PENDAHULUAN
1
pertanian ini harus ditangani secara sungguh-sungguh, sehingga masyarakat
pertanian Kota Banjar akan mampu berkembang menjadi
sentra produksi yang berorientasi agribisnis sekaligus dapat dijadikan sebagai
sentra distribusi. Untuk itu agar dapat masyarakat Pertanian Kota Banjar sebagai
subjek pertanian yang maju, maka Dinas Pertanian Kota Banjar perlu menetapkan
Renstra ( Rencana Strategis ).
Melalui proses penajaman dalam aspek perencanaan yang tertuang dalam
Renstra (Rencana Strategis), maka harapan untuk meningkatkan peran sektor
pertanian dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat dapat terwujud.
2
Hubungan Antar Dokumen
RENSTRA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun 2014-2018
memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai
berikut:
1) RENSTRA OPD Tahun 2014-2018 berpedoman pada RPJPD Kota Banjar
Tahun 2005-2025 dan memperhatikan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun
2013-2018;
2) RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 dijadikan pedoman dalam
penyusunan Renstra OPD Kota Banjar Tahun 2014-2018;
3) RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 dijabarkan kedalam dokumen
perencanaan tahunan, yaitu RKPD Kota Banjar.
3
Adapun tujuan penyusunan RENSTRA ini adalah :
a. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama lima (5)
tahun yang akan datang.
b. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien dan
berkelanjutan.
c. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku
pembangunan di Kota Banjar.
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum
penyusunan Renstra, maksud dan tujuan penyusunan Renstra dan
sistematika penulisan dokumen Renstra.
Bab II Gambaran Pelayanan,Tugas dan Fungsi
Memuat tugas, fungsi dan struktur OPD; sumber daya yang dimiliki oleh
OPD, kinerja pelayanan sampai saat ini, tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan OPD.
Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan SOPD; telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil
kepala daerah; telaahan renstra Kementrian Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan dan telaahan Renstra Badan Ketahanan Pangan Dinas
Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan dan
Dinas Kehutanan Provinsi JAWA BARAT; telaahan dokumen RTRW
Kota Banjar dan Kajian Pengembangan Pertanian Strategis; serta
4
penentuan isu-isu strategis di Sektor Pertanian, Perikanan dan Ketahanan
Pangan.
Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Bab ini berisi visi dan misi OPD, tujuan dan sasaran jangka menengah
OPD, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka
menengah OPD.
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif
Memuat rencana program dan kegiatan OPD selama 5 (lima) tahun
kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif.
Bab VI Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran OPD
Bab ini memuat indikator kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan
yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD Kota Banjar.
Bab VII Penutup
Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen
Renstra OPD, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu
menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh OPD.
5
BAB II
6
Susunan sruktur organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Banjar
berdasarkan Peraturan Walikota Kota Banjar No.14 Tahun 2013 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar
7
9). Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Balai Benih Ikan.
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
KEPALA DINAS
(1). Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas berada dibawah dan bertanggug jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota.
Fungsi
(2). Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi
Kewenangan Daerah Kota bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
serta melaksanakan tugas sesuai dengan Kebijakan Walikota.
8
g. Melaksanakan pemantuan pengelolaan sarana usaha di Bidang Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan.
h. Melaksanakan, membina dan mengawasi pengelolaan administrasi umum,
meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan
peralatan.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
bidang tugasnya.
SEKRETARIAT DINAS
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (2), Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan Koordinasi penyusunan rencana program Kerja Dinas
serta pelaksanaan pembinaan organisasi dan Tata Laksana Dinas;
b. Pengelolaan Ketatausahaan dan pembinaan Administrasi umum,
kepegawaian dan keuangan;
c. Penyelenggaraan layanan teknis administratif;
d. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya;
(4) Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (3) Sekretariat
terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Program dan Perencanaan.
9
Uraian Tugas Sekretariat Dinas
a. Merencanakan program kerja dan rencana kegiatan sekretariat Dinas
Pertanian.
b. Mempelajari dan menjabarkan perintah atasan serta peaturan
perundang-undangan yang berlaku sesuai bidang tugasnya.
c. Merencanakn dan mengajukan usulan anggaran belanja kegiatan
Sekretariat Dinas Pertanian.
d. Mengadakan koordinasi dengan bidang lain pada unit kerjanya
maupun dinas instansi terkait sesuai bidang tugasnya.
e. Mengendalikan dan mengevaliasi pelaksanaan kegiatan sub bagian
keuangan.
f. Mengendalikan dan mengevaliasi pelaksanaan kegiatan sub bagian
umum dan kepegawian.
g. Mengendalikan dan mengevaliasi pelaksanaan kegiatan sub bagian
program dan perencanaan.
h. Membarikan petunjuk dan pengarahan serta mengatur dan
menditribusikan tugas-tugas rutin kepada bawahan.
i. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
10
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) sub Bagian Umum dan
Kepegawain mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja, pembinaan organisasi dan tata laksana
Dinas;
b. Pengelolaan rumah tangga perjalnan dinas, perlengkapan,
pemeliharaan barang-barang inventaris .
c. Pelaksanaan layanan teknis administratif bidang umum dan layanan
teknis administratif bidang umum;
d. Menyusun rencana pormasi jabatan fungsional dan mutasi serta
pengembangan karir pegawai pendayagunaan aparatur dan
peningkatan kesejahteraan pegawai serta pembinaan disiplin pegawai
dinas;
e. Pengelolaan rumah tangga administrasi kepegawaian dan pemeliharaan
dokumen kepegawaian.
11
i. Memproes pengengkatan, pemindahan, pemberhentian pensiunan,
kenaikan gaji berkala, tunjangan pegawai sesuai ketentuan yang
berlaku.
(1). Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas;
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Sub Bagian Keuangan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana anggaran;
b. Pengelolaan administrasi keuangan dan pemeliharaan dokumen
keuangan;
c. Perhitungan Anggaran, perivikasi dan fasilitasi kebendaharaan;
d. Pelaksanaan teknis administratif bidang keuangan;
e. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
12
f. Mengkordinasikan dan menyiapkan bahan laporan pertanggungjawaban
keuangan dinas.
g.Memberikan petunjuk dan pengarahan serta mengatur dan
mendiribusikan tugas- tugas rutin kepada bawahan.
h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Sub Bagian Program
mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan;
b. Pelaksanaan penyusunan rencana program kerja bidang pertanian,
perikanan dan kehutanan;
c. Penyusunan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi pembangunan
pertanian, perikanan dan kehutanan;
d. Pengumpulan dan pengolah data hasil monitoring dan evaluasi
pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan;
e. Pengolahan dan analisa data dibidang pertanian, perikanan dan
kehutanan;
13
d. Menghimpun dan menyiapkan bahan bahan secara menyeluruh untuk
penyusunan rencana kegiatan dinas.
e. Menfasilitasi pelaksanaan koordinasi dengan bagian dan bidang lainya
untuk menyiapkan bahan penyusunan rencana stratejik dinas.
f. Menyiapkan rencana kerja tahunan secara periodik.
g. Menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan dinas dan
menyusun LAKIP dinas.
h. Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan progran/kegiatan
dinas serta menyiapkan tindak lanjut hasil monitoring.
i. Penyajian data statistik pertanian, perikanan dan kehutanan;
j. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.
(1). Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dipimpin oleh Kepala Bidang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas ;
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang;
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang;
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan kepala seksi dan pejabat non struktural dalam lingkup bidang;
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non struktural dalam lingkup bidang.
14
Uraian Tugas Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
a. Perencanaan, penyusunan petunjuk teknis serta fasilitasi Bidang
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;
b. Penyusunan Petunjuk teknis kelembagaaan tani, tenaga kerja pertanian
dan aparat teknis fungsional pertanian dan Programa Penyuluhan;
c. Penyusunan petunjuk teknis pengkajian, pemantauan, pengembangan
ketersediaan distribusi dan konsumsi pangan;
d. Melaksanakan penyiapan bahan dan pengembangan sistem informasi
management pangan dan gizi;
e. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi komoditas
pertanian, perikanan dan kehutanan;
f. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.
(1). Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Bidang Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan terdiri dari :
4) Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan ;
5) Seksi Distribusi dan Konsumsi Pangan;
6) Seksi Penyuluhan dan Penerapan teknologi.
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Seksi Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
15
b. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
c. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.
16
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Seksi Distribusi dan
Konsumsi Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
c. Fasilitasi Bimbingan Sarana dan Prasarana
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.
