Anda di halaman 1dari 43

Pedoman Pengajuan Proposal

KEGIATAN PENGOLAHAN dan


PEMASARAN HASIL PERTANIAN
T.A. 2011

Direktorat Jenderal Pengolahan


dan Pemasaran Hasil Pertanian
KEMENTERIAN PERTANIAN
2009
KATA PENGANTAR

Tahun 2011 adalah tahun kedua dari Rencana


Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014 yang
difokuskan pada peningkatan daya saing bangsa.
Kebijakan ini merupakan hal yang amat strategis dalam
konteks pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian yang memang ditujukan untuk meningkatkan
nilai tambah dan daya saing produk pertanian Indonesia.

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen


PPHP) menggariskan bahwa pola perencanaan pembangunan PPHP menganut
sinergi antara pola top down dengan bottom up. Dengan pola ini sangat
diharapkan bahwa kegiatan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan
kebutuhan nasional dan kesiapan daerah sebagai pelaksananya.

Buku Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan PPHP ini disusun dan


disebarluaskan untuk dijadikan acuan utama bagi Dinas lingkup pertanian di
Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang ingin mendapatkan bantuan dana dari
sumber APBN Ditjen. PPHP tahun anggaran 2011. Diharapkan dengan terbitnya
Buku Pedoman ini, daerah dapat menentukan kegiatan pengembangan
pengolahan dan pemasaran yang benar-benar sesuai dan menjadi prioritas
kebutuhan di daerah. Bagi Ditjen. PPHP, dengan adanya proposal yang baik
dari daerah, maka akan sangat membantu dalam menetapkan kebijakan alokasi
anggaran bagi daerah. Dengan cara ini diharapkan ada peningkatan kualitas
dan sekaligus sinergi antara perencanaan di tingkat pusat dan daerah.

Sangat diharapkan buku ini akan memberikan inspirasi dan dorongan bagi
semua pihak yang terkait untuk mengembangkan pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian di daerah. Semoga!.

Jakarta, Desember 2009


Sekretaris Ditjen PPHP,

Ir. Banun Harpini, M.Sc.


NIP. 19601019 198503 2 001

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 i


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar i
DAFTAR ISI ii

Bab 1. Pendahuluan
A Arah Pembangunan Nasional 1
B. Kewenangan Pusat - Daerah 1
C. Anggaran Berbasis Kinerja 2
D. Tujuan dan Sasaran 4

Bab 2. Karakteristik Program dan Kegiatan


A. Struktur Program dan Kegiatan PPHP 5
B. Uraian Program 7
C. Uraian Kegiatan dan Sasaran PPHP 9
D. Fokus Komoditi PPHP 17
E. Karakteristik Kegiatan Pusat dan Daerah 18

Bab 3. Kriteria Penulisan Proposal


A Jenis dan Jumlah Kegiatan 22
B. Kegiatan Tahun Jamak 22
C Jenis/Rincian Belanja 23
D Outline Penulisan 25

Bab 4 Administrasi Proposal


A Jadwal 29
B Kriteria Seleksi 31

Bab 5 Penutup 34

LAMPIRAN
35

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 ii


Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 iii
Bab 1
PENDAHULUAN

A. ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL 2010-2014


Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJP) 2005-2025 bahwa visi pembangunan nasional
jangka panjang adalah mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan
makmur.
Untuk mencapai visi tersebut, maka pembangunan jangka panjang
membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam
rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). Tahapan dan skala prioritas
yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak
diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu,
tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu
harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya untuk
mewujudkan sasaran utama pembangunan jangka panjang yang telah
ditetapkan tersebut.
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM
sebelumnya (2005-2009), maka RPJM tahun 2010-2014 ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan pembangunan pertanian yang dijabarkan 7 Gema
Revitalisasi Pertanian, yaitu: (1). Revitalisasi Lahan, (2). Pembenihan dan
Pembibitan, (3). Infrastruktur dan Sarana, (4). Sumberdaya Manusia, (5).
Pembiayaan Petani, (6). Kelembagaan Petani, dan (7). Revitalisasi Teknologi dan
Industri Hilir

B. KEWENANGAN PUSAT-DAERAH

Berdasarkan kewenangan yang telah ditetapkan UU Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 1


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
program dan anggaran pembangunan pertanian tersebut dijabarkan sesuai
dengan peta kewenangan pemerintah dengan memberikan peluang lebih banyak
kepada partisipasi masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Peta kewenangan
tersebut adalah:
(1) Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan nasional pembangunan pertanian
sebagai acuan makro terhadap implementasi kegiatan di daerah. Hal ini
terkait erat dengan tata ruang pengembangan ekonomi sumberdaya
pertanian (termasuk kawasan agribisnis unggulan, potensi komoditas
unggulan/strategis secara nasional), daya saing pemberdayaan wliayah
tertinggal, pengentasan kemiskinan, pembangunan sarana dan prasarana.
(2) Pemerintah Provinsi menjabarkan kebijakan Pusat melalui penilaian dan
koordinasi terhadap pengembangan wilayah berbasis komoditas di
wilayahnya, dengan melibatkan dan memberdayakan Kabupaten/ Kota
dan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam pengembangan aspek di
hulu sampai hilir, dan unsur penunjangnya.
(3) Pemerintah Kabupaten/ Kota menyusun perencanaan kegiatan dan
anggaran kinerja pembangunan pertanian di wilayahnya yang mengacu
pada kebijakan nasional dan kapasitas sumberdaya wilayah. Untuk
mendukung hal tersebut pemerintah Kabupaten/ Kota terlebih dahulu
melakukan identifikasi terhadap: besaran, kualitas dan karakteristik
(sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal, teknologi, sosial dan
budaya).

C. ANGGARAN BERBASIS KINERJA


Semenjak tahun 2006 pemerintah telah mulai menerapkan sistem
penganggaran berbasis kinerja. Penerapan sistem anggaran berbasis kinerja ini
muncul didasarkan atas banyaknya temuan permasalahan dan kendala dalam
penerapan anggaran melalui pendekatan kegiatan proyek maupun bagian
proyek di masa lalu. Upaya penyempurnaan pola penganggaran ini dimulai
dengan perumusan program dan penyusunan struktur organisasi pemerintah
yang sesuai dengan program tersebut. Kegiatan tersebut mencakup pula
penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program serta

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 2


penentuan indikator kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur dalam
pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan.
Sistem penganggaran terpadu berbasia kinerja memerlukan pengaturan
sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan nasional dan daerah serta
mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik,
sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan penerapan
sistem penganggaran ini sangat diharapkan agar daerah dapat berpartisipasi
dalam proses perencanaan sehingga akan menumbuhkan rasa ikut memiliki
(sense of belonging) terhadap anggaran kinerja, yang kemudian diharapkan
meningkatkan efektivitas sekaligus efisiensi pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya
perencanaan tersebut juga diharapkan tetap dapat menampung sasaran-sasaran
perencanaan yang bersifat makro yang ditetapkan oleh Pusat, sehingga sistem
perencanaan yang serasi antara bottom up planning dan top down policy dapat
diwujudkan. Untuk itu, dalam perencanaan anggaran kinerja para perencana
harus memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai hubungan program
dengan anggaran kinerja khususnya berkaitan dengan: (a) Strategi dan prioritas
program yang memiliki nilai taktis strategis bagi pembangunan pertanian, (b)
Target group (kelompok sasaran) yang akan dituju oleh program dan kegiatan
yang ditunjukkan oleh indikator dan sasaran kinerja yang terukur, dan (c)
Sumberdaya dan teknologi yang tersedia dalam rangka peningkatan pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat.
Dari pengamatan sekilas sebagian besar pengajuan proposal kegiatan
PPHP dari daerah yang masuk selama ini lebih banyak berisi shopping list usulan
pengadaan barang (procurement–based) bukan berupa aktivitas pengembangan
(activity-based) dengan indikator output dan outcome yang terukur dan tingkat
keberhasilan tinggi. Penilaian tingkat keberhasilan kegiatan berdasarkan
anggaran berbasis kinerja ini bukanlah pada besarnya jumlah anggaran yang
dialokasikan sesuai usulan daerah, tetapi pada tingkat pemanfaatan anggaran
yang tepat sasaran dan efisien.
Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan proposal yang mampu
menjelaskan kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk mencapai sasaran
yang ditargetkan, lengkap dengan data dukung yang akurat, dan legalitas dari
Dinas terkait.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 3


