Anda di halaman 1dari 25

PROSES PEMBUATAN KERUPUK TELUR IKAN LELE (Clarias sp.

) DI
KELOMPOK POKLAHSAR ALMIRA, PURWOASRI, KABUPATEN
KEDIRI, JAWA TIMUR

USULAN PRAKTEK KERJA MAGANG


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Oleh :

HANSEN GUNAWAN
NIM. 165080300111033

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PROSES PEMBUATAN KERUPUK TELUR IKAN LELE (Clarias sp.) DI
KELOMPOK POKLAHSAR ALMIRA, PURWOASRI, KABUPATEN
KEDIRI, JAWA TIMUR

USULAN PRAKTEK KERJA MAGANG


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan


Pada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh :

HANSEN GUNAWAN
NIM. 165080300111033

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
USULAN PRAKTEK KERJA MAGANG

PROSES PEMBUATAN KERUPUK TELUR IKAN LELE (Clarias sp.) DI


KELOMPOK POKLAHSAR ALMIRA, PURWOASRI, KABUPATEN
KEDIRI, JAWA TIMUR

OLEH :
HANSEN GUNAWAN
NIM. 165080300111033

Mengetahui, Menyetujui,

PLH Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Muhammad Firdaus, MP Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS

NIP. 19680919 200501 1 001 NIP. 19591005 198503 1 004

Tanggal: Tanggal:
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan
Praktik Kerja Magang (PKM) yang berjudul “Proses Pembuatan Kerupuk Telur
Ikan Lele (Clarias Sp.) Di Kelompok Poklahsar Almira, Purwoasri,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur” dengan baik. Usulan ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam melaksanakan Praktik Kerja Magang
(PKM). Praktik Kerja Magang ini merupakan salah satu upaya dalam mencari
ilmu di luar instansi pendidikan dengan langsung mengunjungi dan belajar
mengenai proses pembuatan kerupuk telur ikan lele di Kelompok Poklahsar
Almira, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Dikesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang sudah memberi bantuan moril
maupun bimbingan dalam pengerjaan usulan proposal pkm ini.
Masih banyak kekurangan dalam usulan proposal pkm ini dan penulis
berharap kritik, saran ataupun masukan dari pembaca sehingga dapat menjadi
pembelajaran bagi kita bersama. Penulis berharap laporan ini menjadi manfaat
bagi penulis maupun pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 4


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 6
DAFTAR TABEL .................................................................................................. 7
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 8
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 9
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 9
1.2 Tujuan ................................................................................................. 11
1.3 Kegunaan ............................................................................................ 12
1.3.1 Bagi Mahasiswa ........................................................................... 12
1.3.2 Bagi Pengusaha ........................................................................... 12
1.3.3 Bagi Penyelenggara Program ....................................................... 13
1.4 Waktu dan Tempat .............................................................................. 13
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 14
2.1 Ikan Lele .............................................................................................. 14
2.1.1 Klasifikasi ..................................................................................... 14
2.1.2 Morfologi....................................................................................... 14
2.1.3 Kandungan Gizi ............................................................................ 15
2.2 Kandungan Telur Ikan Lele .................................................................. 15
2.3 Kerupuk ............................................................................................... 15
2.4 Pembuatan Kerupuk ............................................................................ 15
3.4 METODE DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA...................................... 17
3.1 Metode Pelaksanaan ........................................................................... 17
3.2 Metode Pengambilan Data .................................................................. 17
3.2.1 Data Primer .................................................................................. 18
3.2.2 Data Sekunder ............................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 24
LAMPIRAN ........................................................................................................ 25
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Total produksi perikanan nasional menurut Kementrian Kelautan dan

Perikanan tahun 2018 sebesar 23,26 juta ton. Dengan produksi perikanan

tangkap sebesar 6,04 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 17,22 juta ton.

Ikan lele merupakan salah satu hasil perikanan budidaya yang menempati urutan

teratas dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Selama ini ikan lele menyumbang

lebih dari 10 persen produksi perikanan budidaya nasional dengan tingkat

pertumbuhan mencapai 17 hingga 18 persen. Ikan lele merupakan komoditas

perikanan budidaya air tawar yang mempunyai tingkat serapan pasar cukup

tinggi. Perkembangan produksi ikan lele selama lima tahun terakhir menunjukkan

hasil yang sangat signifikan yaitu sebesar 21,82 persen per tahun. Kenaikan

rata-ratanya setiap tahun sebesar 39,66 persen. Tahun 2010, produksi ikan lele

meningkat sangat signifikan yaitu dari produksi sebesar 144.755 ton pada tahun

2009 menjadi 242.811 ton pada tahun 2010 atau naik sebesar 67,74 persen.