17
(2) Seksi Penyuluhan dan Penerapan Teknologi mempunyai Tugas Pokok :
Melaksanakan penyusunan kebijakan dan pedoman penyuluh pertanian,
perikanan, dan kehutanan.
Fungsi
(3) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Seksi
Penyuluhan dan Penerapan Teknologi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis seksi.
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup bidang.
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non struktural dalam lingkup bidang.
18
i. Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian fungsional dan
penilaian angka kredit jabatan fungsional penyuluh pertanian.
j. Pelaksanaan perencanaan pengembangan SDM pertanian melalui
analisa jabatan/pekerjaan dan prioritas pengembangan wilayah kerja.
k. Pelaksanaan kegiatan pengembangan sumber daya manusia pertanian
melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan.
l. Pelaksanaan penilaian terhadap hasil kegiatan pengembangan sumber
daya manusia pertanian sebagai bahan pengembangan
m. Penyusunan laporan di bidang tugasnya.
n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang.
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non struktural dalam lingkup
bidang.
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non struktural dalam lingkup bidang.
19
Uraian Tugas Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Perencanaan pelaksanaan dan fasilitasi pengembangan produksi,
pascapanen Tanaman Pangan dan Hortikultura;
b. Pelaksanaan dan Pengkajian Koordinasi kegiatan pengembangan
keragaman, perlindungan Sumber Daya Pangan dan Hortikultura;
c. Perencanaan, pelaksaaan dan fasiltiasi kegiatan Rehabilitasi
Pengembangan Lahan serta Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura;
d. Pemantauan dan pengkajian pelaksanaan perizinan dan pengembangan
alat dan mesin pertanian;
e. Pengamatan dan pengkajian pengendalian hama dan penyakit;
f. Pembinaan, Pengkajian dan Pengawasan mutu benih/bibit dan obat-
obatan serta pembinaan penangkaran benih/bibit tanaman Hortikultura;
g. Pembinaan, peningkatan serta optimalisasi Sumber Daya Pertanian dan
sumber daya lainnya;
h. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
(4). Dalam melaksanakn tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Tanaman Pangan dan Hortikultura, terdiri dari :
i. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;
j. Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura;
k. Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura.
20
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada ayat (2) Seksi Produksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.
21
m. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan
Seksi Produksi tanaman pangan dan Hortikulturaan
n. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan UPTD;
o. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Produksi
tanaman pangan dan Hortikulturaan
p. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Seksi Sarana dan
Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.
22
b. Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan dan pengelolaan
penyaluran penggunaan dan peredaran sarana, meliputi pupuk
bersubsidi dan alat mesin pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
c. Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi pengadaan serta
penyaluran Sarana dan Prasaranapertanian tanaman pangan dan
hortikultura;
d. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan kebutuhan sarana dan
permodalan;
e. Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi akses permodalan usaha
pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
f. Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi dan penetapan
standarisasi alat mesin pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
g. Melaksanakan penyusunan bahan penetapan norma, standard,
prosedur, kriteria Sarana dan Prasarana
h. Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi pengembangan Sarana
dan Prasaranapertanian tanaman pangan dan hortikultura;
i. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Sarana dan
Prasarana;
j. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Seksi Bina Usaha
Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi:
23
1. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
2. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
3. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
4. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Peternakan dan Perikanan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang.
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang.
24
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan kepala seksi dan pejabat non struktural dalam lingkup bidang.
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non struktural dalam lingkup bidang.
4. Dalam melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Bidang Peternakan dan
Perikanan terdiri dari :
a. Seksi Peternakan;
b. Seksi Perikanan;
c. Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan
Seksi Peternakan
(1). Seksi Peternakan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan;
25
Tugas dan Kewajiban
(2). Seksi Peternakan mempunyai Tugas Pokok melaksanakan penyusunan
petunjuk teknis pengelolaan budidaya serta sarana dan prasarana
peternakan;
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat 2 Seksi Peternakan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Memfasilitasi dabimbingan sarana dan prasarana peternakan
e. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.
26
Seksi Perikanan
(1). Seksi Perikanan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan serta
sarana dan prasrana peternakan;
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan Tugas Pokok dimaksud pada ayat (2) Seksi
Perikanan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.
27
Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan
(1). Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan dipimpin oleh Kepala Bidang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Peternakan
dan Perikanan;
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Seksi Bina Usaha
Peternakan dan Perikanan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.
28
BIDANG PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN
(2). Bidang Perkebunan dan Kehutanan dipimpin oleh Kepala Bidang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas ;
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Perkebunan dan Kehutanan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang.
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat
non struktural dalam lingkup bidang.
29
b. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian penghijauan dan
konservasi tanah penanggulangan kebakaran hutan pengaturan
pengembalaan ternak dan alam hutan, pengendalian gangguan hama
dan penyakit, gangguan manusia dan alam lainnya, bimbingan
peredaran dan pemasaran hasil hutan rakyat/ milik, persutraan alam
perlebahan dan aneka usaha kebun dan hutan lainnya ;
c. Pelaksanaan pengadaan/pembuatan benih dan bibit tanaman kebun
dan hutan untuk kegiatan rehabilitasi kawasan lindung dan
pelaksanaan pengembangan usaha Perkebunan dan Kehutanan ;
d. Pelaksanaan rehabilitasi kawasan lindung ;
e. Pelaksanaan pemancangan, pemeliharaan dan pengamanan palbatas
kawasan lindung ;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan penghijauan
dan konservasi tanah rehabilitasi kawasan lindung,
pengadaan/pembuatan benih dan bibit tanaman hutan dan
pengamanan hutan ;
g. Pelaksanan penyuluhan bidang rehabilitasi lahan Perkebunan dan
perlindungan hutan ;
h. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
(4) Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Bidang Perkebunan
dan Kehutanan terdiri dari :
a. Seksi Perkebunan ;
b. Seksi Kehutanan;
c. Seksi Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan
Seksi Perkebunan
(1). Seksi Perkebunan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perkebunan dan Kehutanan;
30
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Seksi Perkebunan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.
Seksi Kehutanan
(1). Seksi Kehutanan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perkebunan dan Kehutanan ;
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) seksi Kehutanan
mempunyai fungsi :
31
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Seksi Bina Usaha
Perkebunan dan Kehutanan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
32
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.
33
UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
Tugas pokok dan fungsi unsur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Pertanian Kota Banjar, diatur tersendiri dalam Keputusan Walikota.
TATA KERJA
(1). Ketentuan yang menjadi tugas Dinas merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan ;
(2). Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas sebagai pelaksana bidang
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta kegiatan operasionalnya
diselenggarakan oleh Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatab
Fungsional menurut bidang tugasnya masing-masing ;
(3). Kepala Dinas baik teknis operasional maupun teknis admonistratif berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah Kota, dan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan
hubungan fungsional dengan instansi lain yang berkaitan dengan
fungsinya;
(4). Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Dinas dalam
melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplikasi baik secara vertikal maupun horizontal;
(5). Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Kantor bertanggung
jawab memimpin serta memberikan bimbingan dan petunjuk bagi
pelaksanaan tugas kepada bawahan.
Bagian Kedua
PELAPORAN
(1). Kepala Dinas wajib memberikan laporan tentang pelaksanan tugasnya
secara teratur, jelas dan tepat waktu kapada Walikota melalui Sekretaris
Daerah Kota;
(2). Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Dinas wajib mengikuti
petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing serta
menyampaikan laporan tepat pada waktunya ;
34
(3). Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan organisasi wajib diolah
dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam
memberikan petunjuk kepada bawahan;
(4). Pengaturan mengenai jenis laporan dan cara penyampaiannya berpedoman
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
HAL MEWAKILI
Apabila Kepala Dinas berhalangan menjalankan tugasnya dapat menunjuk pejabat
lain sesuai dengan kepentingannya.
