Anda di halaman 1dari 134

2018 -

RENSTRA 2023

RENCANA
STRATEGIS

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR


DINAS KETAHANAN PANGAN (DKP)
Jl. Segar III Komplek Perkantoran Pemda Kabupaten Bogor Cibinong 16914
Telp / Fax (021) 87917425
Website : http://dkp.bogorkab.go.id, email : dkp@bogorkab.go.id,

2019
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DKP KABUPATEN BOGOR
NOMOR : 050/245/Kpts/DKP/VII/2019
050/03.a/kpts/DKP/I/2 TANGGAL : 10 Juli 2019 03 Januari 2017

RENCANA STRATEGIS DINAS KETAHANAN PANGAN


KABUPATEN BOGOR TAHUN 2018-2023

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah


Tahun 2018-2023 merupakan amanat Pasal 11 ayat (3) Peraturan
Menteri Dalam negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
yang menyebutkan bahwa salah satu rencana perangkat daerah
adalah renstra perangkat daerah. Sebagaimana ketentuan Pasal 1
Nomor 29 yang menyatakan bahwa Rencana Strategis Perangkat
Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra Perangkat Daerah
adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5
(lima) tahun. Renstra perangkat daerah memuat tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan
urusan pemerintahan wajib dan/atau urusan pemerintahan pilihan
sesuai dengan tugas dan fungsi setiap perangkat daerah, yang
disusun berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif.
Renstra Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2018-2023 yang
disusun merupakan dasar dan pedoman dalam perencanaan dan
pencapaian target kinerja Dinas Ketahanan Pangan untuk tahun
2018-2023 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Ketahanan
I-2

Pangan dalam mendukung pembangunan Kabupaten Bogor


berdasarkan kewenangan Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar pada
Bidang Pangan, demi terwujudnya Kabupaten Bogor menjadi
Kabupaten Termaju, Nyaman dan Berkeadaban.
Proses penyusunan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Tahun
2018-2023 diawali dengan pembentukan Tim Penyusun Renstra
Tahun 2018-2023 lingkup Dinas Ketahanan Pangan yang bertujuan
untuk mengolah dan menformulasikan perencanaan kegiatan serta
target kinerja sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas
Ketahanan Pangan. Tugas awal dari tim ini adalah menyusun
Rancangan awal renstra yang mengacu kepada Renstra Transisi yang
sudah disusun pada tahun sebelumnya sebagai dasar penyusunan
dengan mempertimbangkan perencanaan teknokratik. Selanjutnya
penyusunan Renstra ini juga mengakomodir masukan-masukan dari
stakeholder Dinas Ketahanan Pangan melalui Forum Renstra
Perangkat Daerah. Hasil dari semua rumusan renstra disebut juga
sebagai rancangan awal renstra yang kemudian dilakukan
sinkronisasi dengan Bappedalitbang Kabupaten Bogor yang akan
menghasilkan Rancangan Akhir Renstra atau Renstra Dinas
Ketahanan Pangan Tahun 2018-2023.
Renstra Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2018-2023 disusun
dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018-2023 dalam rangka
mendukung visi misi Pemerintah Kabupaten Bogor dimana visi
Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 adalah
“Terwujudnya Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman dan
Berkeadaban”. Upaya-upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Bogor dalam rangka dituangkan ke dalam 5 Misi dimana
Dinas Ketahanan Pangan mendukung Misi ke-1 Pemerintah
Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023, yaitu Mewujudkan Masyarakat
yang Berkualitas. DKP Kabupaten Bogor turut berperan terhadap
proses pencapaian Prioritas Pembangunan : Terwujudnya masyarakat
Bogor sehat, dengan Indikator Tujuan nya yaitu Indeks Kesehatan.
I-3

Sedangkan Fokus Pembangunan nya diarahkan pada Meningkatnya


ketahanan pangan daerah, dengan Indikator Sasaran nya yaitu Skor
Pola Pangan Harapan.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor Tahun 2018 – 2023 telah dilaksanakan secara
partisipasif dengan melibatkan unsur pimpinan, pejabat kunci dan
Staf yang mampu memberikan masukan serta pemangku
kepentingan lainnya. Selain itu Penyusunan Renstra telah
memperhatikan Renstra Kementrian Pertanian dalam hal ini Badan
Ketahanan Pangan serta Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat. Dengan demikian Renstra Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor tahun 2018 – 2023 dapat
menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) yang
merupakan dokumen perencanaan periode 1 (satu) tahunan Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor sampai dengan Tahun 2023
dengan memperhatikan evaluasi tahunan dan perkembangan
kebijakan dan kebutuhan masyarakat.

1.2. Landasan Hukum


1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
I-4

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,


Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan
Pangan dan Gizi;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran
Pembangunan Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
12. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan
I-5

Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan


Kabupaten/Kota;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
19/Permentan/HK.140/4/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019;
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 27 Tahun 2010
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2012
tentang Kemandirian Pangan Daerah;
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 8 tahun 2019 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
19. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Rencana Strategis Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2018-2023;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun
2016-2036 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016
Nomor 95, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor
95 Tahun 2016);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 95);
22. Peraturan Bupati Bogor Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan Perdesaan; dan
23. Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata
Kerja Dinas Ketahanan Pangan.

1.3. Maksud dan Tujuan


Penyusunan Renstra DKP Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023
dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang
menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada DKP
I-6

Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor


Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah.
Sedangkan tujuan penyusunannya adalah untuk dijadikan
landasan/pedoman dalam penyusunan Renja DKP, penguatan peran
para stakeholders dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan
daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas
kinerja tahunan dan lima tahunan DKP Kabupaten Bogor.

1.4. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Renstra DKP Kabupaten Bogor Tahun
2018-2023, terdiri dari :

BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan
hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN BOGOR
Pada bab ini menjelaskan mengenai tugas, fungsi dan
struktur organisasi, sumberdaya, kinerja pelayanan, serta
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan.
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS
KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR
Pada bab ini menjelaskan mengenai identifikasi
permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan,
telaahan visi, misi dan program bupati dan wakil bupati
terpilih, telaahan Renstra K/L dan Renstra provinsi, telaahan
rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup
strategis, dan penentuan isu-isu strategis.
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN DINAS KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN BOGOR
I-7

Pada bab ini menjelaskan mengenai tujuan dan sasaran


jangka menengah yang akan dicapai melalui pelaksanaan
program dan kegiatan.
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai strategi atau langkah-
langkah yang akan dilakukan serta arah kebijakan yang akan
diambil dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran PD.
BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan
lokalitas PD, program lintas PD dan program kewilayahan
disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif yang direncanakan.
BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai uraian indikator kinerja
yang akan dicapai sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian target pada RPJMD Kabupaten Bogor.

BAB VIII.PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan mengenai catatan penting yang
perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaan
maupun pembiayaanya, maupun kaidah pelaksanaan serta
rencana tindak lanjutnya.
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN BOGOR

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi


Sebelum membahas tentang Tugas Pokok dan Fungsi
(Tupoksi) serta struktur organisasi DKP Kabupaten Bogor, guna
lebih memperjelas sudut pandang sekaligus mensinergikan
kesamaan tujuan dan sasaran serta gerak langkah segenap
stakeholders pembina ketahanan pangan, maka perlu
disampaikan agar dapat dipahami bersama bahwa Ketahanan
Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik
jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
DKP Kabupaten Bogor mempunyai tugas membantu Bupati
dalam menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah bidang ketahanan pangan berdasarkan
asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dengan
fungsi yang melekat yaitu :
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis
bidang ketahanan pangan;
2. Penyelenggaraan pemberian dukungan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah bidang ketahanan pangan meliputi
kesekretariatan, kelembagaan dan infrastruktur, ketersediaan
dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan,
serta distribusi dan harga pangan; dan
3. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD).
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor merupakan
unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah,
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati. Adapun struktur
organisasinya terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahi :
II - 2

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


b. Sub Bagian Program dan Pelaporan
c. Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahi :
a. Seksi Ketersediaan Pangan
b. Seksi Kerawanan Pangan
4. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahi :
a. Seksi Distribusi dan Harga Pangan
b. Seksi Cadangan Pangan
5. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan,
membawahi :
a. Seksi Konsumsi Pangan
b. Seksi Penganekaragaman dan Promosi Pangan
6. Bidang Keamanan Pangan, membawahi :
a. Seksi Pengawasan Keamanan Pangan
b. Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan
7. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun uraian tupoksi dari masing-masing unit kerja
berikut dengan gambar struktur organisasi, sebagai berikut :
1. Sekretariat
Secara umum Sekretariat mempunyai tugas membantu
dan bertanggung-jawab kepada Kepala Dinas dalam
melaksanakan pengelolaan kesekretariatan dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Pengkoordinasian penyusunan program, monitoring,
evaluasi dan pelaporan dinas;
b. Pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian
dinas;
c. Pengelolaan keuangan dinas;
d. Pengkoordinasian penyusunan rancangan produk hukum;
e. Penyusunan kebijakan penataan organisasi Dinas;
f. Pengelolaan situs web dinas; dan
II - 3

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai


bidang tugasnya.
Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan dan
penyusunan program dan pelaporan dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian Program dan
Pelaporan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program,
monitoring, evaluasi dan pelaporan dinas;
b. Pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat;
c. Pengelolaan penyusunan anggaran dinas;
d. Pengelolaan situs web dinas; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan
rumah tangga, tata usaha dan kepegawaian dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha dinas;
b. Pengelolaan barang/jasa dinas;
c. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan
organisasi dinas;
d. Penyiapan bahan penyusunan rancangan produk hukum;
e. Pengelolaan layanan administrasi kepegawaian dinas; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dinas.
Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Sub Bagian
Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penatausahaan keuangan dinas;
b. Penyusunan laporan keuangan dinas; dan
c. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai
bidang tugasnya.
II - 4

2. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan


Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi
ketersediaan dan kerawanan pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi ketersediaan dan penanganan
kerawanan pangan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan ketersediaan dan penanganan kerawanan
pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Ketersediaan Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan
koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan,
pematauan dan evaluasi peningkatan ketersediaan pangan
dan penyediaan infrastruktur dan sumberdaya pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Ketersediaan
Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
ketersediaan pangan dan penyediaan infrastruktur dan
sumberdaya pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi dan
penyediaan infrastruktur serta sumberdaya pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Ketersediaan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
II - 5

Seksi Kerawanan Pangan mempunyai tugas membantu


Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi,
pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan,
dan evaluasi penanganan kerawanan pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Kerawanan Pangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan teknis
penanganan kerawanan pangan;
b. Pelaksanaan teknis dan fasilitasi penanganan kerawanan
pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Kerawanan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
3. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan
Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian
pendampingan serta pemantauan dan evaluasi kegiatan
distribusi dan cadangan pangan. Untuk menyelenggarakan
tugas dimaksud, Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan
mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
distribusi, harga dan cadangan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi distribusi, harga dan cadangan
pangan;
c. Penyelenggaraan pelayanan distribusi dan cadangan
pangan;
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan distribusi dan cadangan pangan; dan
e. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan
II - 6

koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan


kebijakan, pemantauan serta pemberian pendampingan,
pemantauan dan evaluasi distribusi dan harga pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Distribusi dan
Harga Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
distribusi dan harga pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi distribusi dan
harga harga pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Distribusi dan Harga Pangan ; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Cadangan Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi,
pengkajiaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemantapan, serta pemberiaan pendampingan, pemantauan,
dan evaluasi cadangan pangan. Untuk menyelenggarakan
tugas dimaksud, Seksi Cadangan Pangan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
cadangan pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi cadangan
pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Cadangan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
4. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi
konsumsi dan penganekaragaman pangan. Untuk
II - 7

menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang Konsumsi dan


Penganekaragaman Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan perencanaan program peningkatan
konsumsi pangan, promosi penganekaragaman pangan dan
pengembangan pangan lokal;
b. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
peningkatan konsumsi pangan, promosi
penganekaragaman pangan dan pengembangan pangan
lokal;
c. Penyelenggaran fasilitasi peningkatan konsumsi pangan,
promosi penganekaragaman pangan dan pengembangan
pangan lokal ;
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan konsumsi dan penganekaragaman pangan; dan
e. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Konsumsi Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan koordinasi,
pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
pemantapan, serta pemberian pendampingan, pemantauan,
dan evaluasi konsumsi pangan. Untuk menyelenggarakan
tugas dimaksud, Seksi Konsumsi Pangan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
peningkatan konsumsi pangan;
b. Pelaksanaan teknis dan fasilitasi peningkatan konsumsi
pangan ;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Konsumsi Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Penganekaragaman Pangan dan Promosi Pangan
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian
II - 8

pendampingan, pemantauan, dan evaluasi promosi


penganekaragaman konsumsi pangan serta
penganekaragaman pangan lokal. Untuk menyelenggarakan
tugas dimaksud, Seksi Penganekaragaman Pangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
peningkatan penganekaragaman pangan dan promosi
pangan serta pengembangan pangan lokal;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis dan fasilitasi peningkatan
penganekaragaman dan promosi pangan serta
pengembangan pangan lokal;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Penganekaragaman dan Promosi Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
5. Bidang Keamanan Pangan
Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta
pemantauan dan evaluasi keamanan pangan. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, Bidang Keamanan
Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis
keamanan pangan;
b. Penyelenggaraan fasilitasi keamanan pangan;
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan keamanan pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Pengawasan Keamanan Pangan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang dalam melaksanakan penyiapan
koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemantapan, serta pemberian pendampingan,
pemantauan dan evaluasi pengawasan keamanan pangan dan
kelembagaan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
II - 9

dimaksud, Seksi Pengawasan Keamanan Pangan mempunyai


fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
perencanaan dan program pengawasan keamanan pangan
serta kelembagaan pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi
pengawasan keamanan pangan serta kelembagaan pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Pengawasan Keamanan Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta pemberian
pendampingan, pemantauan dan evaluasi kerja sama dan
informasi keamanan pangan. Untuk menyelenggarakan tugas
dimaksud, Seksi Kerjasama dan Informasi Keamanan Pangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis
perencanaan dan program kerjasama dan informasi
keamanan pangan;
b. Pelaksanaan teknis pengembangan dan fasilitasi kerjasama
dan informasi keamanan pangan;
c. Penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
pada Seksi Kerja Sama dan Informasi Keamanan
Pangan; dan
d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan pimpinan
sesuai bidang tugasnya.
6. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Berdasarkan Peraturan Bupati Bogor Nomor 35 Tahun
2018 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Pengujian Mutu Pangan Segar Kelas A Pada
Dinas Ketahanan Pangan, UPT mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan teknis operasional pengujian mutu
II - 10

pangan segar. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana


dimaksud, UPT mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan ketatausahaan UPT;
b. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengujian
pangan segar;
c. Penyusunan petunjuk teknis pengujian pangan segar;
d. Pelaksanaan pengambilan sampel, pengujian, analisa
dan penyusunan laporan hasil pengujian pangan segar;
e. Pelaksanaan kerjasama dan/atau koordinasi pengujian
pangan segar;
f. Pemeliharaan sarana dan prasarana UPT;
g. Pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium;
h. Pengoordinasian pelaksanaan tugas pokok dengan
Perangkat Daerah yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja; dan
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai bidang tugasnya.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga
dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai bidang keahlian;
b. Setiap kelompok sebagaimana dimaksud, dipimpin oleh
seorang yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada
di lingkungan dinas; dan
c. Nama dan jumlah jabatan fungsional sebagaimana
dimaksud, ditentukan berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan
dan beban kerja yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati tersendiri.
II - 11

Gambar II.1. Struktur Organisasi DKP Kabupaten Bogor

2.2. Sumberdaya
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan outsourcing yang
bertugas di DKP Kabupaten Bogor sebanyak 97 orang. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.
No Status Pegawai Jumlah (Orang) %
1 PNS 45 46,39
2 Outsourcing 52 53,51
Jumlah 97 100,00

Tabel diatas menunjukkan bahwa belum seluruh pegawai


berstatus PNS, sehingga uraian selanjutnya tentang kondisi
pegawai difokuskan pada PNS sebanyak 45 orang.
a. Jumlah pegawai berdasarkan formasi
No Formasi Jumlah (Orang) %
1 Eselon II 1 2,22
2 Eselon III 4 8,89
3 Eselon IV 13 28,89
4 Non Eselon 23 51,11
5 Penyuluh Pertanian 3 6,67
6 Analis Ketahanan Pangan 1 2,22
Jumlah 45 100,00
II - 12

b. Jumlah pegawai berdasarkan golongan


No Golongan Jumlah (Orang) %
1 IV 9 20,00
2 III 32 71,11
3 II 4 8,89
Jumlah 45 100,00

c. Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan


No Pendidikan Jumlah (Orang) %
1 Strata 2 (S2) 17 37,78
2 Strata 1 (S1) 22 48,89
3 D III 2 4,45
4 SMU 4 8,89
Jumlah 45 100,00

2.3. Kinerja Pelayanan


Kinerja pelayanan DKP Kabupaten Bogor tahun 2013-2018
yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, berikut
dengan definisi, program utama dan rumus perhitungannya
disajikan sebagai berikut :

1. Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian
tingkat ketersediaan energi dan protein per kapita yang
berhasil dicapai
 Program utama :
Pengembangan Ketersediaan dan Cadangan Pangan
 Rumus perhitungan :
 Tingkat Ketersediaan Energi (%) =
Ketersediaan Energi x 100
Tingkat Ketersediaan Energi
II - 13

Ketersediaan Energi (Kkal/Kapita/Hari) =


Ketersediaan Pangan/Kapita/Hari x Kandungan Kalori x BDD
100
 Tingkat Ketersediaan Protein (%) =
Ketersediaan Protein x 100
Tingkat Ketersediaan Protein
Ketersediaan Protein =
Ketersediaan Pangan (Gram/Kapita/Hari) x Kandungan (Gram/Kapita/Hari) Protein x BDD
100

 Keterangan :
1) BDD = Bagian yang Dapat Dimakan (Buku Daftar
Komposisi Bahan Makanan/DKBM);
2) Tingkat Ketersediaan Energi rekomendasi Forum
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi WNPG ke X
Tahun 2012 menetapkan tingkat ketersediaan energi
sebesar 2.150 Kkal/Kapita/Hari dan protein sebesar
57 Gram/Kapita/Hari; dan
3) Ketersediaan Energi dan Protein didapat dari Software
Neraca Bahan Makanan (NBM) dari MWA Training &
Consulting Lembaga Tata Kelola Ketahanan Pangan.

2. Ketersediaan Pangan Utama (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian
tingkat ketersediaan pangan utama yang berhasil dicapai
 Program utama :
Pengembangan Kemandirian Pangan
 Rumus perhitungan :
Capaian Ketersediaan Pangan Utama =
Rata-rata Jumlah Ketersediaan Pangan Utama per Tahun (Kg) x 100
Jumlah Penduduk

Rata-rata Jumlah Ketersediaan Pangan Utama


per Tahun (Kg) =
62,74% x (Produksi Padi Sawah + Padi Gogo) x 100
(114,60 x Jumlah Penduduk) / 1.000
II - 14

 Keterangan :
1) 62,74% = prosentase net production / beras yang
diperoleh (37,26% = rendemen); 114,60 = tingkat
konsumsi beras per kapita per tahun; dan 1.000 =
konversi antara satuan Ton dan Kg.
3. Pengkoordinasian Penanganan Daerah Rawan Pangan (%)
 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan perbandingan
antara daerah rawan pangan yang ditangani dengan
jumlah daerah rawan pangan yang masih ada, yang terdiri
dari beberapa kategori yaitu : Rawan Ketersediaan Pangan,
Rawan Rumah Tangga Miskin, Rawan Akses Jalan, Rawan
Akses Listrik, Rawan Gizi Kurang, Rawan Akses Air Bersih
dan Rawan Akses Fasilitas Kesehatan
 Program utama :
Mitigasi dan Penanganan Rawan Pangan
 Rumus perhitungan :
Capaian Penanganan Daerah Rawan Pangan =
Realisasi Penanganan Daerah Rawan Pangan x 100
Target Penanganan Daerah Rawan Pangan
 Keterangan :
Rumus perhitungan diterapkan per kategori rawan

4. a. Skor Angka Kecukupan Energi (%)


b. Skor Angka Kecukupan Protein (%)
 Definisi :
a. Merupakan suatu nilai untuk menentukan banyaknya
asupan makanan yang seimbang dengan pengeluarannya
sesuai dengan susunan dan ukuran tubuh, tingkat
kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu
menjalankan tugas kehidupan secara ekonomis dalam
jangka waktu lama
b. Merupakan suatu nilai untuk menentukan kecukupan rata-
rata protein dalam sehari berdasarkan golongan umur,
jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas fisik, genetik dan
keadaan fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang
II - 15

optimal, dengan rata-rata per kapita per hari untuk energi


sebesar 2.000 Kkal/Kapita/Hari dan protein sebesar
52 Gram/Kapita/Hari
 Program utama :
Pengembangan Penganekaragaman Pangan
 Rumus perhitungan :
a. Skor Angka Kecukupan Energi (%)
Kecukupan Energi masing-masing (kkal) x 100
2.000 kkal
 Kecukupan Energi Bayi (0 – 12 bulan)
AKEIi = (129 – 9,4 Ui + 0,62 Ui2) (Bi)
 Kecukupan Energi Anak-anak (1 – 9 tahun)
AKEIi = (AKEi) (Bi)
 Kecukupan Energi Remaja (10 – 19 tahun)
- Pria
AKEI = (17,5 Bi + 651) (FKi)
- Wanita
AKEI = (12,2 Bi + 746) (FKi)
 Kecukupan Energi Dewasa (20 – 60 tahun)
Pria (Tahun) Wanita (Tahun)
20 – 29 30 – 59 60 20 – 29 30 – 59 60
15,3 B + 11,6 B + 13,5 B + 14,7 B + 8,7 B + 10,5 B+
679 (FKi) 879 (FKi) 487 (FKi) 496 (FKi) 829(FKi) 596 (FKi)

 Kecukupan Energi Wanita Hamil dan Menyusui


- Umur < 19 tahun
AKEI = (12,2 B + 746) FK + EH
- Umur 20 – 29 tahun
AKEI = (14,7 B + 496 ) FK + EH
- Umur 30 tahun
AKEI = ( 8,7 B + 829) FK + EH
b. Skor Angka Kecukupan Protein (%)
AKP = Kecukupan Protein masing-masing (gram) x 100
52 gram

 Keterangan :
1) AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi bayi
pada umur Ui (kal/org/hari);
II - 16

2) Ui = Umur bayi (bulan);


3) Bi = Berat badan bayi pada umur Ui (kg);
4) AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi
anak umur – I (Kal/org/hari);
5) AKEi = Angka Kecukupan Energi bagi anak umur –i
(Kal/kg B/hr);
6) Bi = Berat badan sehat anak umur – i;
7) Bi = Berat badan sehat (kg);
8) EMB = Energi Metabolisme Basal;
9) Fki = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung
kecukupan energi pada umur – i menurut jenis
kelamin;
10) B = Berat badan sehat wanita sebelum hamil (kg);
11) EH = Tambahan energi wanita hamil
(Kal/org/hari), yaitu :
- 285 Kal untuk kerja berat
- 245 untuk kerja sedang
- 200 Kal untuk kerja ringan
12) FK = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung
kecukupan energi wanita; dan
13) Kkal = Kilo Kalori.

5. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian
tingkat cadangan pangan Kabupaten Bogor yang berhasil
dicapai
 Program utama :
Pendukung Ketahanan Pangan
 Rumus perhitungan :
Nilai Capaian Cadangan Pangan Pemerintah Daerah =
Jumlah Cadangan Pangan Beras x 100
100 ton
II - 17

6. Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian
tingkat stabilitas harga dan pasokan pangan yang berhasil
dicapai
 Program utama :
- Pengembangan Informasi Harga dan Pasokan Pangan
- Koordinasi Ketahanan Pangan
 Rumus perhitungan :
Stabilitas Harga (SH) dan Stabilitas Pasokan Pangan (SP) =
n
SK = ∑ SKi
i=1
n
Stabilitas Harga dan Pasokan komoditas ke i (SKi) =
2 – CVKRi x 100
CVKTi
CVKRi = SDKRi x 100 ; CVKTi = SDKTi x 100
KRi KTi
n n
SDKRi = √ ∑ (KRi – KRi)2 ; KRi = ∑ KRi
i=1 i=1
n–1 n
n n
SDKTi = √ ∑ (KTi – KTi)2 ; KTi = ∑ KTi
i=1 i=1
n–1 n

 Keterangan :
1) Harga dinyatakan stabil jika gejolak harga pangan di
suatu wilayah kurang dari 25% dari kondisi normal;
2) Pasokan pangan dinyatakan stabil jika penurunan
pasokan pangan di suatu wilayah berkisar antara
5% - 40%;
H untuk Harga
3) K=
P untuk Pasokan
II - 18

4) SHi = Stabilitas harga komoditas ke i; SPi = Stabilitas


Pasokan komoditas ke i; i = 1,2,3,…….n; n = Jumlah
komoditas;
5) SHi dan SPi digambarkan dengan koefisien
keragaman (CV);
6) CVKRi = Koefisien keragaman realisasi untuk harga
dan pasokan komoditas ke-i; CVKTi = Koefisien
keragaman target untuk harga dan pasokan
komoditas ke-i;
7) SDKRi = Standar deviasi realisasi untuk harga dan
pasokan komoditas ke i; KRi = Rata-rata realisasi
untuk harga dan pasokan komoditas ke i;
8) SDKTi = Standar deviasi target untuk harga dan
pasokan komoditas ke i; KTi = Rata-rata target untuk
harga dan pasokan komoditas ke i;
Realisasi harga komoditas ke i (HRi)
9) KRi =
Realisasi pasokan komoditas ke i (PRi)
Rata-rata realisasi harga komoditas ke i (HRi)
10) KRi =
Rata-rata realisasi pasokan komoditas ke i (PRi)

7. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian
tingkat pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
yang berhasil dicapai
 Program utama :
Pengembangan Keamanan Pangan
 Rumus perhitungan :
Pangan Aman =
Jumlah sampel pangan yang aman dikonsumsi x 100
Jumlah total sampel yang diperdagangkan

Target indikator kinerja secara keseluruhan selama


lima tahun terakhir telah tercapai, hanya ada beberapa
II - 19

capaian indikator kinerja yang belum tercapai sesuai dengan


target yang telah ditetapkan. Beberapa target indikator kinerja
diantaranya yang belum tercapai adalah jumlah cadangan
pangan pemerintah dan Pengkoordinasian Penanganan Daerah
Rawan Pangan. Faktor utama yang mempengaruhi dari
ketercapaian indikator kinerja diantaranya keterbatasan
anggaran, kesadaran masyarakat akan konsumsi
penganekaragaman pangan, daerah rawan bencana alam,
kemiskinan, alih fungsi lahan, masih kurangnya koordinasi
antara dinas terkait dalam rangka penanganan daerah rawan
pangan seperti infrastruktur, kesehatan, air bersih dan lain
sebagainya.
Adapun penjelasan secara rinci tentang Pencapaian Kinerja
tahun 2014-2018 diuraikan pada tabel II.1. serta tentang
Anggaran dan Realisasi tahun 2014-2018 diuraikan pada
tabel II.2. berikut ini :
II - 20

Tabel II.1.
Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Urusan : Wajib Non Pelayanan Dasar


Bidang Urusan : Pangan
Perangkat Daerah : Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor

Target Renstra PD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat
No
Daerah
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

1 2 6 7 8 9 10 11

1 Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%)


- Energi 106,76 110,13 96,38 97,29 98,21 113,67 95,50 104,00 111,96 102,26 106,47 86,72 107,91 115,08 104,12
- Protein 141,15 145,60 113,84 114,90 115,95 152,63 112,78 138,75 114,16 143,68 108,13 77,46 121,88 99,36 123,92

2 Ketersediaan Pangan Utama (%) - 69,22 69,06 61,00 63,00 - 57,00 87,44 61,75 63,00 - 82,35 126,61 101,23 100,00

3 Pengkoordinasian Penanganan Daerah Rawan Pangan (%)


- Rawan Ketersediaan Pangan 10,00 20,00 30,00 40,00 52,50 5,00 25,00 26,70 32,50 37,50 50,00 125,00 89,00 81,25 71,43
- Rawan Rumah Tangga Miskin 10,00 22,50 27,50 32,50 35,00 10,00 22,50 24,48 27,50 30,00 100,00 100,00 89,02 84,62 85,71
- Rawan Akses Jalan 10,00 22,50 30,00 35,00 37,50 7,50 12,50 26,70 35,00 32,50 75,00 55,56 89,00 100,00 86,67
- Rawan Akses Listrik 2,50 5,00 7,50 7,50 7,50 2,50 2,50 6,68 5,00 7,50 100,00 50,00 89,07 66,67 100,00
- Rawan Gizi Kurang 10,00 25,00 32,50 37,50 42,50 10,00 25,00 28,93 30,00 37,50 100,00 100,00 89,02 80,00 88,24
- Rawan Akses Air Bersih 17,50 42,50 50,00 60,00 72,50 17,50 27,50 44,50 47,50 62,50 100,00 64,71 89,00 79,17 86,21
- Rawan Akses Fasilitas Kesehatan 2,50 7,50 10,00 12,50 12,50 2,50 7,50 8,90 10,00 12,50 100,00 100,00 89,00 80,00 100,00

4 - Skor Angka Kecukupan Energi (%) - - - 102,90 102,30 - - - 109,20 105,80 - - - 106,12 103,42
- Skor Angka Kecukupan Gizi (%) - - - 110,70 110,90 - - - 113,50 110,90 - - - 102,53 100,00

5 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%) 70,00 80,00 80,00 - 91,00 54,84 90,91 87,50 - 91,00 78,34 113,64 109,38 - 100,00

6 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%) 80,00 90,00 90,00 90,00 91,00 93,24 80,98 95,82 81,56 91,00 116,55 89,98 106,47 90,62 100,00

7 Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%) 60,00 80,00 147,98 172,98 197,98 59,64 123,14 167,24 127,30 95,02 99,40 153,93 113,02 73,59 47,99
II - 21

Tabel II.2
Anggaran dan Realiasasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah

PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Rata-rata


Anggaran pada Tahun (Rp) Realisasi Anggaran pada Tahun (Rp)
Uraian Tahun (%) Pertumbuhan (%)

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Belanja 44.745.747.000 35.354.444.000 47.950.379.000 18.892.784.000 19.908.057.000 40.978.709.819 33.413.245.965 45.557.373.486 18.139.244.885 19.692.072.232 91,58 94,51 95,01 96,01 98,92 4,91 8,14
A. Belanja Tidak 14.148.314.000 13.856.294.000 14.364.213.000 4.187.472.000 8.786.293.000 13.332.080.289 13.362.719.732 14.001.755.163 4.136.056.857 8.744.925.202 94,23 96,44 97,48 98,77 99,53 109,13 110,78
Langsung
- Belanja 14.148.314.000 13.856.294.000 14.364.213.000 4.187.472.000 8.786.293.000 13.332.080.289 13.362.719.732 14.001.755.163 4.136.056.857 8.744.925.202 94,23 96,44 97,48 98,77 99,53 109,13 110,78
Pegawai

B. Belanja 30.597.433.000 21.498.150.000 33.586.166.000 14.705.312.000 11.121.764.000 27.646.629.530 20.050.526.233 31.555.618.323 14.003.188.028 10.947.147.030 90,36 93,27 93,95 95,23 98,43 (24,67) (22,08)
Langsung
- Belanja 6.300.800.000 5.480.410.000 6.061.444.000 3.105.750.000 991.000.000 5.090.200.000 5.322.445.000 5.847.235.000 3.001.395.000 984.100.000 80,79 97,12 96,47 96,64 99,30 (68,60) (67,55)
Pegawai
- Belanja 10.914.612.000 10.246.263.000 17.142.552.000 11.346.500.000 9.693.814.000 10.414.941.842 9.678.071.358 16.327.441.820 10.762.426.028 9.532.536.830 95,42 94,45 95,25 94,85 98,34 (14,29) (11,15)
Barang dan
Jasa
- Belanja 13.382.021.000 5.771.477.000 10.382.170.000 253.062.000 436.950.000 12.141.487.688 5.050.009.875 9.380.941.503 239.367.000 430.510.200 90,73 87,50 90,36 94,59 98,53 71,92 79,15
Modal
II-22

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan


Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor dalam
menjalankan Tupoksi nya pada bidang urusan Pangan tentunya
tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik
internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan dimaksud
harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam
rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan kinerja.
Tantangan yang paling nyata dihadapi terkait dengan
pembinaan ketahanan pangan adalah makin merambahnya
sektor non pertanian secara umum yang telah mengalihfungsikan
lahan produktif pertanian, perikanan dan lahan hutan rakyat,
baik sektor perumahan rakyat sebagai bentuk pemenuhan
kebutuhan atas perluasan pemukiman bagi masyarakat, maupun
sektor industri barang serta jasa perdagangan dan wisata untuk
mengembangkan skala usaha dalam pemenuhan target produksi
dan jasanya, yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global
di berbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat
dihindari.
Sedangkan di sisi lain, sustainibilitas ketersediaan pangan
bersumber pertanian, peternakan dan perikanan serta kelestarian
daya dukung lahan konservasi dan hutan lindung melalui
pemberdayaan berbagai bentuk kelompok masyarakat, masih
harus tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan
kesinambungannya.
Seiring dengan perkembangan global tersebut telah
diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah baik pusat maupun provinsi, hal ini tentu
berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten Bogor agar teraplikasi sinergitas dan
kesesuaian dalam menyelenggarakan berbagai program dan
kegiatan yang mengedepankan prinsip keselarasan segenap
potensi stakeholders yang terlibat dan berkepentingan
didalamnya.
Berdasarkan metode SWOT Analysis terhadap tantangan
dan peluang baik lingkungan internal yang meliputi Strengths
II - 23

(Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan) maupun lingkungan


eksternal yang meliputi Opportunity (Peluang) dan Threaths
(Ancaman), maka masing-masing kondisi lingkungan internal dan
eksternal dimaksud, yaitu :
A. Lingkungan Internal
Kekuatan (S) :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
2. Peraturan Bupati Bogor Nomor 62 Tahun 2010 tentang
Peningkatan Daya Saing Produk Kabupaten Bogor;
3. Peraturan Bupati Bogor Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan Perdesaan;
4. Peraturan Bupati Bogor Nomor 48 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Bogor Nomor 23 Tahun
2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Cadangan Pangan
Daerah;
5. Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan;
6. Keputusan Bupati Bogor Nomor 501/679/Kpts/Per-
uu/2013 tentang Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan;
dan
7. Peraturan Bupati Bogor Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Pengujian Mutu Pangan Segar Kelas A Pada Dinas
Ketahanan Pangan.
Kelemahan (W) :
1. Pada tahun 2018, aparatur penyelenggaraan ketahanan
pangan hanya berjumlah 45 orang (9 orang atau 20%
berusia diatas 50 tahun dan 36 orang atau 80% berusia 50
tahun ke bawah) yang terdiri dari : 1 orang Esselon II a, 1
orang Esselon III a, 3 orang Esselon III b, 12 orang Esselon
IV a, 1 orang Esselon IV b dan 23 orang fungsional umum,
1 orang fungsional khusus analis ketahanan pangan dan 3
orang fungsional khusus penyuluh pertanian dan
II - 24

peternakan yang diperbantukan, didukung oleh 35 orang


outsourcing tenaga administrasi, 8 orang outsourcing
tenaga kebersihan dan 9 orang outsourcing tenaga
keamanan;
2. Baru memiliki 1 orang aparatur fungsional khusus Analis
Ketahanan Pangan, serta belum memliki aparatur
fungsional khusus Pengawas Mutu Hasil Pertanian dan
Analis Pasar Hasil Pertanian, yang berperan sebagai
inisiator serangkaian proses dan implementasi hasil
analisis ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan
pangan, sebagai bentuk aplikasi dari Pasal 24 Bab VI
Peraturan Bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan; dan
3. Belum terpenuhinya kelengkapan perlengkapan dan
peralatan kantor penunjang kinerja aparatur, serta alat uji
laboratorium portable sebagai upaya penjaminan keamanan
pangan atas produk yang dihasilkan di tingkat produsen
dan beredar di tingkat konsumen.

B. Lingkungan Eksternal
Peluang (O) :
1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Ketahanan Pangan dan Gizi;
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 27
Tahun 2010 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
II - 25

6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4


Tahun 2012 tentang Kemandirian Pangan Daerah;
7. Sejak tahun 2014, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) telah menetapkan secara nasional
upaya penekanan tingkat alih fungsi lahan produktif
sekaligus penciptaan lahan sawah baru yang merupakan
substitusi alih fungsi lahan dimaksud sebagai tolok ukur
keberhasilan tata ruang wilayah, serta optimalisasi daya
dukung Daerah Irigasi (DI), Jaringan Irigasi (JI) dan
aksesibilitas jalan produksi perdesaan bagi pengembangan
sektor pertanian, perikanan dan kehutanan sebagai tolok
ukur keberhasilan kebinamargaan dan pengairan; dan
8. Setiap tahun terbit berbagai dokumen Petunjuk
Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis program / kegiatan
ketahanan pangan dari lembaga koordinatif vertikal baik di
tingkat pusat maupun provinsi, yang kemudian
diterjemahkan dalam dokumen Petunjuk Teknis
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik masing-masing
kabupaten / kota..
Ancaman (T) :
1. Pada skala nasional hingga Juni 2016, Institut Pertanian
Bogor (IPB) melansir bahwa laju pertumbuhan penduduk
sangat rawan pangan sekitar 5,96%/tahun, penduduk
rawan pangan sekitar 3,32%/tahun dan penduduk tahan
pangan sekitar minus 1,95%/tahun. Sedangkan kondisi di
Kabupaten Bogor hingga Desember 2016, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan
Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Bogor
menjelaskan bahwa masih terdapat jumlah penduduk
miskin sebanyak 498.500 jiwa atau 8,92% dari total
penduduk sebanyak 5.587.390 jiwa;
2. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial
Kabupaten Bogor, menjelaskan bahwa kondisi di Kabupaten
Bogor hingga Desember 2017 masih terdapat jumlah rumah
II - 26

tangga miskin sebanyak 171.483 KPM (Keluarga Penerima


Manfaat);
3. Sejak tahun 2015, telah berlangsung ASEAN Free Trade
Area (AFTA) / area bebas bea masuk impor diantara negara
ASEAN, yang mengancam persaingan pasar produk
pertanian, perikanan dan kehutanan Kabupaten Bogor
yang umumnya masih belum memenuhi standar Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam penerapan
teknologi budidaya, pengolahan dan pengemasan, sekaligus
berdampak pula terhadap keamanan & kehalalan produk
yang di impor dari negara ASEAN lainnya;
4. Sejak tahun 2014, hasil analisa dan prediksi Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan
bahwa seluruh kepulauan di Indonesia akan dilalui oleh
fenomena anomali alam El Nino (meningkatnya suhu
permukaan air laut di Samudera Pasifik, terutama bagian
timur dan tengah) dan La Nina (menurunnya suhu
permukaan air laut di Samudera Pasifik), yang berdampak
terhadap ketidak-menentuan waktu dan volume musim
penghujan dan kemarau serta intensitas badai angin dan
hujan pada tiap kawasan, yang turut berpengaruh terhadap
stabilitas dan kontinuitas ketersediaan produk pangan;
5. Pada skala nasional Kementerian Pertanian RI melansir
bahwa sejak tahun 2013 sekitar 80.000 Ha/tahun lahan
pertanian produktif beralih fungsi menjadi sektor lain,
sedangkan hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB)
menyimpulkan bahwa di Provinsi Jawa Barat setidaknya
terdapat 50.000 – 100.000 Ha/tahun lahan sawah yang
beralih fungsi maupun yang tidak lagi tergarap oleh petani
(dari 826.000 rumah tangga petani, sebanyak 66,00%
memutasi lahan sawahnya karena alasan ekonomi dan
sebanyak 34,00% karena tergusur proyek pemerintah dan
tidak mampu mengelola lahannya lagi). Sekalipun
Kementerian Pertanian RI sejak tahun 2010 – 2014 telah
berhasil mencetak lahan pertanian baru seluas 347.984 Ha,
II - 27

namun tingkat kualitas lahan dan produktivitasnya masih


jauh di bawah lahan yang telah dialihfungsikan; dan
6. Menurunnya minat, orientasi dan motivasi usaha pada
angkatan kerja usia muda terhadap usaha tani dan usaha
mina, khususnya yang berdomisili pada wilayah hinterland
pengembangan sektor non pertanian, perikanan dan
kehutanan. Berdasarkan data dari Institut Pertanian Bogor
(IPB) untuk kondisi di Provinsi Jawa Barat hingga
Juni 2016, dari 3.058.387 rumah tangga usaha pertanian
untuk usia < 25 tahun sebesar 0,59%, untuk usia 25 – 44
tahun sebesar 32,68%, untuk usia 45 – 64 tahun sebesar
50,77% dan untuk usia > 65 tahun sebesar 15.96%.
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan
Dalam menjalankan Tupoksi nya DKP Kabupaten Bogor
tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang timbul, yaitu :
1. Masih terdapat alih fungsi lahan produktif usaha sektor
pertanian, peternakan dan perikanan menjadi sektor
pembangunan lainnya, sebagai faktor berpengaruh terhadap
stabilitas dan pemerataan ketersediaan, distribusi dan akses
pangan;
2. Belum optimalnya hubungan kerjasama dalam transfer inovasi
teknologi dengan lembaga penelitian, perguruan tinggi dan
praktisi usaha profesional, serta koordinasi pembinaan
kelompok masyarakat bersama dengan pemerintahan tingkat
kecamatan dan desa dalam pengembangan pola konsumsi dan
penganekaragaman pangan;
3. Belum optimalnya kelembagaan dan sumberdaya aparatur
beserta sarana dan prasarana pendukung kinerja yang
memadai di tingkat wilayah binaan, dalam proses
berkesinambungan pengawasan dan pembinaan keamanan
pangan baik di tingkat produsen maupun konsumen; dan
4. Belum optimalnya sinergitas kinerja diantara PD terkait dalam
ikhtiar penanganan 7 kategori kerawanan pangan, yang terdiri
dari rawan : Ketersediaan Pangan, Rumah Tangga Miskin,
Akses Jalan, Akses Listrik, Gizi Kurang, Akses Air Bersih dan
Akses Fasilitas Kesehatan.
III - 2

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
Terpilih
A. Pernyataan Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan
bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap
konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif.
Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan
kemana organisasi akan dibawa dan membantu
mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan.
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Visi
adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
Dengan mempertimbangkan arah dan tahapan
pembangunan jangka panjang daerah, hasil-hasil yang sudah
dicapai pada tahap sebelumnya dan permasalahan yang
dihadapi serta isu-isu strategis yang berkembang, maka
pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Bogor
Tahun 2018-2023 adalah “Terwujudnya Kabupaten Bogor
Termaju, Nyaman dan Berkeadaban”.
Adapun makna pernyataan Visi Pemerintah
Kabupaten Bogor dimaksud adalah :
 Kabupaten Bogor adalah batas administrasi
Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat yang didalamnya
berkumpul sejumlah manusia atau masyarakat dalam arti
seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang
mereka anggap sama.
 Termaju adalah bahwa perolehan pembangunan
Kabupaten Bogor memiliki laju yang massif. Bisa
menandingi laju pencapaian pembangunan di tingkat Jawa
Barat maupun Nasional.
III - 3

 Nyaman adalah Kabupaten Bogor dapat menjadi


Kabupaten yang nyaman untuk beraktivitas, nyaman
sebagai tempat hunian dan ramah untuk berinvestasi.
 Berkeadaban adalah masyarakat Kabupaten Bogor
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
melestarikan budaya. Menjadi parameter di Indonesia
sebagai wilayah sebagai wilayah yang mampu menjadi
simbol masyarakat Indonesia yang ramah, toleran dan
berakhlakul karimah.

B. Pernyataan Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau
dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran
visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh anggota organisasi dan stakeholders dapat
mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi
pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu
instansi harus jelas dan sesuai dengan Tupoksi.
Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh
instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Misi adalah rumusan umum
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi.
Dalam rangka pencapaian visi dimaksud di atas dengan
tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada
serta tantangan ke depan serta memperhitungkan peluang
yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi Pemerintah
Kabupaten Bogor berikut dengan penjelasan yang terkandung
didalamnya serta keselarasannya dengan rumusan misi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut :
III - 4

1. Mewujudkan Masyarakat yang Berkualitas


Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Bogor untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Misi ini terkait dengan Misi Pertama Pemerintah Provinsi
Jawa Barat, yaitu Membentuk manusia Pancasila yang
bertakwa melalui peningkatan peran masjid dan tempat
ibadah sebagai pusat peradaban dan Misi Kedua, yaitu
Melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia
dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang
inovatif.
2. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Berdaya Saing
dan Berkelanjutan
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat
terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai
melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan
berkelanjutan serta meningkatkan kemandirian yang
berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-
nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan
lingkungan. Misi ini terkait dengan Misi Ketiga Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, yaitu Mempercepat pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata
ruang yang berkelanjutan melalui peningkatan konektivitas
wilayah dan penataan daerah dan Misi Keempat, yaitu
Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat
yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan teknologi
digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta
pelaku pembangunan.
3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam menjaga cita-cita dalam pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas, serta
III - 5

berorientasi pada penegakan supremasi hukum sebagai


sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban
masyarakat. Misi ini terkait dengan Misi Kelima Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, yaitu Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan kolaboratif
antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
4. Mewujudkan Pembangunan Daerah yang Merata,
Berkeadilan, dan Berkelanjutan
Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam menciptakan pembangunan yang merata
diwilayah Kabupaten Bogor. Misi ini terkait dengan Misi
Ketiga Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Mempercepat
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis
lingkungan dan tata ruang yang berkelanjutan melalui
peningkatan konektivitas wilayah dan penataan daerah dan
Misi Keempat, yaitu Meningkatkan produktivitas dan daya
saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui
pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-
pusat inovasi serta pelaku pembangunan.
5. Mewujudkan Kesalehan Sosial
Misi ini merupakan upaya Kabupaten Bogor dalam
rangka membangun sumberdaya manusia yang sehat dan
cerdas yang pada gilirannya akan menjadi manusia yang
produktif, kompetitif, dan dilandasi akhlak mulia sebagai
kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya.
Misi ini terkait dengan Misi Pertama Pemerintah Provinsi
Jawa Barat, yaitu Membentuk manusia Pancasila yang
bertakwa melalui peningkatan peran masjid dan tempat
ibadah sebagai pusat peradaban.
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah
Kabupaten Bogor dimaksud, DKP sesuai Tupoksi nya yaitu
membantu Bupati dalam menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah bidang ketahanan
III - 6

pangan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas


pembantuan, memposisikan kontribusinya dengan fungsi yang
menyertainya, sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis
bidang ketahanan pangan;
2. Penyelenggaraan pemberian dukungan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah bidang ketahanan pangan meliputi
kesekretariatan, kelembagaan dan infrastruktur, ketersediaan
dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan,
serta distribusi dan harga pangan; dan
3. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD).
Ditinjau dari sisi tugas pembinaan ketahanan pangan,
secara umum tugas DKP terkait dengan pencapaian visi dan
seluruh misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, namun
secara khusus tugas dan fungsi yang menyertainya berkontribusi
langsung dalam mendukung pencapaian misi ke – 1 yaitu
“Mewujudkan Masyarakat yang Berkualitas”.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra PD Provinsi


Pada proses pembinaan ketahanan pangan yang
diselenggarakan oleh DKP Kabupaten Bogor mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, tentunya
tidak dapat terlepas dari tujuan, sasaran, program dan kegiatan
yang terdapat pada lembaga koordinatif sinergis horisontal di
tingkat Pemerintah Kabupaten Bogor saja, akan tetapi berkaitan
pula secara vertikal di tingkat pusat khususnya dengan
Kementerian Pertanian RI yang didalamnya terdapat Badan
Ketahanan Pangan (BKP) pusat, maupun di tingkat provinsi
seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi
Jawa Barat.
Oleh karenanya, perlu diuraikan lebih lanjut tentang
korelasi dan kontribusi peran dan fungsi DKP Kabupaten Bogor
III - 7

terhadap pencapaian kinerja lembaga vertikal sebagaimana


dimaksud, agar keselarasan pelayanan kinerja di tiap tingkatan
pemerintahan dapat tercipta sekaligus berlangsung dengan
harmonis dalam upayanya guna memfasilitasi terwujudnya
kondisi ideal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Memperhatikan visi Kementerian Pertanian RI yaitu
“Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”
melalui berbagai misi yang telah ditetapkan, DKP Kabupaten
Bogor berkontribusi terhadap pencapaian misi ke – 1 yaitu
“Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Gizi”.
Memperhatikan pula visi Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian RI yaitu “Terwujudnya Ketahanan Pangan
yang berlandaskan Kedaulatan dan Kemandirian Pangan” melalui
berbagai misi yang telah ditetapkan, DKP Kabupaten Bogor
berkontribusi terhadap pencapaian seluruh misi nya yaitu :
1. Memantapkan ketersediaan dan penanganan kerawanan
pangan;
2. Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pangan;
3. Mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan
masyarakat berbasis sumber daya, kelembagaan dan budaya
lokal; dan
4. Mewujudkan pangan segar yang aman dan bermutu.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, masih terdapat
berbagai permasalahan pelayanan umum masalah penting yang
harus segera diatasi. Permasalahan mendasar tersebut adalah
penduduk miskin dan pengangguran yang jumlahnya masih
cukup banyak, serta masih rendahnya daya beli masyarakat.
Untuk itu, dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan, tidak
hanya berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi
tetapi didukung dengan pemerataan pembangunan yang diiringi
dengan penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan
kerja, dengan mempertimbangkan pendekatan sektoral dan
kewilayahan.
III - 8

Dalam pembagian wilayah kerja koordinasi,


Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah 4 yaitu : Wilayah Bogor,
dengan lingkup kerja Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok.
Dengan kategori permasalahan yang dihadapi sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah,
seperti infrastruktur jalan dan jembatan, persampahan serta
air bersih;
2. Pemantapan kawasan lindung;
3. Penataan daerah otonom sesuai dengan aspirasi dari bawah
serta mengikuti mekanisme yang telah ditentukan;
4. Belum optimalnya pelayanan pemerintah terhadap wilayah
bagian selatan;
5. Belum dimilikinya kelembagaan ekspor produk perikanan
Jawa Barat;
6. Perlunya peningkatan penanggulangan dan pemberantasan
penyakit menular;
7. Belum adanya kebijakan yang jelas tentang mitigasi dan
penanggulangan bencana;
8. Perlunya pemekaran pemerintahan daerah yang sesuai
dengan aspirasi dari bawah serta mengikuti mekanisme yang
telah ditentukan;
9. Belum optimalnya pengembangan agribisnis; dan
10. Perlunya peningkatan sanitasi dasar dan kesehatan
lingkungan.
Memperhatikan visi DKPP Provinsi Jawa Barat yaitu
“Menjadi institusi andal dalam mewujudkan kemandirian pangan
berbasis protein hewani tahun 2018” melalui berbagai misi yang
telah ditetapkan, DKP Kabupaten Bogor berkontribusi terhadap
pencapaian beberapa misi nya yaitu :
1. Meningkatkan kapasitas sumber daya bidang pangan dan
peternakan;
III - 9

2. Meningkatkan ketersediaan serta distribusi pangan dan


ternak; dan
3. Meningkatkan kualitas konsumsi dan keamanan pangan
masyarakat berbasis sumberdaya lokal.

