Anda di halaman 1dari 52

LAMPIRA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

RENCANA STRATEGIS PERANGKAT DAERAH


TAHUN 2017-2022

DINAS PERTANIAN DAN PANGAN


KOTA YOGYAKARTA
2017
RENCANA STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH

DINAS PERTANIAN DAN PANGAN


KOTA YOGYAKARTA TAHUN
2017 - 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perencanaan strategis di tingkat unit kerja merupakan amanat Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan
daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional
sebagaimana tersebut dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah pasal 150.
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta merupakan bagian dari unit kerja di
lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Guna lebih meningkatkan keterpaduan dan
keselarasan antar program-program di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta,
penyusunan Renstra SKPD difokuskan pada bidang dan kewenangan yang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Program yang disusun menurut
kewenangan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah pada pasal 32 ayat (1)
yang berbunyi klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 31 ayat (1) terdiri dari belanja Urusan Wajib dan belanja Urusan Pilihan.
Urusan Wajib adalah Urusan Pangan sedangkan yang menjadi Urusan Pilihan yaitu
Urusan Kelautan dan Perikanan dan Urusan Pertanian
Dokumen Renstra SKPD Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Tahun
2017-2022 adalah derivasi dokumen perencanaan RPJMD Kota Yogyakarta 2017-2022
yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah yang dalam
proses penyusunannya berpedoman kepada RPJPD dengan memperhatikan RPJMD.
Renstra SKPD Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta merupakan program jangka
menengah 5 (lima) tahunan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pertanian
dan Pangan Kota Yogyakarta dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja
SKPD untuk kurun waktu 1 (satu) tahun. Renstra SKPD dijabarkan setiap tahun ke dalam
Rencana Kerja SKPD sebagai pedoman dalam penyusunan RKA SKPD yang mengacu
pada Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafond Anggaran Sementara (KUA-
PPAS).

1
Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Pangan Tahun 2017 - 2022
1.2. LANDASAN HUKUM
Peraturan perundangan yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 adalah :
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ;
5. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
8. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta 2005-2025;
9. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2016 tentang perubahan
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016 Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Yogyakarta;
11. Peraturan Walikota Nomor 120 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan
Walikota Nomor 74 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Pangan;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
13. Peraturan Walikota Nomor 07 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta 2017-2022;
14. Peraturan Walikota Nomor 07 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta 2017-2022.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Dinas
Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta adalah sebagai pedoman bagi seluruh
personil organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
untuk jangka waktu lima tahun mendatang sebagai implementasi misi SKPD.

2. Tujuan
Adapun penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta
Tahun 2017 - 2022 ini ditujukan untuk :
1. Menjamin konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan sesuai
dengan prioritas serta kebutuhan daerah/lapangan;
2. Untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama lima
tahun.
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya urusan wajib
yaitu Urusan Pangan dan untuk Urusan Pilihan yaitu Urusan Kelautan dan
Perikanan dan Urusan Pertanian.
4. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas dan kinerja instansi (SKPD) sebagai
wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian Visi, Misi, tujuan, sasaran dan
kebijakan pembangunan daerah.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Renstra SKPD Tahun 2017-2022 sebagai dokumen perencanaan pembangunan
daerah, disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAN
BAB VI KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH


Tugas Dinas Pertanian dan Pangan yaitu melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Pertanian,
Kehewanan dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan.
Sedangkan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan yaitu :
a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Pertanian, Kehewanan dan Perikanan,
Ketahanan Pangan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di Bidang Pertanian,
Kehewanan dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan;
c. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan urusan di Bidang Pertanian, Kehewanan
dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan;
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang Pertanian, Kehewanan dan Perikanan,
dan Ketahanan Pangan;
e. Pengelolaan kesekretariatan meliputi umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan,
evaluasi dan pelaporan; dan
f. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian evaluasi,dan pelaporan di Bidang Pertanian,
Kehewanan dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan.

Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan terdiri dari :


1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
3. Bidang Kehewanan dan Perikanan, terdiri dari :
a. Seksi Bimbingan Usaha dan Budidaya Kehewanan dan Perikanan;
b. Seksi Pengawasan Mutu Komoditas Kehewanan dan Perikanan;
4. Bidang Ketahanan Pangan, terdiri dari :
a. Seksi Konsumsi, Kewaspadaan Pangan dan Penyuluhan;
b. Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan;
5. Bidang Pertanian, terdiri dari :
a. Seksi Bimbingan Usaha dan Budidaya Pertanian;
b. Seksi Pengawasan Mutu Komoditas Pertanian;
6. Kelompok Jabatan Fungsional
2.2. SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH
1. Sumber Daya Manusia/ Kepegawaian
Dalam rangka menjalankan kegiatan administrasi dan operasionalnya,
Dinas Pertanian dan Pangan terhitung per November 2017 didukung oleh pegawai
sebanyak 59 orang PNS, 10 orang Naban yang dituangkan dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 2.1. Komposisi jumlah karyawan berdasarkan pangkat dan golongan
JABATAN GOLONGAN/RUANG JUMLAH
Kepala Dinas : - -
Sekretaris : Pembina TK I/Gol IV b 1 orang
Kepala Bidang : Pembina /Gol. IVa 2 orang
: Penata TK I/Gol III d 1 orang
Kepala Sub.Bagian : Pembina /Gol. IVa 1 orang
: Penata /Gol. III c 1 orang
Kepala Seksi : Pembina /Gol IV a 2 orang
: Penata TK I/Gol. III d 2 orang
: Penata /Gol. III c 2 orang
Staf : Penata /Gol. III c 1 orang
: Penata Muda TK I/Gol. III b 11 orang
: Penata Muda/Gol. III a 3 orang
: Pengatur TK I/Gol. II d 4 orang
: Pengatur /Gol. II c 11 orang
: Pengatur muda TK I/Gol. II b 1 orang
: Pengatur muda /Gol. II a 4 orang
: Juru Tk. I / Id 5 orang
: Juru / I c 1 orang
: Juru Muda Tk I / I b 1 orang
Penyuluh Pertanian : Pembina TK I/Gol IV b 2 orang
: Pembina /Gol IV a 1 orang
: Penata TK I/Gol. III d 3 orang
Medik Veteriner : Penata /Gol. III c 1 orang
Naban : 10 orang
Sumber Data : Sub Bag Umum & Kepegawaian, November 2017
Tabel 2.2. Komposisi pegawai menurut jenjang pendidikan Tahun 2017

No Jenjang Pendidikan Jumlah Personil


1 S2 : 2 orang
2 S1 : 22 orang
3 D3 : 4 orang
4 D2 : - orang
5 SMA : 19 orang
6 SMP : 13 orang
7 SD : 2 orang
Sumber Data : Sub Bag Umum & Kepegawaian, November 2017

Tabel 2.Jumlah Pegawai Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tahun 2017

No Latar Belakang Pendidikan Jumlah Personil %


1 Pertanian : 16 orang 25,8
2 Peternakan : 3 orang 4,8
3 Perikanan : 1 orang 1,6
4 Dokter Hewan : 7 orang 11,3
5 Kesehatan Hewan : 1 orang 1,6
6 Lainnya : 34 orang 54,8
Sumber Data : Sub Bag Umum & Kepegawaian, November 2017

2. Sarana dan Prasarana Perkantoran


Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memiliki dukungan sarana dan
prasarana perkantoran yang meliputi :
Tabel 2.3. Jumlah sarana & prasarana kerja
No Jenis Aset : Luas/Jumlah
I TANAH
Tanah Darat : 19.525 m2
Tanah Sawah : 45.145 m2
Tanah Bangunan Kantor : 400 m2
Tanah kolam air tawar : 10.000 m2
:
II BANGUNAN :
Gedung Kantor Dinas : 400 m2
RPH : 7.811 m2
Poliklinik Hewan : 150 m2
Balai Penyuluh Pertanian : 26.880 m2
BBI Mendungan : 3000 m2
BBI Nitikan : 12.839 m2
Sub Raiser : 1.412 m2