KEPEGAWAIAN
(1). Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usulan
Sekretaris Daerah Kota;
(2). Kepala Dinas bertanggung jawab dalam mempersiapkan bahan bagi
penetapan kebijakan dan atau Keputusan Walikota dalam bidang
Kepegawaian;
(3). Kepala Dinas bertanggung jawab dalam hal perencanaan, pengelolaan dan
pembinaan kepegawain;
(4). Kepala Dinas wajib membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) pegawai di lingkungan Dinas setiap tahun sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
(5). Kepala Dinas wajib menyiapkan pengembangan pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan di dalam maupun di luar negeri atas persetujuan
Walikota;
(6). Pejabat lainnya di lingkungan kantor diangkat dan diberhentikan oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
(7). Ketentuan lain mengenai kepegawaian diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
35
Pembiayaan program dan kegiatan OPD berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dan penerimaan dari sumber lain yang sah dan tidak
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Banjar sebanyak 72 orang, terdiri dari
berdasarkan gender terdiri dari Pria 52 orang dan Wanita 20 orang, dengan
JUMLAH 50 22 72
1. S2 6 - 6
2. S1 27 9 38
3. D IV - - 0
4. D III 5 3 8
5. D II - - -
6. DI - - -
7. SLTA 12 10 22
8. SLTP - - -
JUMLAH 50 22 72
36
Tabel 2.3: Jumlah Surat Masuk dan Surat Keluar Selama Tahun 2013
NO JENIS SURAT JUMLAH
2.2.2 INVENTARISASI
1. Kantor Dinas
2. Sarana Kantor
3. Sarana Transportasi
37
Rincian mengenai jenis kendaraan dan tahun perolehan dapat diihat pada
Tabel 2.4: Daftar Kendaraan Yang Ada di Dinas Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan Kota Banjar Tahun Anggaran 2013
NO JENIS KENDARAAN TAHUN KET
PEROLEHAN
RODA 4 RODA 2
1. 1 - 2004 APBD KOTA
2. 1 - 2006 APBD KOTA
3. 1 - 2007 APBD KOTA
4. 1 - 2007 APBD KOTA
5. 1 - 2008 APBD KOTA
6 1 - 2008 APBD KOTA
7. 1 - 2009 APBD KOTA
8. - 6 2004 FAO
9 - 3 2004 APBD
10. - 2 2005 APBD PROV.
11. - 4 2005 APBD PROV.
12. - 3 2005 APBD PROV.
13. - 2 2005 APBD PROV.
14. - 2 2005 APBD PROV.
15. - 4 2006 APBD PROV.
16. - 3 2006 APBD PROV.
17. - 6 2006 APBD KOTA
18. - 1 2006 APBD KOTA
19. - 1 2006 APBD
20. - 2 2007 APBD
21. - 2 2007 APBD KOTA
22. - 2 2007 PERMENTAN
23. - 1 2008 APBD
24. - 2 2008 APBD
25. - 2 2008 APBD PROV.
26. - 1 2008 APBD
27. - 1 2008 FAO
28. - 1 2008 APBD KOTA
29. - 1 2008 APBN DEPTAN
30. - 4 2010 APBD/DAK
31. - 1 2011 APBD PROV.
32. - 3 2011 APBD/DAK
38
33. 2 - 2011 APBD PROV.
34. 2 - 2011 APBD/DAK
35. 1 7 2012 APBD/DAK
JUM 12 70
LAH
ketahanan pangan.
(2) SPM Bidang Ketahanan Pangan terdiri dari 4 ( empat) jenis pelayanan
dasar:
39
- Kepala SKPD menyusun rencana anggaran, target dan upaya pelaksanaan
peningkatan mutu pelayanan tahunan berdasarkan SPM.
JENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR DAN URAIAN SPM
- Walikota melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
bidang Ketahanan Pangan sesuai SPM yang ditetapkan.
40
Pembinaan Pertanian dan
Keamanan Pangan Ketahanan
Pangan
D Penanganan 7. Penangannan 60 2015 Dinas
Kerawanan Pangan Daerah rawan Pertanian dan
Pangan Ketahanan
Pangan
41
Penanganan daerah rawan pangan 60% pada tahun 2018.
KINERJA PELAYANAN MINIMAL URUSAN PILIHAN
42
Produksi padi ladang dihasilkan oleh Kecamatan Pataruman dan Keca-
matan Langensari dengan luas panen seluas 24 Ha dan menghasilkan produksi
gabah sebanyak 166 Ton. Kecamatan Pataruman menyumbang kontribusi terbesar
dengan luas panen 24 Ha memproduksi sebanyak 124 ton gabah.
Komoditi pertanian lainnya seperti sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan
tanaman obat-obatan, juga ada di Kota Banjar. Komoditi sayuran, tercatat pada
tahun 2012 komoditi petai merupakan komoditi yang paling banyak dihasilkan
yaitu mencapai 3.965 Kwintal dari panen sebanyak 100 Ha. Sementara produksi
paling sedikit di tahun 2012 adalah komoditi Jamur yang menghasilkan 165
Kwintal dari luas panen 10.040 meter persegi.
Pisang yang merupakan komoditi buah-buahan menjadi komoditi yang
paling banyak dihasilkan pada tahun 2012 yaitu mencapai 84.717 Kwintal.
Sedangkan komoditi yang paling sedikit produksinya adalah nenas yaitu hanya
sebanyak 11 Kwintal.
Komoditas pertanian lainnya yang tidak kalah penting dalam
kontribusinya terhadap sektor pertanian yaitu tanaman obat-obatan. Tercatat luas
tanaman obat-obatan di Kota Banjar seluas 115.133 M2 yang ditanami sebanyak 7
komoditi tanaman obat-obatan. tanaman jahe, kapolaga, kencur dan kunyit
merupakan tanaman obat-obatan yang memiliki produksi besar. Tercatat tanaman
kunyit menghasilkan produksi terbesar sebanyak 75.593 Kg. Kecamatan
Pataruman memberi kontribusi terbanyak terhadap produksi tanaman kunyit ini
yaitu sebanyak 56,3 ton dengan luas panen 17.000 M2.
Terjadinya musim hujan yang tidak merata selama tahun 2012, membuat
produksi beberapa jenis tanaman sayuran, buah-buahan dan tanaman obat-obatan
mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan mekanisme pengairan yang tidak
optimal serta hama yang menyerang tanaman tersebut, sehingga hasil yang
dipanen tidak maksimal.
Komoditi lainnya dari kegiatan pertanian yaitu ternak. Ternak besar meliputi
sapi, kerbau dan kuda yang tersebar di semua kecamatan. Jumlah ternak sapi pada
tahun 2012 sebanyak 1.256 ekor meningkat dibandingkan keadaan tahun 2011
yang mencapai sebanyak 1.044 ekor, dimana Kecamatan Pataruman memiliki
jumlah ternak sapi yang paling banyak yaitu 343 ekor, kemudian disusul
43
Kecamatan Banjar sebanyak 319 ekor, Kecamatan Purwaharja sebanyak 316 ekor
dan Kecamatan Langensari sebanyak 278 ekor.
Kategori ternak kecil yaitu domba terbanyak di Kecamatan Banjar yaitu
4.324 ekor dan kambing terbanyak di Kecamatan Langensari yaitu 6.845 ekor.
Dari kegiatan pemotongan ternak yang bisa dicatat secara rutin hanya yang
berasal dari rumah potong milik pemerintah yang terdapat di Kecamatan
Pataruman selain pemotongan di luar RPH juga laporan pemotongan pada
kegiatan qurban.
Tahun 2012 hewan ternak yang dipotong di RPH hanya jenis sapi yaitu
sebanyak 2.474 ekor, terdiri dari sapi jantan 1.981 ekor dan betina sebanyak 493
ekor. Produksi daging sapi mencapai 586 ton, meningkat dibanding tahun 2011
yang mencapai 558 ton. Untuk daging domba sebanyak 518 ton dan daging
kambing sebanyak 39 ton.
Produksi selain daging adalah kulit dan susu. Produksi kulit tercatat
sebanyak 4.900 lembar kulit sapi, 4.950 kulit domba, dan 3.300 kulit kambing.
Sedangkan susu yang dihasilkan sebanyak 21.630 liter.
Kota Banjar juga menghasilkan ternak unggas berupa ayam ras petelur,
ayam ras pedaging, ayam buras dan itik.
Areal perkebunan yang terdapat di Kota Banjar meliputi perkebunan milik
pemerintah dan perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat dengan komoditi karet,
kelapa, kopi, kakao, lada, cengkeh, aren, panili, kemiri, melinjo, dan jarak. Luas
areal yang digunakan mencapai 3.384 Ha. Sekitar 77,8 persen luas areal
perkebunan rakyat digunakan untuk tanaman kelapa.
Sedangkan menurut produksinya, komoditi kelapa menjadi komoditi yang
berproduksi paling banyak, yaitu 1.872 ton dan karet menjadi komoditi terbanyak
kedua 37 ton.
