DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum (1)
B. Permasalahan dan Aspek Strategis (2)
C. Metode Pengumpulan Data Kinerja (9)
D. Tujuan Penulisan Pelaporan Kinerja (10)
II PERENCANAAN KINERJA
A. Metode Pengukuran Kinerja (11)
IV PENUTUP (44)
LAMPIRAN
i
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Daftar
Tabel
Tabel 1. Peta Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (3)
Tabel 2. Strategi dan Target Reforma Agraria dan Pengadaan Tanah (5)
Tabel 3. Peraturan Menteri Pendukung Pelaksanaan Program Prioritas (5)
Tabel 4. Instruksi Menteri Pendukung Pelaksanaan Program Prioritas (7)
Tabel 5. Surat Edaran Menteri Pendukung Pelaksanaan Program Prioritas (8)
Tabel 6. Perjanjian Kinerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Tahun 2015 (15)
Tabel 7. Rencana Strategis dan Capaian Kinerja Kementerian (18)
Tabel 8. Jenis Program Prioritas dan Realisasi Input dan Output Tahun 2015 (31)
Tabel 9. Tingkat Efisiensi Anggaran Terhadap Output Program Prioritas (32)
Tabel 10. Realisasi dan Sisa pada Input dan Output Program Prioritas (33)
Tabel 11. Realisasi Anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Tahun 2015 (34)
ii
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Daftar
Gambar
Gambar 1. Skematis sistem Pelaporan pada SKMPP (9)
Gambar 2. Ikhtisar Rencana Strategis.(18)
Gambar 3. Perbandingan Nilai Reformasi Birokrasi Tahun 2014 dan 2015 (19)
Gambar 4. Perbandingan Nilai Evaluasi Laporan Kinerja Tahun 2010-2015 (19)
Gambar 5. Perbandingan Nilai Opini Badan Pemeriksa Keuangan (19)
Gambar 6. Perbandingan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan
Tahun 2013-2015 (19)
Gambar 7. Perbandingan Capaian Kinerja Penataan Ruang tahun 2015 dengan
Renstra 2015-2019 (21)
Gambar 8. Perbandingan Capaian Kinerja Cakupan bidang Tanah terpetakan
5 Tahun Terakhir (22)
Gambar 9. Perbandingan Capaian Kinerja Cakupan Bidang Tanah Tahun 2015
Dengan Renstra 2015-2019 (22)
Gambar 10. Perbandingan Capaian Kinerja Legalisasi Aset Tahun 2010-2015 (23)
Gambar 11. Perbandingan Capaian Kinerja Legalisasi Aset Tahun 2015 Dengan
Renstra 2015-2019 (23)
Gambar 12. Perbandingan Capaian Kinerja Peningkatan Income Sampai Tahun 2015
dengan Renstra 2015-2019 (24)
Gambar 13. Perbandingan Capaian Kinerja Berkurangnya Sengketa, Konflik
dan Perkara Pertanahan Tahun 2010-2015 (27)
Gambar 14. Perbandingan Capaian Kinerja Berkurangnya Kasus Pertanahan
Tahun 2015 dengan Renstra 2015-2019 (27)
Gambar 15. Realisasi Pencapaian PNBP 2015-2019 (35)
Gambar 16. Perbandingan Legalisasi Aset 2015 Rupiah Murni dengan PNBP (35)
Gambar 17. Peran Produk Legalisasi Aset Terhadap Kesejahteraan (36)
Gambar 18. Perbandingan Antara APBNP 2015 Dengan Capaian Hak Tanggungan (38)
iii
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Daftar
Persamaan
Persamaan 1. Persentase Pencapaian Penataan Ulang Ketimpangan Penguasanaan Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (11)
Persamaan 2. Persentase Kenaikan Pendapatan Masyarakat Penerima Reforma Agraria (11)
Persamaan 3. Persentase Peningkatan Kesesuaian Rencana Program Pembangunan Sektor
Dengan Rencana Tata Ruang (12)
Persamaan 4. Peningkatan Tertib Tata Ruang dan Penguasaan Tanah (12)
Persamaan 5. Persentase Berkurangnya Jumlah Sengketa, Konflik dan Perkara Bidang Tata
Ruang dan Pertanahan (13)
Persamaan 6. Persentase Cakupan Peta Dasar Pertanahan (13)
Persamaan 7. Persentase Jumlah Tanah Yang Terdaftar (14)
iv
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LKj) atau dulu dikenal dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAKIP) sejatinya merupakan dokumen pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN kurun waktu tahun 2015 kepada pemangku
kepentingan (stakeholder) yaitu Masyarakat Indonesia dengan semangat dan etos kerja
#SenangMemudahkan. Laporan Kinerja ini juga dapat di upload di website Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN yaitu : www.bpn.go.id.
Laporan Kinerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Tahun 2015 merupakan
tahun terakhir dari Pelaksanaan Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/BPN periode tahun 2015-2019 sehingga secara akumulutatif capaian kinerja
dari tahun 2010-2014 menggambarkan juga capaian kinerja Renstra Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/BPN yang dimaksud. Dengan kata lain, asumsi-asumsi penyusunan
Rencana Strategis tahun 2015-2019 telah disimpulkan benar ataukah ada yang kurang
tepat. Hasil evaluasi semacam ini sangat berguna untuk merumuskan asumsi-asumsi yang
relevan untuk penyusunan perencanaan yang akan datang.
v
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
satu. Dalam laporan kinerja ini menggunakan seluruh bahan-bahan yang ada dalam setiap
sasaran dan indikator program baik di pusat dan daerah.
Telah diupayakan dengan segala daya baik pikiran dan tenaga bahkan melalui
diskusi yang hangat, penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN Tahun 2015 masih dijumpai kekurangan disana sini. Namun besar harapan,
kiranya Laporan Kinerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Tahun 2015 diapresiasi
seluruh masyarakat sehingga upaya menjadikan tanah dan pertanahan bagi
sebesar-besarnya kemamuran rakyat Indonesia segera terwujud. Laporan Kinerja ini juga
menjadi bahan masukan yang sangat baik untuk perbaikan mutu perencanaan ke depan.
vi
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
IKHTISAR
EKSEKUTIF
Indonesia merupakan salah satu dari 10 Negara di dunia yang memiliki wilayah daratan
terluas. Dengan luas daratan mencapai 191,09 juta Hektar. Luasnya wilayah daratan ini
merupakan berkah dan Anugerah Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus pekerjaan besar bagi
pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mengelolanya. Seiring dengan pertambahan
penduduk dan pergeseran ke Negara Industri telah menyebabkan semakin strategis dan
semakin rumitnya pengelolaan pertanahan di Indonesia. Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional melaksanakan sebagian tugas pemerintahan di bidang
pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral; melalui tugas dan fungsi dalam
perumusan kebijakan dan pelaksanaan manajemen dan pelayanan pertanahan. Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional harus dapat menjawab permasalahan-permasalahan strategis bidang
pertanahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yaitu: tingginya konflik
pertanahan, berlarutnya penyelesaian kasus pertanahan, rendahnya cakupan peta dasar,
kurangnya SDM pengukuran, sulitnya pengadaan tanah untuk kepentingan umum, sebagian
besar petani kuasai lahan dibawah setengah hektar serta permasalahan tanah adat dan
tanah ulayat, berkurangnya kasus pertanahan.
Pada tahun 2015 – 2016, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
berkonstribusi dalam pencapaian Program Prioritas Nasional yaitu Prioritas nomor 5
(penanggulangan kemiskinan), nomor 6 (infrastruktur), nomor 7 (iklim investasi dan iklim
usaha), nomor 8 (energi) dan nomor 10 (daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca
konflik), untuk kontribusi tersebut Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional menetapkan tiga sasaran stretegis yang ditetapkan pada Renstra 2015-2019, yaitu
(1) meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan agraria yang adil dan
berkelanjutan; (2) terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; (3)
berkurangnya kasus tata ruang dan pertanahan (sengketa, konflik, dan perkara).
