Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, Petunjuk Teknis Program Pengampuan Layanan Uro-nefrologi di Indonesia
dapat diselesaikan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Petunjuk
Teknis (Juknis) Pengampuan Penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan
disampaikan ucapan terima kasih, semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan
rahmat hidayah-Nya kepada kita semua.
KATA PENGANTAR
Program pengampuan ini akan dilaksanakan dengan strategi yang telah disusun untuk
pengembangan secara jangka pendek dan jangka panjang. Selain pemenuhan sarana
prasarana pada RS untuk dapat memberikan layanan Uro-Nefrologi yang sesuai
standar, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM juga menjadi isu yang perlu
diperhatikan dan terus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Diharapkan buku petunjuk teknis ini dapat
menjadi panduan dalam melaksanakan Program Pengampuan Layanan Uro-Nefrologi
Kepada segenap tim penyusun, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
atas jerih payah dan kesungguhannya dalam menyelesaikan petunjuk teknis ini.
TIM PENYUSUN
KATA SAMBUTAN
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Landasan Hukum
BAB IV PENUTUP
A. Latar Belakang
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi kasus penyakit
ginjal kronik (PGK) terus meningkat dari 2/1000 penduduk pada tahun 2013
menjadi 3,8/1000 penduduk pada tahun 2018 dan diprediksi akan terus
meningkat pada masa depan. PGK di Indonesia paling banyak disebabkan
oleh komplikasi dari penyakit diabetes dan hipertensi yang tidak ditangani,
glomerulopati primer, nefropati obstruktif, serta penyebab lainnya. Apabila
penyebab PGK ini tidak ditangani dengan adekuat, akan terjadi penurunan
fungsi ginjal secara progresif hingga pada akhirnya terjadi penyakit ginjal
tahap akhir (PGTA). Pasien pada tahap PGTA membutuhkan Terapi
Pengganti Ginjal (TPG) yang dapat berupa hemodialisa (HD), continuous
ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dan transplantasi ginjal.
Data Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2018 menunjukan bahwa jumlah
pasien PGTA yang mendapatkan terapi HD terus meningkat setiap tahunnya
dengan angka mortalitas yang tinggi mencapai 22%. Pada tahun 2018, terjadi
peningkatan jumlah pasien baru yang mendapatkan HD sebanyak 2 kali lipat
dibandingkan tahun 2017 dari 30 ribu pasien menjadi 66 ribu pasien. Pada
tahun 2018, terdapat 132 ribu pasien yang menjalani terapi HD. Sedangkan
hanya 2,4 ribu pasien yang menjalani terapi CAPD. Proporsi pasien yang
menjalani terapi CAPD hanya 2% dari total seluruh pasien PGTA yang
menjalani TPG. Sedangkan angka transplantasi ginjal masih sangat sedikit
dimana angka transplantasi ginjal baru mencapai sekitar 1000 kasus dari
tahun 1977 hingga sekarang. Berdasarkan bukti kepustakaan yang terbaru,
transplantasi ginjal merupakan TPG yang paling optimal pada PGTA karena
kualitas hidup yang lebih baik dan kesintasan yang lebih tinggi dibandingkan
TPG lainnya. Selain itu, dibandingkan dengan HD, CAPD merupakan
modalitas yang lebih cost-effective, kompleksitas yang lebih rendah dan
memiliki tingkat preservasi ginjal yang lebih baik.