III KENDARAAN DAN PERALATAN


Kendaraan roda tiga : 5 buah
Kendaraan roda dua : 27 buah
Ruang rapat : 3 buah
Mesin ketik : 5 buah
Komputer : 23 buah
Lap top : 5 buah
Printer : 9 buah
LCD Proyektor : 6 buah
Telepon/mesin fax : 4 buah
Kamera : 4 buah
Handycam : 1 buah
Handy Talky : 2 buah
TV Color : 1 buah
Wireless : 3 buah
Meja Kerja : 89 buah
Kursi Kerja : 51 buah
Meja Rapat : 36 buah
Kursi Rapat : 211 buah
Almari : 40 buah
Filling Cabinet : 20 buah
Cash Box : 1 buah
Mesin Potong Rumput : 2 buah
Sumber Data : Sub Bag Umum & Kepegawaian, November 2017
2.3. KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.3.a. KINERJA PELAYANAN SKPD
Analisis kinerja pelayanan SKPD menunjukkan tingkat capaian kinerja
SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya 2012 -
2016, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan
SKPD, dan/atau indikator lainnya seperti MDG’s ataupun indikator lain yang
telah diratifikasi oleh pemerintah, yang berupa pengkajian terhadap capaian
kinerja pelayanan SKPD dengan kinerja yang dibutuhkan sesuai dengan
dampak yang ditimbulkan atas kinerja pelayanan tersebut, serta
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi untuk penyusunan program dan
kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan SKPD sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi SKPD. Dinas Pertanian dan Pangan merupakan SKPD yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta. Dengan
demikian, untuk mengetahui kinerja pelayanan Dinas Pertanian dan Pangan
didasarkan pada review pencapaian sasaran strategis Renstra Dinas
Perindagkoptan Tahun 2012 – 2016 (Tabel T-C.23)
Dari Tabel T-C.23 dapat dilihat bahwa ada beberapa program yang rasio
capainnya kurang dari 90% yaitu pada Program Peningkatan Ketahanan
Pangan, indikator program (Penganekaragaman olahan pangan) Tahun 2015
(86,93%) dikarenakan penentuan target yang terlalu tinggi. Selanjutnya pada
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Perkotaan, indikator sasaran
Tahun 2015 (82%) dan indikator program (kemampuan kelompok) Tahun 2015
(86%) dan Tahun 2016 (82%), dikarenakan anggaran lebih difokuskan pada
peningkatan klas kelompok dan bukan untuk penumbuhan kelompok baru.
Demikian juga pada program Pengembangan Budidaya Perikanan, indikator
sasaran Tahun 2015 (66%) dan Tahun 2016 (88%) dan indikator program
(Cakupan Bina Kelompok Perikanan) Tahun 2015 (44%) dan Tahun 2016 (88%)
dikarenakan ada dukungan anggaran dari DIY untuk kegiatan yang sama
dengan mata anggaran di Kota Yogyakarta. Sedangkan pada indikator program
(Peningkatan Pelayanan Perbenihan) Tahun 2015 (0,0986%) dan Tahun 2016
(0,0041%) dikarenakan adanya kesalahan dalam penentuan target.
Indikator sasaran dan indikator program selain yang disebutkan di atas
telah menunjukkan rasio capaian di atas 90%, dikarenakan penentuan target
yang cermat dan kinerja yang baik.
2.3.b. KINERJA KEUANGAN
Kinerja keuangan SKPD dilihat dengan menyandingkan anggaran dan
realisasi anggaran selama periode Renstra sebelumnya, dimana kegiatan
pertanian, peternakan dan perikanan serta ketahanan pangan melekat pada
Dinas Perindagkoptan. Dari data tersebut dapat dilihat rasio realisasi sebagai
bagian dari kinerja keuangan SKPD (Tabel T-C.24)

3. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PERANGKAT


DAERAH
1. Faktor Internal
a. Kekuatan
1) Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia
2) Pangan merupakan kewenangan wajib yang harus diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah
3) Sarana prasarana dan aset pertanian dan perikanan yang memadai
b. Kelemahan
1) Tidak ada regulasi tentang perlindungan lahan pertanian berkelanjutan di
Kota Yogyakarta
2) Pengelolaan dan pemanfaatan sarana prasarana dan aset belum optimal
3) Pengelolaan kelembagaan pertanian dan perikanan serta kegiatan
penyuluhan belum sinergis

2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Sarana dan prasarana pendukung distribusi pangan yang memadai
2) Lokasi Kota Yogyakarta yang strategis sebagai pusat distribusi pangan di
Daerah Istimewa Yogyakarta
3) Berkembangnya minat masyarakat terhadap pertanian, peternakan dan
perikanan yang bersifat rekreatif dan hobies

b. Ancaman
1) Pola konsumsi pangan masyarakat belum ideal sesuai prinsip Beragam,
Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
2) Kurangnya kesadaran dan pengetahuan pelaku usaha untuk menyediakan
bahan pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan
3) Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk mengkonsumsi
bahan pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan
4) Berkurangnya lahan pertanian produktif
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRAGTEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Sebagai lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pertanian,
kehewanan dan perikanan, serta ketahanan pangan maka indikator program yang
hendak dicapai adalah
Beberapa permasalahan yang berpotensi menghambat pencapaian target kinerja
program tersebut yaitu :
1. Ketersediaan pangan yang tidak stabil, pola konsumsi juga belum sesuai dengan
prinsip konsumsi Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA), dan Pola Pangan
Harapan juga belum sesuai dengan skor PPH minimal (90)
2. Fungsi ketugasan penyuluhan ada di Bidang Ketahanan Pangan, sedangkan fungsi
pelayanan penyuluhan ada di semua bidang sesuai dengan tupoksi.
3. Masih ditemukannya bahan pangan yang tidak memenuhi standar mutu dan
keamanan pangan disebabkan karena masih ada pelaku usaha yang belum
menerapkan standar mutu dan keamanan. Selain itu masih ada masyarakat yang
mengkonsumsi bahan pangan yang tidak memenuhi standar mutu dan keamanan
pangan.
4. Kota Yogyakarta merupakan jalur lalu lintas hewan dan pusat distribusi produk asal
hewan dari berbagai daerah, sehingga sangat rawan akan adanya penyakit zoonosa.
5. Kebun Plasma Nutfah Pisang dan Balai Benih Ikan (BBI) yang ada sudah banyak
dikenal masyarakat sebagai tempat tujuan edukasi dan agrowisata, tetapi belum
dikelola secara optimal
6. Masih ditemukannya bahan pangan yang tidak memenuhi standar mutu dan
keamanan pangan disebabkan karena masih ada pelaku usaha yang belum
menerapkan standar mutu dan keamanan. Selain itu masih ada masyarakat yang
mengkonsumsi bahan pangan yang tidak memenuhi standar mutu dan keamanan
pangan.
7. Landscaping untuk keperluan agrowisata masih perlu penataan ulang agar terpilah
antara lahan konservasi, edukasi dan produksi beserta sarana pendukungnya
8. Tidak ada Perda tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kota Yogyakarta,
sehingga produksi tidak menjadi target kinerja pelayanan SKPD
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA
DAERAH TERPILIH
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan
amanat UUD 1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Visi pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2017 – 2021 adalah :
“ Meneguhkan Kota Yogyakarta sebagai kota nyaman huni dan pusat
pelayanan jasa yang berdaya saing kuat untuk keberdayaan masyarakat dengan
berpijak pada nilai keistimewaan “
Dalam mewujudkan visi tersebut akan ditempuh melalui 7 (tujuh) Misi
Pembangunan Kota Yogyakarta 2017-2021, yaitu :
1) Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat
2) Memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta
3) Memperkuat Moral, Etika dan Budaya Masyarakat Kota Yogyakarta
4) Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya
5) Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan
6) Membangun sarana prasarana publik dan pemukiman
7) Meningkatkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih

Keterkaitan tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan dengan Visi, Misi dan
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih terfokus pada misi ke satu
yaitu “ Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat “.
Beberapa faktor yang menjadi penghambat dan pendorong pelayanan
Perangkat Daerah yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah
dan wakil kepala daerah tersebut antara lain :.............................

3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTRIAN/LEMBAGA DAN RENSTRA PERANGKAT


DAERAH PROPINSI
3.3.a. Telaahan Renstra Kementerian Pertanian Dan Kementerian Kelautan Dan
Perikanan
Pelaksanaan Urusan Pangan, Kelautan dan Perikanan serta Urusan
Pertanian di tingkat kementerian/lembaga dilaksanakan pada Kementerian
Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Visi Kementerian Pertanian yaitu “Terwujudnya sistem pertanian-
bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan
produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal untuk kedaulatan
pangan dan kesejahteraan petani” dengan sasaran yang ingin dicapai terfokus
pada swasembada pangan dan diversifikasi pangan.
Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu “Mewujudkan
sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan
berbasis kepentingan nasional” dengan sasaran yang ingin dicapai
terfokus pada peningkatan pendapatan keluarga petani dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
Secara umum sasaran kementerian sudah tertuang dalam
program dan kegiatan yang ada di Dinas Pertanian dan Pangan,
kecuali sasaran yang mengarah pada swasembada tanaman pangan
dan peningkatan produksi yang tidak menjadi fokus kegiatan di Kota
Yogyakarta.
Faktor – faktor penghambat dan faktor – faktor pendorong
pelayanan Perangkat Daerah yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari sasaran jangka menengah
Renstra K/L dapat dilihat pada tabel berikut :
Permasalahan SKPD Faktor
No Sasaran Renstra K/L terkait dengan sasaran
Renstra K/L Pendukung Penghambat
1 Swasembada padi, Luas Lahan Pertanian Tidak ada regulasi tentang
jagung dan kedelai serta semakin menurun perlindungan lahan pertanian
peningkatan produksi daging berkelanjutan di Kota Yogyakarta,
dan gula Banyaknya pengembangan
wilayah perumahan, pertokoan, dll

2 Peningkatan Pola konsumsi pangan Sesuai tupoksi Gaya hidup kurang sehat
diversivikasi pangan masyarakat belum ideal yang berkembang di
masyarakat
3 Peningkatan komoditas Program dan kegiatan Sesuai tupoksi Usaha di bidang pertanian,
bernilai tambah dan berdaya untuk meningkatkan nilai peternakan dan perikanan pada
saing dalam memenuhi pasar tambah dan daya saing sudah umumnya bukan usaha utama
ekspor dan substitusi impor dilaksanakan, namun sehingga pengelolaannya belum
pemasaran masih sebatas optimal
wilayah regional
4 Penyediaan bahan baku Tidak dilaksanakan Bukan tupoksi
bioindustri dan bioenergi
5 Peningkatan pendapatan Semua program dan Sesuai tupoksi Usaha di bidang pertanian,
keluarga petani kegiatan sudah diarahkan pada peternakan dan perikanan pada
peningkatan pendapatan dan umumnya bukan usaha utama
kesejahteraan keluarga petani sehingga pengelolaannya belum
optimal

