) DI
KELOMPOK POKLAHSAR ALMIRA, PURWOASRI, KABUPATEN
KEDIRI, JAWA TIMUR
Oleh :
HANSEN GUNAWAN
NIM. 165080300111033
Oleh :
HANSEN GUNAWAN
NIM. 165080300111033
OLEH :
HANSEN GUNAWAN
NIM. 165080300111033
Mengetahui, Menyetujui,
Tanggal: Tanggal:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan
Praktik Kerja Magang (PKM) yang berjudul “Proses Pembuatan Kerupuk Telur
Ikan Lele (Clarias Sp.) Di Kelompok Poklahsar Almira, Purwoasri,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur” dengan baik. Usulan ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam melaksanakan Praktik Kerja Magang
(PKM). Praktik Kerja Magang ini merupakan salah satu upaya dalam mencari
ilmu di luar instansi pendidikan dengan langsung mengunjungi dan belajar
mengenai proses pembuatan kerupuk telur ikan lele di Kelompok Poklahsar
Almira, Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Dikesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang sudah memberi bantuan moril
maupun bimbingan dalam pengerjaan usulan proposal pkm ini.
Masih banyak kekurangan dalam usulan proposal pkm ini dan penulis
berharap kritik, saran ataupun masukan dari pembaca sehingga dapat menjadi
pembelajaran bagi kita bersama. Penulis berharap laporan ini menjadi manfaat
bagi penulis maupun pembaca.
DAFTAR ISI
Perikanan tahun 2018 sebesar 23,26 juta ton. Dengan produksi perikanan
tangkap sebesar 6,04 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 17,22 juta ton.
Ikan lele merupakan salah satu hasil perikanan budidaya yang menempati urutan
teratas dalam jumlah produksi yang dihasilkan. Selama ini ikan lele menyumbang
perikanan budidaya air tawar yang mempunyai tingkat serapan pasar cukup
tinggi. Perkembangan produksi ikan lele selama lima tahun terakhir menunjukkan
hasil yang sangat signifikan yaitu sebesar 21,82 persen per tahun. Kenaikan
rata-ratanya setiap tahun sebesar 39,66 persen. Tahun 2010, produksi ikan lele
meningkat sangat signifikan yaitu dari produksi sebesar 144.755 ton pada tahun
2009 menjadi 242.811 ton pada tahun 2010 atau naik sebesar 67,74 persen.
Adapun proyeksi produksi ikan lele nasional dari tahun 2010 hingga tahun 2014
meningkatsebesar 35 persen per tahun yakni pada tahun 2010 sebesar 270.600
ton meningkatmenjadi 900.000 ton pada tahun 2014 (Wijaya, et al., 2014).
Ikan dikenal sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi namun memiliki
asam amino essensial dan asam lemak tak jenuh sehingga dapat menurunkan
mutu ikan (Rosari, et al., 2014). Masalah ini perlu diperhatikan dimana
penyebaran hasil perikanan tidak merata sehingga perlu adanya metode yang
mencakup tiga lingkup pengertian yang satu dan lainnya saling berkaitan, yaitu
diversifikasi produksi pangan (Dewi dan Ginting, 2012). Pada jaman sekarang,
konsumen. Salah satu hasil perikanan yang dapat dilakukan diversifikasi adalah
ikan lele. Akan tetapi olahan produk perikanan yang berasal dari daging ikan lele
sudah banyak ditemui oleh karena itu perlu adanya inovasi baru dengan
Komponen kimia telur ikan lele terdiri atas protein, lipid, karbohidrat, abu,
air, dan energi. Telur ikan lele menurut Lenggara (2015), mengandung protein
yang tinggi sebesar 58,79 ± 3,89. Lemak sebesar 16,11 ± 0,89 dan kadar air
sebesar 63,77 ± 2,58. Kadar protein pada telur ikan lele lebih tinggi dibandingkan
dengan telur ikan lainnya dan kadar lemak yang tergolong rendah. Komponen
protein dalam bahan kering telur ikan berkisar antara 55% - 75% dengan rata-
rata persentase total protein dalam bahan kering telur ikan yaitu 66.3%.