Adapun proyeksi produksi ikan lele nasional dari tahun 2010 hingga tahun 2014

ditargetkan mengalami peningkatan sebesar 450 persen atau rata-rata

meningkatsebesar 35 persen per tahun yakni pada tahun 2010 sebesar 270.600

ton meningkatmenjadi 900.000 ton pada tahun 2014 (Wijaya, et al., 2014).

Ikan dikenal sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi namun memiliki

sifat mudah rusak (Perishable food). Ikan mudah mengalami perubahan

biokimiawi, mikrobiologi dan fisikawi. Karena kandungan protein yang tinggi,

asam amino essensial dan asam lemak tak jenuh sehingga dapat menurunkan

mutu ikan (Rosari, et al., 2014). Masalah ini perlu diperhatikan dimana

penyebaran hasil perikanan tidak merata sehingga perlu adanya metode yang

digunakan untuk memperpanjang masa simpan dari produk hasil perikanan.


Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah ini

adalah dengan melakukan diversifikasi produk perikanan.

Diversifikasi pangan adalah upaya penningkatan konsumsi aneka ragam

pangan dengan prinsip gizi seimbang. Diversi atau keanekaragaman pangan

mencakup tiga lingkup pengertian yang satu dan lainnya saling berkaitan, yaitu

diversifikasi konsumsi pangan, diversifikasi ketersediaan pangan, dan

diversifikasi produksi pangan (Dewi dan Ginting, 2012). Pada jaman sekarang,

diversifikasi memiliki tujuan untuk memenuhi permintaan konsumen yang

beranekaragam dan penyegaran menu agar tidak ada kejenuhan pada

konsumen. Salah satu hasil perikanan yang dapat dilakukan diversifikasi adalah

ikan lele. Akan tetapi olahan produk perikanan yang berasal dari daging ikan lele

sudah banyak ditemui oleh karena itu perlu adanya inovasi baru dengan

memanfaatkan bagian selain daging yaitu berupa telur ikan lele.

Komponen kimia telur ikan lele terdiri atas protein, lipid, karbohidrat, abu,

air, dan energi. Telur ikan lele menurut Lenggara (2015), mengandung protein

yang tinggi sebesar 58,79 ± 3,89. Lemak sebesar 16,11 ± 0,89 dan kadar air

sebesar 63,77 ± 2,58. Kadar protein pada telur ikan lele lebih tinggi dibandingkan

dengan telur ikan lainnya dan kadar lemak yang tergolong rendah. Komponen

protein dalam bahan kering telur ikan berkisar antara 55% - 75% dengan rata-

rata persentase total protein dalam bahan kering telur ikan yaitu 66.3%.

Kemudian komponen lipid atau lemak dalam bahan kering telur ikan biasanya

berkisar antara 10%-35%.

Salah satu olahan yang bisa dibuat dari telur ikan lele adalah berupa

kerupuk. Kerupuk merupakan salah satu makanan kecil yang bila digoreng

mengalami pengembangan volume dan membentuk porus serta memiliki

densitas yang rendah selama proses penggorengan.Konsumsi kerupuk biasanya

bukan sebagai makanan utama melainkan sebagai makanan ringan atau sebagai
pelengkap hidangan yang dikonsumsi dalam jumlah yang kecil dan digemari para

penikmatnya (Rosiani, et al., 2015).

Kelompok Poklahsar Almira yang terletak di Purwoasri, Kabupaten Kediri,

Jawa Timur. Kelompok Poklahsar Almira merupakan sebuah usaha skala kecil

menengah yang mengolah pangan hasil perikanan seperti udang dan ikan

menjadi produk added value. Salah satu produk added value yang ada di

Kelompok Poklahsar Almira adalah kerupuk telur ikan lele. kerupuk telur ikan

lele. Kerupuk telur ikan lele memiliki rasa yang gurih, renyah dan aroma khas

ikan yang kuat, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui proses pembuatan

kerupuk telur ikan lele di kelompok poklahsar Almira.