D. TUJUAN DAN SASARAN

Dalam rangka menghasilkan perencanaan yang baik sesuai yang


diamanatkan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 maka perlu disusun
Pedoman Pengajuan Proposal Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman teknis dalam
pengusulan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian bagi institusi
pusat dan daerah, sehingga kegiatan yang diajukan benar-benar mampu
menyelesaikan permasalahan pengolahan dan /atau pemasaran yang ada
didaerah tersebut.
a. Output
Keluaran (output) dari kegiatan Penyusunan Pedoman Usulan Kegiatan
PPHP adalah Buku petunjuk/pedoman usulan kegiatan pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian.
b. Outcome
Bagi Ditjen. PPHP, adanya proposal yang baik dari daerah, akan sangat
membantu dalam menetapkan kebijakan alokasi kegiatan dan anggaran bagi
daerah.
c. Benefit
Tersusunnya perencanaan program pembangunan pertanian khususnya
kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian secara lebih baik yang
melibatkan semua pihak terkait khususnya masyarakat dalam
penyusunannya, transparan, terintegrasi antara institusi Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan instansi lain, serta berkelanjutan.
d. Impact
Diharapkan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian bersifat spesifik, memiliki efektifitas tinggi untuk memecahkan
masalah, serta memberi manfaat berkelanjutan bagi masyarakat tani.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 4


Bab 2
KARAKTERISTIK PROGRAM DAN KEGIATAN

A. STRUKTUR PROGRAM DAN KEGIATAN PPHP 2011

Sebagai sub-bagian dari pembangunan pertanian secara luas, maka


struktur program dan kegiatan pembangunan PPHP mengacu pada struktur
program dan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kementrian Pertanian. Sesuai dengan pedoman dalam
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran yang dituangkan angkan dalam
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 – 2014. Untuk program
Ditjen. PPHP adalah Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian. Kegiatan Utama yang akan
dilaksanakan dibawah program tersebut adalah:
(1). Pengembangan Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian
(2). Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian
(3). Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian
(4). Pengembangan Pemasaran Domestik
(5). Pengembangan Pemasaran Internasional
(6). Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen. PPHP

Kegiatan Utama tersebut selanjutnya dirinci menjadi sub kegiatan yang menjadi
prioritas PPHP yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 5


Kegiatan Prioritas Ditjen. PPHP
Tahun 2010-2014
(1).Pengembangan Penanganan 1. Peningkatan efisiensi penanganan panen
Pasca Panen Hasil Pertanian dan pasca panen padi.
2. Revitalisasi penggilingan padi skala
kecil.
3. Pengembangan usaha pengeringan dan
pergudangan dan kemitraan padi,
jagung.
4. Pengembangan usaha dan kemitraan
grading & packaging house hortikultura
5. Pengembangan usaha dan kemitraan
pengeringan dan pergudangan bawang
merah dan biofarmaka.
6. Pengembangan usaha dan kemitraan
kakao fermentasi bermutu tinggi.
7. Pengembangan bokar bersih.
8. Pengembangan usaha pakan ternak
skala kecil (PPTSK).
(2). Pengembangan Pengolahan 9. Pengembangan agroindustri dan
Hasil Pertanian kemitraan tepung-tepungan berbasis
sumberdaya lokal.
10. Pengembangan agroindustri beras
specialty untuk ekspor.
11. Pengembangan agroindustri dan
kemitraan perkebunan (kelapa, kopi,
lada, atsiri, mete).
12. Pengembangan agroindustri dan
kemitraan hortikultura.
13. Pengembangan agroindustri dan
kemitraan peternakan (susu, daging).
14. Pengembangan usaha pengolahan
kompos dan biogas.
(3). Pengembangan Mutu dan 15. Pengembangan sertifikasi alsintan
Standarisasi Pertanian melalui UPT. BPMA (Balai Pengujian
Mutu Alsintan)
16. Penguatan pembinaan sistem jaminan
mutu dan keamanan pangan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 6


17. Fasilitasi sertifikasi produk pertanian
(4). Pengembangan Pemasaran 18. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis
Domestik (STA), Pasar Tani, dan Pasar Lelang.
19. Pengembangan sarana dan pemasaran
tanaman hias.
20. Revitalisasi Pasar Ternak.
21. Pengembangan Sistem Informasi Pasar
komoditi strategis.
22. Penyelenggaraan promosi, eksebisi dan
perlombaan.
(5). Pengembangan Pemasaran 23. Pengembangan Sistem Informasi Pasar
Internasional ekspor impor komoditi strategis.
24. Pengembangan pemasaran tingkat
bilateral, regional, multilateral
25. Penyelenggaraan promosi internasional,
eksebisi dan perlombaan.
(6). Dukungan Manajemen dan 27. Penumbuhan dan pengembangan usaha
Teknis lainnya pada Ditjen. pengolahan dan pemasaran hasil
PPHP pertanian di LM3
28. Penyusunan perencanaan, monitoring,
dan dukungan manajemen lainnya.
29. Penumbuhan dan pengembangan usaha
pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian didaerah konflik, bencana
alam, tertinggal, dan perbatasan.

B. URAIAN PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH DAN DAYA


SAING

Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing dimaksudkan


untuk memfasilitasi: (1) Berkembangnya usaha pertanian produktif dan
efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai
tambah dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun
internasional; dan (2) Meningkatkan kontribusi sektor pertanian dalam
perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan devisa dan
pertumbuhan PDB.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 7


Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada dua hal yakni
peningkatan kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk
mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas
produk pertanian (segar dan olahan) diukur dari peningkatan jumlah
produk pertanian yang mendapatkan sertifikasi jaminan mutu (SNI,
Organik, Good Agricultural Practices, Good Handling Practices, Good
Manucfacturing Practices). Pada akhir 2014 semua produk pertanian
organik, kakao fermentasi , dan bahan olah karet (bokar) sudah harus
tersertifikasi dengan pemberlakuan sertifikasi wajib. Peningkatan jumlah
olahan diukur dari rasio produk segar dan olahan. Diperkirakan baru
sekitar 80 % produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk segar
sedangkan 20% sisanya dalam bentuk olahan, sehingga nilai tambahnya
masih sangat kecil. Karena itu pada akhir 2014 produk pertanian yang
diperdagangkan dalam bentuk olahan ditargetkan mencapai 50%.
Peningkatan daya saing akan difokuskan pada pengembangan
produk berbasis sumberdaya lokal yang (1) bisa meningkatkan
pemenuhan permintaan untuk konsumsi dalam negeri; dan (2) bisa
mengurangi ketergantungan impor (substitusi impor). Ukurannya adalah
besarnya pangsa pasar (market share) di pasar dalam negeri dan penurunan
net impor. Upaya peningkatan daya saing akan difokuskan pada
peningkatan produksi susu yang selama ini importasinya mencapai 73%
untuk memenuhi kebutuhan domestik. Untuk mengurangi besarnya
importasi gandum/terigu yang mencapai 6,7 juta ton per tahun akan
dikembangkan tepung-tepungan berbasis sumberdaya local, yang
ditargetkan pada akhir 2014 sudah bisa mensubstitusi 10 % importasi
gandum/terigu. Untuk kakao, ditargetkan pada akhir 2014 kebutuhan
kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri bisa
dipenuhi semua dari produksi dalam negeri.
Peningkatan ekspor akan difokuskan pada pengembangan produk
yang punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun olahan,
yang kebutuhan di pasar dalam negeri sudah tercukupi. Indikatornya
adalah pertumbuhan volume ekspor.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 8


