatanganan PKS.
b) Tahap Pelaksanaan
● Bagi RS diampu:
○ Menyiapkan TOR dan rencana anggaran
○ Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, prasarana
dan alat kesehatan
● Bagi RS Pengampu:
○ Membuat TOR dan rencana anggaran tim RS Pengampu
○ Membuat Surat Tugas untuk staf/tenaga medis yang
akan dikirim ke Rumah Sakit diampu
○ Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana program
yang sudah disusun
c) Tahap Akhir
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
● Monitoring dan evaluasi bersama antara RS Pengampu
dengan RS yang diampu;
● Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi;
● Menyusun rencana tindak lanjut jangka pendek dan jangka
panjang dalam pelaksanaan program.

7. Pembiayaan
Pengaturan pembiayaan pada petunjuk teknis ini terdiri dari komponen
biaya dan sumber biaya. Pembiayaan utama program pengampuan
berasal dari Pemerintah Daerah RS yang Diampu. Namun dapat
dimungkinkan Rumah Sakit Pengampu ikut berperan serta dalam
pembiayaan. Ketentuan tentang pembiayaan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, termasuk pemberlakuan SBM (Standar Biaya Masukan)
Kementerian Keuangan.
1. Komponen biaya terdiri dari:
a. Honor bagi tim RS Pengampu;
b. Biaya transportasi dan akomodasi tim RS Pengampu;
c. Pendukung pelaksanaan pengampuan di Rumah Sakit yang Diampu
(misalnya biaya pengembangan website, teleconference, supervisi,
asuransi, dan sebagainya);
d. Biaya pemenuhan dalam pembangunan atau renovasi sarana,
prasarana, pengadaan alat kesehatan di RS yang Diampu;
e. Biaya penyelenggaraan kegiatan pengampuan (seperti on the job
training, workshop, pelatihan, webinar/daring dan sebagainya) di
Rumah Sakit yang Diampu;
f. Biaya monitoring dan evaluasi.
2. Pembiayaan program pengampuan dapat berasal dari:
a. APBN/D;
b. Anggaran Rumah Sakit Pengampu;
c. Anggaran Rumah Sakit Diampu; atau
d. Sumber pembiayaan lainnya (Donor, LSM, CSR) yang dapat
dipertanggungjawabkan.

7. Indikator Keberhasilan Pengampuan


Terdapat 3 indikator yang digunakan dalam Program Pengampuan
Layanan Uro-Nefrologi, yaitu: indikator masukan (input), indikator proses,
indikator keluaran (output) dan indikator hasil (outcome).
a. Indikator Masukan (input)
b. Indikator Proses
c. Indikator Keluaran (output)
d. Indikator Hasil (outcome)
1) Terimplementasikannya registry untuk PGK, biopsi ginjal,
transplantasi ginjal, CAKUT, kanker prostat
2) Penurunan progresifitas PGK 3 tahun menjadi PGTA sebanyak
50% dari tahun 2022 - 2027
3) Meningkatkan rasio cakupan CAPD sebesar 25% dari tahun 2022
ke 2024
4) Terdapat 9 dari 17 pusat transplantasi di Indonesia mampu
menyelenggarakan pelayanan transplantasi dengan jumlah minimal
10 kasus / tahun
5) Meningkatkan rasio cakupan tatalaksana operatif batu ginjal
dengan teknik invasif minimal dibandingkan teknik operasi terbuka
sebanyak 50% dari tahun 2022 ke 2024
6) Meningkatkan temuan kasus baru kanker prostat yang didapatkan
dari hasil biopsi prostat sebesar 20% dari total kasus baru yang
didiagnosis kanker prostat
7) Meningkatkan jumlah cakupan skrining CAKUT menjadi 20% dari
seluruh pasien yang menjalani pemeriksaan antenatal atau anak
yang menderita ISK sebelum usia 1 tahun kehidupan

8. Petunjuk Teknis Khusus untuk Pengampuan Layanan Transplantasi


Petunjuk teknis pengampuan layanan transplantasi ginjal merujuk pada
permenkes No. 38 tahun 2016 tentang penyelenggaraan transplantasi
organ. Adapun persiapan - persiapan yang dilakukan untuk
menyelenggarakan transplantasi organ adalah sebagai berikut:
a. RS penyelenggara transplantasi organ harus mendapat ketetapan dari
menteri
b. Setiap rumah sakit harus memenuhi persyaratan dan standar untuk
dapat ditetapkan sebagai Rumah Sakit penyelenggara Transplantasi
Organ.
1) terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2) Memiliki SDM yang memiliki kompetensi dan kewenangan di
bidang Transplantasi Organ
3) Memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
penyelenggaraan Transplantasi Organ
c. Untuk mendapatkan penetapan sebagai rumah sakit penyelenggara
Transplantasi Organ, kepala atau direktur rumah sakit harus
melakukan permohonan penetapan kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal disertai dengan pemenuhan persyaratan dan standar
sebagaimana dimaksud
d. Paling lama dalam waktu 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya
permohonan serta pemenuhan persyaratan dan standar, Direktur
Jenderal atas nama menteri menugaskan Komite Transplantasi
Nasional untuk melakukan penilaian.
e. Komite Transplantasi Nasional akan memberikan penilaian dan
rekomendasi bagi RS yang mengajukan dalam 10 hari kerja
f. Rumah sakit penyelenggara Transplantasi Organ harus membentuk
tim transplantasi rumah sakit dan standar prosedur operasional
pelayanan Transplantasi Organ
g. Tim transplantasi rumah sakit sebagaimana dimaksud memiliki
anggota tenaga kesehatan dengan kompetensi dan kewenangan di
bidang transplantasi organ
h. Anggota tim transplantasi rumah sakit sebagaimana yang dimaksud
tidak boleh tergabung dalam Komite Transplantasi Nasional.

B. Petunjuk Teknis Pendidikan


1. Fellowship Spesialis Penyakit Dalam Mahir Dialisis

2. Fellowship Spesialis Anak Mahir Dialisis

3. Fellowship Urologi Transplantasi


a. Sasaran
SpU yang bekerja di RS dengan proyeksi Strata Paripurna

b. Durasi

c. Metode
Workshop anastomosis
d. Penyelenggara
Institusi yang bekerja sama dengan KUI

4. Fellowship Urologi Onkologi


a. Sasaran
SpU yang bekerja di RS dengan proyeksi Strata Paripurna dan Utama

b. Durasi
c. Metode
d. Penyelenggara

5. Fellowship Urologi Pediatrik


a. Sasaran
SpU yang bekerja di RS dengan proyeksi Strata Paripurna dan Utama

b. Durasi
c. Metode
d. Penyelenggara

C. Petunjuk Teknis Pelatihan


1. Pelatihan Skrining, Diagnosis Dini dan tatalaksana PGK
a. Sasaran

Sasaran dari pengampuan layanan skrining dan deteksi dini PGK


adalah dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dietisien,
perawat dan apoteker.

b. Metode Pengampuan
1) Kuliah syncronized/asynchronized
2) Dry Workshop
3) Wet Workshop
4) Diskusi Kasus Sulit
c. Durasi Pelatihan

Kegiatan pelatihan dilakukan dalam waktu 14 hari

d. Topik
1) Pengenalan mengenai PGK
2) Hipertensi
3) Penyakit Glomerular
4) Penyakit Ginjal Diabetes
5) Penyakit Ginjal Genetik
6) Penyakit Ginjal Polikistik
7) Sindroma kardiorenal dan hepatorenal
8) Penyakit ginjal pada kehamilan
9) Tatalaksana nutrisi pada PGK
10)Asuhan keperawatan pada PGK

