Anda di halaman 1dari 135

RENCANA STRATEGY

DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN


PANGAN

RENSTRA 2014 2018

PEMERINTAH KOTA BANJAR


DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
Jl. Brigjen M. Isa, SH Km.2 Komplek Perkantoran Purwaharja Kota Banjar
KOTAK SARAN
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN
PANGAN

INDIKATOR KINERJA KUNCI ( IKK )


DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN
PANGAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan


Tahun 2014-2018, merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No.25 tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.Undang-Undang ini
secara substansi mengamanatkan penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) untuk periode 5 (lima) tahun dan juga sebagai
instrumen untuk menyusun dan mengukur kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD.
Rencana Strategis (Renstra) SKPD merupakan dokumen perencanaan
jangka menengah SKPD yang tidak terpisahkan dengan dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD). Renstra SKPD disusun guna
memberikan masukan bagi penyempurnaan penyusunan dokumen RPJMD.
Rancangan akhir Renstra SKPD disusun dengan mengacu kepada RPJMD yang
sudah ditetapkan dengan Perda.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 14 Tahun 2013
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar. Kedudukan Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kota Banjar, merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota Banjar yang mempunyai kewenangan Merumuskan
kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian pengembangan/pembinaan
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Ketahanan Pangan, Peternakan dan
Perikanan serta Perkebunan dan Kehutanan .
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar memiliki
kewenangan untuk pengelolaan Bidang Pertanian (Tanaman Pangan dan
Hortikultura), Bidang Ketahann Pangan dan Penyuluhan, Bidang Peternakan dan
Perikanan serta Bidang Perkebunan dan Kehutanan.
Kota Banjar memiliki luas 131,97 Km2, 69% diantaranya pengelolannya
dimanfaatkan pada sektor pertanian, dengan jumlah penduduk 180.767 orang
dengan jumlah laki-laki 91.633 orang, perempuan 89.134 orang, 70% diantaranya
bermata pencaharian sebagai petani. Kondisi ini menunjukan bahwa pengolaan

1
pertanian ini harus ditangani secara sungguh-sungguh, sehingga masyarakat
pertanian Kota Banjar akan mampu berkembang menjadi
sentra produksi yang berorientasi agribisnis sekaligus dapat dijadikan sebagai
sentra distribusi. Untuk itu agar dapat masyarakat Pertanian Kota Banjar sebagai
subjek pertanian yang maju, maka Dinas Pertanian Kota Banjar perlu menetapkan
Renstra ( Rencana Strategis ).
Melalui proses penajaman dalam aspek perencanaan yang tertuang dalam
Renstra (Rencana Strategis), maka harapan untuk meningkatkan peran sektor
pertanian dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat dapat terwujud.

1.2. LANDASAN HUKUM


1. UU No. 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman;
2. UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
3. UU No. 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Pemerintaha Kota Banjar di
Provinsi Jawa Barat;
4. UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan:
5. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah;
7. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Penyuluhan Pertanian;
8. UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan;
9. UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
10. UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31
Tahun 2004 tentang Perikanan;
11. PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
12. Perda No. 47 Tahun 2004 tentang Renstra Kota Banjar;
13. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang RPJPD Kota Banjar 2005 2025;
14. Perda No. 15 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar;
15. Perwal Kota Banjar No.14 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar;
16. Perwal Kota Banjar No.04 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun 2014-2018.

2
Hubungan Antar Dokumen
RENSTRA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun 2014-2018
memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai
berikut:
1) RENSTRA OPD Tahun 2014-2018 berpedoman pada RPJPD Kota Banjar
Tahun 2005-2025 dan memperhatikan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun
2013-2018;
2) RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 dijadikan pedoman dalam
penyusunan Renstra OPD Kota Banjar Tahun 2014-2018;
3) RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 dijabarkan kedalam dokumen
perencanaan tahunan, yaitu RKPD Kota Banjar.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tahun 2014


2018 merupakan dokumen resmi perencanaan Organisasi Perangkat Daerah untuk
5 (lima) tahun yang menggambarkan visi, misi, strategi atau kebijakan umum
serta tahapan program kegiatan strategis yang akan dicapai dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan daerah Kota Banjar di bidang Pertanian dan
Ketahanan Pangan, disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tahun 2014 2018 ditetapkan
dengan maksud :
a. Sebagai dokumen perencanaan yang dijadikan pedoman ataua cuan dalam
menyusun Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
b. Untuk menentukan sasaran, arah kebijakan dan program serta kegiatan
prioritas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, dalam jangka menengah.
c. Untuk dasar penilaian kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang
mencerminkan penyelenggaran pembangunan yang baik, transparan dan
akuntabel.

3
Adapun tujuan penyusunan RENSTRA ini adalah :
a. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama lima (5)
tahun yang akan datang.
b. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien dan
berkelanjutan.
c. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku
pembangunan di Kota Banjar.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar


tahun 2014-2018 secara garis besar disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum
penyusunan Renstra, maksud dan tujuan penyusunan Renstra dan
sistematika penulisan dokumen Renstra.
Bab II Gambaran Pelayanan,Tugas dan Fungsi
Memuat tugas, fungsi dan struktur OPD; sumber daya yang dimiliki oleh
OPD, kinerja pelayanan sampai saat ini, tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan OPD.
Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan SOPD; telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil
kepala daerah; telaahan renstra Kementrian Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan dan telaahan Renstra Badan Ketahanan Pangan Dinas
Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan dan
Dinas Kehutanan Provinsi JAWA BARAT; telaahan dokumen RTRW
Kota Banjar dan Kajian Pengembangan Pertanian Strategis; serta

4
penentuan isu-isu strategis di Sektor Pertanian, Perikanan dan Ketahanan
Pangan.
Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Bab ini berisi visi dan misi OPD, tujuan dan sasaran jangka menengah
OPD, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka
menengah OPD.
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif
Memuat rencana program dan kegiatan OPD selama 5 (lima) tahun
kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif.
Bab VI Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran OPD
Bab ini memuat indikator kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan
yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD Kota Banjar.
Bab VII Penutup
Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen
Renstra OPD, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu
menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh OPD.

5
BAB II

TUGAS DAN FUNGSI SERTA GAMBARAN PELAYANAN DINAS


PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan


Ketahanan Pangan

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan merupakan unsur pelaksana


bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, bidang Pertanian dan Hortikultura,
bidang Peternakan dan Perikanan serta bidang Perkebunan dan Kehutanan.
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok dan fungsi Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar mengacu pada Peraturan Kota
Banjar nomor : 15 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Tata
Kerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan mempunyai fungsi:
1. Pengelolaan Urusan Ketata-usahaan dan koordinasi penyusunan program;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,
bidang Pertanian dan Hortikultura, bidang Peternakan dan Perikanan serta
bidang Perkebunan dan Kehutanan;
3. Penyusunan perencanaan di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,
bidang Pertanian dan Hortikultura, bidang Peternakan dan Perikanan serta
bidang Perkebunan dan Kehutanan;
4. Pengawasan dan Pengendalian Potensi di bidang Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan, bidang Pertanian dan Hortikultura, bidang Peternakan dan
Perikanan serta bidang Perkebunan dan Kehutanan;
5. Melakukan Koordinasi yang meliputi segala usaha kegiatan dan bantuan
teknis di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, bidang Pertanian dan
Hortikultura, bidang Peternakan dan Perikanan serta bidang Perkebunan dan
Kehutanan;

6
Susunan sruktur organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Banjar
berdasarkan Peraturan Walikota Kota Banjar No.14 Tahun 2013 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar

(1). Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kota Banjar terdiri dari :


a. Kepala Dinas
1). Sekretariat, terdiri dari :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Keuangan.
3) Sub Bagian Program dan Evaluasi
2). Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, terdiri dari
1) Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan ;
2) Seksi Distribusi dan Konsumsi Pangan;
3) Seksi Penyuluhan dan Penerapan teknologi

3). Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, terdiri dari :


1) Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
2) Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
3) Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura.
4). Bidang Peternakan dan Perikanan, terdiri dari :
1) Seksi Peternakan.
2) Seksi Perikanan.
3) Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan.
5). Bidang Perkebunan dan Kehutanan, terdiri dari :
1) Seksi Perkebunan.
2) Seksi Kehutanan.
3) Seksi Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan.
6). Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Balai Benih Padi dan Bibit.
7). Unit pelaksana Teknis Dinas (UPT) Rumah Potong Hewan.
8). Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Kesehatan Hewan dan
Perindungan Tanaman.

7
9). Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Balai Benih Ikan.
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2). Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kota Banjar sebagaimana


tercantum dalam Lampiran Keputusan ini

BIDANG TUGAS UNSUR DINAS

KEPALA DINAS

(1). Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas berada dibawah dan bertanggug jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota.

Fungsi
(2). Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi
Kewenangan Daerah Kota bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
serta melaksanakan tugas sesuai dengan Kebijakan Walikota.

Uraian Tugas Kepala Dinas


a. Merumuskan visi dan misi dinas serta mengesahkan/ menetapkan Rencana
Strategis
dan Rencana kerja di lngkup dinas pertanian.
b. Merumbiuskan kebijakan teknis dan oprasional di Bidang Pertanian,
Perikanan dan merumuskan program kegiatan di Bidang Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan.
c. Merumuskan hasil pemantauan, laporan dan evaluasi pelaksanaan
penyelenggaraan di Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
d. Merumuskan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan.
e. Melaksanakan pembinaan, pengawasa dan pengendalian di Bidang
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
f. Menfasilitasi bantuan permodalan dan sarana produksi kepada masyarakat
serta peningkatan pertanian, perikanan dan kehutanan.

8
g. Melaksanakan pemantuan pengelolaan sarana usaha di Bidang Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan.
h. Melaksanakan, membina dan mengawasi pengelolaan administrasi umum,
meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan
peralatan.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
bidang tugasnya.
SEKRETARIAT DINAS

(1). Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris berada dibawah dan bertanggung


jawab kepada Kepala Dinas;

Tugas dan Kewajiban


(2). Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi dan
pengendalian ketatausahaan, meliputi pengelolaan administrasi umum,
keuangan, kepegawaian, organisasi dan tata laksana, pemberian layanan
teknis administratif, serta penyusunan, evaluasi dan pelaporan program;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (2), Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan Koordinasi penyusunan rencana program Kerja Dinas
serta pelaksanaan pembinaan organisasi dan Tata Laksana Dinas;
b. Pengelolaan Ketatausahaan dan pembinaan Administrasi umum,
kepegawaian dan keuangan;
c. Penyelenggaraan layanan teknis administratif;
d. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya;
(4) Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (3) Sekretariat
terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Program dan Perencanaan.

9
Uraian Tugas Sekretariat Dinas
a. Merencanakan program kerja dan rencana kegiatan sekretariat Dinas
Pertanian.
b. Mempelajari dan menjabarkan perintah atasan serta peaturan
perundang-undangan yang berlaku sesuai bidang tugasnya.
c. Merencanakn dan mengajukan usulan anggaran belanja kegiatan
Sekretariat Dinas Pertanian.
d. Mengadakan koordinasi dengan bidang lain pada unit kerjanya
maupun dinas instansi terkait sesuai bidang tugasnya.
e. Mengendalikan dan mengevaliasi pelaksanaan kegiatan sub bagian
keuangan.
f. Mengendalikan dan mengevaliasi pelaksanaan kegiatan sub bagian
umum dan kepegawian.
g. Mengendalikan dan mengevaliasi pelaksanaan kegiatan sub bagian
program dan perencanaan.
h. Membarikan petunjuk dan pengarahan serta mengatur dan
menditribusikan tugas-tugas rutin kepada bawahan.
i. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.
j. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


(1). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas;

Tugas dan Kewajiban


(2). Sub Bagian Umum dan Kepegawain mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan program kerja pengelolaan
ketatausahaan, pemeliharaan barang inventaris dinas, rumah tangga,
perjalanan dinas, perlengkapan dan Kepegawaian;

10
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) sub Bagian Umum dan
Kepegawain mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program kerja, pembinaan organisasi dan tata laksana
Dinas;
b. Pengelolaan rumah tangga perjalnan dinas, perlengkapan,
pemeliharaan barang-barang inventaris .
c. Pelaksanaan layanan teknis administratif bidang umum dan layanan
teknis administratif bidang umum;
d. Menyusun rencana pormasi jabatan fungsional dan mutasi serta
pengembangan karir pegawai pendayagunaan aparatur dan
peningkatan kesejahteraan pegawai serta pembinaan disiplin pegawai
dinas;
e. Pengelolaan rumah tangga administrasi kepegawaian dan pemeliharaan
dokumen kepegawaian.

Uraian Tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.


a. Menyusun progran kerja di bidang umum dan Kepegawaian.
b. Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana Dinas serta pengelolaan
kearsipan dan penyiapan penyelenggaraan rapat.
c. Mengatur pendistribusian surat masuk dan keluar dan barang cetakan
di lingkungan Dinas untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Pemeliharaan kebersihan, ketertiban dan keindahan lingkungan dinas
e. Mengatur pelaksanaan penerimaan tamu, penggunaan telepon, telex,
air , dan keprotokolan di lingkungan dinas.
f. Melaksanakan penetapan kebijakan kebutuhan SDM pertanian untuk
tingkat Kota.
g. Menerapkan persyaratan jabatan pada institusi pertanian di wilayah
Kota.
h. Menyusun dan meneliti usulan pengangkatan ( DUK ), kenaikan
pangkat, kenaikan gaji berkala, pemindahan dan mutasi kepegawaian
lainya sesuai aturan yang berlaku.

11
i. Memproes pengengkatan, pemindahan, pemberhentian pensiunan,
kenaikan gaji berkala, tunjangan pegawai sesuai ketentuan yang
berlaku.

(1). Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas;

Tugas dan Kewajiban


(2). Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan Penyusunan
rencana anggaran, pengelolaan administrasi keuangan dan fasilitasi
kebendaharaan;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Sub Bagian Keuangan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana anggaran;
b. Pengelolaan administrasi keuangan dan pemeliharaan dokumen
keuangan;
c. Perhitungan Anggaran, perivikasi dan fasilitasi kebendaharaan;
d. Pelaksanaan teknis administratif bidang keuangan;
e. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.

Uraian Tugas Sub Bagian Keuangan


a. Menyusun program kerja dan rencana kegiatan sub bagian keuangan
dinas.
b. Menyusun usulan rencana kerja anggaran belanja kegiatan sub bagian
keuangan dinas.
c. Mengumpulkan, menyusun , menganalisa dan mengelola daftar usulan
rencana anggaran pendapatan dan belanja dinas.
d. Melaksanakan pembinaan administrasi keuangan pada unit-unit kerja di
lingkungan dinas
e. Melaksanakan kordinasi dan pengawasan terhadap realisasi anggaran
pendapatan dan belanja dinas.

12
f. Mengkordinasikan dan menyiapkan bahan laporan pertanggungjawaban
keuangan dinas.
g.Memberikan petunjuk dan pengarahan serta mengatur dan
mendiribusikan tugas- tugas rutin kepada bawahan.
h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Sub Bagian Program dan Evaluasi


(1). Sub Bagian Program dan Perencanaan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas;

Tugas dan Kewajiban


(2). Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan
kegiatan perencanaan, menyusun dan melaporkan pelaporan dan evaluasi
kegiatan pembangunan pertanian;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Sub Bagian Program
mempunyai fungsi :
a. Penyiapan bahan dan mengkoordinasikan perencanaan program
pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan;
b. Pelaksanaan penyusunan rencana program kerja bidang pertanian,
perikanan dan kehutanan;
c. Penyusunan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi pembangunan
pertanian, perikanan dan kehutanan;
d. Pengumpulan dan pengolah data hasil monitoring dan evaluasi
pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan;
e. Pengolahan dan analisa data dibidang pertanian, perikanan dan
kehutanan;

Uraian Tugas Sub Bagian Program dan Perencanaan


a. Menyusun program kerja dan rencana kegiatan sub bagian program
dinas.
b. Menyusun usulan rencana kerja anggaran belanja kegiatan sub bagian
program dinas.

13
d. Menghimpun dan menyiapkan bahan bahan secara menyeluruh untuk
penyusunan rencana kegiatan dinas.
e. Menfasilitasi pelaksanaan koordinasi dengan bagian dan bidang lainya
untuk menyiapkan bahan penyusunan rencana stratejik dinas.
f. Menyiapkan rencana kerja tahunan secara periodik.
g. Menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan dinas dan
menyusun LAKIP dinas.
h. Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan progran/kegiatan
dinas serta menyiapkan tindak lanjut hasil monitoring.
i. Penyajian data statistik pertanian, perikanan dan kehutanan;
j. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.

BIDANG KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

(1). Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dipimpin oleh Kepala Bidang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas ;

Tugas dan Kewajiban


(2). Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai tugas pokok
merencanakan dan menyusun program pengembangan Ketahanan Pangan

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang;
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang;
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan kepala seksi dan pejabat non struktural dalam lingkup bidang;
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non struktural dalam lingkup bidang.

14
Uraian Tugas Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
a. Perencanaan, penyusunan petunjuk teknis serta fasilitasi Bidang
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;
b. Penyusunan Petunjuk teknis kelembagaaan tani, tenaga kerja pertanian
dan aparat teknis fungsional pertanian dan Programa Penyuluhan;
c. Penyusunan petunjuk teknis pengkajian, pemantauan, pengembangan
ketersediaan distribusi dan konsumsi pangan;
d. Melaksanakan penyiapan bahan dan pengembangan sistem informasi
management pangan dan gizi;
e. Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi komoditas
pertanian, perikanan dan kehutanan;
f. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.
(1). Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Bidang Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan terdiri dari :
4) Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan ;
5) Seksi Distribusi dan Konsumsi Pangan;
6) Seksi Penyuluhan dan Penerapan teknologi.

Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan


(1). Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas pokok
Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi
ketersediaan dan kerawanan pangan.

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Seksi Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.

15
b. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
c. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan


a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis seksi
ketersediaan, cadangan pangan dan penanggulangan kerawanan
pangan.
b. Penyelenggaraan fasilitasi bidang ketersediaan cadangan pangan dan
kerawanan pangan.
c. Menyelenggarakan penyusunan program kerja seksi ketersediaan dan
kerawanan pangan.
d. Menyelenggarakan Kegiatan pengembangan ketersediaan dan
kerawanan pangan.
e. Menyelenggarakan pendataan, evaluasi dan pelaporan yang berbasis
dengan tugas bidang ketersediaan dan kerawanan pangan.
f. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
g. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
h. Penyusunan laporan di bidang tugasnya.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.

Seksi Distribusi dan Konsumsi Pangan


(1). Seksi Distribusi dan Konsumsi Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan ;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Distribusi dan Konsumsi Pangan mempunyai tugas pokok
melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana teknis Distribusi dan
Konsumsi pangan;

16
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Seksi Distribusi dan
Konsumsi Pangan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
c. Fasilitasi Bimbingan Sarana dan Prasarana
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Distribusi dan Konsumsi Pangan


a. Menyelenggarakan penyusunan program kerja Seksi Distribusi dan
konsumsi Pangan;
b. Penyusunan petunjuk teknis, pengkajian, pemantauan distribusi dan
konsumsi Pangan;
c. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis Seksi
Distribusi dan konsumsi Pangan ;
d. Menyelenggarakan fasilitasi bidang penanggulangan Distribusi dan
konsumsi Pangan;
e. Menyelenggarakan pendataan, evaluasi dan pelaporan yang berbasis
dengan tugas Seksi Distribusi dan konsumsi Pangan ;
f. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;
g. Penyusunan laporan di bidang tugasnya;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi.

Seksi Penyuluhan dan Penerapan Teknologi


(1). Seksi Penyuluhan dan Penerapan Teknologi dipimpin oleh Kepala Seksi,
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ;

Tugas dan Kewajiban

17
(2) Seksi Penyuluhan dan Penerapan Teknologi mempunyai Tugas Pokok :
Melaksanakan penyusunan kebijakan dan pedoman penyuluh pertanian,
perikanan, dan kehutanan.

Fungsi
(3) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Seksi
Penyuluhan dan Penerapan Teknologi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis seksi.
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup bidang.
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non struktural dalam lingkup bidang.

Uraian Tugas Seksi Penyuluhan dan Penerapan Teknologi


a. Mengumpulkan , mengolah dan menyiapkan data untuk menyusun dan
menyempurnakan pelaksanaan tugas Seksi Penyuluhan dan Penerapan
teknologi pertanian.
b. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan
rencana jangka menengah dan tahunan Seksi Penyuluhan dan
Penerapan teknologi pertanian sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
c. Menyelenggarakan sosialisasi, evaluasi dan pembinaan penyuluh dan
penerapan teknologi pertanian sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
d. Membimbing penyususnan dan pelaksanaan Programa penyuluh
pertanian tingkat Kecamatan dan Kota.
e. Penyediaan, penyebaran dan pelayanan informasi pertanian.
f. Melakukan pengkajian dan penerapan teknologi pertanian.
g. Mengembangkan kelembagaan petani.
h. mengevaluasi tugas pokok penyuluhan pertanian, Perikanan dan
Kehutanan.

18
i. Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian fungsional dan
penilaian angka kredit jabatan fungsional penyuluh pertanian.
j. Pelaksanaan perencanaan pengembangan SDM pertanian melalui
analisa jabatan/pekerjaan dan prioritas pengembangan wilayah kerja.
k. Pelaksanaan kegiatan pengembangan sumber daya manusia pertanian
melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan.
l. Pelaksanaan penilaian terhadap hasil kegiatan pengembangan sumber
daya manusia pertanian sebagai bahan pengembangan
m. Penyusunan laporan di bidang tugasnya.
n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.

BIDANG TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA


(1). Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura dipimpin oleh Kepala Bidang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;

Tugas dan Kewajiban


(2). Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas pokok
Menyusun program dan rencana teknis, bimbingan teknis, pengembangan
bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang.
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan kepala seksi dan pejabat non struktural dalam lingkup
bidang.
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non struktural dalam lingkup bidang.

19
Uraian Tugas Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Perencanaan pelaksanaan dan fasilitasi pengembangan produksi,
pascapanen Tanaman Pangan dan Hortikultura;
b. Pelaksanaan dan Pengkajian Koordinasi kegiatan pengembangan
keragaman, perlindungan Sumber Daya Pangan dan Hortikultura;
c. Perencanaan, pelaksaaan dan fasiltiasi kegiatan Rehabilitasi
Pengembangan Lahan serta Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura;
d. Pemantauan dan pengkajian pelaksanaan perizinan dan pengembangan
alat dan mesin pertanian;
e. Pengamatan dan pengkajian pengendalian hama dan penyakit;
f. Pembinaan, Pengkajian dan Pengawasan mutu benih/bibit dan obat-
obatan serta pembinaan penangkaran benih/bibit tanaman Hortikultura;
g. Pembinaan, peningkatan serta optimalisasi Sumber Daya Pertanian dan
sumber daya lainnya;
h. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.

(4). Dalam melaksanakn tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Tanaman Pangan dan Hortikultura, terdiri dari :
i. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;
j. Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura;
k. Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura


(1). Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura dipimpin oleh Kepala
Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang
Tanaman Pangan dan Hortikultura;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas
pokok melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana teknis, bimbingan
dan pengembangan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;

20
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada ayat (2) Seksi Produksi Tanaman
Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura


a. Penyusunan petunjuk teknis perencanaan, pelaksanaan dan fasilitasi
pengembangan produksi tanaman pangan dan Hortikultura;
b. Pelaksanan dan pengkajian koordinasi kegiatan pengembangan
keragaman, perlindungan sumber daya pangan;
c. Pelaksanan pembinaan teknis penangkaran benih/bibit Tanaman
Pangan;
d. Perencanaan, pelaksanaan dan fasilitasi kegiatan Rehabilitasi
Pengembangan Lahan serta Perlindungan Tanaman Pangan;
e. Pelaksanaan pengamatan, pencegahan, pemberantasan dan
pengendalian penyakit Tanaman Pangan;
f. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan peredaran serta
penggunaan mutu bibit/benih dan obat-obatan;
g. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Seksi Produksi
tanaman pangan dan Hortikultura
h. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan produksi tanaman
pangan dan Hortikultura
i. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi serealia;
j. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi palawija;
k. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi pengendalian OPT
pangan;
l. Menyelenggarakan fasilitasi produksi tanaman pangan dan
Hortikultura

21
m. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan
Seksi Produksi tanaman pangan dan Hortikulturaan
n. Menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan UPTD;
o. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Produksi
tanaman pangan dan Hortikulturaan
p. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura


(1). Seksi sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura dipimpin
oleh Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi sarana dan prasaran Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai
tugas pokok melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana teknis,
bimbingan dan pengembangan Seksi;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Seksi Sarana dan
Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan


Hortikultura
a. Melaksanakan Penyusunan petunjuk teknis perencanaan, pelaksanaan
dan fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana Hortikultura
danHortikultura program kerja Seksi Sarana dan Prasarana

22
b. Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan dan pengelolaan
penyaluran penggunaan dan peredaran sarana, meliputi pupuk
bersubsidi dan alat mesin pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
c. Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi pengadaan serta
penyaluran Sarana dan Prasaranapertanian tanaman pangan dan
hortikultura;
d. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan kebutuhan sarana dan
permodalan;
e. Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi akses permodalan usaha
pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
f. Melaksanakan penyusunan bahan fasilitasi dan penetapan
standarisasi alat mesin pertanian tanaman pangan dan hortikultura;
g. Melaksanakan penyusunan bahan penetapan norma, standard,
prosedur, kriteria Sarana dan Prasarana
h. Melaksanakan penyusunan bahan koordinasi pengembangan Sarana
dan Prasaranapertanian tanaman pangan dan hortikultura;
i. Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Seksi Sarana dan
Prasarana;
j. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura


(1). Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura dipimpin oleh
Kepala Seksi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas
pokok melaksanakn dan menyiapkan bahan rencana teknis Bina Usaha
pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Seksi Bina Usaha
Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi:

23
1. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
2. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
3. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
4. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Bina Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura

a. Penyusunan petunjuk teknis perencanaan, pelaksanaan dan fasilitasi


Bina Usaha tanaman pangan dan hortikultura;
b. Pelaksanaan pengkajian, pengembangan dan koordinasi kegiatan Bina
Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura;
c. Pelaksanan pembinaan teknis Bina Usaha tanaman pangan dan
hortikultura;
d. Pelaksanaan hasil pembinaan, pemantauan pengawasan peredaran serta
penggunaan bahan-bahan pengolahn hasil dan produk olahannya;
e. Pemantauan dan evaluasi di bidang Bina Usaha pertanian;
f. Penyusunan laporan di bidang tugasnya.

BIDANG PETERNAKAN DAN PERIKANAN


(1). Bidang Peternakan dan Perikanan dipimpin oleh Kepala Bidang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;

Tugas dan Kewajiban


(2). Bidang Peternakan dan Perikanan Mempunyai tugas pokok merencanakan
dan menyusun program pengembangan peternakan dan perikanan;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Peternakan dan Perikanan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang.
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang.

24
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan kepala seksi dan pejabat non struktural dalam lingkup bidang.
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan
pejabat non struktural dalam lingkup bidang.

Uraian Tugas Bidang Peternakan dan Perikanan


a. Merencanakan kegiatan produksi dan perbibitan ternak dan ikan,
kesehatan hewan dan veteriner, serta sarana dan prasarana peternakan,
perikanan.
b. Mengrahkan pelaksanaan produksi dan pembibitan ternak dan ikan,
kesehatan hewan dan veteriner, serta sarana dan prasarana peternakan,
perikanan.
c. Mengatur kegiatan produksi dan pembibitan ternak dan ikan, kesehatan
hewan dan veteriner, serta sarana dan prasarana peternakan, perikanan.
d. Membimbing teknis pelaksanaan produksi dan pembibitan ternak dan
ikan, kesehatan hewan dan veteriner, serta sarana dan prasarana
peternakan, perikanan.
e. Mengevaluasi program pelaksanaan produksi dan pembibitan ternak dan
ikan, kesehatan hewan dan veteriner, serta sarana dan prasarana
peternakan, perikanan.
f. Menganalisa dan mengembangkan kinerja bidang.
g. Penyusunan laporan di bidang tugasnya.

4. Dalam melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Bidang Peternakan dan
Perikanan terdiri dari :
a. Seksi Peternakan;
b. Seksi Perikanan;
c. Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan

Seksi Peternakan
(1). Seksi Peternakan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan;

25
Tugas dan Kewajiban
(2). Seksi Peternakan mempunyai Tugas Pokok melaksanakan penyusunan
petunjuk teknis pengelolaan budidaya serta sarana dan prasarana
peternakan;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat 2 Seksi Peternakan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Memfasilitasi dabimbingan sarana dan prasarana peternakan
e. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Peternakan


a. Melaksanakan Petunjuk Teknis pengembangan produksi dan
perbibitan Peternakan;
b. Melaksanakan perencanaan, penyusunan dan fasilitasi pengembangan
produksi dan perbibitan Peternakan;
c. Melaksanakan petunjuk teknis dan fasilitasi bimbingan Bidang
Peternakan;
d. Melaksanakan penyusunan petunjuk teknis pengawasan, pengendalian
dan pemeriksaan kesehatan, kesehatan masyarakat veteriner dan
kesehatan reproduksi;
e. Penyusunan petunjuk teknis pemanfaatan teknologi budidaya
Peternakan.
f. Penyusunan laporan di bidang tugasnya.

26
Seksi Perikanan
(1). Seksi Perikanan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan serta
sarana dan prasrana peternakan;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Perikanan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan
petunjuk teknis pengembangan perikanan budidaya;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan Tugas Pokok dimaksud pada ayat (2) Seksi
Perikanan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Perikanan


a. Melaksanakan petunjuk teknis pengembangan perikanan budidaya;
b. Melaksanakan perencanaan dan fasilitasi pengembangan perikanan
budidaya;
c. Melaksanakan petunjuk teknis pengadaan dan penyiapan sarana dan
prasarana perikanan budidaya;
d. Melaksanakan petunjuk teknis pemeriksaan, pengawasan dan
pengendalian penyakit/hama ikan;
e. Melaksanakan petunjuk teknis pelaksanaan teknologi perikanan
budidaya;
f. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data
Perikanan;
g. Menyusun laporan di bidang tugasnya.

27
Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan
(1). Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan dipimpin oleh Kepala Bidang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Peternakan
dan Perikanan;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok
melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana teknis Bina Usaha
peternakan dan perikanan;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Seksi Bina Usaha
Peternakan dan Perikanan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.

a. Uraian Tugas Seksi Bina Usaha Peternakan dan Perikanan


b. Penyusunan petunjuk teknis perencanaan, pelaksanaan dan fasilitasi Bina
Usaha peternakan dan perikanan;
c. Pelaksanaan pengkajian, pengembangan dan koordinasi kegiatan Bina
Usaha peternakan dan perikanan;
d. Pelaksanan pembinaan teknis Bina Usaha peternakan dan perikanan;
e. Pelaksanaan hasil pembinaan, pemantauan pengawasan peredaran serta
penggunaan bahan-bahan pengolahn hasil dan produk olahannya;
f. Pemantauan dan evaluasi di bidang Bina Usaha peternakan dan perikanan;
g. Melaksanakn petunjuk teknis pemanfaatan teknologi Bina Usaha
Peternakan.
h. Penyusunan laporan di bidang tugasnya.

28
BIDANG PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

(2). Bidang Perkebunan dan Kehutanan dipimpin oleh Kepala Bidang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas ;

Tugas dan Kewajiban


(3). Bidang Perkebunan dan Kehutanan mempunyai tugas pokok
merencanakan dan membuat program pengembanagan Bidang perkebunan
dan kehutanan melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana teknis,
bimbingan teknis, pengembangan penghijauan dan konservasi tanah,
rehabilitasi kawasan lindung, perbenihan dan pembibitan tanaman
Perkebuan dan hutan, serta perlindungan hutan dan peredaran hasil hutan
serta aneka usaha Perkebunan dan Kehutanan ;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Perkebunan dan Kehutanan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis bidang.
b. Penyelenggaraan program dan kegiatan bidang.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan
d. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala seksi dan pejabat
non struktural dalam lingkup bidang.

Uraian Tugas Bidang Perkebunan dan Kehutanan


(4). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada Ayat (2) Bidang
Perkebunan dan Kehutanan mempunyai fungsi :
a. Penyiapan rencana teknis penghijauan dan konservasi tanah,
rehabilitasi hutan dan kawasan lindung, perbenihan, pembibitan dan
pengamanan kebun dan hutan, bimbingan teknis pengelolaan
pengembangan hutan rakyat/perlebahan, persutraan alam dan aneka
usaha hutan lainnya ;

29
b. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian penghijauan dan
konservasi tanah penanggulangan kebakaran hutan pengaturan
pengembalaan ternak dan alam hutan, pengendalian gangguan hama
dan penyakit, gangguan manusia dan alam lainnya, bimbingan
peredaran dan pemasaran hasil hutan rakyat/ milik, persutraan alam
perlebahan dan aneka usaha kebun dan hutan lainnya ;
c. Pelaksanaan pengadaan/pembuatan benih dan bibit tanaman kebun
dan hutan untuk kegiatan rehabilitasi kawasan lindung dan
pelaksanaan pengembangan usaha Perkebunan dan Kehutanan ;
d. Pelaksanaan rehabilitasi kawasan lindung ;
e. Pelaksanaan pemancangan, pemeliharaan dan pengamanan palbatas
kawasan lindung ;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan penghijauan
dan konservasi tanah rehabilitasi kawasan lindung,
pengadaan/pembuatan benih dan bibit tanaman hutan dan
pengamanan hutan ;
g. Pelaksanan penyuluhan bidang rehabilitasi lahan Perkebunan dan
perlindungan hutan ;
h. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
(4) Dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Bidang Perkebunan
dan Kehutanan terdiri dari :
a. Seksi Perkebunan ;
b. Seksi Kehutanan;
c. Seksi Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan

Seksi Perkebunan
(1). Seksi Perkebunan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perkebunan dan Kehutanan;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Perkebunan mempunyai tugas pokok melaksanakan dan menyiapkan
bahan rencana teknis dan sarana dan prasarana Perkebunan;

30
Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) Seksi Perkebunan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Perkebunan


a. Menyiapkan bahan rencana teknis pelaksanaan dan bimbingan teknis
Perkebunan;
b. Pelaksanaan penghijauan dan konservasi tanah, pengadaan pembuatan
benih/bibit tanaman Perkebunan ;
c. Pelaksanaan bimbingan teknis Perkebunan ;
d. Fasilitasi dan bimbingan sarana dan prasarana perkebunan
e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan Perkebunan ;
f. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.

Seksi Kehutanan
(1). Seksi Kehutanan dipimpin oleh Kepala Seksi berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perkebunan dan Kehutanan ;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Kehutanan mempunyai tugas pokok melaksanakan dan menyiapkan
bahan rencana bimbingan teknis pelaksanaan, produksi dan peredaran hasil
hutan serta aneka usaha hutan, serta bimbingan teknis Rehabilitasi hutan
dan lahan, perlindungan hutan dan konservasi sumber daya alam (SDA);

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Ayat (2) seksi Kehutanan
mempunyai fungsi :

31
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program
dan kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural
dalam lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Kehutanan


a. Menyiapkan bahan rencana teknis pengelolaan pengembangan hutan
rakyat/milik perlebahan, persutraan alam dan aneka usaha hutan lainnya ;
b. Menyiapkan bahan rencana teknis rehabilitasi hutan dan lahan secara
vegetatif dan sipil teknis;
c. Menyiapkan bahan rencana teknis perlindungan hutan dan konservasi
sumber daya alam;
d. Menyiapkan bahan rencana teknis bimbingan peredaran dan pemasaran
hasil hutan rakyat/milik, persutraan alam dan aneka usaha hutan lainnya ;
e. Pelaksanaan pengembangan usaha hutan ;
f. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ;
g. Penyusunan laporan kegiatan dibidang tugasnya.
Seksi Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan
(1). Seksi Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan dipimpin oleh Kepala Seksi
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perkebunan
dan Kehutanan;

Tugas dan Kewajiban


(2). Seksi Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan mempunyai tugas pokok
melaksanakan dan menyiapkan bahan rencana teknis Bina Usaha
Perkebunan dan Kehutanan;

Fungsi
(3). Untuk melaksanakan tugas pokok pada Ayat (2) Seksi Bina Usaha
Perkebunan dan Kehutanan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program dan kegiatan seksi.

32
b. Pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan pejabat non struktural dalam lingkup seksi.
d. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan pejabat non struktural dalam
lingkup seksi.

Uraian Tugas Seksi Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan


a. Penyusunan petunjuk teknis perencanaan, pelaksanaan dan fasilitasi
Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan;
b. Pelaksanaan pengkajian, pengembangan dan koordinasi kegiatan Bina
Usaha Perkebunan dan Kehutanan;
c. Pelaksanan pembinaan teknis Bina Usaha Perkebunan dan Kehutanan;
d. Pelaksanaan hasil pembinaan, pemantauan pengawasan peredaran serta
penggunaan bahan-bahan pengolahn hasil dan produk olahannya;
e. Pemantauan dan evaluasi di bidang Bina Usaha Perkebunan dan
Kehutanan;
f. Penyusunan laporan di bidang tugasnya.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(1). Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan


sebagian fungsi Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan;
(2). Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud pada Ayat (1) terdiri dari
sejumlah Pegawai Negeri Sipil dalam jenjang jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya;
(3). Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud pada Ayat (1) dipimpin oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Dinas serta
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;
(4). Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis kebutuhan
dan beban kerja;
(5). Jenis dan jenjang jabatan fungsional dimaksud pada Ayat (3) diatur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

33
UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
Tugas pokok dan fungsi unsur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Pertanian Kota Banjar, diatur tersendiri dalam Keputusan Walikota.

TATA KERJA
(1). Ketentuan yang menjadi tugas Dinas merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan ;
(2). Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas sebagai pelaksana bidang
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta kegiatan operasionalnya
diselenggarakan oleh Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatab
Fungsional menurut bidang tugasnya masing-masing ;
(3). Kepala Dinas baik teknis operasional maupun teknis admonistratif berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah Kota, dan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan
hubungan fungsional dengan instansi lain yang berkaitan dengan
fungsinya;
(4). Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Dinas dalam
melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplikasi baik secara vertikal maupun horizontal;
(5). Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Kantor bertanggung
jawab memimpin serta memberikan bimbingan dan petunjuk bagi
pelaksanaan tugas kepada bawahan.

Bagian Kedua
PELAPORAN
(1). Kepala Dinas wajib memberikan laporan tentang pelaksanan tugasnya
secara teratur, jelas dan tepat waktu kapada Walikota melalui Sekretaris
Daerah Kota;
(2). Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Dinas wajib mengikuti
petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing serta
menyampaikan laporan tepat pada waktunya ;

34
(3). Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan organisasi wajib diolah
dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam
memberikan petunjuk kepada bawahan;
(4). Pengaturan mengenai jenis laporan dan cara penyampaiannya berpedoman
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

HAL MEWAKILI
Apabila Kepala Dinas berhalangan menjalankan tugasnya dapat menunjuk pejabat
lain sesuai dengan kepentingannya.

KEPEGAWAIAN
(1). Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usulan
Sekretaris Daerah Kota;
(2). Kepala Dinas bertanggung jawab dalam mempersiapkan bahan bagi
penetapan kebijakan dan atau Keputusan Walikota dalam bidang
Kepegawaian;
(3). Kepala Dinas bertanggung jawab dalam hal perencanaan, pengelolaan dan
pembinaan kepegawain;
(4). Kepala Dinas wajib membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) pegawai di lingkungan Dinas setiap tahun sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
(5). Kepala Dinas wajib menyiapkan pengembangan pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan di dalam maupun di luar negeri atas persetujuan
Walikota;
(6). Pejabat lainnya di lingkungan kantor diangkat dan diberhentikan oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
(7). Ketentuan lain mengenai kepegawaian diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2.2 SUMBER DAYA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN


PANGAN

35
Pembiayaan program dan kegiatan OPD berasal dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah dan penerimaan dari sumber lain yang sah dan tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.1. PERSONALIA ( SUMBER DAYA MANUSIA )

Secara keseluruhan jumlah pegawai pada satuan organisasi Dinas

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Banjar sebanyak 72 orang, terdiri dari

50 orang pegawai struktural dan 22 orang fungsional dan pengelompokan

berdasarkan gender terdiri dari Pria 52 orang dan Wanita 20 orang, dengan

perincian sebagaimana dalam Tabel 2.1: dibawah ini :

Tabel 2.1: Kekuatan Pegawai Berdasarkan Golongan


NO GOL STRUKTURAL FUNGSIONAL JUMLAH
1. IV 4 1 5
2. III 34 13 47
3. II 12 8 20
4. I - - 0

JUMLAH 50 22 72

Tabel 2.2: Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan


NO PENDIDIKAN STRUKTURAL FUNGSIONAL JUMLAH

1. S2 6 - 6
2. S1 27 9 38
3. D IV - - 0
4. D III 5 3 8
5. D II - - -
6. DI - - -
7. SLTA 12 10 22
8. SLTP - - -

JUMLAH 50 22 72

36
Tabel 2.3: Jumlah Surat Masuk dan Surat Keluar Selama Tahun 2013
NO JENIS SURAT JUMLAH

1 Surat Masuk 1.822

2 Surat Keluar 7.125

2.2.2 INVENTARISASI

1. Kantor Dinas

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar menempati gedung

yang berada di Komplek Perkantoran Purwaharja yang beralamat di Jalan

Brigjen M. Isa, SH Km 2, sebelah Barat dari SAMSAT Kota Banjar.