1.2 Tujuan

Tujuan dari studi proses pembuatan kerupuk telur ikan lele di Kelompok

Poklahsar Almira, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur adalah:

1. Memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1 di

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Jurusan Manajemen

Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Brawijaya Malang.

2. Mempelajari proses pembuatan kerupuk telur ikan lele di Kelompok

Poklahsar Almira, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh dalam proses belajar untuk

mendukung proses kerja di Industri.

3. Meningkatkan kemampuan, ketrampilan, komunikasi lisan, dan tulisan

serta kerja sama dalam tim, mengaplikasikan etika dalam bekerja dalam

hal disiplin, integritas dan tanggung jawab.


1.3 Kegunaan

1.3.1 Bagi Mahasiswa

Adapun kegunaan dalam pelaksanaan praktik kerja magang di Kelompok

Poklahsar Almira, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur bagi mahasiswa

adalah:

1. Mengenal lebih jauh mengenai realitas ilmu yang telah dipelajari selama

masa perkuliahan.

2. Menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi pada bidang ilmu yang

dimiliki baik soft skill maupun hard skill dalam tata cara hubungan

masyarakat di lingkungan kerja.

3. Memperdalam dan meningkatkan kreativitas diri dalam lingkungan kerja

yang sesuai dengan disiplin ilmu.

4. Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman agar siap terjun

langsung di lingkungan kerja di masa mendatang.

5. Meningkatkan soft skill dan hard skill mahasiswa

6. Memberikan kontribusi dalam pelaksanaan link and match antara instansi

pendidikan dan perusahaan.

1.3.2 Bagi Pengusaha

Adapun kegunaan dalam pelaksanaan praktik kerja magang di Kelompok

Poklahsar Almira, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur bagi perusahaan

adalah:

1. Sebagai sarana alih ilmu di bidang perikanan khususnya pengolahan untuk

kemajuan dari perusahaan yang bersangkutan.

2. Membantu karyawan baik dalam pekerjaan atau peningkatan kualitas

sumberdaya manusia dengan pekerjaan yang bersangkutan.

3. Menjadi penghubung antara instansi pendidikan dan pengusaha terkait.


1.3.3 Bagi Penyelenggara Program

Adapun kegunaan dalam pelaksanaan praktik kerja magang di Kelompok

Poklahsar Almira, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur bagi penyelenggara

program adalah:

1. Sebagai bahan evaluasi bagi instansi pendidikan dalam menciptakan

sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2. Untuk memperkenalkan instansi pendidikan Program Studi Teknologi Hasil

Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya

Malang,

3. Bagi civitas akademika dapat menggunakan hasil dari Praktek Kerja

Magang sebagai referensi, masukan dan memberikan ide-ide lainnya.

1.4 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Magang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juli – 1 Agustus

2019 bertempat di di Kelompok Poklahsar Almira, Purwoasri, Kabupaten Kediri,

Jawa Timur
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi ikan lele menurut Iqbal (2011) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Sub Kingdom : Metazoa

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub Ordo : Siluroidea

Famili : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinus

2.1.2 Morfologi

Secara umum, ikan lele dumbo dipercaya sebagai ikan lele hibrida hasil

hibridisasi antara spesies ikan lele Afrika Clarias gariepinus dengan spesies ikan

lele Taiwan C. fuscus. Tetapi, secara morfologis tampaknya ikan lele dumbo

tidak berbeda dari strain-strain ikan lele Afrika C. gariepinusyang berikutnya

diintroduksi ke Indonesia (Iswanto, 2013). Ikan lele dumbo memiliki tubuh lebih

besar dibandingkan ikan lele lokal, kulit yang licin dan tidak bersisik. Sirip

punggung dan anus yang dimiliki ikan lele dumbo berbentuk memanjang. Ikan

lele dumbo memiliki kepala yang keras, dengan mata yang kecil dan mulut lebar.

Ikan lele dumbo juga dilengkapi dengan sungut yang berfungsi sebagai alat

peraba pada saat kondisi gelap (Widadi, 2011).


2.1.3 Kandungan Gizi

2.2 Kandungan Telur Ikan Lele

Komponen kimia telur ikan lele terdiri atas protein, lipid, karbohidrat, abu,

air, dan energi. Telur ikan lele menurut Lenggara (2015), mengandung protein

yang tinggi sebesar 58,79 ± 3,89. Lemak sebesar 16,11 ± 0,89 dan kadar air

sebesar 63,77 ± 2,58. Kadar protein pada telur ikan lele lebih tinggi dibandingkan

dengan telur ikan lainnya dan kadar lemak yang tergolong rendah. Komponen

protein dalam bahan kering telur ikan berkisar antara 55% - 75% dengan rata-

rata persentase total protein dalam bahan kering telur ikan yaitu 66.3%.