44
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
2. Produksi Sayur-
Sayuran
Bawang Merah 360 - - - -
Bawang Putih -
Bawang Daun 375 16
Kentang -
Kubis -
Kembang Kol -
Petsai 371 1.327 1.954 2.827 289
Wortel -
Lobak -
Kacang Merah 699 626 227 392 34
Kacang Panjang 1.232 1.947 3.541 2.594 198
Cabe Besar 159 881 297 194 -
Cabe Rawit 489 1.091 234 275 39
Jamur 0,83 30,11 0,32 1,77 1,65
Tomat 148 441 12 3.504 90
Terung 699 480 1.225 627 66
Buncis - 45 16 - -
Mentimun 3.173 4.292 3.861 1.665 230
Labu siam 210 388 391 461 77
Kangkung 331 2.207 4.738 956 135
Bayam 147 1.088 1.269 471 56
Melinjo 133,5 13.466 1.177 3.266 -
Petai 4.938 6.186 1.303 7.465 -
3. Produksi Tanaman
Perkebunan (ton)
Aren 4,40 0,2
Cengkeh 0,80 0,48
Kelapa 2.063,41 1.872,1
Kopi 9,36 8,32
45
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
4. Populasi Ternak
(ekor)
Sapi Potong 747 820 964 1.044 1.256
Sapi Perah 11 14 18 28 1
Kerbau 83 100 111 85 85
Kuda 99 101 101 103 104
Domba 10.141 10.733 10.883 11.016 11.020
Kambing 11.407 10.367 10.690 10.830 10.840
Ayam Buras 300.215 218.640 287.858 195.455 195.500
Ayam Ras Petelur 34.088 32.300 32.524 28.624 29.871
Ayam Ras Pedaging 189.795 188.425 202.607 227.913 230.877
dan Broiler
Itik 9.084 8.259 12.800 10.714 20.650
5 Produksi Daging
(ton/thn)
Sapi 48,12 50,5 49,3 55,8 58,6
Domba 50,11 52,70 52,50 57 58
Kambing 42,22 37 37,5 38 39
Ayam Buras 26,3 26,75 26,7 27,3
Ayam Ras Pedaging 505 705,3 735 742
Itik 4,38 4,29 4,48 5,32
Sumber : Dinas Pertanian Kota Banjar
46
peternakan partisipatif dengan
melibatkan seluruh
stakeholder satu tahun
sekali
2 PENGELOLAA 2.1. Pengadaan penetapan 2.1.1.Setiap penetapan tata
N SUMBER tata ruang dan guna ruang dan guna lahan
DAYA ALAM lahan harus dikuatkan dengan
kebijakan pemerintah
yang berlaku di daerah
yang bersangkutan
2.2. Pencegahan alih fungsi 2.2.1.Adanya sanksi khusus atas
lahan sawah beririgasi pelanggaran alih fungsi
teknis dan setengah lahan sawah beririgasi
teknis teknis dan setengah teknis
yang terjamin airnya
yangb diatur dalam perda
3 PEMANFAAT 3.1. Pembangunan irigasi 3.1.1. Adanya satu program
AN AIR perbaikan dan pemafaatan
IRIGASI irigasi yang direalisasikan
oleh pemerintah daerah
setiap tahunnya
3.2. Evaluasi pengelolaan 3.5.1. Laporan evaluasi
air irigasi pertanian pengelolaan iar irigasi
pertanian maksimal
dilakukan setiap 4 bulan
sekali kepada provinsi.
4 PENYULUHA 4.1. Penetapan kebijakan 4.1.1. Penetapan kebijakan dan
N BIDANG dan program program penyelenggaraan
PERTANIAN penyelenggaraan penyuluhan bidang
TANAMAN penyuluhan bidang pertanian tanaman pangan
PANGAN DAN pertanian tanaman dan peternakan
PETERNAKAN pangan dan peternakan disesuaikan dengan
permasalahan nyata yang
dialami oleh petani
setahun sekali
47
PESTISIDA Kebutuhan Pupuk memuat kebutuhan pupuk
petani di setiap desa
48
9.3. Pengujian dan 9.3.1. Mengadakan kegiatan
penyebarluasan benih / pengujian terhadap
bibit varietas unggul benih/bibit varietas unggul
local tanaman pengan local tanaman pangan
dan hortikultura hortikultura 1 tahun 1 kali
9.4. Penetapan sentra- 9.4.1. Menetapkan sentra
sentra produksi sentra produksi secara
sektoral di setiap wilayah.
49
pemasaran dan pelayanan
kesehatan
12.2. Pengamatan dan 12.2.1. Setiap Kecamatan harus
pencatatan kejadian memilki
penyakit hewan satu databased lengkap
tentang penyakit hewan
yang ada di daerahnya
13 PENGEMBAN 13.1. Pengumpulan data 13.1.1. Setiap kabupaten/kota
GAN dan statistic spesifik harus melakukan kgiatan
STATISTIK lokasi serta informasi pengumpulan data
DAN SYSTEM spesifik lokasi statistic setiap buloan
INFOIRMASI
PERTANIAN
13.2. Pengumpulan, 13.2.1. Setiap Kabupaten/ kota
pengolahan dan memiliki databased dan
analisis datra primer analisisnya tentang data
komoditas pertanian, primer komoditas promer
dan sumberdaya alam dan sumberdaya alam
yang ada di daerahnya
13.3. Peramalan dan 13.3.1. setiap kabupaten / kota
perhitungan produksi memiliki data
hasil pertanian perhitumngan produksi
tanaman pangan dan hasil pertanian tanaman
peternakan pangan dan peternakan
setiap 3 bulan sekali
50
produksi dan hutan Inventarisasi hutan
lindung dan skala produksi, hutan lindung
DAS dalam wilayah dan skala DAS dalam
kota wilayah Kota
51
c. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERIKANAN
Pemanfaatan lahan pertanian juga untuk budidaya perikanan darat. Tempat
pemeliharaan berupa kolam dengan luas areal mencapai 306 Ha. Produksi yang
dihasilkan dari pengusaha budidaya kolam mencapai 2.392,74 ton ikan. Rumah
tangga yang terlibat dalam menghasilkan produksi ikan budidaya kolam mencapai
seba-nyak 3.503 rumah tangga. Kecamatan yang paling banyak terdapat rumah
tangga usaha pembudidaya kolam ikan adalah Kecamatan Pataruman yaitu
sebanyak 1.585 rumah tangga pertanian, kemudian disusul Kecamatan Langensari
sebanyak 815 rumah tangga, Kecamatan Banjar sebanyak 687 rumah tangga dan
Kecamatan Purwaharja sebanyak 416 rumah tangga.
52
1.7. Pelaksanaan sistem 1.7.1. Tersedianya data
informasi benih ikan informasi tentang berbagai
di wilayah kota benih ikan di Kota Banjar
1.8. Pemberian bimbingan, 1.8.1. Terlaksananya Teknis
pemantauan dan cara budidaya ikan yang
pemeriksaan higienitas baik ( CBIB ) baik di
dan sanitasi kemitraan, maupun
lingkungan usaha kelompok pelaku usaha
pembudidayaan ikan perikanan.
sampai Tahun 2013. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar, isi dari
wajib dan realisasi Indikator kinerja Kunnci IKK serta indikator lainya seperti
53
MDGs. Dapat di lihat pada Tabel. 2.10: Pencapian kinerja Pelayanan OPD
Kota banjar.
pendananan pelayanan OPD kota Bnajar dapat di lihat pada Tabel. 2.11:
54
55
Tabel 2.10: Pencapian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Banjar
Indikator Kinerja Target Renstra OPD Tahun ke Realisasi capian Tahun ke Rasio Capian pada Tahun ke
Target Target Target
No sesuai Tugas dan
SPM IKK MDGs 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Fungsi OPD
Keterangan:
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 1. Halaman....
53
Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan
Kota Banjar
Uraian Anggaran pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke Rasio antara Realisasi dan Rata-rata Pertumbuhan
*** ) Anggaran Tahun ke
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 anggaran Realisasi
Keterangan:
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 1. Halamam....
54
2.4. Tantangan dan Peluang pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Banjar
Sektor pertanian memegang peranan cukup penting dalam perekonomian nasional.
Hal ini disebabkan karena sektor pertanian merupakan Resource Based yang mampu
Adapun arah kebijakan pembengunan pertanian di Kota Banjar lebih di titik beratkan
pada:
- Optimalisasi sarana produksi pertanian, perikanan dan kehutanan sesuia dengan luas
lahan garapan. Baik berupa alat dan mesin sarana produksi.
- Membuka dan memelihara srana infrastruktur berupa jaringan Jalan Produksi Usaha
Tani maupun Jaringan Irigasi Tingkat Usaha tani.