Sejalan dengan arah pembangunan lembaga pusat dan


provinsi dimaksud, dalam RPJMD Pemerintah Kabupaten Bogor
Tahun 2018-2023 DKP Kabupaten Bogor turut berperan terhadap
proses pencapaian Prioritas Pembangunan : Terwujudnya
masyarakat Bogor sehat, dengan Indikator Tujuan nya yaitu
Indeks Kesehatan. Sedangkan Fokus Pembangunan nya
diarahkan pada Meningkatnya ketahanan pangan daerah, dengan
Indikator Sasaran nya yaitu Skor Pola Pangan Harapan.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis
Cakupan pelayanan umum penataan ruang secara detail
disusun dan dilaksanakan oleh Kabupaten Bogor. Proporsi Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di daerah perkotaan sebesar 30% yang
terdiri dari 20% RTH Publik, dimana pemerintah yang harus
mengadakan baik pembebasan lahannya maupun komponen
penunjangnya. Kemudian yang 10% dilaksanakan oleh privat
yaitu lahan RTH yang ada di kawasan pemukiman atau lahan
pekarangan rumah. Pemerintah daerah juga diarahkan untuk
mempunyai inisiasi membuat RTH di pemukiman padat dengan
perhitungan tertentu, karena selain berfungsi sebagai paru-paru
kota juga untuk menjaga estetika dan tempat bersosialisasi
masyarakat sekitar.
Pemanfaatan ruang di Kabupaten Bogor sepenuhnya
mengacu pada Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bogor sesuai dengan Perda Kabupaten Bogor Nomor
11 Tahun 2016 tentang RTRW Tahun 2016-2036. Sebagai upaya
pengendalian terhadap perijinan pemanfaatan ruang, disusun
III - 10

Kriteria Lokasi dan Standar Teknis Pemanfaatan Ruang yang


menetapkan secara rinci aturan teknis berdasarkan jenis
kegiatan dan peruntukan ruang di lokasi yang akan
dimanfaatkan.
Pola pemanfaatan ruang di Kabupaten Bogor mencakup
pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya. Sebagian besar
wilayah di sebelah selatan sepanjang perbatasan Kabupaten
Bogor menjadi kawasan lindung karena memiliki hutan yang
cukup lebat, topografi, elevasi dan curah hujan yang tinggi.
Sedangkan kawasan budidaya tersebar di beberapa kecamatan di
Kabupaten Bogor.
Keseluruhan penataan ruang telah mengacu pada :
(1) PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional, Kawasan
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur
(Jabodetabekpunjur) dimana Kabupaten Bogor sebagai Kawasan
Strategis Nasional (KSN); (2) Perpres Nomor 54 Tahun 2008
tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur) dimana
pengembangan permukiman Kabupaten Bogor diarahkan untuk
mendorong pengembangan Pusat Kegiatan Nasional Kawasan
Perkotaan Jakarta; dan (3) Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 8
Tahun 2019 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023 dimana Kabupaten Bogor sebagai bagian pengembangan
Kawasan Andalan Bodebekpunjur dalam sektor agribisnis,
industri dan pariwisata (wisata agro dan alam), simpul
pendukung pengembangan wilayah Bodebekpunjur dan sebagai
wilayah konservasi.
Rasio RTH per satuan luas wilayah ber HPL/HGB hingga
pada tahun 2012 mencapai sebesar 29,15%. Ini merupakan
kinerja yang baik urusan penataan ruang, sementara dari
indikator ruang publik yang berubah peruntukannya juga cukup
menggembirakan, karena sampai pada tahun 2012 hanya pada
tingkat 0,05%. Ini mengindikasikan kesadaran bagi seluruh
III - 11

stakeholders dalam rangka pemanfaatan ruang dan wilayah yang


tidak terlepas dari RTRW Kabupaten Bogor sebagai bahan acuan
pengembangan daerah kabupaten Bogor ke depan.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan wilayah yang
aman, nyaman produktif dan berkelanjutan sesuai dengan
amanat UU Nomor 26 Tahun 2007, diperlukan sebuah instrumen
kebijakan yang komprehensif dan multi-sektor yang mampu
mengarahkan perkembangan wilayah dengan tetap
memperhatikan daya dukung dan daya tampung sesuai dengan
karakteristik masing-masing wilayah.
Pemerintah Kabupaten Bogor telah menyusun dokumen
RTRW melalui Perda Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2016
tentang RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2016-2036.
Tujuan penataan ruang Kabupaten Bogor adalah
“Mewujudkan tata ruang wilayah yang bekualitas, berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan yang bertumpu pada kegiatan
pariwisata, pemukiman, industri dan pertanian dalam rangka
mendorong perkembangan wilayah yang merata dan berdaya
saing menuju Kabupaten Bogor termaju dan sejahtera”.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman
dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan
kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas
konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhirarki satu sama lain
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten
terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah
kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi
masyarakat di wilayah kabupaten. Sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi,
energi, telekomunikasi dan sumberdaya air yang
mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi
III - 12

kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Berdasarkan


pertimbangan RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2016-2036,
rencana struktur ruang Kabupaten Bogor meliputi rencana sistem
pusat kegiatan dan rencana sistem jaringan prasarana wilayah.
Dalam rangka mengoptimalkan skenario pengembangan
wilayah Kabupaten Bogor kedepannya serta memberikan arahan
dalam penyusunan struktur ruang wilayah kabupaten, maka
dilakukan penetapan pusat-pusat pelayanan yang juga
didasarkan kepada kebijakan struktur ruang di atasnya serta
hasil analisis pengembangan wilayah kedepannya. Adapun pusat-
pusat pelayanan di wilayah Kabupaten Bogor berikut fungsi
pelayanan yang diembannya selama 20 tahun kedepan dapat
dilihat pada uraian berikut :
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yaitu Kawasan Perkotaan
Jabodetabekpunjur
2. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) yaitu PKWp Perkotaan
Cibinong
3. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) meliputi Kecamatan
Cigudeg, Parung Panjang, Parung, Caringin dan Cileungsi
4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), meliputi :
a. PPK Perkotaan Jasinga;
b. PPK Perkotaan Leuwiliang;
c. PPK Perkotaan Ciampea;
d. PPK Perkotaan Dramaga;
e. PPK Perkotaan Ciomas;
f. PPK Perkotaan Tenjo;
g. PPK Perkotaan Gunung Sindur;
h. PPK Perkotaan Kemang;
i. PPK Perkotaan Ciawi
j. PPK Perkotaan Cigombong
k. PPK Perkotaan Jonggol
l. PPK Perkotaan Cariu; dan
m. PPK Perkotaan Sukamakmur.
III - 13

5. Pusat Pelayanan Lokal kota (PPLk), meliputi :


a. PPLk Karadenan, Nanggewer dan Cirimekar di Kecamatan
Cibinong;
b. PPLk Susukan di Kecamatan Bojonggede;
c. PPLk Tajurhalang di Kecamatan Tajurhalang;
d. PPLk Gununggeulis dan Cijujung di Kecamatan Sukaraja;
e. PPLk Citaringgul dan Babakan Madang di Kecamatan
Babakan Madang;
f. PPLk Puspanagara di Kecamatan Citeureup;
g. PPLk Limusnunggal dan Mekarsari di Kecamatan Cileungsi;
h. PPLk Kembangkuning di Kecamatan Klapanunggal;
i. PPLk Wanaherang di Kecamatan Gunung Putri;
j. PPLk Bantarkuning di Kecamatan Cariu;
k. PPLk Jampang di Kecamatan Kemang;
l. PPLk Sukamulya di Kecamatan Rumpin;
m. PPLk Singabangsa dan Tenjo di Kecamatan Tenjo;
n. PPLk Cisarua di Kecamatan Cisarua;
o. PPLk Cipayung Girang di Kecamatan Megamendung;
p. PPLk Ciomas Rahayu di Kecamatan Ciomas;
q. PPLk Wargajaya di Kecamatan Sukamakmur;
r. PPLk Sibanteng di Kecamatan Leuwisadeng;
s. PPLk Cimanggu II di Kecamatan Cibungbulang; dan
t. PPLk Sukamantri di Kecamatan Tamansari.
Sistem pusat permukiman perdesaan dilakukan dengan
membentuk pusat pelayanan desa secara hirarkis. Selain itu
sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk Pusat Pelayanan
Lokal desa (PPLd) yang dihubungkan dengan sistem jaringan
jalan dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk pengembangan
perdesaan, meliputi :
1. PPLd Desa Batok dan Tapos di Kecamatan Tenjo;
2. PPLd Desa Sukamulih dan Desa Sukajaya di Kecamatan
Sukajaya;
III - 14

3. PPLd Desa Banyuasih, Cintamanik dan Bangunjaya di


Kecamatan Cigudeg;
4. PPLd Desa Cikuda di Kecamatan Parung Panjang;
5. PPLd Desa Cijujung di Kecamatan Cibungbulang;
6. PPLd Desa Pabangbon dan Karacak di Kecamatan
Leuwiliang;
7. PPLd Desa Ciasmara dan Gunung Picung di Kecamatan
Pamijahan;
8. PPLd Desa Ciampea Udik di Kecamatan Ciampea;
9. PPLd Desa Sirnagalih di Kecamatan Tamansari;
10. PPLd Desa Cidokom dan Kampung Sawah di Kecamatan
Rumpin;
11. PPLd Desa Cibitung Tengah, Tapos II dan Gunung Malang di
Kecamatan Tenjolaya;
12. PPLd Desa Parakanmuncang dan Cisarua di Kecamatan
Nanggung;
13. PPLd Desa Parigimekar di Kecamatan Ciseeng;
14. PPLd Desa Pasir Gaok di Kecamatan Rancabungur;
15. PPLd Desa Setu, Koleang dan Pangradin di Kecamatan
Jasinga;
16. PPLd Desa Cipelang di Kecamatan Cijeruk;
17. PPLd Desa Ciderum dan Lemah Duhur di Kecamatan
Caringin;
18. PPLd Desa Cibedug di Kecamatan Ciawi;
19. PPLd Desa Sukamaju di Kecamatan Megamendung;
20. PPLd Desa Sukadamai di Kecamatan Sukamakmur;
21. PPLd Desa Sirnagalih dan Singasari di Kecamatan Jonggol;
22. PPLd Desa Cikutamahi di Kecamatan Cariu; dan
23. PPLd Desa Buana Jaya, Selawangi, Tanjungrasa, Sirnarasa
dan Pasirtanjung di Kecamatan Tanjungsari.
Pengembangan sumberdaya air di Kabupaten Bogor
merupakan salah satu hal yang paling penting dilakukan
mengingat masih banyak terdapat lahan sawah yang masih
III - 15

belum optimal terjangkau oleh sistem pengairan yang ada, selain


itu juga pola penanganan jaringan sumberdaya air ini sangat
berpengaruh terhadap wilayah lainnya. Sistem jaringan
sumberdaya air terdiri atas :
1. Wilayah Sungai (WS)
a. WS strategis nasional yaitu WS Citarum mencakup DAS
Citarum; dan
b. WS lintas provinsi, meliputi : WS Cidanau – Ciujung –
Cidurian mencakup DAS Cidurian dan Ciujung,
WS Ciliwung – Cisadane mencakup DAS Cimanceuri,
Cisadane, Angke, Ciliwung dan Bekasi, serta WS Citarum
mencakup DAS Citarum.

2. Daerah Irigasi (DI)


a. DI kewenangan Pemerintah Pusat, terdiri atas : DI Lintas
Provinsi yaitu DI Cipamingkis seluas 1.371 Ha.
b. DI kewenangan Pemerintah Provinsi, terdiri atas :
1) DI Lintas Kabupaten/Kota meliputi : DI Cisadane
Empang seluas 789 Ha, DI Parakanjati seluas 49 Ha, DI
Ciliwung/Katulampa seluas 122 Ha, DI Cibanon seluas
473 Ha, DI Bantarjati seluas 20 Ha, DI Karanji seluas
53 Ha dan DI Cibalok seluas 63 Ha.
2) DI Utuh Kabupaten meliputi : DI Sasak seluas 1.088 Ha
dan DI Cihoe Cikumpeni seluas 1.486 Ha.
c. DI kewenangan Pemerintah Kabupaten yang ditetapkan
dengan keputusan Bupati.
d. Pengembangan sistem jaringan irigasi dilakukan melalui :
1) Optimalisasi penggunaan air irigasi untuk
meningkatkan produktivitas pertanian;
2) Perbaikan saluran irigasi;
3) Perbaikan bangunan air;
4) Peningkatan jaringan sampai ke wilayah yang belum
terjangkau sesuai dengan kebutuhan peningkatan
III - 16

sawah irigasi teknis dan nonteknis serta wilayah sungai


yang potensial dikembangkan; dan
5) Peningkatan saluran dari sistem irigasi setengah teknis
dan sederhana menjadi irigasi teknis.
3. Cekungan Air Tanah (CAT)
a. CAT Lintas Provinsi yaitu CAT Serang – Tangerang;
b. CAT Lintas Provinsi yaitu CAT Jakarta;
c. CAT Lintas Kabupaten/Kota yaitu CAT Bogor; dan
d. CAT Lintas Kabupaten/Kota yaitu CAT Bekasi Karawang.
4. Prasarana air baku untuk air minum
a. Pemanfaatan air permukaan Waduk Cijurey di Kecamatan
Sukamakmur;
b. Pemanfaatan air permukaan Waduk Cidurian di
Kecamatan Nanggung;
c. Pemanfaatan air permukaan Waduk Pongkor dan Situ
Kemang;
d. Pemanfaatan air permukaan Waduk Situ Gede, Lido,
Cikaret, Ciawi, Narogong, Genteng, Sodong, Tanjung dan
Parung Badak;
e. Embung di Kecamatan Cisarua, Cariu, Jonggol dan
Megamendung; dan
f. Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan air tanah
dangkal.
5. Sistem pengendalian banjir dan erosi/longsor
a. Normalisasi sungai;
b. Pembangunan dan pengembangan tembok penahan tanah
(tanggul);
c. Pembangunan dan pengembangan pintu air;
d. Pembangunan lubang-lubang biopori di permukiman;
e. Penyediaan embung atau pond pengendali banjir di setiap
kawasan permukiman mandiri; dan
f. Penanaman pohon di sempadan sungai, rawa dan lahan-
lahan kritis.
III - 17

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam


suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan fungsi budidaya. Telaahan terhadap rencana pola
ruang, meliputi :
1. Rencana kawasan lindung; dan
2. Rencana kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis.
Rencana kawasan lindung seluas kurang lebih 46% dari
luas Kabupaten Bogor, meliputi :
1. Kawasan Hutan Konservasi
Kawasan hutan konservasi diarahkan seluas kurang lebih 12%
dari luas Kabupaten Bogr, meliputi :
a) Kawasan Pelestarian Alam, terdiri dari :
 Taman Nasional (TN) Gunung Halimun Salak
(Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng, Nanggung,
Sukajaya, Cigombong, Cijeruk, Tamansari,
Tenjolaya, Pamijahan, Jasinga dan Cigudeg) dan
Tmana Nasional (TN) Gunung Gede Pangrango
(Kecamatan Cisarua, Megamendung, Ciawi,
Caringin dan Cigombong); dan
 Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar
(Kecamatan Babakan Madang) dan TWA Telaga
Warna (Kecamatan Cisarua).
b) Kawasan Suaka Alam, adalah Cagar Alam (CA) yang
meliputi :
 CA Yanlapa yang terletak di Kecamatan Jasinga;
 CA Talaga Warna yang terletak di Kecamatan
Cisarua;
 CA Dungus Iwul yang terletak di Kecamatan
Jasinga; dan
 CA Arca Domas yang terletak di Kecamatan
Megamendung.
III - 18

2. Kawasan Hutan Lindung


Kawasan hutan lindung diarahkan sebesar 1% dari luas
Kabupaten Bogor, terletak di Kecamatan Naggung, Leuwiliang,
Pamijahan dan Cisarua.
3. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya adalah kawasan resapan air yang
mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan
sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (aquifer) yang
berguna sebagai sumber air. Kawasan ini dikategorikan
sebagai wilayah limitasi bagi pembangunan fisik dan
diperuntukkan bagi pelestarian lingkungan. Dengan semakin
minimnya penyangga air limpasan pada wilayah hulu
menyebabkan erosi pada wilayah hilirnya. Hal ini diakibatkan
karena semakin berkurangnya luas kawasan resapan air.
Sehingga untuk mencegah terjadinya kondisi tersebut, maka
diperlukan penguasaan lahan oleh pemerintah pada kawasan
peruntukan resapan air, meliputi : Kecamatan Nanggung,
Jasinga, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, Tenjolaya,
Tamansari, Cisarua, Ciawi, Citeureup, Megamendung,
Caringin, Cijeruk, Cigombong, Babakan Madang, Sukaraja,
Cariu, Jonggol, Sukajaya, Sukamakmur dan Tanjungsari.
4. Kawasan perlindungan setempat
Adapun kawasan perlindungan setempat yang terdapat
di wilayah Kabupaten Bogor, meliputi
a. Kawasan sempadan sungai;
b. Kawasan sekitar waduk/situ;
c. Kawasan sekitar mata air; dan
d. Ruang terbuka hijau.
Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di
sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Kriteria
III - 19

kawasan sekitar mata air, yaitu sekurang-kurangnya


dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.
Dalam rangka terjaganya keseimbangan ekosistem
kawasan sekitar mata air, maka diperlukan pengelolaan
yang meliputi kegiatan penguasaan lahan oleh pemerintah
dan pengawasan serta pengendalian pada kawasan sekitar
mata air. Berdasarkan permasalahan tersebut pengelolaan
kawasan sempadan mata air dilakukan dengan cara :
1) Kawasan sekitar mata air beserta mata airnya yang
bersifat publik dan menguasai hajat hidup orang
banyak, dipertegas batas-batasnya, segera dikuasai
pemerintah dan diperkuat statusnya; dan
2) Perwujudan lahan-lahan kawasan sekitar mata air
dilakukan dengan cara partisipatif masyarakat atau
penertiban terutama di sekitar mata air yang
membahayakan kelangsungan penduduk yang tinggal di
kawasan sekitarnya.
Adapun kawasan sekitar mata air yang terdapat di
wilayah Kabupaten Bogor meliputi mata air yang ada di :
Kecamatan Ciawi, Cisarua, Megamendung, Caringin,
Cijeruk, Cigombong, Tamansari, Ciomas, Dramaga,
Pamijahan, Tenjolaya, Cibungbulang, Leuwiliang, Sukajaya,
Parung Panjang, Cigudeg, Rumpin, Tenjo, Cileungsi,
Klapanunggal, Jonggol dan Sukamakmur.
5. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
6. Kawasan rawan bencana alam
7. Kawasan lindung geologi
8. Kawasan lindung lainnya
Kawasan budidaya yang terdapat di wilayah
Kabupaten Bogor, secara umum terdiri atas :
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
III - 20

Kawasan hutan produksi yaitu kawasan hutan yang


telah ditetapkan sebagai kawasan budidaya, diarahkan
untuk :
a. Meningkatkan pembangunan lintas sektor dan subsektor,
serta kegiatan ekonomi sekitarnya;
b. Meningkatkan fungsi lindung;
c. Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya
hutan;
d. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah
setempat; dan
e. Mendorong perkembangan usaha dan peranserta
masyarakat setempat.
Kawasan hutan produksi merupakan kawasan budidaya
terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas dan kawasan
hutan produksi tetap, yaitu :
a. Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dengan luasan
kurang lebih 10,480.12 Ha meliputi : Kecamatan Cigudeg,
Citeureup, Babakan Madang, Klapanunggal, Jonggol,
Leuwisadeng, Sukamakmur dan Tanjungsari.
b. Kawasan hutan produksi tetap dengan luasan kurang lebih
26,757.43 Ha, meliputi : Kecamatan Tenjo, Parung
Panjang, Rumpin, Cigudeg, Jasinga, Leuwisadeng,
Leuwiliang, Cibungbulang, Ciampea, Klapanunggal,
Citeureup, Babakan Madang, Megamendung, Cisarua,
Cariu, Jonggol, Tanjungsari dan Sukamakmur.
2. Kawasan peruntukan pertanian
Pemanfaatan ruang kawasan pertanian dikembangkan
dalam rangka mencapai tujuan sebagai berikut :
a. Tetap terjaganya kualitas lingkungan;
b. Terciptanya pertumbuhan perekonomian wilayah yang
berbasiskan perekonomian lokal; dan
c. Pengembangan kualitas dan kuantitas produksi pertanian
agar dapat mencapai optimal.
III - 21

Adapun kawasan peruntukan pertanian yang terdapat


di wilayah Kabupaten Bogor, terdiri dari:
a. Kawasan peruntukan tanaman pangan
Wilayah potensial untuk pengembangan pertanian
tanaman pangan dengan pertimbangan bahwa pada
wiiayah ini jenis tanah, kemiringan lahan dan sumber air
mencukupi. Konsep agribisnis/agroindustri diterapkan
pada lahan-lahan atau ladang dan kemudian hasilnya
dikumpulkan di pusat kecamatan sebagai pusat agro
industrinya, meliputi : Kecamatan Tenjo, Jasinga, Parung
Panjang, Sukajaya, Cigudeg, Nanggung, Rumpin,
Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan,
Tenjolaya, Ciampea, Rancabungur, Kemang, Parung,
Ciseeng, Gunung Sindur, Dramaga, Ciomas, Tamansari,
Caringin, Cijeruk, Cigombong, Ciawi, Klapanunggal,
Cileungsi, Jonggol, Sukamakmur, Cariu dan Tanjungsari.
Pengelolaan kawasan pertanian tanaman pangan
yang terdapat di wilayah Kabupaten Bogor, yaitu :
1) Pengembangan infrastruktur yang mendukung seperti
jaringan jalan, irigasi dan agroindustri dengan fungsi
yang didasarkan pada potensi pertanian lahan basah;
2) Pengembangan perusahaan pengumpul dan distribusi
(dapat berbentuk koperasi, pasar khusus, dan lain-lain)
bagi pertanian lahan basah dengan memperhatikan
jarak minimum (mudah dijangkau);
3) Pemberian penguatan modal bagi petani lahan basah
dalam rangka menunjang kesinambungan usaha
pertaniannya;
4) Menciptakan prasarana irigasi sehingga pengembangan
pertanian lahan basah agar tidak tergantung pada
musim dengan memperhatikan kemampuan alam dalam
pembangunan irigasi;
III - 22