e. Evaluasi

1) Evaluasi dalam bentuk MCQ pada setiap topik pembelajaran


2) Evaluasi bedside saat wet/dry workshop
3) Logbook
4) Audit klinis

2. Pelatihan Endourologi untuk SpU


a. Sasaran
SpU yang bekerja di RS dengan proyeksi Strata Paripurna, Utama dan
Madya
b. Durasi Pelatihan
Pelatihan dilakukan selama total 8 minggu dengan rincian durasi
pelatihan sebagai berikut:
1) 1 minggu mengikuti pelatihan di dry-lab
2) 1 minggu mengikuti pelatihan di wet-lab
3) 6 minggu mengikuti pelatihan secara klinis di kamar operasi
secara langsung dengan pasien
c. Metode
Peserta dapat memilih untuk fokus pelatihan pada salah satu tindakan
atau kombinasi PCNL dan RIRS. Pemilihan fokus pelatihan harus
ditentukan sebelum program pelatihan dimulai karena berkaitan
dengan target capaian serta sertifikasi peserta. Program ini mencakup
beberapa bentuk pelatihan secara berjenjang dengan harapan dapat
secara komprehensif meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri
peserta pelatihan dalam melakukan tindakan secara mandiri.
1) Penilaian kemampuan awal (baseline assessment)
Pada awal pelatihan, kemampuan dasar peserta akan dinilai
menggunakan pre-test pilihan ganda serta untuk melakukan
tindakan sederhana (seperti pungsi) pada simulator. Peserta
kemudian diberikan modul e-learning yang mencakup kuliah serta
video prosedur yang dapat dipelajari secara mandiri dan
dikonfirmasi ke mentor bila masih ada hal yang belum jelas.
2) Dry lab
Simulasi dry lab dilakukan dalam 1 minggu pertama minimal 1 kali
pertemuan. Pada tahap ini peserta didik akan mempelajari
dasar-dasar tindakan PNCL dan/atau RIRS dan mempraktekkan
secara langsung pada manekin. Tahapan pelatihan ini sangat
penting terutama bagi peserta yang belum pernah melakukan
tindakan PCNL atau RIRS sama sekali sebelumnya.
3) Wet lab
Setelah mempelajari melalui simulator, peserta didik akan mulai
mempelajari dasar dan prinsip tindakan menggunakan hewan mati
atau bahkan pada kadaver (bila memungkinkan). Pelatihan dry lab
dan wet lab akan dilakukan secara terjadwal pada minggu pertama
program pelatihan untuk sejumlah peserta dalam bentuk workshop
atau kursus. Peserta diharapkan sudah selesai mempelajari modul
e-learning dan sudah menonton video tindakan sebelum hands on
langsung dalam dry dan wet lab.
4) Clinical training
Peserta didik akan mempelajari prosedur PCNL dan/atau RIRS
sebenarnya dalam tahap clinical training. Pada tahap ini peserta
akan diminta untuk melakukan observasi terlebih dahulu minimal 1
kali untuk setiap tindakan. Setelah itu, peserta dapat melakukan
asistensi tindakan. Bila dianggap sudah memiliki kemampuan yang
cukup oleh mentor, maka peserta didik dapat menjadi operator
tindakan.

Tidak hanya pada saat prosedur, peserta juga akan diminta untuk
mempersiapkan perawatan dan evaluasi perioperatif sebelum dan
sesudah tindakan. Bagi peserta yang sudah pernah melakukan
tindakan PCNl dan/atau RIRS, maka tahap ini berfungsi untuk
memaksimalkan dan menyempurnakan kemampuan.

Target capaian yang harus dicapai sebagai operator mandiri adalah


● Program pelatihan PCNL : 8 kasus
● Program pelatihan RIRS : 8 kasus
● Program pelatihan PCNL dan RIRS : 4 kasus PCNL dan 4
kasus RIRS

5) Proctorship (Visiting Mentorship)


Peserta akan disupervisi pada minggu terakhir pelatihan di fasilitas
kesehatan tempat peserta pelatihan bekerja. Kegiatan ini dapat
dilakukan lebih dari 1 kali jika dianggap perlu sesuai kesepakatan
dengan mentor dari peserta didik. Pada tahap ini mentor akan
mengajarkan pengaturan tim dan kamar operasi serta
non-technical skills lainnya yang mendukung keberhasilan
tindakan. Setelah masa pelatihan selesai peserta didik melakukan
kegiatan proctorship di rumah sakit asalnya dengan supervisi oleh
Mentor. Kegiatan ini dapat dilakukan lebih dari 1 kali jika dianggap
perlu sesuai kesepakatan dengan mentor peserta didik. Mentor
akan menentukan kelayakan peserta didik untuk mengambil
sertifikasi ESSQ.
c. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan Endourologi untuk SpU adalah RS yang disetujui
oleh Pokja Indonesian Society of Endourology (InaSE)
d. Kriteria Institusi Penyelenggara
RS dapat menjadi penyelenggara pelatihan Endourologi untuk Spesialis
Urologi apabila memiliki syarat-syarat berikut:
1) Mentor pelatihan adalah Dokter Spesialis Urologi sudah mengerjakan
tindakan PCNL dan/atau RIRS di rumah sakit pusat pelatihan minimal
3 (tiga) tahun. Pelatih memiliki komitmen yang baik dalam melatih
peserta.
2) RS memiliki jumlah minimal 100 (seratus) kasus untuk PCNL dan
RIRS

3. Pelatihan Laparoskopi Urologi


a. Sasaran
SpU yang diutamakan bekerja di RS dengan proyeksi RS Strata
Paripurna, namun tidak menutup untuk SpU Lainnya yang tertarik
mendalami laparoskopi
b. Durasi
Pelatihan dilakukan selama 3 bulan
c. Metode
Metode pelatihan laparoskopi urologi berupa:
1) Dry lab
Simulasi dry lab dilakukan dalam 1 minggu pertama minimal 1 kali
pertemuan. Selain itu, peserta juga akan memperoleh materi
e-learning untuk dipelajari. Pada tahap ini peserta didik akan
mempelajari dasar-dasar tindakan laparoskopi mulai dari latihan
koordinasi mata-tangan, cara handling hingga melakukan teknik
penjahitan di model hewan. Tahapan pelatihan ini sangat penting
terutama bagi peserta yang belum pernah melakukan tindakan
laparoskopi sama sekali sebelumnya.
2) Asistensi tindakan laparoskopi urologi dasar dan lanjut
Peserta membantu tindakan laparoskopi urologi pada pasien
dengan menjadi asisten DPJP dalam melakukan prosedur. Peserta
diharapkan dapat mengaplikasikan dasar-dasar ilmu dan
memperoleh gambaran lebih lanjut mengenai tindakan laparoskopi
sebelum bertindak sebagai operator.
3) Operator tindakan laparoskopi urologi dasar dengan supervisi oleh
mentor
Peserta menjadi operator tindakan laparoskopi urologi dasar
dengan supervisi dari DPJP. Peserta diharapkan dapat
mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang didapatkan secara
langsung mengenai laparoskopi dasar beserta tindakan lanjut bila
didapatkan.

4) Proctorship tindakan laparoskopi urologi lanjut di rumah sakit asal


peserta dengan supervisi oleh mentor
Peserta akan disupervisi pada minggu terakhir pelatihan di fasilitas
kesehatan tempat peserta pelatihan bekerja. Kegiatan ini dapat
dilakukan lebih dari 1 kali jika dianggap perlu sesuai kesepakatan
dengan mentor peserta didik. Pada tahap ini mentor akan
mengajarkan pengaturan tim dan kamar operasi serta
non-technical skills lainnya yang mendukung keberhasilan
tindakan. Setelah masa pelatihan selesai peserta didik melakukan
kegiatan proctorship di rumah sakit asalnya dengan supervisi oleh
Mentor. Kegiatan ini dapat dilakukan lebih dari 1 kali jika dianggap
perlu sesuai kesepakatan dengan Mentor peserta didik. Mentor
akan menentukan kelayakan peserta didik untuk mengambil
sertifikasi ESSQ.
d. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan laparoskopi urologi untuk SpU adalah RS
yang disetujui oleh Pokja Indonesian Society of Endourology (InaSE)
e. Kriteria Penyelenggara
RS dapat menjadi penyelenggara pelatihan laparoskopi urologi untuk
apabila memiliki syarat-syarat berikut:
1) Mentor pelatihan adalah SpU yang telah memiliki sertifikat ESSQ
2) RS memiliki jumlah minimal 100 (seratus) kasus untuk laparoskopi

4. Pelatihan Urologi Dasar untuk Perawat


a. Sasaran
Perawat yang bekerja di RS dengan proyeksi Strata Paripurna, Utama
atau Madya
b. Durasi
Pelatihan dilakukan selama minimal 3 hari
c. Metode
Metode yang dilakukan dapat berupa:
1) Pemberian materi yang dapat diberikan secara luring ataupun
menggunakan e-learning.
2) Workshop
d. Penyelenggara
Penyelenggara dari pelatihan ini adalah HPUI