C. URAIAN KEGIATAN DAN SASARAN DITJEN. PPHP

1. Peningkatan Efisiensi Penanganan Panen dan Pasca Panen Padi.


Sasaran kegiatan ini adalah menurunkan kehilangan hasil (losses) panen
padi dari 10,82 % pada tahun 2008 menjadi sekitar 9% pada tahun 2014
melalui:
(a) Penyediaan sarana peralatan pemanenen dan pasca panen yang lebih
baik.
(b) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan yang
diberikan.
(c) Penumbuhan kelembagaan pelayanan jasa alsin.

2. Revitalisasi Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil.


Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan rendemen penggilingan padi
minimal 2 %, dengan cara:
(a) Memperbaiki/melengkapi peralatan penggilingan padi kecil
(b) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan dan sarana
yang diberikan.
(c) Pendampingan manajemen usaha penggilingan padi.
(d) Pendampingan untuk mendapatkan akses modal.
(e) Penumbuhan kelembagaan penggilingan padi yang dikelola oleh
gabungan kelompok tani (POKTAN) atau GAPOKTAN yang bisa
mandiri dan berkelanjutan.

3. Pengembangan Usaha Pengeringan dan Pergudangan dan Kemitraan


Padi, Jagung.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu gabah/beras,
jagung, untuk memenuhi standar yang diminta pasar, dengan cara
(a) Memperbaiki/melengkapi peralatan pengering (dryer) dan sarana
pergudangan/penyimpanan, termasuk memperbaiki/membangun
sarana lumbung desa yang dikelola oleh masyarakat.
(b) Mengembangkan kemitraan dalam penyediaan dan pemasaran hasil.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 9


(c) Pendampingan operasionalisasi dan perawatan peralatan dan sarana
yang diberikan.
(d) Pendampingan manajemen pergudangan.

4. Pengembangan Usaha dan Kemitraan Grading & Packaging House


Hortikultura.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah dan
pendapatan kelompok tani, dengan cara:
(a) Memfasilitasi sarana (peralatan dan bangunan) yang diperlukan
untuk mengembangkan grading dan packaging house berbasis sistem
jaminan mutu.
(b) Pendampingan untuk menumbuhkan dan memperkuat kelembagaan
dan kemitraan, operasionalisasi peralatan, penerapan sistem jaminan
mutu.
(c) Menerapkan Supply-Chain Management untuk meningkatkan akses
pasar dan posisi tawar.

5. Pengembangan Usaha dan Kemitraan Pengeringan dan Pergudangan


Bawang Merah dan Biofarmaka.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan mutu, nilai tambah, dan
daya saing komoditi bawang merah dan biofarmaka, dengan jalan:
(a) Meningkatkan kapasitas kelembagaan kelompok tani melalui
pendampingan penerapan teknologi tepat guna dan peningkatan
manajemen usaha pengeringan dan pergudangan, dan
pendampingan untuk mendapatkan akses pasar dan permodalan.
(b) Fasilitasi perbaikan/pengembangan sarana pengeringan dan
pergudangan.

6. Pengembangan Usaha dan Kemitraan Kakao Fermentasi Bermutu Tinggi.


Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya
saing komoditas kakao, dengan jalan:

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 10


(a) Fasilitasi perbaikan/ pengembangan sarana fermentasi dan
penanganan pasca panen dan pengolahan kakao berbasis jaminan
mutu untuk menghasilkan high quality fermented cocoa bean.
(b) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani
untuk menghasilkan kakao fermentasi bermutu tinggi sesuai SNI
melalui pendampingan.
(c ) Memperkuat kelembagaan dan kemitraan usaha kelompok tani
melalui pendampingan

7. Pengembangan Bokar Bersih


Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan daya saing karet nasional di
pasar luar negeri, memperbaiki dan membangun kondisi mutu bokar dan
menghasilkan bokar bersih dan bermutu sesuai dengan persyaratan teknis
dan atau standar mutu yang berlaku serta pemenuhan akan kualitas,
kuantitas dan kontinuitas produk, dengan cara:
(a) Fasilitasi perbaikan/ pengembangan sarana penanganan pasca panen
karet berbasis jaminan mutu.
(b) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani
untuk menghasilkan bahan olah karet bermutu tinggi sesuai SNI
melalui pendampingan.
(c) Memperkuat kelembagaan dan kemitraan usaha kelompok tani

8. Pengembangan Usaha Pengolahan Pakan Ternak Skala Kecil (PPTSK)


Sasaran kegiatan ini adalah untuk menjamin ketersediaan pakan ternak
sehingga mendorong pengembangan peternakan di pedesaan dan sekaligus
menciptakan lapangan kerja baru, melalui:
(a) Fasilitasi pembangunan usaha pengolahan pakan ternak skala kecil di
pedesaan berbasis sumberdaya lokal.
(b) Pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha.
(c) Fasilitasi akses pasar dan permodalan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 11


9. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Tepung-Tepungan Berbasis
Sumberdaya Lokal.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan
masyarakat lokal dengan cara:
(a) Mengembangkan penanganan pasca panen pangan lokal untuk
memperpanjang daya simpan sehingga dapat digunakan saat
paceklik (misalnya pengeringan umbi-umbian).
(b) Mengembangkan diversifikasi pangan melalui usaha pengolahan
pangan berbasis tepung-tepungan lokal.
(c) Penumbuhan/pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha
melalui pendampingan untuk meningkatkan kemampuan
sumberdaya manusia pengelolanya dan sekaligus akses pasar dan
permodalan.

10. Pengembangan Agroindustri Beras Specialty (BS) untuk Ekspor


Sasaran kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peningkatan kualitas beras
specialty dan penerapan sistem jaminan mutu beras specialty untuk ekspor,
dengan cara: meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen para
pelaku usaha dalam memproduksi beras specialty utnuk ekspor.

11. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Perkebunan (Kelapa, Kopi,


Lada, Atsiri, Mete).
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing,
dan pendapatan petani di sektor perkebunan, melalui:
(a) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan kelapa
terpadu (menjadi VCO, kopra, desicated coconut, arang kelapa, dll)
dengan fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.
(b) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan kopi
di sentra produksi berbasis sistem jaminan mutu, dengan fasilitasi
penyediaan sarana dan pendampingan usaha.
(c) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan
minyak nilam berbasis jaminan mutu, dengan fasilitasi penyediaan
sarana dan pendampingan usaha.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 12


12. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Hortikultura
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing,
serta mencegah turunnya harga saat panen raya, melalui:
(a) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan jus dan
keripik buah di sentra produksi berbasis sistem jaminan mutu, dengan
fasilitasi penyediaan sarana dan pendampingan usaha.
(b) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha pengolahan
bawang merah di sentra-sentra produksi, dengan fasilitasi penyediaan
sarana dan pendampingan usaha.