B. Tujuan
Petunjuk teknis (juknis) ini disusun dengan tujuan menjadi acuan dalam
pelaksanaan pengampuan layanan Uro-Nefrologi di Indonesia
C. Sasaran
1. Rumah sakit yang termasuk dalam pengampuan layanan Uro-Nefrologi
baik rumah sakit pengampu maupun rumah sakit yang diampu
2. Organisasi Profesi dan Kolegium
3. Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
5. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
7. Peraturan Pemerintah Nomor 93 tahun 2015 tentang Rumah Sakit
Pendidikan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaga
Negara Republik Indonesia tahun 2010 nomor 152, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5178)
9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 tahun 2011
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
11. SK RS jejaring 9 program pelayanan prioritas
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 tahun 2013 tentang Program
Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis
BAB II
STANDAR LAYANAN URO-NEFROLOGI
● Dasar
○ Menyelenggarakan pelayanan skrining dan diagnosis penyakit
ginjal kronik
○ Menyelenggarakan pelayanan, monitoring dan perawatan HD dan
CAPD
○ Menyelenggarakan pelayanan skrining CAKUT
● Madya
Menyelenggarakan pelayanan strata dasar dan ditambah dengan:
○ Menyelenggarakan pelayanan tatalaksana batu saluran kemih
dewasa, terutama dengan teknik invasif minimal
○ Menyelenggarakan pelayanan pemasangan akses HD dan CAPD
○ Menyelenggarakan pelayanan diagnosis CAKUT
○ Menyelenggarakan pelayanan skrining dan diagnosis keganasan
urologi, serta tatalaksana operasi prostat dengan teknik invasif
minimal
● Utama
Menyelenggarakan pelayanan strata madya dan ditambah dengan:
○ Menyelenggarakan pelayanan biopsi ginjal dengan pembacaan
mikroskop cahaya
○ Menyelenggarakan pelayanan HD teknik khusus untuk dewasa
○ Menyelenggarakan pelayanan tatalaksana batu saluran kemih
pediatrik, terutama dengan teknik invasif minimal
○ Menyelenggarakan pelayanan HD dan CAPD anak
○ Skrining calon transplantasi ginjal
○ Menyelenggarakan tatalaksana operatif CAKUT
○ Menyelenggarakan layanan tatalaksana operatif dan kemoterapi
keganasan urologi
● Paripurna
Menyelenggarakan pelayanan strata utama dan ditambah dengan:
○ Menyelenggarakan pelayanan biopsi ginjal dengan fluoresensi atau
pemeriksaan mikroskop elektron
○ Menyelenggarakan pelayanan transplantasi ginjal
○ Menyelenggarakan pelayanan operasi CAKUT dan keganasan
urologi dengan teknik invasif minimal
1. RS Strata Dasar
Standar Minimal Standar Ideal
2. RS Strata Madya
Standar Minimal Standar Ideal
3. RS Strata Utama
Standar Minimal Standar Ideal
4. RS Strata Paripurna
Standar Minimal Standar Ideal
5. RS Pengampu Nasional
Standar
b. RS yang Diampu
1) Ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan atas rekomendasi RS
Pengampu Nasional yang berkoordinasi dengan RS Pengampu
Regional
2) Belum sesuai target strata RS dalam pelayanan prioritas dalam hal
- Standar pelayanan
- Sumber daya manusia
- Sarana prasarana
- Alat kesehatan
3) Memiliki dukungan alokasi anggaran dari Pemerintah Daerah guna
meningkatkan kapasitas Rumah Sakit yang Diampu.
4) Memiliki tim khusus layanan Uro-Nefrologi agar dapat menerima
transfer of knowledge dari RS Pengampu dan dapat membantu
merencanakan dan mengembangkan layanan Uro-Nefrologi di RS
yang Diampu.
5) Memiliki SDM yang akan dilakukan peningkatan kompetensi
6) Memiliki sarana prasarana dan alat kesehatan minimal untuk
dikembangkan dalam peningkatan pelayanan
7) Memiliki persediaan obat dan logistik farmasi dan alat kesehatan
yang sesuai untuk mendukung pelaksanaan layanan Uro-Nefrologi
yang dikembangkan dalam program pengampuan
8) Sanggup membuat program peningkatan kompetensi manajerial
dan kompetensi klinis RS dalam pelayanan Uro-Nefrologi untuk
mencapai target stratifikasi RS yang Diampu.