5. Pelatihan ESWL untuk Perawat


a. Sasaran
Perawat yang bekerja di RS dengan proyeksi Strata Paripurna, Utama,
dan Madya yang:
1) memiliki sertifikat pelatihan urologi dasar untuk perawat
2) bekerja di RS yang telah memiliki mesin ESWL atau telah memiliki
perencanaan terkait pengadaan ESWL
b. Durasi Pelatihan
Pelatihan dilakukan selama 3 minggu.
c. Metode
Metode pelatihan ESWL untuk perawat yang dilakukan berupa:
1) Pemberian Materi
Pada tahap ini akan dilakukan pemberian materi yang dapat
diberikan secara luring ataupun menggunakan e-learning.
2) Praktik Lapangan
Melalui praktik lapangan, diharapkan dapat memiliki pengalaman
dalam membantu pengoperasian ESWL sehingga dapat
mengaplikasikan dasar-dasar ilmu dan memperoleh gambaran
terkait tindakan secara lebih lanjut.
d. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan ESWL adalah RS atau institusi yang telah
disetujui oleh HPUI.
e. Kriteria Penyelenggara
RS dapat menjadi penyelenggara pelatihan endourologi untuk apabila
memiliki syarat-syarat berikut:
1) Terdapat mentor yang memiliki pengalaman minimal tiga tahun
dalam melakukan tindakan ESWL di RS yang ditunjuk sebagai
pusat pendidikan peserta
2) RS memiliki jumlah minimal 50 (lima puluh) kasus dalam 1 bulan

6. Pelatihan Endourologi untuk Perawat


a. Sasaran
Perawat yang bekerja di RS dengan proyeksi Strata Paripurna, Utama,
dan Madya yang telah memiliki sertifikat pelatihan urologi dasar untuk
perawat
b. Durasi Pelatihan
Pelatihan dilakukan selama 3 minggu.
c. Metode
Metode pelatihan endourologi untuk perawat yang dilakukan berupa:
1) Pemberian Materi
Pada tahap ini akan dilakukan pemberian materi yang dapat
diberikan secara luring ataupun menggunakan e-learning.
2) Praktik Lapangan
Melalui praktik lapangan, diharapkan dapat memiliki pengalaman
dalam mempersiapkan serta asistensi tindakan-tindakan
endourologi sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik sehari-hari
d. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan endourologi adalah RS atau institusi yang
telah disetujui oleh HPUI.
e. Kriteria Penyelenggara
RS dapat menjadi penyelenggara pelatihan endourologi untuk perawat
apabila memiliki syarat-syarat berikut:
1) Terdapat mentor yang memiliki pengalaman minimal tiga tahun
dalam melakukan tindakan ESWL di RS yang ditunjuk sebagai
pusat pendidikan peserta
2) RS memiliki jumlah minimal 40 (empat puluh) kasus dalam 1 bulan

7. Pelatihan Urodinamik untuk SpU dan Perawat


a. Sasaran
SpU dan perawat yang bekerja di RS dengan proyeksi Strata
Paripurna dan Utama
b. Durasi Pelatihan
Pelatihan dilakukan selama 3 minggu.
c. Metode
Metode pelatihan Urodinamik untuk perawat yang dilakukan berupa:
● Pemberian Materi
Pada tahap ini akan dilakukan pemberian materi yang dapat
diberikan secara luring ataupun menggunakan e-learning.
● Praktik Lapangan
Melalui praktik lapangan, diharapkan dapat memiliki pengalaman
dalam membantu pengoperasian ESWL sehingga dapat
mengaplikasikan dasar-dasar ilmu dan memperoleh gambaran
terkait tindakan secara lebih lanjut.
d. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan endourologi adalah RS atau institusi yang
telah disetujui oleh Indonesian Society of Female and Functional
Urology (InaSFFU) dan HPUI.
e. Kriteria Penyelenggara
RS dapat menjadi penyelenggara pelatihan urodinamik untuk SpU dan
perawat apabila memiliki syarat-syarat berikut:
3) Terdapat mentor yang memiliki pengalaman minimal tiga tahun
dalam melakukan tindakan urodinamik di RS yang ditunjuk sebagai
pusat pendidikan peserta
4) RS memiliki jumlah minimal 30 (empat puluh) kasus dalam 1 bulan

8. Pelatihan Dokter Umum Mahir Dialisis


a. Peran
Setelah mengikuti pelatihan peserta berperan sebagai dokter
penanggung jawab/pelaksana HD
b. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya, peserta pelatihan HD mempunyai
fungsi sebagai berikut :

1) Melakukan anamnesis pasien HD


2) Melakukan pemerikasaan fisik pasien HD
3) Menetapkan masalah pasien HD
4) Menetapkan resep HD pada berbagai kondisi pasien HD
5) Melakukan tatalaksana komplikasi akut pasien HD
6) Melakukan tatalaksana komplikasi kronik pasien HD
7) Memimpin ruang HD yang didalamnya terdapat perawat, teknisi
HD, ahli gizi dan administrasi
c. Kompetensi

Setelah mengikuti pelatihan, peserta dokter hemodialisis memiliki


kompetensi sebagai berikut :

1) Melakukan anamnesis pasien HD


2) Melakukan pemeriksaan fisik pasien HD
3) Menetapkan masalah pasien HD
4) Menetapkan resep HD pada berbagai kondisi pasien HD
5) Melakukan tatalaksana komplikasi akut pasien HD
6) Melakukan tatalaksana komplikasi kronik pasien HD
7) Memimpin ruang HD yang didalamnya terdapat perawat, tehnisi
HD, ahli gizi dan administrasi

Teknis penyelenggaraan pelatihan dokter umum mahir dialisis merujuk


pada Kurikulum dan Buku Rancangan Pengajaran yang sudah
terakreditasi di masing-masing pusat pendidikan yang menjalani pelatihan

9. Pelatihan Perawat Mahir Dialisis


a. Peran
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai Perawat
pemberi asuhan keperawatan dialisis di RS dan Klinik Khusus Dialisis.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya, peserta mempunyai fungsi yaitu
memberikan asuhan keperawatan dialisis di RS dan Klinik Khusus
Dialisis.
c. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya peserta memiliki kompetensi dalam:
1) Melakukan asuhan keperawatan pre HD
2) Melakukan asuhan keperawatan intra HD
3) Melakukan asuhan keperawatan post HD
4) Melakukan HD khusus
5) Melakukan asuhan keperawatan masalah jangka panjang pasien
HD
6) Melakukan asuhan keperawatan pasien CAPD
7) Melakukan dialiser reprocessing
8) Melakukan edukasi pasien dialisis dan keluarga
d. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu memberikan asuhan
keperawatan dialisis di Rumah Sakit (RS) dan Klinik Khusus Dialisis
sesuai dengan kewenangannya.
e. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti Pelatihan ini peserta mampu:
1) Menjelaskan terapi pengganti ginjal
2) Melakukan asuhan keperawatan pre HD
3) Melakukan asuhan keperawatan intra HD
4) Melakukan asuhan keperawatan post HD
5) Melakukan HD khusus
6) Melakukan asuhan keperawatan masalah jangka panjang Pasien
HD
7) Melakukan asuhan keperawatan pasien CAPD
8) Melakukan dialiser reprocessing
9) Melakukan edukasi pasien dialisis dan keluarga
BAB IV
PENUTUP

Demikian juknis Program Pengampuan Layanan Uro-Nefrologi ini disusun agar


dapat menjadi acuan bagi semua pihak dalam menjalankan program ini baik
dalam komponen pengampuan, pendidikan maupun pelatihan. Harapannya,
program ini dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan transformasi layanan
Uro-Nefrologi di Indonesia. Akhir kata, semoga juknis ini bisa menjadi titik awal
dalam usaha untuk memperkuat pelayanan, melakukan pemerataan layanan
serta meningkatkan kemutakhiran teknologi diagnosis dan terapi kasus
Uro-Nefrologi di Indonesia.
LAMPIRAN
LAMPIRAN I. DAFTAR RUMAH SAKIT JEJARING LAYANAN
URO-NEFROLOGI

Daftar Nama Rumah Sakit Paripurna

Strata
No Nama Rumah Sakit Provinsi Kab/Kota Target

1 RS Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Aceh Kota Banda Aceh Paripurna

2 RSUP H. Adam Malik Sumatera Utara Kota Medan Paripurna

3 RSUP Dr. M. Djamil Sumatera Barat Kota Padang Paripurna

RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Sumatera


4 Palembang Selatan Kota Palembang Paripurna

Kota Jakarta
5 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo DKI Jakarta Pusat Paripurna

Kota Jakarta
6 RSUP Fatmawati DKI Jakarta Selatan Paripurna

7 RS Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Jawa Barat Kota Bandung Paripurna

8 RS Umum Pusat Dr. Kariadi Jawa Tengah Kota Semarang Paripurna

9 RS Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Jawa Tengah Kota Surakarta Paripurna

10 RSUP Dr. Sardjito DI Yogyakarta Sleman Paripurna

11 RS Umum Daerah Dr. Soetomo Jawa Timur Kota Surabaya Paripurna

12 RS Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Jawa Timur Kota Malang Paripurna

13 RSUP Sanglah Bali Kota Denpasar Paripurna

Kalimantan
14 RS Umum Daerah Ulin Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin Paripurna

Kalimantan
15 RS Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Timur Kota Samarinda Paripurna