5) Pengembangan agroindustri dengan fungsi yang


didasarkan pada potensi pertanian wilayah pinggiran
(lahan basah) dan pengembangan pusat pengumpul dan
distribusi bagi pertanian lahan basah dengan
memperhatikan jarak minimum (mudah dijangkau);
6) Menjaga stabilitas harga pupuk, obat-obatan dan bibit;
dan
7) Membangun balai penyuluhan dan pelatihan usaha tani.

b. Kawasan peruntukan Perkebunan dan Tanaman Tahunan


Pola ruang kawasan peruntukan pertanian
Perkebunan dan Tanaman Tahunan bertujuan untuk
mendukung perekonomian lokal di kawasan sekitarnya
dan pengembangan perekonomian wilayah Kabupaten
Bogor. Pengembangan kawasan pertanian Perkebunan dan
Tanaman Tahunan berdasarkan pada pertimbangan
kondisi eksisting (berupa kebun campuran, tegalan,
padang rumput, ilalang dan semak belukar) dan potensi
wilayahnya dengan merujuk pada ketentuan Keppres
Nomor 57/89 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya,
meliputi : Kecamatan Babakan Madang, Caringin,
Ciampea, Ciawi, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg,
Cijeruk, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Gunung Sindur,
Jasinga, Jonggol, Kemang, Klapanunggal, Leuwiliang,
Leuwisadeng, Megamendung, Nanggung, Pamijahan,
Parung Panjang, Rancabungur, Rumpin, Sukajaya,
Sukamakmur, Tamansari, Tanjungsari, Tenjo dan
Tenjolaya.
Pengelolaan kawasan peruntukan perkebunan dan
tanaman tahunan yang terdapat di wilayah Kabupaten
Bogor adalah :
III - 23

1) Memperluas wilayah pemasaran produksi


perkebunan/tanaman tahunan, baik lokal maupun
pasar ekspor;
2) Pemberian penguatan modal bagi petani tanaman
tahunan/perkebunan dalam rangka menunjang
kesinambungan usaha tanaman tahunan/perkebunan;
3) Pengembangan agroindustri dengan fungsi yang
didasarkan pada potensi (basis komoditas) perkebunan
dan pengembangan pusat pengumpul dan distribusi bagi
perkebunan dengan memperhatikan jarak minimum
(mudah dijangkau); dan
4) Menjaga stabilitas harga pupuk, obat-obatan, dan bibit
tanaman tahunan/perkebunan.
c. Kawasan peruntukan peternakan
Kawasan peruntukan peternakan yang terdapat di
wilayah Kabupaten Bogor, meliputi :
1) Ternak kecil dan aneka ternak, terletak di sebagian :
Kecamatan Bojonggede, Caringin, Cigudeg, Ciampea,
Cariu, Cijeruk, Ciawi, Cibungbulang, Cigombong,
Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeuruep, Cileungsi,
Dramaga, Gunung Putri, Gunung Sindur, Kemang,
Klapanunggal, Leuwiliang, Leuwisadeng, Megamendung,
Nanggung, Jasinga, Pamijahan, Parung, Parung Panjang,
Rancabungur, Rumpin, Sukajaya, Sukamakmur,
Tanjungsari, Tamansari, Tenjolaya dan Tenjo.
2) Ternak besar, terletak di sebagian : Kecamatan Babakan
Madang, Cariu, Ciawi, Cisarua, Cibungbulang, Ciampea,
Cijeruk, Caringin, Cigudeg, Ciseeng, Citeureup,
Cileungsi, Cigombong, Gunung Sindur, Jasinga, Jonggol,
Kemang, Leuwiliang, Megamendung, Nanggung,
Pamijahan, Parung, Parung Panjang, Rancabungur,
Rumpin, Sukajaya, Sukamakmur, Tajurhalang,
Tanjungsari dan Tenjo.
III - 24

3) Ternak unggas, terletak di sebagian : Kecamatan


Cibinong, Cariu, Ciawi, Cibungbulang, Cijeruk,
Cileungsi, Cigudeg, Ciomas, Cisarua, Citeureup,
Ciseeng, Gunung Sindur, Jasinga, Jonggol, Leuwiliang,
Leuwisadeng, Megamendung, Nanggung, Parung,
Pamijahan, Parung Panjang, Rumpin, Sukajaya,
Sukamakmur, Tajurhalang, Tanjungsari, Tenjo dan
Tamansari.
Pengelolaan kawasan peruntukan peternakan yang
terdapat di wilayah Kabupaten Bogor, meliputi :
1) Menggalakan program penggunaan bibit unggul;
2) Memperluas wilayah pemasaran produksi peternakan;
3) Pengembangan pusat pengumpul dan distribusi bagi
usaha peternakan dengan memperhatikan jarak
minimum (mudah dijangkau);
4) Membangun balai penyuluhan dan pelatihan;
5) Kawasan peternakan mencakup penetapan lokasi yang
digunakan untuk kepentingan pengembangan
peternakan termasuk penyediaan rumah potong hewan,
berupa penyediaan lahan yang memenuhi persyaratan
teknis peternakan dan kesehatan hewan.;
6) Pengembangan kawasan peternakan diselenggarakan
dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan, barang
dan jasa asal hewan secara mandiri, berdaya saing dan
berkelanjutan, bagi peningkatan kesejahteraan peternak
dan masyarakat sekitarnya;
7) Pengembangan kawasan peternakan dapat dilaksanakan
secara tersendiri dan/atau terintegrasi dengan budidaya
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan,
kehutanan, dan bidang lainnya yang terkait; dan
8) Rumah potong hewan/unggas, pembibitan ternak,
penetasan dan rumah kesehatan hewan, dapat
III - 25

dikembangkan pada sentra produksi peternakan dan


wilayah pengembangan industri.
3. Kawasan peruntukan perikanan
Kawasan peruntukan perikanan yang terdapat di
wilayah Kabupaten Bogor, terdiri atas :
a. Pengembangan kawasan budidaya air tawar;
b. Pengembangan kawasan industri pengolahan perikanan;
c. Pengembangan pasar pengumpul dan pelelangan ikan air
tawar; dan
d. Pengembangan kawasan minapolitan.
Pengembangan kawasan perikanan budidaya air tawar
terletak di sebagian : Kecamatan Babakan Madang, Caringin,
Cigudeg, Ciampea, Cariu, Cijeruk, Ciawi, Cibungbulang,
Cigombong, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Cileungsi, Cibinong,
Citeureup, Dramaga, Gunung Putri, Gunung Sindur, Jasinga,
Kemang, Klapanunggal, Leuwiliang, Leuwisadeng,
Megamendung, Nanggung, Pamijahan, Parung, Rancabungur,
Rumpin, Sukajaya, Sukaraja, Sukamakmur, Tajurhalang,
Tenjolaya dan Tamansari.
Terdapat beberapa catatan penting dalam rangka
pengembangan kawasan peruntukan perikanan, meliputi :
a. Pengembangan kawasan industri pengolahan perikanan
dapat dikembangkan pada sentra-sentra produksi
perikanan dan pengembangan industri
b. Pengembangan pasar pengumpul, dapat dikembangkan
pada sentra-sentra produksi perikanan
c. Pengembangan kawasan minapolitan terletak di sebagian :
1) Kecamatan Ciseeng (Desa Babakan, Parigi Mekar, Putat
Nutug, Ciseeng, Cibentang, Cibeuteung Udik,
Cibeuteung Muara dan Cihoe);
2) Kecamatan Parung (Desa Bojong Indah, Cogreg, Bojong
Sempu, Waru Jaya, Waru, Pamegarsari dan Iwul);
III - 26

3) Kecamatan Gunung Sindur (Desa Pengasinan, Cibinong,


Gunung Sindur, Curug, Cidokom dan Pabuaran); dan
4) Kecamatan Kemang (Desa Pabuaran, Kemang, Tegal,
Pondok Udik, Bojong dan Jampang).
Pengelolaan kawasan peruntukan perikanan yang
terdapat di wilayah Kabupaten Bogor, meliputi :
a. Pemberian penguatan modal bagi usaha perikanan dalam
rangka menunjang kesinambungan usaha perikanan;
b. Menggalakan program penggunaan bibit unggul;
c. Memperluas wilayah pemasaran produksi perikanan, baik
lokal maupun pasar ekspor;
d. Pengembangan pusat pengumpul dan distribusi bagi usaha
perikanan dengan memperhatikan jarak minimum (mudah
dijangkau); dan
e. Membangun balai penyuluhan dan pelatihan.
4. Kawasan peruntukan pertambangan;
5. Kawasan peruntukan industri;
6. Kawasan peruntukan pariwisata;
7. Kawasan peruntukan permukiman; dan
8. Kawasan peruntukan lainnya.
RTRW ini diharapkan menjadi pedoman bagi semua
pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di
berbagai sektor/bidang, serta mengakomodasikan pembagian
peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi dan
selaras, serta sebagai matra spasial bagi RPJMD, RPJPD serta
rencana pembangunan lainnya.
Hal ini terjadi karena pengaruh kegiatan ekonomi seperti
kegiatan investasi industri, jasa maupun pemukiman,
perkembangan penduduk maupun kondisi sosial budaya. Alih
fungsi lahan di Kabupaten Bogor terutama terjadi pada
berubahnya fungsi hutan baik primer maupun sekunder menjadi
fungsi perkebunan bahkan semak belukar, berubahnya fungsi
sawah menjadi fungsi permukiman dan budidaya lainnya. Alih
III - 27

fungsi yang terjadi umumnya mengabaikan rencana tata ruang


yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagai akibatnya produksi
dan produktivitas pertanian semakin menurun dan kondisi
lingkungan juga menurun.
Mengingat sektor pertanian dan lingkungan alam masih
menjadi keunggulan Kabupaten Bogor khususnya dalam lingkup
wilayah Jabodetabek, maka kondisinya yang semakin menurun
akan mengancam ketahanan pangan di Kabupaten Bogor. Kondisi
ini menuntut DKP untuk semakin kreatif dalam merancang
berbagai upaya perlindungan dan pengamanan terhadap lahan
pertanian produktif agar tidak dialihfungsikan untuk kepentingan
lain yang merugikan pembangunan pertanian.
Terlebih lagi DKP memiliki unit kerja yang ada di tingkat
kecamatan sekaligus sumberdaya aparatur pembina ketahanan
pangan dan penyelenggara penyuluhan sampai ke tingkat
desa/kelurahan, yang bersentuhan langsung dengan dinamika
yang terjadi di tengah masyarakat pertanian, perikanan dan
kehutanan.
Peningkatan pembangunan aksesibilitas jalan secara
berlebihan akan mempengaruhi aktivitas pertanian di
Kabupaten Bogor. Semakin banyak jaringan jalan yang ada, maka
kegiatan pertanian akan semakin terdesak akibat berkurangnya
lahan pertanian, oleh karenanya DKP turut memberikan
masukan tentang wilayah mana saja yang disarankan untuk
dilakukan pembangunan jalan, khususnya mengedepankan
pembangunan jalan produksi yang didasarkan pada potensi
produksi yang ada didalamnya. Pemanfaatan air bersih secara
berlebihan juga dapat mengakibatkan menurunnya kuantitas dan
kualitas sumber air khususnya air tanah.
Sebagai respon atas berbagai isu lingkungan hidup
tersebut, maka DKP perlu merancang berbagai rencana
pembangunan yang tentunya ramah lingkungan. Sebagai
implikasinya maka peningkatan kompetensi SDM di DKP tentang
III - 28

lingkungan hidup perlu ditingkatkan. Selanjutnya perumusan


rencana pembangunan berwawasan lingkungan perlu melibatkan
berbagai sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koordinasi juga
perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya dalam perencanaan
berwawasan lingkungan adalah ketersediaan data dan informasi
yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi lingkungan,
sehingga ke depan perancangan sistem data dan informasi
lingkungan hidup semakin penting.
Disinilah manfaat penyusunan Programa Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang terkini dan akurat di
setiap tingkatan, dapat dijadikan sebagai salah satu database
proses perencanaan pembangunan di 8 zona pembangunan
Kabupaten Bogor yang terdiri dari : Zona Agrosilpopastoral, Zona
Agrowisata, Zona Pengembangan Industri Non Farm, Zona
Industri Pedesaan dan Pengembangan UKM, Zona Diversifikasi
Pertanian & Agrowisata, Zona Ekowisata, Zona Pertanian Kota &
Industri, dan Zona Pertanian Lumbung Pangan.
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Perumusan isu-isu strategis didasarkan pada analisis
terhadap lingkungan internal dan eksternal yaitu peluang dan
ancaman serta memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada
DKP Kabupaten Bogor dalam melaksanakan Tupoksi nya, maka
isu-isu strategis yang menjadi acuan dalam menentukan program
dan kegiatan prioritas selama beberapa tahun ke depan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu :
 Strategi S – O :
1. Meningkatkan kualitas manajemen produk pangan;
2. Meningkatkan kualitas regulasi sebagai landasan hukum
pencapaian rencana aksi dan evaluasi pemantapan
ketahanan pangan; dan
3. Meningkatkan kecukupan dan akurasi updated data /
informasi dalam proses perumusan, penyelenggaraan dan
evaluasi kebijakan strategis.
III - 29

 Strategi W – O :
1. Mengembangkan koneksivitas informasi serta pemantauan
distribusi dan akses pangan;
2. Mengembangkan kemandirian lembaga produktif
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pangan; dan
3. Mengembangkan mekanisme pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan mandiri.
 Strategi S – T :
1. Memperluas pola pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
dalam penyediaan dan penganekaragaman pangan; dan
2. Memperluas peran lembaga pemerintah dan dunia usaha
dalam upaya penjaminan stabilitas harga dan pasokan
pangan.
 Strategi W – T :
1. Menciptakan keterpaduan peran dan fungsi pemangku
kepentingan dalam upaya pencegahan dan penanganan
rawan pangan.

Ke sembilan strategi dimaksud, diperoleh berdasarkan


analisa yang dilakukan dengan menggunakan SWOT Analysis
pada masing-masing kuadran, sebagaimana terurai pada gambar
III.1. berikut ini.
III - 30

Gambar III.1. SWOT Analysis DKP Kabupaten Bogor


Internal Kekuatan / Strengths (S) : Kelemahan / Weaknesses (W) :
1. Peraturan Daerah Kabupaten 1. Pada tahun 2018, aparatur penyelenggaraan
Bogor Nomor 12 Tahun 2016 ketahanan pangan hanya berjumlah 45 orang (9 orang
tentang Pembentukan dan atau 20% berusia diatas 50 tahun dan 36 orang atau
Susunan Perangkat Daerah; 80% berusia 50 tahun ke bawah) yang terdiri dari : 1
2. Peraturan Bupati Bogor Nomor orang Esselon II a, 1 orang Esselon III a, 3 orang
62 Tahun 2010 tentang Esselon III b, 12 orang Esselon IV a, 1 orang Esselon
Peningkatan Daya Saing Produk IV b dan 23 orang fungsional umum, 1 orang
Kabupaten Bogor; fungsional khusus analis ketahanan pangan dan 3
3. Peraturan Bupati Bogor Nomor orang fungsional khusus penyuluh pertanian dan
38 Tahun 2014 tentang peternakan yang diperbantukan, didukung oleh 35
Revitalisasi Pertanian dan orang outsourcing tenaga administrasi, 8 orang
Pembangunan Perdesaan; outsourcing tenaga kebersihan dan 9 orang
4. Peraturan Bupati Bogor Nomor outsourcing tenaga keamanan;
23 Tahun 2016 tentang Tata 2. Baru memiliki 1 orang aparatur fungsional khusus
Cara Penyelenggaraan Cadangan Analis Ketahanan Pangan, serta belum memliki
Pangan Daerah; aparatur fungsional khusus Pengawas Mutu Hasil
5. Peraturan Bupati Bogor Nomor Pertanian dan Analis Pasar Hasil Pertanian, yang
61 Tahun 2016 tentang berperan sebagai inisiator serangkaian proses dan
Kedudukan, Susunan implementasi hasil analisis ketersediaan, distribusi,
Organisasi, Tugas dan Fungsi, konsumsi dan keamanan pangan, sebagai bentuk
serta Tata Kerja Dinas aplikasi dari Pasal 24 Bab VI Peraturan Bupati Bogor
Ketahanan Pangan; Nomor 61 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
6. Keputusan Bupati Bogor Nomor Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas
501/679/Kpts/Per-uu/2013 Ketahanan Pangan; dan
tentang Pembentukan Dewan 3. Belum terpenuhinya kelengkapan perlengkapan dan
Ketahanan Pangan; dan peralatan kantor penunjang kinerja aparatur, serta alat
7. Peraturan Bupati Bogor Nomor uji laboratorium portable sebagai upaya penjaminan
35 Tahun 2018 tentang keamanan pangan atas produk yang dihasilkan di
Pembentukan, Organisasi dan tingkat produsen dan beredar di tingkat konsumen.
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Pengujian Mutu Pangan Segar
Kelas A Pada Dinas Ketahanan
Pangan

Eksternal
III - 31

Peluang / Opportunities (O) : Strategi S – O : Strategi W – O :


1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan 1. Meningkatkan kualitas 1. Mengembangkan koneksivitas informasi serta
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; manajemen produk pangan; pemantauan distribusi dan akses pangan;
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; 2. Meningkatkan kualitas regulasi 2. Mengembangkan kemandirian lembaga produktif
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan sebagai landasan hukum masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pangan;
Pangan dan Gizi; pencapaian rencana aksi dan dan
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor evaluasi pemantapan ketahanan 3. Mengembangkan mekanisme pengawasan dan
65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan pangan; dan pembinaan keamanan pangan mandiri.
Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 3. Meningkatkan kecukupan dan
5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 27 Tahun 2010 akurasi updated data / informasi
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; dalam proses perumusan,
6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2012 penyelenggaraan dan evaluasi
tentang Kemandirian Pangan Daerah; kebijakan strategis.
7. Sejak tahun 2014, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) telah menetapkan secara nasional upaya penekanan
tingkat alih fungsi lahan produktif sekaligus penciptaan lahan
sawah baru yang merupakan substitusi alih fungsi lahan dimaksud
sebagai tolok ukur keberhasilan tata ruang wilayah, serta
optimalisasi daya dukung Daerah Irigasi (DI), Jaringan Irigasi (JI)
dan aksesibilitas jalan produksi perdesaan bagi pengembangan
sektor pertanian, perikanan dan kehutanan sebagai tolok ukur
keberhasilan kebinamargaan dan pengairan; dan
8. Setiap tahun nya terbit berbagai dokumen Petunjuk Pelaksanaan
dan Petunjuk Teknis program / kegiatan ketahanan pangan dari
lembaga koordinatif vertikal baik di tingkat pusat maupun provinsi,
yang kemudian diterjemahkan dalam dokumen Petunjuk Teknis
berdasarkan kebutuhan dan karakteristik masing-masing
kabupaten / kota.
Ancaman / Threats (T) : Strategi S – T : Strategi W – T:
1. Pada skala nasional hingga Juni 2016, Institut Pertanian Bogor 1. Memperluas pola pemanfaatan 1. Menciptakan keterpaduan peran dan fungsi pemangku
(IPB) melansir bahwa laju pertumbuhan penduduk sangat rawan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kepentingan dalam upaya pencegahan dan
pangan sekitar 5,96%/tahun, penduduk rawan pangan sekitar dalam penyediaan dan penanganan rawan pangan.
3,32%/tahun dan penduduk tahan pangan sekitar minus penganekaragaman pangan; dan
1,95%/tahun. Sedangkan kondisi di Kabupaten Bogor hingga 2. Memperluas peran lembaga
Desember 2016, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pemerintah dan dunia usaha
Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Bogor dalam upaya penjaminan
menjelaskan bahwa masih terdapat jumlah penduduk miskin stabilitas harga dan pasokan
sebanyak 498.500 jiwa atau 8,92% dari total penduduk sebanyak pangan.
5.587.390 jiwa;
III - 32

2. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Sosial Kabupaten


Bogor, menjelaskan bahwa kondisi di Kabupaten Bogor hingga
Desember 2017 masih terdapat jumlah rumah tangga miskin
sebanyak 171.483 KPM (Keluarga Penerima Manfaat);
3. Sejak tahun 2015, telah berlangsung Asean Free Trade Area (AFTA)
/ area bebas bea masuk impor diantara negara asean, yang
mengancam persaingan pasar produk pertanian, perikanan dan
kehutanan Kabupaten Bogor yang umumnya masih belum
memenuhi standar Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
dalam penerapan teknologi budidaya, pengolahan dan
pengemasan, sekaligus berdampak pula terhadap keamanan &
kehalalan produk yang di impor dari negara asean lainnya;
4. Sejak tahun 2014, hasil analisa dan prediksi Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa seluruh
kepulauan di Indonesia akan dilalui oleh fenomena anomali alam El
Nino (meningkatnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik,
terutama bagian timur dan tengah) dan La Nina (menurunnya suhu
permukaan air laut di Samudera Pasifik), yang berdampak
terhadap ketidak-menentuan waktu dan volume musim penghujan
dan kemarau serta intensitas badai angin dan hujan pada tiap
kawasan, yang turut berpengaruh terhadap stabilitas dan
kontinuitas ketersediaan produk pangan;
5. Pada skala nasional Kementerian Pertanian RI melansir bahwa
sejak tahun 2013 sekitar 80.000 Ha/tahun lahan pertanian
produktif beralih fungsi menjadi sektor lain, sedangkan hasil
penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) menyimpulkan bahwa di
Provinsi Jawa Barat setidaknya terdapat 50.000 – 100.000
Ha/tahun lahan sawah yang beralih fungsi maupun yang tidak lagi
tergarap oleh petani (dari 826.000 rumah tangga petani, sebanyak
66,00% memutasi lahan sawahnya karena alasan ekonomi dan
sebanyak 34,00% karena tergusur proyek pemerintah dan tidak
mampu mengelola lahannya lagi). Sekalipun Kementerian
Pertanian RI sejak tahun 2010 – 2014 telah berhasil mencetak
lahan pertanian baru seluas 347.984 Ha, namun tingkat kualitas
lahan dan produktivitasnya masih jauh di bawah lahan yang telah
dialihfungsikan; dan
III - 33

6. Menurunnya minat, orientasi dan motivasi usaha pada angkatan


kerja usia muda terhadap usaha tani dan usaha mina, khususnya
yang berdomisili pada wilayah hinterland pengembangan sektor
non pertanian, perikanan dan kehutanan. Berdasarkan data dari
Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk kondisi di Provinsi Jawa Barat
hingga Juni 2016, dari 3.058.387 rumah tangga usaha pertanian
untuk usia < 25 tahun sebesar 0,59%, untuk usia 25 – 44 tahun
sebesar 32,68%, untuk usia 45 – 64 tahun sebesar 50,77% dan
untuk usia > 65 tahun sebesar 15.96%.
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN DINAS KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN BOGOR

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam


jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun mendatang. Tujuan
Strategis ditetapkan dengan mengacu pada isu-isu dan analisis
lingkungan strategis, sehingga dapat mengarahkan perumusan
sasaran, program dan kegiatan. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan,
maka DKP Kabupaten Bogor akan dapat mengetahui hal-hal yang harus
dicapai dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun ke depan dengan
mempertimbangkan sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki, serta
faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang
akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu
tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar di dalam penilaian dan
pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi organisasi
terhadap sesuatu yang harus dicapai.
Perumusan tujuan dan sasaran DKP Kabupaten Bogor
Tahun 2018-2023 berikut dengan indikator tujuan, indikator sasaran,
definisi dan rumus perhitungannya, yang telah dirumuskan dalam
RPJMD Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023, disajikan
sebagai berikut :
 Tujuan dan Indikator Tujuan :
1. Program Penunjang :
Terwujudnya Masyarakat Bogor Maju dan Penyelenggaraan
Pemerintahan yang Berkualitas
2. Program Utama :
Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah, dengan Indikator
Tujuan Skor Pola Pangan Harapan (%).
 Sasaran dan Indikator Sasaran :
1. Program Penunjang :
IV - 2

 Sasaran :
1. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
2. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Efektif