2) RS Pengampu Regional
a) mengembangkan pelayanan, pendidikan, dan penelitian dalam
bidang Uro-Nefrologi yang dapat diampu oleh RS Pengampu
Nasional atau RS Pengampu Regional dengan strata yang
lebih tinggi;
b) menyusun rencana operasional dan rencana strategis bisnis
dalam pengembangan pelayanan;
c) melakukan analisis dan evaluasi pelayanan untuk rekomendasi
kebijakan;
d) mengembangkan dan melakukan pengampuan pelayanan
dalam bidang Uro-Nefrologi kepada RS yang Diampu
e) membantu dalam penyusunan dan implementasi PPK dalam
bidang Uro-Nefrologi
f) melakukan upaya dalam proses pembentukan jejaring
pengampuan meliputi:
■ melakukan identifikasi terhadap pemetaan kompetensi,
kebutuhan sarana dan prasarana, serta SDM RS yang
Diampu untuk menetapkan target pengampuan dan
upaya mencapai target;
■ dukungan dalam menyusun rencana operasional dan
rencana strategis bisnis dalam pengembangan layanan
RS yang Diampu;
■ membentuk kelompok kerja/tim penanggung jawab
kegiatan pengembangan layanan Uro-Nefrologi dan
pengampuan;
■ meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
kesehatan untuk pelayanan penyakit prioritas yang
dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan, konsultasi
secara langsung atau melalui telekonsultasi,
pendampingan oleh tim pengampu layanan penyakit
prioritas, dan kegiatan lain sesuai kebutuhan
■ melakukan pembagian tugas pengampuan pada rumah
sakit yang telah ditentukan;
■ melakukan optimalisasi sistem rujukan terintegrasi dalam
pelayanan penyakit prioritas;
■ melakukan monitoring evaluasi sesuai target
pengampuan dan membangun sistem komunikasi;
■ bersama dinas kesehatan, melakukan evaluasi capaian
program kesehatan yang menjadi tujuan layanan
pengampuan berdasarkan data sekunder pelayanan
penyakit prioritas; dan
■ melakukan advokasi kepada sektor terkait dalam upaya
peningkatan pelayanan penyakit prioritas pada Rumah
Sakit Diampu;
g) menyampaikan pelaporan terhadap pelaksanaan pengampuan
baik terkait dengan kemajuan pengembangan pelayanan,
pendidikan dan penelitian di internal RS Pengampu Regional
maupun perkembangan pengampuan di RS yang Diampu
secara berkala setiap 6 (enam) bulan untuk disampaikan
kepada Pengampu Nasional, Kementerian Kesehatan dan
pihak lain yang terlibat.
h) menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan dalam
penguatan koordinasi layanan Uro-Nefrologi;
i) bersama jejaring rumah sakit pengampuan menganalisis data
beban pelayanan penyakit dalam bidang Uro-Nefrologi yang
menjadi kebutuhan penguatan pelayanan penyakit prioritas
untuk rekomendasi kebijakan;
b. RS yang diampu
1) mengembangkan pelayanan sesuai dengan ketersediaan
bangunan, prasarana dan alat kesehatan serta sumber daya
manusia untuk mencapai strata target yang telah ditetapkan;
2) menyusun rencana operasional dan rencana strategis bisnis
dalam pengembangan pelayanan;
3) melaksanakan proses penganggaran di daerah untuk
pengalokasian anggaran kegiatan pengampuan dalam rangka
pengembangan stratifikasi prioritas pelayanan kesehatan;
4) meningkatkan mutu pelayanan;
5) menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan dalam
penguatan koordinasi pelayanan;
6) menerima pengampuan pelayanan dengan melaksanakan hal
berikut:
a) Pernyataan komitmen/kesediaan untuk diampu dari pemilik
rumah sakit;
b) menyusun kebutuhan bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan Rumah Sakit Diampu;
c) menyusun kebutuhan sumber daya manusia kesehatan di
bidang pelayanan kanker Rumah Sakit Diampu;
d) menyusun rencana operasional dan rencana strategis bisnis
dalam kegiatan pengampuan pengembangan pelayanan;
e) Tersedia alokasi anggaran dari RS yang Diampu guna
meningkatkan stratifikasi pelayanan ;
f) menetapkan target pengampuan bersama Rumah Sakit
Pengampu dan upaya mencapai target;
g) membentuk kelompok kerja/tim penanggung jawab kegiatan
pengampuan;
h) meningkatkan kompetensi sumber daya manusia kesehatan
di bidang pelayanan yang dilaksanakan melalui pendidikan
dan pelatihan, konsultasi secara langsung atau melalui
telekonsultasi, pendampingan oleh tim pengampu jejaring
pelayanan dan kegiatan lain sesuai kebutuhan;
i) mengembangkan sistem rujukan terintegrasi dalam
pelayanan;
j) bersama dinas kesehatan, melakukan evaluasi capaian
program kesehatan yang menjadi tujuan layanan
pengampuan berdasarkan data beban pelayanan.
7) mengupayakan pemenuhan kebutuhan bangunan, prasarana, dan
peralatan kesehatan yang mendukung penyelenggaraan dan
pengembangan pelayanan;
8) menyediakan data beban pelayanan yang menjadi kebutuhan dan
analisis pelayanan untuk rekomendasi kebijakan sistem pelaporan;
9) membangun sistem jejaring pelayanan; dan
10) melaksanakan semua ketentuan tugas Rumah Sakit Pengampu
sesuai dengan yang tertuang di dalam Perjanjian Kerja Sama
(PKS) antara Rumah Sakit Pengampu dan Rumah Sakit Diampu.
