Anda di halaman 1dari 18

KEHIDUPAN NELAYAN POLE AND LINE DI DESA

MOLOMPAR TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

LAPORAN
PRAKTIK PENGENALAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR
OLEH KELOMPOK I

Nama : NIT :

Akbar Perdana Sidin :19.1.01.001


Andika Ripaldo Wagiu :19.1.01.002
Aris De fris Sundana :19.1.01.003
Brilian Krypton Jamis :19.1.01.004
Akbar Mooduto :19.2.01.040
Alfarizi Mokodompit :19.2.01.041
Anci Zakaria :19.2.01.042

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN PENGEMBANGAN DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul: Kehidupan Nelayan Pole and Line di Desa Molompar Timur Kabupaten
Minahasa Tenggara

Nama/NIT:

1. Akbar Perdana Sidin NIT:19.1.01.001


2. Andika Ripaldo Wagiu NIT:19.1.01.002
3. Aris De fris Sundana NIT:19.1.01.003
4. Brilian Krypton Jamis NIT:19.1.01.004
5. Akbar Mooduto NIT.19.2.01.040
6. Alfarizi Mokodompit NIT:19.2.01.041
7. Anci Zakaria NIT:19.2.01.042

Laporan Praktik Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir ini disusun sebagai


salah satu syarat untuk kelulusan Semester Genap T.A 2019/2020 pada Program
Studi Teknik Penangkapan Ikan dan Mekanisasi Perikanan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rudi Saranga, S.Pi., M.Si Yurika Nantan, M.T


NIP. 197309162002121002 NIP. 198410132019022003

Mengetahui:
Ketua Program Studi TPI Ketua Program Studi MP

Ir. Jul Manohas, M.Si Jefta Ratela, S.Pd. M.E


NIP.196102131999032001 NIP. 195709281982031004
ABSTRAK

Laporan ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan masyarakat nelayan


pole and line di Desa Molompar Timur. Metode yang digunakan untuk
pengambilan data melalui wawancara menggunakan media telekomunikasi (HP).

Hasil yang diperoleh sebagai berikut :

Dapat Mengetahui Karakteristik Desa Molompar Timur,topologi Desa Molompar


Timur,sosial ekonomi Masyarakat Molompar Timur,Pengoperasian pole and line,
dan hasil tangkapan pole and line.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas bimbingan-Nya sehingga Kelompok I dapat menyelesaikan
laporan praktek pengenalan kehidupan masyarakat pesisir tahun akademik
2019/2020 dengan judul Kehidupan Nelayan Pole and Line di Desa Molompar
Timur Kabupaten Minahasa Tenggara.
Dalam penyusunan makalah ini, Kelompok I banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir Adi suseno, M.Si Selaku Direktur Politeknik Kelautan Dan Perikanan
Bitung yang telah memberi kesempatan Kelompok I dalam mengikuti
pendidikan di Politeknik Kelautan Dan Perikanan Bitung.
2. Panitia PPKMP yang telah membantu dalam pelaksanaan Praktek Pengenalan
Kehidupan Masyarakat Pesisir.
3. Dr. Rudi Saranga, S.Pi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
membimbing dan mengarahkan kelompok I dalam penyusunan Makalah
Praktek Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir ini.
4. Yurika Nantan, M.T selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
membimbing dan mengarahkan kelompok I dalam penyusunan Makalah
Praktek Pengenalan Kehidupan Masyarakat Pesisir ini.
5. Semua pihak yang telah membantu kami sehingga laporan ini dapat kami
selesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun
guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terlebih khusus
bagi Kelompok I.
Bitung, Agustus 2020