13. Pengembangan Agroindustri dan Kemitraan Peternakan (Susu, Daging).


Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan nilai tambah, daya saing dan
posisi tawar kelompok peternak susu sapi perah, melalui:
(a) Fasilitasi sarana pemerahan, pengumpulan, dan pengolahan susu dan
daging sesuai sistem jaminan mutu.
(b) Fasilitasi bangunan pengolahan susu skala perdesaan.
(c) Pendampingan teknis, manajemen usaha, dan pemasarannya.
(d) Penguatan kelembagaan dan kemitraan usaha peternak.

14. Pengembangan usaha pengolahan kompos dan biogas.


Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah biomassa
dan limbah ternak dalam rangka mendukung ketersediaan pupuk dan
bahan bakar di pedesaan, melalui:
(a) Fasilitasi alat dan bangunan biogas
(b) Fasilitasi alat dan bangunan kompos.
(d) Pendampingan teknis produksi dan manajemen usaha.

15. Pengembangan sertifikasi alsintan melalui UPT. BPMA (Balai Pengujian


Mutu Alsintan).
Sasaran kegiatan ini adalah mengoptimalkan operasionalisasi layanan
pengujian mutu peralatan / mesin penanganan pasca panen dan pengolahan

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 13


hasil pertanian sehingga terakreditasi dan mendapatkan ISO 9001, dengan
jalan:
(a) Mengembangkan sarana pengujian
(b) Mengembangkan sistem dan prosedur layanan pengujian
(c) Mengembangkan kemampuan SDM dan total quality management
dalam pelaksanaan kerja sehari-hari.

16. Penguatan Pembinaan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan


Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan layanan pembinaan sistem
jaminan mutu dan keamanan pangan produk pertanian dimulai dari on-
farm hingga off-farm, melalui bimbingan teknis dan sekolah lapang.

17. Fasilitasi Sertifikasi Produk Pertanian


Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan konsumen
sekaligus meningkatkan daya saing dan pangsa pasar produk pertanian,
melalui:
(a) Pendampingan penerapan sistem jaminan mutu dan pencatatannya
(recording) pada keseluruhan proses produksi.
(b) Bantuan sertifikasi bagi POKTAN/ GAPOKTAN.
(c) Fasilitasi sistem informasi dan public awareness.

18. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA), Pasar Tani, dan Pasar
Lelang.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar bagi petani,
memperpendek rantai pasar, dan meningkatkan posisi tawar petani
(sehingga meningkatkan pendapatannya), melalui:
(a) Revitalisasi dan pemanfaatan sarana pemasaran di lokasi produksi
(on-farm) yang digunakan dan dikelola langsung oleh kelompok tani
dalam menjual produknya.
(b) Fasilitasi sarana grading dan packaging house serta pergudangan
untuk menghasilkan produk bermutu.
(c) Fasilitasi sarana sistem informasi pasar.
(d) Pendampingan jaminan mutu, sistem usaha dan pemasaran.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 14


19. Pengembangan Sarana dan Pemasaran Tanaman Hias
Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan sarana penanganan pasca
panen yang baik dan benar pada rantai pengemasan dan pengangkutan
sebagai jaminan untuk mendapatkan mutu yang diinginkan konsumen.

20. Revitalisasi Pasar Ternak


Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar bagi peternak,
memperpendek rantai pasar, dan meningkatkan posisi tawar peternak
(sehingga meningkatkan pendapatannya), melalui:
(a) Revitalisasi sarana pemasaran yang digunakan dan dikelola langsung
oleh kelompok peternak dalam menjual produknya.
(b) Fasilitasi sarana pengujian kesehatan, penimbangan, dan
perkandangan sesuai sistem jaminan bermutu.
(c) Fasilitasi sarana sistem informasi pasar.
(d) Pendampingan sistem usaha dan pemasaran.

21. Pengembangan Sistem Informasi Pasar Komoditi Strategis.


Sasaran kegiatan ini adalah untuk menyediakan akses informasi pasar
(produksi, volume, harga, mutu, perdagangan) komoditas pertanian bagi
masyarakat, melalui
(a) Fasilitasi sarana pengolah data, peralatan informasi, dan sistem
informasi yang terkoneksi secara on-line , real time, dan terkini.
(b) Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia untuk operasionalisasi
dan manajemen sistem informasi.
(c) Fasilitasi promosi dan public awareness.

22. Penyelenggaraan Promosi, Eksebisi dan Perlombaan


Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar dan
konsumsi produk pertanian Indonesia, baik di dalam maupun di luar
negeri, serta merangsang pelaku usaha untuk meningkatkan usahanya,
melalui:

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 15


(a) Fasilitasi promosi dagang, pameran dan eksebisi, di dalam dan luar
negeri.
(b) Pengembangan sistem informasi pasar.
(c) Penghargaan dan temu bisnis.

23. Pengembangan Sistem Informasi Pasar Ekspor Impor Komoditi Strtategis


Sasaran kegiatan ini adalah untuk menyediakan akses informasi pasar
(produksi, volume, harga, mutu, perdagangan) komoditas pertanian untuk
pasar ekspor dan impor, melalui
(a) pemanfaatan sistem informasi yang terkoneksi secara on-line, real time,
dan terkini.
(b) Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia untuk operasionalisasi
dan manajemen sistem informasi.
(c) Fasilitasi promosi dan public awareness di pasar internasional

24. Pengembangan Pemasaran Tingkat Bilateral, Regional, Multilateral.


Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pasar produk
pertanian Indonesia di pasar regional dan global, melalui:
(a) Peran aktif dalam perundingan dan penentuan kebijakan
perdagangan bilatreral, regional dan multilateral.
(b) Pengembangan market intelligence.
(c) Pengembangan kebijakan promosi dan proteksi.

25. Penyelenggaraan Promosi Internasional, Eksebisi dan Perlombaan


Sasaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pangsa pasar produk
pertanian di pasar ekspor, melalui:
(a) Fasilitasi promosi dagang, pameran dan eksebisi, di luar negeri.
(b) Pengembangan sistem informasi pasar.

26. Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil


Pertanian di LM3.
Sasaran kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan wirausaha pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian di lingkungan LM3, melalui:

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 16


(a) Bantuan sarana (peralatan dan bangunan) pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian.
(b) Bantuan permodalan.
(c) Pendampingan dalam hal teknis produksi, manajemen usaha, dan
pemasarannya, untuk mengembangkan kapasitas kelembagaan yang
mandiri dan berkelanjutan.

27. Penyusunan Perencanaan, Monitoring, dan Dukungan Manajemen


lainnya
Sasaran dari kegiatan ini adalah sebagai sistem pendukung dalam organisasi
Ditjen PPHP, kaitannya dengan proses perencanaan dan evaluasi kegiatan.

28. Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil


Pertanian di Daerah Konflik, Bencara Alam, Tertinggal, dan Perbatasan
Sasaran kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan
petani di daerah-daerah konflik, bencana alam, tertinggal, dan perbatasan,
melalui:
(a) Bantuan sarana pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.
(b) Pendampingan/ bimbingan teknis untuk penguatan kelembagaan
petani, serta kemampuan teknis dalam mengembangkan usaha
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
(c) Bantuan pemasaran dan akses permodalan.