 Indikator Sasaran :
a. Indeks kepuasan layanan kesekretariatan;
b. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana yang
berkualitas untuk seluruh pegawai;
c. Persentase perencanaan sesuai target;
d. Persentase kinerja keuangan perangkat daerah sesuai
target; dan
e. Persentase pelayanan kepegawaian.
2. Program Utama :
 Sasaran :
Meningkatnya Penanganan Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan, Penanganan Distribusi dan Cadangan Pangan,
Penanganan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan dan
Penanganan Keamanan Pangan dengan Indikator Sasaran :
Penanganan Desa Rawan Pangan (desa)
 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan jumlah desa rawan pangan
(Prioritas 1) yang akan ditangani selama 5 tahun sesuai
dengan hasil penyusunan Peta Daerah Rawan Pangan
(FSVA) tahun 2017.
 Rumus perhitungan :
Penanganan Desa Rawan Pangan = Realisasi Penanganan
Desa Rawan Pangan / Target Penanganan Desa Rawan
Pangan
Sedangkan Indikator Program berikut dengan definisi, program
utama dan rumus perhitungannya, disajikan sebagai berikut :
1. Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%)
- Energi
- Protein
IV - 3

 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian tingkat
ketersediaan energi dan protein per kapita, serta ketersediaan
cadangan pangan Kabupaten Bogor yang berhasil dicapai
 Program utama :
Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
 Rumus perhitungan :
 Tingkat Ketersediaan Energi (%) =
Ketersediaan Energi x 100
Tingkat Ketersediaan Energi
Ketersediaan Energi (Kkal/Kapita/Hari) =
Ketersediaan Pangan/Kapita/Hari x Kandungan Kalori x BDD
100
 Tingkat Ketersediaan Protein (%) =
Ketersediaan Protein x 100
Tingkat Ketersediaan Protein
Ketersediaan Protein =
Ketersediaan Pangan (Gram/Kapita/Hari) x Kandungan (Gram/Kapita/Hari) Protein x BDD
100

 Keterangan :
1) BDD = Bagian yang Dapat Dimakan (Buku Daftar Komposisi
Bahan Makanan/DKBM);
2) Tingkat Ketersediaan Energi rekomendasi Forum Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi WNPG ke X Tahun 2012
menetapkan tingkat ketersediaan energi sebesar
2.400 Kkal/Kapita/Hari dan protein sebesar
63 Gram/Kapita/Hari.
3) Ketersediaan Energi dan Protein didapat dari Software Neraca
Bahan Makanan (NBM).
2. Ketersediaan Pangan Utama (%)
 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan perhitungan pencapaian tingkat
ketersediaan pangan utama (padi / beras) yang berhasil dicapai
 Program utama :
Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
IV - 4

 Rumus perhitungan :
Capaian Ketersediaan Pangan Utama =
Rata-rata Jumlah Ketersediaan Pangan Utama per Tahun (Kg) x 100
Jumlah Penduduk

Rata-rata Jumlah Ketersediaan Pangan Utama per Tahun (Kg) =


62,74% x (Produksi Padi Sawah + Padi Gogo) x 100
(114,60 x Jumlah Penduduk) / 1.000

 Keterangan :
62,74% = prosentase net production / beras yang diperoleh
(37,26% = rendemen); 114,60 = tingkat konsumsi beras per
kapita per tahun; dan 1.000 = konversi antara satuan Ton dan
Kg.
3. a. Skor Angka Kecukupan Energi (%)
b. Skor Angka Kecukupan Protein (%)
 Definisi :
a. Merupakan suatu nilai untuk menentukan banyaknya asupan
makanan yang seimbang dengan pengeluarannya sesuai
dengan susunan dan ukuran tubuh, tingkat kegiatan jasmani
dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan tugas
kehidupan secara ekonomis dalam jangka waktu lama
b. Merupakan suatu nilai untuk menentukan kecukupan rata-
rata protein dalam sehari berdasarkan golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, aktifitas fisik, genetik dan keadaan
fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal,
dengan rata-rata per kapita per hari untuk energi sebesar
2.000 Kkal/Kapita/Hari dan protein sebesar
52 Gram/Kapita/Hari
 Program utama :
Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
 Rumus perhitungan :
a. Skor Angka Kecukupan Energi (%)
IV - 5

Kecukupan Energi masing-masing (kkal) x 100


 2.000 kkal
 Kecukupan Energi Bayi (0 – 12 bulan)
AKEIi = (129 – 9,4 Ui + 0,62 Ui2) (Bi)
 Kecukupan Energi Anak-anak (1 – 9 tahun)
AKEIi = (AKEi) (Bi)
 Kecukupan Energi Remaja (10 – 19 tahun)
- Pria
AKEI = (17,5 Bi + 651) (FKi)
- Wanita
AKEI = (12,2 Bi + 746) (FKi)

 Kecukupan Energi Dewasa (20 – 60 tahun)


Pria (Tahun) Wanita (Tahun)
20 – 29 30 – 59 60 20 – 29 30 – 59 60
15,3 B + 11,6 B + 13,5 B + 14,7 B + 8,7 B + 10,5 B+
679 (FKi) 879 (FKi) 487 (FKi) 496 (FKi) 829(FKi) 596 (FKi)

 Kecukupan Energi Wanita Hamil dan Menyusui


- Umur < 19 tahun
AKEI = (12,2 B + 746) FK + EH
- Umur 20 – 29 tahun
AKEI = (14,7 B + 496 ) FK + EH
- Umur 30 tahun
AKEI = ( 8,7 B + 829) FK + EH
b. Skor Angka Kecukupan Protein (%)
AKP = Kecukupan Protein masing-masing (gram) x 100
52 gram

 Keterangan :
1) AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi bayi pada
umur Ui (kal/org/hari);
2) Ui = Umur bayi (bulan);
3) Bi = Berat badan bayi pada umur Ui (kg);
IV - 6

4) AKEIi = Angka Kecukupan Energi Individu bagi anak umur – I


(Kal/org/hari);
5) AKEi = Angka Kecukupan Energi bagi anak umur – i
(Kal/kg B/hr);
6) Bi = Berat badan sehat anak umur – i;
7) Bi = Berat badan sehat (kg);
8) EMB = Energi Metabolisme Basal;
9) Fki = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung kecukupan
energi pada umur – i menurut jenis kelamin;
10) B = Berat badan sehat wanita sebelum hamil (kg);
11) EH = Tambahan energi wanita hamil (Kal/org/hari), yaitu :
- 285 Kal untuk kerja berat
- 245 untuk kerja sedang
- 200 Kal untuk kerja ringan
12) FK = Faktor Kelipatan EMB untuk menghitung kecukupan
energi wanita; dan
13) Kkal = Kilo Kalori.

4. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan pengawasan dan penilaian
terhadap unit usaha atau lembaga dalam menerapkan sistem
jaminan keamanan pangan olahan yang ditentukan
 Program utama :
Pengembangan Pengawasan, Kerjasama dan Informasi Keamanan
Pangan
 Rumus perhitungan :
Pangan Aman =
Jumlah sampel pangan yang aman dikonsumsi x 100
Jumlah total sampel yang diperdagangkan

5. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Segar yang Diuji (%)


 Definisi :
IV - 7

Indikator ini berkaitan dengan pengawasan dan penilaian


terhadap unit usaha atau lembaga dalam menerapkan sistem
jaminan keamanan pangan segar yang ditentukan
 Program utama :
Pengawasan dan Pengujian Pangan Segar
 Rumus perhitungan :
Pangan Aman =
Jumlah sampel pangan segar yang aman dikonsumsi x 100
Jumlah total sampel pangan segar yang diuji

6. Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan pemantauan dan intervensi secara
cepat jika harga dan pasokan pangan di suatu wilayah tidak
berlangsung stabil
 Program utama :
Distribusi dan Cadangan Pangan
 Rumus perhitungan :
Stabilitas Harga (SH) dan Stabilitas Pasokan Pangan (SP) = n
SK = ∑ SKi
i=1
n
Stabilitas Harga dan Pasokan komoditas ke i (SKi) =
2 – CVKRi x 100
CVKTi
CVKRi = SDKRi x 100 ; CVKTi = SDKTi x 100
KRi KTi
n n
SDKRi = √ ∑ (KRi – KRi)2 ; KRi = ∑ KRi
i=1 i=1
n–1 n
n n
SDKTi = √ ∑ (KTi – KTi)2 ; KTi = ∑ KTi
i=1 i=1
n–1 n
IV - 8

 Keterangan :
1) Harga dinyatakan stabil jika gejolak harga pangan di suatu
wilayah kurang dari 25% dari kondisi normal;
2) Pasokan pangan dinyatakan stabil jika penurunan pasokan
pangan di suatu wilayah berkisar antara 5% - 40%;
H untuk Harga
3) K=
P untuk Pasokan
4) SHi = Stabilitas harga komoditas ke i; SPi = Stabilitas
Pasokan komoditas ke i; i = 1,2,3,…….n; n = Jumlah
komoditas;
5) SHi dan SPi digambarkan dengan koefisien keragaman (CV);
6) CVKRi = Koefisien keragaman realisasi untuk harga dan
pasokan komoditas ke-i; CVKTi = Koefisien keragaman target
untuk harga dan pasokan komoditas ke-i;
7) SDKRi = Standar deviasi realisasi untuk harga dan pasokan
komoditas ke i; KRi = Rata-rata realisasi untuk harga dan
pasokan komoditas ke i;
8) SDKTi = Standar deviasi target untuk harga dan pasokan
komoditas ke i; KTi = Rata-rata target untuk harga dan
pasokan komoditas ke i;
Realisasi harga komoditas ke i (HRi)
9) KRi =
Realisasi pasokan komoditas ke i (PRi)
Rata-rata realisasi harga komoditas ke i (HRi)
10) KRi =
Rata-rata realisasi pasokan komoditas ke i (PRi)

7. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%)


 Definisi :
Indikator ini berkaitan dengan cadangan pangan pemerintah
kabupaten dan desa yang perwujudannya memerlukan
inventarisasi cadangan pangan dengan memperkirakan
IV - 9

kekurangan pangan dan keadaan darurat, sehingga


penyelenggaraan pengadaan dan pengelolaan cadangan pangan
dapat berhasil dengan baik
 Program utama :
Distribusi dan Cadangan Pangan
 Rumus perhitungan :
Nilai Capaian Cadangan Pangan Pemerintah Daerah =
Jumlah Cadangan Pangan Beras x 100
100 ton

Untuk lebih lengkapnya, tujuan dan sasaran jangka menengah


DKP Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 serta target kinerja yang akan
dicapai dapat dilihat tabel IV.1 berikut ini.
IV - 10

Tabel IV.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah

PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR


TUJUAN SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 4 6 7 8 9 10 11

1 Meningkatnya 1 Penanganan Daerah Rawan Pangan (%) 4,37 9,20 14,25 19,54 25,06
Ketahanan
Pangan Daerah
1 Meningkatnya 1 Penanganan Desa Rawan Pangan (desa) 19 40 62 85 109
Penanganan
Ketersediaan
dan
Kerawanan
Pangan,
penanganan
distribusi dan
cadangan
pangan,
Penanganan 1 Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%)
Konsumsi dan - Energi 102,26 102,50 102,80 103,10 103,40 103,70
Penganekaragaman - Protein 143,68 144,00 144,30 144,60 144,90 145,20
Pangan dan
Penanganan 2 Ketersediaan Pangan Utama (%) 63,00 38,33 37,63 36,96 36,33 35,72
Keamanan
Pangan
3 - Skor Angka Kecukupan Energi (%) 105,80 105,60 105,00 104,40 103,80 103,20
- Skor Angka Kecukupan Protein (%) 110,90 111,10 111,30 111,50 111,80 112,10

4 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%) 91,00 91,50 92,00 92,50 93,00 93,50

5 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%) 91,00 91,50 92,00 92,50 93,00 93,50

6 Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%) 95,02 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

7 Keamanan Pangan Segar yang Diuji (%) NA NA 88,00 89,00 90,00 91,00
IV - 11

TUJUAN SASARAN 2018 2019 2020 2021 2022 2023


1 2 4 6 7 8 9 10 11

Program Penunjang
Kondisi Awal Target Kinerja Sasaran pada Tahun
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan dan Sasaran
Kinerja
2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 4 6 7 8 9 10 11

1 terwujudnya 1 Meningkatnya
masyarakat kualitas
Bogor maju dan pelayanan publik
penyelenggaraan
pemerintahan
yang berkualitas Nilai AKIP B B
Jumlah Temuan 9 8
Persentase Aset 98.71 98.71

2 Tata kelola
Pemerintahan
yang baik, bersih
dan efektif

1. Indeks kepuasan layanan kesekretariatan 85.00 85.00 85.00 85.00


2. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana 75.00 75.00 75.00 75.00
yang berkualitas untuk seluruh pegawai
3. Persentase perencanaan sesuai target
4. Persentase kinerja keuangan perangkat daerah 85.00 85.00 85.00 85.00
sesuai target 90.00 90.00 90.00 90.00
5. Persentase pelayanan kepegawaian
85.00 85.00 85.00 85.00
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi merupakan rangkaian tahapan atau langkah-langkah


yang menggambarkan bagaimana tujuan dan sasaran PD akan dicapai.
Adapun kebijakan merupakan langkah teknis untuk mengarahkan
rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan
dan sasaran PD. Strategi akan melahirkan program, sedangkan
kebijakan akan melahirkan kegiatan.
Tujuan dan sasaran Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor
dalam Renstra Tahun 2018-2023 berkontribusi secara langsung dalam
rangka pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bogor
Tahun 2018-2023. “Meningkatkan ketahanan pangan daerah”
merupakan tujuan jangka menengah Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023 dengan sasaran adalah
Meningkatnya Penanganan Ketersediaan dan Kerawanan Pangan,
penanganan distribusi dan cadangan pangan, Penanganan Konsumsi
dan Penganekaragaman Pangan dan Penanganan Keamanan Pangan.
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran di atas, Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor memiliki beberapa strategi, yaitu :
1. Pengendalian ketersediaan dan kerawanan pangan
Arah kebijakan yang akan diambil dalam mendukung strategi ini
adalah Peningkatan dan penanganan ketersediaan dan kerawanan
pangan.
2. Peningkatan konsumsi dan penganekaragaman pangan
Arah kebijakan yang akan diambil dalam mendukung strategi ini
adalah Pemenuhan pola pangan beragam, bergizi, seimbang dan
aman.
3. Peningkatan keamanan pangan
Arah kebijakan yang akan diambil dalam mendukung strategi ini
adalah :
 Pengawasan, pembinaan dan pengujian keamanan pangan; dan
 Pengawasan dan pengujian mutu pangan segar.
V-2

4. Peningkatan distribusi dan cadangan pangan


Arah kebijakan yang akan diambil dalam mendukung strategi ini
adalah Pengendalian harga, distribusi dan cadangan pangan.
Perumusan strategi dan arah kebijakan dituangkan dalam tabel V.1
berikut.
V-3

Tabel V.1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan

VISI : Terwujudnya Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman dan Berkeadaban


MISI 1 : Mewujudkan Masyarakat Yang Berkualitas
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 Meningkatnya Penanganan 1 Pengendalian ketersediaan dan 1 Peningkatan dan penanganan
Ketersediaan dan Kerawanan kerawanan pangan ketersediaan dan kerawanan
Pangan, penanganan distribusi pangan
dan cadangan pangan,
Penanganan Konsumsi dan
Penganekaragaman Pangan dan
Penanganan Keamanan Pangan

2 Peningkatan konsumsi dan 2 Pemenuhan pola pangan


Meningkatnya ketahanan penganekaragaman pangan beragam, bergizi, seimbang dan
pangan daerah aman
3 Peningkatan keamanan pangan 3,1 Pengawasan, pembinaan dan
pengujian keamanan pangan
3,2 Pengawasan dan pengujian mutu
pangan segar
4 Peningkatan distribusi dan 4 Pengendalian harga, distribusi
cadangan pangan dan cadangan pangan
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih


kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk
mencapai tujuan dan sasaran serta memperoleh alokasi anggaran, atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
Berikut disajikan program dan kegiatan DKP Kabupaten Bogor
tahun 2018-2023, sebagai berikut :
A. Program dan Kegiatan Lokalitas PD
1) Tahun 2018-2019
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi pencapaian
optimalisasi pelayanan administrasi perkantoran yang terpadu
dan berkualitas.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik;
2) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan
dinas/operasional;
3) Penyediaan jasa kebersihan kantor;
4) Penyediaan alat tulis kantor;
5) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
6) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor;
7) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan;
8) Penyediaan bahan logistik Kantor;
9) Penyediaan makanan dan minuman;
10) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan keluar
daerah;
11) Penyediaan pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD;
VI - 2

12) Penyediaan pelayanan administrasi kepegawaian;


13) Penyediaan pelayanan administrasi barang; dan
14) Penyediaan pelayanan keamanan.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi penyediaan
sarana prasarana perkantoran yang mendukung kelancaran,
kenyamanan dan peningkatan kinerja aparatur.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Pembangunan gedung kantor;
2) Pengadaan kendaraan dinas/operasional;
3) Pengadaan peralatan kantor;
4) Pengadaan perlengkapan kantor;
5) Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor;
6) Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor;
7) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
8) Pemeliharaan rutin / berkala peralatan kantor;
9) Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor;
10) Pemeliharaan rutin / berkala taman halaman kantor; dan
11) Pengadaan Kendaraan dinas operasional keamanan pangan
(Banprop DKI).
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi upaya
peningkatan disiplin aparatur dalam berkontribusi terhadap
peningkatan kinerja PD sebagai hasil akhir.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya; dan
2) Pengadaan Kartu Pengenal.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi upaya
peningkatan kapasitas aparatur guna menyikapi secara pro
aktif perkembangan kebijakan dan mekanisme pelaksanaan
VI - 3

program dan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan,


sekaligus pembinaan terhadap jasmani dan rohaninya.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Pendidikan dan pelatihan aparatur;
2) Pembinaan mental dan rohani bagi aparatur; dan
3) Bimbingan Teknis Ketahanan Pangan bagi aparatur.
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi tercapainya
penilaian dan evaluasi pelaporan capaian kinerja dan keuangan
PD serta peningkatan kinerja aparatur PD pada tahun
mendatang.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD;
2) Penyusunan pelaporan keuangan semesteran;
3) Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun;
4) Penyusunan perencanaan anggaran;
5) Penatausahaan keuangan SKPD;
6) Monitoring, evaluasi dan pelaporan SKPD;
7) Publikasi kinerja SKPD;
8) Penyusunan Rencana Strategis SKPD; dan
9) Penyusunan Rencana Kerja SKPD.
2) Tahun 2020-2023
1. Program Pelayanan Administrasi Umum, Kepegawaian,
Keuangan, Perencanaan dan Pelaporan Perangkat Daerah
Program ini dimaksudkan untuk : Memfasilitasi
pencapaian optimalisasi pelayanan administrasi umum,
kepegawaian keuangan, perencanaan dan pelaporan perangkat
daerah yang terpadu dan berkualitas.
VI - 4

Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai


berikut :
1) Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik;
2) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan;
3) Penyediaan Bahan Logistik Kantor;
4) Penyediaan Makanan dan Minuman;
5) Pengelolaan Aset Perangkat Daerah;
6) Pengelolaan Dokumentasi dan Arsip Perangkat Daerah;
7) Pengelolaan Keamanan Kantor;
8) Pengelolaan Kebersihan Kantor;
9) Pengelolaan Legalitas Kendaraan Dinas/Operasional/
Jabatan;
10) Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
Perangkat Daerah;
11) Pembangunan Gedung Utama Kantor;
12) Pembangunan Gedung Penunjang Kantor;
13) Pembangunan Penunjang Gedung Kantor;
14) Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional/Jabatan;
15) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor;
16) Pengadaan Peralatan Kantor;
17) Pengadaan Perlengkapan Kantor;
18) Pengadaan Instalasi Jaringan Listrik, Air dan
Telekomunikasi;
19) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Utama Kantor;
20) Pemeliharaan Rutin/Berkala Penunjang Gedung Kantor;
21) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/
Operasional;
22) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor;
23) Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor;
24) Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar
Daerah;
VI - 5

25) Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Kepegawaian UPT


Pengujian Mutu Pangan Segar;
26) Pembinaan Jasmani dan Rohani Aparatur;
27) Pengadaan Pakaian Dinas;
28) Pengelolaan Administrasi Kepegawaian;
29) Penyusunan Pelaporan Keuangan;
30) Penatausahaan Keuangan Perangkat Daerah;
31) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja Perangkat Daerah;
32) Penyusunan perencanaan anggaran;
33) Penyusunan Perencanaan Perangkat Daerah;
34) Penyusunan Profil Perangkat Daerah;
35) Monitoring, evaluasi dan pelaporan Perangkat Daerah; dan
36) Publikasi kinerja Perangkat Daerah.
B. Program dan Kegiatan Lintas PD
1)Tahun 2018-2019
1. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan.
2) Tahun 2020-2023
1. Program Pelayanan Administrasi Umum, Kepegawaian,
Keuangan, Perencanaan dan Pelaporan Perangkat Daerah
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
1) Pengembangan Kapasitas dan Kompetensi Aparatur.
C. Program dan Kegiatan Kewilayahan
I. Tahun 2018
1. Program Pengembangan Ketersediaan dan Cadangan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan ketersediaan dan cadangan pangan, agar
VI - 6

upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat


tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pembinaan dan pengembangan Cadangan Pangan
Pemerintah Daerah (CPPD); dan
2) Pelatihan Neraca Bahan Makanan.

2. Program Pengembangan Kemandirian Pangan


Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan kemandirian pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pelatihan dan pendampingan Desa Mandiri Pangan
(Demapan);
2) Pengembangan kawasan kemandirian pangan dan gizi;
dan
3) Kaji tindak pengembangan desa tematik ketahanan
pangan.
3. Program Mitigasi dan Penanganan Rawan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
mitigasi dan penanganan rawan pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP);
2) Pengentasan rawan gizi pada keluarga miskin; dan
VI - 7

3) Pelatihan penyusunan peta kerawanan pangan tingkat


desa.
4. Program Koordinasi Ketahanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
koordinasi ketahanan pangan, agar upaya mengikhtiarkan
peningkatan ketahanan pangan dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penyelenggaraan lomba-lomba ketahanan pangan;
2) Pelaksanaan Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD);
dan
3) Promosi pangan nusantara.
5. Program Pengembangan Informasi Harga dan Pasokan
Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan informasi harga dan pasokan pangan, agar
upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pengumpulan data dan penyediaan informasi harga dan
akses pangan tingkat desa; dan
2) Pembinaan dan Pengembangan Usaha Pangan
Masyarakat (PUPM).
6. Program Pendukung Ketahanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pendukung ketahanan pangan, agar upaya mengikhtiarkan
peningkatan ketahanan pangan dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
VI - 8

1) Model Pengembangan Sentra Pangan Lokal (MPSPL);


2) Penyusunan monografi Dinas Ketahanan Pangan; dan
3) Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L).
7. Program Pengembangan Penganekaragaman Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan penganekaragaman pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Lomba cipta menu Bergizi, Beragam, Seimbang dan
Aman (B2SA);
2) Promosi pangan lokal pada Hari Pangan Sedunia (HPS);
3) Penyusunan Analisis Pola Pangan Harapan (PPH);
4) Pembinaan dan pengembangan Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL); dan
5) Pemberdayaan Kader Pangan.
8. Program Pengembangan Keamanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan keamanan pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pembinaan dan pengawasan keamanan pangan;
2) Pembinaan dan penanganan jajanan anak sekolah; dan
3) Penyelenggaraan UPT Pengujian Mutu Pangan Segar.