Kelompok I
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan
Abstrak
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
Daftar Tabel......................................................................................................iii
Daftar Gambar..................................................................................................iv
Daftar Lampiran................................................................................................v
BAB 1 Pendahuluan.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................4
BAB 2 Pembahasan..........................................................................................5
2.1 Karakteristik Desa Molompar Timur..........................................................6
2.2 Topologi Desa Molompar Timur................................................................7
2.3 Sosial Ekonomi Masyarakat Molompar Timur..........................................8
2.4 Pengenalan usaha Nelayan Pole and Line..................................................9
2.4.1 Pengertian Pole and Line....................................................................10
2.4.2 Kontruksi Pole and Line.....................................................................11
2.4.3 Pengoperasian Pole and Line..............................................................12
2.4.4 Hasil tangkapan..................................................................................13
2.5 Identifikasi masalah Masyarakat nelayan Pole and Line............................14
2.6 Faktor penyebab masalah...........................................................................15
BAB 3 Simpulan Dan Saran.............................................................................16
3.1 Simpulan.....................................................................................................17
3.2 Saran...........................................................................................................18
Daftar Pustaka...................................................................................................19
Lampiran...........................................................................................................20
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya banyak


mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan
apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu
sumber alam tersebut adalah perairan. Dimana sumber alam ini merupakan
kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari
masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk mencapai semua itu maka
diperlukan alat penangkapan yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan
jumlah yang maksimal dan aman. Kegiatan penangkapan ikan merupakan
aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, dalam hal
ini yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan
dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap seperti
Pancing(Huhate). Huhate/pole and line termasuk alat tangkap yang selektif karena
pada umumnya hanya menangkap ikan cakalang saja. Adanya permintaan
penangkapan menggunakan Huhate menyebabkan terjadi siklus ekonomi dimana
akan terjadi keuntungan dan kerugian, sehingga aktivitas penangkapan akan
dilakukan dengan meningkatkan produksi ikan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya oleh pelaku usaha penangkapan ikan. Alat tangkap
huhate/pole and line di Indonesia pada umumnya dioperasikan di kawasan
perairan Indonesia tengah dan timur. Di kawasan perairan Indonesia barat,
pancing huhate jarang digunakan oleh para nelayan.
Menurut Nugraha dan Rahmat (2008), Huhate (Pole and line) adalah alat
tangkap yang terdiri atas joran atau bambu, tali pancing, dan mata pancing.
Huhate adalah salah satu alat tangkap yang di gunakan khusus untuk menangkap
ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Alat pancing ini di sebut alat pancing
cakalang, Selain itu alat tangkap ini cukup berkembang di kawasan Indonesia
Timur terutama di sulawesi utara, kuhususnya di Bitung dari tahun 1970-an, sejak
pertama kali didirikan perusahan milik negara yaitu PT. Perikani. Bersadarkan
uraian di atas maka laporan ini berjudul “Kehidupan Masyarakat Nelayan Pole
and Line di Desa Molompar Timur Kabupaten minahasa Tenggara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui kehidupan masyarakat nelayan pole and line di Desa
Molompar Timur.
2. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan pole and line di
Desa Molompar Timur.
3. Apa saja permasalahan yang dihadapi masyarakat nelayan pole and line di
Desa Molompar Timur dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya.

1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan kegiatan masyarakat nelayan pole and line di Desa
Molompar Timur.
2. Mampu menjelaskan kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan pole
and line di Desa Molompar Timur.
3. Mampu mengidentifikasi permasalahan masyarakat nelayan pole and line
di Desa Molompar Timur dalam meningkatkan taraf hidupnya
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.Karakteristik Desa Molompar Timur


Desa Molompar Timur adalah sebuah Kecamatan di wilayah Kabupaten
Minahasa Tenggara,Sulawesi Utara,Indonesia. Penduduk Kebanyakan
berprofesi sebagai nelayan karena daerah ini terletak di pesisir pantai sebelah
timur. Molompar Timur Masyarakat berkarakter penuh dengan persaudaraan,
saling gotong royong, bila satu kena musibah atau ada pekerjaan yang akan
dikerjakan Masyarakat disini saling bergotong royong. Contoh kalau ada
kedukaan semua Masyarakat bahu-membahu membantu, baik membantu dalam
segi tenaga ekonomi maupun dalam segi sosial kemasyarakatan itupun kalau
ada pesta perkawinan Masyarakat disini saling bahu-membahu membantu
masyarakat yang akan melaksanakan pesta supaya pestanya itu sukses jadi
masyarakat di Desa Molompar Timur sosial ke Masyarakatannya itu bagus.