D. FOKUS KOMODITI KEGIATAN PPHP

Pada kegiatan tahun 2011, kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil


pertanian tetap berfokus pada:
a. Komoditi pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, gula, daging
sapi.
b. Komoditi utama orientasi ekspor yaitu kakao, kopi, karet, sawit,
rempah dan teh.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 17


c. Komoditi potensi ekspor yaitu buah tropika, biofarmaka, tanaman
hias tropika, beras specialty, mete, daging ayam.
d. Komoditi substitusi impor yaitu susu, tepung dan jeruk.

E. KARAKTERISTIK KEGIATAN PUSAT DAN DAERAH

Pada tahun 2011 kegiatan yang akan dilaksanakan di tingkat Pusat,


Propinsi, dan Kabupaten / Kota mempunyai karateristik sebagai berikut:

Karakteristik Kegiatan Pusat:


1. Manajemen pembangunan pertanian
2. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
3. Regulasi pembangunan pertanian
4. Koordinasi perencanaan, implementasi dan pelaporan
5. Pengawasan dan pengendalian pembangunan pertanian
6. Pembinaan dan pengawalan kegiatan di daerah, pelatihan, sosialisasi,
apresiasi, pendampingan, bimbingan, monitoring dan evaluasi.
7. Pelayanan teknis/ bisnis, promosi, dan public awareness.
8. Pengembangan sistem Informasi dan data base
9. Fasilitasi kegiatan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3)
dll.

Karakteristik Kegiatan Dana Dekonsentrasi di Provinsi:


1. Diutamakan untuk kegiatan non fisik.
2. Koordinasi perencanaan dan evaluasi (lintas kabupaten kota)
3. Pengawalan, Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)
4. Supervisi, Pelatihan dan Sosialisasi Program
5. Fasilitasi promosi produk pertanian ( misalnya :Agro & Food Expo, dll)
6. Penyusunan Juklak kegiatan ( Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 18


7. Pembinaan mutu hasil pertanian, Pelayanan Informasi Pasar (PIP),
Pembinaan Teknologi pasca panen dan Pengolahan Hasil, Pembinaan LM3
dll.
8. Sekolah Lapang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL-PPHP), dll.

Karakteristik Kegiatan Dana Tugas Pembantuan


Kegiatan Dana Tugas Pembantuan terdiri dari Tugas Pembantuan Provinsi dan
Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/ Kota.

Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Provinsi:


1. Pengadaan sarana fisik strategis penanganan pasca panen dan pengolahan.
2. Pengembangan Pasar Tani
3. Pengembangan Pasar Lelang (Pasar Petani)
4. Stabilisasi Harga Komoditi Strategis
5. Pengawalan .

Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/ Kota:


1. Kegiatannya diutamakan untuk kegiatan fisik.
2. Pedampingan kepada Poktan/ Gapoktan.
3. Penguatan modal usaha kelompok.
4. Pengadaan sarana/ alat pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil.
5. Kegiatan operasional yang mencakup: koordinasi, perencanaan,
pedampingan, seleksi CP/CL, monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Pola Kegiatan Dana Tugas Pembantuan :


1. Pola Umum:
Pola umum yang diberikan bagi tumbuhnya industri perdesaan meliputi
bantuan dalam bentuk alat dan mesin yang dibutuhkan dalam kegiatan
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

2. Pola Khusus (Pola Insentif)


Insentif teknologi diberikan kepada plasma yang dikelola oleh inti. Jenis
teknologi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kedua belah pihak, yakni

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 19


yang dapat mendorong percepatan pengembangan industri hilir di bidang
pertanian. Untuk mengetahui kebutuhan tersebut maka pihak plasma dan
inti diharapkan dapat mengajukan proposal dengan melampirkan nota
kesepahaman yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Hal ini perlu
dilakukan karena tugas Inti adalah menjadi penjamin (AVALIS) bagi Plasma.
Inti juga yang selanjutnya akan membeli produk plasma untuk dipasarkan
langsung atau diolah dan kemudian dipasarkan dengan harga yang
disepakati (berkeadilan). Sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan
pasar, pihak inti yang akan menetapkan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas
produk yang harus dihasilkan plasma, serta membina plasma dalam sistem
produksi.
Inti adalah industri pengolahan/ pasca panen (swasta, BUMD, PT,

BHMN, dan lain-lain), yang mempunyai tugas: (a) Menjadi penjamin

(AVALIS) bagi Plasma, (b) Membeli produk Plasma untuk dipasarkan

langsung atau diolah dan kemudian dipasarkan dengan harga yang telah

disepakati (berkeadilan), (c) Menetapkan kuantitas, kualitas dan

kontinyuitas produk yang harus dihasilkan oleh Plasma, (d) Membina

Plasma dalam sistem produksi.

Plasma adalah Kelompok Tani atau Gabungan Kelompok Tani yang di

utamakan sudah berbadan hukum dan bankable/ feasible untuk mendapat

pinjaman skim kredit. Plasma mempunyai tugas : (a) Memasok produk

kepada Inti sesuai dengan kuantitas, kualitas, kontinyuitas dan harga yang

telah disepakati, (b) Mengembangkan kegiatan usaha (on-farm, pasca panen,

pangolahan, perbaikan mutu) untuk memasok produk ke Inti, (c) Melakukan

kerjasama dengan Plasma lain.

Pendukung adalah Pendukung adalah Perguruan Tinggi/ lembaga

penelitian yang bertugas: (a)Membantu Ditjen PPHP dan Dinas Daerah

untuk memilih Inti-Plasma yang akan mendapat insentif, (b) Membantu

merancang Business Plan Inti-Plasma yang terpilih, (c) Melakukan

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 20


pendampingan manajemen, teknik produksi, pemasaran, dan akses

pendanaan, (d) Transfer teknologi (know how) dari hasil R & D untuk

mengembangkan usaha Inti-Plasma, (e) Melaporkan kegiatan kepada Ditjen

PPHP dan Dinas Daerah secara berkala.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 21


Bab 3
KRITERIA PENULISAN PROPOSAL

A. JENIS DAN JUMLAH KEGIATAN


Jenis kegiatan yang boleh diusulkan adalah kegiatan yang termasuk dalam
25 jenis kegiatan prioritas Ditjen PPHP tahun 2011 (lihat Bab 2). Khusus untuk
kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian di LM3 akan ada Pedoman Pengajuan Proposal tersendiri yang
dikeluarkan oleh Ditjen PPHP.
Jumlah kegiatan PPHP yang boleh diajukan oleh setiap Dinas lingkup
pertanian Kabupaten/ Kota dalam satu tahun anggaran adalah 1 (satu)
kegiatan/komoditi yang dipandang sangat prioritas untuk segera dilakukan.
Ada beberapa alasan yang mendasari kebijakan ini, antara lain adalah: (1)
Adanya keterbatasan sumberdaya anggaran yang dimiliki oleh Ditjen PPHP
yang harus memfasilitasi semua sub-sektor; (2) Agar anggaran yang terbatas bisa
digunakan seoptimal mungkin untuk menyelesaikan satu kegiatan hingga dapat
beroperasi, sehingga secara cepat bisa menghasilkan output dan outcome yang
diinginkan; (3)Usulan yang diajukan seyogyanya mengacu pada kontrak kinerja
yang disusun oleh Dinas Propinsi dan telah disampaikan sebelumnya ke Ditjen
PPHP.

B. KEGIATAN TAHUN JAMAK


Kegiatan yang diusulkan bisa bersifat tahun jamak (multi years) yang
pelaksanaannya bisa 2-3 tahun. Hal ini memberi fasilitasi dan jaminan pada
kegiatan yang memang penyelesaiannya membutuhkan waktu lebih dari 1 (satu)
tahun anggaran hingga tercapainya output dan outcome. Disamping itu juga
mendorong kepada daerah untuk fokus pada penyelesaian pengembangan
kegiatan unggulan (komoditi unggulan) secara utuh mulai dari aspek pasca
panen, pengolahan, jaminan mutu, kemitraan dan pemasarannya.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 22


Untuk kegiatan yang berkarakterstik tahun jamak, maka pengusulannya
harus menguraikan kegiatan dan anggaran serta output dan outcomenya untuk
setiap tahun anggaran.

C. JENIS/RINCIAN BELANJA

Jenis belanja yang boleh diusulkan adalah biaya yang boleh digunakan
yang terkait secara logis dengan kegiatan yang diusulkan. Perlu diingat bahwa
masing-masing investasi bukan berdiri sendiri namun harus terkait secara logis
dengan kegiatan dan program pengembangan yang diusulkan.

Jenis belanja yang BOLEH DIUSULKAN antara lain adalah:

(1) Pengadaan peralatan/ bahan.


Komponen biaya ini diutamakan untuk perbaikan dan perawatan peralatan
pasca panen, pengolahan, atau pemasaran yang sudah ada sehingga dapat
berfungsi secara optimal. Pengadaan peralatan baru diperkenankan
asalkan sesuai dengan desain kegiatan yang diusulkan. Spesifikasi
peralatan dan unit cost (harga satuan) perlu diuraikan dalam proposal.

(2) Rehabilitasi/pembangunan gedung.


Komponen biaya ini digunakan untuk rehabilitasi/pembangunan gedung
yang dibutuhkan untuk kegiatan penanganan pasca panen, pengolahan
atau pemasaran hasil pertanian. Pengusulan komponen biaya ini: (1) Perlu
dilengkapi dengan gambar arsitek yang sesuai dengan standar yang
disyaratkan (mutu, kapasitas produksi); (2) Perlu dilengkapi dengan RAB
(Rencana Anggaran dan Biaya) sesuai dengan harga satuan yang berlaku.
Termasuk dalam komponen biaya ini adalah biaya untuk Jasa Konsultan.

(3) Pendampingan.
Komponen biaya ini digunakan untuk membayar tenaga pendamping yang
secara khusus dipilih dan ditugaskan untuk meningkatkan kapasitas
kelembagaan POKTAN/ GAPOKTAN. Jumlah tenaga pendamping adalah

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 23


1 (satu) orang berkualifikasi sarjana (S1) untuk setiap kegiatan. Tenaga
pendamping bertugas secara full time untuk meningkatkan kemampuan
teknis usaha, management usaha, dan akses pasar/kemitraan usaha dan
akses permodalan kepada anggota kelompok tani. Masa kerjanya adalah
10 bulan dalam satu tahun anggaran.

(4) Manajemen penyelenggaraan kegiatan.


Komponen biaya ini digunakan untuk mendukung suksesnya
penyelenggaraan kegiatan. Termasuk dalam hal ini adalah untuk: (a)
Honor pelaksana kegiatan: (b) Pengadaan ATK ; (c) Administrasi lelang
dan rapat koordinasi; (d) Belanja perjalanan lokal dalam rangka koordinasi,
monitoring dan evaluasi ; (e) Penyusunan, penggandaan dan pengiriman
laporan.

Komponen biaya yang TIDAK BOLEH DIUSULKAN antara lain adalah:

(1) Pengadaan tanah.


Biaya pengadaan tanah harus ditanggung oleh POKTAN/ GAPOKTAN
atau oleh Pemerintah Daerah setempat. Karena itu, pengembangan
kegiatan PPHP yang memerlukan pengadaan tanah memerlukan sinergi
antara pendanaan dari sumber daerah (pemerintah daerah atau masyarakat
tani) dengan pendanaan dari pusat (Ditjen PPHP).

(2) Pengadaan kendaraan operasional dinas.


Pengadaan kendaraan operasional dinas, baik roda 2 (dua) atau 4 (empat)
tidak boleh diusulkan. Pengadaan kendaraan yang boleh diusulkan adalah
kendaraan yang benar-benar sangat terkait dengan operasionalisasi
kegiatan yang diusulkan. Misalnya, dalam usulan pembangunan RPU
(rumah potong unggas), diusulkan komponen biaya untuk pengadaan
mobil box berpendingin untuk pengangkutan daging ayam higienis dari
RPU (rumah potong unggas) ke tempat pemasaran.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 24


D. OUTLINE PENULISAN

Setiap proposal diharapkan ditulis dengan outline dan isi sebagai berikut::
BAGIAN AWAL
a. Lembar depan, berisi judul kegiatan dan instansi pengusul.
b. Lembar pengesahan, berisi judul kegiatan, lokasi kegiatan,
nama/alamat/nomor telepon/e-mail instansi pelaksana, jumlah biaya,
tanggal dan tempat dibuatnya usulan, tanda tangan pimpinan instansi
pelaksana, serta tanda tangan atasan pimpinan instansi pelaksana.
c. Pernyataan dukungan oleh pemerintah daerah setempat.

BAGIAN ISI
Bab 1. INFORMASI UMUM
Dalam Bab ini disajikan informasi tentang:
a. Kebijakan Pembangunan Pertanian Pemerintah Daerah
Bagian ini memuat informasi tentang arah pembangunan pertanian
(Visi, Misi, Tujuan, Strategi – kalau ada) beserta sasaran yang ingin
dicapai (dalam jangka pendek atau panjang) yang telah ditetapkan
oleh pemerintah daerah. Penetapan arah pembangunan pertanian
semestinya terkait dan sekaligus merupakan implementasi dari
rencana strategis pembangunan pemerintah daerah tersebut. Harus
dijelaskan pula tentang kebijakan penetapan komoditi unggulan yang
telah diambil oleh pemerintah daerah.

b. Kinerja Pembangunan Pertanian Kabupaten/Kota


Bagian ini memuat informasi umum (makro) tentang kinerja
pembangunan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
atau peternakan) yang telah dicapai selama 3 (tiga) tahun terakhir,
termasuk kontribusinya terhadap perekonomian daerah (PDRB) serta
serapan terhadap tenaga kerja.

Bab 2. KINERJA PENGEMBANGAN PPHP UNGGULAN DAERAH


Bab ini berisi gambaran hasil kegiatan pengembangan PPHP komoditi

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 25


unggulan (yang telah dipilih oleh Daerah untuk dikembangkan) yang
telah dilakukan/dicapai selama 3 (tiga) tahun terakhir. Termasuk
didalamnya adalah sumber pendanaannya (APBN Pusat, APBD,
Swasta/Masyarakat, dsb.), serta permasalahan yang dihadapi. Dalam Bab
ini, bisa diuraikan secara rinci kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Kinerja Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan
Berisi informasi tentang penanganan pasca panen dan pengolahan
yang telah dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta permasalahan
yang dihadapi.
b. Kinerja Penanganan Mutu
Berisi informasi tentang penanganan mutu hasil pertanian yang telah
dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta permasalahan yang dihadapi.
c. Kinerja Penanganan Pemasaran (Domestik dan Internasional)
Berisi informasi tentang penanganan pemasaran (domestik dan/atau
internasional) yang telah dilakukan, hasil yang telah dicapai, serta
permasalahan yang dihadapi.