6 Terwujudnya Semua program dan Sesuai tupoksi Kota Yogyakarta belum


kesejahteraan kegiatan sudah diarahkan pada punya branding untuk
masyarakat KP peningkatan pendapatan dan produk ikan hias
kesejahteraan keluarga pelaku
usaha perikanan

7 Terwujudnya kedaulatan Tidak ada permasalahan Sesuai tupoksi


dalam pengelolaan pelayanan SKPD
SDKP
8 Terwujudnya pengelolaan Tidak ada permasalahan Sesuai tupoksi
SDKP yang pelayanan SKPD
partisipatif, bertanggung
jawab dan berkelanjutan
9 Tersedianya Kebijakan Tidak ada permasalahan Sesuai tupoksi
Pembangunan KP yang pelayanan SKPD
Efektif
10 Terselenggaranya Tata Tidak ada permasalahan Sesuai tupoksi
Kelola Pemanfaatan pelayanan SKPD
Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan yang Adil, Berdaya
Saing dan Berkelanjutan

11 Terselenggaranya Tidak ada permasalahan Sesuai tupoksi


Pengendalian dan pelayanan SKPD
Pengawasan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan
yang partisipatif

3.3.b. Telaahan Renstra Dinas Pertanian DIY, Badan Ketahanan Pangan Dan
Penyuluhan DIY dan Dinas Kelautan Dan Perikanan DIY
Visi Dinas Pertanian DIY adalah ”Mewujudkan pertanian tangguh,
berdaya saing, berbasis potensi lokal dan berkelanjutan, sebagai penggerak
perekonomian regional” dengan sasaran peningkatan produksi, peningkatan
nilai tambah produk dan peningkatan kualitas SDM dan kelembagaan petani.
Visi BKPP DIY adalah ”Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat,
berkarakter dan berbudaya secara berkelanjutan melalui tercapainya kemadirian
dan kedaulatan pangan didukung oleh sistem penyuluhan yang efektif dan
efisien” dengan sasaran yang ingin dicapai adalah pemantapan ketersediaan
dan konsumsi pangan, peningkatan kualitas penyuluhan dan kualitas
kelembagaan pelaku usaha/utama.
Visi Dinas Kelautan dan Perikanan DIY adalah “Mewujudkan Kelautan
Dan Perikanan Yang Berdaya Saing, Berkelanjutan, Berbudaya Menuju
Masyarakat Mandiri Dan Sejahtera” dengan sasaran yaitu peningkatan
kesejahteraan masyarakat perikanan melalui peningkatan produksi perikanan
dan berkurangnya tingkat pelanggaran perizinan usaha perikanan budidaya.
Visi dan sasaran dinas/badan ditingkat propinsi bersifat teknis dan lebih
mudah diterapkan dengan visi dan sasaran di tingkat kabupaten/kota. Secara
umum hampir semua sasaran di tingkat propinsi juga dilaksanakan di Dinas
Pertanian dan Pangan, kecuali sasaran yang mengutamakan peningkatan
produksi tanaman pangan, ternak dan ikan, serta sasaran yang berhubungan
dengan kelautan.
Faktor – faktor penghambat dan faktor – faktor pendorong
pelayanan Perangkat Daerah yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari sasaran jangka menengah
Renstra Perangkat Daerah Propinsi dapat dilihat pada tabel berikut :
Permasalahan SKPD Faktor
Sasaran Renstra
No terkait dengan sasaran Penghambat (ancaman dan
SKPD Propinsi Pendukung
Renstra SKPD Propinsi kelemahan)
1 Meningkatkan Luas lahan pertanian Tidak ada regulasi tentang
produksi pertanian terus berkurang tanpa bisa perlindungan lahan pertanian
(tanaman pangan dan dihindari, sehingga produksi pangan berkelanjutan
hortikultura) menurun
2 Meningkatkan Luas lahan yang Lahan peternakan di Kota
populasi ternak diperuntukkan untuk Yogyakarta banyak berkembang
budidaya dan menjadi pemukiman, sehingga
pengembangan ternak dianggap mencemari lingkungan
semakin menurun
3 Meningkatkan Kaderisasi SDM dan Pelaku utama dan pelaku usaha
kualitas SDM dan pengelola lembaga petani bidang pertanian sebagian besar berusia
kelembagaan petani berjalan lambat lanjut. Sehingga percepatan terhadap
pengelolaan keuangan, administrasi dan
kelembagaannya kurang

4 Meningkatkan nilai Kurangnya kreatifitas Nilai jual produk pertanian menjadi


tambah produk pelaku usaha bidang rendah
pertanian pertanian karena sebagian
besar pelaku usaha berusia
lanjut
5 Pemantapan Ketersediaan bahan Produksi pangan terus menurun, jumlah
ketersediaan dan pangan tidak stabil, penduduk terus meningkat,
pola konsumsi karena bergantung pada ekspor/import bahan pangan
masyarakat pasokan dari luar daerah cenderung konstan. Bahan
tambahan pangan berbahaya
masih ditemukan pada bahan
pangan yang beredar di masyarakat.

Konsumsi pangan Pola konsumsi pangan


masyarakat belum masyarakat belum ideal sesuai prinsip
menerapkan prinsip B2SA dan Pola Pangan Harapan.
Beragam, Bergizi,
Seimbang dan Aman
6 Peningkatan kualitas Kualitas penyuluh dan Kualitas penyuluh kurang karena
penyuluh dan kualitas kelembagaan pelaku harus menguasai materi penyuluhan dari
peningkatan kualitas utama/pelaku usaha perlu multi sektor. Kegiatan di sektor pertanian
kelembagaan pelaku ditingkatkan. dan perikanan pada umumnya bukan
utama/pelaku usaha mata pencaharian pokok sehingga
kelembagaannya belum mendapat
perhatian serius.

7 Meningkatnya Produksi perikanan Lahan budidaya perikanan


Produksi Perikanan rendah terbatas
8 Peningkatan Produksi perikanan Sesuai tupoksi Lahan budidaya perikanan
kesejahteraan konsumsi rendah terbatas
masyarakat
perikanan
9 Meningkatnya Tidak dilaksanakan Bukan tupoksi
pemahaman dan
keterampilan masyarakat
pesisir atas mitigasi
bencana dan prakiraan
iklim.
10 Berkurangnya tingkat Kurangnya kesadaran tertib
Belum semua usaha administrasi
pelanggaran perikanan budidaya
perizinan usaha perikanan memiliki izin
budidaya &
tangkap
11 Pengelolaan Sudah dilaksanakan Sesuai tupoksi Kurangnya kesadaran masyarakat
konservasi kawasan melalui kegiatan restocking untuk menjaga sumber daya
perairan secara ikan dan adanya Kelompok perikanan
berkelanjutan meningkat Masyarakat Pengawas
Sumber Daya Perairan
(Pokwasmas)

3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN


HIDUP STRATEGIS
Program dan kegiatan di lingkup Dinas Pertanian dan Pangan disesuaikan
dengan RPJMN. RPJMN mengatur kegiatan pertanian dalam 2 bab yaitu tekait
pembangunan Wilayah dan Tata Ruang (Bab 8) dan Pengembangan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup (Bab 10). Dengan demikian upaya pembangunan
pertanian mengacu pada regulasi yang mengatur karakter wilayah dan tata ruang.
Hal yang lebih spesifik diatur dalam Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta dan Perda Nomor 1 Tahun 2015
Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta Tahun
2015 – 2035. Secara umum rencana pola tata ruang tersebut mengatur wilayah yang
meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Definisi kawasan perkotaan adalah
wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kegiatan lingkup pertanian bukan merupakan kegiatan
utama dan tidak difokuskan pada aspek produksi.
Kegiatan lingkup pertanian secara umum diatur dalam struktur ruang kawasan
budidaya, dimana pengembangan kegiatan pertanian dan perikanan harus berorientasi
resource based dan market based dengan tetap mempertahankan kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan disertai pencegahan dan pelarangan pemanfaatan yang
berdampak negatif terhadap keseimbangan ekologis.