2.2.Topologi Desa Molompar Timur

Desa Molompar Timur adalah sebuah Kecamatan di wilayah Kabupaten


Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Indonesia. Penduduk Kebanyakan
berprofesi sebagai nelayan karena daerah ini terletak di pesisir pantai sebelah
timur.Luas Desa ini mencapai 1800 meter persegi dan panjang kurang lebih
2600 kilo meter
Batasan wilayah Desa Molompar Timur
Sebelah Timur: Laut Maluku
Sebelah Selatan: Desa Tababo
Sebelah Barat: Desa Molompar Induk
Sebelah Utara: Desa Minanga

2.3.Sosial Ekonomi Masyarakat Molompar Timur


Sosial ekonomi di Desa Molompar Timur itu bagus, Masyarakat tidak ada yang
terlalu miskin. Kehidupan Masyarakat di desa molompar timur tercukupi, tapi
kalau kekurangan tidak ada. Memang ada 1 atau 2 orang pengusaha yang
hidupnya mewah bukan hanya berkecukupan tapi mewah,tapi 90% itu
Masyarakat hidup bekecukupan atau pas-pasan(ditengah-tengah) bukan di
bawah garis kemiskinan tapi berkecukupan dan itupun hanya penghasilan
Masyarakat Molompar Timur yang 98% itu sebagai pelaut ataw nelayan.
(L.Palakiyah, 2020)

2.4 Pengenalan usaha Nelayan Pole and Line


Pengenalan usaha nelayan pole and line sebagai berikut
 Kontruksi pole and line
 Pengoperasian pole and line
 Daerah penangkapan
2.4.1 Pengertian pole and line
Pole and line atau sering juga biasa di sebut dengan nama pancing gandar.
Penyebutan pancing gandar karena pole and line atau pancing ini menggunakan
gandar, walesan, joran atau tangkal. Jadi bisa di artikan juga bahwa semua
pancing yang menggunakan joran, walesan, tangkal atau gandar sebenarnya
adalah pole and line (Ardija, 2010). kapal pancing (Pole and line) terdiri dari
dua tipe yaitu tipe Amerika dan Jepang. Tipe kapal ini dibedakan berdasarkan
dimana operasi pemancingan dilakukan. tetapi pada umumnya di Indonesia
menggunakan tipe Jepang karena pengoperasian dilakukan di haluan kapal.
Sebagai penangkap ikan alat ini sangat sederhana desainnya. Hanya terdiri dari
joran, tali dan mata pancing. Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena
dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup (Ardidja, 2010).
Huhate (Pole and line) khususnya di pakai untuk menangkap ikan cakalang, tak
heran jika alat ini sering di sebut (pancing cakalang) huhate di operasika
sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar kapal, alat
tangkap ini bersifat aktif, kapal akan mengejar gerombolan ikan, setelah
gerombolan ikan sudah berada di sekitar kapal, lalu di adakan pemancingan
(Talib, 2017).

Huhate (Pole and line) atau biasa juga di sebut pancing gandar, karena pancing
ini menggunakan gandar, walesan joran atau tangkal. Jadi semua pancing yang
menggunaan gandar sebenarnya adalah pole and line ( Husna, 2017).

2.4.2 Konstruksi pole and line

Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing
huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate
ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh
ikan (Talib, 2017).

1. Konstruksi umum

Menurut Rahmat dan Yahya (2015), Bahwa material alat tangkap huhate terdiri
dari joran, tali utama, tali cabang, mata pancing, dan umpan tiruan .

 Joran terbuat dari bahan bambu kuning dengan ukuran panjang


bervariasi mulai 2,15 meter sampai dengan 2,50 meter.
 Tali utama terbuat dari tambang nylon ukuran 3 mm sepanjang 2,0-2,5
meter.
 tali cabang/sekunder berbahan nylon monofilament yaitu nomor 1500
atau nomor 2500 sepanjang 40cm.
 Mata pancing huhate dibuat tidak berkait balik, hal ini bertujuan agar
ikan yang tertangkap lebih mudah dilepaskan. Ukuran mata pancing
yang digunakan bervariasi tergantung ukuran ikan yang akan
ditangkap. Ukuran mata pancing (panjang= 3,0 cm dan lebar= 1,5
lebar) digunakan pada saat menemukan gerombolan ikan yang relatif
kecil (< 1 kg/ ekor), sedangkan berukuran besar 4,0 x 2,0 cm
digunakan saat menemukan ikan ukuran besar (> 1 kg/ ekor).

2. Detail Konstruksi pole and line

Berikut adalah konstruksi alat tangkap Pole and line.

Keterangan sebagai berikut :

Photo credit : https://perikanan 38.com

Gambar 01. Alat tangkap pole and line

Menurut Husana, Rantung dan Kotambuna (2017), Menyatakan bahwa panjang


galah biasanya tergantung ukuran kapal yaitu semakin besar kapal yang di
gunakan, uguran gandar/joran juga semakin panjang dan terbuat dari bamboo
maupun fiberglass karena ringan dan lentur tali utama terbuat dari bahan nylon
monofilament warna merah atau hijau dan panjangnya 2/3 dari panjangnya
galah atau gandar.

2.4.3 Pengoperasian Pole and Line

Pengoperasian pole and line di lakukan dengan cara melihat gerombolan ikan,
Pemunculan kelompok ikan di dekat permukaan air ditandai dengan kejadian-
kejadian di laut sebagai berikut :
a) Terdapat perubahan warna dari air laut pada areal tertentu, karena kelompok
ikan berenang dekat permukaan air.

b) Terlihat ikan-ikan melompat-lompat ke atas permukaan air (misalnya pada


saat memburu mangsa).

c) Adanya buih-buih dekat permukaan laut akibat udara yang dikeluarkan oleh
ikan.

d) Tampak sekelompok burung camar menukik-nukik dan menyambar-


nyambar di atas permukaan air. Pada proses Pemancingan terbagi atas dua
yaitu pemancingan dengan cara banting dan pemancingan dengan cara jepit :

1) Pemancingan cara banting

Proses pemancingan dengan cara ini yaitu dengan menjatuhkan pancing ke atas
permukaan air dan bila disambar oleh ikan, dengan cepat di angkat secara lurus
melalui sampai ke atas kepala dan putar joran ke kiri atau ke kanan secara
otomatis ikan langsung terlempar kedalam dek kapal, atas kapal. Hal ini terus
dilakukan secara berulang-ulang.

2) Pemancingan cara jepit

Proses pemancingan dengan cara jepit yaitu pemancingan dengan pole and line
dengan mata pancing yang memiliki pengait pada ujung mata pancing, yang
biasa mengaitkan umpan hidup agar dimana setelah ikan memakan umpan
hidup lalu terkena mata pancing ikan diangkat dari dalam air dan karena tidak
memungkinkan ikan terlepas dari mata pancing dengan sendirinya dari mata
pancing maka pengambilan ikan dari mata pancing dilakukan dengan cara
menjepit ikan diantara tangan dan badan si pemancing.

Pemancingan ikan dilakukan apabila gerombolan ikan cakalang sudah berada


pada haluan kapal dengan tahapan sebagai berikut:
 Menaburkan ikan umpan hidup kearah gerombolan ikan cakalang agar
mendekat kelambung kapal. Pelemparan ikan umpan mulai dari
samping belakang digiring ke arah haluan kapal diteruskan secara
teratur agar ikan cakalang tidak menjauh dari kapal.
 Pada saat bersamaan membuat hujan buatan melalui pancaran air
melalui ujung-ujung pipa pada dinding kapal, tujuannya untuk
mengkelabui pandangan ikan cakalang terhadap gerakan-gerakan para
pemancing dan bayangan kapal penangkap.
 Melakukan pemancingan dengan pole and line dengan umpan tiruan
berupa bulu ayam, dan tali rafia pada pancing tak berkait.
 Bila gerombolan ikan cakalang telah ditemukan dan kapal telah tiba
ditempat tersebut, segera kapal berhenti dan umpan hidup cepat
ditaburkan kelaut dan pada waktu bersamaan air disemprotkan melalui
pipa-pipa yang terdapat dibagian tepi badan kapal.

Hal tersebut dimaksudkan agar tercapai situasi sebagai berikut :

a. Penglihatan ikan cakalang menjadi kabur agar tidak bisa membedakan


umpan asli dan umpan buatan.

b. Situasi perairan menjadi lebih meriah, sehingga ikan Cakalang lebih


bernafsu memangsa mangsanya.

Waktu penangkapan yang baik pada kondisi-kondisi tersebut di atas biasanya


terjadi pada pagi hari disaat kelompok ikan aktif naik kepermukaan air.
Kelompok ikan yang telah ditemukan haruslah diperhatikan arah renangnya.
Pada keadaan ini, agar ikan dapat melihat dan memakan umpan ikan hidup
yang ditaburkan, nakhoda harus mengusahakan supaya:

 Gerombolan ikan Cakalang berada diantara matahari dan kapal,


 Kapal mendekati gerombolan ikan cakalang dari arah datangnya angin,
artinya melawan angin,
 Kapal memotong arah jalan yang dituju oleh gerombolan ikan.
Keahlian memancing ini mempengaruhi hasil tangkapan yang diperoleh.
Pemancing duduk di sekeliling haluan kapal dengan pembagian kelompok
berdasarkan keterampilan memancing.

Umpan yang banyak memungkinkan pemancingan dapat dilakukan selama


mungkin selama umpan masih tersedia, sehingga akan memungkinkan hasil
tangkapan juga banyak.

2.4.4 Hasil tangkapan

Setelah pemancingan selesai, ABK mulai turun dari haluan kapal dan
mengumpulkan ikan hasil tangkapan yang didapat kemudian ikan yang ada
diatas kapal disiram dengan air laut, tujuannya adalah untuk membersihkan
darah-darah yang terdapat pada ikan cakalang. Tujuan utama usaha perikanan
huhate adalah menangkap ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), oleh
karenanya kadang-kadang orang menamainya huhate Cakalang (skipjack pole
and line), akan tetapi dalam kenyataannya selain cakalang, juga tertangkap
ikan-ikan madidihang, (Thunnus albacares), Tuna sirip kuning (yellowfin
tuna), tongkol (Euthynnus affinis) dan ikan lemadang (Coryphaena hippurus).

2.5 Identifikasi masalah Masyarakat nelayan Pole and Line

Manajemen Usaha Nelayan Pole And Line


Dalam kegiatan penangkapan, faktor- faktor yang penting diperhatikan adalah
meliputi lokasi penangkapan (fishing ground), frekuensi melaut (trip), dan total
tenaga kerja atau ABK.

Daerah Penangkapan/ fishing ground

Suatu wilayah perairan laut dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan apabila
terjadi interaksi antara sumberdaya ikan yang menjadi target penangkapan dengan
teknologi penangkapan ikan yang digunakan untuk penangkapan ikan (Mohktar,
2010).

Daerah pengkapan ikan/ Fishing ground yang menjadi target utama nelayan pole
and line di Desa Molompar adalah laut Maluku dan laut Bolaang Mongondow

Frekuensi Melaut (Trip)

Salah satu ciri usaha perikanan adalah bersifat musiman. Pada musim tertentu
total hasil tangkapan semakin meningkat, dan pada musim tertentu pula total hasil
tangkapanpun akan menurun. Berdasarkan hasil penelitian, maka frekuensi melaut
(trip) huhate/nelayan pole and line di Desa Molompar Timur sangat tergantung
pada musim. Bulan Januari-Agustus merupakan Musim Ikan yang banyak,
sedangkan Bulan September-Desember ikannya ada tapi sedikit

Kurangnya bahan bakar

Bahan bakar adalah suatu reaksi redoks (reaksi pembakaran) yang mampu
melepaskan panas setelah terekasi dengan oksigen (Imam, 2011)

Es batu

Es batu merupakan salah satu cara untuk mengawetkan ikan selama di laut. Para
nelayan tradisional biasanya menggunakan es batu untuk mengawetkan ikan
selama di laut.
2.6 Faktor penyebab masalah
Faktor dari masalah tersebut yaitu:
-Lokasi penangkapan merupakan yang terpenting karena disitulah target untuk
mendapatkan ikan,ada ataw tidaknya ikan dan kurang ataw banyaknya ikan
tergantung dari lokasi penangkapannya juga,musim juga merupakan faktor
pendapatan ikan banyak atawpun sedikit karena musim juga sangat
berpengaruh pada pendapatan ikan. ABK juga menjadi faktor pendapatan
banyak ataw sedikitnya ikan yang di dapat,jikalau ABKnya lebih dari cukup
maka ikanpun cukup banyak bahkan akan mendapatkan ikan dengan jumlah
banyah tapi kalau ABKnya sedikit sekali ataw hanya beberapa orang saja
otomatis akan berpengaruh juga pada pendapatan ikan.
-Daerah penangkapan juga sangat berpengaruh pada banyak ataw sedikitnya
ikan yang akan di dapatkan karea daerah penangkapan merupakan target untuk
mendapatkan ikan yang banyak.
-Musim sangat berpengaruh pada pendapatan banyak atau sedikitnya ikan
karena hanya di musim tertentu ikan akan banyak.Biasanya ikan banyak hanya
di bulan januari sampai dengan bulan agustus dan bulan September sampai
dengan bulan desember hanya mendapatkan ikan dengan jumlah yang sedikit
-Kurangnya bahan bakar karena sangat susah mencari bahan bakar sehingga
kekurangan 1000 liter bahan bakar dan karena kondisi lapangan yang tidak
sesuai perhitungan sehingga jalur pelayaran harus di ganti.
-Kurangnya es batu karena sulitnya mencari es batu karena belum ada pabrik
es batu sehingga es batu sulit di dapatkan dan menjadikan nelayan lebih cepat
pulang dari melaut karena kekurangan bahan untuk mengawetkan ikan
BAB 3
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Masyarakat Nelayan Pole and Line di Desa Molompar Timur itu mereka
melakukan kegiatan melaut setiap hari kemudian bertahan di laut selama 2,3
ataw 4 hari baru mereka pulang ke darat istirahat hanya sehari baru melaut
kembali dan itu rutin dilakukan selama musim ikan.

2. Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Pole and Line di Desa Molompar


Timur itu sangat bagus kehidupannya sangat berkecukupan mereka semua
tinggal di rumah yang layak untuk mereka tinggal di daerah pesisir,mereka
kehidupannya saling bantu-membantu sesama mereka.

3. Nelayan di Desa Molompar Timur ingin menjual hasil melaut ataw ingin
menjual ikan yang di dapatkan langsung ke pabrik,tidak lagi melalui para calok
ataw pedagang

3.2 Saran

1. Sebaiknya untuk Masyarakat Nelayan yang ingin melaut harus menjaga


kesehatan dengan ketat karena melaut ini dilakukan setiap hari dan
istirahatnya hanya sehari.
2. Untuk Masyarakat Nelayan di Desa Molompar Timur yang tinggal di
daerah pesisir teruslah bantu-membantu dan jangan putuskan silaturahmi
dengan gotong royong demi kenyamanan dan kesejahteraan bersama.
3. Sebaiknya Masyarakat nelayan yang ingin menjual ikan ke pabrik
cakalang menjualnya dengan jumlah ikan yang banyak demi menghemat
biaya transportasi
Daftar Pustaka

Ardija, 2010. Pancing yang menggunakan joran, walesan, tangkal atau gandar
sebenarnya adalah pole and line

Husna, 2017. Semua pancing yang menggunaan gandar sebenarnya adalah pole
and line

Husana, Rantung dan Kotambuna, 2017. Panjang galah

Imam, 2011. Pengertian bahan bakar

Mohktar, 2010. Daerah penangkapan/ fishing ground

Nugraha dan Rahmat, 2008. pengertian Huhate (Pole and line)

Palakiyah. L, 2020. Sosial ekonomi Masyarakat Molompar Timur

Rahmat dan Yahya, 2015. Material alat tangkap huhate

Talib, 2017. Penggunaan khusus huhate

Anda mungkin juga menyukai