Bab 3. USULAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PPHP KOMODITI


UNGGULAN 2011
a. Latar Belakang
Berisi penjelasan tentang landasan kebijakan tentang pentingnya
kegiatan ini diusulkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan yang
diusulkan harus sesuai dengan prioritas kegiatan Ditjen PPHP .

b. Rasional
Berisi penjelasan tentang:
• Permasalahan (dan faktor penyebabnya) tentang pengolahan dan
pemasaran yang hendak diselesaikan pada Tahun 2010.
• Argumentasi tentang mengapa usulan kegiatan ini adalah pilihan
yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

c. Tujuan dan Sasaran


Berisi penjelasan tentang :

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 26


• Tujuan dan sasaran spesifik dan realistis yang ingin dicapai pada
akhir Tahun 2010.
• Seberapa besar kontribusi kegiatan ini terhadap pembagunan
daerah.

d. POKTAN/GAPOKTAN Penerima Bantuan


Berisi uraian rinci tentang POKTAN/GAPOKTAN yang akan
dikembangkan. Informasinya meliputi, usaha yang sedang dilakukan,
jumlah petani, kesiapan untuk menerima kegiatan, dll.

d. Rincian Kegiatan/Sub-Kegiatan dan Anggaran


Berisi penjelasan tentang rincian dan tahapan langkah-langkah usulan
Kegiatan/Sub-Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta anggarannya.

Kebutuhan Anggaran Tahun 2011 (Rp.000)


Kegiatan/ Sub-Kegiatan/
APBN Pusat APBD Masyarakat
Jenis Belanja

1.
2.
n.
Catatan: Tabel ini harus diikuti dengan Lampiran yang menguraikan
secara rinci setiap kegiatan/sub-kegiatan/jenis belanja (lihat Laampiran 3 )

e. Jadual Pelaksanaan
Berisi penjelasan tentang: jadual pelaksanaan untuk setiap tahap
usulan Kegiatan/Sub-Kegiatan sesuai dengan yang diuraikan dalam
Rincian Kegiatan/Sub-Kegiatan.
Tahun 2011 (bulan ke)
Kegiatan/Sub-Kegiatan
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
1.
2.
n.

f. Indikator Kinerja
Berisi penjelasan tentang indikator keberhasilan (output dan outcome) pada
setiap kegiatan/Sub-kegiatan sebagai alat ukur pencapaian tujuan dan

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 27


sasaran.
Kegiatan/Sub-Kegiatan Indikator Keberhasilan Pada Akhir Tahun 2011
OUTPUT OUTCOME
1.
2.
n.

g. Keberlanjutan Kegiatan
Berisi penjelasan tentang bagaimana upaya yang akan dilakukan oleh
Daerah dan POKTAN/GAPOKTAN agar kegiatan ini dapat terus
berlanjut di masa depan setelah selesai tahun anggaran 2010.
Termasuk didalamnya adalah bagaimana pemeliharaan investasi
sarana yang telah diadakan.

LAMPIRAN
Lampiran yang diperlukan adalah, antara lain:

1. Hasil Feasibility Study (FS/ Pra-FS) sangat diharapkan sekali.


2. Gambar spesifikasi bangunan (jika ada kegiatan pembangunan bangunan)
dan rincian anggarannya, serta pengesahan dari PU
3. Spesifikasi peralatan (jika ada usulan kegiatan pengadaan peralatan) dan
rincian harganya.
4. Rincian penggunaan ATK dan harganya.
5. Rincian penggunaan perjalanan.
6. Data pendukung lain yang diperlukan.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 28


Bab 4
ADMINISTRASI PROPOSAL

A. JADWAL

Sesuai dengan Jadwal Agenda Perencanaan RKP, RKA-KL, DIPA APBN


Tahun 2011 Kementrian Pertanian, maka jadwal pemrosesan proposal adalah
sebagai berikut:

(1) Januari – Februari 2010: Penyebarluasan dan sosialisasi Panduan


Pengajuan Proposal Kegiatan PPHP. Kegiatan ini direncanakan akan
dilakukan bersamaan dengan penyerahan POK (Petunjuk Operasional
Kegiatan) dan sosialisasi Pedoman Umum kegiatan PPHP Tahun 2010.
(2) 31 Maret 2010: Proposal yang telah mendapat persetujuan dari pimpinan
daerah (Bupati/ Wlikota) dan Dinas pertanian lingkup Kabupaten/Kota
(Dana Tugas pembantuan) sudah harus diterima oleh Dinas pertanian
lingkup Provinsi yang terkait. Proposal akan dibahas di tingkat Provinsi
dalam acara MUSRENBANG tingkat Provinsi yang dijadwalkan sudah
harus dilaksanakan pada akhir Maret 2010.
(3) 10 April 2010: Proposal dari Provinsi dan Kabupaten/ Kota hasil
MUSRENBANG tingkat Provinsi sudah harus diterima oleh Sekretariat
Ditjen PPHP. Dokumen ini selanjutnya akan dievaluasi dan dijadikan
bahan pembahasan dalam MUSRENBANG tingkat Nasional di BAPPENAS
dan Kementerian Pertanian yang diagendakan akan dilaksanakan pada
minggu ke-2 bulan April 2010.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 29


Proposal harus diajukan secara resmi oleh Kepala Dinas Kabupaten/ Kota
dengan persetujuan propinsi, dalam bentuk hard copy ditujukan kepada:
Sekretaris Ditjen. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Cq. Bagian Perencanaan. Kementerian Pertanian, Gedung D Lantai 2,
Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan
Jakarta Selatan 12550
Kotak POS 83/12001/Kbypm
Tel/ Faks. (021) 78837929
website: http://agribisnis.deptan.go.id
e-mail: sonrizal@ymail.com atau son@deptan.go.id

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 30


B. KRITERIA SELEKSI PROPOSAL

Setiap proposal yang diajukan akan diseleksi kelayakan pendanaannya


berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(1) Keterpaduan Pusat-Daerah

Keterkaitan Pusat-Daerah akan dilihat dari:


(a) Keterpaduan kegiatan dan komoditas. Kegiatan yang diusulkan
harus benar-benar sesuai dengan prioritas kegiatan yang telah
ditetapkan oleh Ditjen PPHP (lihat Bab 3). Kegiatan yang diusulkan
juga harus sesuai dengan kebijakan pengembangan komoditi
unggulan yang ditetapkan oleh Daerah.
(b) Keterpaduan anggaran. Sangat diharapkan bahwa kegiatan yang
diusulkan akan didanai juga oleh daerah baik dari sumber APBD
maupun oleh masyarakat. Adanya keterpaduan ini sangat diperlukan
karena anggaran dari Ditjen PPHP (APBN) sangat terbatas.
Disamping itu, keterpaduan anggaran akan mencerminkan komitmen
yang tinggi dari daerah untuk mensukseskan kegiatan yang
diusulkan. Disamping dalam bentuk anggaran rupiah murni, daerah
juga dapat berkontribusi dalam hal pengadaan tanah, bangunan, dll.

(2). Keterkaitan Hulu-Hilir


Keterkaitan hulu-hilir sangat diperlukan karena kegiatan pasca panen dan
pengolahan harus didukung oleh pasokan bahan baku dalam jumlah yang
cukup, berkualitas, dan berkelanjutan, sehingga memenuhi skala ekonomi
usaha. Karena itu kegiatan PPHP yang diusulkan harus menyatu di lokasi
sentra produksi bahan bakunya.

(3) Keterkaitan Dengan Potensi dan Peluang Pasar serta Adanya Kemitraan
Usaha.

Produk yang dikembangkan harus mempunyai prospek dan potensi pasar


yang baik. Dalam proposal harus dijelaskan tentang pasar yang akan
dituju (lokal, nasional, regional, ekspor) serta besarnya peluang yang ada.
Sangat diharapkan bahwa ruang lingkup kegiatan yang diusulkan adalah
mulai dari kegiatan pasca panen/pengolahan hingga pemasarannya.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 31


(4) Kejelasan POKTAN/ GAPOKTAN Penerima dan Kesiapan
Kelembagaannya.

Sesuai dengan kebijakan Kementrian Pertanian, bahwa penerima bantuan


adalah bukan individu petani, namun difokuskan pada hanya
POKTAN/GAPOKTAN. Karena itu, dalam proposal harus dijelaskan
tentang karakteristik POKTAN/GAPOKTAN yang akan menerima bantuan
(nama, lokasi/alamat, jenis usaha yang telah/sedang dilakukan, dll.).

Disamping itu, dalam proposal juga harus dijelaskan kesiapan


POKTAN/GAPOKTAN dalam melaksanakan kegiatan yang diusulkan
serta upaya yang akan dilakukan untuk mengelola aset agar terjamin
keberlanjutannya.

5. Kejelasan Desain dan Pengelolaan Kegiatan

Proposal yang baik akan menjelaskan secara rinci tentang bagaimana setiap
kegiatan akan diimplementasikan. Demikian juga masalah pengelolaan
dari setiap usulan kegiatan/sub-kegiatan/belanja yang akan dilakukan.

6. Kejelasan Indikator Keberhasilan (Output dan Outcome)

Proposal harus menjelaskan indikator keberhasilan dari setiap kegiatan


yang diusulkan, baik output dan outcomenya. Indikator keberhasilan ini
akan digunakan sebagai alat ukur/evaluasi keberhasilan kegiatan.
Indikator harus bisa dan mudah diukur, serta bersifat kuantitatif.

7. Prestasi Kinerja Tahun Sebelumnya

Sesuai dengan paradigma anggaran berbasis kinerja, maka prestasi kinerja


tahun sebelumnya akan menentukan diterima atau ditolaknya usulan
kegiatan dari suatu daerah. Untuk itu ketaatan azas dalam pelaporan
kegiatan dan pelaporan keuangan (SAI) tahun sebelumnya (T-1) akan
digunakan untuk menentukan reward and punishment.

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 32


8. Kelengkapan Data Pendukung

Setiap proposal perlu dilengkapi dengan data pendukung yang


menjelaskan secara rinci tentang setiap sub-kegiatan/ jenis belanja yang
diusulkan.
(a) Hasil Feasibility Study (FS/ Pra-FS) sangat diharapkan sekali.
(b) Untuk bangunan, perlu dilengkapi dengan gambar bangunan dan
rancangan anggaran biayanya (RAB).
(c) Untuk peralatan perlu dilengkapi dengan spesifikasi dan harga.
(d) Untuk ATK, harus dirinci penggunaannya.
(e) Untuk perjalanan dinas, harus dirinci tempat tujuannya.
(f) Data-data lainnya.

Proposal yang telah diseleksi dengan kriteria seperti tersebut di atas kemudian
disinkronkan dengan usulan dari Eselon I terkait lingkup Deptan, atau Instansi
lain di luar Deptan, serta disesuaikan dengan kebijakan Menteri Pertanian dan
DPR. Secara umum mekanisme penentuan usulan kegiatan pembangunan
PPHP tahun 2011 dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Mekanisme penentuan usulan kegiatan pembangunan PPHP tahun


2011

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 33


Bab 5
PENUTUP

Pedoman Pengajuan proposal kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil


Pertanian ini masih bersifat umum dan belum sempurna, sehingga perlu
dilengkapi dan dijabarkan lebih lanjut ke dalam kegiatan-kegiatan operasional
berdasarkan anggaran kinerja sesuai dengan potensi dan karakteristik di daerah.
Diharapkan dengan buku pedoman ini daerah dapat menentukan kegiatan
pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang benar-benar
sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.

Pembangunan dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian


melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan instansi lain
di dalam dan di luar lingkup Kementrian Pertanian, maka kerjasama yang
harmonis secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Dukungan para pelaku usaha
agribisnis, pemerintah daerah dan masyarakat luas yang merupakan komponen
utama didalam sistem agribisnis nasional juga sangat dibutuhkan. Melalui
kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung diharapkan program-
program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai tujuan serta
sasaran yang diinginkan.

Dokumen ini dapat dilihat dan diunduh (download) di website Ditjen PPHP:
http://agribisnis.deptan.go.id

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 34


LAMPIRAN

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 35


Lampiran 1 : Contoh Format Cover Depan

PROPOSAL
Pengembangan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian
Tahun 2011 :

< Judul Usulan Kegiatan>

< Nama Dinas >


< Nama Kabupaten/Kota >
< Nama Propinsi >

2010

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 36


Lampiran 2 : Contoh Lembar Pengesahan

1. Judul Usulan Kegiatan :

2. Jumlah Usulan Anggaran : Rp.


(Dana Dekonsentrasi / Tugas
Pembantuan)

3. Contact Person Yang Ditunjuk


Nama :
Jabatan :
Alamat :
Telepon :
Fax :
e-mail :
HP :

Mengetahui, < Tempat, tanggal…………..>

Bupati/ Wali Kota Disampaikan oleh,

<kepalaDinas >

(.....................................) (...……….....……………)

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 37


Lampiran 3 : Bagan Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran
Berbasis Kinerja Pembangunan Pertanian

RANCANGAN PROGRAM
KEMENTRIAN PERTANIAN

KEBIJAKAN KEBIJAKAN
KEMENTRIAN TERKAIT NASIONAL

RANCANGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN

RANCANGAN KEGIATAN
PROPINSI

RANCANGAN KEGIATAN
KABUPATEN / KOTA

IDENTIFIKASI ANALISIS PELUANG / PRIORITAS


SUMBERADAYA MANFAAT

MUSRENBANGTAN TINGKAT KABUPATEN / KOTA

MUSRENBANGTAN TINGKAT PROPINSI

MUSRENBANGTAN NASIONAL

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 38


Lampiran 4: Contoh Rincian Usulan Kegiatan (RKA-KL)

Satker : Dinas . . . .
Kegiatan :

MAK Jenis Belanja/ Rincian Belanja Volume Harga Jumlah


Satuan (Rp)
(Rp)

521211 Belanja Bahan 1 thn 5.000.000 5.000.000


Atk dan Komputer supplies

521213 Honor yang terkait dengan output kegiatan 10 bln 1.400.000 14.000.000
- Honor Site Manager
-

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya


- Rapat koordinasi, . . . .
-
-

524119 Belanja Perjalanan Lainnya (DN)


- Dalam rangka identifikasi,
pembinaan, . . .
-

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin


- Pengadaan alat . . . . .
-
-

533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan


- Pembangunan / rehab . . . . .
-

573119 Belanja Lembaga Sosial Lainnya


- Penguatan Modal Usaha Kelompok
-
-

TOTAL

Pedoman Pengajuan Proposal PPHP 2011 39

Anda mungkin juga menyukai