II. Tahun 2019


1. Program Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman
Pangan
VI - 9

Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan


perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan konsumsi dan penganekaragaman pangan,
agar upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan
dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pengelolaan pangan beragam, bergizi, seimbang dan
aman (B2SA);
2) Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL);
3) Penyelenggaraan Bimbingan Teknis Pengembangan
Pangan Pokok Lokal (MP3L);
4) Pembinaan dan Pengembangan Posdaya;
5) Pelatihan Kader Pangan;
6) Penyusunan Regulasi Ketahanan Pangan;
7) Penyusunan Analisis Pola Pangan Harapan (PPH);
8) Promosi pangan lokal pada Hari Pangan Sedunia (HPS);
9) Penyelenggaraan promosi pangan nusantara;
10) Penyusunan analisis capaian SPM ketahanan pangan;
dan
11) Penyelenggaraan Lomba-lomba ketahanan pangan.
2. Program Pengembangan Ketersediaan dan Kemandirian
Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan ketersediaan dan kemandirian pangan, agar
upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penyusunan dan analisis Neraca Bahan Makanan (NBM);
2) Pelatihan Kader Pengembangan Ketersediaan dan
Kemandirian Pangan;
VI - 10

3) Penyelenggaraan Desa Mandiri Pangan (Demapan);


4) Pengembangan Kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi;
5) Penyusunan Master Plan Ketahanan Pangan Kabupaten
Bogor;
6) Model Pengembangan Sentra Pangan Lokal (MPSPL); dan
7) Penyusunan Monografi Ketahanan Pangan.
3. Program Mitigasi dan Penanganan Rawan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
mitigasi dan penanganan rawan pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penyusunan Peta Rawan Pangan (FSVA);
2) Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP);
3) Pengentasan rawan gizi pada keluarga miskin;
4) Penyusunan analisis sistem kewaspadaan pangan dan
gizi (SKPG);
5) Pelatihan penyusunan peta kerawanan pangan tingkat
desa; dan
6) Pemberdayaan Keluarga Sangat Miskin peserta PKH.
4. Program Pengembangan Distribusi dan Cadangan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan distribusi dan cadangan pangan, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pembinaan dan pengembangan Lembaga Distribusi
Pangan Masyarakat (LDPM);
VI - 11

2) Penanganan dan Pengendalian Distribusi, Harga dan


Pasokan Pangan;
3) Pembinaan dan Pengembangan Usaha Pangan
Masyarakat (PUPM);
4) Penyediaan Cadangan Pangan Pemerintah;
5) Pembinaan dan Pengembangan kelembagaan Lumbung
Pangan Masyarakat; dan
6) Penyelenggaraan Operasi Pasar Bahan Pangan Utama.
5. Program Pengembangan Pengawasan, Kerjasama dan
Informasi Keamanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan pengawasan, kerjasama dan informasi
keamanan pangan, agar upaya mengikhtiarkan peningkatan
ketahanan pangan dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pengawasan dan Peningkatan Mutu Keamanan Pangan
pada Tingkat Produsen;
2) Pengembangan Jejaring Keamanan Pangan Daerah
(JKPD);
3) Pembinaan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan
(GIAHS/NIAHS);
4) Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan;
5) Pembinaan dan penanganan jajanan pangan
masyarakat; dan
6) Penyelenggaraan UPT Pengujian Mutu Pangan Segar.

III. Tahun 2020-2023


1. Program Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
ketersediaan dan kerawanan pangan, agar upaya
VI - 12

mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat


tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penanganan dan Analisa Ketersediaan Pangan;
2) Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan; dan
3) Penanganan dan Analisis Kerawanan Pangan.

2. Program Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman


Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan konsumsi dan penganekaragaman pangan,
agar upaya mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan
dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pengelolaan dan analisa peningkatan konsumsi pangan;
dan
2) Pengembangan Penganekaragaman dan Promosi Pangan.

3. Program Pengembangan Pengawasan, Kerjasama dan


Informasi Keamanan Pangan
Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengembangan pengawasan, kerjasama dan informasi
keamanan pangan, agar upaya mengikhtiarkan peningkatan
ketahanan pangan dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Pengawasan, pembinaan keamanan dan kelembagaan
pangan; dan
2) Pengembangan kerjasama dan informasi keamanan pangan.
VI - 13

4. Program Pengawasan dan Pengujian Pangan Segar


Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
pengawasan dan pengujian pangan segar, agar upaya
mengikhtiarkan peningkatan ketahanan pangan dapat
tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penyelenggaraan UPT Pengujian Mutu Pangan Segar.

5. Program Distribusi dan Cadangan Pangan


Program ini dimaksudkan untuk : Mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi tentang
distribusi dan cadangan pangan, agar upaya mengikhtiarkan
peningkatan ketahanan pangan dapat tercapai optimal.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok
sebagai berikut :
1) Penanganan distribusi dan harga pangan; dan
2) Pengelolaan cadangan pangan daerah;

Adapun capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada


tahun 2018-2019 serta rencana program dan kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif pada Renstra DKP
Kabupaten Bogor yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2023,
tersaji secara rinci pada tabel VI.1. dan VI.2. berikut ini.
VI - 14

Tabel VI.1.
Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Perangkat Daerah

PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR


UNIT KERJA
REALISASI KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

12 Wajib Non
Pelayanan Dasar

12 03 Pangan

5 Belanja 19.692.072.232 34.993.598.862

5 1 Belanja Tidak 8.744.925.202 12.123.180.000


Langsung

5 1 1 Belanja Pegawai Jumlah PNS yang dibiayai 45 8.744.925.202 45 12.123.180.000 Sub Bagian DKP &
Keuangan 1 UPT
5 2 Belanja Langsung 10.947.147.030 22.870.418.862

Meningkatkan Meningkatnya 12 03 01 Program Pelayanan Terwujudnya kelancaran 100,00 2.336.450.447 100,00 2.417.660.250
kinerja dan Tata Kelola Administrasi pelayanan administrasi
kapasitas Pemerintahan Perkantoran perkantoran (%)
aparatur Dinas
Ketahanan 12 03 01 0001 Penyediaan Jasa Jenis rekening yang dibayarkan 117.586.519 251.375.000 Sub Bagian DKP
Pangan Komunikasi, Sumber Daya - Internet/telepon (rek) 2 2 Umum dan
Air dan Listrik - Listrik (rek) 1 1 Kepegawaian
- Air (rek) 1 1
- Masa pembayaran (bln) 12 12
12 03 01 0002 Penyediaan Jasa Jumlah kendaraan dinas/operasional 11.877.000 34.350.000 Sub Bagian DKP
Pemeliharaan dan yang dibayar pajaknya (unit) : Umum dan
Perizinan Kendaraan - Roda 4 11 11 Kepegawaian
Dinas/Operasional - Roda 2 49 49
12 03 01 0003 Penyediaan Jasa - Jumlah petugas kebersihan 8 192.826.150 8 234.352.000 Sub Bagian DKP
Kebersihan Kantor yang dibiayai (org) Umum dan
- Jumlah alat kebersihan 28 28 Kepegawaian
kantor yang tersedia (jenis)
- Masa pembayaran (bln) 12 12
12 03 01 0021 Penyediaan Alat Jumlah Alat Tulis Kantor 32 22.973.575 37 96.098.000 Sub Bagian DKP
Tulis Kantor yang tersedia (jenis) Umum dan
Kepegawaian
VI - 15
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

12 03 01 0022 Penyediaan Barang Jumlah barang cetakan dan 34.292.500 53.260.000 Sub Bagian DKP
Cetakan dan penggandaan yang tersedia Umum dan
Penggandaan - Barang Cetakan (jenis) 7 7 Kepegawaian
- Penggandaan (Lbr) 102.246 114.000
12 03 01 0023 Penyediaan Komponen Jumlah kebutuhan komponen 10 13.090.000 13 41.260.000 Sub Bagian DKP
Instalasi Listrik/Penerangan instalasi listrik / penerangan bangunan Umum dan
Bangunan Kantor kantor yang tersedia (jenis) Kepegawaian
12 03 01 0024 Penyediaan Bahan Jumlah buku Per-UU, surat 5.760.000 55.275.000 Sub Bagian DKP
Bacaan dan kabar dan majalah yang tersedia : Umum dan
Peraturan - Koran nasional (eks) 480 480 Kepegawaian
Perundang-undangan - Koran lokal (eks) 480 480
12 03 01 0025 Penyediaan Bahan Jumlah bahan logistik kantor 3 6.056.000 3 16.450.000 Sub Bagian DKP
Logistik Kantor yang tersedia (jenis) Umum dan
12 03 01 0026 Penyediaan Makanan dan Jumlah orang yang diberikan 1.105 44.800.000 1.205 100.500.000 Sub Bagian DKP
Minuman jamuan makanan dan minuman (org) Umum dan
Kepegawaian
12 03 01 0027 Rapat-rapat Koordinasi dan - Jumlah rapat-rapat koordinasi 114 660.559.603 283 804.000.000 Sub Bagian Kab. Bogor,
Konsultasi Ke Dalam dan konsultasi ke dalam daerah (kali) Keuangan Provinsi,
Luar Daerah - Jumlah rapat-rapat koordinasi 518 278 Nasional
konsultasi ke luar daerah (kali)
12 03 01 0041 Penyediaan Pelayanan Jumlah dokumentasi dan - 6.000 75.375.000 Sub Bagian DKP
Dokumentasi dan Arsip arsip SKPD yang tertata Umum dan
SKPD (arsip) Kepegawaian
12 03 01 0042 Penyediaan Pelayanan - Jumlah Dokumen Administrasi 11 992.548.300 11 261.615.250 Sub Bagian DKP
Administrasi Kepegawaian Kepegawaian yang dikelola (dok) Umum dan
- Jumlah Pegawai Outsourching (org) 35 10 Kepegawaian
12 03 01 0043 Penyediaan Pelayanan Jumlah dokumen - 9 78.750.000 Sub Bagian DKP
Administrasi Barang administrasi barang (dok) Umum dan
Kepegawaian
12 03 01 0044 Penyediaan Jumlah Petugas Keamanan 9 234.080.800 12 315.000.000 Sub Bagian DKP
Pelayanan Kantor (org) Umum dan
Keamanan Kantor Kepegawaian

12 03 02 Program Terwujudnya kecepatan, 100,00 542.645.733 100 3.757.240.000


Peningkatan Sarana kenyamanan, dan keamanan kerja
dan Prasarana aparatur (%)
Aparatur
12 03 02 Pembangunan Jumlah Gedung Kantor yang dibangun (unit) 195.686.000 1.043.835.000 Sub Bagian DKP
Gedung Kantor - Gudang Arsip 1 1 Umum dan
- Dapur Kepegawaian
- Pos Satpam
VI - 16
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

12 03 02 0042 Pengadaan Jumlah kendaraan dinas 502.875.000 Sub Bagian DKP


Kendaraan operasional yang disediakan Umum dan
Dinas/Operasional - Roda 4 (unit) Kepegawaian
- Roda 2 (unit) 3
12 03 02 0046 Pengadaan Jumlah Peralatan Kantor 65.000.000 Sub Bagian DKP
Peralatan Kantor yang tersedia (unit) Umum dan
- Komputer 4 Kepegawaian
- Printer 3
12 03 02 0047 Pengadaan Jumlah perlengkapan kantor 4 74.215.200 24 418.000.000 Sub Bagian DKP
Perlengkapan yang tersedia (jenis) Umum dan
Kantor Kepegawaian
12 03 02 0072 Rehabilitasi Jumlah gedung upt yang - 1 1.000.000.000 UPT UPT
Sedang/Berat direhabilitasi (gedung) Pengujian
Gedung Kantor Mutu
Pangan
segar
12 03 02 0102 Pemeliharaan Jumlah gedung kantor yang 1 48.875.000 1 175.875.000 Sub Bagian DKP
Rutin/Berkala dipelihara (gedung) Umum dan
Gedung Kantor - DKP Kepegawaian
- UPT
12 03 02 0106 Pemeliharaan Jumlah Taman Halaman 54.566.500 150 129.555.000 Sub Bagian DKP
Rutin/Berkala Kantor yang dipelihara (M2) Umum dan
Taman Kantor - DKP (unit) 1 1 Kepegawaian
- UPT (unit) 1
12 03 02 0110 Pemeliharaan Jumlah Kendaraan Dinas 108.650.533 190.950.000 Sub Bagian DKP
rutin/berkala /Operasional yang dipelihara : Umum dan
kendaraan - Roda 4 (unit) 11 11 Kepegawaian
dinas/operasional - Roda 2 (unit) 49 49
12 03 02 0111 Pemeliharaan Jumlah peralatan gedung 32.247.500 100.480.000 Sub Bagian DKP
Rutin/Berkala kantor yang terpelihara (unit) Umum dan
Peralatan Gedung - LCD Proyektor 5 1 Kepegawaian
Kantor - AC 10 10
- CCTV 5 8
- Genset
12 03 02 0112 Pemeliharaan Jumlah Peralatan Kantor 28.405.000 130.670.000 Sub Bagian DKP
Rutin/Berkala yang dipelihara (Unit) Umum dan
Peralatan Kantor - Komputer 20 20 Kepegawaian
- Printer 20 25
- Notebook 20 27
VI - 17
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

12 03 03 Program Terwujudnya peningkatan 100,00 137.500.000


Peningkatan disiplin aparatur (%)
Disiplin Aparatur

12 03 03 0001 Pengadaan Pakaian Jumlah pakaian dinas beserta 125.000.000 Sub Bagian DKP
Dinas Beserta perlengkapannya yang disediakan : Umum dan
Perlengkapannya - Pakaian Dinas Harian 55 Kepegawaian
Aparatur Warna Khaki (stel)
- Pakaian Dinas Harian 57
Aparatur Batik (stel)
- Pakaian Olah raga (stel) 100
12 03 03 0002 Pengadaan Kartu Jumlah kartu pengenal yang 100 12.500.000 Sub Bagian DKP
Pengenal disediakan (buah) Umum dan
Kepegawaian
12 03 04 Program Terwujudnya Peningkatan 100,00 602.940.050 100,00 561.703.000
Peningkatan Kualitas Kinerja Aparatur (%)
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
12 03 04 0001 Pendidikan dan Jumlah aparatur yang 140 466.578.000 Sub Bagian DKP
Pelatihan Aparatur mengikuti Bimtek peningkatan Umum dan
SDM Aparatur (org) Kepegawaian
12 03 04 0002 Sosialisasi Jumlah Peserta sosialisasi 4 30.000.000 Sub Bagian DKP
Peraturan (org) Umum dan
Perundang-undangan Kepegawaian
12 03 04 0003 Pembinaan Mental Jumlah Penyelenggaraan 27.400.000 65.125.000 Sub Bagian DKP
dan Rohani bagi Olahraga dan Pengajian (kali) Umum dan
Aparatur - Olahraga 44 44 Kepegawaian
- Pengajian 24 24
12 03 04 0190 Bimbingan Teknis - Jumlah aparatur yang 40 575.540.050 Sub Bagian DKP
Ketahanan Pangan mengikuti Bimtek Analisa Umum dan
bagi Aparatur Jabatan (org) Kepegawaian
- Jumlah aparatur yang 40
mengikuti Bimtek
Penyusunan Neraca Bahan
Makanan (org)
- Jumlah aparatur yang 40
mengikuti bimtek Kemanan
Pangan (org)
- Jumlah aparatur yang 40
mengikuti Evaluasi kinerja
pegawai (org)
VI - 18
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

12 03 05 Program Peningkatan Tersusunnya perencanaan dan 100,00 153.049.385 100,00 488.229.752


Pengembangan Sistem pelaporan yang akuntabel (%)
Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
12 03 05 0001 Penyusunan Laporan Jumlah dokumen laporan 4 11.548.250 5 25.547.000 Sub Bagian DKP
Capaian Kinerja dan Ikhtisarcapaian kinerja dan Program dan
Realisasi Kinerja SKPD keuangan kantor (dok) Pelaporan
12 03 05 0002 Penyusunan Pelaporan Jumlah dokumen laporan 1 8.094.700 1 28.511.600 Sub Bagian DKP
Keuangan Semesteran keuangan semesteran SKPD (dok) Keuangan
12 03 05 0003 Penyusunan Pelaporan Jumlah dokumen laporan 1 7.280.825 1 27.735.750 Sub Bagian DKP
Keuangan Akhir Tahun keuangan akhir tahun SKPD (dok) Keuangan
12 03 05 0004 Penyusunan Perencanaan Jumlah dan jenis dokumen perencanaan 3 19.166.910 3 41.659.000 Sub Bagian DKP
Anggaran anggaran yang tersedia (dok) Program dan
Pelaporan
12 03 05 0005 Penatausahaan Jumlah Dokumen Administrasi Keuangan 12 35.441.750 12 66.920.402 Sub Bagian DKP
Keuangan SKPD program/kegiatan (dok) Keuangan
12 03 05 0006 Monitoring, Evaluasi dan Jumlah dokumen hasil monitoring 32.827.250 119.687.000 Sub Bagian DKP
Pelaporan SKPD dan evaluasi program dan kegiatan : Program dan
- Laporan evkin bulanan (dok) 12 12 Pelaporan
- Laporan evkin triwulanan (dok) 4 4
- Jumlah Rapat Pembahasan 1 1
Hasil Monitoring dan
Evaluasi (kali)
- Laporan hasil Monitoring 1 1
dan Evaluasi kegiatan (dok)
- Jumlah rencana umum 2 2
pengadaan / SiRUP (dok)
- Jumlah Rakor Dewan 2
Ketahanan Pangan (kali)
- Jumlah Rakerda Ketahanan 1
Pangan (Kali)

12 03 05 0007 Publikasi Kinerja Jumlah Publikasi Media yang 17 30.000.000 17 100.000.000 Sub Bagian DKP
SKPD terselenggara (media) Program dan
Pelaporan
12 03 05 0008 Penyusunan Jumlah dokumen Renja 2 8.689.700 2 41.952.000 Sub Bagian DKP
Rencana Kerja SKPD (dok) Program dan
SKPD Pelaporan
12 03 05 0009 Penyusunan Jumlah dokumen Renstra 1 36.217.000 Sub Bagian DKP
Rencana Strategis SKPD (dok) Program dan
VI - 19
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

SKPD Pelaporan

Meningkatkan Meningkatkan 12 03 40 Pengembangan Ketersediaan Energi dan 1.468.252.950


ketahanan Penanganan Ketersediaan dan Protein per Kapita :
pangan Ketersediaan Cadangan Pangan - Energi (%) 102,26
berbasis dan - Protein (%) 143,68
optimalisasi Kerawanan 12 03 40 0003 Pembinaan dan - Jumlah Ton Cadangan 60 749.990.000 Bidang Kab.Bogor
sumberdaya, Pangan Pengembangan Beras yang tersedia (ton) Distribusi
kelembagaan Cadangan Pangan dan
dan budaya Pemerintah Cadangan
lokal Pangan
12 03 40 0103 Pelatihan Neraca Jumlah kader peserta 434 718.262.950 Bidang Kab.Bogor
Bahan Makanan pelatihan (org) Ketersediaan
dan
Kerawanan
Pangan

12 03 45 Pengembangan Ketersediaan Pangan 63,00 307.000.650


Kemandirian Utama (%)
Pangan
12 03 45 0001 Pelatihan dan Jumlah Demapan yang dibina 6 54.351.000 Bidang Kab.Bogor
Pendampingan (desa) Ketersediaan
Desa Mandiri dan
Pangan (Demapan) Kerawanan
Pangan
12 03 45 0002 Pengembangan Jumlah Kawasan Kemandirian 1 170.863.250 Bidang Kab.Bogor
Kawasan pangan dan gizi yang dibina Ketersediaan
Kemandirian (kawasan) dan
Pangan dan Gizi Kerawanan
Pangan

12 03 45 0007 Kaji Tindak Jumlah desa tematik 2 81.786.400 Bidang Kab.Bogor


Pengembangan ketahanan pangan yang dibina Ketersediaan
Desa Tematik (desa) dan
Ketahanan Pangan Kerawanan
Pangan
12 03 46 Mitigasi dan Pengkoordinasian Penanganan 699.674.900
Penanganan Rawan Daerah Rawan Pangan
Pangan - Rawan Ketersediaan 37,50
VI - 20
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

Pangan (%)
- Rawan Rumah Tangga 30,00
Miskin (%)
- Rawan Akses Jalan (%) 32,50
- Rawan Akses Listrik (%) 7,50
- Rawan Gizi Kurang (%) 37,50
- Rawan Akses Air Bersih (%) 62,50
- Rawan Akses Fasilitas 12,50
Kesehatan (%)
12 03 46 0002 Penanganan Daerah Jumlah paket bantuan untuk 1.000 79.434.500 Bidang Kab.Bogor
Rawan Pangan daerah rawan bencana (paket) Ketersediaan
dan
Kerawanan
Pangan
12 03 46 0003 Pengentasan Rawan Jumlah paket bantuan untuk 450 147.637.500 Bidang Kab.Bogor
Gizi pada Keluarga balita yang terindikasi rawan Ketersediaan
Miskin gizi (paket) dan
Kerawanan
Pangan
12 03 46 0005 Pelatihan Jumlah kader desa peserta 434 472.602.900 Bidang Kab.Bogor
Penyusunan Peta pelatihan (org) Ketersediaan
Kerawanan Pangan dan
Tingkat Desa Kerawanan
Pangan
Meningkatkan 12 03 44 Koordinasi Stabilitas Harga dan Pasokan 91,00 1.053.651.200
Distribusi dan Ketahanan Pangan Pangan (%)
Akses Pangan 12 03 44 0003 Penyelenggaraan - Jumlah lomba yang diikuti 8 158.183.200 Bidang Kab.Bogor
serta Lomba-Lomba (lomba) Konsumsi
Penanganan Ketahanan Pangan - Jumlah lomba APN yang 5 dan
Cadangan diikuti (lomba) Penganeka-
Pangan ragaman
Pangan

12 03 44 0006 Pelaksanaan - Jumlah rapat koordinasi 4 737.959.000 Bidang Kab.Bogor


Jejaring Keamanan JKPD yang dilaksanakan Keamanan
Pangan Daerah (kali) Pangan
- Peserta pelatihan kader 434
keamanan Tk. Desa (org)
- Jumlah Rakor JKPD (kec) 40
12 03 44 0010 Promosi Pangan Jumlah promosi pangan 2 157.509.000 Bidang Kab.Bogor
Nusantara nusantara yang dilaksanakan Konsumsi
VI - 21
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

(kali) dan
Penganeka-
ragaman
Pangan

12 03 49 Pengembangan Stabilitas Harga dan Pasokan 91,00 803.387.700


Informasi Harga dan Pangan (%)
Pasokan Pangan
12 03 49 0001 Pengumpulan Data Jumlah dokumen informasi 1 193.947.000 Bidang Kab.Bogor
dan Penyediaan harga dan akses pangan yang Distribusi
Informasi Harga dan tersedia (dok) dan
Akses Pangan Cadangan
Tingkat Desa Pangan
12 03 49 0002 Pembinaan dan - Jumlah PUPM yang terbina 10 609.440.700 Bidang Kab.Bogor
Pengembangan (gapoktan) Distribusi
Usaha Pangan - Jumlah penumbuhan PUPM 4 dan
Masyarakat (PUPM) (gapoktan) Cadangan
- Jumlah peserta pelatihan 122 Pangan
PUPM (org)

12 03 50 Pendukung Penguatan Cadangan Pangan 95,02 386.682.585


Ketahanan Pangan Pemerintah Daerah (%)
12 03 50 0002 Model Pengembangan Jumlah Kawasan MPSPL 4 33.116.000 Bidang Kab.Bogor
Sentra Pangan Lokal yang dibina (lokasi) Ketersediaan
dan
Kerawanan
Pangan
12 03 50 0005 Penyusunan - Jumlah buku monografi yang 20 17.112.035 Sub Bagian DKP
Monografi Dinas disusun (eks) Program dan
Ketahanan Pangan - Jumlah buku saku Dinas Ketahanan 30 Pelaporan
Pangan yang disusun (eks)
- Jumlah kalender kegiatan yang 20
disusun (eks)
12 03 50 0007 Model Jumlah peserta pelatihan 336.454.550 Bidang Kab.Bogor
Pengembangan model pengembangan pangan Konsumsi
Pangan Pokok Lokal pokok lokal dan
(MP3L) - KWT (org) 40 Penganeka-
- PKK (org) 40 ragaman
- Kunjungan Lapang (org) 30 Pangan

Meningkatkan 12 03 47 Pengembangan - Skor Angka kecukupan 105,80 1.673.951.400


VI - 22
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

Keragaman Penganekaragaman Energi (%)


Konsumsi Pangan - Skor Angka kecukupan 110,90
terhadap Gizi (%)
pangan Lokal 12 03 47 0002 Lomba Cipta Menu - Jumlah pemenang lomb 6 255.141.000 Bidang Kab.Bogor
Bergizi, Beragama, cipta menu (kec) Konsumsi dan
Seimbang dan Aman - Jumlah peserta pelatihan 80 Penganeka-
(B2SA) cipta menu B2SA (org) ragaman
Pangan
12 03 47 0003 Promosi Pangan Jumlah promosi pangan lokal 2 225.603.325 Bidang Kab.Bogor
Lokal pada Hari HPS (kali) Konsumsi dan
Pangan Sedunia Penganeka-
ragaman
pangan
12 03 47 0004 Penyusunan - Jumlah analisis Pola Pangan 1 224.249.850 Bidang Kab.Bogor
Analisis Pola Harapan yang disusun (dok) Konsumsi dan
Pangan Harapan (PPH) - Jumlah dokumen survey pola 1 Penganeka-
konsumsi yang disusun (dok) ragaman
pangan
12 03 47 0006 Pembinaan dan Jumlah kelompok KRPL yang 66 437.891.925 Bidang Kab.Bogor
Pengembangan Kawasan dibina (klp) Konsumsi dan
Rumah Pangan Lestari Penganeka-
(KRPL) ragaman
pangan
12 03 47 0007 Pemberdayaan Jumlah kader pangan yang 80 531.065.300 Bidang Kab.Bogor
Kader Pangan mengikuti pelatihan dan Konsumsi dan
pembinaan (org) Penganeka-
ragaman
pangan