Bangunan tersebut memiliki 2 lantai, lantai dasar ditempati oleh ruangan

Kepala Dinas, ruangan Sekretaris, ruangan Bidang Tanaman Pangan dan

Hortikultura, ruangan Bidang Ketahanan Pangan, Pantry, dan Toilet.

Sedangkan lantai 2 ditempati oleh ruangan Bidang Perkebunan dan

Kehutanan, ruangan Bidang Peternakan dan Perikanan, ruangan

Kelompok Jabatan Fungsional, ruangan Aula, ruangan Gudang, ruangan

Mushola dan Toilet.

2. Sarana Kantor

Sarana kantor yang dimiliki oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan Kota Banjar sebagaimana pada lampiran.

3. Sarana Transportasi

Sarana Transportasi yang ada pada Dinas Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan Kota Banjar TA 2013 terdiri dari kendaraan roda empat

sebanyak 12 unit dan kendaraan roda dua sebanyak 70 unit, adapun

37
Rincian mengenai jenis kendaraan dan tahun perolehan dapat diihat pada

Tabel 2.4: dibawah ini :

Tabel 2.4: Daftar Kendaraan Yang Ada di Dinas Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan Kota Banjar Tahun Anggaran 2013
NO JENIS KENDARAAN TAHUN KET
PEROLEHAN
RODA 4 RODA 2
1. 1 - 2004 APBD KOTA
2. 1 - 2006 APBD KOTA
3. 1 - 2007 APBD KOTA
4. 1 - 2007 APBD KOTA
5. 1 - 2008 APBD KOTA
6 1 - 2008 APBD KOTA
7. 1 - 2009 APBD KOTA
8. - 6 2004 FAO
9 - 3 2004 APBD
10. - 2 2005 APBD PROV.
11. - 4 2005 APBD PROV.
12. - 3 2005 APBD PROV.
13. - 2 2005 APBD PROV.
14. - 2 2005 APBD PROV.
15. - 4 2006 APBD PROV.
16. - 3 2006 APBD PROV.
17. - 6 2006 APBD KOTA
18. - 1 2006 APBD KOTA
19. - 1 2006 APBD
20. - 2 2007 APBD
21. - 2 2007 APBD KOTA
22. - 2 2007 PERMENTAN
23. - 1 2008 APBD
24. - 2 2008 APBD
25. - 2 2008 APBD PROV.
26. - 1 2008 APBD
27. - 1 2008 FAO
28. - 1 2008 APBD KOTA
29. - 1 2008 APBN DEPTAN
30. - 4 2010 APBD/DAK
31. - 1 2011 APBD PROV.
32. - 3 2011 APBD/DAK

38
33. 2 - 2011 APBD PROV.
34. 2 - 2011 APBD/DAK
35. 1 7 2012 APBD/DAK

JUM 12 70
LAH

2.3 KINERJA PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN


PANGAN KOTA BANJAR

STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN


Regulasi Ketahanan Pangan berupa Peraturan Walikota Banjar NO: 32
Tahun 2013, Mengenai Standar Pelayanan Minimal Ketahanana Pangan,
ditetapkan di Banjar pada tanggal: 23 Mei tahun 2013.

(1) SPM Bidang ketahanan Pangan dimaksudkan sebagai panduan dalam

melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan

pertanggungjawaban penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang

ketahanan pangan.

(2) SPM Bidang Ketahanan Pangan terdiri dari 4 ( empat) jenis pelayanan

dasar:

a. Ketersidiaan dan Cadangan Pangan;


b. Distribusi dan Akses pangan;
c. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan;
d. Penanganan Kerawanan Pangan.

Betujuan untuk meningkatkan dan menjamin mutu pelayanan kepada

masyarakat.Penyelengaraan SPM bidang Ketahanan pangan dilaksanakan oleh

perangakat daerah yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi di bidangnya.

- Kepala SKPD bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan kepada


masyarakat sesuai SPM.

39
- Kepala SKPD menyusun rencana anggaran, target dan upaya pelaksanaan
peningkatan mutu pelayanan tahunan berdasarkan SPM.
JENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR DAN URAIAN SPM
- Walikota melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
bidang Ketahanan Pangan sesuai SPM yang ditetapkan.

Hasil pemantauan dan evaluasi dalam penyelenggaraan pelayanan bidang


ketahanan pangan dilaporkan kepada Presiden melalui Gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat di Daerah.

TABEL. 2.5 : SPM KETAHANAN PANGAN


STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN
Batas
Keterangan
Jenis Pelayanan Dasar SPM Waktu
SKPD
Bidang Ketahanan Capian
Pangan Indikator Nilai
(%)
Kota Banjar
A Ketersediaan dan 1. Ketersediaan 90 2015 Dinas
Cadangan Pangan Energi dan Pertanian dan
Protein Perkapita Ketahanan
Pangan
2. Penguatan 60 2015 Dinas
Cadangan Pangan Pertanian dan
Ketahanan
Pangan
B Distribusi dan 3. Ketersediaan 90 2015 Dinas
Akses Pangan Informasi Pertanian dan
Pasokan, Harga Ketahanan
dan Akses Pangan Pangan
di Daerah
4. Stabilitas Harga 90 2015 Dinas
dan Pasokan Pertanian dan
Pangan Ketahanan
Pangan
C Penganekaragaman 5. Skor Pola Pangan 90 2015 Dinas
dan Keamanan Harapan (PPH) Pertanian dan
Pangan Ketahanan
Pangan
6. Pengawasan dan 80 2015 Dinas

40
Pembinaan Pertanian dan
Keamanan Pangan Ketahanan
Pangan
D Penanganan 7. Penangannan 60 2015 Dinas
Kerawanan Pangan Daerah rawan Pertanian dan
Pangan Ketahanan
Pangan

1. Indikator dan Nilai SPM serta Batas Waktu Pencapian SPM


Penjabaran Indikator kinerja Pemerintah Daerah Provinsi JAWA BARAT
target capaian sampai tahun 2018;
a. Ketersediaan dan Cadangan Pangan:
Penguatan cadangan pangan 60% pada tahun 2018.
b. Distribusi dan Akses pangan:
Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah 100%
pada tahun 2018.
c. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan:
Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 80% pada tahun 2018.
d. Penanganan Kerawanan Pangan;
Penanganan daerah rawan pangan 60% pada tahun 2018.

2. Target Pencapian SPM oleh Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan


Penjabaran Indikator kinerja OPD target capaian sampai tahun 2018;
a. Ketersediaan dan Cadangan Pangan :
1. Ketersedaiaan Energi dan Protein Perkapita 90% pada Tahun 2018;
2. Penguatan cadangan pangan 60% pada tahun 2018;
b. Distribusi dan Askes Pangan :
1. Ketersediaan informasi pasokan , harga dan askes pangan di daerah
90% pada tahun 2018;
2. Stabilitas harga dan pasokan pangan 90% tahun2018;
c. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan:
1. Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90% pada tahun 2018;
2. Pengawasan dan pembinaan kemanan pangan 80% pada tahun 2018;
d. Penanganan Kerawanan Pangan;

41
Penanganan daerah rawan pangan 60% pada tahun 2018.
KINERJA PELAYANAN MINIMAL URUSAN PILIHAN

a. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERTANIAN


Pada tahun 2012 luas panen padi dan palawija Kota Banjar mencapai 7.966
Ha, dengan rincian sebagai berikut: luas panen padi sawah mencapai 6.555 Ha
atau sekitar 82,29 persen, padi ladang 64 Ha (0,80 persen) dan palawija dengan
luas panen 1.347 Ha (16,91 persen).
Hasil produksi padi dan palawija menunjukkan pelambatan selama kurun
waktu 2010-2012. Hal ini disebabkan antara lain musim kemarau yang cukup
lama. Kalau dilihat dari produksi padi dan palawija tercatat sebanyak 62.072,85
ton (2010), 57.517 ton tahun 2011 dan 50.168 ton pada tahun 2012. Rata-rata
produksi per hektar padi sawah hanya mencapai 6,32 ton di tahun 2012,
dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 6,44 ton per hektar. Sedangkan untuk
padi ladang rata-rata hasil per hektar mencapai sebesar 4,53 ton di tahun 2012
meningkat dibandingkan kondisi tahun 2011 yang mencapai sebesar 4,43 ton per
hektar.
Sedangkan pada panen palawija, luas panen komoditi jagung paling luas
dibanding komoditi lainnya yaitu mencapai 555 Ha atau 41,2 per-sen dari luas
panen seluruh komoditi palawija, dengan tingkat produksi mencapai 5,67 ton per
hektar dan sedikit meningkat dibandingkan pencapaian tingkat produksi tahun
2011, yaitu sebesar 5,07 ton per hektar.
Bila dilihat per kecamatan, data tahun 2012 menunjukkan hasil produksi
padi sawah di Kecamatan Langensari paling besar kontribusinya terhadap
produksi padi sawah Kota Banjar, yaitu mencapai sebesar 44,38 persen. Dengan
luas panen padi sawah Kecamatan Langensari sebesar 2924 Ha, mampu
menghasilkan produksi sebesar 18.375 ton gabah, dengan tingkat produksi
mencapai 6,3 ton per hektar. Berikutnya Kecamatan Pataruman menjadi pemasok
ke dua terhadap produksi gabah yaitu sebesar 10.305 ton (22,89 persen), dengan
tingkat produksi mencapai sebesar 6,69 ton per hektar. Kemudian disusul oleh
Kecamatan Purwaharja yang mencapai sebesar 6.371 ton (15,39 persen) dan
Kecamatan Banjar yang mencapai sebesar 6.345 ton (15,33 persen).

42
Produksi padi ladang dihasilkan oleh Kecamatan Pataruman dan Keca-
matan Langensari dengan luas panen seluas 24 Ha dan menghasilkan produksi
gabah sebanyak 166 Ton. Kecamatan Pataruman menyumbang kontribusi terbesar
dengan luas panen 24 Ha memproduksi sebanyak 124 ton gabah.
Komoditi pertanian lainnya seperti sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan
tanaman obat-obatan, juga ada di Kota Banjar. Komoditi sayuran, tercatat pada
tahun 2012 komoditi petai merupakan komoditi yang paling banyak dihasilkan
yaitu mencapai 3.965 Kwintal dari panen sebanyak 100 Ha. Sementara produksi
paling sedikit di tahun 2012 adalah komoditi Jamur yang menghasilkan 165
Kwintal dari luas panen 10.040 meter persegi.
Pisang yang merupakan komoditi buah-buahan menjadi komoditi yang
paling banyak dihasilkan pada tahun 2012 yaitu mencapai 84.717 Kwintal.
Sedangkan komoditi yang paling sedikit produksinya adalah nenas yaitu hanya
sebanyak 11 Kwintal.
Komoditas pertanian lainnya yang tidak kalah penting dalam
kontribusinya terhadap sektor pertanian yaitu tanaman obat-obatan. Tercatat luas
tanaman obat-obatan di Kota Banjar seluas 115.133 M2 yang ditanami sebanyak 7
komoditi tanaman obat-obatan. tanaman jahe, kapolaga, kencur dan kunyit
merupakan tanaman obat-obatan yang memiliki produksi besar. Tercatat tanaman
kunyit menghasilkan produksi terbesar sebanyak 75.593 Kg. Kecamatan
Pataruman memberi kontribusi terbanyak terhadap produksi tanaman kunyit ini
yaitu sebanyak 56,3 ton dengan luas panen 17.000 M2.
Terjadinya musim hujan yang tidak merata selama tahun 2012, membuat
produksi beberapa jenis tanaman sayuran, buah-buahan dan tanaman obat-obatan
mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan mekanisme pengairan yang tidak
optimal serta hama yang menyerang tanaman tersebut, sehingga hasil yang
dipanen tidak maksimal.
Komoditi lainnya dari kegiatan pertanian yaitu ternak. Ternak besar meliputi
sapi, kerbau dan kuda yang tersebar di semua kecamatan. Jumlah ternak sapi pada
tahun 2012 sebanyak 1.256 ekor meningkat dibandingkan keadaan tahun 2011
yang mencapai sebanyak 1.044 ekor, dimana Kecamatan Pataruman memiliki
jumlah ternak sapi yang paling banyak yaitu 343 ekor, kemudian disusul

43
Kecamatan Banjar sebanyak 319 ekor, Kecamatan Purwaharja sebanyak 316 ekor
dan Kecamatan Langensari sebanyak 278 ekor.
Kategori ternak kecil yaitu domba terbanyak di Kecamatan Banjar yaitu
4.324 ekor dan kambing terbanyak di Kecamatan Langensari yaitu 6.845 ekor.
Dari kegiatan pemotongan ternak yang bisa dicatat secara rutin hanya yang
berasal dari rumah potong milik pemerintah yang terdapat di Kecamatan
Pataruman selain pemotongan di luar RPH juga laporan pemotongan pada
kegiatan qurban.
Tahun 2012 hewan ternak yang dipotong di RPH hanya jenis sapi yaitu
sebanyak 2.474 ekor, terdiri dari sapi jantan 1.981 ekor dan betina sebanyak 493
ekor. Produksi daging sapi mencapai 586 ton, meningkat dibanding tahun 2011
yang mencapai 558 ton. Untuk daging domba sebanyak 518 ton dan daging
kambing sebanyak 39 ton.
Produksi selain daging adalah kulit dan susu. Produksi kulit tercatat
sebanyak 4.900 lembar kulit sapi, 4.950 kulit domba, dan 3.300 kulit kambing.
Sedangkan susu yang dihasilkan sebanyak 21.630 liter.
Kota Banjar juga menghasilkan ternak unggas berupa ayam ras petelur,
ayam ras pedaging, ayam buras dan itik.
Areal perkebunan yang terdapat di Kota Banjar meliputi perkebunan milik
pemerintah dan perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat dengan komoditi karet,
kelapa, kopi, kakao, lada, cengkeh, aren, panili, kemiri, melinjo, dan jarak. Luas
areal yang digunakan mencapai 3.384 Ha. Sekitar 77,8 persen luas areal
perkebunan rakyat digunakan untuk tanaman kelapa.
Sedangkan menurut produksinya, komoditi kelapa menjadi komoditi yang
berproduksi paling banyak, yaitu 1.872 ton dan karet menjadi komoditi terbanyak
kedua 37 ton.

Tabel 2.6 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pertanian


di Kota Banjar Tahun 2008-2012

No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

1. Produksi padi dan


palawija (ton)
Padi Sawah 39.601 40.608 53.353 46.065 41.396

44
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

Padi Gogo 209 235 274 164 290


Jagung 2.820 3.405 2.391 3.313 3.149
Kedelai 738,13 388 200 858 137
Kacang Tanah 351,07 394 371 204 542
Kacang Hijau 231,70 293 28 567 128
Ubi Kayu 4.014 4.876 3.295 5.038 3.793
Ubi Jalar 775 646 2.075 977 689
Talas 163 231 6 78 28
Gayong 63 184 24 180 -
Irut 35 56 24 48 16
Gembili - 31 31,85 25 -

2. Produksi Sayur-
Sayuran
Bawang Merah 360 - - - -
Bawang Putih -
Bawang Daun 375 16
Kentang -
Kubis -
Kembang Kol -
Petsai 371 1.327 1.954 2.827 289
Wortel -
Lobak -
Kacang Merah 699 626 227 392 34
Kacang Panjang 1.232 1.947 3.541 2.594 198
Cabe Besar 159 881 297 194 -
Cabe Rawit 489 1.091 234 275 39
Jamur 0,83 30,11 0,32 1,77 1,65
Tomat 148 441 12 3.504 90
Terung 699 480 1.225 627 66
Buncis - 45 16 - -
Mentimun 3.173 4.292 3.861 1.665 230
Labu siam 210 388 391 461 77
Kangkung 331 2.207 4.738 956 135
Bayam 147 1.088 1.269 471 56
Melinjo 133,5 13.466 1.177 3.266 -
Petai 4.938 6.186 1.303 7.465 -

3. Produksi Tanaman
Perkebunan (ton)
Aren 4,40 0,2
Cengkeh 0,80 0,48
Kelapa 2.063,41 1.872,1
Kopi 9,36 8,32

45
No Indikator 2008 2009 2010 2011 2012

Kemiri 1,01 1,72


Kakao 21,14 18,54
Karet 70,30 37,31
Lada 18,90 2,30
Paneli 4,41 -
Jarak 5,92 -
Tembakau 15 -

4. Populasi Ternak
(ekor)
Sapi Potong 747 820 964 1.044 1.256
Sapi Perah 11 14 18 28 1
Kerbau 83 100 111 85 85
Kuda 99 101 101 103 104
Domba 10.141 10.733 10.883 11.016 11.020
Kambing 11.407 10.367 10.690 10.830 10.840
Ayam Buras 300.215 218.640 287.858 195.455 195.500
Ayam Ras Petelur 34.088 32.300 32.524 28.624 29.871
Ayam Ras Pedaging 189.795 188.425 202.607 227.913 230.877
dan Broiler
Itik 9.084 8.259 12.800 10.714 20.650

5 Produksi Daging
(ton/thn)
Sapi 48,12 50,5 49,3 55,8 58,6
Domba 50,11 52,70 52,50 57 58
Kambing 42,22 37 37,5 38 39
Ayam Buras 26,3 26,75 26,7 27,3
Ayam Ras Pedaging 505 705,3 735 742
Itik 4,38 4,29 4,48 5,32
Sumber : Dinas Pertanian Kota Banjar

Tabel: 2.7 STANDAR PELAYANAN MINIMAL URUSAN PILIHAN


PERTANIAN
NO KEWENANGA JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA
N URUSAN
PILIHAN
PERTANIAN
1 2 3 4
1 PERENCANAA 1.1. Pengadaan rencana 1.1.1. Setiap perencanaan
N DAN pembangunan, dan pembangunan pertanian
PENGENDALI perencanaan program tanaman pangan dan
AN proyek pertanian peternakan harus
tanaman pangan dan dilaksanakan secara

46
peternakan partisipatif dengan
melibatkan seluruh
stakeholder satu tahun
sekali
2 PENGELOLAA 2.1. Pengadaan penetapan 2.1.1.Setiap penetapan tata
N SUMBER tata ruang dan guna ruang dan guna lahan
DAYA ALAM lahan harus dikuatkan dengan
kebijakan pemerintah
yang berlaku di daerah
yang bersangkutan
2.2. Pencegahan alih fungsi 2.2.1.Adanya sanksi khusus atas
lahan sawah beririgasi pelanggaran alih fungsi
teknis dan setengah lahan sawah beririgasi
teknis teknis dan setengah teknis
yang terjamin airnya
yangb diatur dalam perda
3 PEMANFAAT 3.1. Pembangunan irigasi 3.1.1. Adanya satu program
AN AIR perbaikan dan pemafaatan
IRIGASI irigasi yang direalisasikan
oleh pemerintah daerah
setiap tahunnya
3.2. Evaluasi pengelolaan 3.5.1. Laporan evaluasi
air irigasi pertanian pengelolaan iar irigasi
pertanian maksimal
dilakukan setiap 4 bulan
sekali kepada provinsi.
4 PENYULUHA 4.1. Penetapan kebijakan 4.1.1. Penetapan kebijakan dan
N BIDANG dan program program penyelenggaraan
PERTANIAN penyelenggaraan penyuluhan bidang
TANAMAN penyuluhan bidang pertanian tanaman pangan
PANGAN DAN pertanian tanaman dan peternakan
PETERNAKAN pangan dan peternakan disesuaikan dengan
permasalahan nyata yang
dialami oleh petani
setahun sekali

4.2. Penumbuh kembangan 4.2.1.Pembinaan terhadap


kelompok tani dan kelompok tani,
kelembagaan ekonomi kelembagaan ekonomi
petani/ nelayan, pertain setiap bulan
penyuluh dan peneliti
dan LSM

4.3.1. Pembinaan terhadap


penyuluh, LSM,
dilaksanakan 6 bulan
sekali
5 PUPUK DA 5.1. Perencanaan 5.1.1.Adanya databased yang

47
PESTISIDA Kebutuhan Pupuk memuat kebutuhan pupuk
petani di setiap desa

5.2. Pemantauan dan 5.2.1. Pemantauan dan evaluasi


evaluasi ketersediaan ketersediaan pupuk dan
pupuk dan pestisida pestisida dilakukan setiap
bulan

5.3. Pelaksaanaan 5.3.1. Adanya 1 unit pelayanan


peringatan dini dan pupuk di setiap kecamatan
antisipasi terhadap
kelangkaan pupuk dan
pestisida

6 OBAT HEWAN 6.1. Pengawasan peredaran 6.1.1. Adanya tim pemantau


obat hewan di tingkat terhadap peredaran obat
kios dan pengecer hewan di setiap
kabupaten/ kota
7 ALAT DAN 7.1. Perencanaan 7.1.1.Sebelum perencanaan
MESIN pengadaaan alat dan dilakukan, minimal ada
PERTANIAN mesin pertanian kegiatan pendataan
TANAMAN kebutuhan alat dan mesin
PANGAN DAN pertanian yang diajukan
PETERNAKAN oleh petani satu tahun
sekali
7.2.Rekomendasi 7.2.1.Rekomendasi penggunaan
penggunaan alat mesin alat mesin pertanian harus
pertanian untuk disesuaikan dengan
keperluan lokalita kemampuan dan
kebutuhan petani satu
tahun sekali
8 PAKAN 8.1. Bimbingan produksi 8.1.1. Setiap kabupaten/kota
TERNAK dan penggunaan pakan harus melaksanakan
dan bahan baku bimbingan produksi dan
konsentrat penggunaan pakan dan
bahan baku konsentrat
secara rutin 6 bulan 1 kali
8.2.Bimbingan produksi 8.2.1. Bimbingan produksi
benih hijauan pakan benih hijauan pakan
ternak ternak minimal dilakukan
setiap 6 bulan 1 kali
9 PEMBENIHAN 9.1. Pembinaan balai benih 9.1.1.Pembinaan balai benih
TANAMAN milik swasta milik swasta dilakukan
pemerintah
9.2. Pembinaan dan 9.2.1.Pemerintah diharuskan
pengawasan melakukan pembinaan dan
penangkar benih pengawasan penangkar
benih

48
9.3. Pengujian dan 9.3.1. Mengadakan kegiatan
penyebarluasan benih / pengujian terhadap
bibit varietas unggul benih/bibit varietas unggul
local tanaman pengan local tanaman pangan
dan hortikultura hortikultura 1 tahun 1 kali
9.4. Penetapan sentra- 9.4.1. Menetapkan sentra
sentra produksi sentra produksi secara
sektoral di setiap wilayah.

9.5. Pemantauan dan 9.5.1. Mengadakan pemantauan


evaluasi mutu benih dan evaluasi mutu benih
yang beredar yang beredar setiap 6
bulan 1 kali

10 PEMBIBITAN 10.1. Bimbingan penerapan 10.1.1. 50% dari petani


TERNAK standar-standar teknis menerapkan standar teknis
dan sertifikasi yang berlaku
perbibitan meliputi
sarana, tenaga kerja
mutu dan metode
10.2. Bimbingan produksi 10.2.1. Kegiatan bimbingan
bibit produksi bibit
dilaksanakan setiap bulan
1 kali

10.3.Bimbingan pembuatan 10.3.1. Memiliki databased


dan pengesahan perbibitan ternak yang ada
silsilah ternak di kabupaten/kota yang
bersangkutan

11 PERLINDUNG 11.1.Pengamatan, 11.1.1. Memiliki databased


AN identifikasi, pemetaan, yang memuat tentang
TANAMAN pemberantasan, dan keberadaan hama
analisis dampak pengganggu berikut
kerugian organisme dengan identifikasi
pengganggu tumbuhan pemetaannya

11.2 Pengamatan dan 11.2.1. Mengadakan penelitian


pemantauan daerah dan perlakuan khusus
yang dicurigai sebagai terhadap daerah yang
sumber infeksi OPT dicurigai sebagai sumber
OPT

12 KESEHATAN 12.1. Pembangunan dan 12.1.1. Setiap kawasan


HEWAN DAN pengelolaan pasar peternakan harus
KESEHATAN hewan dan unit-unit memiliki satu unit sentra
MASYARAKA pelayanan kesehatan peternakan yang
T VETERINER hewan melakukan kegiatan

49
pemasaran dan pelayanan
kesehatan
12.2. Pengamatan dan 12.2.1. Setiap Kecamatan harus
pencatatan kejadian memilki
penyakit hewan satu databased lengkap
tentang penyakit hewan
yang ada di daerahnya
13 PENGEMBAN 13.1. Pengumpulan data 13.1.1. Setiap kabupaten/kota
GAN dan statistic spesifik harus melakukan kgiatan
STATISTIK lokasi serta informasi pengumpulan data
DAN SYSTEM spesifik lokasi statistic setiap buloan
INFOIRMASI
PERTANIAN
13.2. Pengumpulan, 13.2.1. Setiap Kabupaten/ kota
pengolahan dan memiliki databased dan
analisis datra primer analisisnya tentang data
komoditas pertanian, primer komoditas promer
dan sumberdaya alam dan sumberdaya alam
yang ada di daerahnya
13.3. Peramalan dan 13.3.1. setiap kabupaten / kota
perhitungan produksi memiliki data
hasil pertanian perhitumngan produksi
tanaman pangan dan hasil pertanian tanaman
peternakan pangan dan peternakan
setiap 3 bulan sekali

b. STANDAR PELAYANAN MINIMAL KEHUTANAN


Luas hutan rakyat di Kota Banjar pada Tahun 2011 mencapai 1.733,2 Ha
dengan 3 (tiga) jenis tanaman utama dan 1 jenis tanaman campuran (lainnya).
Tiga jenis tanaman utama tersebut yaitu Mahoni, albasi dan jati dengan potensi
kayu masing-masing 3.338 m3, 3.229 m3 dan 1.428 m3.
Kecamatan Banjar menjadi kecamatan yang memiliki potensi kayu
terbanyak dibanding kecamatan lainnya. Sedangkan Kecamatan Langansari
memiliki potensi kayu yang paling sedikit.

Tabel: 2.8 STANDAR PELAYANAN MINIMAL URUSAN PILIHAN


KEHUTANAN
NO KEWENANGA JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA
N WAJIB
1 2 3 4
1 INVENTARISA 1.1. Penyelenggaraan 1.1.1.Terselenggaranya, dan
SI HUTAN inventarisasi hutan terdapatnya data

50
produksi dan hutan Inventarisasi hutan
lindung dan skala produksi, hutan lindung
DAS dalam wilayah dan skala DAS dalam
kota wilayah Kota

2 PERENCANAA 2.1.Penyusunan rencana 2.1.1.Tersedianya dokumen


N kehutanan rencana kehutanan
PEMBANGUN
AN
KEHUTANAN
2.1.2. Mempunyai perencanaan
pembuatan hutan rakyat
dan kegiatan lainya yang
melibatkan partisipasi
masyarakat dan
stakeholders.
3 REKOMENDA 3.1. Pemberian 3.1.1. Membuat kebijakan
SI rekomendasi pelestarian dan
PENGELOLAA pemanfaatan hasil manfatanya bagi
N HUTAN hutan kayu, non kayu masyarakat sekitar dalam
DAN HASIL serta jasa. mengeluarkan
HUTAN rekomendasi usaha
pemanfaatan hutan dan
hasil hutan

4 PEMBINAAN 4.1. Membuat rehabilitasi 4.1.1.Perehabilitasian hutan


PENGELOLAA dan reklamasi hutan. pada hutan produksi,
N HUTAN hutan konservasi dan
hutan lindung yang
melibatkan masyarakat
sekitar huatan.
5 PERLINDUNG 5.1. Penyelenggaraan 5.1.1. Terlaksananya
AN HUTAN penghijuan dan penghijuan dan konservasi
konservasi hutan
5.1.2. Terlaksananya pelatihan
keterampilan masyaraakat
dalam urusan penghijuan
dan konservasi.
6 PENATAUSAH 6.1. Pemungutan dan 6.1.1. Pemungutan dan
AN HASIL penatausahan provisi penatausahaan provisi
HUTAN Sumber Daya Hutan Sumber Daya Hutan
(PSDH) (PSDH) haru sesuai
dengan perimbangan
keuangan dan nominalnya
dimasukan ke kas daerah
secara tranparan.

51
c. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERIKANAN
Pemanfaatan lahan pertanian juga untuk budidaya perikanan darat. Tempat
pemeliharaan berupa kolam dengan luas areal mencapai 306 Ha. Produksi yang
dihasilkan dari pengusaha budidaya kolam mencapai 2.392,74 ton ikan. Rumah
tangga yang terlibat dalam menghasilkan produksi ikan budidaya kolam mencapai
seba-nyak 3.503 rumah tangga. Kecamatan yang paling banyak terdapat rumah
tangga usaha pembudidaya kolam ikan adalah Kecamatan Pataruman yaitu
sebanyak 1.585 rumah tangga pertanian, kemudian disusul Kecamatan Langensari
sebanyak 815 rumah tangga, Kecamatan Banjar sebanyak 687 rumah tangga dan
Kecamatan Purwaharja sebanyak 416 rumah tangga.

Tabel: 2.9 STANDAR PELAYANAN MINIMAL URUSAN PILIHAN


PERIKANAN
NO KEWENANGA JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA
N WAJIB
1 2 3 4
1 PERIKANAN 1.1. Pelaksanaan kebijakan 1.1.1. Bertambahnya produksi
BUDIDAYA pembudidaya ikan ikan air tawar

1.2. Pelaksanaan kebijakan 1.2.2. Bertambahnya produksi


produk pembenihan benih yang berkualitas
perikanan di air tawar

1.3. Pelaksanaan kebijakan 1.3.1. Tersedianya benih ikan


mutu benih / induk yang bersertifikasi
ikan
1.4. Pelaksanaan kebijakan 1.4.1. Memberikan bimbingan
pembangunan dan teknis kepada petani
pengelolaan balai secara rutin minimal 3
benih ikan air tawar bulan sekali

1.5. Pelaksanaan kebijakan 1.5.1. Tersedianya tempat


pengelolaan budidaya, dan pemasaran
penggunaan sarana benih/induk ikan
dan prasarana
pembudidayaan ikan.

1.6. Pelaksanaan potensi 1.6.1. Bertambahnya potensi


dan alokasi lahan dan lahan pengembangan
pembudidayaan ikan budidaya ikan.

52
1.7. Pelaksanaan sistem 1.7.1. Tersedianya data
informasi benih ikan informasi tentang berbagai
di wilayah kota benih ikan di Kota Banjar
1.8. Pemberian bimbingan, 1.8.1. Terlaksananya Teknis
pemantauan dan cara budidaya ikan yang
pemeriksaan higienitas baik ( CBIB ) baik di
dan sanitasi kemitraan, maupun
lingkungan usaha kelompok pelaku usaha
pembudidayaan ikan perikanan.

1.9. Pembinaan dan 1.9.1. Bertambahnya kemitraan


pengembangan / kelompok binaan Balai
kerjasama kemitraan Benih Ikan
usaha pembudidaya
ikan.

2 PENGAWASA 2.1. Pengawasan 2.1.1. Terdapatnya 1 orang


N DAN perbenihan, petugas khusus yang
PENGENDALI pembudidayaan ikan mengawasi pencegahan
AN dan sistem dan pengendalian penyakit
pengendalian hama ikan. Di Kota Banjar.
dan penyakit ikan

3 PENGOLAHA 3.1. Pelaksanaan kebijakan 3.1.1. Bertambahnya kelompok


N DAN pengolahan hasil usaha pengolahan ikan
PEMASARAN perikanan dan
pemasarannya

3.2. Pelaksanaan kebijakan 3.2.2. Terfasilitasinya usaha


perizinan usaha pengolahan dan
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
pemasaran hasil
perikanan di kota

Gambaran Capian sasaran kinerja lima tahun ke belakang Tahun 2009

sampai Tahun 2013. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar, isi dari

tabel tersebut menguraikan kinerja pelayanan Standar Pelayanan Minimal urusan

wajib dan realisasi Indikator kinerja Kunnci IKK serta indikator lainya seperti

53
MDGs. Dapat di lihat pada Tabel. 2.10: Pencapian kinerja Pelayanan OPD

Kota banjar.

Sedangkan besaran anggaran dan penyerapan realisasi anggaran mengenai

pendananan pelayanan OPD kota Bnajar dapat di lihat pada Tabel. 2.11:

Anggaran dan realisasi Pendanaan Pelayanan OPD kota Banjar

54
55
Tabel 2.10: Pencapian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Banjar

Indikator Kinerja Target Renstra OPD Tahun ke Realisasi capian Tahun ke Rasio Capian pada Tahun ke
Target Target Target
No sesuai Tugas dan
SPM IKK MDGs 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Fungsi OPD

Keterangan:
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 1. Halaman....

53
Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan
Kota Banjar

Uraian Anggaran pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke Rasio antara Realisasi dan Rata-rata Pertumbuhan
*** ) Anggaran Tahun ke
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 anggaran Realisasi

Keterangan:
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lampiran 1. Halamam....

54
2.4. Tantangan dan Peluang pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Banjar
Sektor pertanian memegang peranan cukup penting dalam perekonomian nasional.

Hal ini disebabkan karena sektor pertanian merupakan Resource Based yang mampu

menyerap dan memperluas kesempatan usaha/lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Adapun arah kebijakan pembengunan pertanian di Kota Banjar lebih di titik beratkan

pada:

1. Meningkatkan Ketahanan Pangan melalui:

- Peningkatan kelembagaan petani, dengan membina kelompok tani baru.


- Peningkatan kemitraan dengan pelaku usaha agribisnis.
- Mengintensifkan penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
- Meningkatkan SDM petani melalui pelatihan dan Sekolah Lapangan Penerapan
Teknologi Terpadu.
- Pengembangan Desa mandiri Pangan.
- Pengembangan Lumbung pangan Desa.
- Menfasilitasi ketersidiaan dan kemudahan akses pangan bagi masyarakat.

2. Meningkatkan usaha pertanian melalui:

- Pemilihan komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, produktivitas


tinggi dan mempunyai peluang pasar berdaya saing tinggi.
- Pengelolaan manajemen usaha dengan cara merubah pola pikir usaha agribisnis daru
usaha sampingan menjadi usaha poko.
- Memanfaatkan lahan tidur, maupun lahan bera dengan varietas tanaman yang mampu
tumbuh dengan lingkungan kurang subur milik masyarakat.

3. Memfasilitasi sarana dan prasarana produksi pertanian melalui:

- Optimalisasi sarana produksi pertanian, perikanan dan kehutanan sesuia dengan luas
lahan garapan. Baik berupa alat dan mesin sarana produksi.
- Membuka dan memelihara srana infrastruktur berupa jaringan Jalan Produksi Usaha
Tani maupun Jaringan Irigasi Tingkat Usaha tani.

4. Membuka peluang pasar dan distribusi produk melalui:

55
- Memfasilitasi promosi pemasaran komoditas pertanian dan hasil olahanya.
- Memfasilitasi kemudahan akses permodalan di bidang pertanian.
- Membuat tempat bongkar muat barang Sub Terminal Agribisnis yang refresentatip.

2.4.1. Tantangan Pengembangan Pelayanan.

Kota Banjar mempunyai potensi yang sangat besar di bidang agribisnis terutama

pada sektor hilir (off farm). Walaupun demikian pembangunan pertanian di sektor hulu pun

harus dipertahankan sesuai dengan potensi wilayah Kota Banjar, guna menunjang

pembangunan pertanian secara keseluruhan.

2.4.2. Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Urusan Wajib Ketahanan Pangan


- Ketersediaan dan cadangan pangan masyarakat:
Dengan kondisi cadangan pangan yang surplus antara produksi pangan utama dan
kebutuhan pangan daerah, diharapkan ada sarana lumbung Pangan Desa. Gunanya untuk
menangulangi rawan pangan pada waktu paceklik maupun bencana kekeringan.

- Distribusi dan Akses Pangan:


Dengan kondisi topografi Kota Banjar yang relatif datar serta jarak antar daerah yang
saling berdekatan memudahkan pendistribusian bahan pangan dan aksesa harga pangan
ke pelosok pemukiman.

- Penganekaragaman dan Keamanan pangan:


Dengan adanya ragam pangan alternatif specifik lokalita dan lahan-lahan pemukiman
warga di pedesaan yang rata-rata relatif luas di mungkinkan untuk dikembangkan aneka
ragam pangan pengganti beras dan terigu. Dimana dalam proses pelaksananya
melibatkan ibu-ibu PKK dan Kelompok Wanita Tani dalam membina pengembangan
pemanfaatan pekarangan dengan tanaman pangan, di lokasi Desa Mandiri pangan.

- Penanganan Kerawanan Pangan:


Kolaburasi program dan kegiatan antar instansi terkait sudah berjalan 3 tahun. Dimana
dalam kegiatan ini dari bidang Ketahanan pangan memberikan bantuan berupa bahan

56
pangan utama ke kelompok-kelompok kampung KB dan desa/ kelurahan yang rawan
pangan. Karena keterbatasan anggaran dan keterbatasan waktu pelaksanaan
memungkinkan kegiatan ini berlanjut hingga 5 tahun ke depan guna meminimalisir
kerawanan pangan di lokasi rawan panga.

Urusan Pilihan Pertanian


- Peningkatan produksi komoditas unggulan,:
Kota Banjar memiliki berbagai komoditas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan yang
dapat di andalkan antara lain: Rambutan si batulawang, Pepaya kalifornia, Padi organi,
sayuran organik, kelapa, dan ternak kambing PE. Dimana dalam pengelolaanya masih
di usahakan secara sambilan, peluang di kembangkan ke semi intensif masih
memungkinkan karena lahan baku dan potensi iklim di Kota Banjar. Dengan adanya
asosiasi petani pembudidaya pepaya cukup membatu dalam hal pemasaran. Sedangkan
komoditas lainya masih perlu sentuhan penanganan oleh instansi terkait.

- Penanganan Pasca panen komoditas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan:


Kendala yang dihadapi oleh petani pelaku usaha agribisnis pada waktu panen raya,
dimana produk komoditas pertanian, perkebunan dan peternakan memiliki nilai jual
yang rendah, belum lagi terjerat dengan sistem ijon oleh para tengkulak. Peluang
dikembangkanya ragan olahan pangan , baik itu berupa sirup bahan baku buah-buahan,
keripik, dendeng, susu kambing permentasi, masih terbuka lebar. Diharafkan kelompok
pengrajin yang terkordinasi dengan koprasi tetap eksis dan bertambah pelaku usahanya.
Dengan adanya jaringan koprasi yang melibatkan kelompok tani diharapkan sepak
terjang para tengkulak mulai pudar, sehingga mampu meningkatkan daya beli
masyarakat petani pada umumnya.

Urusan Pilihan Perikanan


Potensi lahan basah berupa kolam milik masyarakat, rawa dan danau di perairan
umum masih belum di kelola secara intensif. Dimana saraana penunjang berupa saluran
tersier, dan saluran cacing ke pelosok sentra komoditas perikanan air tawar mulai di
rehabilitasi sehingga kendala kekurangan air pada waktu kemarau dapat di atasi.
Tingginya permintaan ikan konsumsi dan adanya perubahan pola hidup sehat
menyebakan permintaan ikan mulai merangkak naik di kota-kota besar. Sehingga
menjadi peluang para petani ikan di Kota Banjar untuk meningkatkan produksi. Karena

57
wilayah Kota Banjar menjadi saalah satu wilayah pengembangan perikanan air tawar di
priangan timur, selain wilayah Ciamis, Tasikmalaya dan Garut.

Urusan Pilihan Kehutanan


Dengan adanya PT. Albasi Parahyangan dan PT Berkat Karunia yang bergerak
di industry olahan kayu menjadi peluang yang sangat besar untuk petani pengelola
hutan mengembangkan hutan rakyat apalagi dari pihak industri olahan kayu sudah
bersedia melakukan kerjasama berupa kemitraan dengan petani hutan guna
memngembangkan kayu jenis ringan, seperti albasia, akasia, gamelina, dan jabon.
Program rehabilitasi Hutan dan Lahan dapat memfasilitasi kebutuhan
masyarakat pengelola hutan memperoleh benih tanaman secara gratis guna
meminimalisir lahan kritis dan potensi kritis dengan menanam jenis kayu ringan yang
berumur pendek. Lahan lahan milik masyarakat petani binaan juga dapat di tanami
dengan kegiatan pengkayaan hutan rakyat dan penghijuan lingkungan. Sehingga
kelestraian alam yang berwawasan ramah lingkungan dapat terwujud di Kota Banjar.

58
BAB III

ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3 .I. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan.

Tugas pokok Dinas Pertanian Kota Banjar sebagaimana tercantum dalam


Peraturan Walikota Banjar No. 14 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
serta Tata Kerja Unsur Organisasi Perangkat Daerah dan Unit Pelaksana Tenis
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kota Banjar adalah pelaksana kewenangan Otonomi Daerah dalam rangka
melaksanakan tugas desentralisasi di bidang Pertanian, Ketahanan Pangan,
Perkebunan dan Kehutanan, sedangkan fungsi Dinas Pertanian meliputi :
1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang Pertanian yaitu meliputi bidang
Pertanian ( Tanaman Pangan dan Hortikultura ), Ketahanan Pangan,
Peternakan dan Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan.
2. Pemberian perizinan, rekomendasi dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai
dengan ruang lingkup tugasnya.
3. Pembinaan terhadap seluruh Perangkat Daerah.