16 RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Sulawesi Utara Kota Manado Paripurna


Sulawesi
17 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Selatan Kota Makassar Paripurna

Daftar Nama Rumah Sakit Utama



No Nama Rumah Sakit Provinsi Kab/Kota Strata
Target

1 RS Umum Haji Medan Sumatera Deli Serdang Utama


Utara

2 RS Umum Daerah Dr. Achmad Mochtar Sumatera Kota Bukittinggi Utama


Barat

3 RS Umum Daerah Arifin Achmad Riau Kota Pekanbaru Utama

4 RS Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Jambi Kota Jambi Utama

5 RS Umum Daerah Siti Fatimah Provinsi Sumatera Kota Palembang Utama


Sumatera Sela Selatan

6 RS Umum Daerah Dr. M. Yunus Bengkulu Bengkulu Kota Bengkulu Utama

7 RS Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek Lampung Kota Bandar Lampung Utama

8 RS Umum Daerah Dr. (HC) Ir. Soekarno Bangka Bangka Utama


Belitung

9 RS Umum Daerah Raja Ahmad Tabib Kepulauan Kota Tanjung Pinang Utama
Riau

10 RS Umum Daerah Tarakan Kota Jakarta Pusat Utama


DKI
11 RSUP Persahabatan Jakarta Kota Jakarta Timur Utama

12 RS Umum Daerah Banten Kota Serang Utama

13 RSUD Kabupaten Tangerang Banten Tangerang Utama

14 RSUP Dr. Sitanala Tangerang Kota Tangerang Madya

15 RS Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Jawa Barat Bandung Utama


Barat
16 RS Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Jawa Klaten Utama
Tengah