Tabel 3.4.1.Integrasi Penyusunan Dokumen KLHS dalam Penyusunan RTRW

Prosedur Tahap 1 Tahap 1 Tahap 1 Tahap 1 Tahap 1


Tahap 1
KLHS Tahap Telaah/ Alternatif Analisis dan Keputusan Rencana
Pelingkupan penilaian KRP Pelaporan Alternatif Pengelolaan
Penyusunan RTRWP

Tahap 1 :
Persiapan
Tahap 2 :
Review RTRW
Tahap 3 :
Pengumpulan Data
Tahap 4 :
Analisis
Tahap 5 :
Konsepsi Rencana
Tahap 6 :
Diskusi Terbuka
Tahap 7 :
Pengesahan
Keterangan √ --‐--‐> tahap RTRWP dan KLHS memiliki kesamaan substansi
kegiatan o --‐--‐> tahap RTRWP dan KLHS berbeda substansi kegiatannya

3.5. PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS


Merujuk pada identifikasi permasalahan urusan pangan, kelautan dan
perikanan serta pertanian, maka visi misi dan arah kebijakan kepala daerah terpilih,
serta dengan memperhatikan isu-isu global urusan pangan, kelautan dan perikanan
serta pertanian, terdapat beberapa isu penting di Kota Yogyakarta yang harus
mendapat perhatian lebih, yang harus segera ditindaklanjuti dalam perencanaan dan
pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Isu-isu strategis urusan pangan, kelautan dan perikanan dan pertanian yaitu :
1. Ketersediaan pangan (pertanian, peternakan, perikanan) yang aman dan bermutu
perlu ditingkatkan
2. Konsumsi pangan belum Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman
3. Pengawasan terhadap penyakit zoonosa harus terus dilaksanakan
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

4.1. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH SKPD


1. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai untuk mewujudkan visi dan misi Dinas
Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta adalah “ Meningkatkan Ketersediaan dan
Mutu Pangan “

2. Sasaran
Sasaran yang ditetapkan Dinas Pertanian dan Pangan sama dengan
Tujuan yang hendak dicapai yaitu ‘’ Ketersediaan dan Mutu Pangan Meningkat ‘’

BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta memiliki strategi dan arah kebijakan sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan
2. Mengembangkan penganekaragaman pangan, pengawasan mutu dan keamanan
pangan
3. Meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian dan perikanan dalam rangka
meningkatkan daya saing
4. Melaksanakan pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit yang
bersumber dari hewan
5. Mengembangkan pertanian perkotaan yang bersifat rekreatif, hobies dan edukatif
6. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sarana prasarana pertanian dan
perikanan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Dinas Pertanian dan Pangan melaksanakan satu urusan wajib yaitu Urusan Pangan
serta dua urusan pilihan yaitu Urusan Pertanian dan Urusan Kelautan dan Perikanan.
Pelaksanaan urusan tersebut dijabarkan mejadi 3 program yaitu :
1. Program Pembinaan Pertanian
2. Program Pembinaan Ketahanan Pangan
3. Program Pembinaan Kehewanan dan Perikanan
Adapun rencana program, kegiatan dan pendanaan dalam Tabel T-C.27.

BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD

Renstra SKPD Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022
merupakan bagian dari rangkaian perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-
Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan tugas.
Kegiatan, indikator, target kinerja dan pagu anggaran yang disusun dalam bentuk
masih bersifat indikatif serta akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Kerja SKPD
Tahunan. Rencana Kerja SKPD Tahunan selain merupakan jabaran dari Renstra SKPD juga
mengacu pada RKPD sebagai jabaran tahunan RPJMD ( Tabel 6.1 )
BAB VII
PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022
telah disusun dengan memperhatikan program prioritas Pemerintah Kota Yogyakarta dan
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Yogyakarta Tahun 2017-2022 serta isu-isu bidang pertanian, kehewanan dan kelautan dan
ketahanan pangan yang harus dihadapi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang.
Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 ini telah
memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan dan indikator-indikator kinerja yang
ingin dicapai yang meliputi Indikator Kinerja Utama (IKU), indikator kinerja sasaran, indikator
kinerja program (outcome) dan indikator kinerja kegiatan (output) yang dijabarkan ke dalam
program dan kegiatan. Indikator-indikator kinerja tersebut merupakan ukuran keberhasilan
tercapainya visi, misi dan tujuan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta untuk
jangka waktu 2017-2022. Untuk selanjutnya Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta ini akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan
Rencana Kerja (Renja) SKPD
Selanjutnya keberhasilan pencapaian Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta Tahun 2017-2022 tersebut sangat ditentukan oleh kinerja dari seluruh jajaran di
lingkup Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Untuk mengukur tingkat keberhasilan
pencapaian dalam pelaksanaan Renstra Pertanian dan Pangan Tahun 2017-2022, secara
berkala dilakukan monitoring dan evaluasi, serta pengawasan dan pengendalian yang pada
akhirnya akan dituangkan ke dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP).
Pada akhirnya diharapkan dengan Renstra Pertanian dan Pangan Tahun 2017-2022 ini
dapat mencapai visi dan misi Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta untuk tahun
2017-2022, dan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pencapaian RPJMD Kota
Yogyakarta Tahun 2017-2022 dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kota Yogyakarta
pada khususnya serta kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Yogyakarta,

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan

Drs. Sugeng Darmanto


NIP. 19650122 199203 1 005
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perencanaan strategis di tingkat unit kerja merupakan amanat Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional sebagaimana tersebut dalam Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pasal 150.
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta merupakan bagian dari
unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Guna lebih meningkatkan
keterpaduan dan keselarasan antar program-program di lingkungan Pemerintah
Kota Yogyakarta, penyusunan Renstra Perangkat Daerah difokuskan pada
bidang dan kewenangan yang sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Program yang disusun menurut kewenangan berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah pada pasal 32 ayat (1) yang
berbunyi klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam pasal 31 ayat (1) terdiri dari belanja Urusan Wajib dan belanja Urusan
Pilihan. Urusan Wajib adalah Urusan Pangan sedangkan yang menjadi Urusan
Pilihan yaitu Urusan Kelautan dan Perikanan dan Urusan Pertanian
Dokumen Renstra Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta Tahun 2017-2022 adalah derivasi dokumen perencanaan RPJMD
Kota Yogyakarta 2017-2022 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program Kepala Daerah yang dalam proses penyusunannya berpedoman
kepada RPJPD dengan memperhatikan RPJMD. Renstra Perangkat Daerah
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta merupakan program jangka
menengah 5 (lima) tahunan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota
Yogyakarta dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja
Perangkat Daerah untuk kurun waktu 1 (satu) tahun. Renstra Perangkat Daerah
dijabarkan setiap tahun ke dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah sebagai
pedoman dalam penyusunan RKA Perangkat Daerah yang mengacu pada
Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafond Anggaran Sementara (KUA-
PPAS).

I-1
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 adalah :
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ;
4. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;
7. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta 2005-
2025;
8. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta;
9. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019;
11. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2016 tentang perubahan
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta;
13. Peraturan Walikota Nomor 120 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan
Walikota Nomor 74 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan,
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Pangan;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta 2017-2022.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1. Maksud
Rencana Strategis Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan
Pangan Kota Yogyakarta adalah sebagai pedoman bagi seluruh personil
organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun mendatang sebagai
implementasi misi Perangkat Daerah.

1.3.2. Tujuan
Adapun penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta Tahun 2017 - 2022 ini ditujukan untuk :
1. Menjamin konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan
kegiatan sesuai dengan prioritas serta kebutuhan daerah/lapangan;
2. Untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis
selama lima tahun.
3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya
urusan wajib yaitu Urusan Pangan dan untuk Urusan Pilihan yaitu
Urusan Kelautan dan Perikanan dan Urusan Pertanian.
4. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas dan kinerja Perangkat
Daerah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian Visi,
Misi, tujuan, sasaran dan kebijakan pembangunan daerah.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Renstra Perangkat Daerah Tahun 2017-2022 sebagai dokumen
perencanaan pembangunan daerah, disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT
DAERAH
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR PERANGKAT DAERAH


Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 120 Tahun 2016 tentang
Perubahan Peraturan Walikota Nomor 74 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan
Pangan, tugas Dinas Pertanian dan Pangan yaitu melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang Pertanian, Kehewanan dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan.
Sedangkan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan yaitu :
a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Pertanian, Kehewanan dan
Perikanan, Ketahanan Pangan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di Bidang
Pertanian, Kehewanan dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan;
c. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan urusan di Bidang Pertanian,
Kehewanan dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan;
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang Pertanian, Kehewanan dan
Perikanan, dan Ketahanan Pangan;
e. Pengelolaan kesekretariatan meliputi umum, kepegawaian, keuangan,
perencanaan, evaluasi dan pelaporan; dan
f. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian evaluasi,dan pelaporan di Bidang
Pertanian, Kehewanan dan Perikanan, dan Ketahanan Pangan.
Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Pangan terdiri dari :
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat, terdiri dari:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Keuangan, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
3. Bidang Kehewanan dan Perikanan, terdiri dari :
a. Seksi Bimbingan Usaha dan Budidaya Kehewanan dan Perikanan;
b. Seksi Pengawasan Mutu Komoditas Kehewanan dan Perikanan;
4. Bidang Ketahanan Pangan, terdiri dari :
a. Seksi Konsumsi, Kewaspadaan Pangan dan Penyuluhan;
b. Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan;
5. Bidang Pertanian, terdiri dari :
a. Seksi Bimbingan Usaha dan Budidaya Pertanian;
b. Seksi Pengawasan Mutu Komoditas Pertanian;
6. Kelompok Jabatan Fungsional