55
- Memfasilitasi promosi pemasaran komoditas pertanian dan hasil olahanya.
- Memfasilitasi kemudahan akses permodalan di bidang pertanian.
- Membuat tempat bongkar muat barang Sub Terminal Agribisnis yang refresentatip.
Kota Banjar mempunyai potensi yang sangat besar di bidang agribisnis terutama
pada sektor hilir (off farm). Walaupun demikian pembangunan pertanian di sektor hulu pun
harus dipertahankan sesuai dengan potensi wilayah Kota Banjar, guna menunjang
56
pangan utama ke kelompok-kelompok kampung KB dan desa/ kelurahan yang rawan
pangan. Karena keterbatasan anggaran dan keterbatasan waktu pelaksanaan
memungkinkan kegiatan ini berlanjut hingga 5 tahun ke depan guna meminimalisir
kerawanan pangan di lokasi rawan panga.
57
wilayah Kota Banjar menjadi saalah satu wilayah pengembangan perikanan air tawar di
priangan timur, selain wilayah Ciamis, Tasikmalaya dan Garut.
58
BAB III
59
3. Keterbatasan sumber daya manusia untuk membuat produk selalu berada
pada kualitas dan kuantitas yang stabil, sehingga kecil sekali kemungkinan
inovasi produk.
4. Bantuan dan peran serta pemerintah melalui dinas terkait relatif masih sangat
kurang dalam pengembangan usaha para pelaku.
60
a. Belum dilaksanakannya tata batas kawasan hutan di wilayah Kota
Banjar;
b. Belum selesainya proses administrasi tukar menukar Kawasan hutan
antara Kementrian Kehutanan dengan Pemerintah Kota Banjar pada
lahan eks Desa Karangpanimbal Kecamatan Purwaharja ;
c. Belum tersusunnya dokumen Rencana Kehutanan Tingkat Kota.
2. Belum optimalnya pengembangan Hutan Kota dan Hutan hak sebagai daya
dukung lingkungan dan pengembangan aneka usaha kehutanan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat.
3. Belum dilaksanakannya pembinaan Perbenihan Tanaman Hutan.
4. Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian hasil hutan skala Kota.
5. Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian penerimaan negara
bukan pajak skala Kota.
6. Semakin sempitnya lahan untuk pengembangan hutan rakyat sebagai
akibat alih fungsi lahan dari semula lahan kehutanan mulai beralih fungsi
ke pengembangan perkebunan, dan hortikultura di Kota Banjar.
7. Masih adanya kesalahan data statistik mengenai luas lahan kritis dan
potensi kritis di Kota Banjar. Jadi data yang rill di kota Banjar sama yang
terekap di Kehutanan Provinsi Jawa Barat sampai ke tingkat kementrian
Kehutanan tidak sama. Dimana data di pusat sajian lahan kritis dan potensi
kritis lebih besar daripada data rill di daerah.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah
Penyusunan Rencana Strategis SKPD sangat dipengaruhi dan merupakan
penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kota Banjar
sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun 2014 2018.
61
Visi Kota Banjar:
DENGAN IMAN DAN TAQWA KITA WUJUDKAN
MASYARAKAT KOTA BANJAR YANG AGAMIS,
MANDIRI, DAN SEJAHTERA MENUJU BANJAR
AGROPOLITAN
62
Agropolitan, artinya kondisi lingkungan masyarakat yang mayoritas
pedesaan di lengkapi semua fasilitas seperti di kota yang berbasis
Agribisnis. sehingga masyarakatnya mampu melangsungkan pengembangan
pembanguna desa menjadi kota pertanian karena berjalanya sistem dan
uasaha agribisnis. Serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela
kegiatan pembangunan pertanian.
1.1 Misi
Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada
potensi sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan
semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proposional dari
seluruh pemangku kepentingan kota, maka misi yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
63
2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas dengan tidak
mengesampingkan pemerataan pembangunannya merupakan salah satu cara
yang ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Banjar.
Mengingat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi selama 10 tahun terakhir
berada di kisaran 5 persen tentunya masih memungkinkan bagi Kota Banjar
untuk terus memacu laju pertumbuhan ekonominya yang berkualitas,
mengingat keunggulan ekonomi kota terletak di sektor jasa khususnya jasa
distribusi dan jasa kota transit (untuk orang dan barang), dengan tambahan
faktor networking akan mampu menghasilkan bentukan nilai tambah
ekonomi yang besar.
64
4. Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola
pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good
governance dan good government
Keterkaitan antara misi Kota banjar dan Misi Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan kota banjar
Pernyataan visi dan misi Kota Banjar yang tertuang dalam RPJMD (
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ) Kota Banjar, memberikan
arahan bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah di dalam menjalankan tugas
dan fungsinya. Kaitanya antara Misi Kota Banjar dengan Misi Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan adalah. Misi Kota Banjar yang kedua dan ketiga yaitu:
Misi ke 2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Inti dari makna yang terkandung dalam Misi Kota Banjar yang ke 2. Ini adalah
pembangunan merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Banjar. Dengan mengupayakan laju
pertumbuhan ekonomi di sektor pelayanan barang dan Jasa.
Hal ini berkaitan dengan misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang
ke:
65
Misi 2 : Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang
mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi;
Misi 3 : Meningkatnya kualitas dan kualitas sarana/prasarana, teknologi
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
Misi 5 : Mengoptimalkan sumber daya manusia pertanian, perikanan dan
kehutanan;
Misi 6 :Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan;
66
3.3. Telaahan Renstra Kementrian (Pertanian, Perikanan dan Kehutanan)
serta (Renstra Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa
Barat).
Telaahan renstra kemetrian/lembaga yang ada kaitanya dengan Dinas
Pertanian dan Ketahanan pangan Kota banjar ada tiga yaitu:
1) Kementrian Pertanian
2) Kementrian Perikanan
3) Kementrian Kehutanan
Telaahan renstra OPD provinsi jawa barat yang ada kaitanya dengan Dinas
Pertanian dan Ketahanan pangan Kota banjar ada enam yaitu:
1. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat.
2. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
3. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
4. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.
5. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat.
6. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
67
2. Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung
keberlanjutan peningkatan produksi dan produtivitas untuk meningkatakan
kemandirian pangan
3. Mengamankan plasma nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk
mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan
4. Menjadikan petani yang kreatif,inovatif,dan mandiri serta mampu
memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk
pertanian berdaya saing tinggi
5. Meningkatkan produksi pangan segar dan olahan yang aman,sehat,utuh
dan halal(ASUH)dikonsumsu
6. Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku
industri
7. Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan
horisontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan
lapangan kerja dipedesaan
8. Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan
sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik,refional
dan internasional.
9. Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan
komoditas pertanian yang sehat,jujur dan berkeadilan
10. Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintahan
bidang pertanian yang amanah dan propesional.
68
Peningkatan nilai tambah, daya saing dan marketing.
Peningkatan kesejahteraan petani.
69
HUTAN LESTARI UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
YANG BERKEADILAN
70
TERCAPAINYA KEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN DI JAWA
BARAT
Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas Pertanian
Tanaman Pangan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:
71
Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas Pertanian
Tanaman Pangan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:
72
Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas
Perkebunan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:
73
2. Memberdayakan sumber daya manusia peternakan agar dapat menghasilkan
produk yang berdaya saing tinggi .
3. Menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan peternak .
4. Mendorong investasi dan usaha serta lapangan kerja di bidang peternak .
5. Melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam pendukung peternak .
6. Meningkatkan usaha peternak yang ramah lingkungan, menciptakan energi
alternatif bagi peternak dan pupuk organik .
74
2. Mendorong peningkatan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan
sumber daya perikanan dan kelautan yang bernilai ekonomis dengan
penerapan teknologi berwawasan lingkungan.
3. Meningkatkan produk perikanan dan kelautan yang berkualitas untuk
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dan bahan baku industri secara
berkelanjutan.
4. Meningkatkan pelestarian sumber daya perikanan dan kelautan.
75
1. Meningkatkan pemantapan Kawasan Hutan dan Kawasan Lindung,
meningkatkan rehabilitasi lahan dan kobservasi Sumber Daya Alam.
2. Meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Hutan secara lestari dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelolaan hutan dan kawasan
lindung.
Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi jawa barat menjadi panduan dalam
penyusunan Rencana Staregis Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota
Banjar:
76
Yang menjadi pertimbangan adalah:
Paragraf: 2 Rencana kawasan lindung.
Pasal 26,27,28.sampai pasal 29.
Paragraf 3 Rencana Kawasan Budidaya:
Pasal 41: Mengenai Kawasan Hutan Produksi
Pasal 42: Mengenai Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Pasal 43: Mengenai Kawasan Perkebunan
Pasal 44: Mengenai Kawasan Peternakan
Pasal 46: Mengenai Kawasan Perikanan
77
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar sebagian isi RAPERDA RT RW
Koat Banjar adalah:
Paragraf 10
Kawasan Peruntukan Pertanian
Pasal 54
78
Paragraf 11
Kawasan Peruntukan Perikanan Budidaya
Pasal 55
Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Pasal 46
Paragraf 3
Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 47
79
pemantauan terhadap kualitas lingkungan hidup; dan
f. membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis untuk kawasan industri
untuk melihat kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
prakiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup, efisiensi
pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim dan tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati.
(3) Kawasan Industri dan pergudangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, meliputi:
a. kawasan industri di Kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 100 Hektar;
b. kawasan industri di Kecamatan Banjar seluas kurang lebih 70,38 Hektar;
c. kawasan industri di Kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih 20,00
Hektar; dan
d. kawasan industri di Kecamatan Langensari seluas kurang lebih 25,42
Hektar.
(4) Rencana pengembangan Industri Kecil dan rumah tangga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. mempertahankan dan mengembangkan industri kecil yang berkembang di
perumahan dengan syarat tidak menimbulkan dampak negatif; dan
b. menata industri kecil di Desa Langensari, Desa Neglasari, Desa
Cibeureum, Desa Balokang, dan Kelurahan Purwaharja.
(5) Kawasan industri kecil dan rumah tangga yang menimbulkan polusi
(pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup) diarahkan ke kawasan
industri.
80
Jadi ada 6 sasaran isu-isu strategis yang harus di tanganni dan di
impelentasikan pada jangka waktu lima tahun ke depan ( TA 2014 sampe TA
2018 ) oleh dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar.
Isu isu strategis yang akan di tangani yaitu:
81
Terciptanya pasar Statsiun Terminal Agrobisnis di Kota Banjar
Kota banjar yang merupakan pintu gerbang wilayah priangan timur sudah
sejak lama menjadi kota jasa dan transit sehingga dengan di bangunya Sub
Statsiun Terminal Agribisnis. Akan mampu meramaikan transaksi jual beli
sekelas Pasar Induk Caringin.
82
BAB IV
4.1.1 Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi , merupakan satu langkah
penting dalam perjalanan suatu organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat
mencerminkan apa yang hendak dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus
strategis yang berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin
Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang ingin
diwujudkan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di masa depan. Berdasarkan makna
tersebut dan sesuai dengan Visi Kota Banjar tahun 2014 - 2018, maka visi Dinas Pertanian
AGRIBISNIS
Diharapkan dengan terumuskannya visi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota
Banjar tersebut, maka dapat menjadi motivasi seluruh elemen dinas untuk mewujudkannya,
4.1.2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan
diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang
telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh visi, maka misi
83
Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Banjar tahun 2014 2018 adalah sebagai
berikut :
2. Meningkatkan kemampuan kelompok Tani dan Pelaku Usaha Tani yang mampu
dan Kehutanan;
Kehutanan;
Penjelasan dari Visi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, sebagai berikut:
Masyarakat Pertanian dan Agrobisnis merupakan kata kunci atau landasan Pemerintah
Kota Banjar dalam mencapai visi :
Masyarakat Pertanian, artinya kondisi dimana masyarakatnya menjalani kehidupanya
sebagai petani dan buruh tani. Desa dan petani merupakan dua kata yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainya. Desa tidak sekedar bermakna teritorial yang secara
wilayah berbeda dengan Kota dalam ciri geografis dan ekologis, tetapi desa juga
mempunyai kultur budaya yang unik.
Agribisnis, adalah bisnis berbasis usaha pertanian/ bidang lain yang mendukung baik di
hulu maupun di hilir. Penjelasan hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok,
sedangkan agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan ( Food Suppy Chain ).
Agribisnis mempelajari strategi memperoleh hubungan dengan mengelola aspek
budidaya, pascapanen, proses pengelola hingga tahap pemasaran.
84
Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada potensi
sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan,
tanggung jawab yang optimal dan proposional dari seluruh pemangku kepentingan kota, maka
misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
2. Meningkatkan kemampuan kelompok Tani dan Pelaku Usaha Tani yang mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi;
Penerapan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna merupakan salah
satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan produksi petanian di Kota Banjar.
85
Mengingat laju pertumbuhan produksi berbagai komoditas pertanian, perikanan dan
kehutanan selama 10 tahun terakhir berada di kisaran 5 persen tentunya masih
memungkinkan bagi Kota Banjar untuk terus memacu laju pertumbuhan produksi
dengan mengoptimalisasi lahan dan memfasilitasi saarana dan prasarana berupa alat dan
mesin produksi pertanian, perikanan dan kehutanan.
Dengan tambahan fasilitas sarana dan prasarana produksi tersebut diharapkan
mampu meningkatkan produksi komoditas dari berbagai sektor pertanian. Termasuk
sarana pengolah pangan guna mengendalikan harga pada waktu pascapanen/ panen raya.
Luas Lahan Pertanian, Lahan Perikanan dan lahan Hutan rakyat di Kota Banjar.
Relatif lebih sedikit jika di bandingakn dengan Luas lahan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan di Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Pangandaran. Namun dengan adanya
pasilias infrastruktur berupa jaringan irigasi yang ampu mengairi ke sentra-sentra
produksi tanaman pangan, palawija, perkebunan, dan perikanan serta jalan produksi
yang menghubungkan antara sentra produksi dan pasar lebih terjamin.
Dengan di tambanya jalur jalan produksi desa dan rehabilitasi jaringan irigasi
desa, diharapkan mampu meningkatkan pola tanam, yang tadinya sawah tadah hujan
menanam padi 1-2 kali dalam satu tahun. Dengan adanya irigasi mampu menanam padi
3 kali dalam setahun, sdangkan jalan produksi mempermudah tarnsportani dalam
memangkut hasil komoditas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan maupun hasil bumi
lainya.
86
dan temu teknologi dalam acara HKP merupaka salah satu upaya dalam meningkatkan
Sumber Daya Manusia Pertanian.
Dengan adanya pembinaan kelompok dengan cara monitoring dan evaluasi
kegiatan yang di salurkan lewal kelembagaan dalam hal ini kelompok tani, jadi kinerja
dinas Pertanian dan Ketahanan pangan dapat di ukur dengan keberhasilan kelompok tani
binaan. Kelompok tani di Kota Banjar ada 208 kelompok terdiri dari:
- Kelompok tani Pemula 79 kelompok.
- Kelompok tani Lanjut 90 kelompok.
- Kelompok tani Madya 36 kelompok.
- Kelompok tani Utama 3 kelompok.
Dalam rangka meningkatkan transaksi barang jan jasa serta transit. Kota Banjar
memerlukan lahan bongkar muat termasuk sarana penunjang seperti lahan parkir
kendaraan dan gudang Stasiun Terminal Agribisnis. Dengan adanya sarana dan
parasarana S T A yang representatif akan manambah keramaian, dan memperluas
jaringan pemasaran.
Pola kemitraan antara UPTD Balai Benih Padi Panatasan, Balai Benih Ikan
Kubangsari, kemitraan pembuatan pupuk organik, dan kemitraan komoditas Pertanian,
Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan dengan petani mitra binaan Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar dapat membantu dalam pengembangan
pembangunan pertanian serta memudahkan monitoring dan evaluasi kegiatan.