Kemudian komponen lipid atau lemak dalam bahan kering telur ikan biasanya
Salah satu olahan yang bisa dibuat dari telur ikan lele adalah berupa
kerupuk. Kerupuk merupakan salah satu makanan kecil yang bila digoreng
bukan sebagai makanan utama melainkan sebagai makanan ringan atau sebagai
pelengkap hidangan yang dikonsumsi dalam jumlah yang kecil dan digemari para
Jawa Timur. Kelompok Poklahsar Almira merupakan sebuah usaha skala kecil
menengah yang mengolah pangan hasil perikanan seperti udang dan ikan
menjadi produk added value. Salah satu produk added value yang ada di
Kelompok Poklahsar Almira adalah kerupuk telur ikan lele. kerupuk telur ikan
lele. Kerupuk telur ikan lele memiliki rasa yang gurih, renyah dan aroma khas
ikan yang kuat, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui proses pembuatan
1.2 Tujuan
Tujuan dari studi proses pembuatan kerupuk telur ikan lele di Kelompok
Brawijaya Malang.
serta kerja sama dalam tim, mengaplikasikan etika dalam bekerja dalam
adalah:
1. Mengenal lebih jauh mengenai realitas ilmu yang telah dipelajari selama
masa perkuliahan.
dimiliki baik soft skill maupun hard skill dalam tata cara hubungan
adalah:
program adalah:
Malang,
Jawa Timur
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
2.1.2 Morfologi
Secara umum, ikan lele dumbo dipercaya sebagai ikan lele hibrida hasil
hibridisasi antara spesies ikan lele Afrika Clarias gariepinus dengan spesies ikan
lele Taiwan C. fuscus. Tetapi, secara morfologis tampaknya ikan lele dumbo
diintroduksi ke Indonesia (Iswanto, 2013). Ikan lele dumbo memiliki tubuh lebih
besar dibandingkan ikan lele lokal, kulit yang licin dan tidak bersisik. Sirip
punggung dan anus yang dimiliki ikan lele dumbo berbentuk memanjang. Ikan
lele dumbo memiliki kepala yang keras, dengan mata yang kecil dan mulut lebar.
Ikan lele dumbo juga dilengkapi dengan sungut yang berfungsi sebagai alat
Komponen kimia telur ikan lele terdiri atas protein, lipid, karbohidrat, abu,
air, dan energi. Telur ikan lele menurut Lenggara (2015), mengandung protein
yang tinggi sebesar 58,79 ± 3,89. Lemak sebesar 16,11 ± 0,89 dan kadar air
sebesar 63,77 ± 2,58. Kadar protein pada telur ikan lele lebih tinggi dibandingkan
dengan telur ikan lainnya dan kadar lemak yang tergolong rendah. Komponen
protein dalam bahan kering telur ikan berkisar antara 55% - 75% dengan rata-
rata persentase total protein dalam bahan kering telur ikan yaitu 66.3%.
Kemudian komponen lipid atau lemak dalam bahan kering telur ikan biasanya
2.3 Kerupuk
bukan sebagai makanan utama melainkan sebagai makanan ringan atau sebagai
pelengkap hidangan yang dikonsumsi dalam jumlah yang kecil dan digemari para
yang sesuai dalam pembuatan kerupuk adalah yang memiliki fraksi amilopektin
tinggi, daya serap air tinggi, dan daya serap minyak rendah, agar dapat
menghasilkan struktur porus yang seragam dan tekstur yang renyah. Maka dari
itu, digunakan tapioka sebagai bahan dalam pembuatan kerupuk karena fraksi
2 Pembuatan Kerupuk
merata, lalu diuleni dengan tangan sehingga dihasilkan adonan yang liat dan
mencampurkan ¼ bagian tepung tapioka, air, garam, gula, telur, bumbu dan
daging ikan yang telah dilumatkan dengan alat penggilingan daging, sehingga
kembali dengan sisa tepung tapioka sehingga terbentuk adonan yang homogen.