17 RS Umum Daerah Kota Yogyakarta DI Kota Yogyakarta Utama


Yogyakarta

18 RS Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali Kota Denpasar Utama


Bali

19 RS Umum Daerah NTB Nusa Kota Mataram Utama


Tenggara
Barat

20 RS Umum Prof. Dr. WZ Johanes Nusa Kota Kupang Utama


Tenggara
Timur

21 RS Umum Daerah Dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Kota Pontianak Utama


Barat

22 RS Umum Daerah Dr. Doris Sylvanus Kalimantan Kota Palangka Raya Utama
Palangka Raya Tengah

23 RS Umum Daerah Tarakan (dr. H. Jusuf SK) Kalimantan Kota tarakan Utama
Utara

24 RS Umum Daerah Provinsi Sulawesi Utara Sulawesi Kota Manado Utama


Utara

25 RS Umum Daerah Undata Palu Sulawesi Kota Palu Utama


Tengah

26 RS Umum Daerah Labuang Baji Sulawesi Kota Makassar Utama


Selatan

27 RS Jantung Pembuluh Darah Dan Otak Sulawesi Kota Kendari Utama


Oputa Yi Koo Tenggara

28 RS Umum Daerah Prof Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo Kota Gorontalo Utama

29 RS Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat Sulawesi Mamuju Utama


Barat

30 RS Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Maluku Kota Ternate Utama


Ternate Utara

31 RS Umum Jayapura Papua Kota Jayapura Utama


32 RS Umum Daerah Provinsi Papua Barat Papua Manokwari Utama
Barat

33 RS Umum Dr. M. Haulussy Ambon Maluku Kota Ambon Utama

34 RS Umum Pusat Dr. J. Leimena Maluku Kota Ambon Madya

Daftar Nama Rumah Sakit Madya



No Nama Rumah Sakit Provinsi Kab/Kota Strata Target

1 RS Umum Daerah Cut Meutia Kab. Aceh Aceh Aceh Utara Madya
Utara

2 RS Umum Daerah Dr. Fauziah Bireun Bireuen Madya

3 RS Umum Daerah TGK Chik Ditiro Sigli Pidie Madya

4 RS Umum Daerah dr. Zubir Mahmud Aceh Timur Madya

5 RS Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh Madya

6 RS Umum Daerah Dr. H. Yulidin Away Aceh Selatan Madya

7 RS Umum Daerah H. Sahudin Kutacane Aceh Tenggara Madya

8 RS Umum Daerah Datu Beru Takengon Aceh Tengah Madya

9 RS Umum Daerah Cut Nyak Dhien Aceh Barat Madya

10 RS Umum Daerah Langsa Kota Langsa Madya

11 RS Umum Daerah Drs. H. Amri Tambunan Sumatera Deli Serdang Madya


Utara
12 RS Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Madya

13 RS Umum Daerah Tanjung Pura Langkat Madya

14 RS Umum Daerah H. Abdul Manan Asahan Madya


Simatupang

15 RS Umum Daerah Sultan Sulaiman Syariful Serdang Bedagai Madya


Alamsyah
16 RS Umum Daerah Rantau Prapat Labuhan Batu Madya

17 RS Umum Daerah Panyabungan Mandailing Natal Madya

18 RS Umum Daerah Kabanjahe Karo Madya

19 RS Umum Daerah Batu Bara Batu Bara Madya

20 RS Umum Daerah Pandan Tapanuli Tengah Madya

21 RS Umum Daerah Aek Kanopan Labuhan Batu Madya


Utara

22 RS Umum Daerah Kota Pinang Labuhan Batu Madya


Selatan

23 RS Umum Daerah Tarutung Tapanuli Utara Madya

24 RS Umum Daerah Sibuhuan Padang Lawas Madya

25 RS Umum Daerah Gunung Tua Padang Lawas Madya


Utara

26 RS Umum Daerah dr. M. Thomsen Nias Nias Madya

27 RS Umum Daerah Parapat Simalungun Madya

28 RS Umum Daerah dr. Rasidin Padang Sumatera Kota Padang Madya


Barat
29 RS Umum Daerah Lubuk Basung Agam Madya

30 RS Umum Daerah Dr. Muhammad Zein Pesisir Selatan Madya


Painan

31 RS Umum Daerah Pasaman Barat Pasaman Barat Madya

32 RS Umum Daerah Padang Pariaman Padang Pariaman Madya

33 RS Umum Daerah dr. Achmad Darwis Lima Puluh Kota Madya

34 RS Umum Daerah Arosuka Solok Solok Madya

35 RS Umum Daerah Prof. Dr. M.A. Hanafiah Tanah Datar Madya

36 RS Umum Daerah Lubuk Sikaping Pasaman Madya

37 RS Umum Daerah Sungai Dareh Dharmasraya Madya


38 RS Umum Daerah Bangkinang Riau Kampar Madya

39 RS Umum Daerah Dr. RM. Pratomo Rokan Hilir Madya


Bagansiapiapi

40 RS Umum Daerah Puri Husada Tembilahan Indragiri Hilir Madya

41 RS Umum Daerah Bengkalis Bengkalis Madya

42 RS Umum Daerah Indrasari Rengat Indragiri Hulu Madya

43 RS Umum Daerah Kota Dumai Kota Dumai Madya

44 RS Umum Daerah Kab. Jombang Jawa Timur Jombang Madya

45 RS Umum Daerah H. Abdul Manap Jambi Kota Jambi Madya

46 RS Umum Daerah Ahmad Ripin Muaro Jambi Madya

47 RS Umum Daerah Kolonel Merangin Madya


Abundjani/Bangko

48 RS Umum Daerah H. Hanafie Bungo Madya

49 RS Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Tebo Madya

50 RS Umum Daerah KH. Daud Arif Tanjung Jabung Madya


Barat

51 RS Umum Daerah Palembang Bari Sumatera Kota Palembang Madya


Selatan
52 RS Umum Daerah Banyuasin Banyuasin Madya

53 RS Umum Daerah Kayuagung Ogan Komering Madya


Ilir

54 RS Umum Daerah Ogan Komering Ulu Timur Ogan Komering Madya


Ulu Timur

55 RS Umum Daerah Sekayu Musi Banyuasin Madya

56 RS Umum Daerah dr. H. M. Rabain Muara Muara Enim Madya


Enim

57 RS Umum Daerah Lahat Lahat Madya


58 RS Umum Daerah Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas Madya
Musi Rawas

59 RS Umum Daerah Dr. Ibnu Sutowo Baturaja Ogan Komering Madya


Ulu

60 RS Umum Daerah Kota Prabumulih Kota Prabumulih Madya

61 RS Umum Daerah Harapan dan Doa Bengkulu Kota Bengkulu Madya

62 RS Umum Daerah Arga Makmur Bengkulu Utara Madya

63 RS Umum Daerah Curup Rejang Lebong Madya

64 RS Umum Daerah Mukomuko Muko Muko Madya

65 RS Umum Daerah Hasanuddin Damrah Bengkulu Selatan Madya


Manna

66 RS Umum Daerah Demang Sepulau Raya Lampung Lampung Tengah Madya

67 RS Umum Daerah Dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Madya


Lampung

68 RS Umum Daerah Sukadana Lampung Timur Madya

69 RS Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM Lampung Selatan Madya

70 RS Umum Daerah May Jen HM Ryacudu Lampung Utara Madya

71 RS Umum Daerah Batin Mangunang Tanggamus Madya

72 RS Umum Daerah Menggala Tulang Bawang Tulang Bawang Madya

73 RS Umum Daerah Zainal Abidin Pagar Alam Way Kanan Madya

74 RS Umum Daerah Depati Bahrin Kepulauan Bangka Madya


Bangka
75 RS Umum Daerah Sejiran Setason Belitung Bangka Barat Madya

76 RS Umum Daerah Depati Hamzah Kota Pangkal Madya


Pinang

77 RS Umum Daerah Kab.Bangka Tengah Bangka Tengah Madya

78 RS Umum Daerah dr. H. Marsidi Judono Belitung Madya


79 RS Umum Daerah Embung Fatimah Kota Kepulauan Kota Batam Madya
Batam Riau

80 RS Umum Daerah Muhammad Sani Karimun Madya


Kabupaten Karimun

81 RS Umum Daerah Kabupaten Bintan Bintan Madya

82 RS Umum Daerah Natuna Natuna Madya

83 RS Umum Daerah Cengkareng DKI Jakarta Kota Jakarta Madya


Barat

84 RS Umum Daerah Pasar Rebo Kota Jakarta Madya


Timur

85 RS Umum Daerah Kabupaten Tangerang Banten Tangerang Madya

86 RS Umum Daerah dr. Drajat Prawiranegara Serang Madya

87 RS Umum Daerah Berkah Pandeglang Pandeglang Madya

88 RS Umum Daerah Malingping Lebak Madya

89 RS Umum Daerah Karawang Jawa Barat Karawang Madya

90 RS Umum Daerah Cibinong Bogor Madya

91 RS Umum Daerah Kab.Bekasi Bekasi Madya

92 RS Umum Daerah Majalaya Bandung Madya

93 RS Umum Daerah dr. Chasbullah Kota Bekasi Madya


Abdulmadjid

94 RS Umum Daerah dr. Slamet Garut Garut Madya

95 RS Umum Daerah Bandung Kiwari Kota Bandung Madya

96 RS Umum Daerah Kota Depok Kota Depok Madya

97 RS Umum Daerah Sayang Cianjur Madya

98 RS Umum Daerah Singaparna Medika Tasikmalaya Madya


Citrautama

99 RS Umum Daerah Kab. Indramayu Indramayu Madya


100 RS Umum Daerah Pandega Pangandaran Pangandaran Madya

101 RS Umum Daerah R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi Madya

102 RS Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon Madya

103 RS Umum Daerah Jampang Kulon Sukabumi Madya

104 RS Umum Daerah KRMT Wongsonegoro Kota Semarang Madya

105 RS Umum Daerah Brebes Brebes Madya


Jawa
106 RS Umum Daerah Cilacap Tengah Cilacap Madya

107 RS Umum Daerah Prof Dr. Margono Banyumas Madya


Soekarjo

108 RS Umum Daerah dr. Soeselo Slawi Tegal Madya


Kabupaten Tegal

109 RS Umum Daerah Dr. R.Soedjati Grobogan Madya


Soemodiardjo

110 RS Umum Daerah Dr. M. Ashari Pemalang Pemalang Madya

111 RS Umum Daerah R. A. Kartini Jepara Madya

112 RS Umum Daerah RAA Soewondo Pati Madya

113 RS Umum Daerah dr. Soedirman Kabupaten Kebumen Madya


Kebumen

114 RS Umum Daerah Bagas Waras Klaten Madya

115 RS Umum Daerah dr. Gunawan Semarang Madya


Mangunkusumo

116 RS Umum Daerah Pandan Arang Boyolali Boyolali Madya

117 RS Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal Kendal Madya

118 RS Umum Daerah Dr. Soediran Mangun Wonogiri Madya


Sumarso Wonogi

119 RS Umum Daerah dr. R. Goeteng Purbalingga Madya


Taroenadibrata
120 RS Umum Daerah Tidar Kota Magelang Madya

121 RS Umum Daerah Dr. R. Soeprapto Cepu Blora Madya

122 RS Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak Madya

123 RS Umum Pusat Surakarta Kota Surakarta Madya

124 RS Umum Daerah Panembahan Senopati DI Bantul Madya


Yogyakarta
125 RS Umum Daerah Wonosari Gunung Kidul Madya

126 RS Umum Daerah Wates Kulon Progo Madya

127 RS Umum Haji Surabaya Jawa Timur Kota Surabaya Madya

128 RS Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen Malang Madya


Kab. Malang

129 RS Umum Daerah Dr. Soebandi Jember Madya

130 RS Umum Daerah Sidoarjo Sidoarjo Madya

131 RS Umum Daerah Bangil Pasuruan Madya

132 RS Umum Daerah Blambangan Banyuwangi Madya

133 RS Umum Daerah Kabupaten Kediri Kediri Madya

134 RS Umum Daerah Ibnu Sina Kab. Gresik Gresik Madya

135 RS Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan Lamongan Madya

136 RS Umum Daerah Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo Madya

137 RS Umum Daerah Dr. R. Koesma Tuban Tuban Madya

138 RS Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi Blitar Madya

139 RS Umum Daerah Prof. Dr. Soekandar Mojokerto Madya

140 RS Umum Daerah Nganjuk Nganjuk Madya

141 RS Umum Daerah Dr. Iskak Tulungagung Tulungagung Madya

142 RS Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang Lumajang Madya


143 RS Umum Daerah Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan Madya
Pamekasan

144 RS Umum Daerah Dr. Soedono Madiun Kota Madiun Madya

145 RS Umum Daerah Wangaya Bali Kota Denpasar Madya

146 RS Daerah Mangusada Badung Madya

147 RS Umum Daerah Kab. Buleleng Buleleng Madya

148 RS Umum Daerah Sanjiwani Gianyar Gianyar Madya

149 RS Umum Daerah Tabanan Tabanan Madya

150 RS Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong Nusa Lombok Timur Madya
Tenggara
151 RS Umum Daerah Patut Patuh Patju Barat Lombok Barat Madya

152 RS Umum Daerah Kota Mataram Kota Mataram Madya

153 RS Umum Daerah Kota Bima Kota Bima Madya

154 RS Umum Praya Lombok Tengah Madya

155 RS H. L. Manambai Abdulkadir Sumbawa Madya

156 RS Umum Soe Nusa Timor Tengah Madya


Tenggara Selatan
Timur
157 RS Umum Daerah S. K. Lerik Kota Kupang Madya

158 RS Umum Daerah dr. Ben Mboi Ruteng Manggarai Madya

159 RS Umum Dr TC Hillers Maumere Sikka Madya

160 RS Umum Daerah Komodo Manggarai Barat Madya

161 RS Umum Daerah Ende Ende Madya

162 RS Umum Daerah Waingapu Sumba Timur Madya

163 RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka Flores Timur Madya

164 RS Umum Daerah MGR Gabriel Manek Belu Madya

165 RS Daerah Kalabahi Alor Madya


166 RS Umum Bajawa Ngada Madya

167 RS Umum Waikabubak Sumba Barat Madya

168 RS Umum Daerah Sultan Syarif Mohammad Kalimantan Kota Pontianak Madya
Alkadrie Barat

169 RS Umum Daerah Dr. Agoesdjam Ketapang Ketapang Madya

170 RS Umum Daerah M. Th. Djaman Sanggau Sanggau Madya

171 RS Umum Daerah Ade Muhammad Djoen Sintang Madya


Sintang

172 RS Umum Daerah dr. A. Diponegoro Kapuas Hulu Madya


Putussibau

173 RS Umum Daerah Dr. Rubini Mempawah Mempawah Madya


(Pontianak)

174 RS Umum Daerah Dr. Abdul Aziz Kota Singkawang Madya


Singkawang

175 RS Umum Daerah Dr Murjani Sampit Kalimantan Kotawaringin Madya


Tengah Timur

176 RS Umum Daerah Dr. H. Soemarno Kapuas Madya


Sosroaatmojo

177 RS Umum Daerah Sultan Imanuddin Kotawaringin Madya


Barat

178 RS Umum Daerah Kuala Pembuang Seruyan Madya

179 RS Umum Daerah Mas Amsyar Kasongan Katingan Madya

180 RS Umum Daerah Jaraga Sasameh Barito Selatan Madya

181 RS Umum Daerah Puruk Cahu Murung Raya Madya

182 RS Umum Daerah Sultan Suriansyah Kalimantan Kota Banjarmasin Madya


Banjarmasin Selatan

183 RS Umum Daerah Ratu Zalecha Banjar Madya

184 RS Umum Daerah dr. H. Andi Abdurrahman Tanah Bumbu Madya


Noor
185 RS Umum Daerah H. Boejasin Pelaihari Tanah Laut Madya

186 RS Umum Daerah Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru Madya

187 RS Umum Daerah H. Badaruddin Kasim Tabalong Madya

188 RS Umum Daerah Brigjed H. Hasan Basry Hulu Sungai Madya


Kandangan Selatan

189 RS Umum Daerah Inche Abdoel Moeis Kalimantan Kota Samarinda Madya
Timur
190 RS Umum Daerah Aji Muhammad Parikesit Kutai Madya
Kartanegara

191 RS Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo Kota Balikpapan Madya

192 RS Umum Daerah Kudungga Kutai Timur Madya

193 RS Umum Daerah Panglima Sebaya Paser Madya

194 RS Umum Daerah Kabupaten Nunukan Kalimantan Nunukan Madya


Utara
195 RS Umum Daerah Tanjung Selor Bulungan Madya

196 RS Umum Daerah Kabupaten Malinau Malinau Madya

197 RS Umum Noongan Minahasa Madya

198 RS Umum Datoe Binangkang Bolaang Madya


Mongondow
Sulawesi
199 RS Umum Daerah Bitung Utara Kota Bitung Madya

200 RS Umum Daerah Amurang Minahasa Madya


Selatan

201 RS Umum Daerah Maria Walanda Maramis Minahasa Utara Madya

202 RS Umum Liun Kendage Kepulauan Madya


Sangihe

203 RS Umum Daerah Kota Kotamobagu Kota Madya


Kotamobagu

204 RS Umum Daerah Anuntaloko Parigi Sulawesi Parigi Moutong Madya


Tengah
205 RS Umum Anutapura Palu Kota Palu Madya
206 RS Umum Daerah Kabupaten Banggai Banggai Madya

207 RS Umum Daerah Poso Poso Madya

208 RS Umum Daerah Tora Belo Sigi Madya

209 RS Umum Mokopido Toli-Toli Toli-Toli Madya

210 RS Umum Daerah Morowali Morowali Madya

211 RS Umum Daerah Daya Kota Makassar Sulawesi Kota Makassar Madya
Selatan
212 RS Umum Daerah Syehk Yusuf Gowa Gowa Madya

213 RS Umum Daerah Tenriawaru Bone Bone Madya

214 RS Umum Daerah H.A. Sulthan Daeng Radja Bulukumba Madya

215 RS Umum Daerah Lamaddukkelleng Wajo Madya


Kabupaten Wajo

216 RS Umum Daerah Batara Guru Luwu Madya

217 RS Umum Daerah Lanto Daeng Pasewang Jeneponto Madya

218 RS Umum Daerah dr. La Palaloi Maros Madya

219 RS Umum Batara Siang Pangkajene Madya


Kepulauan

220 RS Umum Daerah I Lagaligo Luwu Timur Madya

221 RS Umum Daerah Sawerigading Kota Palopo Madya

222 RS Dr. Hasri Ainun Habibie Parepare Kota Pare-pare Madya

223 RS Dr. Tadjuddin Chalid, MPH Kota Makassar Madya

224 RS Bahteramas Provinsi Sultra Sulawesi Kota Kendari Madya


Tenggara
225 RS Umum Daerah Kota Kendari Kota Kendari Madya

226 RS Umum Daerah Konawe Selatan Konawe Selatan Madya

227 RS Benyamin Guluh Kolaka Kolaka Madya

228 RS Umum Daerah Konawe Konawe Madya


229 RS Umum Daerah Raha Muna Madya

230 RS Umum Daerah Kabupaten Bombana Bombana Madya

231 RS Umum Daerah Kota Bau Bau Kota Bau-Bau Madya

232 RS Umum Daerah H.M.Djafar Harun Kolaka Utara Madya

233 RS Umum Daerah Kabupaten Kolaka Timur Kolaka Timur Madya

234 RS Umum Daerah Otanaha Gorontalo Kota Gorontalo Madya

235 RS Umum Daerah dr. M. Mohammad Dunda Gorontalo Madya

236 RS Umum Daerah Tani dan Nelayan Boalemo Madya

237 RS Umum Daerah Polewali Sulawesi Polewali Mandar Madya


Barat
238 RS Umum Daerah Kabupaten Mamuju Mamuju Madya

239 RS Umum Daerah Mamuju Utara Mamuju Utara Madya

240 RS Umum Masohi Maluku Maluku Tengah Madya

241 RS Umum Piru Seram Bagian Madya


Barat

242 RSUD Kab. Buru Buru Madya

243 RS Umum Daerah Bula Seram Bagian Madya


Timur

244 RS Umum Karel Sadsuitubun Maluku Tenggara Madya

245 RS Umum Daerah Labuha Maluku Halmahera Madya


Utara Selatan

246 RS Umum Daerah Tobelo Halmahera Utara Madya

247 RS Umum Daerah Jailolo Halmahera Barat Madya

248 RS Umum Daerah Sanana Kepulauan Sula Madya

249 RS Umum Abepura Papua Kota Jayapura Madya

250 RS Umum Merauke Merauke Madya


251 RS Umum Daerah Kabupaten Mimika Mimika Madya

252 RS Umum Wamena Jayawijaya Madya

253 RS Umum Daerah Tiom Lanny Jaya Madya

254 RS Umum Daerah Dekai Yahukimo Madya

255 RS Umum Daerah Paniai Paniai Madya

256 RS Umum Biak Biak Numfor Madya

257 RS Umum Daerah Karubaga Tolikara Madya

258 RS Umum Nabire Nabire Madya

259 RS Umum Daerah Mulia Puncak Jaya Madya

260 RS Umum Daerah Yowari Sentani Jayapura Madya

261 RS Umum Daerah Kabupaten Mappi Mappi Madya

262 RS Umum Daerah Agats Kab. Asmat Asmat Madya

263 RS Umum Daerah Manokwari Manokwari Madya

264 RS Umum Daerah Kabupaten Sorong Sorong Madya


Papua Barat
265 RS Umum Daerah Fakfak Fakfak Madya

266 RS Umum Daerah Teluk Bintuni Teluk Bintuni Madya

267 RS Umum Daerah Kaimana Kaimana Madya

268 RS Umum Daerah Raja Ampat Raja Ampat Madya

269 RS Umum Daerah Scholoo Keyen Sorong Selatan Madya


LAMPIRAN II. REGIONALISASI PENGAMPU LAYANAN URO-NEFROLOGI
LAMPIRAN III. DAFTAR RS PENGAMPU DAN RS YANG DIAMPU

Pengampu Provinsi Pengampu RS yang Diampu


Pengampu Lokal
Nasional Regional

RS Umum Daerah
Meuraxa
RSUP Zainoel Abidin

RS Umum Daerah
H. Sahudin
Kutacane

RS Umum Daerah
RSUP Zainoel RS Umum Daerah dr. Zubir Mahmud
Abidin Cut Meutia Kab.
Aceh Utara
Aceh RS Umum Daerah
Dr. Fauziah Bireun

RS Umum Daerah
Langsa

RS Umum Daerah
Datu Beru Takengon

RSUP Zainoel RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Abidin TGK Chik Ditiro Dr. H. Yulidin Away
Sigli

RS Umum Daerah
Cut Nyak Dhien

RSUPN Dr. Cipto


Mangunkusumo RS Umum Daerah
Tanjung Pura

RS Umum Daerah
Sultan Sulaiman
Sumatera Utara RSUP H. Adam RS Umum Haji Syariful Alamsyah
Malik (Madya) Medan

RS Umum Daerah
Rantau Prapat
RS Umum Daerah
Kabanjahe

RS Umum Daerah
dr. M. Thomsen Nias

RS Umum Daerah
Parapat

RS Umum Daerah
Aek Kanopan
RSUP H. Adam RS Umum Daerah
Malik (Madya) Dr. Pirngadi
RS Umum Daerah
Kota Pinang

RS Umum Daerah
H. Abdul Manan
Simatupang
Sumatera Utara

RS Umum Daerah
Batu Bara

RS Umum Daerah
Panyabungan

RS Umum Daerah
Gunung Tua
RSUP H. Adam RS Umum Daerah
Malik (Madya) Drs. H. Amri
Tambunan RS Umum Daerah
Sibuhuan