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD


3.1.1. Permasalahan Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Yang merupakan ( urusan Wajib )

Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang ketahanan pangan dan


penyuluhan.
1. Belum optimalnya peran kelembagan petani formal yang dapat membantu
para pelaku usaha Agribisnis di Kota Banjar. Seperti HKTI dan KTNA.
2. Belum optimalnya pengawasan serta pengendalian terhadap aktivitas pelaku
usaha Agribisnis.

59
3. Keterbatasan sumber daya manusia untuk membuat produk selalu berada
pada kualitas dan kuantitas yang stabil, sehingga kecil sekali kemungkinan
inovasi produk.
4. Bantuan dan peran serta pemerintah melalui dinas terkait relatif masih sangat
kurang dalam pengembangan usaha para pelaku.

3.1.2. Permasalahan Pertanian ( Urusan Pilihan )

Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang tanaman pangan dan


hortikultura, bidang peternakan serta bidang perkebunan.

1. Rendahnya investasi di sektor agribisnis.


2. Belum adanya daerah agrowisata. Dimana kawasan tersebut terintegrasi
antara tanaman buah-buahan, bunga dan taman tempat rekreasi joging trak,
Seperti di Kota Malang maupun Taman Sari di Kota Bogor.
3. Belum adanya fasilitas pasar sekala regional yang lebih besar serta
pengembangan pasar agro.
4. Belum adanya terminal bongkar muat komoditas pertanian maupun barang
yang memadai.

Permasalahan Perikanan ( Urusan Pilihan )


Beberapa permasalahan yang terkait dengan sektor Perikanan antara lain:
1. Semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sabagai akibat alih
funsi lahan di Kota Banjar.
2. Masih ditemukannya penggunaan bahan kimia yang membahayakan
kesehatan antara lain formalin dan borax dalam ikan segar maupun ikan
olahan yang beredar di Kota Banjar. Meskipun secara kuantitas menurun
dari tahun sebalumnya.

Permasalahan Kehutanan ( Urusan Pilihan )


Beberapa permasalahan yang terkait dengan sektor Kehutanan antara lain:
1. Sub Bidang Penatagunaan Kawasan Hutan :

60
a. Belum dilaksanakannya tata batas kawasan hutan di wilayah Kota
Banjar;
b. Belum selesainya proses administrasi tukar menukar Kawasan hutan
antara Kementrian Kehutanan dengan Pemerintah Kota Banjar pada
lahan eks Desa Karangpanimbal Kecamatan Purwaharja ;
c. Belum tersusunnya dokumen Rencana Kehutanan Tingkat Kota.
2. Belum optimalnya pengembangan Hutan Kota dan Hutan hak sebagai daya
dukung lingkungan dan pengembangan aneka usaha kehutanan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat.
3. Belum dilaksanakannya pembinaan Perbenihan Tanaman Hutan.
4. Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian hasil hutan skala Kota.
5. Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian penerimaan negara
bukan pajak skala Kota.
6. Semakin sempitnya lahan untuk pengembangan hutan rakyat sebagai
akibat alih fungsi lahan dari semula lahan kehutanan mulai beralih fungsi
ke pengembangan perkebunan, dan hortikultura di Kota Banjar.
7. Masih adanya kesalahan data statistik mengenai luas lahan kritis dan
potensi kritis di Kota Banjar. Jadi data yang rill di kota Banjar sama yang
terekap di Kehutanan Provinsi Jawa Barat sampai ke tingkat kementrian
Kehutanan tidak sama. Dimana data di pusat sajian lahan kritis dan potensi
kritis lebih besar daripada data rill di daerah.

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah
Penyusunan Rencana Strategis SKPD sangat dipengaruhi dan merupakan
penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kota Banjar
sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun 2014 2018.

61
Visi Kota Banjar:
DENGAN IMAN DAN TAQWA KITA WUJUDKAN
MASYARAKAT KOTA BANJAR YANG AGAMIS,
MANDIRI, DAN SEJAHTERA MENUJU BANJAR
AGROPOLITAN

Misi Kota Banjar:


Sesuai dengan visi Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat
Kota Banjar Yang Agamis, Mandiri, dan Sejahtera menuju Kota
Agropolitan , maka ditetapkan misi pembangunan Kota Banjar 2014 2018
sebagai upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visi, sebagaimana berikut :

Misi. 1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia


Misi. 2 Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Misi. 3 Meningkatkan Kualitas lingkungan Hidup
Misi. 4 Meningkatkan kesadaran terhadap hukum serta tata kelola
pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good
governance dan good goverment.

Penjelasan dari visi diatas, sebagai berikut:


Iman dan Takwa merupakan kata kunci atau landasan Pemerintah Kota
Banjar dalam mencapai visi :
Agamis, artinya kondisi dimana masyarakatnya memiliki keberdayaan
secara religius sehingga mampu mengembangkan budaya masyarakat dan
kearipan lokal serta melangsungkan kehidupan keagamaan menuju
keimanan, ketaqwaan serta ahlak mulia yang rukun dan saling menghormati.
Mandiri, artinya kondisi dimana memiliki kekuatan sendiri untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakatnya dalam bidang pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik berbasis e-government,
infrastruktur, lingkungan dan sumber daya air.
Sejahtera, artinya kondisi masyarakat yang memiliki keberdayaan secara
sosial dan ekonomi sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu
maupun kemasyarakatan secara layak dan aman.

62
Agropolitan, artinya kondisi lingkungan masyarakat yang mayoritas
pedesaan di lengkapi semua fasilitas seperti di kota yang berbasis
Agribisnis. sehingga masyarakatnya mampu melangsungkan pengembangan
pembanguna desa menjadi kota pertanian karena berjalanya sistem dan
uasaha agribisnis. Serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela
kegiatan pembangunan pertanian.

1.1 Misi
Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada
potensi sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan
semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proposional dari
seluruh pemangku kepentingan kota, maka misi yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)


Mengingat pentingnya sumber daya manusia ini dalam pembangunan, maka
sudah seharusnya peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah
satu fokus dalam pembangunan. Pembangunan manusia didefinisikan
sebagai a process of enlarging peoples choice atau proses meningkatkan
aspek kehidupan masyarakat. Aspek terpenting kehidupan ini dilihat dari (1)
usia yang panjang dan hidup sehat; (2) tingkat pendidikan yang memadai;
dan (3) standar hidup yang layak. Tingkat keberhasilan dalam pembangunan
manusia dapat diukur dengan indikator yang dinamakan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).

Sumber Daya Manusia yang agamis, berbudi luhur, berpendidikan dan


berperilaku hidup sehat merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan selama
lima tahun kedepan. Dengan menekankan perhatian terhadap pendidikan,
kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat maka diharapkan dapat
memberikan dampak terhadap peningkatan produktivitas masyarakat Kota
Banjar agar menjadi masyarakat yang mau berpartisipasi, bekerja sama dan
menjaga keharmonisan dan mampu memanfaatkan segala potensi untuk
mewujudkan segala cita-cita.

63
2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas dengan tidak
mengesampingkan pemerataan pembangunannya merupakan salah satu cara
yang ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Banjar.
Mengingat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi selama 10 tahun terakhir
berada di kisaran 5 persen tentunya masih memungkinkan bagi Kota Banjar
untuk terus memacu laju pertumbuhan ekonominya yang berkualitas,
mengingat keunggulan ekonomi kota terletak di sektor jasa khususnya jasa
distribusi dan jasa kota transit (untuk orang dan barang), dengan tambahan
faktor networking akan mampu menghasilkan bentukan nilai tambah
ekonomi yang besar.

Networking yang dimaksudkan terutama untuk memanfaatkan potensi


ekonomi daerah sekitar untuk memproduksi barang dan jasa lain yang nilai
tambahnya meresap di Kota Banjar ditambah kebijakan ekonomi diarahkan
pada pemberdayaan dan penguatan ekonomi masyarakat pedesaan dengan
prinsip keadilan dimana pemerintah memperlakukan setiap pelaku ekonomi
dan pelaku usaha baik besar maupun kecil pada posisi yang sama.

3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup


Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha-usaha dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan faktor
lingkungan. Istilah berkelanjutan digunakan untuk konsep pembangunan.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara
arif, bijaksana, efisien, dan memperhatikan pemanfaatan untuk masa kini
dan generasi yang akan datang.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap
terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan
pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya.

64
4. Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola
pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good
governance dan good government

Perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial,


kesenjangan kesejahteraan, tingkat kemiskinan dan kepadatan penduduk
serta ancaman lain berupa perkembangan miras dan narkoba, prostitusi,
perjudian, premanisme dan ancaman dari luar merupakan faktor korelatif
timbulnya gangguan ketertiban dan ketentraman yang dapat diredam oleh
sikap, perilaku dan tindakan masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap
hukum.

Pembangunan bidang hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


proses penyelenggaraan good and clean governance. Oleh karena itu,
pembangunan bidang hukum merupakan salah satu kebijakan pembangunan
untuk mewujudkan pemantapan kinerja pemerintah daerah didukung dengan
pemberdayaan aparatur pemerintah daerah dalam rangka peningkatan
kompetensi dan profesionalismenya sehingga dapat memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat.

Keterkaitan antara misi Kota banjar dan Misi Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan kota banjar

Pernyataan visi dan misi Kota Banjar yang tertuang dalam RPJMD (
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ) Kota Banjar, memberikan
arahan bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah di dalam menjalankan tugas
dan fungsinya. Kaitanya antara Misi Kota Banjar dengan Misi Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan adalah. Misi Kota Banjar yang kedua dan ketiga yaitu:
Misi ke 2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Inti dari makna yang terkandung dalam Misi Kota Banjar yang ke 2. Ini adalah
pembangunan merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Banjar. Dengan mengupayakan laju
pertumbuhan ekonomi di sektor pelayanan barang dan Jasa.
Hal ini berkaitan dengan misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang
ke:

65
Misi 2 : Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang
mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi;
Misi 3 : Meningkatnya kualitas dan kualitas sarana/prasarana, teknologi
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
Misi 5 : Mengoptimalkan sumber daya manusia pertanian, perikanan dan
kehutanan;
Misi 6 :Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan;

Misi ke 3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup


Inti dari makna yang terkandung dalam Misi Kota Banjar yang ke 3. Ini adalah
kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka
pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan
hidup dan kelestariannya. rangka pemenuhan kebutuhan manusia dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada secara arif, bijaksana, efisien, dan
memperhatikan pemanfaatan untuk masa kini dan generasi yang akan datang.
Hal ini berkaitan dengan misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang
ke:
Misi ke 3. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan Pertanian, lahan
Perikanan dan Kehutanan;

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra


Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar yang mengacu pada Visi
dan Misi Kota Banjar yang ke: 2 dan ke: 3. Adalah:

A. Peningkatan Ketahanan Pangan melalui pencapian swasembada pangan,


yang berkelanjutan.
B. Pengembangan dan pemeliharaan jaringan jalan dan irigasi tingkat desa
dan tingkat usaha tani.
C. Terciptanya sarana pasar Sub Terminal Agrobisnis yang representatif
sebagai sarana transaksi barang dan jasa.
D. Optimalisasi lahan dan sarana dan prasarana Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan, yang berazaskan kelestraian alam dan ramah lingkungan.

66
3.3. Telaahan Renstra Kementrian (Pertanian, Perikanan dan Kehutanan)
serta (Renstra Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Jawa
Barat).
Telaahan renstra kemetrian/lembaga yang ada kaitanya dengan Dinas
Pertanian dan Ketahanan pangan Kota banjar ada tiga yaitu:
1) Kementrian Pertanian
2) Kementrian Perikanan
3) Kementrian Kehutanan

Telaahan renstra OPD provinsi jawa barat yang ada kaitanya dengan Dinas
Pertanian dan Ketahanan pangan Kota banjar ada enam yaitu:
1. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat.
2. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
3. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
4. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.
5. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat.
6. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.

3.3.1 RENSTRA KEMENTRIAN PERTANIAN

Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang terhadap


tugas dan fungsi Kementrian Pertanian, maka VISI KEMENTAN adalah:

TERWUJUDNYA PERTANIAN INDUSTRIAL UNGGUL


BERKELANJUTAN YANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL
UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PANGAN, NILAI
TAMBAH, DAYA SAING, EKSPOR DAN KESEJAHTERAAN
PETANI

Misi Kementrian Pertanian :


1. Mewujudkan sistem berkelanjutan yang efisien,berbaris iptek dan
sumberdaya lokal,serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem
agribisnis

67
2. Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung
keberlanjutan peningkatan produksi dan produtivitas untuk meningkatakan
kemandirian pangan
3. Mengamankan plasma nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk
mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan
4. Menjadikan petani yang kreatif,inovatif,dan mandiri serta mampu
memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk
pertanian berdaya saing tinggi
5. Meningkatkan produksi pangan segar dan olahan yang aman,sehat,utuh
dan halal(ASUH)dikonsumsu
6. Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku
industri
7. Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan
horisontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan
lapangan kerja dipedesaan
8. Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan
sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik,refional
dan internasional.
9. Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan
komoditas pertanian yang sehat,jujur dan berkeadilan
10. Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintahan
bidang pertanian yang amanah dan propesional.

Pernyataan visi dan misi Kementrian Pertanian memberikan arahan bagi


seluruh daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di dalam menjalankan tugas dan
fungsinya di bidang: Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Peternakan dan Perkebunan . Beberapa hal yang menjadi
pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kota Banjar yaitu:
Pencapian swasembada pangan, dan swasembada berkelanjutan.
Peningkatan difersifikasi tanaman pangan, perkebunan dan populasi
ternak.

68
Peningkatan nilai tambah, daya saing dan marketing.
Peningkatan kesejahteraan petani.

3.3.2 RENSTRA KEMENTRIAN PERIKANAN

Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang terhadap


tugas dan fungsi Kementrian Perikanan, maka VISI Kementrian Perikanan
adalah:

PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG


BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN UNTUK
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Misi Kementrian Perikanan adalah :

1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan .


2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan
3. Memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumber daya kelautan
dan perikanan

Pernyataan visi dan misi Kementrian Perikanan memberikan arahan bagi


seluruh daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di dalam menjalankan tugas dan
fungsinya di bidang: Perikanan dan Kelautan . Beberapa hal yang menjadi
pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kota Banjar yaitu:
Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha perikanan.
Berkembangnya diversifikasi dan pangsa pasar produk hasil perikanan.
Terwujudnya pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.

3.3.3 RENSTRA KEMENTRIAN KEHUTANAN

Berdasarkan mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang


terhadap tugas dan fungsi Kementrian Perikanan, maka VISI Kementrian
Kehutanan adalah:

69
HUTAN LESTARI UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
YANG BERKEADILAN

Misi Kementrian Kehutanan adalah :

1. Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data dan


informasi Kehutanan .
2. Meningkatkan produksi dan difersivikasi hasil hutan serta daya saing
industri primer Kehutanan .
3. Memantapkan penyelengaraan perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
Alam .
4. Memelihara dan meningkatkan fungsi akan daya dukung daerah aliran
sungai ( DAS ) , sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi
, ekonomi dan sosial DAS .
5. Meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar dan terapan serta
kemampuan SDM dalam mendukung penyelenggaraan pengurusan hutan
secara optimal.
6. Memantapan hubungan penyelenggaraan tatakelola kehutanan kementrian
kehutanan .

Pernyataan visi dan misi Kementrian Kehutanan memberikan arahan bagi


seluruh daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di dalam menjalankan tugas dan
fungsinya di bidang: Kehutanan . Beberapa hal yang menjadi pertimbangan
dalam penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yaitu:
Perencanaan makro bidang kehutanan dan penetapan kawasan hutan.
Peningkatan pemanfaatan hutan produksi.
Peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis pemberdayaan
masyarakat.

3.3.4 Renstra Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Badan Ketahanan Pangan Provinsi


Jawa Barat adalah:

70
TERCAPAINYA KEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN DI JAWA
BARAT
Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas Pertanian
Tanaman Pangan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:

1. Meningkatkan ketersediaan dan penguatan cadangan pangan .


2. Meningkatkan distribusi dan akses pangan secara berkelanjutan .
3. Meningkatkan penanganan daerah rawan melalui pemberdayaan
masyarakat .
4. Meningkatkan penganekaragaman dan keamanan pangan , berbasis potensi
lokal .
5. Meningkatkan dukungan manajemen dan teknis bidang ketahanan pangan
.
Berdasarkan visi dan misi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Barat, maka Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar menetapkan
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggaraakan pembangunan
selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

Pemerintah sebagai regulator mampu menyediakan pangan yang cukup


setiap waktu, serta mampu mendistribusikanya secara merata ke seluruh
Wilayah.
Semua lapisan masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengakses
pangan, sehingga pangan tersedia di setiap Rumah Tangga.

3.3.5. Renstra Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Pertanian Tanaman Pangan


Provinsi Jawa Barat adalah:

MEWUJUDKAN PETANI JAWA BARAT YANG MANDIRI,


DINAMIS, SEJAHTERA

71
Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas Pertanian
Tanaman Pangan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan produktifitas Sumber Daya Manusia pertanian.


2. Meningkatkan produksi dalam rangka mendukung Ketahanan Pangan .
3. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk Pertanian .
4. Meningkatkan sentra produksi Pertanian .
5. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder dan terobosan pemasaran
produk Pertanian .
6. Mewujudkan kelestarian sumber daya alam melalui pengembangan
Pertanian yang berwawasan lingkungan .

Berdasarkan visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi


Jawa Barat, maka Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar
menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggaraakan
pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

Mewujudkan pelayanan minimal Pertanian pada masyarakat secara


profesional.
Mewujudkan usaha Pertanian yang berwawasan lingkungan.
Pemenuhan kebutuhan Pupuk bersubsidi dan obat-obatan hama
pengganggu tanaman.
Menciptaka peluang pemasaran guna menyalurkan komoditas pertanian
yang di kelola oleh petani kemitraan.

3.3.6 Renstra Perkebunan Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Perkebunan Provinsi


Jawa Barat adalah:

TERCIPTANYA MASYARAKAT AGRIBISNIS


PERKEBUNAN YANG MANDIRI DINAMIS DAN
SEJAHTERA

72
Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas
Perkebunan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan,


2. Meningkatkan Mutu Hasil, Nilai Tambah dan Pemasaran Produk Usaha
Perkebunan,
3. Meningkatkan pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan.

Berdasarkan visi dan misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat,


maka Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar menetapkan
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggaraakan
pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

- Mewujudkan pelayanan minimal Perkebunan pada masyarakat secara


profesional.
- Mewujudkan usaha Perkebunan yang berwawasan lingkungan.
- Menciptaka peluang pemasaran guna menyalurkan komoditas perkebunan
yang di kelola oleh petani kemitraan.

3.3.7 Renstra Peternakan Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Peternakan Provinsi


Jawa Barat adalah:

MENJADIKAN DINAS PERTERNAKAN YANG PROFESIONAL


DALAM MEWUJUDKAN AGRIBISNIS PETERNAKAN YANG
BERDAYA SAI NG DAN BERKELANJUTAN MENUJU
MASYARAKAT SEJAHTERA

Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas


Peternakan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:

1. Meningkatkan populasi , produktifitas ternak dalam rangka peningkatan


penyediaan pangan asal ternak yang cukup kuantitas dan kualitas .

73
2. Memberdayakan sumber daya manusia peternakan agar dapat menghasilkan
produk yang berdaya saing tinggi .
3. Menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan peternak .
4. Mendorong investasi dan usaha serta lapangan kerja di bidang peternak .
5. Melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam pendukung peternak .
6. Meningkatkan usaha peternak yang ramah lingkungan, menciptakan energi
alternatif bagi peternak dan pupuk organik .

Berdasarkan visi dan misi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat,


maka Dinas Pertnian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar menetapkan
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggaraakan
pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

- Mewujudkan Swasembada Daging sekala wilayah Daerah.


- Mewujudkan usaha Peternakan yang berwawasan lingkungan.
- Memanfaatkan hasil ikutan limbah pertanian spesipik lokalita sebagai pakan
tambahan.

3.3.8 Renstra Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Perikanann dan Kelautan


Provinsi Jawa Barat adalah:

PRIMA DALAM PELAYANAN MENUJU PERIKANAN DAN


KELAUTAN JAWA BARAT

Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas


Perikanan dan Kelautan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai
berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan produktifitas Sumber Daya Manusia perikanan


dan kelautan yang berdaya saing.

74
2. Mendorong peningkatan pendapatan masyarakat melalui pemanfaatan
sumber daya perikanan dan kelautan yang bernilai ekonomis dengan
penerapan teknologi berwawasan lingkungan.
3. Meningkatkan produk perikanan dan kelautan yang berkualitas untuk
pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dan bahan baku industri secara
berkelanjutan.
4. Meningkatkan pelestarian sumber daya perikanan dan kelautan.

Berdasarkan visi dan misi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi


Jawa Barat, maka Dinas Pertnian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar
menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggaraakan
pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

Meningkatkan Sumber Daya Manusia (aparatur ) pengelola UPTD Balai


Benih Ikan Kubangsari serta optomalisasi sarana dan prasarana UPTD Balai
Benih Ikan Kubangsari.
Meningkatkan Sumber Daya Manusia (masyarakat/petani ) pengelola Unit
Perbeihan Rakyat sebagai mitra dari UPTD Balai Benih Ikan.
Meningkatkan peran serta petani ikan dalam pengembangan produksi dan
produktivitas perikanan air tawar di sentra produksi.

3.3.9 Renstra Kehutanan Provinsi Jawa Barat

Visi pembangunan yang menjadi acuan Kehutanan Provinsi Jawa Barat


adalah:

TERWUJUDNYA PENGELOLAAN HUTAN, LESTARI BAGI


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Misi mengacu pada Visi pemerintah provinsi JABAR maka Dinas


Kehutanan provinsi JABAR melalui Misinya sebagai berikut:

75
1. Meningkatkan pemantapan Kawasan Hutan dan Kawasan Lindung,
meningkatkan rehabilitasi lahan dan kobservasi Sumber Daya Alam.
2. Meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Hutan secara lestari dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelolaan hutan dan kawasan
lindung.

Berdasarkan visi dan misi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat,


maka Dinas Pertnian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar menetapkan
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggaraakan
pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

- Meningkatkan Sumber Daya Hutan melalui pemantapan peran serta


masyarakat dalam menjaga kelestarian kawasan hutan.
- Pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan dan kawasan
hutan yang berfungsi lindung.
- Memotifasi para petani hutan rakyat dalam pola kemitraan dengan
pengusaha kayu olahan yang ada di Kota Banjar.

3.3.10 Telaahan terhadap RTRW Provinsi Jawa Barat.


RTRW Provinsi Jawa Barat No.22 tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.

RTRW Provinsi Jawa Barat menjadi pedoman untuk :


a. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kab/Kota;
b. penyusunan Rencana Pembangunan Jangka MenengahKab/kota;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah
Kab/Kota;
d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antar wilayah kota, serta keserasian antar sektor Kab/Kota dan
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi Kab/Kota.

Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi jawa barat menjadi panduan dalam
penyusunan Rencana Staregis Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota
Banjar:

76
Yang menjadi pertimbangan adalah:
Paragraf: 2 Rencana kawasan lindung.
Pasal 26,27,28.sampai pasal 29.
Paragraf 3 Rencana Kawasan Budidaya:
Pasal 41: Mengenai Kawasan Hutan Produksi
Pasal 42: Mengenai Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Pasal 43: Mengenai Kawasan Perkebunan
Pasal 44: Mengenai Kawasan Peternakan
Pasal 46: Mengenai Kawasan Perikanan

3.3.11 Telaahan terhadap RTRW Kota Banjar.

RTRW Kota disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di


Wilayah Kota Banjar.

RTRW Kota menjadi pedoman untuk :


penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang;
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah;
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antar wilayah kota, serta keserasian antar sektor; dan
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

RTRW Kota memuat :


1. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah;
2. rencana struktur ruang wilayah yang meliputi sistem pusat kegiatan dan
sistem jaringan prasarana kawasan;
3. rencana pola ruang wilayah yang meliputi kawasan lindung dan kawasan
budi daya;
4. arahan pemanfaatan ruang wilayah yang terdiri dari indikasi program
utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu
pelaksanaan; dan
5. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah yang berisi arahan
peraturan zonasi kawasan, arahan ketentuan perizinan, arahan ketentuan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

Yang menjadi pertimbangan adalah dalam penyusunan program dan


kegiatan yang terkandung dalam RENSTRA (Rencana Strategis) Dinas

77
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar sebagian isi RAPERDA RT RW
Koat Banjar adalah:

Paragraf 10
Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 54

(1) Kawasan peruntukan pertanian sebagaimana sebagaimana dimaksud pada


Pasal 44 huruf j meliputi :
a. kawasan pertanian hortikulture;
b. kawasan pertanian perkebunan;
c. kawasan pertanian tanaman pangan; dan
d. kawasan peternakan.
(2) Kawasan pertanian hortikulture sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a memiliki luas 3.249 Hektar.
(3) Kawasan pertanian perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b berupa pertanian lahan kering seluas kurang lebih 2.315,28 Hektar, yang
meliputi :
a. kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 1.709,21 Hektar;
b. kecamatan Banjar seluas kurang lebih 375,81 Hektar;
c. kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih 62,71 Hektar; dan
d. kecamatan Langensari seluas kurang lebih 167,55 Hektar.
(4) Kawasan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c berupa pertanian lahan basah seluas kurang lebih 3.833,15 Hektar,
yang meliputi :
a. kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 951,24 Hektar;
b. kecamatan Banjar seluas kurang lebih 763,35 Hektar;
c. kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih 680,25 Hektar; dan
d. kecamatan Langensari seluas kurang lebih 1.438,31 Hektar.
(5) Rencana pengembangan tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, diarahkan pada :
a. mempertahankan pertanian lahan basah sawah beririgasi; dan
b. rehabilitasi kawasan pertanian.
(6) Rencana pengembangan kawasan perternakan seluas kurang lebih 60,6 Ha,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:
a. lingkungan Cipadung di Kelurahan Purwaharja, Desa Waringinsari, dan
Kelurahan Bojongkantong untuk pengembangan kawasan ternak sapi,
ternak ungags (bebek dan itik);
b. desa Karyamukti, Sukamukti, Binangun, dan Desa Balokang untuk
pengembangan ternak domba dan ayam buras; dan
c. kelurahan Bojongkantong dan Kelurahan Muktisari untuk pengembangan
kawasan ternak kambing dan itik.

78
Paragraf 11
Kawasan Peruntukan Perikanan Budidaya

Pasal 55

(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44


huruf k adalah kawasan peruntukan perikanan budidaya.
(2) Rencana kawasan peruntukan perikanan budidaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi pengembangan dan peningkatan dan pengembangan
prasarana Balai Benih Ikan (BBI) di Desa Mulyasari Kecamatan
Pataruman dengan kurang lebih 5 Ha.

Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi

Pasal 46

Kawasan peruntukan hutan produksi dimaksud pada Pasal 44 huruf b


adalah hutan produksi di Kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih
418,82 hektar, di Kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 506,99
hektar dan di Kecamatan Langensari seluas kurang lebih 84,01 hektar.

Paragraf 3
Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 47

(1) Kawasan Peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44


huruf c, meliputi:
a. kawasan industri dan pergudangan; dan
b. pengembangan industri kecil dan rumah tangga.
(2) Pengembangan kawasan industri sebagaimana dimaksud ditetapkan
sebagai berikut :
a. mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas
unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agrobisnis);
b. mengembangkan industri pengolahan berbasis agro di Kecamatan
Langensari dan Kecamatan Pataruman;
c. mengarahkan lokasi untuk kawasan industri di Desa Sinartanjung
Kecamatan Pataruman, kawasan pergudangan di Desa Langensari
Kecamatan Langensari dan Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman;
d. mengendalikan kegiatan industri yang telah ada dari dampak polusi dan
lalu lintas. (mengendalikan dan pencegahan pencemaran dan atau
kerusakan komponen lingkungan hidup dari dampak kegiatan industri
yang telah ada);
e. mewajibkan kepada kegiatan industri yang baru untuk membuat dokumen
lingkungan hidup sebagai arahan dalam hal upaya pengelolaan dan

79
pemantauan terhadap kualitas lingkungan hidup; dan
f. membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis untuk kawasan industri
untuk melihat kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
prakiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup, efisiensi
pemanfaatan sumber daya alam, tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim dan tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati.
(3) Kawasan Industri dan pergudangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, meliputi:
a. kawasan industri di Kecamatan Pataruman seluas kurang lebih 100 Hektar;
b. kawasan industri di Kecamatan Banjar seluas kurang lebih 70,38 Hektar;
c. kawasan industri di Kecamatan Purwaharja seluas kurang lebih 20,00
Hektar; dan
d. kawasan industri di Kecamatan Langensari seluas kurang lebih 25,42
Hektar.
(4) Rencana pengembangan Industri Kecil dan rumah tangga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. mempertahankan dan mengembangkan industri kecil yang berkembang di
perumahan dengan syarat tidak menimbulkan dampak negatif; dan
b. menata industri kecil di Desa Langensari, Desa Neglasari, Desa
Cibeureum, Desa Balokang, dan Kelurahan Purwaharja.
(5) Kawasan industri kecil dan rumah tangga yang menimbulkan polusi
(pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup) diarahkan ke kawasan
industri.

3.4 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS


Isu - isu strategis merupakan faktor penentu dalam penetapan strategi (
Critical Success Factors ). Isu - isu strategis tersebut terkait dengan apa yang
seharusnya dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pengembangan
Pembangunan Pertanian. Untuk itu isu - isu strategis yang berkaitan dengan
Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar yaitu sebagai berikut:
Isu isu strategis :
1. Peningkatan Kelembagaan Petani, dan Sumber Daya Manusia Pertanian;
2. Komoditas pilihan sebagai komoditi andalan;
3. Optimalisasi Sarana dan Prasarana Pertanian;
4. Optimalisasi pemanfaatan lahan tadah hujan dan non produktif;
5. Terciptanya pasar Statsiun Terminal Agrobisnis di Kota Banjar
6. Mengembangkan kewirausahaan dan kemitraan dengan investor.

80
Jadi ada 6 sasaran isu-isu strategis yang harus di tanganni dan di
impelentasikan pada jangka waktu lima tahun ke depan ( TA 2014 sampe TA
2018 ) oleh dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar.
Isu isu strategis yang akan di tangani yaitu:

Peningkatan Kelembagaan Petani, dan Sumber Daya Manusia Pertanian;


Dengan adanya upaya penambahan kelembagaan petani dan fungsi peranan
tokoh masyarakat yang berurusan dengan pelaku usaha agribisnis, diharapkan
tokoh masyarakat yang bermitra dengan Penyuluh lapangan Pertanian mampu
meningkatkan SDM petani dengan adanya temu usaha, temu bisnis dan
pelatihan sekolah lapangan terpadu.

Komoditas pilihan sebagai komoditi andalan;


Dengan berjalanya waktu pada awal pemerintahan Kota Banjar Dinas
Pertanian merintis sektor komoditas pilihan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan. Dari tiga sektoral tersebut alhamdulilah rambutan si batulawang,
ternak kambing PE, sapi potong, kelapa dan gula kelapa serta kayu jati
menjadi salah satu komoditas penting dan mampu meningkatkan PDRB sektor
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Optimalisasi Sarana dan Prasarana Pertanian;


Semua sarana dan prasarana yang di hibahkan ke masyarakat banjar melalui
kelembagaan petani ( kelompok tani binaan ) baik itu alat dan mesin pengolah
maupun sarana produksi lainya, diharapkan manpu mendongkrak kuantitas
dan kualitas produksi komoditas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Optimalisasi pemanfaatan lahan tadah hujan dan non produktif;


Lahan lahan tidur dan non produktif di wilayah kota banjar yang statusnya
milik masyarakat akan optimal dan perfungsi dengan baik sebagai lahan-lahan
komoditas pertanian, bila saluran irigasi mengalir ke kawasan teersebut.
Makanya diharapkan perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani dan Jalan
distribusi hasil bumi dari desa ke kota di optimalkan.

81
Terciptanya pasar Statsiun Terminal Agrobisnis di Kota Banjar
Kota banjar yang merupakan pintu gerbang wilayah priangan timur sudah
sejak lama menjadi kota jasa dan transit sehingga dengan di bangunya Sub
Statsiun Terminal Agribisnis. Akan mampu meramaikan transaksi jual beli
sekelas Pasar Induk Caringin.

Mengembangkan kewirausahaan dan kemitraan dengan investor.


Menumbuh kembangkan jiwa dan orientasi bisnis dengan pelaku usaha
agribisnis di wilayah Kota Banjar masih minim dikarenakan rencana tata letak
RT RW masih timpang tindih dengan instansi lainya. Sehingga investor masih
mersa ragu ragu menanamkan modalnya.

82
BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi

4.1.1 Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi , merupakan satu langkah

penting dalam perjalanan suatu organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat

mencerminkan apa yang hendak dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus

strategis yang berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi.

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang ingin

diwujudkan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di masa depan. Berdasarkan makna

tersebut dan sesuai dengan Visi Kota Banjar tahun 2014 - 2018, maka visi Dinas Pertanian

dan Ketahanan Pangan Kota Banjar tahun 2014 - 2018 adalah:

TERWUJUDNYA MASYARAKAT PERTANIAN YANG BERAZASKAN

AGRIBISNIS

Diharapkan dengan terumuskannya visi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Banjar tersebut, maka dapat menjadi motivasi seluruh elemen dinas untuk mewujudkannya,

melalui peningkatan kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

4.1.2. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan

diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang

telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh visi, maka misi

83
Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Banjar tahun 2014 2018 adalah sebagai

berikut :

1. Mewujudkan Organisasi Perangkat Daerah yang efektip dan efisien:

2. Meningkatkan kemampuan kelompok Tani dan Pelaku Usaha Tani yang mampu

meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi;

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, Teknologi Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan;

4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan Pertanian, lahan Perikanan dan

Kehutanan;

5. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

6. Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan;

Penjelasan dari Visi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, sebagai berikut:
Masyarakat Pertanian dan Agrobisnis merupakan kata kunci atau landasan Pemerintah
Kota Banjar dalam mencapai visi :
Masyarakat Pertanian, artinya kondisi dimana masyarakatnya menjalani kehidupanya
sebagai petani dan buruh tani. Desa dan petani merupakan dua kata yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainya. Desa tidak sekedar bermakna teritorial yang secara
wilayah berbeda dengan Kota dalam ciri geografis dan ekologis, tetapi desa juga
mempunyai kultur budaya yang unik.
Agribisnis, adalah bisnis berbasis usaha pertanian/ bidang lain yang mendukung baik di
hulu maupun di hilir. Penjelasan hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok,
sedangkan agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan ( Food Suppy Chain ).
Agribisnis mempelajari strategi memperoleh hubungan dengan mengelola aspek
budidaya, pascapanen, proses pengelola hingga tahap pemasaran.

Uraian Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar

84
Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada potensi
sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan,
tanggung jawab yang optimal dan proposional dari seluruh pemangku kepentingan kota, maka
misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Organisasi yang epektif dan efisien:

Mengingat pentingnya struktur organisasi kinerja aparatur dalam pembangunan


pertanian, maka sudah seharusnya menyeimbangkan stabilitas kinerja dalam sebuah
organisasi. Kajian organisasi diantaranya: membahas tentang bagaimana sebuah
Organisasi Perangkat Daerah menjalankan Tufoksinya dan mengaktualisasikan Visi dan
Misi yang sudah di tetapkanya. Aspek terpenting dalam organisasi perangkar daerah:
Terpenuhinya kebutuhan rutin/poko oprasional OPD, guna melayani pelayanan prima
kepada masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan kelompok Tani dan Pelaku Usaha Tani yang mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi;

Mengingat pentingnya kelembagaan petani ini dalam pembangunan pertanian,


maka sudah seharusnya peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu
fokus dalam pembangunan. Terbentuknya kelompok tani dan pelaku usaha tani
merupakan proses meningkatkan kualitas dan kuantitas berbagai komoditas pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan.
Aspek terpenting dalam kelompok tani dan kelembagaan petani (1) Organisasi
petani/ masyarakat yang legal; (2) pengelompokan tingkatatan kelas kelompok tani yang
jelas (3) Satu pandangan utama memajukan pembangunan pertanian. Tingkat keberhasilan
dalam pembangunan manusia dapat diukur dengan indikator yang dinamakan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, Teknologi Pertanian,


Perikanan dan Kehutanan;

Penerapan sarana dan prasarana teknologi pertanian tepat guna merupakan salah
satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan produksi petanian di Kota Banjar.

85
Mengingat laju pertumbuhan produksi berbagai komoditas pertanian, perikanan dan
kehutanan selama 10 tahun terakhir berada di kisaran 5 persen tentunya masih
memungkinkan bagi Kota Banjar untuk terus memacu laju pertumbuhan produksi
dengan mengoptimalisasi lahan dan memfasilitasi saarana dan prasarana berupa alat dan
mesin produksi pertanian, perikanan dan kehutanan.
Dengan tambahan fasilitas sarana dan prasarana produksi tersebut diharapkan
mampu meningkatkan produksi komoditas dari berbagai sektor pertanian. Termasuk
sarana pengolah pangan guna mengendalikan harga pada waktu pascapanen/ panen raya.

4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan Pertanian, lahan Perikanan dan


Kehutanan;

Luas Lahan Pertanian, Lahan Perikanan dan lahan Hutan rakyat di Kota Banjar.
Relatif lebih sedikit jika di bandingakn dengan Luas lahan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan di Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Pangandaran. Namun dengan adanya
pasilias infrastruktur berupa jaringan irigasi yang ampu mengairi ke sentra-sentra
produksi tanaman pangan, palawija, perkebunan, dan perikanan serta jalan produksi
yang menghubungkan antara sentra produksi dan pasar lebih terjamin.
Dengan di tambanya jalur jalan produksi desa dan rehabilitasi jaringan irigasi
desa, diharapkan mampu meningkatkan pola tanam, yang tadinya sawah tadah hujan
menanam padi 1-2 kali dalam satu tahun. Dengan adanya irigasi mampu menanam padi
3 kali dalam setahun, sdangkan jalan produksi mempermudah tarnsportani dalam
memangkut hasil komoditas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan maupun hasil bumi
lainya.

5. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

Jumlah penduduk petani dan buruh tani berdasarkan mata pencaharian


menduduki posisi ke.3 setelah pedagang urutan ke.1 dan industri urutan ke.2, menurut
hasih surpey dan data yang di keluarka oleh Badan Statistik Kota Banjar jumlah petani
kota banjar sebanyak12.235 orang 16,70% dan buruh tani 592 orang 7,81% pada tahun
2012. Kegiatan SLPTT Sekolah LapanganPengelolaan Tanaman Terpadu, temu usaha

86
dan temu teknologi dalam acara HKP merupaka salah satu upaya dalam meningkatkan
Sumber Daya Manusia Pertanian.
Dengan adanya pembinaan kelompok dengan cara monitoring dan evaluasi
kegiatan yang di salurkan lewal kelembagaan dalam hal ini kelompok tani, jadi kinerja
dinas Pertanian dan Ketahanan pangan dapat di ukur dengan keberhasilan kelompok tani
binaan. Kelompok tani di Kota Banjar ada 208 kelompok terdiri dari:
- Kelompok tani Pemula 79 kelompok.
- Kelompok tani Lanjut 90 kelompok.
- Kelompok tani Madya 36 kelompok.
- Kelompok tani Utama 3 kelompok.

6. Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan;

Dalam rangka meningkatkan transaksi barang jan jasa serta transit. Kota Banjar
memerlukan lahan bongkar muat termasuk sarana penunjang seperti lahan parkir
kendaraan dan gudang Stasiun Terminal Agribisnis. Dengan adanya sarana dan
parasarana S T A yang representatif akan manambah keramaian, dan memperluas
jaringan pemasaran.
Pola kemitraan antara UPTD Balai Benih Padi Panatasan, Balai Benih Ikan
Kubangsari, kemitraan pembuatan pupuk organik, dan kemitraan komoditas Pertanian,
Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan dengan petani mitra binaan Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar dapat membantu dalam pengembangan
pembangunan pertanian serta memudahkan monitoring dan evaluasi kegiatan.

4.1.3 Indikator Kinerja Utama ( key performance indicator )

Kinerja utama dari Dinas Pertanain dan Ketahanan Pangan adalah hal utama apa yang

akan diwujudkan oleh instansi yang bersangkutan, atau untuk mewujudkan apa instansi

pemerintah dibentuk, yang menjadi core areal business dan tertuang dalam tugas dan fungsi

serta kewenangan utama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.

87
Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis Dinas

pertanian dan Ketahahanan pangan, sehingga IKU (Key Performance Indicator) merupakan

ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis OPD. Dengan kata lain IKU

digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari OPD yang bersangkutan. IKU harus memenuhi

kriteria spesifik, dapat diukur dan relevan.

Merujuk dari peraturan Menteri, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Tentang IKU

prioritas pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang terkait dengan fungsi

Kementrian Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Ada dua prioritas yaitu:

1. Ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan dengan fokus:

- Peningkatan produksi dan produktivitas untuk memenuhi ketersediaan pangan dan

bahan baku industri dari dalam daerah.

- Peningkatan nilai tambah, daya saing dan pemasaran produk.

- Peningkatan kapasitas Masyarakat Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

2. Peningkatan Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan dengan Fokus:

- Pemantapan kawasan hutan;

- Konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan hutan;

- Peningkatan fungsi Daerah Aliran Sungai;

- Pengembangan penelitian dan iptek sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Target Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar


Sesuai Dengan PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NO 20 TAHUN 2013

88
KOTA : BANJAR
CAPAIAN
NO URUSAN NO IKK RUMUS / PERHITUNGAN KET
KINERJA
1 2 3 4 5 6 8

Regulasi Ada / tidak peraturan tentang


KETAHANAN ketahanan kebijakan ketahanan pangan
13 PANGAN 49 pangan dalam Ada
bentuk perda, perkada, dsb
(ada dalam bentuk Perda)
- Permentan Nomor :
35/Permentan/OT.140/7/2009
tentang Juklak Jabfung
Penyuluh Pertanian.
- Peraturan Walikota Banjar
Nomor : 32/kpts
DPKP.23/5/2013. tentang
Standar Pelayanan Minimal
Ketahanan Pangan.
- Keputusan Walikota Banjar
No. 520/Kpts.144.a-
Distan/2010 tentang
Penetapan Kelompok
Afinitas Penerima Dana
Bansos Program Aksi Desa
Mandiri Pangan Bidang
Ketahanan Pangan
Tugas Pembantuan di Kota
Banjar.
- Keputusan Walikota Banjar
No. 521/Kpts.116-
Distan/2010 tentang
Penetapan Tim Sistem Pangan
dan Gizi Serta Penanganan
Daerah Rawan Pangan di
Kota Banjar.
- Keputusan Walikota Banjar
No. 978/Kpts.183.a-
Distan/2010 tentang
Pengelola Bantuan Keuangan
utk Menunjang
Pembangunan Pertanian di
Kota Banjar (APBD Prov
Jabar)

Rata-rata jumlah ketersediaan


Ketersediaan pangan utama per tahun (kg)
50 pangan utama x 1000 24036263,94%
(jumlah Jumlah
penduduk penduduk (jiwa)

89
data
sementara)
47.431.000 kg x 1000
197.331 jiwa

Produktivitas
padi atau
Bahan Utama
3 Utama Produksi Padi : 44 937 Ton
lainya per
PERTANIAN hektar Produksi Jagung : 1 538 Ton
Produksi Kedele : 956 Ton

Luas arel Sawah : 8.083 ha


Luas areal Tanaman Jagung :
613 ha
Luas areal Tanaman Kedele :
577 ha

Jumlah Prod pangan utama


padi ,jagung, kedele. X 100%
jumlah luas lahan tanaman
bahan pangan utama

47.431 Ton X 100% 511,49%


9273 Ha

Kontribusi
Sektor
Pertanian
terhadap Jumlah Kontribusi PDRB dari
4 PDRB sektor Pertanian x 100% 18,64%
( data Jumlah total
sementara ) PDRB
'329.755,01 x 100%
1.769.538,79
Rehabilitasi Luas Hutan dan lahan kritis
Hutan dan yang direhabilitasi (ha) x 100
3 KEHUTANAN 11 Lahan Kritis % 11,54%
( luas hutan Luas total hutan dan
rakyat ) lahan kritis (ha)
200 x 100 %
1.733,20 Ha

Kerusakan
Kawasan Luas Kerusakan Kawasan
12 Hutan Hutan (ha) x 100 % 5,14%
( luas hutan
rakyat ) Luas kawasan hutan (ha)
89 ha x 100 %

90
1.733,20 Ha

Kontribusi
Sektor
Kehutanan
terhadap Jumlah Kontribusi PDRB dari
13 PDRB sektor Kehutanan x 100% 0,47%
Jumlah total
PDRB
1.278,09 x 100%
274.659,50

KELAUTAN
DAN Produksi Jumlah produksi ikan (Rp) x
1 PERIKANAN 1 Perikanan 100 % 100,6%
Target daerah (ton)
2.268,00 x 100 %
2.255,1

Konsumsi Jumlah konsumsi ikan (Kg) x


2 Ikan 100 % 176,78%
(Data
sementara) Target daerah (Kg)
3.790.340 kg x 100%
2.144.100 kg
Target Konsumsi Ikan
Provinsi Jawa Barat = 26
Kg/Kapita
Target Konsumsi Ikan Daerah
= 20 Kg/Kapita
26 kg/kapita x 100%
20 kg/kapita

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah


4.2.1. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan

dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam

Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama bidang

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, bidang

91
Peternakan dan Perikanan serta Bidang Perkebunan dan Kehutanan. Dinas Pertanian dan

Ketahanan pangan Kota Banjar.

Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Banjar Tahun 2014 2018 adalah :

Tujuan Perencanaan Stretegis Lima Tahun ke depan :

1. Mewujudkan organisasi yang efektif dan efisien;

Indikator tujuan yang di gunakan dalam tujuan perencanaan strategis ini adalah:

Terlaksananya oprasional kantor secara optimal.

2. Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi;

Indikator tujuan yang di gunakan adalah:

Tersusunya data base jumlah kelompok tani di Kota Banjar.


Tersusunya data pelaku usaha tani agribisnis di Kota Banjar.
Tersusunya data target dan capian produksi komoditas pertanian, perikanan dan
kehutanan.
Persentase kelompok tani yang mendapat pelatihan.

3. Meningkatkan Meningkatka kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, teknologi pertanian,


perikanan dan kehutanan;

Indikator tujuan yang di gunakan adalah:

Tersusunya data bantuan sarana dan prasarana produksi pertanian.


Tersusunya data bantuan sarana dan prasarana produksi perikanan.
Tersusunya data bantuan srana dan prasarana produksi kehutanan.
Persentase kelompok tani yang mendapat sarana dan prasarana produksi pertanian,
perikanan dan kehutanan.

4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian, lahan perikanan dan


kehutanan;

92
Indikator tujuan yang di gunakan adalah:

Tersusunya data luas baku lahan basah dan lahn kering di Kota Banjar
Tersusunya data lahan kritis di Kota Banjar
Tersusunya data regulasi pencegahan alih fungsi lahan pertanian
Persentase data lahan basah dan lahan kering serta lahan kritis.

5. Mengoptimalkan sumber daya manusia pertanian, perikanan dan kehutanan.

Indikator tujuan yang di gunakan adalah:

Tersusnya peningkatan jumlah pelatihan SDM ( penyuluh pertanian, perikanan dan


kehutanan )
Persentase pelaksanan pelatihan SDM (penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan)

6. Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan.

Indikator tujuan yang di gunakan adalah:

Terlaksananya pengembangan Sub Terminal Agribisnis.


Terciptanya penambahan pengembangan usaha agribisnis pedesaan
Persentase jumlah bangunan STA dan penambahan pelaku usaha agribisnis pedesaan

4.2.2. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan

dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam jangka

waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang.

Perumusan sasaran harus memiliki kriteria SMART. Analisis SMART digunakan

untuk menjabarkan Misi yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas.

Analisisini juga memberikan pembobotan kriteria, yaitu khusus (spesific), terukur

(measureable), dapat dicapai (attainable), nyata (realistic) dan tepat waktu (time bound).

93
Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kota Banjar Tahun 2014 2018 adalah:

1. Mewujudkan organisasi perangkat daerah yang efektif dan efisien.

Indikator sasaran yang diukur adalah:

Kinerja aparatur struktural dan fungsional.


Tatalaksana perkantoran.

2. Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu
meningkatkan kuntitas dan kualitas produksi.

Indikator sasaran yang diukur adalah:

Kelompok tani.
Pelaku usaha agribisnis.
Target capian produksi pertanian, perikanan dan kehutanan.
- Produksi padi.
- Produksi jagung.
- Produksi kedelai.
- Produksi daging sapi.
Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB.

3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, teknologi Pertanian,


Perikanan dan Kehutanan.

Indikator sasaran yang diukur adalah:

Kelompok tani sektor Pertanian.


Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB.
Kelompok tani sektor Perikanan.
Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB.
Kelompok tani sektor kehutanan.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan Pertanian, lahan Perikanan dan
Kehutanan:

94
Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

Pemanfaatan luas lahan basah dan lahan kering.


Penanganan rehabilitasi lahan kritis.
Regulasi pencegahan alih fungsi lahan pertanian.
Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB.

- Menurunya lahan kritis.

5. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia Pertanian, Perikanan dan Kehutanan:


Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:
Peningkatan jumlah pelatihan SDM (penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan).

6. Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan:


Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:
Sub Terminal Agribisnis.
Kelompok Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan.
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB.

- Rintisan daerah agrowisata.

Keterkaitan (interelasi) visi, misi, tujuan dan sasaran ditampilkan pada Tabel IV.1.

4.3 Strategi dan Kebijakan


Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis (Renstra) diperlukan

strategi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi:

Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Banjar dihasilkan dari posisi Strategis hasil analisa lingkunganya itu S O (Strengths

Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan

95
tantangan yang ada. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana

sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan.

Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk konfigurasi program

kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersif atinternal, yaitu kebijakan dalam

mengelola pelaksanaan program-program pembangunan maupun bersif ateksternal yaitu

kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat.

96
TABEL IV.1
KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 2018
DINAS DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANJAR

VISI : TERWUJUDNYA MASYARAKAT PERTANIAN YANG BERAZASKAN AGRIBISNIS

MISI I : Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Terbentuknya kelompok a) Data base jumlah kelompok tani di Kota Banjar. 295 300 305 310 315
kelembagaan petani Tani dan Pelaku Usaha b) Data pelaku usaha agribisnis di Kota Banjar.
dan Pelaku usaha Tani yang Tangguh dan c) Data target dan capian produksi komoditas Pertanian, 6 4 3 3 3
agribisnis di Kota mampu meningkatkan Perikanan dan Kehutanan.
Banjar kuantitas dan kualitas
produksi;

MISI II : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana,teknologi pertanian,perikanan dan kehutanan


TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan kinerja Meningkatkan kualitas a) Data bantuan sarana dan prasarana produksi Pertanian. 5 5 5 5 5
petani dan dan kuantitas b) Data bantuan sarana dan prasarana produksi Perikanan.
memudahkan sarana/prasarana, c) Data bantuan sarana dan prasarana produksi Kehutanan. 5 5 5 5 5
pengelolaan oprasi Teknologi Pertanian,
pertanian Perikanan dan 2 2 1 1 1
Kehutanan;

MISI III MISI III : Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian,lahan perikanan dan kehutanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Menggali potensi lahan Optimalisasi a) Data luas baku lahan basah dan 75 80 85 90 95
pertanian, perikanan pemanfaatan sumber lahan kering Kota Banjar.
dan kehutanan daya lahan Pertanian, b) Data lahan kritis di Kota Banjar. 180 180 180 180 180
lahan Perikanan dan c) Regulasi pencegahan alih fungsi
Kehutanan; lahan pertanian. 40% 42% 44% 46% 48%

95
MISI III MISI IV : Mengoptimalkan sumber daya manusia pertanian,perikanan dan kehutanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Optimalisasi Sumber a) Peningkatan jumlah pelatihan SDM 75 80 85 90 95
wawasan aparatur ( Daya Manusia Pertanian, (penyuluh pertanian, perikanan dan
penyuluh lapangan ) Perikanan dan kehutanan).
Kehutanan;

MISI III MISI V : Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Terciptanya peluang a) Pengembangan Usaha Agribisnis 10 9 8 7 6
pendapatan dan Daya pasar dan pola kemitraan Pedesaan.
beli masyarakat petani b) Monev kelompok olahan produk 10 10 15 15 20
di Kota Banjar. Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan.

96
Dari analisa lingkungan strategis yang telah dilakukan maka dapat
disusun strategi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sebagai berikut:

Sasaran 1: Mewujudkan Organisasi Perangkat Daerah yang efektif dan efisien:


Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:
a) Pemenuhan kebutuhan oprasional kantor dan aparatur guna mewujudkan
pelayanan prima kepada masyarakat melaui stabilitas kinerja aparatur.

Sasaran 2: Meningkatkan kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani


yang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi.
Strategi: Percepatan penyediaan data / informasi spatial dan non spatial.
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:
a) Pengumpulan data secara terpadu dan berkelanjutan.

Sasaran 3: Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, teknologi


pertanian, perikanan dan kehutanan
Strategi: Fasilitasi sarana dan prasarana berupa alat dan mesin dan saran
aproduksi lainya .
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:
a) Pendataan kebutuhan alat dan mesin sesuai kebutuhan Rencana Depinitif
Kelompok dan lahan baku di kelompok tani.
b) Penyediaan sarana dan prasarana alat dan mesin pertanian

Sasaran 4: Mengoptimalkan SDA lahan pertanian, perikanan dan kehutanan.


Strategi: mengolah lahan tidur dan lahan tidak produktif yang berada di
masyarakat
Kebijakan yang di tempuh untuk melaksanakan strategi ini yaitu:
a) Adanya regulasi pencegahan alih fungsi lahan pertanian.
b) Eliminasi lahan kritis di kota Banjar.

97
Sasaran 5: Mengoptimalkan sumber daya manusia pertanian, perikanan dan
kehutanan.
Strategi: Meningkatkan wawasan dan keahlian penyuluh lapangan.
Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu:
a) Mengikut sertakan para Penyuluh Pertanian Lapangan pada acaran
pelatihan dan seminar teknis Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Sasaran 6: Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan.


Strategi: Menambah investor pelaku usaha agribisnis di Kota Banjar.
Kebijakan yang ditempuhuntukmelaksanakanstrategiini, yaitu:
a) Pengembangan terhadap kelompok usaha tani bidang Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan
b) Pengembangan usaha agribisnis pedesaan.

98
TABEL IV.2
Stategi dan Kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan

VISI : TERWUJUDNYA MASYARAKAT PERTANIAN YANG BERAZASKAN AGRIBISNIS


CARA MENCAPAI TUJUAN DAN
MISI I : Terbentunya kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas
SASARAN
produksi

TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE- STRATEGI KEBIJAKAN
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Terbentuknya d) Data base jumlah kelompok 295 300 305 310 315 Percepatan Pengumpulan data
kelembagaan kelompok Tani dan tani di Kota Banjar. penyediaan data secara terpadu dan
petani dan Pelaku Usaha Tani e) Data pelaku usaha agribisnis 6 4 3 3 3 / informasi spatial berkelanjutan
Pelaku usaha yang Tangguh dan di Kota Banjar. dan non spatial
agribisnis di mampu f) Data target dan capian
Kota Banjar meningkatkan produksi komoditas
kuantitas dan Pertanian, Perikanan dan
kualitas produksi; Kehutanan.
l

MISI II : Meningkatnya Kuantitas dan kualitas sarana/prasarana, teknologi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN


TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Meningkatkan d) Data bantuan sarana dan 5 5 5 5 5 Fasilitasi sarana Pendataan
kinerja petani kualitas dan prasarana produksi dan prasarana kebutuhan alat
dan kuantitas Pertanian. 5 5 5 5 5 berupa alat dan dan mesin sesuai
memudahkan sarana/prasarana, e) Data bantuan sarana dan mesin dan saran kebutuhan
pengelolaan Teknologi prasarana produksi 2 2 1 1 1 aproduksi lainya Rencana Depinitif
oprasi Pertanian, Perikanan. Kelompok dan
pertanian Perikanan dan f) Data bantuan sarana dan lahan baku di
prasarana produksi kelompok tani
Kehutanan;
Kehutanan.

99
MISI III MISI III : Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan Pertanian, lahan Perikanan dan Kehutanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Menggali Optimalisasi d) Data luas baku lahan basah 75 80 85 90 95 mengolah lahan Adanya regulasi
potensi lahan pemanfaatan dan lahan kering Kota tidur dan lahan pencegahan alih
pertanian, sumber daya lahan Banjar. 180 180 180 180 180 tidak produktif fungsi lahan
perikanan dan Pertanian, lahan e) Data lahan kritis di Kota yang berada di pertanian
kehutanan Perikanan dan Banjar. 40% 42% 44% 46% 48% masyarakat
Kehutanan; f) Regulasi pencegahan alih
fungsi lahan pertanian.

MISI III MISI IV : Optimalisasi Sumber Daya Manusia Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Optimalisasi b) Peningkatan jumlah 75 80 85 90 95 Meningkatkan Mengikutsertakan
wawasan Sumber Daya pelatihan SDM (penyuluh wawasan dan para Penyuluh
aparatur ( Manusia Pertanian, pertanian, perikanan dan keahlian penyuluh Pertanian Lapangan
penyuluh Perikanan dan kehutanan). lapangan. pada acaran pelatihan
lapangan ) Kehutanan; dan seminar teknis
Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan
MISI III MISI V : Terciptanya peluang pasar dan pola kemitraan
TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE-
2014 2015 2016 2017 2018
Meningkatkan Terciptanya c) Pengembangan Usaha 10 9 8 7 6 Menambah daya Pengembangan
pendapatan peluang pasar dan Agribisnis Pedesaan. tarik investor terhadap kelompok
dan Daya beli pola kemitraan d) Monev kelompok olahan 10 10 15 15 20 pelaku usaha usaha tani bidang
masyarakat produk Pertanian, agribisnis di Kota Pertanian,
petani di Kota Perikanan dan Kehutanan. Banjar. Perikanan dan
Banjar. Kehutanan

100
50
51
52
BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,


INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN
DAN PENDANAAN INDIKATIF

Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian keberhasilan
sasaran dan tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan sebagai kumpulan kegiatan yang
sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan SKPD guna mencapai
sasaran tertentu. Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan pula dapat menyelesaikan
permasalahan permasalahan yang dihadapi.

Program dan Kegiatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar yang
direncanakan untuk Periode Tahun 2014 2018 meliputi:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


Hasil (Outcome): Meningkatnya pelayanan dan tertibnya jasa Administrasi perkantoran.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran sesuai dengan Misi Dinas ke 1:
Mewujudkan organisasi yang epektif dan efisien. Jumlah angaran yang di sediakan untuk
Program ini sebesar Rp. 2.309.220.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Penyediaan jasa surat menyurat
Indikator Keluaran (Output): Terpenuhinya kebutuhan jasa surat menyurat.
Kelompok sasaran: Aparatur yang dilayani oleh SKPD.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 9.700.000,-

b) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik


Indikator Keluaran (Output): Tercukupinya kebutuhan jasa kominikasi, sumber daya
air dan listrik.
Kelompok sasaran: Aparatur yang dilayani oleh SKPD.

99
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 273.500.000,-

c) Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah


Indikato Keluaran (Output): Terpenuhinya jasa jaminan asuransi kendaran
dinas/oprasional.
Kelompok sasaran: Aset daerah berupa kendaran dinas roda empat
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 175.000.000,-

d) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/oprasional


Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya biaya perpanjangan STNK
Kelompok sasaran: Aset daerah.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 106.500.000,-

e) Penyediaan jasa administrasi keuangan


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya buku cek dan giro.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.500.000,-

f) Penyediaan jasa kebersihan kantor


Indikator Keluaran (Output): Terpenuhinya biaya jasa petugas kebersihan kantor
Kelompok sasaran: Non aparatur .
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 152.916.000,-

g) Penyediaan alat tulis kantor.


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya kebutuhan logistik berupa alat tulis kantor.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 289.000.000,-

h) Penyediaan barang cetak dan penggandaan.


Indikator Keluaran (Output): Terpenuhinya biaya untuk percetakan dan penggandaan
dokumen.

100
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 140.000.000,-

i) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor.


Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya biaya komponen instalasi listrik.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 76.500.000,-

j) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga


Indikato Keluaran (Output): Terpenuhinya kebutuhan peralatan rumah tangga Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar.
Kelompok sasaran: Aparatur
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 28.541.000,-

k) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan.


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya bahan bacaan dan terfasilitasinya biaya
iklan.
Kelompok sasaran: Aparatur dan non aparatur
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 44.700.000,-

l) Penyediaan makan dan minum.


Indikator Keluaran (Output): Terpenuhinya kebutuhan makan dan minum kegiatan
kantor.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 163.900.000,-

m) Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya biaya perjalanan dinas luar daerah.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 559.863.000,-

101
n) Penyediaan jasa tenaga pendukung.
Indikator Keluaran (Output): Pembiayaan bagi tenaga pendukung administrasi/teknis
perkantoran (pramubakti) dan supir kepala dinas. (4 orang)
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 118.400.000,-

o) Rapat - rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah.


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya biaya perjalanan dinas dalam daerah.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 169.200.000,-

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


Hasil (Outcome): Meningkatnya kelancaran pelayanan pemerintahan kepada masyarakat
dan kesejahteraan aparatur.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Misi Dinas ke 1: Mewujudkan organisasi
yang epektif dan efisien. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp.
2.281.870.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Pengadaan kendaraan dinas/oprasional
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya kendaraan dinas/oprasional roda empat.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.008.000.000,-

b) Pengadaan peralatan, dan perlengkapan kantor


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor, serta
mebeuler.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 447.240.000,-

c) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

102
Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya pemeliharaan rutin/berkala gedung
kantor BPP dan UPTD.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalh Rp: 175.000.000,-

d) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/oprasional


Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya biaya penggantian suku cadang
kendaraan dinas/oprasional.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 522.630.000,-

e) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor


Indikator Keluaran (Output): Terpenuhinya pemeliharaan peralatan kerja.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 128.000.000,-

3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur


Hasil (Outcome): Meningkatnya kelancaran pelayanan pemerintahan kepada masyarakat
dan kesejahteraan aparatur.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Misi Dinas ke 1: Mewujudkan organisasi
yang epektif dan efisien. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp.
215.000.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Pengadaan pakian KORPRI
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya 80 stel pakian korpri buat aparatur.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 215.000.000,-

4) Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur


Hasil (Outcome): Terfasilitasinya pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan

103
Sumber daya aparatur.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Misi Dinas ke 1: Mewujudkan organisasi
yang epektif dan efisien. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp.
240.000.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Pendidikan dan pelatihan formal.
Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya pendidikan serta pelatihan formal
aparatur..
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 240.000.000,-

5) Program Peningkatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capian


Kinerja dan Keuangan.
Hasil (Outcome): Terfasilitasinya pelaporan capaian kinerja dan laporan keuangan
dinas.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Misi Dinas ke 1: Mewujudkan organisasi
yang epektif dan efisien.

Kegiatan:
a) Penyusunan laporan capian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya data pelaporan LAKIP.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 67.500.000,-

b) Penyusunan pelaporan keuangan semesteran


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya pelaporan keuangan semesteran.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 45.760.000,-

c) Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun 2014

104
Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya pembuatan laporan akhir tahun.
Kelompok sasaran: Aparatur.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 67.500.000,-

6) Program Peningkatan Ketahanan Pangan


Hasil (Outcome):
1. Regulasi ketahanan pangan,
2. Ketersediaan energi dan protein perkapita,
3. Penguatan cadangan Pangan,
4. Informasi pasokan, harga dan akses pangan,
5. Stabilitas harga dan pasokan pangan,
6. Pencapian skor pola pangan harapan,
7. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan,
8. Penanganan kerawanan pangan.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan sesuai dengan Misi Dinas ke II: Meningkatkan
kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu meningkatkan kuantitas
dan kualitas produksi. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp14.
031.351.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Penanganan Daerah Rawan Pangan
Indikator Keluaran (Output): Pendistribusian bahan pangan utama ke Kelompok
Kampung KB/ Kelompok Wanita Tani.
Kelompok sasaran: Masyarakat/ Petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 192.500.000,-

b) Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pangan


Indikator Keluaran (Output): Peta dan data potensi Komoditas pertanian, perikanan
dan kehutanan.

105
Kelompok sasaran: Masyarakat/ Petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 250.000.000,-

c) Analis jumlah rasio jumlah pendukung terhadap jumlah Kebutuhan Pangan


Indikator Keluaran (Output): Tersusunya Neraca Bahan Makanan.
Kelompok sasaran: Masyarakat/ Petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 120.000.000,-

d) Monitoring evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian.


Indikator Keluaran (Output): Terminitornya kegiatan peningkatan produksi pangan di
kelompok tani binaan.
Kelompok sasaran: Masyarakat/ Petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 195.000.000,-

e) Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan


Indikator Keluaran (Output): Pembinaan kader PKK dan peningkatan tambahan
pendapatan serta perbaikan gizi keluarga.
Kelompok sararan: Masyarakat/ Petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 248.175.000,-

f) Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.


Indikator Keluaran (Output): Terfasilitasinya alat dan mesin olahan pangan asal,
sereaalia, umbi-umbian dan buah-buahan.
Kelompok sararan: Masyarakat/ Petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 195.000.000,-

g) Pengembangan Desa Mandiri Pangan


Indikator Keluaran (Output): Pembinaan desa menuju swasembada pangan sekala
lokalita.
Kelompok sasaran:. Masyarakat/ Petani.

106
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.087.078.000,-

h) Pengembangan Intensifikasi tanaman Padi,Palawija dan Hortikultura


Indikator Keluaran (Output): Pendistribusian benih padi, palawija, sayuran
bersertifikat. Sesuai dengan kondisi wilayah.
Kelompok sasaran: Kelompok tani/ pengarap.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.035.000.000,-

i) Pengembangan diversifikasi tanaman


Indikator Keluaran (Output): Terselenggaranya uji varietas komoditas padi dan
palawija sesuai spesifik lokalita.
Kelompok sasaran: Kelompok tani/ pengarap.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.000.000.000,-

j) Pengembangan Lumbung Pangan Desa


Indikator Keluaran (Output): Teridentifikasinya cadangan pangan pemerintah desa
dan masyarakat.
Kelompok sasaran: Kelompok tani/ pengarap.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.060.000.000,-

k) Pengembangan Perbenihan / Perbibitan


Indikator Keluaran (Output): Tersedianya benih padi di UPTD balai benih padi Kota
Banjar. Terserapnya calon benih padi dari kelompok tani kemitraan.
Kelompok sasaran: kelompok tani mitra UPTD balai benih padi.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 3.680.000.000,-

l) Peningkatan mutu dan Keamanan Pangan


Indikator Keluaran (Output): Terlaksananya pembinaan dan pengawasan keamanan
pangan.
Kelompok sasaran: kelompok tani/ masyarakat pelaku agribisnis.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 350.000.000,-

107
m) Peningkatan Produksi, Produktivitas , dan Mutu Produk Pertanian
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya produksi dan produktivitas padi, sayuran
dan buah-buahan.
Kelompok sasaran: Masyarakat
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.080.000.000,-

n) Penyuluhan sumber Pangan Alternatif.


Indikator Keluaran (Output): Berkurangnya ketergantungan pada beras dan terigu.
Kelompok sasaran: masyarakat petani, dan aparatur penyuluh lapangan pertanian.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 48.000.000,-

o) Pengembangan jaringan irigasi Tingkat Usaha Tani


Indikator Keluaran (Output): Perbaikan dan pemeliharaan Jitut dan Jides di sentra
produksi pertanian.
Kelompok sasaran: masyarakat petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 140.000.000,-
p) Pengendalian penyakit Hewan Ikan dan Tanaman
Indikator Keluaran (Output): Terkendalinya penyakit hewan, ikan dan tanaman.
Kelompok sasaran: masyarakat petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 415.000.000,-

q) Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis.


Indikator Keluaran (Output): Penyediaan, penyebaran, dan pelayanan informasi
pertanian.
Kelompok sasaran: masyarakat petani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 284.395.000,-

r) Peningkatan Kemampuan Lembaga Tani


Indikator Keluaran (Output): Acara Hari Krida Pertanian baik tingkat daerah,
provinsi dan nasional.

108
Kelompok sasaran: masyarakat petani, dan aparatur penyuluh lapangan pertanian.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 502.528.000,-

7) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan


Hasil (Outcome):
- Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB.
- Tersedianya sarana STA (Sub Terminal Agrobisnis);
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan sesuai dengan
Misi Dinas ke VI: Menciptakan peluang pasar dan pola kemitraan. Jumlah angaran yang
di sediakan untuk Program ini sebesar Rp 8.266.971.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Pembangunan Pusat-Pusat Etalase/Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Kota
Banjar.
Indikator Keluaran (Output): Tersedianya STA sarana pasar dan promosi ragam
olahan pangan dari sektor pertanian, perikanan dan kehutanan beserta ragam olahan
pangan lainya.
Kelompok sasaran: masyarakat, kelompok tani, asosiasi usaha pertanian/perkebunan
dan pelaku usaha agribisnsis. Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan
adalah Rp: 8.266.971.000,-

8) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan


Hasil (Outcome):
- Meningkatnya penerimaan ilmu dan teknologi baru di kelompok tani
dan pelaku usaha agribisnis.
- Tersedianya sarana dan prasarana pertanian/ perkebunan.
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan sesuai dengan Misi
Dinas ke III: Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, teknologi pertanian,
perikanan dan kehutanan. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp
22.450.000.000,- selama 5 tahun.

109
Kegiatan:
a) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna.
Indikator Keluaran (Output):
- Terdistribusikanya sarana dan prasarana komoditas Pertanian/Perkebunan ke
Kelompok Tani di Kota Banjar.
- Tertatanya kawasan pengembangan produksi pupuk organik.
- Pengembangan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani.
- Pengembangan Pengerasan Jalan Usaha Tani Desa
Kelompok sasaran: Kelompok tani binaan
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 21.950.000.000,-

b) Penyusunan site plan Pemetaan jaringan irigasi dan jalan usaha tani.
Indikator Keluaran (Output): Terbentuknya site plan pemetan JITUT dan JIDES
Kelompok sasaran: masyarakat petani, dan kawasan agribisnis.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 500.000.000,-

9) Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan.


Hasil (Outcome):
- Kontribusi sektor perkebunan terhadap PDRB
- Produktivitas Padi dan Bahan Pangan lainya.
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan sesuai dengan Misi
Dinas ke III: Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, teknologi pertanian,
perikanan dan kehutanan. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp
5.182.860.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan
Indikator Keluaran (Output): Terealisasinya rehabilitasi sarana infrastruktur jalan
usaha tani di sentra-sentra produksi perkebunan.
Kelompok Sasaran: Kelompok tani.

110
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 2.800.000.000,-

b) Pengembangan bibit ungul Pertanian/Perkebunan


Indikator Keluaran (Output):
- Bertambahnya luas perkebunan komoditas kelapa rakyat.
- Pengembangan usaha produksi perkebunan.
Kelompok Sasaran: Kelompok tani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.730.000.000,-

c) Pengembangan Produksi pupuk organik


Indikator Keluaran (Output): Terpasilitasinya bangunan dan mesin pengolah Pupuk
Organik.
Kelompok sasaran: Kelompok tani.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 827.860.000,-

10) Program Pencegahan dan Penangulangan Penyakit Ternak


Hasil (Outcome): Terkendalinya penyakit menular ternak di Kota Banjar.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dengan Misi Dinas ke V:
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian, lahan perikanan dan kehutanan.
Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp 500.000.000,- selama 5
tahun.

Kegiatan:
a) Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak.
Indikator Keluaran (Output): Terkendalinya penyakit menular pada ternak.
Kelompok sasaran: Kelompok Ternak, dan masyarakat pembudidaya ternak.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 500.000.000,-

11) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan


Hasil (Outcome):
- Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB.

111
- Pengembangan populasi ternak.

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Misi Dinas ke II: Meningkatkan


kemampuan kelompok tani dan pelaku usaha tani yang mampu meningkatkan kuantitas dan
kualitas produksi. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp
13.910.000.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Pembibitan dan Perawatan Ternak
Indikator Keluaran (Output): Terdistribusikanya bibit dan induk ternak besar, ternak
kecil, dan unggas, serta sarana penunjang (Inseminasi Buatan)
Kelompok sasaran: Kelompok Ternak, dan masyarakat pembudidaya ternak.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 2.950.000.000,-

b) Pengembangan Agribisnis Peternakan


Indikator Keluaran (Output):
- Pengembangan ternak sapi potong, domba , kambing, unggas.
Kelompok sasaran: Kelompok Ternak, dan masyarakat pembudidaya ternak.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 10.800.000.000,-

12) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan


Hasil (Outcome):
- Volume pemasaran produksi peternakan
- Meningkatnya ragam olahan pangan asal hewan.
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Misi Dinas ke VI: Menciptalkan peluang
pasar dan pola kemitraan. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar Rp
106.860.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Promosi atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya permintaan olahan pangan asal ternak

112
Kelompok sasaran: kelompok ternak binaan/ pengrajin olahan pangan asal ternak.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 106.800.000.000,-

13) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan


Hasil (Outcome): Terfasilitasinya instalasi penanganan limbah padat dan cair di RPH
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan sesuai dengan Misi Dinas ke III:
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, teknologi pertanian, perikanan dan
kehutanan. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar
Rp 5.407.000.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna
Indikator Keluaran (Output):
- Terfasilitasinya instalasi penanganan limbah padat dan cair di RPH
- Tersedianya sarana dan biaya oprasional RPH
Kelompok sasaran: Aparatur / fasilitas RPH.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 5.407.000.000,-

14) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Hasil (Outcome): Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB.


Program Pemanfataan Potensi Sumber Daya Hutan sesuai dengan Misi Dinas ke IV:
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian, lahan perikanan dan
kehutanan. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar
Rp 2.378.000.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Indikator Keluaran (Output): Optimalnya penerimaan Negara Bukan pajak, dan
Tertibnya penata usahan hasil hutan.

113
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalh Rp: 95.000.000,-

b) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan.


Indikator Keluaran (Output): Tersusunya dokumen rencana Kehutanan tingkat Kota.
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 1.150.000.000,-

15) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan


Hasil (Outcome): Lahan Kritis ( penangulangan lahan kritis ).
Program Rehabilitasi hutan dan Lahan sesuai dengan Misi Dinas ke IV: Mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya lahan pertanian, lahan perikanan dan kehutanan. Jumlah
angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar
Rp 1.245.000.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Koordinasi reboisasi dan Penghijuan Hutan.
Indikator Keluaran (Output): Tersusunya dokumen rencana pengelolaan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan.
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp:75.000.000,-

Kegiatan:
b) Pembuatan bibit/ Benih Tanaman Kehutanan.
Indikator Keluaran (Output): Inventarisasi dan identifikasi pelaksanaan sertifikasi
sumber benih dan mutu benih kehutanan.
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp:150.000.000,-
Kegiatan:
c) Peningkatan peran serta masyaraakat dalam rehabilitasi hutan dan Lahan.
Indikator Keluaran (Output): Terehabilitasinya lahan kritis di Kota Banjar.

114
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 2.150.000.000,-

16) Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan


Hasil (Outcome): Tertibnya Penata Usahan Hasil Hutan
Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan sesuai dengan Misi Dinas ke
IV: Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian, lahan perikanan dan
kehutanan. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar
Rp: 100.000.000,- selama 5 tahun.

Kegiatan:
a) Pengawasan dan penertiban pelaksanan peraturan daerah mengenai pengelolaan
industri hasil hutan.
Indikator Keluaran (Output): Tertibnya penata usahan hasil hutan pada industri primer
hasil hutan menurut peraturan perundang-undangan.
Kelompok sasaran: Masyarakat kawasan hutan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalh Rp:75.000.000,-

17) Program Pengembangan Budidaya Perikanan


Hasil (Outcome):
- Kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB
- Produksi perikanan budidaya.
Program Pengembangan Budidaya Perikanan sesuai dengan Misi Dinas ke III:
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, teknologi pertanian, perikanan dan
kehutanan. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar
Rp 5.108.781.000,- selama 5 tahun.
Kegiatan:
a) Pengembangan Bibit Ikan Unggul di BBI.
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya kualitas fisik sarana dan prasarana perikanan
budidaya.
Kelompok sasaran: Masyarakat pelaku usaha perikanan.

115
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp:867.500.000.000,-

b) Pembinaan dan pengembangan perikanan di BBI.


Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya kualitas benih ikan ungul di BBI.
Kelompok sasaran: Masyarakat pelaku usaha perikanan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 281.800.000,-

c) Pengembangan bibit ikan unggul dimasyarakat Unit Pembenihan Rakyat.


Indikator Keluaran (Output): Pendistribusian fisik sarana dan prasarana produksi
perikanan di kemitraan BBI.
Kelompok sasaran: Masyarakat pelaku usaha perikanan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 2.469.498.000,-

d) Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan.


Indikator Keluaran (Output): Pendampingan kegiatan pembudidaya ikan di 4 kecamatan.
Kelompok sasaran: Masyarakat pelaku usaha perikanan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 2.919.498.000,-

e) Pembinaan dan pengembangan ikan air tawar di kelompok tani ikan.


Indikator Keluaran (Output): Pembinaan dan pengembangan ikan air tawar di kelompok
tani ikan.
Kelompok sasaran: Masyarakat pelaku usaha perikanan.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp: 3.426.281.000,-

18) Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan.


Hasil (Outcome): Volume pemasaran produk perikanan
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan sesuai dengan Misi
Dinas ke III: Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana, teknologi pertanian,
perikanan dan kehutanan. Jumlah angaran yang di sediakan untuk Program ini sebesar
Rp 150.000.000,- selama 5 tahun.

116
Kegiatan:
a) Pengembangan Bibit Ikan Unggul di BBI.
Indikator Keluaran (Output): Meningkatnya konsumsi ikan di masyarakat.
Kelompok sasaran: Masyarakat.
Besaran anggaran kegiatan selama lima tahun ke depan adalah Rp:150.000.000,-

Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian visi dan misi dinas pada kurun waktu 5 (lima) tahun. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri
setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode Rencana Strategis dapat
dicapai.Target masing-masing program dan kegiatan disajikan dalam Tabel V.1 : Rencana
program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar.
Tabel V.1 dapat di lihat pada lampiran halaman. 116

117
TABEL V.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kota Banjar

Tujuan 1: Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Sumber Daya Manusia Pertanian


Sasaran Indikator Kode Program Kinerja Data Target Kinerja Program dan Kerangika Pendanan Unit Kerja SKPD Lokasi
Sasaran dan Program Capaian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja pada Penanggungjawab
Kegiatan (outcome) pada akhir periode Renstra
dan Kegiatan Tahun SKPD
(output) Awal Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Perenca
naan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Tersusun dan a.
bertambahnya Persentas
data/informasi e data
energi dan yang
sumber daya dimiliki
mineral

113
114
BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN


SASARAN RPJMD

Indikator Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan yang mendukung


visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kota Banjar Tahun 2014 2018 adalah
sebagai berikut :

1. Misi II : Meningkatnya Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Tujuan 1 : Meningkatnya laju Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Beli


Masyarakat.
Sasaran 1 : Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Perikanan dan Kehutanan;
Indikator Sasaran :
Kondisi
Kondisi
Kinerja
Kinerja
pada
pada awal
No Indikator Target Capaian Setiap Tahun akhir
periode
periode
RPJMD
RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kontribusi
sektor
1 pertanian 16,08 16,09 16,10 16,11 16,12 16,13 16,13
terhadap
PDRB

Kontribusi
sektor
2 perkebunan 1,87 1,88 1,89 1,90 1,91 1,92 1,92
terhadap
PDRB

Kontribusi
sektor
3 peternakan 4.46 4,47 4,48 4,49 4,50 4,51 4,51
terhadap
PDRB

118
Kontribusi
sektor
4 kehutanan 0,07 0,08 0,09 0,10 0,11 0,12 0,12
terhadap
PDRB

Kontribusi
sektor
5 perikanan 0,26 0,27 0,28 0,29 0,3 0,31 0,31
terhadap
PDRB

- Produksi Padi 44,937 45,000 45,150 45,200 45,300 45,400 45,400

Produksi
- 1,538 2,500 2,955 3,300 3,750 4,000 4,000
Jagung

Produksi
- 956 1,000 1,150 1,250 1,300 1,350 1,350
Kedelai

Produksi
- 570 571 572 573 574 575 575
daging sapi

Sasaran 2 : Meningkatnya ekonomi kota dengan aktifitas agrowisata


Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
pada awal pada akhir
No Indikator Target Capaian Setiap Tahun
periode periode
RPJMD RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Rintisan
1 daerah 10 15 20 25 30 35 35
agrowisata

2. Misi III : Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup

Tujuan 1 : Meningkatnya Pembangunan yang Ramah lingkungan dan


Berkelanjutan.
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas hutan dan lahan;

119
Indikator Sasaran

Kondisi Kondisi
Kinerja Kinerja
pada awal pada akhir
No Indikator Target Capaian Setiap Tahun
periode periode
RPJMD RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Menurunya
1 60 57 53 50 48 45 45
lahan kritis

120
BAB VII
PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kota Banjar

tahun 2014-2018 ini merupakan dokumen perencanaan yang disusun berdasarkan RPJMD

Kota Banjar Tahun 2014-2018, yang merupakan rangkaian rencana tindakan dan kegiatan

yang mendasar dan orientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu sampai 5

(lima) tahun ke depan.

Rencana Strategis mengandung visi, misi tujuan, sasaran, kebijakan dan program

yang harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian

tujuan dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar

tahun 2014-2018 merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan, yang juga

digunakan sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima

tahunan.

Dengan mengintegrasikan berbagai keahlian sumber daya lain yang dimiliki dinas,

penyusunan Renstra diharapkan mampu mengantisipasi sekaligus menjawab tuntutan

perkembangan lingkungan strategis baik di intern dinas maupun di lingkup Kabupaten.

Akhirnya dengan tersusunnya Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Banjar tahun 2014-2018 semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan mampu mendorong

pencapaian visi Kota Banjar 2014-2018 : Menjadi Kota Banjar Agamis, Mandiri dan

Sejahtera.

121

Anda mungkin juga menyukai