3. Daerah Pengampuan
Daerah pengampuan dibuat berdasarkan regionalisasi. Regionalisasi dan
daftar RS Pengampu dan RS yang Diampu dapat dilihat dalam Lampiran
II dan III.
4. Kegiatan Pengampuan
Program Jejaring Rumah Sakit Pengampuan untuk Pelayanan Kesehatan
Prioritas meliputi:
a. Membangun jejaring kemitraan
b. Transfer of Knowledge (mengisi kebutuhan SDM kesehatan sesuai
kompetensi dan severity level dan sesuai clinical privilege)
c. Pengiriman residensi untuk mendukung pelayanan di Rumah Sakit
Diampu
d. Pengembangan manajemen rumah sakit dan pelayanan klinis untuk
penyakit prioritas di Rumah Sakit Diampu
6. Dukungan Administrasi
a. Perjanjian Kerja Sama (PKS)
1) Pengampuan RS hanya dapat dilakukan jika telah terdapat PKS
antara kedua rumah sakit dan Pemerintah (Pusat/Daerah).
2) Substansi PKS mencakup ruang lingkup utama yaitu:
a) Jenis pengampuan yang diberikan, terutama terdiri dari
pemenuhan kriteria untuk menjadi rumah sakit yang minimal
sesuai dengan strata yang telah ditetapkan;
b) Hak dan kewajiban RS Pengampu dan RS yang Diampu;
c) Sumber Pembiayaan;
d) Jangka Waktu Pelaksanaan;
e) Monitoring dan Evaluasi;
f) PKS harus diketahui oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
PKS juga perlu diinformasikan kepada BPJS cabang setempat.
3) Langkah-langkah membentuk Perjanjian Kerjasama sebagai berikut:
a) Tahap Awal
● RS yang diampu melalui Dinas Kesehatan Provinsi
mengirimkan surat pengampuan (surat permohonan
kerjasama ke Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan) yang berisi permohonan untuk
menjalin kerjasama disertai jenis kerjasama yang
diharapkan dengan tembusan ke RS Pengampu Nasional.
● RS yang diampu bersama Dinas Kesehatan Provinsi
mempersiapkan kedatangan Tim RS Pengampu untuk
dijadikan sebagai gambaran awal untuk kerjasama.
● RS Pengampu melakukan identifikasi melalui pengisian
assessment terhadap permohonan kerja sama RS yang
diampu melalui kunjungan lapangan ke RS yang diampu.
● RS Pengampu memberikan laporan atas hasil penilaian
(assessment) awal saat kunjungan lapangan kepada
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan dan ditembuskan ke Pemerintah Daerah dan RS
yang Diampu, serta RS Pengampu Nasional dan RS
Pengampu Regional di atasnya jika ada.
● Apabila telah mendapatkan persetujuan program dapat
dijalankan maka akan dilakukan pertemuan RS Pengampu
dan RS yang diampu untuk menyusun perencanaan
kegiatan pengampuan.
● Apabila dari hasil penilaian (assessment) Rumah Sakit
Pengampu terdapat kendala dalam pengampuan, maka
diperlukan pembahasan lanjutan dengan melibatkan pihak
terkait
● Pembuatan rencana program.
● Pembuatan rencana anggaran program.
● Penandatanganan PKS.
b) Tahap Pelaksanaan
● Bagi RS diampu:
○ Menyiapkan TOR dan rencana anggaran
○ Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, prasarana
dan alat kesehatan
● Bagi RS Pengampu:
○ Membuat TOR dan rencana anggaran tim RS Pengampu
○ Membuat Surat Tugas untuk staf/tenaga medis yang
akan dikirim ke Rumah Sakit diampu
○ Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana program
yang sudah disusun
c) Tahap Akhir
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
● Monitoring dan evaluasi bersama antara RS Pengampu
dengan RS yang diampu;
● Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi;
● Menyusun rencana tindak lanjut jangka pendek dan jangka
panjang dalam pelaksanaan program.
7. Pembiayaan
Pengaturan pembiayaan pada petunjuk teknis ini terdiri dari komponen
biaya dan sumber biaya. Pembiayaan utama program pengampuan
berasal dari Pemerintah Daerah RS yang Diampu. Namun dapat
dimungkinkan Rumah Sakit Pengampu ikut berperan serta dalam
pembiayaan. Ketentuan tentang pembiayaan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, termasuk pemberlakuan SBM (Standar Biaya Masukan)
Kementerian Keuangan.