12 03 48 Pengembangan Pengawasan dan Pembinaan 91 919.460.030


Keamanan Pangan Keamanan Pangan (%)
12 03 48 0001 Pembinaan dan Pengawasan Jumlah sample pangan olahan 50 236.203.000 Bidang Kab.Bogor
Keamanan Pangan yang diuji di tingkat distribusi (sampel) Keamanan
12 03 48 0002 Pembinaan dan - Jumlah pembinaan jajanan anak 20 575.992.530 Bidang Kab.Bogor
Penanganan Jajanan Anak sekolah yang dilaksanakan (sekolah) Keamanan
Sekolah - Jumlah sample jajanan anak 100 Pangan
sekolah yang diuji (komoditi) UPT Kab.Bogor
12 03 48 0004 Penyelenggaraan Terselenggaranya kegiatan UPT 1 107.264.500 Pengujian
UPT Pengujian (UPT) Mutu Pangan
Mutu Pangan Segar Segar
VI - 23
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

Terwujudnya Pola Pangan 12 03 11 Program - Skor Angka Kecukupan 105,60 4.992.250.000


Pola Harapan pengembangan Energi (%)
konsumsi konsumsi dan - Skor Angka Kecukupan 111,10
pangan penganekaragaman Protein (%)
masyarakat pangan
bergizi, 12 03 11 0001 Pengelolaan pangan - Jumlah Pemenang Lomba 6 1.295.000.000 Bidang Kab.Bogor
seimbang dan Beragam, Bergizi, Cipta Menu (kec) Konsumsi dan
aman Seimbang dan Aman - Jumlah Peserta Pelatihan 200 Penganeka-
(B2SA) Cipta Menu B2SA (org) ragaman
- Jumlah Peserta Gerakan 500 Pangan
Ayo Makan yang Beragam (org)
12 03 11 0002 Pengembangan - Jumlah kelompok KRPL 72 1.952.000.000 Bidang Kab.Bogor
Kawasan Rumah yang dibina (klp) Konsumsi dan
Pangan Lestari - Jumlah Kelompok Model 2 Penganeka-
(KRPL) KRPL (klp) ragaman
- Pelatihan KRPL (kali) 1 pangan
12 03 11 0003 Penyelenggaraan Jumlah peserta pelatihan 30 73.500.000 Bidang Kab.Bogor
Bimbingan Teknis MP3L (org) Konsumsi dan
pengembangan pangan Penganeka-
pokok lokal (MP3L) ragaman
pangan
12 03 11 0004 Pembinaan dan - Jumlah Posdaya yang 10 210.000.000 Bidang Kab.Bogor
pengembangan dibina (unit) Konsumsi dan
posdaya - Bimtek Posdaya (kali) 1 Penganeka-
ragaman
pangan
12 03 11 0005 Pelatihan kader Jumlah kader pangan yang 80 280.000.000 Bidang Kab.Bogor
pangan mengikuti pelatihan dan Konsumsi dan
pembinaan (org) Penganeka-
ragaman
pangan
12 03 11 0006 Penyusunan regulasi Jumlah regulasi ketahanan 1 45.000.000 Sub Bagian DKP
ketahanan pangan pangan yang tersusun (dok) Umum dan
Kepegawaian
12 03 11 0007 Penyusunan Jumlah Analisis Pola Pangan 1 262.500.000 Bidang Kab.Bogor
analisis pola Harapan yang disusun (dok) Konsumsi dan
pangan harapan Penganeka-
(PPH) ragaman
pangan
12 03 11 0008 Promosi pangan lokal pada Jumlah promosi pangan lokal 2 350.000.000 Bidang Provinsi,
Hari Pangan Sedunia (HPS) pada HPS Tk. Provinsi dan Konsumsi dan Nasional
VI - 24
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

Nasional (kali) Penganeka-


ragaman
pangan
12 03 11 0009 Penyelenggaraan Jumlah promosi pangan 1 225.000.000 Bidang Nasional
promosi pangan nusantara yang dilaksanakan Konsumsi dan
nusantara (kali) Penganeka-
ragaman
pangan
12 03 11 0010 Penyusunan Jumlah Dokumen hasil 1 89.250.000 Bidang Kab.Bogor
analisis capaian analisis SPM yang disusun Konsumsi dan
SPM ketahanan (dok) Penganeka-
pangan ragaman
pangan
12 03 11 0011 Penyelenggaraan - Jumlah Lomba yang diikuti (lomba) 8 210.000.000 Bidang Kab.Bogor
lomba-lomba - Jumlah buku Profil yang 1 Konsumsi dan
ketahanan pangan disusun (dok) Penganeka-
- Juklak Lomba APN Tingkat 1 ragaman
Kabupaten yang disusun (dok) pangan

Terwujudnya Meningkatkan 12 03 12 Program Ketersediaan Energi dan 1.671.368.000


ketahanan penanganan pengembangan Protein per Kapita :
pangan ketersediaan ketersediaan dan - Energi (%) 102,50
berbasis dan kemandirian - Protein (%) 144,00
optimalisasi kerawanan pangan Ketersediaan Pangan Utama 38,33
sumberdaya, pangan (%)
dan budaya 12 03 12 0001 Penyusunan dan Jumlah Buku Neraca Bahan 40 105.000.000 Bidang Kab.Bogor
lokal analisis Neraca Makanan yang disusun (buku) Ketersediaan
Bahan Makanan dan
(NBM) Kerawanan
Pangan

12 03 12 0002 Pelatihan Kader Jumlah kader peserta 40 472.500.000 Bidang Kab.Bogor


pengembangan pelatihan (org) Ketersediaan
ketersediaan dan dan
kemandirian pangan Kerawanan
Pangan
12 03 12 0003 Penyelenggaraan - Jumlah Demapan yang dibina (desa) 6 210.000.000 Bidang Kab.Bogor
Desa Mandiri - Jumlah pelaksanaan rapat 1 Ketersediaan
Pangan (Demapan) evaluasi Demapan (kali) dan
VI - 25
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

- Jumlah peserta Bimtek 150 Kerawanan


Demapan (org) Pangan
12 03 12 0004 Pengembangan - Jumlah Kawasan Kemandirian Pangan 2 262.500.000 Bidang Kab.Bogor
Kawasan dan Gizi yang dibina (kawasan) Ketersediaan
Kemandirian - Evaluasi kegiatan pengembangan 60 dan
Pangan dan Gizi kawasan kemandirian pangan dan Kerawanan
gizi (org) Pangan
12 03 12 0005 Penyusunan Master - Jumlah Buku Master Plan 50 420.000.000 Bidang Kab.Bogor
Plan Ketahanan yang disusun (buku) Ketersediaan
Pangan Kabupaten - Jumlah Desa Tematik 2 dan
Bogor Ketahanan Pangan yang Kerawanan
dikembangkan (desa) Pangan
12 03 12 0006 Model Jumlah Kawasan (MPSL) yang 5 157.500.000 Bidang Kab.Bogor
Pengembangan dibina (lokasi) Ketersediaan
Sentra Pangan dan
Lokal (MPSPL) Kerawanan
Pangan
12 03 12 0007 Penyusunan - Jumlah Buku Monografi 50 43.868.000 Sub Bagian DKP
Monografi Ketahanan yang disusun (buku) Program dan
Pangan - Jumlah Buku saku 75 Pelaporan
yang disusun (buku)
- Jumlah Kalender Tahun 20
2019 (Jadwal Kegiatan)
(eks)

12 03 13 Program Mitigasi Penanganan Desa Rawan 2.298.421.260


dan Penanganan Pangan (desa) 19
Rawan Pangan
12 03 13 0001 Penyusunan Peta Jumlah peta FSVA yang 50 199.500.000 Bidang Kab.Bogor
Rawan Pangan disusun (dok) Ketersediaan
(FSVA) dan
Kerawanan
Pangan
12 03 13 0002 Penanganan Daerah Jumlah paket bantuan untuk 500 288.750.000 Bidang Kab.Bogor
Rawan Pangan daerah rawan bencana (paket) Ketersediaan
(PDRP) dan
Kerawanan
Pangan
12 03 13 0003 Pengentasan Rawan - Jumlah paket bantuan 250 885.171.260 Bidang Kab.Bogor
Gizi pada Keluarga untuk balita yang Ketersediaan
Miskin terindikasi rawan gizi (paket) dan
VI - 26
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

- Jumlah Data SKPG Bulanan 12 Kerawanan


Tingkat Kabupaten (dok) Pangan
12 03 13 0004 Penyusunan - Jumlah Data SKPG Bulanan 8 105.000.000 Bidang Kab.Bogor
Analisis Sistem Tingkat Kabupaten (dok) Ketersediaan
Kewaspadaan - Jumlah Data SKPG Bulanan 8 dan
Pangan dan Gizi Tingkat Kecamatan (dok) Kerawanan
(SKPG) Pangan
12 03 13 0005 Pelatihan Jumlah peserta pelatihan peta 435 420.000.000 Bidang Kab.Bogor
Penyusunan Peta penyusunan peta kerawanan Ketersediaan
Kerawanan Pangan pangan (org) dan
tingkat Desa Kerawanan
Pangan
12 03 13 0006 Pemberdayaan Jumlah keluarga sangat 50 400.000.000 Bidang Kab.Bogor
Keluarga Sangat miskin peserta PKH (KK) Ketersediaan
Miskin peserta PKH dan
Kerawanan
Pangan

Meningkatkan 12 03 14 Program - Stabilitas Harga dan 91,50 2.682.933.000


distribusi dan Pengembangan Pasokan Pangan (%)
akses pangan Distribusi dan - Penguatan Cadangan Pangan 100
serta Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%)
cadangan 12 03 14 0001 Pembinaan dan - Rapat Evaluasi LDPM (kali) 1 105.000.000 Bidang Kab.Bogor
pangan Pengembangan Lembaga - Pembinaan Kelompok 8 Distribusi dan
Distribusi Pangan LDPM (klp) Cadangan
Masyarakat (LDPM) - Rapat Asosiasi LDPM (kali) 1 Pangan
12 03 14 0002 Penanganan dan - Jumlah Buku data 5 447.342.000 Bidang Kab.Bogor
Pengendalian Distribusi, penggilingan (buku) Distribusi dan
Harga dan Pasokan - Jumlah Bimtek Survey Stok 1 Cadangan
Pangan Gabah di Penggilingan (kali) Pangan
12 03 14 0003 Pembinaan dan - Jumlah PUPM yang terbina 14 875.000.000 Bidang Kab.Bogor
Pengembangan Usaha (gapoktan) Distribusi dan
Pangan Masyarakat - Jumlah Penumbuhan PUPM 4 Cadangan
(PUPM) (gapoktan) Pangan
- Jumlah Peserta Pelatihan 50
PUPM (org)
- Jumlah rehab gudang dan 2
lantai jemur yang difasilitasi (klp)
- Jumlah Percontohan Toko 1
Tani Indonesia Kabupaten (unit)
- Jumlah Lomba kelompok 1
VI - 27
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

PUPM tk. Kabupaten (kali)


- Jumlah Lomba pendamping 1
PUPM tk. Kabupaten (kali)
12 03 14 0004 Penyediaan - Jumlah Ton Cadangan 53 900.000.000 Bidang Kab.Bogor
Cadangan Pangan Beras yang tersedia (ton) Distribusi
Pemerintah - Jumlah dokumen yang 6 dan
digandakan (dok) Cadangan
- Jumlah kecamatan atau 20 Pangan
warga yang terdampak
bencana yang diverifikasi
dan diindentifikasi (kec)
- Jumlah bantuan beras CPPD 50
ke Kecamatan atau warga
yang terdampak bencana
yang disalurkan (ton)
12 03 14 0005 Pembinaan dan - Jumlah Kelompok Lumbung 15 168.210.000 Bidang Kab.Bogor
Pengembangan Pangan Masyarakat (LPM) Distribusi
Kelembagaan yang dibina (klp) dan
Lumbung Pangan - Jumlah lomba LPM tingkat 1 Cadangan
Masyarakat Kab. Bogor (kali) Pangan
12 03 14 0006 Penyelenggaraan Jumlah komoditas untuk 1 187.381.000 Bidang Kab.Bogor
Operasi Pasar kegiatan operasi pasar yang Distribusi
Bahan Pangan dilaksanakan (komoditas) dan
Utama Cadangan
Pangan

Meningkatkan 12 03 14 Program Pengawasan dan Pembinaan 91,50 3.863.113.600


keamanan Pengembangan Keamanan Pangan (%)
pangan Pengawasan,
terhadap Kerjasama dan
pangan lokal Informasi
Keamanan Pangan
12 03 14 0001 Pengawasan dan - Jumlah sampel yang diuji 300 954.900.000 Bidang Kab.Bogor
Peningkatan Mutu (sampel) Keamanan
Keamanan Pangan - Jumlah Kendaraan 1 Pangan
Pada Tingkat Operasional Roda 4 (Empat)
Produsen untuk Pengujian Keamanan
Pangan (unit)
- Jumlah Lomba pasar aman 1
pangan (kali)
VI - 28
UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SKPD
PROGRAM DAN PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE SASARAN, PROGRAM (OUTCOME) LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 G JAWAB
DAN KEGIATAN (OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15

- Jumlah peserta Sosialisasi 10


Keamanan pangan di
tingkat produsen (klp)
12 03 14 0002 Pengembangan - Jumlah Pelatihan Keamanan 2 525.588.600 Bidang Kab.Bogor
Jejaring Keamanan Pangan Tingkat Desa (kali) Keamanan
Pangan Daerah - Jumlah Peserta Pelatihan 80 Pangan
(JKPD) Keamanan Pangan (org)
- Jumlah Temu Kader 2
Keamanan Pangan (kali)
12 03 14 0003 Pembinaan Warisan Jumlah warisan sistem 2 160.000.000 Bidang Kab.Bogor
Sistem Pertanian pertanian dan pangan yang Keamanan
dan Pangan dibina (warisan budaya) Pangan
(GIAHS/NIAHS)
12 03 14 0004 Pengembangan Jumlah Pengembangan Sistem 2 527.625.000 Sub Bagian DKP
Sistem Informasi informasi Ketahanan Pangan Program dan
Ketahanan Pangan yang tersedia (aplikasi) Pelaporan
12 03 14 0005 Pembinaan dan - Jumlah sampel jajanan 50 1.095.000.000 Bidang Kab.Bogor
Penanganan Anak Sekolah yang diuji Keamanan
Jajanan Pangan (sampel) Pangan
Masyarakat - Jumlah anak Duta Pangan 100
Sekolah yang dibentuk
(anak)
- Jumlah pemenang lomba 3
kantin sekolah sehat
(sekolah)
12 03 14 0006 Penyelenggaraan Jumlah UPT Pengujian Mutu 1 600.000.000 UPT Kab.Bogor
UPT Pengujian Pangan Segar yang Pengujian
Mutu Pangan Segar diselenggarakan (UPT) Mutu
Pangan
Segar
VI - 29

Tabel VI.2.
Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Perangkat Daerah Tahun 2020-2023

PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR


UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

12 Wajib Non
Pelayanan Dasar

12 03 Pangan

5 Belanja 20.926.978.933 21.862.275.033 22.891.100.743 24.022.809.024 89.703.163.733

5 1 Belanja Tidak 9.352.961.000 10.288.257.100 11.317.082.810 12.448.791.091 43.407.092.001


Langsung

5 1 1 Belanja Pegawai Jumlah PNS yang dibiayai 45 9.352.961.000 50 10.288.257.100 55 11.317.082.810 60 12.448.791.091 60 43.407.092.001 Sub Bagian DKP &
Keuangan 1 UPT
5 2 Belanja Langsung 11.574.017.933 11.574.017.933 11.574.017.933 11.574.017.933 46.296.071.732

Terwujudnya 1. Meningkatnya 12 03 01 Program Pelayanan 1 Indeks kepuasan layanan 85,00 4.706.781.933 85,00 4.706.781.933 85,00 4.706.781.933 85,00 4.706.781.933 85,00 18.827.127.732
masyarakat kualitas Administrasi kesekretariatan
Bogor maju pelayanan Umum, 2 Persentase pemenuhan 75,00 75,00 75,00 75,00 75,00
dan publik Kepegawaian, sarana dan prasarana yang
penyelenggaraan Keuangan, berkualitas untuk seluruh
pemerintahan 2. Tata kelola perencanaan dan pegawai
yang Pemerintahan pelaporan 3 Persentase perencanaan 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00
berkualitas yang baik, Perangkat Daerah sesuai target
bersih dan 4 Persentase kinerja keuangan 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00
efektif perangkat daerah sesuai target
5 Persentase pelayanan 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00
kepegawaian

12 03 01 0001 Penyediaan Jasa Jenis rekening yang 3 192.000.000 3 192.500.000 3 193.000.000 3 193.500.000 3 771.000.000 Sub Bagian DKP
Komunikasi, dibayarkan Umum dan
Sumber Daya Air - Internet/telepon (rek) 2 2 2 2 2 Kepegawaian
dan Listrik - Listrik (rek) 1 1 1 1 1
- Air (rek) 1 1 1 1 1
- Masa pembayaran (bln) 12 12 12 12 48
12 03 01 0002 Penyediaan Bahan Jumlah buku Per-UU, surat 5.760.000 5.760.000 5.760.000 5.760.000 23.040.000 Sub Bagian DKP
Bacaan dan kabar dan majalah yang Umum dan
Peraturan tersedia : Kepegawaian
Perundang-undangan - Koran nasional (Eks) 240 240 240 240 960
- Koran Lokal (Eks) 480 480 480 480 1.920
12 03 01 0003 Logistik Kantor Jumlah bahan logistik kantor 3 16.450.000 3 16.450.000 3 16.450.000 3 16.450.000 3 65.800.000 Sub Bagian DKP
yang tersedia (jenis) Umum dan
Kepegawaian
12 03 01 0004 Penyediaan Jumlah orang yang diberikan 1.205 48.200.000 1.205 48.200.000 1.205 48.200.000 1.205 48.200.000 4.820 192.800.000 Sub Bagian DKP
VI - 30

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Makanan dan jamuan makanan dan Umum dan
Minuman minuman (orang) Kepegawaian
12 03 01 0050 Pengelolaan Aset Jumlah dokumen aset - - - - - - - - - - Sub Bagian DKP
Perangkat Daerah perangkat daerah yang disusun Umum dan
(dokumen) Kepegawaian
12 03 01 0051 Pengelolaan Jumlah dokumentasi dan - - - - - - - - - - Sub Bagian DKP
Dokumentasi dan arsip Perangkat Daerah yang Umum dan
Arsip Perangkat dikelola (arsip) Kepegawaian
Daerah
12 03 01 0052 Pengelolaan - Jumlah Petugas Keamanan 9 239.411.000 9 239.411.000 9 239.411.000 9 239.411.000 9 957.644.000 Sub Bagian DKP
Keamanan Kantor Kantor yang dibiayai (org) Umum dan
- Masa pembayaran (bln) 12 12 12 12 48 Kepegawaian
12 03 01 0053 Pengelolaan - Jumlah petugas kebersihan 8 193.229.000 8 193.300.000 8 193.500.000 8 193.800.000 8 773.829.000 Sub Bagian DKP
kebersihan kantor yang dibiayai (org) Umum dan
- Jumlah alat kebersihan 26 26 26 26 104 Kepegawaian
kantor yang tersedia (jenis)
- Masa pembayaran (bln) 12 12 12 12 48
12 03 01 0054 Pengelolaan Jumlah kendaraan dinas/ 34.350.000 34.350.000 35.350.000 37.350.000 141.400.000 Sub Bagian Bogor,
Legalitas Kendaraan operasional yang dibayar Umum dan Bandung,
Dinas/Operasional/ pajaknya (unit) : Kepegawaian DKI Jakarta
Jabatan - Roda 4 13 13 15 15 15
- Roda 2 (unit) 48 48 54 74 74
12 03 01 0101 Penyusunan - Jumlah standar operasional/ 1 110.000.000 1 112.000.000 1 115.000.000 1 125.000.000 4 462.000.000 Sub Bagian DKP
Standar Operasional prosedur yang disusun (dok) Umum dan
dan Prosedur (SOP) - Jumlah regulasi ketahanan 4 4 4 4 16 Kepegawaian
Perangkat Daerah pangan yang disusun (dok)
12 03 01 0151 Pembangunan Jumlah gedung utama kantor - - - - - - Sub Bagian DKP
Gedung Utama yang dibangun (unit) Umum dan
Kantor - UPT 1 1 Kepegawaian
12 03 01 0152 Pembangunan Jumlah penunjang Kantor - 65.000.000 - - 65.000.000 Sub Bagian DKP
Gedung Penunjang yang dibangun (unit) Umum dan
Kantor - Gudang Arsip - 1 Kepegawaian
- Dapur - 1 1
12 03 01 0153 Pembangunan Jumlah penunjang Gedung 117.540.933 45.000.000 - - 162.540.933 Sub Bagian DKP
Penunjang Gedung Kantor yang dibangun (unit) Umum dan
Kantor - Pos Stapam 1 1 Kepegawaian
- Pagar 1 1 2
12 03 01 0201 Pengadaan Jumlah kendaraan dinas - - 100.000.000 - 100.000.000 Sub Bagian DKP
Kendaraan operasional yang disediakan: Umum dan
Dinas/Operasional/ - Roda 2 (unit) - 5 5 Kepegawaian
Jabatan - Roda 4 (unit) - 1 1
12 03 01 0203 Pengadaan Jumlah peralatan gedung 132.300.000 155.000.000 105.500.000 135.300.000 528.100.000 Sub Bagian DKP
Peralatan Gedung kantor yang tersedia : (unit) Umum dan
Kantor - CCTV (unit) - 1 1 Kepegawaian
- AC (unit) 6 3 9
- Kulkas/Freezer (unit) - 1 1
- Dispenser (unit) - 2 2
- LCD Proyektor (unit) - 1 1
- Sound System (unit) - 1 1
- Gordyn (paket) - 2 - 1 3
VI - 31

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
- Meja Kerja (unit) - 5 - - 5
- Kursi Kerja (unit) - 5 - - 5
- Meja Rapat (unit) - 1 1
- Kursi Rapat (unit) - 10 10 - 20
- Almari (unit) - 2 2 - 4
- Rak Arsip (unit) 10 - 10 - 20
- Filling Cabinet (unit) - 5 5 - 10
- Kursi Tamu (set) - 2 1 - 3
Lemari Dapur (paket) 1 - 1
Intercom (unit) 10 - 10
Peralatan Dapur (set) 5 - - 5
Alat Barcode (unit) 1 - 1
Lemari Dispaly (unit) 3 - 3
12 03 01 0205 Pengadaan Jumlah Peralatan Kantor yang 158.500.000 75.500.000 75.500.000 105.580.000 415.080.000 Sub Bagian DKP
Peralatan Kantor tersedia : (unit) Umum dan
- Komputer 5 3 3 5 16 Kepegawaian
- Laptop 4 2 2 3 11
- Printer 4 3 3 3 13
12 03 01 0206 Pengadaan Jumlah perlengkapan kantor 86.978.000 86.978.000 86.978.000 86.978.000 347.912.000 Sub Bagian DKP
Perlengkapan yang tersedia : (unit) Umum dan
Kantor - ATK (jenis) 21 21 21 21 21 Kepegawaian
- Barang Cetakan (Jenis) 5 5 5 5 5
- Penggandaan (lbr) 60.946 60.946 60.946 60.946 243.784
12 03 01 0207 Pengadaan Instalasi Jumlah kebutuhan komponen 15 23.355.000 12 23.355.000 11 23.355.000 10 23.355.000 48 93.420.000 Sub Bagian DKP
Jaringan Listrik, instalasi listrik / penerangan Umum dan
Air dan bangunan kantor yang Kepegawaian
Telekomunikasi tersedia (jenis)
12 03 01 0351 Pemeliharaan Jumlah Gedung yang 1 121.325.000 1 121.325.000 1 121.325.000 1 121.325.000 1 485.300.000 Sub Bagian DKP
Rutin/Berkala dipelihara (unit) Umum dan
Gedung Utama Kepegawaian
Kantor
12 03 01 0353 Pemeliharaan Jumlah Taman Halaman 75.330.000 75.330.000 75.330.000 75.330.000 301.320.000 Sub Bagian DKP
Rutin/Berkala Kantor yang dipelihara: Umum dan
Penunjang Gedung - DKP (unit) 1 1 1 1 1 Kepegawaian
Kantor
12 03 01 0354 Pemeliharaan Jumlah Kendaraan Dinas/ 175.465.000 177.465.000 180.465.000 190.465.000 723.860.000 Sub Bagian DKP
rutin/berkala Operasional yang dipelihara : Umum dan
kendaraan - Roda 4 (unit) 13 13 15 15 15 Kepegawaian
dinas/operasional - Roda 2 (unit) 48 54 54 74 74
12 03 01 0355 Pemeliharaan Jumlah peralatan gedung 105.159.000 120.500.000 115.853.000 115.900.000 457.412.000 Sub Bagian DKP
Rutin/Berkala kantor yang dipelihara: Umum dan
Peralatan Gedung (unit) Kepegawaian
Kantor - LCD Proyektor 1 3 3 3 3
- AC 20 20 20 20 20
- CCTV 8 10 10 10 10
- Genset 1 1 1 1 1
- Kulkas/Freezer - 2 2 2 2
- Sound System - 1 1 1 1
- Lemari Arsip 30 30
12 03 01 0356 Pemeliharaan Jumlah Peralatan Kantor yang 55.660.000 57.660.000 60.660.000 60.660.000 234.640.000 Sub Bagian DKP
VI - 32

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Rutin/Berkala dipelihara : (unit) Umum dan
Peralatan Kantor - Komputer 20 20 20 20 20 Kepegawaian
- Printer 25 25 25 25 25
- Laptop 27 27 27 27 27
12 03 01 0450 Rapat-rapat - Jumlah rapat-rapat 300 560.651.000 300 531.079.933 300 570.651.933 300 570.656.183 1.200 2.233.039.049 Sub Bagian Kab. Bogor,
Koordinasi dan koordinasi konsultasi ke Keuangan Provinsi,
Konsultasi Ke dalam daerah (kali) Nasional
Dalam dan Luar - Jumlah rapat-rapat 305 305 305 305 1.220
Daerah koordinasi konsultasi ke
luar daerah (kali)
12 03 01 0790 Pelayanan Jumlah admisnistrasi 1 220.000.000 1 220.000.000 1 220.000.000 1 220.000.000 1 880.000.000 TU-UPT UPT
Administrasi perkantoran dan kepegawaian
Perkantoran dan UPT yang dilayani (unit)
Kepegawaian UPT
Pengujian Mutu
Pangan Segar
12 03 01 1001 Pembinaan Jasmani Jumlah Penyelenggaraan 27.541.000 27.541.000 27.541.000 27.541.000 110.164.000 Sub Bagian DKP
dan Rohani Olahraga dan Pengajian : Umum dan
Aparatur - Olahraga (kali) 44 44 44 44 176 Kepegawaian
- Pengajian (kali) 24 24 24 24 96
12 03 01 1002 Pengadaan Pakaian Jumlah pakaian dinas beserta - 60.500.000 65.375.000 70.643.750 196.518.750 Sub Bagian DKP
Dinas perlengkapannya yang Umum dan
disediakan : (stel) Kepegawaian
- Pakaian Dinas Harian - 50 50 50 150
Aparatur Warna Khaki
- Pakaian Dinas Harian - 50 50 50 150
Aparatur Hitam Putih
- Pakaian Dinas Harian - - - - -
Aparatur Batik
- Pakaian Olah Raga - 100 100 100 300
- Pakaian Dinas Pramuka 100 100 100 300
- Pakaian Kerja Lapangan 3 3 3 9
Kepala Dinas

12 03 01 1003 Pengelolaan - Jumlah Dokumen 8 1.068.446.000 8 1.068.446.000 8 1.068.446.000 8 1.068.446.000 8 4.273.784.000 Sub Bagian DKP
Administrasi Administrasi Kepegawaian Umum dan
Kepegawaian yang dikelola (dok) Kepegawaian
- Jumlah tenaga Administrasi 35 35 35 35 35
yang dibiayai (org)
- Jumlah kartu pengenal
pegawai yang disediakan (bh) 100 100
12 03 01 1004 Pengembangan Jumlah aparatur yang 47 150.000.000 47 150.000.000 47 150.000.000 47 150.000.000 188 600.000.000 Sub Bagian DKP
Kapasitas dan mengikuti Pengembangan Umum dan
Kompetensi Kapasitas dan Kompetensi Kepegawaian
Aparatur (org)
12 03 01 2001 Penyusunan - Jumlah dokumen laporan 1 59.060.000 1 59.060.000 1 59.060.000 1 59.060.000 4 236.240.000 Sub Bagian DKP
Pelaporan keuangan semesteran SKPD Keuangan
Keuangan yang disusun (dok)
- Jumlah dokumen laporan 1 1 1 1 4
keuangan akhir tahun SKPD
VI - 33

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
yang disusun (dok)
12 03 01 2002 Penatausahaan Jumlah Dokumen Administrasi 12 66.920.000 12 66.920.000 12 66.920.000 12 66.920.000 48 267.680.000 Sub Bagian DKP
Keuangan Keuangan program/kegiatan Keuangan
Perangkat Daerah yang disusun (dok)
12 03 01 2003 Penyusunan Jumlah dokumen laporan 4 26.825.000 4 27.825.000 4 28.825.000 4 30.825.000 16 114.300.000 Sub Bagian DKP
Laporan Capaian capaian kinerja dan keuangan Program dan
Kinerja dan Ikhtisar kantor yang disusun (dok) Pelaporan
Realisasi Kinerja
Perangkat Daerah
12 03 01 2004 Penyusunan Jumlah dokumen perencanaan 3 43.741.000 3 45.741.000 3 45.741.000 3 48.741.000 12 183.964.000 Sub Bagian DKP
Perencanaan anggaran yang tersedia (dok) Program dan
Anggaran Pelaporan
12 03 01 2005 Penyusunan - Jumlah dokumen Renja 2 370.985.000 2 372.985.000 2 375.985.000 2 377.985.000 8 1.497.940.000 Sub Bagian DKP
Perencanaan SKPD yang disusun (dok) Program dan
Perangkat Daerah - Jumlah Forum Renja SKPD 1 1 1 1 4 Pelaporan
yang dilaksanakan (kali)
- Jumlah Rakerda Ketahanan 1 1 1 1 4
Pangan yang dilaksanakan (kali)
- Jumlah dokumen Renstra 1 1
SKPD yang disusun (dok)
- Jumlah dokumen Perubahan 1 1 1 1 4
Renstra SKPD yang disusun (dok)
- Jumlah Forum Renstra SKPD 1 1 1 1 4
yang dilaksanakan (kali)
- Jumlah Rakor Dewan 2 2 2 2 8
Ketahanan Pangan yang
dilaksanakan (kali)
12 03 01 2006 Penyusunan Profil - Jumlah Buku Monografi 50 50.800.000 50 60.800.000 50 65.800.000 50 70.800.000 200 248.200.000 Sub Bagian DKP
Perangkat Daerah Dinas Ketahanan Pangan Program dan
yang disusun (buku) Pelaporan
- Jumlah Buku Saku Dinas 100 100 100 100 400
Ketahanan Pangan yang
disusun (buku)
- Jumlah Kalender Kegiatan 20 20 20 20 80
Dinas Ketahanan Pangan
yang dibuat (eks)
- Jumlah Buku Profil Dinas - 30 30 30 90
Ketahanan Pangan yang
disusun (buku)
12 03 01 2007 Monitoring, - Jumlah Laporan evkin 12 70.800.000 12 70.800.000 12 70.800.000 12 70.800.000 48 283.200.000 Sub Bagian DKP
Evaluasi dan bulanan yang disusun (dok) Program dan
Pelaporan - Jumlah Laporan evkin 4 4 4 4 16 Pelaporan
Perangkat Daerah triwulanan yang disusun (dok)
- Jumlah Rapat Pembahasan 2 2 2 2 8
Hasil Monitoring dan Evaluasi
yang dilaksanakan (kali)
- Jumlah Laporan hasil 1 1 1 1 4
Monitoring dan Evaluasi
kegiatan yang disusun (dok)
- Jumlah rencana umum 2 2 2 2 8
VI - 34

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
pengadaan / SiRUP yang
disusun (dok)
- Jumlah dokumen Hasil 1 1 1 1 4
Survey Kepuasan Masyarakat
(SKM) (dok)
12 03 01 2008 Publikasi Kinerja Jumlah Publikasi Media yang 17 100.000.000 17 100.000.000 17 100.000.000 17 100.000.000 68 400.000.000 Sub Bagian DKP
Perangkat Daerah terselenggara (media) Program dan

Penanganan Daerah Rawan 9,20 14,25 19,54 25,06 25,06


Pangan (%)

Penanganan Desa Rawan 40 62 85 109 109


Pangan (desa)

12 03 21 Program - Skor Angka Kecukupan 105.00 1.662.250.000 104,40 1.662.250.000 103,80 1.662.250.000 103,20 1.662.250.000 103,20 6.649.000.000
Pengembangan Energi (%)
Konsumsi dan - Skor Angka Kecukupan 111,30 111,50 111,80 112,10 112,10
Penganekaragaman Protein (%)
Pangan
12 03 21 0001 Pengelolaan dan - Jumlah dokumen Analisis 1 805.500.000 1 805.500.000 1 805.500.000 1 805.500.000 4 3.222.000.000 Bidang Kab.Bogor
analisa peningkatan PPH yang dilaksanakan (dok) Konsumsi
konsumsi pangan - Jumlah dokumen hasil 1 1 1 1 4 dan
Analisis SPM yang disusun Penganeka-
(dok) ragaman
- Jumlah Peserta Pembinaan 80 80 80 80 320 Pangan
dan pelatihan Kader Pangan
(org)
- Jumlah Fasilitasi Lomba 10 10 10 10 40
sektoral dan Lomba ketahanan
Pangan (lomba)
- Jumlah Peserta Gerakan Ayo 500 500 500 500 2.000
Makan Menu B2SA (org)
- Jumlah Peserta pelatihan 80 80 80 80 320
B2SA (org)
- Jumlah peserta Lomba Cipta 40 40 40 40 160
Menu B2SA (kec)
12 03 21 0002 Pengembangan - Jumlah promosi Pangan 2 856.750.000 3 856.750.000 3 856.750.000 3 856.750.000 11 3.427.000.000 Bidang Kab.Bogor
penganekaragaman lokal pada HPS (kali) Konsumsi
dan promosi pangan - Jumlah promosi Pangan 1 1 1 1 4 dan
lokal pada HKP (kali) Penganeka-
- Jumlah promosi Pangan 2 2 2 2 8 ragaman
nusantara yang Pangan
dilaksanakan (kali)
- Jumlah promosi Pangan 1 1 1 1 4
Lokal pada Bogor Fest (kali)
- Jumlah kelompok KRPL 59 59 59 59 89
yang dibina (klp)
- Jumlah kelompok KRPL 3 3 3 3 12
yang replikasi (klp)
- Jumlah kelompok Posdaya 10 10 10 10 25
VI - 35

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
yang dibina (klp)
- Jumlah kelompok MP3L 12 12 12 12 160
yang dibina (klp)

12 03 22 Program Pengawasan dan Pembinaan 92,00 917.568.000 92,50 917.568.000 93,00 917.568.000 93,50 917.568.000 93,50 3.670.272.000
Pengembangan Keamanan Pangan (%)
Pengawasan,
Kerjasama dan
Informasi
Keamanan Pangan
12 03 22 0001 Pengawasan, - Jenis/Jumlah sampel pangan 345 564.900.000 100 564.900.000 100 564.900.000 100 564.900.000 645 2.259.600.000 Bidang Kab.Bogor
Pembinaan segar dan olahan non industri Keamanan
Keamanan dan yang diuji (sampel) Pangan
kelembagaan - Jumlah Lomba pasar aman 1 1 1 1 4
Pangan pangan yang dilaksanakan
(kali)
- Jumlah peserta Sosialisasi 10 10 10 10 40
Keamanan pangan di tingkat
produsen (klp)
- Jumlah sampel jajanan 100 100 100 100 400
Anak Sekolah yang diuji (sampel).
- Jumlah anak Duta Pangan 320 150 150 150 770
Sekolah (anak)
- Jumlah pemenang lomba 3 3 3 3 12
kantin sekolah sehat (sekolah)
- Jumlah Booth Kantin Sekolah 9 10 10 10 39
yang diberikan (buah)
- Jumlah pemenang lomba 3 3 3 3 12
cipta menu jajanan anak
sekolah (orang)
- Jumlah peserta Bimtek UKM 80 80 80 80 320
- Jumlah peserta Bimtek 60 60 60 60 240
Jajanan anak sekolah yang
dilaksanakan (org)
12 03 22 0002 Pengembangan - Jumlah Rakor jejaring 2 352.668.000 2 352.668.000 2 352.668.000 2 352.668.000 8 1.410.672.000 Bidang Kab.Bogor
Kerjasama dan keamanan pangan daerah Keamanan
Informasi (JKPD) yang dilaksanakan Pangan
Keamanan Pangan (kali)
- Jumlah Temu kader 2 2 2 2 8
keamanan pangan yang
dilaksanakan (kali)
- Jumlah Siaran radio yang 4 3 3 3 13
dilaksanakan (kali)
- Jumlah peserta Sosialisasi peraturan 50 50 50 50 200
perundangan tentang
keamanan pangan (org)
- Jumlah Promosi keamanan 3 3 3 3 12
pangan yang dilaksanakan
(kali)
- Jumlah Pelatihan 4 4 4 4 16
VI - 36

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
edukasi mutu dan
keamanan pangan (kali)
- Jumlah perjanjian kerjasama 3 3 3 3 12
(dok)
- Jumlah sosialisasi keamanan 40 40 40 40 40
pangan yang dilaksanakan (kec)

12 03 23 Program Keamanan Pangan Segar yang 88,00 300.000.000 89,00 300.000.000 90,00 300.000.000 91,00 300.000.000 91,00 1.200.000.000
Pengawasan dan Diuji (%)
Pengujian Pangan
Segar
12 03 23 0001 Penyelenggaraan - Jumlah UPT Pengujian Mutu 1 300.000.000 1 300.000.000 1 300.000.000 1 300.000.000 1 1.200.000.000 UPT Kab.Bogor
UPT Pengujian Pangan Segar yang Pengujian
Mutu Pangan Segar diselenggarakan (UPT) Mutu
- Jumlah Bahan Laboratorium 7 8 8 8 31 Pangan
yang diadakan (jenis) Segar
- Jumlah Pengujian yang 96 96 96 96 384
dilaksanakan (kali)
- Jumlah Peralatan Laboratorium 1 1 1 1 4
yang tersedia (jenis)
Pangan
12 03 24 Program Ketersediaan Energi dan 2.375.918.000 2.375.918.000 2.375.918.000 2.375.918.000 9.503.672.000
Ketersediaan dan Protein per Kapita : (%)
Kerawanan Pangan - Energi 102,80 103,10 103,40 103,70 103,70
- Protein 144,30 144,60 144,90 145,20 145,20
Ketersediaan Pangan Utama 37,63 36,96 36,33 35,72 35,72
(%)
12 03 24 0001 Penanganan dan - Jumlah dokumen Neraca Bahan 1 588.918.000 1 588.918.000 1 588.918.000 1 588.918.000 4 2.355.672.000 Bidang Kab.Bogor
Analisa Makanan yang disusun (dok) Ketersediaan
Ketersediaan - Jumlah peserta bimtek 80 80 80 80 320 dan
Pangan Kader pengembangan Kerawanan
ketersediaan dan kemandirian Pangan
pangan bagi kader ketahanan
pangan (org)
- Jumlah pembinaan Demapan 6 6 6 6 6
yang dilaksanakan (lokasi)
- Jumlah Kawasan kemandirian 2 2 2 2 2
pangan dan Gizi yang
dibina (lokasi)
- Jumlah Buku Master Plan - 50 - 50 100
yang disusun (buku)
- Jumlah Peembinaan Desa 2 2 2 2 2
Tematik Ketahanan pangan
yang dilaksanakan (lokasi)
- Jumlah Kawasan Model 4 4 4 4 4
pengembangan Sentra pangan
Lokal (MPSL) yg dibina
(lokasi)
- Jumlah GIAHS/NIAHS yang 2 2 2 2 2
dibina (lokasi)
VI - 37

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
12 03 24 0002 Pengembangan - Jumlah Pengembangan 2 134.000.000 2 134.000.000 2 134.000.000 2 134.000.000 8 536.000.000 Bidang DKP
Sistem Informasi Sistem informasi Ketahanan Ketersediaan
Ketahanan Pangan Pangan yang tersedia (aplikasi) dan
- Jumlah pelatihan yang 1 1 1 1 4 Kerawanan
dilaksanakan (kali) Pangan
12 03 24 0003 Penanganan dan - Jumlah peta FSVA yang - 1.653.000.000 - 1.653.000.000 - 1.653.000.000 - 1.653.000.000 - 6.612.000.000 Bidang Kab.Bogor
Analisis Kerawanan disusun (buku) Ketersediaan
Pangan - Jumlah paket bantuan untuk 500 500 500 500 2.000 dan
daerah rawan pangan (pkt) Kerawanan
- Jumlah paket bantuan untuk 1.550 1.550 1.550 1.550 6.200 Pangan
balita yang terindikasi rawan
gizi (pkt)
- Jumlah Data SKPG Bulanan 12 12 12 12 48
Tingkat Kabupaten yang
disusun (dok)
- Jumlah keluarga sangat 50 50 50 50 200
miskin peserta PKH yang
dibina (KK)

12 03 25 Program Distribusi - Stabilitas Harga dan 92,00 1.611.500.000 92,50 1.611.500.000 93,00 1.611.500.000 93,50 1.611.500.000 93,50 6.446.000.000
dan Cadangan Pasokan Pangan (%)
Pangan - Penguatan Cadangan Pangan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Pemerintah Daerah (%)
12 03 25 0001 Penanganan - Jumlah Rapat Evaluasi - 562.000.000 - 562.000.000 - 562.000.000 - 562.000.000 - 2.248.000.000 Bidang Kab.Bogor
Distribusi dan LDPM yang dilaksanakan (kali) Distribusi
Harga Pangan - Jumlah Kelompok LDPM 8 8 8 8 8 dan
yang dibina (klp) Cadangan
- Jumlah Rapat Asosiasi 1 1 1 1 4 Pangan
LDPM yang dilaksanakan (kali)
- Jumlah PUPM yang terbina 13 16 19 22 22
(gapoktan)
- Jumlah Penumbuhan PUPM 3 3 3 3 12
(Gapoktan)
- Jumlah peserta Bimtek 60 60 60 60 240
Manajemen PUPM (org)
- Jumlah rehab gudang 3 3 3 3 12
dan lantai jemur yang
difasilitasi (Gapoktan)
- Jumlah Percontohan Toko - - - - 1
Tani Indonesia Kabupaten
yang difasilitasi (unit)
- Jumlah Lomba Kelompok 1 1 1 1 4
PUPM tk. Kabupaten yang
dilaksanakan (kali)
- Jumlah Lomba pendamping 1 1 1 1 4
PUPM tk. Kabupaten yang
dilaksanakan (kali)
- Jumlah kegiatan operasi 3 3 3 3 12
pasar Bahan pangan utama
yang dilaksanakan (kali)
VI - 38

UNIT KERJA
INDIKATOR KINERJA TUJUAN, TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN SKPD
KONDISI KINERJA PADA AKHIR
PROGRAM DAN SASARAN, PROGRAM PENANGGUN
TUJUAN SASARAN KODE PERIODE RENSTRA PD (2023) LOKASI
KEGIATAN (OUTCOME) DAN KEGIATAN 2020 2021 2022 2023 G JAWAB
(OUTPUT)
Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah Target Rupiah
1 3 5 6 7 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
- Jumlah buku data 5 5 5 5 20
penggilingan padi yang
disusun (buku)
- Jumlah Bimtek Survey stok 1 1 1 1 4
gabah dan beras dipenggilingan
yang dilaksanakan (kali)
- Jumlah peserta Bimtek Panel 0 12 12 12 36
harga Pangan (org)
- Jumlah aplikasi panel harga 0 1 0 0 1
pangan (paket)
- Jumlah dokumen prognosa 0 1 1 1 3
ketersediaan dan harga bahan
pangan pokok strategis
menjelang HBKN (dok)
- Jumlah rakor menjelang HBKN 0 1 1 1 3
yang dilaksanakan (kali)

12 03 25 0002 Pengelolaan - Jumlah Cadangan Beras 74 1.049.500.000 74 1.049.500.000 74 1.049.500.000 74 1.049.500.000 296 4.198.000.000 Bidang Kab.Bogor
Cadangan Pangan yang tersedia (Ton) Distribusi
Daerah - Jumlah sosialisasi Peraturan 10 10 10 10 40 dan
Bupati No 48 Tahun 2018 Cadangan
tentang tatacara Pangan
penyelenggaraan Cadangan
Pangan Pemerintah (Kec)
- Jumlah penyaluran bantuan 50 50 50 50 200
beras CPPD ke Kecamatan
atau warga yang terdampak
bencana (Ton)
- Jumlah rehab gudang dan 3 3 3 3 12
lantai jemur LPM yang
difasilitasi (klp)
- Jumlah Kelompok Lumbung 25 25 25 25 40
Pangan Masyarakat (LPM)
yang dibina (klp)
- Jumlah Rapat Koordinasi dan 3 3 3 3 12
Evaluasi LPM yang
dilaksanakan (kali)
- Jumlah lomba LPM tingkat 1 1 1 1 4
Kab. Bogor yang
dilaksanakan (kali)
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Kontribusi peran pembinaan ketahanan pangan tidak kalah


penting kedudukannya pada salah satu rangkaian pembangunan di
Kabupaten Bogor, untuk itu sesuai dengan Tupoksi nya DKP harus
berkontribusi secara langsung dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bogor, yang ditunjukkan
dengan target capaian indikator kinerja pada tahun 2018-2023,
sebagaimana yang diuraikan pada tabel VII.1. dan VII.2. berikut ini.
VII - 2

Tabel VII.1
Penetapan Indikator Kinerja Utama Perangkat Daerah Tahun 2018-2023

PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR


Kondisi Kinerja
pada awal TARGET CAPAIAN TAHUN Kondisi Kinerja
No Indikator Kinerja Utama Perangkat Daerah Satuan periode RPJMD pada akhir periode
RPJMD
2018 2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 5 6 7 8 9 10

1 Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita


- Energi % 102,26 102,50 102,80 103,10 103,40 103,70 103,70 Hasil desk 8 Mei 2019 dipakai data ini
- Protein % 143,68 144,00 144,30 144,60 144,90 145,20 145,20 Hasil desk 8 Mei 2019 dipakai data ini

2 Ketersediaan Pangan Utama % 63,00 38,33 37,63 36,96 36,33 35,72 35,72 Hasil desk 8 Mei 2019 dipakai data ini

3 - Skor Angka Kecukupan Energi % 105,80 105,60 105,00 104,40 103,80 103,20 103,20 Dicek kembali
- Skor Angka Kecukupan Protein % 110,90 111,10 111,30 111,50 111,80 112,10 112,10 Dicek kembali

4 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan % 91,00 91,50 92,00 92,50 93,00 93,50 93,50 Hasil desk 8 Mei 2019 dipakai data ini

5 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan % 91,00 91,50 92,00 92,50 93,00 93,50 93,50 Hasil desk 8 Mei 2019 dipakai data ini

6 Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah % 95,02 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Hasil desk 8 Mei 2019 dipakai data ini

7 Keamanan Pangan Segar yang Diuji % NA 87,00 88,00 89,00 90,00 91,00 91,00 Hasil desk 8 Mei 2019 dipakai data ini
VII - 3

Tabel VII.2
Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

PERANGKAT DAERAH : DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOGOR


Kondisi Kinerja
pada Awal TARGET CAPAIAN TAHUN Kondisi
Periode RPJMD Kinerja pada
No Indikator
Akhir Periode
Tahun 2018 2019 2020 2021 2022 2023 RPJMD

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Ketersediaan Energi dan Protein Per Kapita (%)


- Energi 102,26 102,50 102,80 103,10 103,40 103,70 103,70
- Protein 143,68 144,00 144,30 144,60 144,90 145,20 145,20

2 Ketersediaan Pangan Utama (%) 63,00 38,33 37,63 36,96 36,33 35,72 35,72

3 - Skor Angka Kecukupan Energi (%) 105,80 105,60 105,00 104,40 103,80 103,20 103,20
- Skor Angka Kecukupan Protein (%) 110,90 111,10 111,30 111,50 111,80 112,10 112,10

4 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%) 91,00 91,50 92,00 92,50 93,00 93,50 93,50

5 Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (%) 91,00 91,50 92,00 92,50 93,00 93,50 93,50

6 Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (%) 95,02 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

7 Keamanan Pangan Segar yang Diuji (%) NA 87,00 88,00 89,00 90,00 91,00 91,00

Anda mungkin juga menyukai