RS Umum Daerah
Tarutung

RS Umum Daerah
Pandan

Sumatera Barat RS Umum Daerah


dr. Rasidin Padang

RSUP Dr. M. Djamil Sumatera Barat RS Umum Daerah


Arosuka Solok
RS Umum Daerah
Sungai Dareh

RSUP Dr. M. Djamil Sumatera Barat RS Umum Daerah


Dr. Muhammad Zein
Painan

RS Umum Daerah
Lubuk Basung

RS Umum Daerah
dr. Achmad Darwis

RSUP Dr. M. RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Djamil Sumatera Dr. Achmad Pasaman Barat
Barat Mochtar

RS Umum Daerah
Padang Pariaman

RS Umum Daerah
Lubuk Sikaping

RS Umum Daerah
Prof. Dr. M.A.
Hanafiah

RS Umum Daerah
Puri Husada
Tembilahan

RS Umum Daerah
Riau RSUP Dr. M. RS Umum Daerah Bengkalis
Djamil Sumatera Arifin Achmad
Barat
RS Umum Daerah
Indrasari Rengat

RS Umum Daerah
Kota Dumai

RS Umum Daerah
Dr. RM. Pratomo
Bagansiapiapi
RS Umum Daerah
Bangkinang

RS Umum Daerah
H. Abdul Manap

RS Umum Daerah
Ahmad Ripin

RS Umum Daerah
Kolonel
Jambi RSUP Fatmawati RS Umum Daerah Abundjani/Bangko
Raden Mattaher
Jambi
RS Umum Daerah
Sultan Thaha
Saifuddin

RS Umum Daerah
H. Hanafie

RS Umum Daerah
KH. Daud Arif

RS Umum Daerah
Kabupaten Bintan

RS Umum Daerah
Natuna

Kepulauan Riau RSUP H. Adam RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Malik (Madya) Raja Ahmad Tabib Muhammad Sani
Kabupaten Karimun

RS Umum Daerah
Embung Fatimah
Kota Batam

RS Umum Daerah
Arga Makmur

Bengkulu RSUP Fatmawati RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Dr. M. Yunus Curup
Bengkulu
RS Umum Daerah
Mukomuko

RS Umum Daerah
Hasanuddin Damrah
Bengkulu RSUP Fatmawati RS Umum Daerah Manna
Dr. M. Yunus
Bengkulu
RS Umum Daerah
Harapan dan Doa

RS Umum Daerah
Palembang Bari

RS Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin RS Umum Pusat Dr.


Palembang (Madya) Rivai Abdullah
(Dasar)

Sumatera Selatan

RS Umum Daerah
Banyuasin

RS Umum Daerah
Dr. Ibnu Sutowo
RS Umum Pusat RS Umum Daerah Baturaja
Dr. Mohammad Siti Fatimah
Hoesin Provinsi Sumatera
Palembang Selatan RS Umum Daerah
(Madya) Kayuagung

RS Umum Daerah
Ogan Komering Ulu
Timur

RS Umum Daerah
Kota Prabumulih

RS Umum Pusat RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Dr. Mohammad Sekayu dr. H. M. Rabain
Hoesin Muara Enim
Palembang
(Madya)
RS Umum Daerah
Lahat
Sumatera Selatan RS Umum Pusat RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Dr. Mohammad Sekayu Dr. Sobirin
Hoesin Kabupaten Musi
Palembang Rawas
(Madya)

RS Umum Daerah
Depati Bahrin

RS Umum Daerah
Sejiran Setason

Bangka Belitung RS Umum Pusat RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Dr. Mohammad Dr. (HC) Ir. Kab.Bangka Tengah
Hoesin Soekarno
Palembang
(Madya) RS Umum Daerah
dr. H. Marsidi
Judono

RS Umum Daerah
Depati Hamzah

RS Umum Daerah
Menggala Tulang
Bawang

RS Umum Daerah
May Jen HM
Ryacudu
Lampung RSUPN Dr. Cipto RS Umum Daerah
Mangunkusumo Dr H Abdul
Moeloek RS Umum Daerah
Dr. A. Dadi
Tjokrodipo

RS Umum Daerah
Batin Mangunang

RS Umum Daerah
Zainal Abidin Pagar
Alam
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Dr H Abdul Dr. H. Bob Bazar
Moeloek

RS Umum Daerah
Demang Sepulau
Lampung RSUPN Dr. Cipto
RSUD Ahmad Raya
Mangunkusumo
Yani Metro

RS Umum Daerah
Sukadana

RS Umum Daerah
Banten

RS Umum Daerah RS Umum Daerah


dr. Drajat Malingping
Prawiranegara

Banten RSUPN Dr. Cipto


Mangunkusumo RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Kabupaten Berkah Pandeglang
Tangerang

RSUP Dr. Sitanala


Tangerang
(Madya)

RS Umum Daerah
Cengkareng
RS Umum Daerah
Tarakan

DKI Jakarta RSUP Fatmawati RS Umum Daerah


Pasar Rebo
RSUP
Persahabatan

RS Umum Daerah dr.


Slamet Garut
Jawa Barat RS Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
(Madya)
RS Umum Daerah
Malaya
RS Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin RS Umum Daerah
(Madya) Majalaya

RS Umum Daerah
Cibinong

RS Umum Daerah
Karawang

RS Umum Daerah RS Umum Daerah


dr. Chasbullah Kab.Bekasi
Abdulmadjid

RS Umum Daerah
RS Umum Pusat Kota Depok
Dr. Hasan Sadikin
(Madya)
RS Umum Daerah
Bandung Kiwari

Jawa Barat
RS Umum Daerah
Sayang

RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Al Ihsan Provinsi Jampang Kulon
Jawa Barat

RS Umum Daerah
R. Syamsudin

RS Umum Daerah
Pandega
RS Umum Daerah Pangandaran
dr. Soekardjo

RS Umum Daerah
Singaparna Medika
Citrautama

RS Umum Daerah
Kab. Indramayu
RS Umum Daerah
Gunung Jati
RS Umum Daerah
Bandung Kiwari
RS Umum Daerah
R. A. Kartini

RS Umum Daerah
RAA Soewondo

RS Umum Daerah
dr. Gunawan
RS Umum Daerah Dr. Moewardi Mangunkusumo
Surakarta Jawa Tengah

RS Umum Daerah
Dr. H. Soewondo
Kendal

Jawa Tengah
RS Umum Daerah
Sunan Kalijaga

RS Umum Daerah
KRMT
Wongsonegoro

RS Umum Daerah RS Umum Pusat


Dr. Moewardi Dr. Soeradji RS Umum Daerah
Surakarta Jawa Tirtonegoro Bagas Waras
Tengah (Madya)

RS Umum Daerah
Pandan Arang
Boyolali

RS Umum Daerah
Dr. Soediran
Mangun Sumarso
Wonogi
RS Umum Daerah RS Umum Pusat
Jawa Tengah Dr. Moewardi Dr. Soeradji RS Umum Daerah
Surakarta Jawa Tirtonegoro Tidar
Tengah (Madya)

RS Umum Daerah
dr. Soeselo Slawi
Kabupaten Tegal
RS Umum Pusat RS Umum Daerah
Dr. Soeradji Dr. R. Soeprapto
Tirtonegoro Cepu
(Madya)

RS Umum Daerah
Brebes

RS Umum Daerah
RS Umum Daerah Cilacap
Dr. Moewardi
Surakarta Jawa
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Tengah
Prof Dr. Margono Dr. M. Ashari
Soekarjo Pemalang

RS Umum Daerah
dr. R. Goeteng
Taroenadibrata

RS Umum Pusat
Surakarta (Dasar)

RS Umum Daerah
Panembahan
Senopati

RS Umum Daerah
DIY RSUP Dr. Sardjito RS Umum Daerah Wates
DIY Kota Yogyakarta

RS Umum Daerah
Wonosari

RS Umum Daerah
Kanjuruhan
Kepanjen Kab.
Malang

RS Umum Daerah
Bangil
Jawa Timur RS Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
Jawa Timur
RS Umum Daerah
Dr. Iskak
Tulungagung
Jawa Timur RS Umum Daerah Dr. Saiful Anwar RS Daerah Dr.
Jawa Timur Haryoto Kabupaten
Lumajang

RS Umum Daerah
Dr. Soegiri
Lamongan

RS Umum Daerah
Waluyo Jati
Kraksaan

RS Umum Daerah
RS Umum Daerah
Ibnu Sina Kab.
Dr. R. Koesma
Gresik
Tuban

RS Umum Daerah
Dr. H. Slamet
Martodirdjo
Pamekasan

RS Umum Daerah
Dr. Soebandi
Jawa Timur RS Umum Daerah
Dr. Saiful Anwar
Jawa Timur RS Umum Daerah
Nganjuk

RS Umum Daerah
Kabupaten Kediri

RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Dr. Soedono Kab. Jombang
Madiun

RS Umum Daerah
Ngudi Waluyo Wlingi

RS Umum Haji
Surabaya
RS Umum Daerah
Sidoarjo
RS Umum Daerah
Blambangan
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Sidoarjo Prof. Dr. Soekandar

RS Umum Daerah
Wangaya

RS Daerah
Mangusada

RS Umum Daerah
Kab. Buleleng
Bali RSUP Sanglah RS Umum Daerah
Bali Bali Mandara
Provinsi Bali RS Umum Daerah
Tabanan

RS Umum Daerah
Sanjiwani Gianyar

RS Umum Daerah
NTB

RS Umum Daerah
Dr. R. Soedjono
Selong

RS H. L. Manambai
NTB RSUP Sanglah RS Umum Daerah Abdulkadir
Bali Kota Mataram

RS Umum Daerah
Kota Bima

RS Umum Daerah
Patut Patuh Patju

RS Umum Praya

RS Umum Soe

NTT RSUP Sanglah RS Umum Prof.


Bali Dr. WZ Johanes RS Umum Daerah
S. K. Lerik
RS Umum Daerah
Waingapu
RS Umum Prof.
Dr. WZ Johanes
RS Umum Bajawa

RS Umum Daerah
NTT RSUP Sanglah Ende
Bali

RS Umum Daerah
Komodo
RS Umum Dr TC
Hillers Maumere
RSUD dr. Hendrikus
Fernandez
Larantuka

RS Umum Daerah
dr. Ben Mboi Ruteng

RS Umum Daerah
Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie

RSUPN Dr. Cipto RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Mangunkusumo Dr. Soedarso dr. A. Diponegoro
Pontianak Putussibau

RS Umum Daerah
Kalimantan Barat Dr. Rubini
Mempawah

RS Umum Daerah
M. Th. Djaman
Sanggau

RSUPN Dr. Cipto RS Umum Daerah


Mangunkusumo Dr. Agoesdjam
Ketapang
RS Umum Daerah
Dr. Abdul Aziz
Singkawang
RSUPN Dr. Cipto RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Mangunkusumo Dr. Agoesdjam Ade Muhammad
Ketapang Djoen Sintang

RS Umum Daerah
Dr. H. Soemarno
Sosroaatmojo

RS Umum Daerah
RS Umum Daerah Kuala Pembuang
Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
RS Umum Daerah
Mas Amsyar
Kasongan
Kalimantan RSUD Ulin
Tengah
RS Umum Daerah
Jaraga Sasameh

RS Umum Daerah
Puruk Cahu
RS Umum Daerah
Dr Murjani Sampit
RS Umum Daerah
Sultan Imanuddin

RS Umum Daerah
Sultan Suriansyah
Banjarmasin

Kalimantan RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Selatan Ulin Banjarmasin Ratu Zalecha RS Umum Daerah
dr. H. Andi
Abdurrahman Noor

RS Umum Daerah
Pangeran Jaya
Sumitra

RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Brigjed H. Hasan H. Boejasin
Basry Kandangan Pelaihari
RS Umum Daerah RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Ulin Banjarmasin Brigjed H. Hasan H. Badaruddin
Basry Kandangan Kasim

RS Umum Daerah
Kudungga

RS Umum Daerah
Panglima Sebaya

Kalimantan Timur RS Umum Daerah RS Umum Daerah RS Umum Daerah


Abdul Wahab Dr. Kanujoso Aji Muhammad
Sjahranie Djatiwibowo Parikesit

RS Umum Daerah
Inche Abdoel Moeis

RS Umum Daerah
Tanjung Selor

RS Umum Daerah
Kabupaten Malinau
Kalimantan Utara RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Abdul Wahab Tarakan (dr. H.
Sjahranie Jusuf SK) RS Umum Daerah
Kabupaten Nunukan

RS Umum Daerah
Polewali
Sulawesi Barat RSUP Dr. Sardjito RS Umum Daerah
DIY Provinsi Sulawesi
Barat RS Umum Daerah
Kabupaten Mamuju

RS Umum Daerah
Mamuju Utara

RS Umum Daerah
Daya Kota
Sulawesi Selatan RSUP Dr. Wahidin RS Umum Daerah Makassar
Sudirohusodo Labuang Baji
(Madya)
RS Umum Daerah
Syehk Yusuf Gowa
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Labuang Baji Lamaddukkelleng
Kabupaten Wajo

RS Umum Daerah
Lanto Daeng
Pasewang

Sulawesi Selatan RSUP Dr. Wahidin RS Umum Daerah


Sudirohusodo RS Dr. Tadjuddin dr. La Palaloi
(Madya) Chalid, MPH

RS Umum Batara
Siang

RS Umum Daerah I
Lagaligo

RS Dr. Hasri Ainun


Habibie Parepare

RS Umum Daerah
H.A. Sulthan Daeng
RS Umum Daerah Radja
Sawerigading
Sulawesi RSUP Dr. Wahidin
Tenggara Sudirohusodo
(Madya) RS Umum Daerah
Batara Guru

RS Umum Daerah
Tenriawaru Bone

RS Umum Daerah
Kota Kendari

RS Umum Daerah
Konawe Selatan
RS Bahteramas
Provinsi Sultra
RS Benyamin Guluh
Kolaka

RS Umum Daerah
Konawe
RS Umum Daerah
Raha

RS Umum Daerah
Kabupaten
Bombana

Sulawesi RSUP Dr. Wahidin RS Umum Daerah


Tenggara Sudirohusodo Kota Bau Bau RS Umum Daerah
(Madya) Kabupaten Kolaka
Timur

RS Umum Daerah
H.M.Djafar Harun

RS Jantung
Pembuluh Darah
Dan Otak Oputa Yi
Koo

RS Umum Daerah
Anuntaloko Parigi

RS Umum
Anutapura Palu

RS Umum Daerah
Kabupaten Banggai

Sulawesi Tengah RSUP Dr. Sardjito RS Umum Daerah RS Umum Daerah


DIY Undata Palu Poso

RS Umum Daerah
Tora Belo

RS Umum Mokopido
Toli-Toli

RS Umum Daerah
Morowali
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Prof Dr. H. Aloei Otanaha
Saboe

Sulawesi Tengah RSUP Dr. Sardjito


DIY RS Umum Daerah RS Umum Daerah
dr. M. Mohammad Tani dan Nelayan
Dunda

RS Umum Noongan

RS Umum Datoe
RS Umum Daerah Binangkang
Provinsi Sulawesi
Utara
RS Umum Daerah
Bitung

Sulawesi utara RSUP Prof. Dr. R.


D. Kandou RS Umum Daerah
(Madya) Amurang

RS Umum Daerah
Maria Walanda
RSU Ratatotok Maramis
Buyat

RS Umum Daerah
Kota Kotamobagu

RS Umum Liun
Kendage

RS Umum Daerah
Labuha

Maluku Utara RS Umum Pusat RS Umum Daerah


Dr. Kariadi Jawa Dr. H. Chasan
Tengah Boesoirie Ternate RS Umum Daerah
Tobelo

RS Umum Daerah
Jailolo
RS Umum Daerah
Sanana

RS Umum Pusat RS Umum Masohi


Dr. J. Leimena

RS Umum Piru

Maluku RSUP Prof. Dr. R. RSUD Kab. Buru


D. Kandou
(Madya)
RS Umum Daerah
Bula
RS Umum Dr. M.
Haulussy Ambon
RS Umum Karel
Sadsuitubun

RS Umum Daerah
Manokwari

RS Umum Daerah
Kabupaten Sorong
Papua Barat RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Dr. Soetomo Provinsi Papua
(Madya) Barat RS Umum Daerah
Fakfak

RS Umum Daerah
Teluk Bintuni

RS Umum Daerah
Kaimana

RS Umum Daerah
Raja Ampat

RS Umum Daerah
Scholoo Keyen

RS Umum Daerah
Kabupaten Mimika
Papua RS Umum Daerah RS Umum
Dr. Soetomo Jrayapura
(Madya) RS Umum Wamena
RS Umum Daerah
Tiom

RS Umum RS Umum Daerah


Jrayapura Dekai

RS Umum Daerah
Paniai

RS Umum Biak

Papua RS Umum Daerah


Dr. Soetomo
(Madya) RS Umum Daerah
Karubaga

RS Umum Nabire

RS Umum Daerah
Mulia
RS Umum
Abepura
RS Umum Daerah
Yowari Sentani

RS Umum Daerah
Kabupaten Mappi

RS Umum Daerah
Agats Kab. Asmat
RS Umum Daerah
Dr. Soetomo
(Madya) RS Umum Merauke

Anda mungkin juga menyukai