1. Komponen biaya terdiri dari:
a. Honor bagi tim RS Pengampu;
b. Biaya transportasi dan akomodasi tim RS Pengampu;
c. Pendukung pelaksanaan pengampuan di Rumah Sakit yang Diampu
(misalnya biaya pengembangan website, teleconference, supervisi,
asuransi, dan sebagainya);
d. Biaya pemenuhan dalam pembangunan atau renovasi sarana,
prasarana, pengadaan alat kesehatan di RS yang Diampu;
e. Biaya penyelenggaraan kegiatan pengampuan (seperti on the job
training, workshop, pelatihan, webinar/daring dan sebagainya) di
Rumah Sakit yang Diampu;
f. Biaya monitoring dan evaluasi.
2. Pembiayaan program pengampuan dapat berasal dari:
a. APBN/D;
b. Anggaran Rumah Sakit Pengampu;
c. Anggaran Rumah Sakit Diampu; atau
d. Sumber pembiayaan lainnya (Donor, LSM, CSR) yang dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Durasi
c. Metode
Workshop anastomosis
d. Penyelenggara
Institusi yang bekerja sama dengan KUI
b. Durasi
c. Metode
d. Penyelenggara
b. Durasi
c. Metode
d. Penyelenggara
b. Metode Pengampuan
1) Kuliah syncronized/asynchronized
2) Dry Workshop
3) Wet Workshop
4) Diskusi Kasus Sulit
c. Durasi Pelatihan
d. Topik
1) Pengenalan mengenai PGK
2) Hipertensi
3) Penyakit Glomerular
4) Penyakit Ginjal Diabetes
5) Penyakit Ginjal Genetik
6) Penyakit Ginjal Polikistik
7) Sindroma kardiorenal dan hepatorenal
8) Penyakit ginjal pada kehamilan
9) Tatalaksana nutrisi pada PGK
10)Asuhan keperawatan pada PGK
e. Evaluasi
Tidak hanya pada saat prosedur, peserta juga akan diminta untuk
mempersiapkan perawatan dan evaluasi perioperatif sebelum dan
sesudah tindakan. Bagi peserta yang sudah pernah melakukan
tindakan PCNl dan/atau RIRS, maka tahap ini berfungsi untuk
memaksimalkan dan menyempurnakan kemampuan.
Strata
No Nama Rumah Sakit Provinsi Kab/Kota Target
1 RS Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Aceh Kota Banda Aceh Paripurna
Kota Jakarta
5 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo DKI Jakarta Pusat Paripurna
Kota Jakarta
6 RSUP Fatmawati DKI Jakarta Selatan Paripurna
7 RS Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Jawa Barat Kota Bandung Paripurna
9 RS Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Jawa Tengah Kota Surakarta Paripurna
12 RS Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Jawa Timur Kota Malang Paripurna
Kalimantan
14 RS Umum Daerah Ulin Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin Paripurna
Kalimantan
15 RS Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Timur Kota Samarinda Paripurna
9 RS Umum Daerah Raja Ahmad Tabib Kepulauan Kota Tanjung Pinang Utama
Riau
22 RS Umum Daerah Dr. Doris Sylvanus Kalimantan Kota Palangka Raya Utama
Palangka Raya Tengah
23 RS Umum Daerah Tarakan (dr. H. Jusuf SK) Kalimantan Kota tarakan Utama
Utara
28 RS Umum Daerah Prof Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo Kota Gorontalo Utama
1 RS Umum Daerah Cut Meutia Kab. Aceh Aceh Aceh Utara Madya
Utara
150 RS Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong Nusa Lombok Timur Madya
Tenggara
151 RS Umum Daerah Patut Patuh Patju Barat Lombok Barat Madya
168 RS Umum Daerah Sultan Syarif Mohammad Kalimantan Kota Pontianak Madya
Alkadrie Barat
189 RS Umum Daerah Inche Abdoel Moeis Kalimantan Kota Samarinda Madya
Timur
190 RS Umum Daerah Aji Muhammad Parikesit Kutai Madya
Kartanegara
211 RS Umum Daerah Daya Kota Makassar Sulawesi Kota Makassar Madya
Selatan
212 RS Umum Daerah Syehk Yusuf Gowa Gowa Madya
LAMPIRAN II. REGIONALISASI PENGAMPU LAYANAN URO-NEFROLOGI
LAMPIRAN III. DAFTAR RS PENGAMPU DAN RS YANG DIAMPU
RS Umum Daerah
Meuraxa
RSUP Zainoel Abidin
RS Umum Daerah
H. Sahudin
Kutacane
RS Umum Daerah
RSUP Zainoel RS Umum Daerah dr. Zubir Mahmud
Abidin Cut Meutia Kab.