Kinerja utama dari Dinas Pertanain dan Ketahanan Pangan adalah hal utama apa yang
akan diwujudkan oleh instansi yang bersangkutan, atau untuk mewujudkan apa instansi
pemerintah dibentuk, yang menjadi core areal business dan tertuang dalam tugas dan fungsi
87
Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis Dinas
pertanian dan Ketahahanan pangan, sehingga IKU (Key Performance Indicator) merupakan
ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis OPD. Dengan kata lain IKU
digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari OPD yang bersangkutan. IKU harus memenuhi
Merujuk dari peraturan Menteri, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Tentang IKU
prioritas pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang terkait dengan fungsi
1. Ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan dengan fokus:
88
KOTA : BANJAR
CAPAIAN
NO URUSAN NO IKK RUMUS / PERHITUNGAN KET
KINERJA
1 2 3 4 5 6 8
89
data
sementara)
47.431.000 kg x 1000
197.331 jiwa
Produktivitas
padi atau
Bahan Utama
3 Utama Produksi Padi : 44 937 Ton
lainya per
PERTANIAN hektar Produksi Jagung : 1 538 Ton
Produksi Kedele : 956 Ton
Kontribusi
Sektor
Pertanian
terhadap Jumlah Kontribusi PDRB dari
4 PDRB sektor Pertanian x 100% 18,64%
( data Jumlah total
sementara ) PDRB
'329.755,01 x 100%
1.769.538,79
Rehabilitasi Luas Hutan dan lahan kritis
Hutan dan yang direhabilitasi (ha) x 100
3 KEHUTANAN 11 Lahan Kritis % 11,54%
( luas hutan Luas total hutan dan
rakyat ) lahan kritis (ha)
200 x 100 %
1.733,20 Ha
Kerusakan
Kawasan Luas Kerusakan Kawasan
12 Hutan Hutan (ha) x 100 % 5,14%
( luas hutan
rakyat ) Luas kawasan hutan (ha)
89 ha x 100 %
90
1.733,20 Ha
Kontribusi
Sektor
Kehutanan
terhadap Jumlah Kontribusi PDRB dari
13 PDRB sektor Kehutanan x 100% 0,47%
Jumlah total
PDRB
1.278,09 x 100%
274.659,50
KELAUTAN
DAN Produksi Jumlah produksi ikan (Rp) x
1 PERIKANAN 1 Perikanan 100 % 100,6%
Target daerah (ton)
2.268,00 x 100 %
2.255,1
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam
Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama bidang
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, bidang
91
Peternakan dan Perikanan serta Bidang Perkebunan dan Kehutanan. Dinas Pertanian dan
Indikator tujuan yang di gunakan dalam tujuan perencanaan strategis ini adalah:
2. Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi;
92
Indikator tujuan yang di gunakan adalah:
Tersusunya data luas baku lahan basah dan lahn kering di Kota Banjar
Tersusunya data lahan kritis di Kota Banjar
Tersusunya data regulasi pencegahan alih fungsi lahan pertanian
Persentase data lahan basah dan lahan kering serta lahan kritis.
4.2.2. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan
dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam jangka
untuk menjabarkan Misi yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas.
(measureable), dapat dicapai (attainable), nyata (realistic) dan tepat waktu (time bound).
93
Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
2. Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu
meningkatkan kuntitas dan kualitas produksi.
Kelompok tani.
Pelaku usaha agribisnis.
Target capian produksi pertanian, perikanan dan kehutanan.
- Produksi padi.
- Produksi jagung.
- Produksi kedelai.
- Produksi daging sapi.
Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB.
94
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:
Keterkaitan (interelasi) visi, misi, tujuan dan sasaran ditampilkan pada Tabel IV.1.
Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota
Banjar dihasilkan dari posisi Strategis hasil analisa lingkunganya itu S O (Strengths
Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan
95
tantangan yang ada. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana
kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersif atinternal, yaitu kebijakan dalam
96
TABEL IV.1
KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 2018
DINAS DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR
MISI I : Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Terbentuknya kelompok a) Data base jumlah kelompok tani di Kota Banjar. 295 300 305 310 315
kelembagaan petani Tani dan Pelaku Usaha b) Data pelaku usaha agribisnis di Kota Banjar.
dan Pelaku usaha Tani yang Tangguh dan c) Data target dan capian produksi komoditas Pertanian, 6 4 3 3 3
agribisnis di Kota mampu meningkatkan Perikanan dan Kehutanan.
Banjar kuantitas dan kualitas
produksi;
MISI III MISI III : Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian,lahan perikanan dan kehutanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Menggali potensi lahan Optimalisasi a) Data luas baku lahan basah dan 75 80 85 90 95
pertanian, perikanan pemanfaatan sumber lahan kering Kota Banjar.
dan kehutanan daya lahan Pertanian, b) Data lahan kritis di Kota Banjar. 180 180 180 180 180
lahan Perikanan dan c) Regulasi pencegahan alih fungsi
Kehutanan; lahan pertanian. 40% 42% 44% 46% 48%
95
MISI III MISI IV : Mengoptimalkan sumber daya manusia pertanian,perikanan dan kehutanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Optimalisasi Sumber a) Peningkatan jumlah pelatihan SDM 75 80 85 90 95
wawasan aparatur ( Daya Manusia Pertanian, (penyuluh pertanian, perikanan dan
penyuluh lapangan ) Perikanan dan kehutanan).
Kehutanan;
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Terciptanya peluang a) Pengembangan Usaha Agribisnis 10 9 8 7 6
pendapatan dan Daya pasar dan pola kemitraan Pedesaan.
beli masyarakat petani b) Monev kelompok olahan produk 10 10 15 15 20
di Kota Banjar. Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan.
96
Dari analisa lingkungan strategis yang telah dilakukan maka dapat
disusun strategi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sebagai berikut:
97
Sasaran 5: Mengoptimalkan sumber daya manusia pertanian, perikanan dan
kehutanan.
Strategi: Meningkatkan wawasan dan keahlian penyuluh lapangan.
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:
a) Mengikut sertakan para Penyuluh Pertanian Lapangan pada acaran
pelatihan dan seminar teknis Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
98
TABEL IV.2
Stategi dan Kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE- STRATEGI KEBIJAKAN
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Terbentuknya d) Data base jumlah kelompok 295 300 305 310 315 Percepatan Pengumpulan data
kelembagaan kelompok Tani dan tani di Kota Banjar. penyediaan data secara terpadu dan
petani dan Pelaku Usaha Tani e) Data pelaku usaha agribisnis 6 4 3 3 3 / informasi spatial berkelanjutan
Pelaku usaha yang Tangguh dan di Kota Banjar. dan non spatial
agribisnis di mampu f) Data target dan capian
Kota Banjar meningkatkan produksi komoditas
kuantitas dan Pertanian, Perikanan dan
kualitas produksi; Kehutanan.
l
MISI II : Meningkatnya Kuantitas dan kualitas sarana/prasarana, teknologi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
99
MISI III MISI III : Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan Pertanian, lahan Perikanan dan Kehutanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Menggali Optimalisasi d) Data luas baku lahan basah 75 80 85 90 95 mengolah lahan Adanya regulasi
potensi lahan pemanfaatan dan lahan kering Kota tidur dan lahan pencegahan alih
pertanian, sumber daya lahan Banjar. 180 180 180 180 180 tidak produktif fungsi lahan
perikanan dan Pertanian, lahan e) Data lahan kritis di Kota yang berada di pertanian
kehutanan Perikanan dan Banjar. 40% 42% 44% 46% 48% masyarakat
Kehutanan; f) Regulasi pencegahan alih
fungsi lahan pertanian.
MISI III MISI IV : Optimalisasi Sumber Daya Manusia Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Optimalisasi b) Peningkatan jumlah 75 80 85 90 95 Meningkatkan Mengikutsertakan
wawasan Sumber Daya pelatihan SDM (penyuluh wawasan dan para Penyuluh
aparatur ( Manusia Pertanian, pertanian, perikanan dan keahlian penyuluh Pertanian Lapangan
penyuluh Perikanan dan kehutanan). lapangan. pada acaran pelatihan
lapangan ) Kehutanan; dan seminar teknis
Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan
MISI III MISI V : Terciptanya peluang pasar dan pola kemitraan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Terciptanya c) Pengembangan Usaha 10 9 8 7 6 Menambah daya Pengembangan
pendapatan peluang pasar dan Agribisnis Pedesaan. tarik investor terhadap kelompok
dan Daya beli pola kemitraan d) Monev kelompok olahan 10 10 15 15 20 pelaku usaha usaha tani bidang
masyarakat produk Pertanian, agribisnis di Kota Pertanian,
petani di Kota Perikanan dan Kehutanan. Banjar. Perikanan dan
Banjar. Kehutanan
100
50
51
52
BAB V
Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian keberhasilan
sasaran dan tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan sebagai kumpulan kegiatan yang
sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan SKPD guna mencapai
sasaran tertentu. Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan pula dapat menyelesaikan
permasalahan permasalahan yang dihadapi.
Program dan Kegiatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar yang
direncanakan untuk Periode Tahun 2014 2018 meliputi:
Kegiatan:
a) Penyediaan jasa surat menyurat
Indikator Keluaran (Output): Terpenuhinya kebutuhan jasa surat menyurat.
Kelompok sasaran: Aparatur yang dilayani oleh SKPD.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 9.700.000,-
99
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 273.500.000,-
100
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 140.000.000,-
101
n) Penyediaan jasa tenaga pendukung.