Pencampuran adonan dihentikan bila adonan tidak lengket di tangan atau pada
dapat dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan oven
oven yaitu suhu dan waktu pemanasan dapat diatur. Akan tetapi daya
Metode yang digunakan dalam praktik kerja magang ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-
studi komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku dan analisis
digunakan, proses pembuatan produk (kerupuk telur ikan lele), sanitasi dan
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.
datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau
maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data (Artikunto, 2010). Data
yang diambil dalam praktik kerja magang ini adalah data primer dan sekunder.
3.2.1 Data Primer
Data Primer adalah data yang dihasilkan dari sumber data yang langsung
memberikan data dari pihak pertama kepada pengumpul data yang biasanya
Pada kegiatan Praktik Kerja Magang ini metode pengambilan data primer
partisipasi aktif.
3.2.1.1 Observasi
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi bisa dilakukan pada saat
2010).
Data yang diambil dengan metode observasi pada Praktek Kerja Magang
ini adalah
Kriteria bahan baku yang baik secara fisik, kimia dan biologi
d. Peralatan, meliputi:
Fungsi peralatan
Metode pembuatan
Diagram alir
Tahapan proses
f. Pengemasan, meliputi :
Sistem labeling
g. Penyimpanan, meliputi :
Cara penyimpanan
Kapasitas penyimpanan
Daerah pemasaran
- Waktu pengawasan
- Titik pengawasan
- Frekuensi pengawasan
- Kriteria pengawasan
- Jenis pengawasan
- Waktu pengawasan
Wawancara penelitian lebih dari sekedar percakapan dan berkisar dari informal
satu sisi saja, oleh karena itu hubungan asimetris harus tampak (Rachmawati,
2007).
penelitian, baik berupa sumber tertulis,film, gambar, dan karya monumental yang
tertulis, film, gambar dan karya monumental untuk memberi informasi utama
a. Diagram alir serta gambar tentang proses pembuatan Kerupuk telur ikan
lele
dalam kegiatan yang diteliti agar dapat memahami kegiatan yang diteliti lebih
rinci. Partisipasi aktif yang dilakukan dalam Praktek Kerja Magang (PKM) ini
telur ikan lele di kelompok poklahsar Almira, Purwoasri, Kediri, Jawa Timur.
Kegiatan partisipasi aktif ini diikuti mulai dari proses penerimaan bahan baku,
internet, internal. Data sekunder yang diambil dalam Praktik Kerja Magang ini
bisa meliputi :
• Luas desa
• Batas desa
• Kondisi geografis
c. Sejarah
Wijaya, O., B. S. Rahardja, Prayogo. 2014. Pengaruh padat tebar ikan lele
terhadap laju pertumbuhan dan survival rate pada sistem akuaponik. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 6(1).
Rosiani, N., Basito, E. Widowati. 2015 Kajian karakteristik semsoris fisik dan
kimia kerupuk fortifikasi daging lidah buaya (aloe vera) dengan metode
pemanggangan menggunakan microwave. 8(2).
Widadi, I. R. 2011. Pembuatan dan karakterisasi hidrolisat protein dari ikan lele
dumbo (Clarias gariepinus) menggunakan enzaim papain. SKRIPSI. FPIK,
ITB.
Iqbal, Muhammad. 2011. Kelangsungan hidup ikan lele (Clarias gariepinus) pada
budidaya intensif sistem heterotrofik. SKRIPSI. Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Iswanto, B. 2013. Menelusuri identitas ikan lele jumbo. Media Akuakultur. 8(2).