Aceh Utara
Aceh RS Umum Daerah
Dr. Fauziah Bireun
RS Umum Daerah
Langsa
RS Umum Daerah
Datu Beru Takengon
RS Umum Daerah
Cut Nyak Dhien
RS Umum Daerah
Sultan Sulaiman
Sumatera Utara RSUP H. Adam RS Umum Haji Syariful Alamsyah
Malik (Madya) Medan
RS Umum Daerah
Rantau Prapat
RS Umum Daerah
Kabanjahe
RS Umum Daerah
dr. M. Thomsen Nias
RS Umum Daerah
Parapat
RS Umum Daerah
Aek Kanopan
RSUP H. Adam RS Umum Daerah
Malik (Madya) Dr. Pirngadi
RS Umum Daerah
Kota Pinang
RS Umum Daerah
H. Abdul Manan
Simatupang
Sumatera Utara
RS Umum Daerah
Batu Bara
RS Umum Daerah
Panyabungan
RS Umum Daerah
Gunung Tua
RSUP H. Adam RS Umum Daerah
Malik (Madya) Drs. H. Amri
Tambunan RS Umum Daerah
Sibuhuan
RS Umum Daerah
Tarutung
RS Umum Daerah
Pandan
RS Umum Daerah
Lubuk Basung
RS Umum Daerah
dr. Achmad Darwis
RS Umum Daerah
Padang Pariaman
RS Umum Daerah
Lubuk Sikaping
RS Umum Daerah
Prof. Dr. M.A.
Hanafiah
RS Umum Daerah
Puri Husada
Tembilahan
RS Umum Daerah
Riau RSUP Dr. M. RS Umum Daerah Bengkalis
Djamil Sumatera Arifin Achmad
Barat
RS Umum Daerah
Indrasari Rengat
RS Umum Daerah
Kota Dumai
RS Umum Daerah
Dr. RM. Pratomo
Bagansiapiapi
RS Umum Daerah
Bangkinang
RS Umum Daerah
H. Abdul Manap
RS Umum Daerah
Ahmad Ripin
RS Umum Daerah
Kolonel
Jambi RSUP Fatmawati RS Umum Daerah Abundjani/Bangko
Raden Mattaher
Jambi
RS Umum Daerah
Sultan Thaha
Saifuddin
RS Umum Daerah
H. Hanafie
RS Umum Daerah
KH. Daud Arif
RS Umum Daerah
Kabupaten Bintan
RS Umum Daerah
Natuna
RS Umum Daerah
Embung Fatimah
Kota Batam
RS Umum Daerah
Arga Makmur
RS Umum Daerah
Hasanuddin Damrah
Bengkulu RSUP Fatmawati RS Umum Daerah Manna
Dr. M. Yunus
Bengkulu
RS Umum Daerah
Harapan dan Doa
RS Umum Daerah
Palembang Bari
Sumatera Selatan
RS Umum Daerah
Banyuasin
RS Umum Daerah
Dr. Ibnu Sutowo
RS Umum Pusat RS Umum Daerah Baturaja
Dr. Mohammad Siti Fatimah
Hoesin Provinsi Sumatera
Palembang Selatan RS Umum Daerah
(Madya) Kayuagung
RS Umum Daerah
Ogan Komering Ulu
Timur
RS Umum Daerah
Kota Prabumulih
RS Umum Daerah
Depati Bahrin
RS Umum Daerah
Sejiran Setason
RS Umum Daerah
Depati Hamzah
RS Umum Daerah
Menggala Tulang
Bawang
RS Umum Daerah
May Jen HM
Ryacudu
Lampung RSUPN Dr. Cipto RS Umum Daerah
Mangunkusumo Dr H Abdul
Moeloek RS Umum Daerah
Dr. A. Dadi
Tjokrodipo
RS Umum Daerah
Batin Mangunang
RS Umum Daerah
Zainal Abidin Pagar
Alam
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Dr H Abdul Dr. H. Bob Bazar
Moeloek
RS Umum Daerah
Demang Sepulau
Lampung RSUPN Dr. Cipto
RSUD Ahmad Raya
Mangunkusumo
Yani Metro
RS Umum Daerah
Sukadana
RS Umum Daerah
Banten
RS Umum Daerah
Cengkareng
RS Umum Daerah
Tarakan
RS Umum Daerah
Cibinong
RS Umum Daerah
Karawang
RS Umum Daerah
RS Umum Pusat Kota Depok
Dr. Hasan Sadikin
(Madya)
RS Umum Daerah
Bandung Kiwari
Jawa Barat
RS Umum Daerah
Sayang
RS Umum Daerah
R. Syamsudin
RS Umum Daerah
Pandega
RS Umum Daerah Pangandaran
dr. Soekardjo
RS Umum Daerah
Singaparna Medika
Citrautama
RS Umum Daerah
Kab. Indramayu
RS Umum Daerah
Gunung Jati
RS Umum Daerah
Bandung Kiwari
RS Umum Daerah
R. A. Kartini
RS Umum Daerah
RAA Soewondo
RS Umum Daerah
dr. Gunawan
RS Umum Daerah Dr. Moewardi Mangunkusumo
Surakarta Jawa Tengah
RS Umum Daerah
Dr. H. Soewondo
Kendal
Jawa Tengah
RS Umum Daerah
Sunan Kalijaga
RS Umum Daerah
KRMT
Wongsonegoro
RS Umum Daerah
Pandan Arang
Boyolali
RS Umum Daerah
Dr. Soediran
Mangun Sumarso
Wonogi
RS Umum Daerah RS Umum Pusat
Jawa Tengah Dr. Moewardi Dr. Soeradji RS Umum Daerah
Surakarta Jawa Tirtonegoro Tidar
Tengah (Madya)
RS Umum Daerah
dr. Soeselo Slawi
Kabupaten Tegal
RS Umum Pusat RS Umum Daerah
Dr. Soeradji Dr. R. Soeprapto
Tirtonegoro Cepu
(Madya)
RS Umum Daerah
Brebes
RS Umum Daerah
RS Umum Daerah Cilacap
Dr. Moewardi
Surakarta Jawa
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Tengah
Prof Dr. Margono Dr. M. Ashari
Soekarjo Pemalang
RS Umum Daerah
dr. R. Goeteng
Taroenadibrata
RS Umum Pusat
Surakarta (Dasar)
RS Umum Daerah
Panembahan
Senopati
RS Umum Daerah
DIY RSUP Dr. Sardjito RS Umum Daerah Wates
DIY Kota Yogyakarta
RS Umum Daerah
Wonosari
RS Umum Daerah
Kanjuruhan
Kepanjen Kab.
Malang
RS Umum Daerah
Bangil
Jawa Timur RS Umum Daerah Dr. Saiful Anwar
Jawa Timur
RS Umum Daerah
Dr. Iskak
Tulungagung
Jawa Timur RS Umum Daerah Dr. Saiful Anwar RS Daerah Dr.
Jawa Timur Haryoto Kabupaten
Lumajang
RS Umum Daerah
Dr. Soegiri
Lamongan
RS Umum Daerah
Waluyo Jati
Kraksaan
RS Umum Daerah
RS Umum Daerah
Ibnu Sina Kab.
Dr. R. Koesma
Gresik
Tuban
RS Umum Daerah
Dr. H. Slamet
Martodirdjo
Pamekasan
RS Umum Daerah
Dr. Soebandi
Jawa Timur RS Umum Daerah
Dr. Saiful Anwar
Jawa Timur RS Umum Daerah
Nganjuk
RS Umum Daerah
Kabupaten Kediri
RS Umum Daerah
Ngudi Waluyo Wlingi
RS Umum Haji
Surabaya
RS Umum Daerah
Sidoarjo
RS Umum Daerah
Blambangan
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Sidoarjo Prof. Dr. Soekandar
RS Umum Daerah
Wangaya
RS Daerah
Mangusada
RS Umum Daerah
Kab. Buleleng
Bali RSUP Sanglah RS Umum Daerah
Bali Bali Mandara
Provinsi Bali RS Umum Daerah
Tabanan
RS Umum Daerah
Sanjiwani Gianyar
RS Umum Daerah
NTB
RS Umum Daerah
Dr. R. Soedjono
Selong
RS H. L. Manambai
NTB RSUP Sanglah RS Umum Daerah Abdulkadir
Bali Kota Mataram
RS Umum Daerah
Kota Bima
RS Umum Daerah
Patut Patuh Patju
RS Umum Praya
RS Umum Soe
RS Umum Daerah
NTT RSUP Sanglah Ende
Bali
RS Umum Daerah
Komodo
RS Umum Dr TC
Hillers Maumere
RSUD dr. Hendrikus
Fernandez
Larantuka
RS Umum Daerah
dr. Ben Mboi Ruteng
RS Umum Daerah
Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie
RS Umum Daerah
Kalimantan Barat Dr. Rubini
Mempawah
RS Umum Daerah
M. Th. Djaman
Sanggau
RS Umum Daerah
Dr. H. Soemarno
Sosroaatmojo
RS Umum Daerah
RS Umum Daerah Kuala Pembuang
Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
RS Umum Daerah
Mas Amsyar
Kasongan
Kalimantan RSUD Ulin
Tengah
RS Umum Daerah
Jaraga Sasameh
RS Umum Daerah
Puruk Cahu
RS Umum Daerah
Dr Murjani Sampit
RS Umum Daerah
Sultan Imanuddin
RS Umum Daerah
Sultan Suriansyah
Banjarmasin
RS Umum Daerah
Pangeran Jaya
Sumitra
RS Umum Daerah
Kudungga
RS Umum Daerah
Panglima Sebaya
RS Umum Daerah
Inche Abdoel Moeis
RS Umum Daerah
Tanjung Selor
RS Umum Daerah
Kabupaten Malinau
Kalimantan Utara RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Abdul Wahab Tarakan (dr. H.
Sjahranie Jusuf SK) RS Umum Daerah
Kabupaten Nunukan
RS Umum Daerah
Polewali
Sulawesi Barat RSUP Dr. Sardjito RS Umum Daerah
DIY Provinsi Sulawesi
Barat RS Umum Daerah
Kabupaten Mamuju
RS Umum Daerah
Mamuju Utara
RS Umum Daerah
Daya Kota
Sulawesi Selatan RSUP Dr. Wahidin RS Umum Daerah Makassar
Sudirohusodo Labuang Baji
(Madya)
RS Umum Daerah
Syehk Yusuf Gowa
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Labuang Baji Lamaddukkelleng
Kabupaten Wajo
RS Umum Daerah
Lanto Daeng
Pasewang
RS Umum Batara
Siang
RS Umum Daerah I
Lagaligo
RS Umum Daerah
H.A. Sulthan Daeng
RS Umum Daerah Radja
Sawerigading
Sulawesi RSUP Dr. Wahidin
Tenggara Sudirohusodo
(Madya) RS Umum Daerah
Batara Guru
RS Umum Daerah
Tenriawaru Bone
RS Umum Daerah
Kota Kendari
RS Umum Daerah
Konawe Selatan
RS Bahteramas
Provinsi Sultra
RS Benyamin Guluh
Kolaka
RS Umum Daerah
Konawe
RS Umum Daerah
Raha
RS Umum Daerah
Kabupaten
Bombana
RS Umum Daerah
H.M.Djafar Harun
RS Jantung
Pembuluh Darah
Dan Otak Oputa Yi
Koo
RS Umum Daerah
Anuntaloko Parigi
RS Umum
Anutapura Palu
RS Umum Daerah
Kabupaten Banggai
RS Umum Daerah
Tora Belo
RS Umum Mokopido
Toli-Toli
RS Umum Daerah
Morowali
RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Prof Dr. H. Aloei Otanaha
Saboe
RS Umum Noongan
RS Umum Datoe
RS Umum Daerah Binangkang
Provinsi Sulawesi
Utara
RS Umum Daerah
Bitung
RS Umum Daerah
Maria Walanda
RSU Ratatotok Maramis
Buyat
RS Umum Daerah
Kota Kotamobagu
RS Umum Liun
Kendage
RS Umum Daerah
Labuha
RS Umum Daerah
Jailolo
RS Umum Daerah
Sanana
RS Umum Piru
RS Umum Daerah
Manokwari
RS Umum Daerah
Kabupaten Sorong
Papua Barat RS Umum Daerah RS Umum Daerah
Dr. Soetomo Provinsi Papua
(Madya) Barat RS Umum Daerah
Fakfak
RS Umum Daerah
Teluk Bintuni
RS Umum Daerah
Kaimana
RS Umum Daerah
Raja Ampat
RS Umum Daerah
Scholoo Keyen
RS Umum Daerah
Kabupaten Mimika
Papua RS Umum Daerah RS Umum
Dr. Soetomo Jrayapura
(Madya) RS Umum Wamena
RS Umum Daerah
Tiom
RS Umum Daerah
Paniai
RS Umum Biak
RS Umum Nabire
RS Umum Daerah
Mulia
RS Umum
Abepura
RS Umum Daerah
Yowari Sentani
RS Umum Daerah
Kabupaten Mappi
RS Umum Daerah
Agats Kab. Asmat
RS Umum Daerah
Dr. Soetomo
(Madya) RS Umum Merauke