Indikator Keluaran (Output): Pembiayaan bagi tenaga pendukung administrasi/teknis
perkantoran (pramubakti) dan supir kepala dinas. (4 orang)
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 118.400.000,-
Kegiatan:
a) Pengadaan kendaraan dinas/oprasional
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya kendaraan dinas/oprasional roda empat.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.008.000.000,-
102
Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya pemeliharaan rutin/berkala gedung
kantor BPP dan UPTD.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalh Rp: 175.000.000,-
Kegiatan:
a) Pengadaan pakian KORPRI
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya 80 stel pakian korpri buat aparatur.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 215.000.000,-
103
Sumber daya aparatur.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Misi Dinas ke 1: Mewujudkan organisasi
yang epektif dan efisien. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp.
240.000.000,- selama 5 tahun.
Kegiatan:
a) Pendidikan dan pelatihan formal.
Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya pendidikan serta pelatihan formal
aparatur..
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 240.000.000,-
Kegiatan:
a) Penyusunan laporan capian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya data pelaporan LAKIP.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 67.500.000,-
104
Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya pembuatan laporan akhir tahun.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 67.500.000,-
Program Peningkatan Ketahanan Pangan sesuai dengan Misi Dinas ke II: Meningkatkan
kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu meningkatkan kuantitas
dan kualitas produksi. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp14.
031.351.000,- selama 5 tahun.
Kegiatan:
a) Penanganan Daerah Rawan Pangan
Indikator Keluaran (Output): Pendistribusian bahan pangan utama ke Kelompok
Kampung KB/ Kelompok Wanita Tani.
Kelompok sasaran: Masyarakat/ Petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 192.500.000,-
105
Kelompok sasaran: Masyarakat/ Petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 250.000.000,-
106
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.087.078.000,-
107
m) Peningkatan Produksi, Produktivitas , dan Mutu Produk Pertanian
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya produksi dan produktivitas padi, sayuran
dan buah-buahan.
Kelompok sasaran: Masyarakat
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.080.000.000,-
108
Kelompok sasaran: masyarakat petani, dan aparatur penyuluh lapangan pertanian.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 502.528.000,-
Kegiatan:
a) Pembangunan Pusat-Pusat Etalase/Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Kota
Banjar.
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya STA sarana pasar dan promosi ragam
olahan pangan dari sektor pertanian, perikanan dan kehutanan beserta ragam olahan
pangan lainya.
Kelompok sasaran: masyarakat, kelompok tani, asosiasi usaha pertanian/perkebunan
dan pelaku usaha agribisnsis. Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan
adalah Rp: 8.266.971.000,-
109
Kegiatan:
a) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna.
Indikator Keluaran (Output):
- Terdistribusikanya sarana dan prasarana komoditas Pertanian/Perkebunan ke
Kelompok Tani di Kota Banjar.
- Tertatanya kawasan pengembangan produksi pupuk organik.
- Pengembangan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani.
- Pengembangan Pengerasan Jalan Usaha Tani Desa
Kelompok sasaran: Kelompok tani binaan
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 21.950.000.000,-
b) Penyusunan site plan Pemetaan jaringan irigasi dan jalan usaha tani.
Indikator Keluaran (Output): Terbentuknya site plan pemetan JITUT dan JIDES
Kelompok sasaran: masyarakat petani, dan kawasan agribisnis.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 500.000.000,-
Kegiatan:
a) Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan
Indikator Keluaran (Output): Terealisasinya rehabilitasi sarana infrastruktur jalan
usaha tani di sentra-sentra produksi perkebunan.
Kelompok Sasaran: Kelompok tani.
110
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 2.800.000.000,-
Kegiatan:
a) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak.
Indikator Keluaran (Output): Terkendalinya penyakit menular pada ternak.
Kelompok sasaran: Kelompok Ternak, dan masyarakat pembudidaya ternak.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 500.000.000,-
111
- Pengembangan populasi ternak.
Kegiatan:
a) Pembibitan dan Perawatan Ternak
Indikator Keluaran (Output): Terdistribusikanya bibit dan induk ternak besar, ternak
kecil, dan unggas, serta sarana penunjang (Inseminasi Buatan)
Kelompok sasaran: Kelompok Ternak, dan masyarakat pembudidaya ternak.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 2.950.000.000,-
Kegiatan:
a) Promosi atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya permintaan olahan pangan asal ternak
112
Kelompok sasaran: kelompok ternak binaan/ pengrajin olahan pangan asal ternak.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 106.800.000.000,-
Kegiatan:
a) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna
Indikator Keluaran (Output):
- Terfasilitasinya instalasi penanganan limbah padat dan cair di RPH
- Tersedianya sarana dan biaya oprasional RPH
Kelompok sasaran: Aparatur / fasilitas RPH.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 5.407.000.000,-
Kegiatan:
a) Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Indikator Keluaran (Output): Optimalnya penerimaan Negara Bukan pajak, dan
Tertibnya penata usahan hasil hutan.
113
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalh Rp: 95.000.000,-
Kegiatan:
a) Koordinasi reboisasi dan Penghijuan Hutan.
Indikator Keluaran (Output): Tersusunya dokumen rencana pengelolaan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan.
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp:75.000.000,-
Kegiatan:
b) Pembuatan bibit/ Benih Tanaman Kehutanan.
Indikator Keluaran (Output): Inventarisasi dan identifikasi pelaksanaan sertifikasi
sumber benih dan mutu benih kehutanan.
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp:150.000.000,-
Kegiatan:
c) Peningkatan peran serta masyaraakat dalam rehabilitasi hutan dan Lahan.
Indikator Keluaran (Output): Terehabilitasinya lahan kritis di Kota Banjar.
114
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 2.150.000.000,-
Kegiatan:
a) Pengawasan dan penertiban pelaksanan peraturan daerah mengenai pengelolaan
industri hasil hutan.
Indikator Keluaran (Output): Tertibnya penata usahan hasil hutan pada industri primer
hasil hutan menurut peraturan perundang-undangan.
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalh Rp:75.000.000,-
115
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp:867.500.000.000,-
116
Kegiatan:
a) Pengembangan Bibit Ikan Unggul di BBI.
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya konsumsi ikan di masyarakat.
Kelompok sasaran: Masyarakat.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp:150.000.000,-
Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian visi dan misi dinas pada kurun waktu 5 (lima) tahun. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri
setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode Rencana Strategis dapat
dicapai.Target masing-masing program dan kegiatan disajikan dalam Tabel V.1 : Rencana
program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar.
Tabel V.1 dapat di lihat pada lampiran halaman. 116
117
TABEL V.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kota Banjar
113
114
BAB VI
Kontribusi
sektor
2 perkebunan 1,87 1,88 1,89 1,90 1,91 1,92 1,92
terhadap
PDRB
Kontribusi
sektor
3 peternakan 4.46 4,47 4,48 4,49 4,50 4,51 4,51
terhadap
PDRB
118
Kontribusi
sektor
4 kehutanan 0,07 0,08 0,09 0,10 0,11 0,12 0,12
terhadap
PDRB
Kontribusi
sektor
5 perikanan 0,26 0,27 0,28 0,29 0,3 0,31 0,31
terhadap
PDRB
Produksi
- 1,538 2,500 2,955 3,300 3,750 4,000 4,000
Jagung
Produksi
- 956 1,000 1,150 1,250 1,300 1,350 1,350
Kedelai
Produksi
- 570 571 572 573 574 575 575
daging sapi
119
Indikator Sasaran
Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
pada awal pada akhir
No Indikator Target Capaian Setiap Tahun
periode periode
RPJMD RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Menurunya
1 60 57 53 50 48 45 45
lahan kritis
120
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Banjar
tahun 2014-2018 ini merupakan dokumen perencanaan yang disusun berdasarkan RPJMD
Kota Banjar Tahun 2014-2018, yang merupakan rangkaian rencana tindakan dan kegiatan
yang mendasar dan orientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu sampai 5
Rencana Strategis mengandung visi, misi tujuan, sasaran, kebijakan dan program
yang harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar
tahun 2014-2018 merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan, yang juga
digunakan sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima
tahunan.
Dengan mengintegrasikan berbagai keahlian sumber daya lain yang dimiliki dinas,
Akhirnya dengan tersusunnya Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota
Banjar tahun 2014-2018 semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan mampu mendorong
pencapaian visi Kota Banjar 2014-2018 : Menjadi Kota Banjar Agamis, Mandiri dan
Sejahtera.
121