Kemudian komponen lipid atau lemak dalam bahan kering telur ikan biasanya

berkisar antara 10%-35%.

2.3 Kerupuk

Kerupuk merupakan salah satu makanan kecil yang bila digoreng

mengalami pengembangan volume dan membentuk porus serta memiliki

densitas yang rendah selama proses penggorengan.Konsumsi kerupuk biasanya

bukan sebagai makanan utama melainkan sebagai makanan ringan atau sebagai

pelengkap hidangan yang dikonsumsi dalam jumlah yang kecil dan digemari para

penikmatnya (Rosiani, 2015).

Kerupuk merupakan makanan kecil yang sangat populer di Indonesia. Pati

yang sesuai dalam pembuatan kerupuk adalah yang memiliki fraksi amilopektin

tinggi, daya serap air tinggi, dan daya serap minyak rendah, agar dapat

menghasilkan struktur porus yang seragam dan tekstur yang renyah. Maka dari

itu, digunakan tapioka sebagai bahan dalam pembuatan kerupuk karena fraksi

amilopektinnya yang dominan (>80%) (Linardi, et al., 2013).

2 Pembuatan Kerupuk

Pembuatan adonan kerupuk merupakan tahap yang penting dalam

pembuatan kerupuk mentah. Pembuatan adonan kerupuk dilakukan dengan


mencampurkan bahan utama dan bahan-bahan tambahan yang diaduk secara

merata, lalu diuleni dengan tangan sehingga dihasilkan adonan yang liat dan

homogen. Dengan cara lain, pembuatan adonan kerupuk dilakukan dengan

mencampurkan ¼ bagian tepung tapioka, air, garam, gula, telur, bumbu dan

daging ikan yang telah dilumatkan dengan alat penggilingan daging, sehingga

diperoleh campuran seperti bubur. Campuran tersebut selanjutnya dicampurkan

kembali dengan sisa tepung tapioka sehingga terbentuk adonan yang homogen.

Pencampuran adonan dihentikan bila adonan tidak lengket di tangan atau pada

alat pencampuran. Pencetakan adonan kerupuk dapat dibuat menjadi bentuk

silinder, lembaran dan melingkar. Pencetakan adonan kerupuk berbentuk silinder

dilakukan dengan tangan untuk membuat adonan berukuran panjang 25 – 30 cm

dan diameter 4 –5 cm. Selanjutnya adonan berbentuk silinder tersebut dikukus

sehingga diperoleh tekstur yang kenyal. Kemudian didinginkan selama dua

malam, selanjutnya diiris dengan pisau sehingga diperoleh lembaran kerupuk

mentah dengan ketebalan yang sama sekitar 1- 2 mm. Proses pengeringan

dapat dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan oven

yang biasa dilakukan untuk skala laboratorium. Keuntungan pengeringan dengan

oven yaitu suhu dan waktu pemanasan dapat diatur. Akan tetapi daya

tampungnya terbatas dan biaya operasionalnya cukup mahal. Pengeringan

dengan menggunakan panas matahari selain biayanya murah, juga mempunyai

daya tampung (Koswara, 2009)


3 METODE DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA

3.1 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam praktik kerja magang ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-

unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan

mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterprestasikannya. Metode

deskriptif dalam pelaksanaannya dilakukan melalui : teknik survey, studi kasus,

studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku dan analisis

dokumenter (Suryana, 2010).

Kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) ini dilakukan dengan cara

mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan umum suatu

perusahaan, sarana dan prasarana dalam proses produksi, peralatan yang

digunakan, proses pembuatan produk (kerupuk telur ikan lele), sanitasi dan

Hygine produksi dan lingkungan serta teknik pengolahan limbah

3.2 Metode Pengambilan Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan

datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan pertanyaan peneliti, baik tertulis ataupun lisan. Apabila

peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa

benda, gerak atau proses tertentu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi,

maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data (Artikunto, 2010). Data

yang diambil dalam praktik kerja magang ini adalah data primer dan sekunder.
3.2.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang dihasilkan dari sumber data yang langsung

memberikan data dari pihak pertama kepada pengumpul data yang biasanya

melalui wawancara (Herviani dan Febriansyah, 2016).