Kementerian Agraria dan Tata Ruang mempunyai tujuan utama mewujudkan Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang diwujudkan melalui sasaran
strategis yang telah ditetapkan. Tingkat keberhasilan tujuan utama ini terlihat dari indeks
Hak Tanggungan (HT) membandingkan jumlah total hak tanggungan dibagi jumlah
penduduk tahun 2015 dan indeks Hak Tanggungan–APBN (HT APBN), membandingkan
jumlah hak tanggungan dengan APBN tahun 2015. Tahun 2015 Kementerian berhasil
mencapai indeks Hak Tanggungan sebesar Rp .5.077.873/kapita pertahun, artinya adanya
sumbangan kinerja Kementerian sebesar indeks tersebut dalam bentuk pembangunan
sektor riil. Indeks HT-APBN adalah sebesar 0,634, artinya kinerja Hak Tanggungan
mencapai 63,4% dari total APBN Tahun 2015. Kedua indeks ini menunjukkan betapa besar
peran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam
mewujudkan Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kedua nilai indeks ini
dijadikan tolak ukur sumbangsih Kementerian dari kinerja yang dilaksanakan dari tahun ke
tahun.
Jika dirinci capaian kinerja berdasarkan sasaran strategis maka capaian kinerja
Kementerian tahun 2015; (1) Sasaran Strategis Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
melalui pemanfaatan agraria yang adil dan berkelanjutan; (a) Persentase kenaikan
pendapatan masyarakat penerima reforma agrarian (200%); (b) Persentase Peningkatan
kesesuaian Rencana Program Pembangunan sektor dengan rencana tata ruang (100%);
vii
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
(2) Terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; (a) Peningkatan
tertib tata ruang dan penguasaan tanah (103%); (3) Berkurangnya kasus tata ruang dan
pertanahan (sengketa, konflik, dan perkara); (a) Persentase berkurangnya jumlah sengketa,
konflik dan perkara bidang tata ruang dan pertanahan (82,01%); (b) Persentase cakupan
peta dasar pertanahan (51,6%); (c) Persentase Jumlah Tanah Yang Terdaftar (232%).
viii
BAB
PENDAHULUAN
I
A. Gambaran Umum
D. Tujuan Penulisan
Pelaporan Kinerja
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
A. Gambaran Umum
Dari catatan sejarah, Kementerian Agraria bukanlah sesuatu yang baru bagi
NKRI. Berdiri pertama kali tahun 1955, Kementerian Agraria mengalami pasang surut
sebelum berubah menjadi Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada tahun 1988. Yang
menarik dari Kabinet Kerja adalah ditambahkannya nomenklatur “tata ruang” di dalam
nama Kementerian Agraria. Secara implisit, hal ini mensyaratkan penggabungan
urusan terkait land register (hak atas tanah), yang merupakan bidang tugas BPN, dan
urusan terkait pengaturan land use (pemanfaatan lahan), yang selama ini tersebar di
beberapa kementerian.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional. Kementerian Agraria dan Tata Ruang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang mempunyai Fungsi: (1) perumusan,
penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang, infrastruktur
keagrariaan/pertanahan, hubungan hokum keagrariaan/pertanahan, penataan
agraria/pertanahan, pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang dan
penguasaan tanah, serta penanganan masalah agraria/pertanahan, pemanfaatan
ruang, dan tanah; (2) koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang; (3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab Kementerian Agraria dan Tata Ruang; (4) pengawasan atas
pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang; (5)
pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang di daerah; dan (6) pelaksanaan dukungan yang bersifat
substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang.
Dengan ditetapkannya urusan tata ruang menjadi satu kesatuan dengan
Kementerian Agraria, maka ada peluang untuk dapat memperbaiki fragmentasi
pelaksanaan penataan ruang yang terjadi selama ini. Perkembangan terakhir yang
disajikan oleh beragam media berupa respon terkait aktivitas Kementerian Agraria
dan Tata Ruang merefleksikan upaya tersebut. Beberapa isu yang memang menjadi
concern bersama misalnya integrasi hak atas tanah dan pemanfaatan ruang,
kebutuhan akan one map policy (peta yang terintegrasi), dan penggabungan urusan
penataan ruang di Kementerian Pekerjaan Umum ke dalam Kementerian Agraria dan
Tata Ruang. Namun demikian, dua hal lain yang juga perlu mendapatkan
pertimbangan pertama upaya untuk meningkatkan efektifitas kerja kementerian ini dan
kedua upaya mengatasi problematika penataan ruang yang selama ini menghambat
banyak Pemerintah Daerah dalam menetapkan rencana tata ruangnya. Sebagai
catatan, hingga tahun kedelapan pelaksanaan Undang-Undang Penataan Ruang,
belum semua provinsi dan kabupaten/kota memiliki rencana tata ruang.
Integrasi hak atas tanah dan pemanfaatan lahan juga dapat diinisiasi segera
dengan memanfaatkan beragam instrumen yang ada. Sebab permasalahan
ketidakterkaitan keduanya selama ini lebih karena menteri yang membidangi kedua
urusan tersebut tidak satu atap. Diharapkan dengan integrasi tersebut,
ketidaksesuaian antara pemanfaatan lahan dan hak atas tanah dapat segera diatasi,
dan masyarakat dapat segera merasakan manfaat dari kementerian baru ini.
Untuk mewujudkan harapan keadilan hak atas tanah dan keadilan dalam
pemanfaatan ruang bagi seluruh masyarakat Indonesia dan dalam rangka menjadikan
1
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, merupakan pekerjaan besar
sekaligus pekerjaan mulia yang diamanahkan pada seluruh jajaran Kementerian
ATR/BPN. Amanah ini mengandung sejuta harapan yang harus di wujudkan bersama.
Sebagai institusi yang memiliki otoritas untuk mewujudkan amanah tersebut tentunya
tidak ada pilihan lain. Mewujudkan suatu keharusan, namun yang tidak kala penting
adalah percepatan yang dilakukan untuk mewujudkanya.
Untuk mewujudkan harapan-harapan semua pihak akan peran Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan mewujudkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015 – 2019, serta untuk menjamim agar
semua kegiatan yang dilaksanakan kementerian berjalan secara sistematis, terukur,
terarah dan berorientasi pada hasil (outcome) perlu disusun rencana strategis
kementerian untuk lima tahun kedepan (2015-2019).
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah daratan yang
luas. Dengan luas daratan mencapai 191,09 juta Hektar, merupakan negara 10 besar
terluas di dunia. Luasnya wilayah daratan ini merupakan berkah dan anugerah Yang
Maha Kuasa, sekaligus pekerjaan besar bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia
untuk mengelolanya. Seiring dengan pertambahan penduduk dan pergeseran ke
negara industri telah menyebabkan semakin strategis dan semakin rumitnya
pengelolaan agraria, tata ruang dan pertanahan di Indonesia. Luas wilayah Indonesia
adalah lebih kurang 840 juta Ha, terdiri 191 Juta Ha daratan dan 649 juta Ha lautan.
Dari luas daratan, sekitar 124,19 juta hektar (64,93%) masih berupa hutan seperti
hutan lebat, hutan sejenis, dan hutan belukar. Sisanya seluas 67,08 juta hektar
(35,07%) telah dibudidayakan dengan berbagai kegiatan.
Identifikasi permasalahan yang menjadi fokus yang strategis untuk ditangani
kementerian sebagai berikut :
1. Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia menghadapi tantangan dan
permasalahan terutama: terletak pada kawasan yang cepat berkembang (pacific
ocean rim dan indian ocean rim); terletak pada kawasan pertemuan 3 (tiga)
lempeng tektonik; Meningkatnya intensitas kegiatan pemanfaatan ruang terkait
eksploitasi sumberdaya alam; dan makin menurunnya kualitas permukiman,
meningkatnya alih fungsi lahan yang tidak terkendali, dan tingginya kesenjangan
antar dan di dalam wilayah;
2
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
bertambahnya perumahan kumuh, berkurangnya ruang publik dan ruang terbuka
hijau di kawasan perkotaan, kurang memadainya kapasitas kawasan metropolitan
terhadap tekanan jumlah penduduk, serta kurang seimbangnya pembangunan
kawasan perkotaan dan perdesaan;
3. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia tidak diikuti dengan penyebaran
penduduk secara merata. Di masa depan penyebaran penduduk akan mengarah
ke daerah perkotaan. Bertambahnya penduduk di daerah perkotaan
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanah perkotaan. Meningkatnya
kebutuhan tanah disatu pihak, sedangkan dilain pihak persediaannya makin
terbatas, dapat menyebabkan makin meningkatnya alih fungsi tanah, termasuk
tanah pertanian yang produktif;
4. Dalam rangka menjamin perwujudan rencana tata ruang, selain kebijakan Ditjen
Penataan Ruang untuk mendorong penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang, juga menitikberatkan pada kegiatan Pengawasan dan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang. Sebagaimana yang tercantum di dalam Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang bahwa pengawasan penataan
ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan
pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
Untuk dapat melaksanakan seluruh program dan kegiatan periode 2015 – 2019 dipetakan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada kementerian sebagai berikut :
3
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
1. Inovasi Pelayanan:
a. Pelayanan Akhir Pekan (Weekend Service)
b. 7 Layanan Utama (Layanan di CFD, Pasar tradisional)
c. Online Service/Desa Online
d. Sertifikasi Tanah Wakaf/ Rumah Ibadah
e. Percepatan layanan ketersediaan tanah di PTSP/BKPM
f. Layanan Terpadu Pertanahan di desa (Gresik)
g. Supervisi Hapus PBB bagi masyarakat miskin (Masyarakat Berpenghasilan
Rendah)
h. Home delivery services
2. Penyelesaian Sengketa (Hak Atas Tanah dan Kepastian Hukum atas Tanah
Masyarakat):
a. Mediasi
b. Latihan Mediator
c. Revisi Regulasi
d. Permen Nomor 9 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Hak Komunal
Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat Dan Masyarakat Yang Berada Dalam
Kawasan Tertentu
4
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Tabel 2. Strategi dan Target Reforma Agraria dan Pengadaan Tanah
STRATEGI TARGET
INVENTARISASI 18 juta bidang atau sedikitnya mencapai
PENGUASAAN, PEMILIKAN, 9 juta ha termasuk 4,1 juta bidang dalam
PENGGUNAAN DAN kawasan hutan yang perlu
PEMANFAATAN TANAH dikoordinasikan dengan Kemen
Kehutanan dan LH
PELEPASAN KAWASAN Identifikasi kawasan hutan yang akan
HUTAN SEBAGAI SUMBER dilepaskan dan tanah transmigrasi yang
TORA (TANAH OBJEK belum bersertipikat sedikitnya sebanyak
REFORMA AGRARIA) 4,1 juta ha
5
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
4 Permen No. 1 23/01/15 Program Nasional Agraria (PRONA)
Tahun 2015
5 Permen No. 2 23/01/15 Standar Pelayanan Dan Pengaturan
Tahun 2015 Agraria, Tata Ruang Dan Pertanahan
Dalam Kegiatan Penanaman Modal
6 Permen No. 3 09/02/15 Persyaratan Dan Tata Cara Pengenaan
Tahun 2015 Tarif PNBP Terhadap Pihak Tertentu
6
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
18 Permen No. 15 24/06/15 Pembentukan Perwakilan Kantor
Tahun 2015 Pertanahan Kabupaten Mamuju Tengah
Provinsi Sulawesi Barat
7
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
c. Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala BPN
8
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
13 15/SE/IX/2015 11/09/15 Penyusunan Perjanjian Kinerja
(PK) dan Laporan Kinerja (LKj)
di Lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional
9
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
secara berjenjang, yaitu sebagai penagungjawab di Tingkat Pusat Kepala Biro
Perencanaan dan Kerjasama, di Provinsi Kepala Bagian Tata Usaha Kator Wilayah
dan di tingkat Kabupaten/Kota Kepala Sub.Bagian Tata Usaha Kantor Pertanahan,
sedangkan petugas yang melakukan entri data masing-masing tingkatan ditunjuk
admin. Untuk menjamin keakuratan data sistem ini mengharuskan menyampaikan
eviden (bukti) atas semua rangkaian laporan kinerja yang disampaikan.
Disamping itu untuk lebih menjamin akurasi data, maka Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional secara periodik melakukan monitoring
langsung ke lapangan atas kebenaran data yang disampaikan, termasuk melakukan
validasi data kepada masyarakat dan pihak lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan yang dilaporkan.
10
BAB PERENCANAAN KINERJA
II
A. Metode Pengukuran Kinerja
……………………(1)
Keterangan :
PPUK : Persentase pencapaian penataan ulang ketimpangan P4T
Pt : Persentase capaian kegiatan selama satu tahun
IP4T : Capaian kegiatan IP4T selama satu tahun
PM : Capaian kegiatan pemberdayaan masyarakat selama satu tahun
PR : Capaian kegiatan penerima reforma agraria selama satu tahun
IP4Tt : Target kegiatan IP4T selama satu tahun
PMt : Target kegiatan pemberdayaan masyarakat selama satu tahun
PRt : Target kegiatan penerima reforma agraria selama satu tahun
IP4Ttn : Target IP4T jangka menengah nasional
PMtn : Target pemberdayaan masyarakat jangka menengah nasional
PRtn : Target penerima reforma agraria jangka menengah nasional
ρ : Nilai penting IP4T
β : Nilai penting PR
α : Nilai penting PM
…………………………………………………..(2)
Keterangan :
PMRA : Persentase kenaikan pendapatan masyarakat penerima reforma
agraria (Rp.)
PPRAtx : Pendapatan masyarakat penerima reforma agraria pada saat
penelitian
PPRAt0 : Pendapatan masyarakat penerima reforma agraria sebelum dilakukan
kegiatan
tx : Waktu dilakukan penelitian
t0 : Waktu sebelum dilakukan kegiatan
11
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Keterangan :
PKSTR : Persentase peningakatan kesesuaian rencana program
pembangunan sektor dengan rencana tata ruang
Pt : Persentase capaian kegiatan selama satu tahun
RTR : Capaian kegiatan RTR (nasional/pulau/kepulauan/KSN) selama satu
tahun
ORTR : Capaian operasionalisasi RTR (nasional/pulau/kepulauan/KSN)
selama satu tahun
KDK : Capaian kawasan yang ditingkatkan kualitasnya selama satu tahun
KM&DU : Capaian kelompok masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk dan
dibina selama satu tahun
KKTR : Capaian penyelenggaraan perencanaan tata ruang dan
pemanfaatan ruang daerah selama satu tahun
RTRt : Target rencana tata ruang (nasional/pulau/kepulauan/KSN) selama
satu tahun
ORTRt : Target operasionalisasi RTR (nasional/pulau/kepulauan/KSN)
selama satu tahun
KDKt : Target kawasan yang ditingkatkan kualitasnya selama satu tahun
KM&DUt : Target kelompok masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk dan
dibina selama satu tahun
KKTRt : Target penyelenggaraan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan
ruang daerah selama satu tahun
ORTRtn : Target operasionalisasi RTR (nasional/pulau/kepulauan/KSN)
jangka menengah nasional
KDKtn : Target kawasan yang ditingkatkan kualitasnya jangka menengah
nasional
KM&DUtn : Target kelompok masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk dan
dibina jangka menengah nasional
KKTRtn : Target penyelenggaraan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan
ruang daerah jangka menengah nasional
ρ : Nilai penting RTR
β : Nilai penting ORTR
α : Nilai penting KDK
ρ : Nilai penting RTR
: Nilai penting KM&DU
: Nilai penting KKTR
12
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
……………...…(4)
Keterangan :
PPTTP : Peningkatan tertib tata ruang dan penguasaan tanah
Pt : Persentase capaian kegiatan selama satu tahun
PPR : Capaian kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang selama satu
tahun
PPTT : Capaian kegiatan pengendalian pemanfaatan dan penertiban tanah
terlantar selama satu tahun
PTKU : Capaian kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum selama satu tahun
PPRt : Target kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang selama satu
tahun
PPTTt : Target kegiatan pengendalian pemanfaatan dan penertiban tanah
terlantar selama satu tahun
PTKUt : Target kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum selama satu tahun
PPRtn : Target kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang jangka menengah
nasional
PPTTtn : Target kegiatan pengendalian pemanfaatan dan penertiban tanah
terlantar jangka menengah nasional
PTKUtn : Target kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum jangka menengah nasional
ρ : Nilai penting PPR
β : Nilai penting PPTT
α : Nilai penting PTKU
5. Persentase berkurangnya jumlah sengketa, konflik dan perkara bidang tata ruang
dan pertanahan
…………………………………………………………(5)
Keterangan :
PSKP : Persentase berkurangnya jumlah sengketa, konflik dan perkara
bidang tata ruang dan pertanahan
SKPt1 : Jumlah sengketa konflik dan perkara tata ruang dan pertanahan
yang tertangani selama satu tahun
SKPt0 : Jumlah total sengketa, konflik dan perkara dan perkara waktu T0
kegiatan
…………………………………………………………..(6)
Keterangan :
PDP : Persentase cakupan peta dasar pertanahan
PDPt : Capaian kegiatan pemetaan peta dasar pertanahan selama satu
tahun
PDPtn : Target kegiatan pemetaan peta dasar pertanahan jangka menengah
nasional
13
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
………………………………………………………..(7)
Keterangan :
PTT : Persentase jumlah tanah yang terdaftar
PTTt1 : Capaian kegiatan pendaftaran tanah selama satu tahun
PTTtn : Target kegiatan pendaftaran tanah nasional
Untuk mengetahui efisiensi Penggunaan Anggaran pada program Prioritas di Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional digunakan persamaan efisiensi sebagai berikut:
………..(8)
Asumsi yang digunakan adalah:
- Jika E = 1, artinya Penggunaan anggaran untuk program prioritas adalah
efisien.
- Jika E > 1, artinya penggunaan anggaran untuk program prioritas adalah
sangat efisien.
- Jika E < 1, artinya penggunan anggaran untuk program prioritas adalah tidak
efisien.
14
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Tabel 6. Perjanjian Kinerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Tahun 2015
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 Terciptanya Organisasi Yang 1. Nilai Reformasi Birokrasi 85
Adaptif Dan Akuntabel 75
2. Nilai Laporan Kinerja
WTP
3. Opini Badan Pemeriksa Keuangan 90
4. Indeks Kepuasan Masyarakat
Terhadap Pelayanan
2 Terwujudnya Pelaksanaan 1. Jumlah Rencana Tata Ruang 24
Penyelenggaraan Penataan Nasional/ Pulau/ Kepulauan/
Ruang Dan Kawasan Strategis Nasional
Penyelenggaraan 40
2. Jumlah Operasionalisasi Rencana
Pembinaan Penataan Ruang
Tata Ruang Nasional/ Pulau/
Daerah
Kepulauan/ Kawasan Strategis
Nasional
12
3. Jumlah kawasan yang ditingkatkan
kualitasnya 38
4. Jumlah Forum Masyarakat Dan
Dunia Usaha Yang Dibentuk Atau
Mendapatkan Fasilitasi
Pengembangannya Dalam
Perencanaan Tata Ruang,
Pemanfaatan Ruang, Dan Penataan
Kawasan 525
5. Jumlah Provinsi/ Kabupaten/ Kota
Yang Memperoleh Pembinaan
Perencanaan Tata Ruang Dan
Pemanfaatan Ruang Daerah
3 Meningkatnya Kepastian 1. Persentase Cakupan Bidang Tanah 11
letak, Batas Dan Luas Yang Terpetakan
Bidang Tanah Yang
Mendukung Penegakan
Hukum
4 Terwujudnya Kepastian 1. Persentase Peningkatan Tanah Dan 1,08
Hukum Hak Atas Tanah Dan Ruang Yang Terdaftar
Pemberdayaan Masyarakat
2. Jumlah Masyarakat Pemilik
Penerima Redistribusi Dan 108.500
Sertipikat Yang Menerima Fasilitasi
Legalisasi Aset
Acces Reform
5 Meningkatnya Kesejahteraan 1. Persentase Kenaikan Pendapatan 40
Masyarakat Melalui Per Personal Income Masyarakat
Pengaturan Dan Penataan, Subyek Reforma Agraria
Penguasaan, Pemilikan
Tanah Serta Pemanfaatan,
Penggunaan Tanah Secara
Optimal
6 Terwujudnya Pelaksanaan 1. Indeks Pemahaman 2
15
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Pengadaan Tanah Bagi Penyelenggaraan Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Pengadaan tanah
Kepentingan Umum 10
2. Persentase Tanah Instansi
Pemerintah, BUMN/BUMD Yang
Terdaftar 25
3. Persentase Meningkatnya Tertib
Administrasi Pemanfaatan Tanah
Instansi Pemerintah, BUMN/ BUMD
Yang Terdaftar 3.290.000
4. Luas Cakupan Peta Zona Nilai
Tanah (Hektar)
7 Pemanfaatan Ruang Yang 1. Persentase Implementasi 6,77
Sesuai Dengan Rencana Pengawasan Dan Pengendalian
Tata Ruang, Tertib Pemanfaatan Ruangp Emerintah
Pemanfaatan Hak Atas Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota
Tanah Dan Pendayagunaan 20
2. Jumlah Penindakan Indikasi
Tanah Negara Bekas Tanah
Pelanggaran Pemanfaatan Ruang 32
Terlantar
3. Jumlah Rekomendasi Hasil
Pengendalian Dan Pemantauan
Pertanahan 36
4. Jumlah Rekomendasisurat
Keputusan Penertiban Dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar
8 Berkurangnya Sengketa, 1. Persentase Berkurangnya Jumlah 50
Konflik Dan Perkara Sengketa, Konflik Tanah Dan Ruang
Pertanahan
2. Persentase Berkurangnya Jumlah
20
Perkara Tanah Dan Ruang
16
BAB
BAB
IIII AKUNTABILITASKINERJA
A. Capaian Kinerja
B. Analisa Efisiensi
Penggunaan Sumber Daya
C. Akuntabilitas Keuangan
A. Capaian Kinerja
Mengacu pada rencana strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan tahun 2015 - 2019 yang telah diatur didalam Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 25 Tahun 2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Tahun
2015 - 2019 secara skematis digambarkan pada gambar 2.
17
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Tabel 7. Rencana Strategis dan Capaian Kinerja Kementerian
Sasaran %
No Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis Capaian
1 Terciptanya 1. Nilai Reformasi Birokrasi 85 64.13(B) 75.4
Organisasi Yang
2. Nilai Laporan Kinerja 65 (B) 62.10 (B) 95.5
Adaptif Dan
Akuntabel 3. Opini Badan Pemeriksa WTP WTP 100
Keuangan
90 87 96.7
4. Indeks Kepuasan Masyarakat
Terhadap Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat dan mewujudkan
organisasi yang adaftif serta akuntabel merupakan kerja keras yang harus diapresiasi
karena luasnya cakupan pelayanan yang harus diberikan meliputi 557 satuan kerja
dengan kondisi geografis yang heterogen yang standarnya berbeda-beda. Namun
kementerian telah berupaya maksimal dalam upaya untuk mewujudkan organisasi yang
adaptif dan akuntabel di semua lini tanpa kecuali. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan
secara signifikan dari tahun ke tahun perolehan penilaian reformasi birokrasi, laporan
kinerja, opini badan keuangan dan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan.
Kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi menghasilkan beberapa perbaikan
tata kelola pemerintahan yang signifikan seperti : a) Pelaksanaan seleksi terbuka Jabatan
Pimpinan Tinggi (JPT) secara kompetitif dan terbuka; b) Penataan Struktur Organisasi dan
Tata Kerja (SOTK); c) Pelaksanaan rekrutmen pegawai secara terbuka.
19
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Pemeriksa Keuangan Tahun 2011-2015 Masyarakat Terhadap Pelayanan
Tahun 2013-2015
Meskipun nilai untuk mencapai organisasi yang adaptif dan akuntabel masih
ada yang belum dicapai maksimal, namun kementerian memastikan terjadi
peningkatan kearah yang lebih baik dari tahun ke tahun.
20
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Pemanfaatan Ruang Daerah
Luas wilayah Indonesia adalah lebih kurang 840 juta Ha, terdiri 191 Juta Ha
daratan dan 649 juta Ha lautan. Dari luas daratan, sekitar 124,19 juta hektar (64,93%)
masih berupa hutan seperti hutan lebat, hutan sejenis, dan hutan belukar. Sisanya
seluas 67,08 juta hektar (35,07%) telah dibudidayakan dengan berbagai kegiatan.
Kondisi ini menyebabkan pembangunan tata ruang memerlukan
tahapan-tahapan yang dibuat secara sistematis dan terarah sehingga pada akhirnya
dapat mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Perbandingan antara program penataan ruang tahun 2015 dengan Renstra
digambarkan sebagai gambar 9 berikut:
Sasaran %
No Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis Capaian
3 Meningkatnya 1. Persentase Cakupan 11 5,68 51,6
Kepastian letak, Bidang Tanah Yang
Batas Dan Luas Terpetakan
Bidang Tanah
Yang Mendukung
Penegakan
Hukum
Selama tahun 2015 cakupan bidang tanah yang terpetakan di seluruh Indonesia
meningkat sebanyak 51,6 %. Rendahnya capaian kinerja cakupan bidang tanah yang
terpetakan disebabkan oleh gagalnya pemetaan menggunakan satelit untuk peta
dasar Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) 1 : 5000, karena adanya bencana asap
disebagian wilayah yang akan dipetakan. Perbandingan capaian kinerja cakupan
bidang tanah terpetakan digambarkan sebagaimana gambar berikut :
21
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
22
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Legalisasi aset yang dibiayai rupiah murni tahun 2015 capaian kinerjanya 98,14 %
artinya ada penambahan jumlah bidang tanah yang terdaftar 855.999 bidang dari total
seluruh bidang tanah di Indonesia sebanyak lebih kurang 85.000 bidang.
Capaian kinerja legalisasi aset tahun 2015 dibandingkan beberapa tahun sebelumnya
di sajikan sebagaimana gambar berikut:
Renstra 2015 - 2019 menargetkan 9 juta bidang tanah, selama 2015 berhasil
dilakukan sertifikasi tanah sebanyak 858.999 bidang (rupiah murni) dan
1.288.491 bidang (PNBP). Capaian legalisasi aset dibandingkan dengan Renstra
disajikan sebagaimana gambar berikut :
Jika diasumsikan volume legalisasi asset dari Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari masyarakat tingkat
keberhasilannya sama dengan tahun 2015 maka diakhir 2019 target Renstra akan
tercapai over target (2.147.490 bidang x 5 tahun =10.737.450 bidang). Jika 1 bidang
diasumsikan rata-rata 1 Ha.
23
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
SASARAN STRATEGIS 5: Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Melalui
Pengaturan Dan Penataan, Penguasaan, Pemilikan
Tanah Serta Pemanfaatan, Penggunaan Tanah
Secara Optimal
%
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
Capaian
5 Meningkatnya 1. Persentase Kenaikan 30 60 200
Kesejahteraan Pendapatan Per Personal
Masyarakat Melalui Income Masyarakat
Pengaturan Dan Subyek Reforma Agraria
Penataan,
Penguasaan,
Pemilikan Tanah
Serta
Pemanfaatan,
Penggunaan Tanah
Secara Optimal
24
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
SASARAN STRATEGIS 6 : Terwujudnya Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Sasaran %
No Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis Capaian
6 Terwujudnya 1. Indeks Pemahaman 2 2 100
Pelaksanaan Penyelenggaraan
Pengadaan Pelaksanaan Pengadaan
Tanah Bagi tanah
Pembangunan 10 12.41 124.1
2. Persentase Tanah Instansi
Untuk
Pemerintah, BUMN/BUMD
Kepentingan
Yang Terdaftar
Umum 25 31.28 125.12
3. Persentase Meningkatnya
Tertib Administrasi
Pemanfaatan Tanah Instansi
Pemerintah, BUMN/ BUMD
Yang Terdaftar 4.000.000 3.105.000 77.62
4. Luas Cakupan Peta Zona
Nilai Tanah (Hektar)
25
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Sasaran %
No Indikator Kinerja Target Realisasi
Strategis Capaian
7 Pemanfaatan 1. Persentase Implementasi 6,77 6,77 100
Ruang Yang Pengawasan Dan
Sesuai Dengan Pengendalian Pemanfaatan
Rencana Tata Ruang Pemerintah Daerah
Ruang, Tertib Provinsi, Kabupaten/Kota
Pemanfaatan 20 20 100
2. Jumlah Penindakan Indikasi
Hak Atas Tanah
Pelanggaran Pemanfaatan
Dan
Ruang
Pendayagunaan 32 32 100
Tanah Negara 3. Jumlah Rekomendasi Hasil
Bekas Tanah Pengendalian Dan
Terlantar Pemantauan Pertanahan 36 36 100
4. Jumlah Rekomendasi surat
Keputusan Penertiban Dan
Pendayagunaan Tanah
Terlantar
Untuk mewujudkan Pemanfaatan Ruang Yang Sesuai Dengan Rencana Tata Ruang,
Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah Dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah
Terlantar, dikatakan berhasil jika 4 (empat) indikator kinerja pada tabel diatas capaian
rata-ratanya 100%, artinya pemanfaatan ruang telah sesuai dengan tata ruang. Rata- rata
capain kinerja selama tahun 2015 adalah 100%. Namun belum semua rencana tata ruang
wilayah provinsi maupun kabupaten/kota telah diperdakan, maka pengendalian ruang
belum dapat mengcover seluruh wilayah Republik Indonesia yang luasnya 840 juta
hektar. Dalam renstra 2015 – 2019 kementerian menargetkan agar penyelenggaraan
pengendalian pemanfaatan ruang dan tanah dapat diwujudkan sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah yang telah memiliki aspek legal.
26
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Jika rata-rata kasus yang bisa ditangani pertahun sama dengan capaian
tahun 2015 sebanyak 709 kasus (30,5% dari target Renstra 2015 - 2019)
maka di akhir 2019 dapat ditangani sebanyak 3.545 kasus atau berkurangnya
sengketa, konflik sebanyak 152,4%.
27
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Persentase kenaikan pendapatan masyarakat penerima reforma agraria
Artinya sejak dimulai kegiatan reforma agraria dengan pendekatan asset dan
akses terhadap sumber-sumber agraria dampak yang dirasakan peserta reforma
adalanya peningktan pendapatan per personal income sebanyak 60% (capaian
200%) dari manfaat yang diperoleh dalam mengelola sumber agraria yang mereka
miliki.
Artinya program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menciptakan ruang
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan menuju ke arah yang lebih baik
karena 30,11% rencana yang dibuat sesuai dengan program pembangunan sektor
dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur yang membutuhkan
pengaturan ruang yang baik.
28
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Persentase berkurangnya jumlah sengketa, konflik dan perkara bidang tata ruang
dan pertanahan
29
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
3 (tiga) indikator terakhir bersama-sama mewujudkan sasaran strategis kementerian
yang ke tiga yaitu Berkurangnya kasus tata ruang dan pertanahan (sengketa, konflik,
dan perkara). Jika dilihat dari capaian pada tahun 2015 rata-rata capaian tiga indikator
ditas adalah 75,5%, artinya capaiannya masih rendah sehingga perlu ditingkatkan lagi
untuk tahun selanjutnya, terutama cakupan peta dasar pertanahan.
Realisasi / Capaian
No Program/Kegiatan Anggaran Fisik/Bidang
% %
(Input) (Output)
1 Prona 299.934.177.522 89.03 745.757 96.62
2 Petani 17.369.713.776 77.92 34.457 81.08
3 Nelayan 10.797.732.850 79.88 22.980 85.11
4 UKM 10.362.818.000 83.55 21.197 84.79
5 MBR-Menpera 5.166.700.000 78.41 11.114 79.39
6 Transmigrasi HM 10.179.350.000 46.08 9.760 35.61
31
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
7. Sertipikasi Kategori 11.476.800.000 67.59 9..983 69.59
VI (Kepulauan)
Rata-Rata 365.287.292.148 74.64 855.248 92.75
Tingkat Efisiensi
Realisasi / Capaian Anggaran Terhadap
No Program/Kegiatan
Output yang
% Input % Output dihasilkan
1 Prona 89.03 96.62 1,044
2 Petani 77.92 81.08 1,077
3 Nelayan 79.88 85.11 1,047
4 UKM 83.55 84.79 1,054
5 MBR-Menpera 78.41 79.39 1,011
6 Transmigrasi HM 46.08 35.61 1,070
7 Redistribusi Tanah 67.59 69.59 1,200
Rata-Rata 84,00 74.64 92.75
32
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Perbaikan Variabel input dan output
Meskipun memiliki tingkat efisiensi penggunaan anggaran program prioritas yang
cukup baik (E > 1) namun analisis efisiensi ini juga sekaligus dapat memberikan
rekomendasi untuk perbaikan terhadap variabel input dan output seperti yang
tergambar didalam tabel dibawah ini:
Tabel 10. Realisasi dan Sisa pada Input dan Output Program Prioritas
Realisasi / Sisa
Tingkat
No Program/Kegiatan % % %
% Output Efisiensi
Input Sisa Sisa
1 Prona 93,33 6,67 97,43 2,57 1,044
2 Petani 88,88 11,12 95,74 4,26 1,077
3 Nelayan 93,03 6,97 97,47 2,53 1,047
4 UKM 93,02 6,98 98,13 1,87 1,054
5 MBR-Menpera 97,13 2,87 98,29 1,71 1,011
6 Transmigrasi HM 49,00 51,00 52,46 47,54 1,070
7 Redistribusi Tanah 73,59 26,41 88,31 11,69 1,200
C. Akuntabilitas Keuangan.
1. Realisasi Anggaran
Berdasarkan alokasi anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional tahun 2015, pagu anggaran adalah sebesar
Rp. 6.357.782.181.000,. Realisasi penyerapan anggaran pada masing-masing
program sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp. 5.074.547.177.624 atau 79,82% dari pagu anggaran. Pencapaian realisasi
anggaran masing-masing program disajikan pada Tabel 11.
33
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Tabel 11. Realisasi Anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional Tahun 2015
TARGET REALISASI
NO PROGRAM %
(Rp) (Rp)
1 SEKRETARIAT
3.585.527.106.000 3.174.403.117.517 88,53
JENDERAL
2. INSPEKTORAT
9.192.404.000 7.337.311.159 79,82
JENDERAL
3. DIREKTORAT JENDERAL
TATA RUANG 527.282.600.000 354.114.163.562 67,16
4. DIREKTORAT JENDERAL
INFRASTRUKTUR 279.602.111.000 132.404.257.277 47,35
KEAGRARIAAN
5. DIREKTORAT JENDERAL
HUBUNGAN HUKUM 1.255.055.685.000 922.501.833.689 73,5
KEAGRARIAAN
6. DIREKTORAT JENDERAL
PENATAAN AGRARIA 134.050.323.000 101.005.737.776 75,35
7. DIREKTORAT JENDERAL
PENGADAAN TANAH 36.157.400.000 27.782.719.470 76,84
8. DIREKTORAT JENDERAL
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG 344.812.271.000 243.319.372.969 70,57
DAN PENGUASAAN
TANAH
9. DIREKTORAT JENDERAL
PENANGANAN MASALAH
186.102.281.000 111.678.664.205 60,01
AGRARIA,PEMANFAATAN
RUANG DAN TANAH
Total 6.357.782.181.000 5.074.547.177.624 79,82
1. Penerimaan PNBP
Disamping menggunakan dana Rupiah Murni (RM) dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional juga
menggunakan dana PNBP yang dihimpun dari masyarakat.Tahun 2015 PNBP yang
berhasil dihimpun sebesar Rp. 1.936.621.777.065. Data tentang target dan realisasi
penerimaan PNBP dapat juga dijadikan gambaran kinerja yang dilakukan dan
pelayanan yang diberikan oleh Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Capaian kinerja penerimaan PNBP (%) tahun 2015 – 2019
sebagaimana gambar dan jumlah penerimaan (Rupiah) tahun 2015 – 2019
sebagaimana gambar 15.
34
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Realisasi penerimaan PNBP dari tahun 2015-2019 selalu lebih dari 80 %, bahkan
di tahun 2013 mencapai 120,65%, angka ini menggambarkan banyaknya
masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari Kementerian Agraria Dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional di suatu sisi, di sisi lain Kementerian Agraria
Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional juga berusaha mewujudkan
sasaran-sasaran strategis yang merupakan dukungan prioritas nasional.
Gambar 16. Perbandingan Legalisasi Aset 2015 Rupiah Murni dengan PNBP
35
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
3. Peran Produk pertanahan dalam memberikan EVA (economic value added)
Pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi, baik makro maupun mikro sangat ditentukan oleh
bergeraknya investasi riil di pasar modal dan usaha. Hukum ekonomi mengatakan
bahwa dimana ada pertumbuhan ekonomi (growth) maka disitu ada kehidupan
keberlangsungan rumah tangga ekonomi (economic household lifecycle). Dalam
perspektif ini diasumsikan bahwa ketika setiap rumah tangga memiliki akses
terhadap sumber-sumber ekonomi (kapital) maka belanja atau konsumsi barang
dan jasa akan membuat produksi barang dan jasa meningkat sehingga memacu
investasi yang lebih besar (ekspansif) disemua bidang dan semua level baik oleh
sektor swasta maupun oleh pemerintah sehingga secara mikro akan menjamin
pendapatan dan daya beli sekaligus belanja barang dan jasa. Perputaran ini yang
dalam makro ekonomi akan berimbas pada pertumbuhan (growth). Pertumbuhan
ekonomi yang merata dan riil akan mensuplai kemampuan masyarakat dalam
memenuhi unsur-unsur kesejahteraan atau kehidupan yang layak secara ekonomis
(welfare).
36
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya disebut UUPA) juga untuk
mengatasi persoalan tentang pelaksanaan eksekusi hipotik.
Hak Tanggungan yang dikeluarkan oleh Kementerian Agraria Dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional diseluruh Indonesia memiliki nilai yang
sangat besar, bahkan dalam perhitungan lokal masing-masing Provinsi,
Kabupaten dan Kota, nilai Hak Tanggungan yang merupakan nilai kredit yang
diperoleh dari agunan yang berbentuk Sertipikat Hak Atas Tanah nilainya
melampau APBD masing-masing. Nilai hak tanggungan tersebut ada yang dalam
bentuk mata uang Rupiah ada juga yang dalam bentuk nilai mata uang asing
seperti US Dollar, Dollar Australia, Yen dan Dollar Singapore.
Nilai Hak Tanggungan yang sangat besar ini secara langsung maupun tidak
langsung telah memberikan gambaran belanja investasi yang dilakukan oleh para
pelaku ekonomi baik makro maupun mikro dalam skop lokal, nasional bahkan
internasional. Semakin besar nilai Hak Tanggungan di suatu wilayah secara
langsung cenderung akan berbanding lurus dengan besarnya investasi.
37
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
pembangunan ekonomi di Indonesia dapat dilihat dari gambar dimana
membandingkan antara APBN selama tahun 2015 dengan jumlah Hak
Tanggungan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah selama 2015.
4. Inovasi Layanan
Sebagai institusi pelayanan publik, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan
Pertanahan Nasional senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pelayanan di
bidang pertanahan, salah satunya dengan melaksanakan inovasi-inovasi layanan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Inovasi layanan pertanahan dimaksudkan untuk memberikan layanan yang lebih
baik (layanan prima) kepada masyarakat/badan hukum serta stake holder, baik
mengenai persyaratan, prosedur, waktu maupun biaya layanan, serta terwujudnya
transfaransi dan akuntabiltas layanan pertanahan. Inovasi layanan ini diawali
dengan disusunnya standarisasi persyaratan, prosedur, waktu dan biaya layanan
pertanahan serta dimulainya pembangunan sistem komputerisasi layanan
pertanahan pada tahun 1997. Berbagai inovasi telah dilaksanakan baik oleh BPN
Pusat, Kantor Wilayah BPN Provinsi maupun Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Inovasi tersebut antara lain:
38
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
39
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
4. Layanan Sabtu-Minggu
Sebagai wujud nyata peningkatan pelayanan
pertanahan kepada masyarakat, Kantor
Pertanahan di Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Kantor
Pertanahan yang ditunjuk, dan Kantor
Pertanahan di Ibu Kota Provinsi, akan tetap
buka melayani masyarakat pada hari Sabtu
dan Minggu.
Kegiatan pelayanan pada hari Sabtu dan Minggu hanya diperuntukkan bagi warga
masyarakat yang datang mengurus sendiri tanpa melalui perantara atau dikuasakan.
5. Desa Minapolitan Berbasis Bidang
Pelaksanaannya adalah di desa Pengambengan,
Kabupaten Jembrana. Kawasan Minapolitan adalah
kawasan agribisnis perikanan terpadu di suatu wilayah
dengan kelengkapan sarana dan prasarana
(kelembagaan, permodalan, transportasi, dll.) yang
mampu melayani, mendorong, menarik dan mengelola
kegiatan pembangunan perikanan di wilayah tersebut.
Peran serta Kantah Kabupaten Jembrana untuk
mendukung terciptanya kawasan minapolitan adalah
terwujudnya data pertanahan yang lengkap dengan
proses legalisasi aset bidang tanah masyarakat adat
maupun badan hukum
6. Desa Lengkap
Pembuatan Peta Desa Lengkap tersebut bertujuan untuk
membangun sebuah Peta yang memiliki informasi yang
Komprehensif yang berisi mengenai informasi Subyek
Kepemilikan Hak, jenis-jenis hak, luas tanah yang ada di
sebuah Desa, Zona Nilai Tanah, Penggunaan Tanah
dan rencana tata ruang wilayah.
40
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
layanan cepat atau Quick Service
8. One Day Service (Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota
Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Serang, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kubu
Raya, Kota Padang, Kota Makasar dan Kantor Pertanahan lainnya)
Ini merupakan layanan satu hari selesai
dibidang pertanahan yang dilaksanakan
pada Loket Pelayanan Kantor Pertanahan
maupun mobil LARASITA. Layanan ini
dilaksanakan untuk jenis pelayanan yang
dapat diselesaikan dalam jangka waktu 1
hari (1-8 jam) yang dilaksanakan pada hari
kerja.
Tujuan dilaksanakannya One Day Service adalah untuk mempermudah pelayanan di
bidang pertanahan, mempersingkat alur birokrasi pelayanan di bidang pertanahan,
mewujudkan harapan masyarakat pengguna layanan dibidang pertanahan serta
mewujudkan komitmen BPN RI memberikan pelayanan yang cepat dan cermat.
9. Weekend Service (Kantor Pertanahan Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan
Kota Surabaya II)
merupakan salah satu inovasi dibidang layanan
pertanahan, dimana kantor pertanahan membuka
pelayanan di luar hari kerja yaitu pada akhir pekan
atau Hari Sabtu. Waktu pelayanan pendaftaran pada
jam 09.00 – 12.00 WIB dan penyerahan produk
dilakukan pada jam 13.00 - 15.00 WIB.
42
BAB
IV
PENUTUP
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melaksanakan
sebagian tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan
sektoral; melalui tugas dan fungsi dalam perumusan kebijakan dan pelaksanaan
manajemen dan pelayanan pertanahan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lkj) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Tahun 2015 ini telah tersusun sebagai sarana penyediaan dokumen bagi
penilaian kinerja instansi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional yang mencakup kinerja jajaran pusat dan daerah untuk kurun waktu tahun
anggaran 2015. Laporan Kinerja ini menguraikan berbagai capaian sebagai wujud
keberhasilan, di samping hambatan, kendala, dan masalah yang dihadapi hingga peyebab
kegagalan dalam mencapai rencana strategis yang ditetapkan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada tahun 2015. Keberhasilan maupun
kegagalan tersebut digambarkan dalam bingkai capaian Indikator Kinerja Utama serta
analisis kinerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
berdasar tujuan dan sasaran lima tahunan.
Uraian hasil capaian kinerja selama tahun 2015 pada umumnya dapat memenuhi target
sesuai dengan ketersediaan anggaran, meskipun pada beberapa kegiatan ternyata target
lebih rendah dari rencana. Untuk itu di masa yang akan datang keberhasilan akan
dipertahankan dan ketidakberhasilan akan dievaluasi untuk dilakukan
perbaikan-perbaikan.