II-4
2.2. SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH
2.2.1. Sumber Daya Manusia/ Kepegawaian
Dalam rangka menjalankan kegiatan administrasi dan
operasionalnya, Dinas Pertanian dan Pangan didukung oleh pegawai
sebanyak 59 orang PNS, 10 orang Naban yang dituangkan dalam tabel
sebagai berikut :
Komposisi jumlah karyawan berdasarkan pangkat dan golongan
JABATAN GOLONGAN/RUANG JUMLAH
Kepala Dinas : -
Sekretaris : Pembina TK I/Gol IV b 1 orang
Kepala Bidang : Pembina /Gol. IVa 2 orang
: Penata TK I/Gol III d 1 orang
Kepala Sub.Bagian : Pembina /Gol. IVa 1 orang
: Penata /Gol. III c 1 orang
Kepala Seksi : Pembina /Gol IV a 1 orang
: Penata TK I/Gol. III d 4 orang
Staf : Pembina TK I/Gol IV b 1 orang
: Penata /Gol. III c 4 orang
: Penata Muda TK I/Gol. III b 7 orang
: Penata Muda/Gol. III a 4 orang
: Pengatur TK I/Gol. II d 5 orang
: Pengatur /Gol. II c 10 orang
: Pengatur muda /Gol. II a 10 orang
: Juru / I c 2 orang
Penyuluh Pertanian : Pembina TK I/Gol IV b 1 orang
: Penata TK I/Gol. III d 3 orang
Medik Veteriner : Penata /Gol. III d 1 orang
Tenaga Bantu : - 10 orang
Sumber Data : Sub Bag Umum & Kepegawaian, November 2017
Komposisi pegawai menurut jenjang pendidikan Tahun 2017
No Jenjang Pendidikan Jumlah Personil
1 S2 : 2 orang
2 S1 : 24 orang
3 D3 : 4 orang
4 SMA : 23 orang
5 SMP : 13 orang
6 SD : 3 orang
Sumber Data : Sub Bag Umum & Kepegawaian, November 2017
Jumlah Pegawai Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Th 2017

No Latar Belakang Pendidikan Jumlah Personil %


1 Pertanian : 16 orang 25,8
2 Peternakan : 2 orang 4,8
3 Perikanan : 1 orang 1,6
4 Dokter Hewan : 7 orang 11,3
5 Kesehatan Hewan : 2 orang 1,6
6 Lainnya : 41 orang 54,8

2.2.2. Sarana dan Prasarana Perkantoran


Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memiliki dukungan
sarana dan prasarana perkantoran yang meliputi :
Jumlah sarana & prasarana kerja :
No Jenis Aset : Luas/Jumlah
I TANAH
Tanah Darat : 19.525 m2
Tanah Sawah : 45.145 m2
Tanah Bangunan Kantor : 400 m2
Tanah kolam air tawar : 10.000 m2
:
II BANGUNAN :
Gedung Kantor Dinas : 400 m2
RPH : 7.811 m2
Poliklinik Hewan : 150 m2
Balai Penyuluh Pertanian : 26.880 m2
BBI Mendungan : 3000 m2
BBI Nitikan : 12.839 m2
Sub Raiser : 1.412 m2

III KENDARAAN DAN PERALATAN


Kendaraan roda tiga : 5 buah
Kendaraan roda dua : 27 buah
Ruang rapat : 3 buah
Mesin ketik : 5 buah
Komputer : 23 buah
Lap top : 5 buah
Printer : 15 Buah
LCD Proyektor : 6 buah
Telepon/mesin fax : 4 buah
Kamera : 4 buah
Handycam : 2 buah
Handy Talky : 2 buah
TV Color : 1 buah
Wireless : 3 buah
Meja Kerja : 109 buah
Kursi Kerja : 86 buah
Meja Rapat : 36 buah
Kursi Rapat : 211 buah
Almari : 40 buah
Filling Cabinet : 20 buah
Cash Box : 1 buah
Mesin Potong Rumput : 5 buah
Genset : 4 buah
Mesin Pompa Air : 3 buah
Almari Besi : 10 buah
Kipas Angin : 4 buah
Tangga Lipat : 2 buah
UPS : 7 buah
Sofa : 1 set
Dispenser : 3 buah
Rak Besi Kaca : 1 buah
Jam Dinding : 7 buah
Layar LCD : 1 buah
Sound System : 1 buah
Sumber Data : Sub Bag Umum & Kepegawaian, November 2017
2.3. KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
2.3.1. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Analisis kinerja pelayanan Perangkat Daerah menunjukkan
tingkat capaian kinerja Perangkat Daerah berdasarkan sasaran/target
Renstra Perangkat Daerah periode sebelumnya 2012 - 2016, menurut
SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan Perangkat
Daerah, dan/atau indikator lainnya seperti MDG’s ataupun indikator lain
yang telah diratifikasi oleh pemerintah, yang berupa pengkajian terhadap
capaian kinerja pelayanan Perangkat Daerah dengan kinerja yang
dibutuhkan sesuai dengan dampak yang ditimbulkan atas kinerja
pelayanan tersebut, serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
untuk penyusunan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan
pelayanan Perangkat Daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Perangkat Daerah. Dinas Pertanian dan Pangan merupakan Perangkat
Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Yogyakarta. Dengan demikian, untuk mengetahui kinerja pelayanan
Dinas Pertanian dan Pangan didasarkan pada review pencapaian
sasaran strategis Renstra Dinas Perindagkoptan Tahun 2012 – 2016
(Tabel 2.1)
Dari Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa ada beberapa program yang
rasio capainnya kurang dari 90% yaitu pada Program Peningkatan
Ketahanan Pangan, indikator program (Penganekaragaman olahan
pangan) Tahun 2015 (86,93%) dikarenakan penentuan target yang
terlalu tinggi. Selanjutnya pada Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani Perkotaan, indikator sasaran Tahun 2015 (82%) dan indikator
program (kemampuan kelompok) Tahun 2015 (86%) dan Tahun 2016
(82%), dikarenakan anggaran lebih difokuskan pada peningkatan klas
kelompok dan bukan untuk penumbuhan kelompok baru. Demikian juga
pada program Pengembangan Budidaya Perikanan, indikator sasaran
Tahun 2015 (66%) dan Tahun 2016 (88%) dan indikator program
(Cakupan Bina Kelompok Perikanan) Tahun 2015 (44%) dan Tahun
2016 (88%) dikarenakan ada dukungan anggaran dari DIY untuk
kegiatan yang sama dengan mata anggaran di Kota Yogyakarta.
Sedangkan pada indikator program (Peningkatan Pelayanan
Perbenihan) Tahun 2015 (0,0986%) dan Tahun 2016 (0,0041%)
dikarenakan adanya kesalahan dalam penentuan target.
Indikator sasaran dan indikator program selain yang disebutkan
di atas telah menunjukkan rasio capaian di atas 90%, dikarenakan
penentuan target yang cermat dan kinerja yang baik.

2.3.2. Kinerja Keuangan


Kinerja keuangan Perangkat Daerah dilihat dengan
menyandingkan anggaran dan realisasi anggaran selama periode
Renstra sebelumnya, dimana kegiatan pertanian, peternakan dan
perikanan serta ketahanan pangan melekat pada Dinas Perindagkoptan.
Dari data tersebut dapat dilihat rasio realisasi sebagai bagian dari kinerja
keuangan Perangkat Daerah (Tabel 2.2)
Rata – rata rasio antara realisasi dan anggaran tertinggi terdapat
pada tahun 2015 sebesar 95,84% dan tahun 2016 sebesar 96,03%.
Sedangkan rasio antara realisasi dan anggaran terendah ada pada
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Perkotaan Tahun 2014
sebesar 60,16% dikarenakan pada kedua program tersebut dianggarkan
kegiatan Bantuan Sosial untuk masyarakat yang tidak dapat
dilaksanakan dikarenakan adanya aturan tentang calon penerima
bansos yang harus berbadan hukum. Selain itu pada Program
Pengembangan Budidaya Perikanan Tahun 2014 sebesar 60,57%
dikarenakan terdapat anggaran belanja bibit arwana yang tidak
direalisasikan karena kesalahan plotting anggaran.

2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN


PERANGKAT DAERAH
2.4.1. Faktor Internal
a. Kekuatan
1) Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia
2) Pangan merupakan kewenangan wajib yang harus
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
3) Sarana prasarana dan aset pertanian dan perikanan yang
memadai
b. Kelemahan
1) Pengelolaan dan pemanfaatan sarana prasarana dan aset belum
optimal
2) Pengelolaan kelembagaan pertanian dan perikanan serta
kegiatan penyuluhan belum sinergis
2.4.2. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Sarana dan prasarana pendukung distribusi pangan yang
memadai
2) Lokasi Kota Yogyakarta yang strategis sebagai pusat distribusi
pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta
3) Berkembangnya minat masyarakat terhadap pertanian,
peternakan dan perikanan yang bersifat rekreatif dan hobies

b. Ancaman
1) Pola konsumsi pangan masyarakat belum ideal sesuai prinsip
Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
2) Kurangnya kesadaran dan pengetahuan pelaku usaha untuk
menyediakan bahan pangan yang memenuhi standar mutu dan
keamanan pangan
3) Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk
mengkonsumsi bahan pangan yang memenuhi standar mutu dan
keamanan pangan
4) Berkurangnya lahan pertanian produktif
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRAGTEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Sebagai lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang
pertanian, kehewanan dan perikanan, serta ketahanan pangan maka indikator
program yang hendak dicapai adalah
Beberapa permasalahan yang berpotensi menghambat pencapaian
target kinerja program tersebut yaitu :
1. Ketersediaan pangan di Kota Yogyakarta tergantung dengan pasokan
bahan pangan dari luar daerah
2. Gaya hidup sehat dan kesadaran tentang konsumsi pangan B2SA belum
diterapkan secara konsisten oleh masyarakat
3. Masih ditemukannya bahan pangan yang belum memenuhi standar mutu
dan keamanan pangan, disebabkan karena masih ada pelaku usaha yang
belum menerapkan standar mutu dan keamanan pangan yang
dipersyaratkan.
4. Kota Yogyakarta merupakan jalur lalu lintas hewan dan pusat distribusi
produk asal hewan dari berbagai daerah, sehingga sangat rawan akan
adanya penyakit zoonosa

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH TERPILIH
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai
dengan amanat UUD 1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan, sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Visi pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2017 – 2022 adalah :
“ Meneguhkan Kota Yogyakarta sebagai kota nyaman huni dan
pusat pelayanan jasa yang berdaya saing kuat untuk keberdayaan
masyarakat dengan berpijak pada nilai keistimewaan “

III-11
Dalam mewujudkan visi tersebut akan ditempuh melalui 7 (tujuh) Misi
Pembangunan Kota Yogyakarta 2017-2022, yaitu :
1) Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat
2) Memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta
3) Memperkuat Moral, Etika dan Budaya Masyarakat Kota Yogyakarta
4) Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya
5) Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan
6) Membangun sarana prasarana publik dan pemukiman
7) Meningkatkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih
Keterkaitan tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan dengan
Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih
terfokus pada misi ke satu yaitu “ Meningkatkan kesejahteraan dan
keberdayaan masyarakat “.
Beberapa faktor yang menjadi penghambat pelayanan Perangkat
Daerah yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah
dan wakil kepala daerah tersebut antara lain :
1) Pertanian bukan prioritas pembangunan
2) Berkurangnya lahan pertanian produktif
3) Pengelolaan dan pemanfaatan sarana prasarana dan aset belum optimal
4) Pola konsumsi pangan masyarakat belum ideal sesuai prinsip Beragam,
Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
5) Tidak semua pelaku usaha memiliki kesadaran dan pengetahuan untuk
menyediakan bahan pangan yang memenuhi standar mutu dan
keamanan pangan
6) Lokasi Kota Yogyakarta yang strategis sebagai jalur lalu lintas hewan dari
berbagai daerah sehingga perlu pengawasan intensif terhadap
kemungkinan adanya zoonosis
Sedangkan faktor yang menjadi pendorong antara lain :
1) Pangan merupakan urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah
2) Sarana dan prasarana pendukung distribusi pangan yang memadai
3) Lokasi Kota Yogyakarta yang strategis sebagai pusat distribusi pangan di
Daerah Istimewa Yogyakarta
4) Lokasi Kota Yogyakarta yang strategis sebagai jalur lalu lintas hewan dari
berbagai daerah
5) Berkembangnya minat masyarakat terhadap pertanian dan perikanan
yang bersifat rekreatif dan hobies
6) Gaya hidup sehat sudah mulai berkembang di masyarakat seiring
dengan banyaknya kegiatan mengenai pentingnya hidup sehat
3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTRIAN/LEMBAGA DAN RENSTRA
PERANGKAT DAERAH PROPINSI
3.3.1. Telaahan Renstra Kementerian Pertanian Dan Kementerian
Kelautan Dan Perikanan
Pelaksanaan Urusan Pangan, Kelautan dan Perikanan serta
Urusan Pertanian di tingkat kementerian/lembaga dilaksanakan pada
Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Visi Kementerian Pertanian yaitu “Terwujudnya sistem
pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam
pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya
lokal untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani” dengan
sasaran yang ingin dicapai terfokus pada swasembada pangan dan
diversifikasi pangan.
Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu “Mewujudkan
sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat
dan berbasis kepentingan nasional” dengan sasaran yang ingin
dicapai terfokus pada peningkatan pendapatan keluarga petani dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
Secara umum sasaran kementerian sudah tertuang dalam
program dan kegiatan yang ada di Dinas Pertanian dan Pangan,
kecuali sasaran yang mengarah pada swasembada tanaman
pangan dan peningkatan produksi yang tidak menjadi fokus
kegiatan di Kota Yogyakarta.
Faktor – faktor penghambat dan faktor – faktor pendorong pelayanan Perangkat
Daerah yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari
sasaran jangka menengah Renstra K/L dapat dilihat pada tabel berikut :

Permasalahan Perangkat
No Sasaran Renstra K/L Daerah terkait dengan
sasaran Renstra K/L
1 Swasembada padi, jagung dan Luas Lahan Pertanian
kedelai serta peningkatan semakin menurun
produksi daging dan gula
2 Peningkatan diversivikasi Pola konsumsi pangan
pangan masyarakat belum ideal
3 Peningkatan komoditas bernilai Program dan kegiatan untuk
tambah dan berdaya saing meningkatkan nilai tambah
dalam memenuhi pasar ekspor dan daya saing sudah
dan substitusi impor dilaksanakan, namun
pemasaran masih sebatas
wilayah regional

4 Penyediaan bahan baku Tidak dilaksanakan


bioindustri dan bioenergi
5 Peningkatan pendapatan Semua program dan kegiatan
keluarga petani sudah diarahkan pada peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan
keluarga
petani
6 Terwujudnya kesejahteraan Semua program dan kegiatan
masyarakat KP sudah diarahkan pada peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan
keluarga pelaku usaha perikanan

7 Terwujudnya kedaulatan dalam Tidak ada permasalahan


pengelolaan SDKP pelayanan Perangkat Daerah
8 Terwujudnya pengelolaan Tidak ada permasalahan
SDKP yang partisipatif, pelayanan Perangkat Daerah
bertanggung jawab dan
berkelanjutan
9 Tersedianya Kebijakan Tidak ada permasalahan
Pembangunan KP yang Efektif pelayanan Perangkat Daerah
10 Terselenggaranya Tata Kelola Tidak ada permasalahan
Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan pelayanan Perangkat Daerah
dan Perikanan yang Adil, Berdaya
Saing dan Berkelanjutan

11 Terselenggaranya Tidak ada permasalahan


Pengendalian dan Pengawasan pelayanan Perangkat Daerah
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
yang partisipatif

III-14
3.3.2. Telaahan Renstra Dinas Pertanian DIY, Badan Ketahanan Pangan
Dan Penyuluhan DIY dan Dinas Kelautan Dan Perikanan DIY
Visi Dinas Pertanian DIY adalah ”Mewujudkan pertanian
tangguh, berdaya saing, berbasis potensi lokal dan berkelanjutan,
sebagai penggerak perekonomian regional” dengan sasaran
peningkatan produksi, peningkatan nilai tambah produk dan
peningkatan kualitas SDM dan kelembagaan petani.
Visi BKPP DIY adalah ”Mewujudkan ketahanan pangan yang
kuat, berkarakter dan berbudaya secara berkelanjutan melalui
tercapainya kemadirian dan kedaulatan pangan didukung oleh sistem
penyuluhan yang efektif dan efisien” dengan sasaran yang ingin
dicapai adalah pemantapan ketersediaan dan konsumsi pangan,
peningkatan kualitas penyuluhan dan kualitas kelembagaan pelaku
usaha/utama.
Visi Dinas Kelautan dan Perikanan DIY adalah “Mewujudkan
Kelautan Dan Perikanan Yang Berdaya Saing, Berkelanjutan,
Berbudaya Menuju Masyarakat Mandiri Dan Sejahtera” dengan
sasaran yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat perikanan
melalui peningkatan produksi perikanan dan berkurangnya tingkat
pelanggaran perizinan usaha perikanan budidaya.
Visi dan sasaran dinas/badan ditingkat propinsi bersifat teknis
dan lebih mudah diterapkan dengan visi dan sasaran di tingkat
kabupaten/kota. Secara umum hampir semua sasaran di tingkat
propinsi juga dilaksanakan di Dinas Pertanian dan Pangan, kecuali
sasaran yang mengutamakan peningkatan produksi tanaman pangan,
ternak dan ikan, serta sasaran yang berhubungan dengan kelautan.
Faktor – faktor penghambat dan faktor – faktor pendorong
pelayanan Perangkat Daerah yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari sasaran jangka menengah
Renstra Perangkat Daerah Propinsi dapat dilihat pada tabel berikut :
Permasalahan Perangkat
Sasaran Renstra SKPD
No Daerah terkait dengan sasaran
Propinsi
Renstra SKPD Propinsi
1 Meningkatkan produksi Luas lahan pertanian terus
pertanian (tanaman pangan dan berkurang tanpa bisa dihindari, sehingga
hortikultura) produksi menurun
2 Meningkatkan populasi Luas lahan yang diperuntukkan
ternak untuk budidaya dan pengembangan
ternak semakin

III-15
menurun

3 Meningkatkan kualitas SDM Kaderisasi SDM dan pengelola


dan kelembagaan petani lembaga petani berjalan lambat
4 Meningkatkan nilai tambah Kurangnya kreatifitas pelaku
produk pertanian usaha bidang pertanian karena
sebagian besar pelaku usaha
berusia lanjut
5 Pemantapan ketersediaan Ketersediaan bahan pangan tidak
dan pola konsumsi stabil, karena bergantung pada
masyarakat pasokan dari luar daerah
Konsumsi pangan masyarakat
belum menerapkan prinsip
Beragam, Bergizi, Seimbang dan
Aman
6 Peningkatan kualitas Kualitas penyuluh dan kualitas
penyuluh dan peningkatan kelembagaan pelaku
kualitas kelembagaan utama/pelaku usaha perlu
pelaku utama/pelaku usaha ditingkatkan.
7 Meningkatnya Produksi Produksi perikanan rendah
Perikanan
8 Peningkatan kesejahteraan Produksi perikanan konsumsi
masyarakat perikanan rendah
9 Meningkatnya pemahaman Tidak dilaksanakan
dan keterampilan
masyarakat pesisir atas
mitigasi bencana dan
prakiraan iklim.
10 Berkurangnya tingkat Belum semua usaha perikanan
pelanggaran perizinan budidaya memiliki izin
usaha perikanan budidaya &
tangkap
11 Pengelolaan konservasi Sudah dilaksanakan melalui
kawasan perairan secara kegiatan restocking ikan dan
berkelanjutan meningkat adanya Kelompok Masyarakat
Pengawas Sumber Daya Perairan
(Pokwasmas)
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
3.4.1. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Sebagai pusat kegiatan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,
Kota Yogyakarta mempunyai perkembangan wilayah yang cukup
pesat baik secara fisik, ekonomi maupun sosial. Ditambah lagi
dengan fungsi kota sebagai pusat pendidikan berdampak pada
tingginya pendatang dari luar wilayah Kota Yogyakarta yang
memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosial dan budaya di
Kota Yogyakarta. Dalam upaya pengendalian pembangunan agar
tetap aman dan nyaman, maka pemerintah Kota Yogyakarta
menetapkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010-2029, yang mana
didalamnya diatur tentang pemanfaatan ruang Kota Yogyakarta
sehingga pembangunan tetap dalam koridor yang berkelanjutan
tanpa merusak lingkungan alam dan karakteristik Kota Yogyakarta.
Tujuan Penyelenggaraan penataan ruang antara lain :
a. ruang wilayah daerah yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan;
b. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah Nasional, Provinsi
dan Daerah

c. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang daerah dalam


rangka memberikan perlindungan fungsi ruang dan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan;
d. terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan
lindung dan kawasan budidaya;
e. terciptanya ruang-ruang kota yang mendukung nilai-nilai sejarah,
budaya, maupun tradisi kehidupan masyarakat Yogyakarta;

f. terwujudnya peluang-peluang berusaha bagi seluruh sektor


ekonomi lemah, melalui penentuan dan pengarahan ruang-ruang
kota untuk kegunaan kegiatan usaha dan pelayanan tertentu
beserta pengendaliannya;

g. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang daerah dalam


rangka memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan
penghidupan termasuk perlindungan atas bencana, untuk
mewujudkan kesejahteraan umum.

Berdasarkan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2010-2029,
penataan ruang Kota Yogyakarta diarahkan untuk menjadikan
sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya,
dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan. Dalam
upaya mewujudkan arah penyelelenggaraan penataan ruang
tersebut, maka kebijakan pengembangan struktur ruang yang
dilaksanakan meliputi (1) pemantapan dan pengembangan hierarki
sistem perkotaan untuk pelayanan perkotaan dan pertumbuhan
ekonomi wilayah yang merata untuk mendukung terlaksananya
Daerah sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis
Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan,
(2) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, energi, telekomunikasi, pengelolaan lingkungan dan
penerangan jalan yang terpadu, adil dan merata di seluruh wilayah
daerah untuk mendukung terlaksananya daerah sebagai Kota
Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat
Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan.
Dalam upaya mendukung kegiatan masyarakat Kota
Yogyakata, rencana penyelenggaraan penataan ruang diarahkan
melalui rencana pola ruang yang terdiri dari kawasan budidaya,
kawasan strategis dan kawasan lindung. Kawasan budidaya
mempunyai fungsi kawasan untuk dibudidayakan dengan maksud
agar lebih bermanfaat dan memberikan hasil untuk kebutuhan
masyarakat dimana pengembangan kawasan budidaya dilakukan
tanpa merusak kelestaria lingkungan dan budaya yang ada pada
kawasan yang bersangkutan. Arahan kawasan budidaya terdiri dari
kawasan peruntukan industri mikro, kecil, dan menengah yang
diarahkan untuk Industri yang tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan, kawasan pariwisata diarahkan dengan mempertahankan
dan mengembangkan kualitas ruang dan fasilitas pada kawasan
pariwisata terutama pada wilayah pusat kota yang meliputi Kawasan
Malioboro dan Kawasan Kraton, mengembangkan cluster kawasan
pariwisata seperti kompleks Taman Sari, Prawirotaman, Kotagede,
Taman Pintar, museum dan lainnya, kawasan permukiman diarahkan
dengan mengoptimalkan fungsi bangunan sekaligus melakukan
penataan/peningkatan kualitas ruang, pengembangan perumahan
vertikal pada kawasan padat, penanganan kawasan kumuh dan
sebagainya, pengelolaan dan pengembangan kawasan perdagangan
dan jasa pada pinggir jalan utama serta pengelolaar parkir dan
sirkulasi, dan yang terakhir kawasan fasilitas dan pelayanan umum
dengan peningkatan fasilitas penunjang. Dikenal sebagai Kota
Budaya menjadikan Kota Yogyakarta memperharhatikan kawasan
III-18
yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan salah satunya adalah unsur Citra Kota sebagai
pendukung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata
ruang sekitarnya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
dimaksudkan untuk mewadahi sejarah dan masa depan. Dalam
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No.1 Tahun 2015 tentang
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Yogyakarta
2015-2035 telah ditetapkan lima kawasan prioritas penanganan yaitu
Kawasan Kraton, Pakualaman, Malioboro, Kotabaru dan Kotagede
yang diarahkan pada usaha pelestarian dan pengembangan
arsitektur kota yang mencakup tata ruang, tata bangunan dan tata
hijau.
Penyelenggaraan pembangunan Kota Yogyakarta dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki Kota Yogyakarta akan dapat
dilaksanakan dengan sebaik mungkin tanpa merusak lingkugan alam
serta karakteristik budaya yang ada. Oleh sebab itu penyelenggaran
penataan ruang Kota Yogyakarta dilaksanakan tanpa melampaui
batas ruang yang tidak diperbolehkan untuk dimanfaatkan seperti
pada kawasan lindung yang dimaksudkan untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup dan melestarikan serta mencegah
timbulnya kerusakan lingkungan hidup pada kawasan tepi sungai dan
RTH publik, pelestarian cagar budaya yang telah ditetapkan sebagai
warisan budaya, serta pengamanan kawasan rawan bencana gempa,
tanah longsor dan erupsi vulkanis Gunung Merapi.
Melalui penataan ruang yang bijaksana, kualitas lingkungan
akan terjaga dengan baik. Penyelenggaraan penataan ruang
dilaksanakan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan. Hal tersebut tentunya dengan
mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia
serta mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat penataan ruang.
Pengaturan dan pemanfaatan ruang merupakan salah satu
kewenangan dari pemerintah, mulai tingkat pusat sampai tingkat
daerah. Proses pengaturan dan pemanfaatan ruang ini dilaksanakan
secara bersama-sama, terpadu dan menyeluruh untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan.
3.4.2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46
Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP).
Secara prinsip, sebenarnya KLHS adalah suatu self
assessment untuk melihat sejauh mana KRP yang diusulkan oleh
pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam mempertimbangkan
prinsip Pembangunan Berkelanjutan. Melalui KLHS ini, diharapkan
KRP yang dihasilkan dan ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah menjadi lebih memperhatikan permasalahan lingkungan hidup
dan pembangunan berkelanjutan.
Saat ini Kota Yogyakarta dalam penyusunan RPJMD Kota
Yogyakarta menyusun KRP berupa RPJMD Kota Yogyakarta Tahun
2017-2022 disertai juga penyusunan KLHS-RPJMD sebagai dokumen
yang berisi pedoman dalam penyusunan RPJMD agar KRP yang
berwawasan lingkungan dapat terjamin sehingga pembangunan
berkelanjutan dapat dicapai 5 (lima) tahun mendatang. Sebagai
implementasi dari kebijakan pembangunan daerah, RPJMD Kota
Yogyakarta juga perlu dikaji yang berkaitan dengan aspek lingkungan
dengan menyusun KLHS.
Penyusunan KLHS RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017-
2022 dilakukan dengan partispasi para stakeholders meliputi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Yogyakarta,
masyarakat (komunitas, Badan Koordinasi Masyarakat (BKM)),
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK)) dan
akademisi. Hasil KLHS RPJMD yang didapat merupakan
kesepakatan bersama dengan para Pemangku kepentingan.
Hasil KLHS-RPJMD memberikan 4 (empat) program untuk
lebih diprioritaskan karena berdasar hasil partisipasi bersama
pemangku kepentingan yang akan mempunyai pengaruh dampak
relative besar dibandingkan program lainnya, keempat program
tersebut adalah : Program Pengembangan Industri Logam, Program
Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja, Program
Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata dan Program
Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. Telaah
pengaruh KRP dalam KLHS diatur agar dapat menjawab hal-hal
diantaranya: kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup untuk pembangunan, perkiraan mengenai dampak dan risiko
lingkungan hidup, kinerja layanan atau jasa ekosistem, efisiensi
pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan iklim dan tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati.
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lain. Penentuan daya dukung lingkungan hidup
dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan alam dan
sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang
menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Daya dukung dan
daya tampung lingkungan dengan adanya rencana pembangunan
pada jangka menengah yang akan datang dapat mengakibatkan
penurunan-penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan di
kota Yogyakarta tetapi masih dalam ambang batas dan kegiatan-
kegiatan masih dapat dilakukan di Kota Yogyakarta. Pengaruh KRP
terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah
terjadinya penurunan kualitas berupa pencemaran, munculnya limbah
infeksius dan sampah domestik. KRP juga berpengaruh terhadap
menurunnya daya dukung dan daya tampung terhadap air tanah.
Namun, KRP juga berdampak dalam peningkatan daya tampung
lingkungan. Seperti akses jalan yang menjadi lancar, sehingga dapat
mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari emisi gas kendaraan.
Perkiraan dampak dan risiko KRP yang dibuat terhadap
lingkungan hidup merupakan analisa dampak dan resiko yang timbul
akibat penerapan KRP. Dampak dan resiko dari KRP yang telah
dibuat terhadap lingkungan diantaranya: pencamaran terhadap air
sungai dan air tanah, meningkatnya jumlah wisatawan yang
berpotensi meningkatkan jumlah limbah dan sampah, dan terurainya
kemacetan yang membuat tingkat kecepatan lalu lintas meningkat.
Namun, disisi lain potensi fatalitas kecelakaan pun meningkat.
Pengaruh KRP yang dibuat terhadap kinerja layanan atau jasa
ekosistem merukapan analisa kinerja layanan atau jasa ekosistem
ketika KRP diterapkan. Pengaruh tersebut diantaranya: menurunnya
persediaan air bersih, tanah dan udara. Kinerja layanan ekosistem di
Kota Yogyakarta berkaitan dengan persediaan air bersih yang
merupakan sumber daya takterbarukan, sehingga nilai air disini
menjadi sangat penting untuk menjaga kelestarian fungsi
lingkungannya sehingga akan muncul alternatis penggunaan air tidak
hanya berasal dari air tanah.
III-21
Pengaruh KRP dengan efisiensi pemanfaatan sumber daya
alam merupakan peningkatan atau penurunan efisiensi Sumber Daya
Alam (SDA) yang terjadi ketika KRP diterapkan. Pengaruh tersebut
diantaranya: menurunnya kualitas dan kuantitas efisiensi
pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya air dan udara,
serta meningkatnya efisiensi berupa mobilitas yang lebih tinggi
sedangkan biaya operasioanal lebih rendah. Diharapkan dengan ini,
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam menjadi penyadaran ke
depannya agar dampak negatif terhadap eksploitasi sumber daya
alam tidak terjadi di kota Yogyakarta.
Pengaruh KRP terhadap tingkat kerentanan dan adaptasi
terhadap perubahan iklim merupakan analisa mengenai kerentanan
dan adaptasi manusia terhadap perubahan iklim yang terjadi di Kota
Yogyakarta apabila KRP dilaksanakan. Pengaruh tersebut adalah
adanya kerentanan terhadap perubahan temperatur udara yang
semakin tinggi.
Pengaruh KRP terhadap tingkat ketahanan keanekaragaman
hayati merupakan analisa pengaruh KRP pada tingkat ketahanan
keanekaragaman hayati di Kota Yogyakarta ketika diaplikasikan.
Pengaruh tersebut diantaranya: terjadi penambahan
keanekaragaman hayati di lokasi tertentu di Kota Yogyakarta dan
menurunnya tingkat ketahanan serta potensi keanekaragaman hayati
di beberapa lokasi karena terjadi alih fungsi lahan.

3.5. PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS


Merujuk pada identifikasi permasalahan urusan pangan, kelautan
dan perikanan serta pertanian, maka visi misi dan arah kebijakan kepala
daerah terpilih, serta dengan memperhatikan isu-isu global urusan pangan,
kelautan dan perikanan serta pertanian, terdapat beberapa isu penting di
Kota Yogyakarta yang harus mendapat perhatian lebih, yang harus segera
ditindaklanjuti dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
Isu-isu strategis urusan pangan, kelautan dan perikanan dan
pertanian yaitu :
1. Ketersediaan pangan (pertanian, peternakan, perikanan) yang aman dan
bermutu perlu ditingkatkan
2. Konsumsi pangan belum Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman
3. Pengawasan terhadap penyakit zoonosa harus terus dilaksanakan
III-23
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

1.1. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PERANGKAT DAERAH


1.1.1. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) Tahunan. Tujuan yang hendak
dicapai untuk mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian dan Pangan
Kota Yogyakarta adalah “ Meningkatkan Ketersediaan dan Mutu
Pangan “

1.1.2. Sasaran
Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan
tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan Daerah/Perangkat
Daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program
Perangkat Daerah. Sasaran yang ditetapkan Dinas Pertanian dan
Pangan sama dengan Tujuan yang hendak dicapai yaitu ‘’
Ketersediaan dan Mutu Pangan Meningkat ‘’

Indikator sasaran dan target kinerja sasaran selama periode Renstra


2017 – 2022 dapat dilihat pada Tabel 4.1.

IV-23
IV-24
24

BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan
Kota Yogyakarta memiliki strategi dan arah kebijakan sebagai berikut:
No Strategi Arah Kebijakan
1. Peningkatan ketahanan pangan Meningkatkan pembinaan
ketersediaan dan distribusi pangan
Meningkatkan pembinaan pola
konsumsi dan kewaspadaan pangan
2. Peningkatan pembinaan budidaya Meningkatkan pembinaan budidaya
dan produk hasil kehewanan dan peternakan dan perikanan
perikanan Meningkatkan penanganan penyakit
zoonosa
Meningkatkan mutu dan keamanan
produk hasil peternakan dan
perikanan
3. Peningkatan pembinaan budidaya Meningkatkan pembinaan budidaya
dan produk pertanian pertanian
Meningkatkan mutu dan keamanan
produk pertanian

V-24
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Dinas Pertanian dan Pangan melaksanakan satu urusan wajib yaitu Urusan
Pangan serta dua urusan pilihan yaitu Urusan Pertanian dan Urusan Kelautan dan
Perikanan. Pelaksanaan urusan tersebut dijabarkan mejadi 3 program yaitu :
1. Program Pembinaan Pertanian
2. Program Pembinaan Ketahanan Pangan
3. Program Pembinaan Kehewanan dan Perikanan
Adapun rencana program, kegiatan dan pendanaan dalam Tabel 6.1

VI-25
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Renstra Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta


Tahun 2017-2022 merupakan bagian dari rangkaian perencanaan pembangunan
sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.
Kegiatan, indikator, target kinerja dan pagu anggaran yang disusun dalam
bentuk masih bersifat indikatif serta akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana
Kerja Perangkat Daerah Tahunan. Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahunan
selain merupakan jabaran dari Renstra Perangkat Daerah juga mengacu pada
RKPD sebagai jabaran tahunan RPJMD ( Tabel 7.1 )

VII-26
BAB VIII
PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Tahun


2017-2022 telah disusun dengan memperhatikan program prioritas Pemerintah Kota
Yogyakarta dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 serta isu-isu bidang pertanian,
kehewanan dan kelautan dan ketahanan pangan yang harus dihadapi dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun mendatang.
Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 ini
telah memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan dan indikator-indikator
kinerja yang ingin dicapai yang meliputi Indikator Kinerja Utama (IKU), indikator
kinerja sasaran, indikator kinerja program (outcome) dan indikator kinerja kegiatan
(output) yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan. Indikator-indikator kinerja
tersebut merupakan ukuran keberhasilan tercapainya visi, misi dan tujuan dari Dinas
Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta untuk jangka waktu 2017-2022. Untuk
selanjutnya Renstra Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta ini akan
ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Rencana
Kerja (Renja) Perangkat Daerah.
Selanjutnya keberhasilan pencapaian Renstra Dinas Pertanian dan Pangan
Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 tersebut sangat ditentukan oleh kinerja dari
seluruh jajaran di lingkup Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Untuk
mengukur tingkat keberhasilan pencapaian dalam pelaksanaan Renstra Pertanian
dan Pangan Tahun 2017-2022, secara berkala dilakukan monitoring dan evaluasi,
serta pengawasan dan pengendalian yang pada akhirnya akan dituangkan ke dalam
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Pada akhirnya diharapkan dengan Renstra Pertanian dan Pangan Tahun
2017-2022 ini dapat mencapai visi dan misi Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Yogyakarta untuk tahun 2017-2022, dan dapat memberikan kontribusi yang nyata
dalam pencapaian RPJMD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 dalam mewujudkan
visi dan misi Pemerintah Kota Yogyakarta pada khususnya serta kesejahteraan
masyarakat pada umumnya.

VIII-27
Tabel 7.1
Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan

Kondisi kinerja Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja


No Indikator Sasaran dan Program pada awal pada akhir
1 2 3 4 5 6
periode RPJMD periode RPJMD
Ketersediaan dan mutu pangan
meningkat
Indeks Pertanian dan Pangan 87,58 87,58 89,20 90,83 91,66 92,49 93,32 93,32

1 Program Pembinaan Pertanian


a Persentase bahan kimia
berbahaya pada produk pertanian 25% 25% 24% 23% 22% 21% 20% 20%

2 Program Pembinaan Ketahanan


Pangan
a Angka ketersediaan energi 2.400 2.400 2.450 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500
kkal/kapita/hr kkal/kapita/hr kkal/kapita/hr kkal/kapita/hr kkal/kapita/hr kkal/kapita/hr kkal/kapita/hr kkal/kapita/hr
3 Program Pembinaan Kehewanan dan
Perikanan
a Persentase kasus penyakit
zoonosa tertangani dengan cepat 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
dan sesuai SOP
b Jumlah tipiring kasus produk hasil
40 40 35 30 25 20 15 15
ternak
c Persentase penggunaan bahan
10% 10% 8% 6% 4% 2% 0% 0%
berbahaya pada olahan ikan

Anda mungkin juga menyukai