Pada kegiatan Praktik Kerja Magang ini metode pengambilan data primer

adalah dengan cara observasi, interview/wawancara, dokumentasi dan

partisipasi aktif.

3.2.1.1 Observasi

Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal

yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi bisa dilakukan pada saat

dilakukan tindakan, secara bersamaan juga dilakukan pengamatan tentang

segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung (Suryana,

2010).

Data yang diambil dengan metode observasi pada Praktek Kerja Magang

ini adalah

a. Bahan baku, meliputi :

 Bahan yang digunakan : Daging dan telur ikan lele

 Kriteria bahan baku yang baik secara fisik, kimia dan biologi

 Asal bahan baku

 Jumlah bahan baku per hari/bulan/tahun

 Jarak bahan baku dengan tempat pengolahan

 Cara penanganan bahan baku

b. Bahan tambahan, meliputi :

 Macam-macma bahan tambahan

 Spesifikasi bahan tambahan

 Jumlah bahan tambahan yg digunakan


 Fungsi bahan tambahan

c. Sarana dan prasarana, meliputi :

 Tempat proses pembuatan produk

 Fasilitas pendukung proses

d. Peralatan, meliputi:

 Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan

 Ukuran peralatan (dimensi dan kapasitas)

 Fungsi peralatan

 Cara penggunaan alat, dan pemeliharaan alat

e. Proses pembuatan Kerupuk telur ikan lele, meliputi :

 Metode pembuatan

 Diagram alir

 Tahapan proses

 Fungsi dan cara kerja tiap tahap

 Lama proses tiap tahap

 Perubahan yang terjadi tiap tahap

f. Pengemasan, meliputi :

 Jenis bahan pengemas

 Ukuran produk tiap kemasan

 Cara mengemas produk

 Sistem labeling

g. Penyimpanan, meliputi :

 Alatdan jenis ruang penyimpanan yang digunakan

 Cara penyimpanan

 Kapasitas penyimpanan

 Suhu yang digunakan dalam penyimpanan


 Jangka waktu penyimpanan

h. Pemasaran produk, meliputi :

 Cara dan strategi pemasaran

 Daerah pemasaran

 Harga per kemasan

 Transportasi yang digunakan

i. Pengawasan mutu, meliputi :

 Pengawasan terhadap mutu bahan

- Kriteria untuk mutu bahan

- Waktu pengawasan

- Jenis pengawasan mutu

- Sampling pengawasan bahan

 Pengawasan terhadap proses, meliputi :

- Titik pengawasan

- Frekuensi pengawasan

- Kriteria pengawasan

- Jenis pengawasan

 Pengawasan mutu produk, meliputi :

- Kriteria mutu produk akhir

- Waktu pengawasan

- Jenis pengawasan mutu produk akhir

j. Sanitasi dan Higene:

 Sanitasi dan higene bangunan, meliputi :

- Frekuensi pembersihan bangunan

- Desain dan konstruksi bangunan

 Sanitasi dan higene peralatan, meliputi :


- Frekuensi pembersihan alat

 Sanitasi dan higene pekerja, meliputi :

- Metode sanitasi yang diterapkan

- Frekuensi perlakuan metode sanitasi

 Sanitasi dan higene bahan baku, meliputi :

- Cara penyimpanan bahan baku

- Cara pemilihan bahan baku

- Cara mengangkut bahan baku

 Sanitasi dan higene produk, meliputi :

- Cara penyimpanan produk

- Cara pengolahan produk

- Cara penyajian produk

3.2.1.2 Interview/ Wawancara

Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data melalui pembicaraan

yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal.

Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal

ke formal. Wawancara dalam penelitian ditujukan untuk mendapat informasi dari

satu sisi saja, oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak (Rachmawati,

2007).

Data yang diambil dengan metode warwancara adalah sejarah dan

perkembangan perusahaan, keadaan umum perusahaan, sistem manajemen

perusahaan, fasilitas perusahaan, penerapan sanitasi dan higine pada proses

produksi, teknik pengolahan limbah dan proses pembuatan produk Kerupuk

Telur ikan lele. Wawancara bisa dilakukan kepada pemimpin perusahaan

ataupun pembimbing magang yang disediakan oleh perusahaan.