Langkah-langkah yang harus diambil untuk meningkatkan kinerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasionaltahun mendatang:
1. Penyelarasan dalam penyusunan Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, dan
Pelaporan Kinerja;
2. Konsistensi dalam realisasi pelaksanaan kegiatan terhadap target yang tertera dalam
dokumen rencana kerja dan anggaran;
3. Perencanaan kegiatan yang realistis, terkoordinasi, dan terintegrasi; terutama yang
berkaitan dengan pihak-pihak di luar jajaran Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam kegiatan lintas-sektor sehingga sejak awal
telah dapat dipastikan target yang diusulkan;
4. Pemanfaatan tenaga di luar struktur dalam pelaksanaan tugas teknis bila
memungkinkan, misalnya “outsourcing” tenaga pengukuran bidang tanah bekerjasama
dengan Surveyor Berlisensi demi peningkatan capaian target pengukuran bidang
tanah dalam sertifikasi;
5. Komitmen secara sungguh-sungguh segenap personil jajaran Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan
fisik, adminitrasi, dan keuangan yang didukung oleh pelaksana yang kredibel,
kompeten, kapabel, dan memiliki kapasitas yang layak lagi konsekuen dan konsisten;
dan
6. Setiap strategi yang dirumuskan telah dirinci berupa tahapan dan didukung semua
sumberdaya yang diperlukan terangkum rencana aksi, penjadwalan, dan seterusnya
yang merupakan peta jalan (roadmap) pencapaian target kinerja yang ditetapkan; serta
7. Pengungkapan secara memadai setiap hasil pelaksanaan kegiatan hingga
penyusunan laporan yang sesuai dengan ketentuan agar memudahkan kepada
berbagai pihak yang akan melakukan penilaian atas kinerja instansi, baik fisik maupun
keuangan;
44
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 2015
8. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan pertanahan dan ruang
melalui sumbangsih berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
45
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT
JENDERAL TATA
RUANG DAN
PEMANFAATAN
RUANG
Target Alokasi Anggaran UNIT
Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegaiatan (Output)/ Indikator ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 PELAKSANA
RTRWN, Rencana Pengelolaan Ruang Laut dan Udara yang terintergasi dengan 184,549 205,030 359,335 400,796 443,625
Kegiatan 3
rencana tata ruang, RTR Pulau/Kepulauan, dan RTR KSN
Sasaran Kegiatan 3 RTRWN, Rencana Pengelolaan Ruang Laut dan Udara yang terintergasi dengan
rencana tata ruang, RTR Pulau/Kepulauan, RTR dan KSN DIREKTORAT
Menyusun RTR Pulau/Kepulauan (RENC) 10 10 10 10 10 JENDERAL TATA
Menyusun RTRWN, Rencana Pengelolaan Ruang Laut dan Udara yang terintergasi dengan RUANG DAN
rencana tata ruang, RTR Pulau/Kepulauan, dan RTR KSN (termasuk revisi RTR KSN 10 10 10 10 10 PEMANFAATAN
Jabodetabekpunjur) RUANG
Menyusun RTR dan RDTR Kawasan perbatasan negara (RENC) 3 3 3 3 3
Kegiatan 4 Kebijakan, strategi, dan implementasi perwujudan Pengembangan Kawasan 47,455 52,722 92,400 103,062 114,075
Sasaran Kegiatan 4 Kebijakan, strategi, dan implementasi perwujudan Pengembangan Kawasan
Menyusun rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan penataan kawasan
10 10 10 10 10
perkotaan dan perintisan kota-kota baru (TAWAS)
Menyusun rencana pengembangan, perwujudan, dan pengelolaan ppenataan kawasan
perdesaan (TAWAS) 10 10 10 10 10
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan tanah 392,907 339,586 532,550 750,639 1,087,792
Sasaran Program 1 Pemanfaatan Ruang Yang Sesuai Dengan Rencana Tata Ruang
Prosentase Implementasi Pengawasan Dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pemerintah
20 20 20 20 20
Daerah Provinsi, Kabupaten/ Kota
Jumlah Penindakan Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang (Dok) 1 1 1 1 1
IREKTORAT
JENDERAL
PENGENDALIAN
Target Alokasi Anggaran UNIT
Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegaiatan (Output)/ Indikator ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 PELAKSANA
Implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pemerintah 216,099 186,772 292,903 412,851 598,286
Kegiatan 1
daerah Provinsi, Kabupaten/ Kota
Sasaran Kegiatan 1 Prosentase Implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang
pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/ Kota
Melakukan Pengawasan Teknis, Pengawasan Khusus dan Pemenuhan SPM Penataan Ruang
33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov
Provinsi/Kab/Kota
Melakukan Pembinaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Tingkat Nasional, Provinsi,
33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov
Kabupaten/Kota
Melakukan Pengembangan Kelembagaan Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan
33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov
Ruang di Pusat dan Daerah
Melakukan Monitoring Evaluasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang 33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov
Kegiatan 2 Penindakan Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang 137,517 118,855 186,393 262,724 380,727 IREKTORAT
Sasaran Kegiatan 2 Penindakan indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang JENDERAL
Melakukan Pulbaket dan Penyidikan terhadap Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang PENGENDALIAN
10 10 20 20 PEMANFAATAN
20
Pengawasan langsung dan pengelolaan pengaduan 33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov 33 Prov RUANG DAN
PENGUASAAN
Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas TANAH
Sasaran Program 2
Tanah Terlantar
Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 1 1 1 1
Jumlah Rekomendasi SK Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 1 1 1 1
Kegiatan 1 Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 43,220 37,354 58,581 82,570 119,657
Sasaran Kegiatan 1 Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan
Menyusun data tanah pertanian dan tanah non pertanian yang dapat diolah dan dikelola
1 1 1 1 1
Menyusun Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan
1 1 1 1 1
Dasar Penguasaan Atas Tanah
Kegiatan 2 Rekomendasi SK Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 35,362 30,563 47,930 67,558 97,901
Sasaran Kegiatan 2 Rekomendasi SK Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
Menyusun Rekomendasi Penetapan Tanah Terlantar dan Peruntukan Tanah Cadangan
1 1 1 1 1
Umum Negara
Menyusun Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 1 1 1 1
Program Penanganan Masalah Agraria dan Tata Ruang 47,191 59,551 49,668 52,152 54,760
Sasaran Program Berkurangnya Sengketa, Konflik danPerkara Pertanahan
Jumlah penyelesaian sengketa, konflik dan perkara 890 Kasus 890 Kasus 890 Kasus 890 Kasus 890 Kasus
Kegiatan 1 Penanganan sengketa, konflik tanah dan ruang 33,034 41,686 34,768 36,506 38,332
DIREKTORAT
Sasaran Kegiatan 1 Penanganan sengketa, konflik tanah dan ruang
JENDERAL
Mediasi dan fasilitasi potensi sengketa, konflik tanah dan ruang 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus
PENANGANAN
Penanganan sengketa tanah dan ruang 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus MASALAH
Penanganan konflik tanah dan ruang 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus AGRARIA DAN
Kegiatan Penanganan perkara tanah dan ruang 14,157 17,865 14,900 15,646 16,428 TATA RUANG
Sasaran Kegiatan Penanganan perkara tanah dan ruang
Penanganan perkara TUN 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus
Penanganan perkara perdata 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus 200 Kasus
Program Dukungan Manajemen dan Pelakasanaan Tugas Teknis Lainnya 2,638,616 3,329,065 3,682,736 4,246,010 4,690,611
Terwujudnya Operasional dan Pelayanan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Sasaran Program
Badan Pertanahan Nasional
Terlaksanaanya Kegiatan Operasional dan Pelayananan Kementerian Agraria dan Tata
33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov +
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat
SEKRETARIAT
Kegiatan Terlaksananya Kegiatan Operasional dan Pelayanan Kementerian ATR BPN 2,638,616 3,329,065 3,682,736 4,246,010 4,690,611 JENDERAL
Sasaran Kegiatan Kegiatan Operasional dan Pelayanan Kementerian ATR BPN Berjalan Lancar dan
Aman
Pelaksanaan Kegiatan Operasional dan Pelayanan Kementerian ATR BPN
33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov +
1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat
Target Alokasi Anggaran UNIT
Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegaiatan (Output)/ Indikator ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 PELAKSANA
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian ATR/BPN 10,000 12,000 15,000 20,000 25,000
Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Pelaksanaann Tugas pada Semua Unit Kerja
Sasaran Program
Kementerian ATR/BPN
Presentase berkurangnya penyimpangan pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja
33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov +
Kementerian ATR/BPN
1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat
Terlaksananya pengawasan internal di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Kegiatan
Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Sasaran Kegiatan Pengawasan internal di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan 8,000 9,600 12,000 16,000 20,000
Pertanahan Nasional INSPEKTORAT
Pengawasan internal di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan JENDERAL
33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov +
Pertanahan Nasional
1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat
Terlaksananya pengawasan untuk tujuan tertentu di lingkungan Kementerian 2,000 2,400 3,000 4,000 5,000
Kegiatan
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Sasaran Kegiatan Pengawasan untuk tujuan tertentu di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Pengawasan untuk tujuan tertentu di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov + 33 Prov +
Ruang/Badan Pertanahan Nasional
1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat 1Kantor Pusat