3.2.1.3 Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi

penelitian, baik berupa sumber tertulis,film, gambar, dan karya monumental yang

semuanya memberikan informasi bagi proses penelitian (Nilamsari, 2014).

Dokumentasi adalah kegiatan mengumpulkan data yang berasal dari sumber

tertulis, film, gambar dan karya monumental untuk memberi informasi utama

ataupun tambahan dalam suatu penelitian.

Data yang diambil dengan metode dokumentasi pada praktik kerja

magang ini adalah :

a. Diagram alir serta gambar tentang proses pembuatan Kerupuk telur ikan

lele

b. Foto alat produksi pembuatan Kerupuk telur ikan lele

c. Foto produk proses pembuatan Kerupuk telur ikan lele

3.2.1.4 Partisipasi Aktif

Partisipasi aktif adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti terlibat

dalam kegiatan yang diteliti agar dapat memahami kegiatan yang diteliti lebih

rinci. Partisipasi aktif yang dilakukan dalam Praktek Kerja Magang (PKM) ini

adalah dengan mengikuti sebagian atau keseluruhan proses produksi Kerupuk

telur ikan lele di kelompok poklahsar Almira, Purwoasri, Kediri, Jawa Timur.

Kegiatan partisipasi aktif ini diikuti mulai dari proses penerimaan bahan baku,

pengolahan awal pembuatan Kerupuk telur ikan lele, pengemasan dan

penyimpanan hingga sampai produk siap untuk didistribusikan.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan sebelum melakukan suatu

penelitian. Sumber data sekunder merupakan suatu cara membaca, mempelajari

dan memahami dengan tersedianya sumber-sumber lainnya sebelum penelitian

dilakukan (Herviani dan Febriansyah, 2016).


Data sekunder dalam Praktek Kerja Magang ini bisa didapatkan dari

internet, internal. Data sekunder yang diambil dalam Praktik Kerja Magang ini

bisa meliputi :

a. Keadaan umum lokasi

b. Keadaan geografis wilayah

• Luas desa

• Batas desa

• Kondisi geografis

c. Sejarah

d. Struktur organisasi dan tenaga kerja


DAFTAR PUSTAKA

Artikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Dewi, G. P. dan A. M. Ginting. 2012. Antisipasi krisis pangan melalui kebijakan


diversifikasi pangan.Jurnal Ekonomi & Kebijakan Pubilk. 3(1):65-78

Herviani, V. dan A. Febriansyah. 2016. Tinjauan atas proses penyusunan


laporan keuangan pada young enterpreneur academy indonesia bandung.
Jurnal Riset Akutansi. 8(2):19-27.

Wijaya, O., B. S. Rahardja, Prayogo. 2014. Pengaruh padat tebar ikan lele
terhadap laju pertumbuhan dan survival rate pada sistem akuaponik. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 6(1).

Rosiani, N., Basito, E. Widowati. 2015 Kajian karakteristik semsoris fisik dan
kimia kerupuk fortifikasi daging lidah buaya (aloe vera) dengan metode
pemanggangan menggunakan microwave. 8(2).

Nilamsari, N. 2014. Memahami studi dokumen dalam penelitian kualitatif. Jurnal


Wacana. 13(2):117-181

Rosari, M. I., W. F. Ma’aruf, T. W. Agustini. 2014. . Pengaruh ekstrak kasar buah


mahkota dwa (Phaleria macrocarpa) sebagai antioksidan pada fillet ikan
bandeng (Chanos chanos Forsk) segar. Jurnal Pengolahan dan
Bioteknologi Hasil Perikanan. 3(2):34-43.

Rachmawati, I. N. 2007. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif :


wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia. 11(1):35-40.

Widadi, I. R. 2011. Pembuatan dan karakterisasi hidrolisat protein dari ikan lele
dumbo (Clarias gariepinus) menggunakan enzaim papain. SKRIPSI. FPIK,
ITB.

Iqbal, Muhammad. 2011. Kelangsungan hidup ikan lele (Clarias gariepinus) pada
budidaya intensif sistem heterotrofik. SKRIPSI. Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Iswanto, B. 2013. Menelusuri identitas ikan lele jumbo. Media Akuakultur. 8(2).

Suryana. 2010. Metodologi penelitian: model prakatis penelitian kuantitatif dan


kualitatif.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai