Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI


TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA
DI BALAI PEMBENIHAN IKAN SENTRAL (BBIS) NOEKELE

1. OSKAR TANEO
2. LENER NEONLENI
3. BELANDINA LEOSAE
4. SERLY Y HAUTEAS
5. YOHAN A POLLY

PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS SUMBERDAYA PERIKANAN AIR TAWAR


SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN NEGERI KUALIN

2019
LEMBARAN PERSETUJUAN
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Pembimbing lapangan Kepala seksi pembenihan perikanan
Kepala produksi devisi karper Kepala BBIS Noekele

PAULUS C NOMLENI MIKAEL W. FEOH


NIP : NIP :
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Ini telah diterima dan disahkan di Kualin Pada
Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Guru Pembimbing Kepala Sekolah SMK N Kualin

ERNY A. P NENOHAI, S.Pi Drs, ALFONSUS A TAPATAB, M.Pd


NIP : - NIP : 19621127 199003 0101
“BERPEGANGLAH PADA

DIDIKAN, JAGANLAH

MELEPASKANYA

PELIHARALAH DIA,

KARENA DIALAH

HIDUP MU”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas limpah kasih
karunianya senantiasa memberkati dan memberikan hikmat sukacita sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan praktek kerja industri (PRAKERIN) 2019 dengan judul
“TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA Di BALAI PEMBENIHAN IKAN SENTRAL
(BBIS) NOEKELE ”.
Berkenan dengan laporan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi tingginya untuk bantuan dan dukungan dari pihak-pihak yang telah
membantu dalam kegiatan praktek sampai dengan penulisan laporan ini
1. Bapak Drs, Alfonsus A Tapatab, M.Pd selaku kepala sekolah SMK N Kualin yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti kegiatan prakerin
2. Bapak Mustaqim Prasong, S.Pi selaku kepala balai pembenihan ikan sentaral
(BBIS)Noekele yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan Prakerin
3. Bapak Jekson O Benu, S.Pt selaku ketua panitia pelaksana prakerin SMK Negeri
Kualin yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada kami.
4. Ibu wasti S. I Selan, Selaku ketua program keahlian Agribisnis Sumberdaya Perikanan
Air Tawar di SMK N Kualin.
5. Ibu Erny A. P Nenohai, S.Pi selaku guru pembimbing yang telah membimbing kami
dalam kegiatan praktek, penulisan sampai dengan pengesahan laporan ini.
6. Bapak - bapak dan ibu ibu guru SMK N Kualin yang sudah memberikan banyak
bimbingan, motifasi dan dukungan kepada kami di sekolah.
7. Bapak Osias Baba selaku kepala produksi devisi ikan mas karper di BBIS Noekele.
8. Bapak dan ibu pembimbing lapangan BBIS Noekele yang sudah banyak memberikan
ilmu dan ketrampillan kepada kami selama kegiatan prakerin.
9. Orang tua tercinta yang telah memberikan materi, dukungan dan disertai doa kepada
kami dalam menggapai cita-cita kami di bangku pendidikan.
10. Bapak Soleman M Ngongo bersama mama Jinelci Ngongo Tungga yang sudah
memberikan tempat penginapan selama kegiatan prakerin.
11. Teman – teman seperjuangan SMK N Kualin angkatan 2019 khususnya program
keahlian Agribisnis Sumberdaya Perikanan Air Tawar pada umumnya yang selalu
memberikan suport positif selama melakukan Prakerin.
Akhirnya kata penulis berharap semoga laporan ini bisa berguna khususnya bagi
penulis sendiri dan pada umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.

Noekele Juni 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
MOTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2.Tujuan
1.3.Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Profil Perusahan
2.2. Identifikasi Judul
2.3. Taksonomi
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu Pelaksanaan
3.2. Tempat Pelaksanaan
3.4. Prosedur Kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran – Lampiran
Foto Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Ikan nila ( Oreochoromis Niloticus ) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis iakn air tawar di dunia.
Sebagai salah satu jenis ikan air tawar nila telah lama di kembangkan sebagai komoditi
ekspor baik dalam bentuk ikan utuk maupun dalam dalam bentuk filleat. Negara – Negara
ekspor ikan nila antara lain China, Ekuador, Kuba, Honduras ddsn Indonesia, adapun
Negara yang tercatat sebagai pengimpor ikan nila antara lain Timor Tengah, Singgapura,
Jepang dan Amerika Serikat. Sedangkan produksi nila domistik belum dapat memenuhi
kebutuhannya. Pada tahun 1998 impor nila America Serikat dari manca Negara mencapai
45 ton dan pada tahun 1999 meningkat lagi 15 % atau sekitar 52 ton.
Pengembangan budidaya nila di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1969 namun
demikian budidaya secara intensif mulai berkembang tahun 1990 – an. Perkembangan
budidaya intensif di Indonesia belum begitu menggembirakan karena beberapa factor
antara lain masih rendahnya efisiensi produksi dan dan rendahnya harga pasar di samping
pengadaan benih dan induk yang bermutu. Pengkajian teknologi budidaya ikan nila dalam
mendukung intensifikasi pembudidayaan diarahkan untuk meningkatkan efisiensi
produksi, dalam rangka meningkatkan daya saing harga.
Beberapa hal yang mendukung pentingnya komoditas nila adalah :
a. Memiliki resistensi yang relative tinggi terhadap kulitas air dan penyakit
b. Memiliki toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan
c. Memiliki kemampuan yang efisien dalam membentuk protein kualitas tinggi
dari bahan organic, limbah domestic dan pertanian
d. Memiliki kemampuan tumbuh yang baik
e. Mudah tumbuh dalam system budidaya intensif

1.2.Tujuan
1. Mendapatkan ketrampilan teknis dalam pembenihan ikan nila di Balai Benih Ikan
Sentral Noekele.
2. Mengetahui cara menyeleksi dan kriteria benih ikan nila yang berkualitas sesuai
dengan SNI.
1.3. Manfaat
1. Menambah pengetahuan atau wawasan siswa – siswi tentang keterampilan tentang
teknik pembenihan ikan nila
2. Siswa – siswi mampu memiliki kemampuan untuk memahami teknik seleksi dan
pemeliharan benih ikan nila dengan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Profil Balai Benih Ikan Sentral Noekele
Balai Benih Ikan Sentral Noekele dibanguan mulai tahun 1968 berlokasi di desa
Tuatuka, kecamatan Kkupang Timur, Kabupaten Kupang berjarak ± 35 km dari kota
Kupang, dengan Alamat Desa Tuatuka kecamatan kupang timur, kabupaten kupang.
Luas area BBIS Noekele 12,50 ha, untuk kolam 6000 m2 dan 1.800 m2 untuk kantor,
bangsal pembenihan, pelatihan, gudang gengset, mesin pelet dan mess karyawan. Mulai
beroprasi secara teknis pada tahun 1970, dengan kegiatan pembenihan dan pembesar
komoditi air tawar seperti: Karper, Nila, Lele yang sudah tersertifikasi pada tanggal 23
desember 2014 dan Gurami, Patin, Tawes dan Bawel sebagai ikan untuk pembesaran.
Fasilitas sarana prasarana terdiri dari:
1. Bangunan.
Luas lahan bangunan 1,7 ha, yaitu : jalan dan area parkir 1 buah, gedung pakan
dan peralatan 1 unit, gedung bangsal 1 unit, mesin pelet 2 unit dan pos jaga atau
piket.
2. Perkolaman
Luas lahan perkolam 2,4 ha, yaitu : 1.unit bak pengendapan, 1 unit bak filter, 2
buah sumur, 3 unit bak pemijahan, 1 bak tendol dan 12 buah bak pendederan,12
kolam induk, 5 buah kolam pendederan, 10 kolam pembesaran, 3 bauh kolam air
deras dan 1 buah kolam pemancingan.
3. Sturktur organisasi BBIS Noekele
Pada bagan di bawah ini :

Kepala Seksi
Ikan Air Tawar

Devisi Devisi ikan Devisi ikan Devisi laborate


administrasi
ikan lele nila karper pembesaran rium

Struktur kerja pengelola operasional produksi lingkup seksi budidaya air tawar di
BBIS Noekele sebagai berikut :
I. Kepala bidan pengelolaan ruang laut dan budidaya perikanan : Ir. Agustinus Bulu
II. Kordinator BBIS Noekele : Mickhael W Foeh
III. Administrasi : Toni F Tiser, S.Pi ( Ketua )XYerly Rondo ( Anggota)
IV. Devisi ikan lele : Marthaen Thoulasik, S.Pi ( Kepala Produksi )
Justen M Ballukh ( Anggota )
Obednego Ollah ( Anggota )
Yusmi Y Oetpah, S.Pi ( Anggota )
V. Devisi ikan Nila : Paulus C Nomleni ( Kepala Produksi )
Feby R. C Ndolu ( Anggota )
Tony F. R Tiser, S.Pi ( Anggota )
Aprianus Habel Bia ( Anggota )
Ewil O Saebesi ( Anggota )
VI. Devisi ikan Karper : Osias Baba ( Kepala Produksi )
I Nyoman Harun Nunuhitu ( Anggota )
Imanuel Taopan ( Anggota )
Calvin B Thao, S.Kom ( Anggota )
Devisi Ikan Patin : Soleman m Ngongo ( Kepala Produksi )
Leonard L Djawa ( Anggota )
Gasper A Messakh ( Anggota )
VII. Devisi Pembesaran : Venci A Dethan ( Kepala Produksi )
Daniel Muni ( Anggota )
Feliks R Kapitan ( Anggota )
VIII. Laboraterium : Tony F Tiser, S.Pi ( Pennaggung jawab)
Sumber : Kumpulan Materi Praktikum Balai Benih Ikan Sentarl (BBIS) Noekele
2.2. Klasifikasi ikan nila
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar ayng mempunyai nilai konsumsi cukup
tinggi. Bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman atau
kemerahan. Ikan nila berasal dari sungai Nil dan danau – danau sekitarnya. Sekarang
ikan ini tersebar ke Negara – Negara di lima benua yang beriklim tropis dan substropis.
Di wilayah ya g beriklim dingin, ikan Nila tidak dapat hidup baik ( Sugiarto, 1988 ).
Ikan Nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging
ikan kakap merah ( Sumantadinata, 1981).

2.3. Taksonomi ikan nila


Kingdom : animalia
Filum : chordate
Sub filum : feterbrata
Family : cichlidae
Genus : oreochormis
Spesies : oreochomis nilaticus

2.4. Morfologi ikan Nila


Ikan nila dapat di morfologikan berdasarkan bentuk fisiologi yaitu memiliki
bentuk tubuh bulat pipih, punggung agak tinggi, badan sirip ekor dan sirip punggung
terdapat garis lurus, memnjang ikan ini memiliki 5 buah sirip yaitu : sirip punggung,
siirikp dada, sirip perut, sirip anal dan sirip ekor. Dengan adanya sirip tersebut, sanggat
membantu pergerakan ikan nila semakin cepat di perairan air tawar.
Selain itu, tanda lainya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah memiliki warna
tubuh hitam dan agak keputihan. Bagian tubuh insan berwarna putih, sedangkan ikan
local nemiliki warna kekuningan sisik ikan nila memiliki ukuran besar, kasar dan
tersusun dengan rapi. Bagian kepala pada ikan ini memiliki relitiv kecil dibandingkan
dengan mulut yang berada pada bagian ujung kepala serta memiliki mata yang besar.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Kegiatan prakerin di lakukan mulai dari tanggal 02 Mei-02 Juli 2019,setiap
hari kerja sesuai dengan jadwal jam kerja dilokasi prakerin yaitu mulai dari pukul
07:30-13:00 WITA. Kemudian istirahat dan dilanjutkan kembali pada pukul 15 : 00 –
17 : 00.
3.1.2 Tempat
Kegiatan prakerin ini dilakukan di BBIS Noekele UPT Perikanan dan
kelautan,yang bertempat di Kelurahan Tuatuka Kecamatan Kupang Timur,kabupaten
Kupang,Propinsi Nusa Tenggara Timur
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Ember
2. Waring
3. Happa penampungan
4. Alat takar ukuran kecil
5. Serokan
6. Bokor sortir (ukuran 1-3,3-5)
3.2.2 Bahan
1. Air
2. Benih
3. Pupuk kandang
3.3 Prosedur kerja
3.3.1 Persiapan bak / kolam pendederan
1. Pengeringan kolam
2. Penjemuran kolam (sekitar 1 minggu)
3. Pembersihan dasar kolam
4. Pemupukan (pupuk kandang), dosis 500-1000 gr/m2
5. Pengisian air bersih
3.3.2 Penyortiran(memisahkan antara benih yang berukuran 1-3 dan 3-5 cm)
3.3.3 Penebaran Benih
3.3.4 Pengatapan/penutupan bak pendederan menggunakan waring atau warnet.
3.3.5 pemberian pakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Balai benih ikan sentral Noekele adalah satu-satunya BBIS yang berada di
Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi NTT yang berstatus sebagai sentral pembenih
ikan air tawar. secara stuktural BBIS Noekele berada di bawah kendali pemerinta
provinsi NTT.
Ikan ikan Nila merupakan sala satu komoditi air tawar di budidayakan di BBIS/
Balai Benih Ikan Sentral Noekele. Ikan nila adalah jenis ikan yang cukup di sukai
masyarakat karna ikan bertekstur kesat ini memiliki rasa yang lezat.
Keunggulan dari ikan nila adalah
1. Pertumbuhan lebih cepat dan mudah di kembangbiakan.
2. Dapat dilakukan pemijahan setelah umur 5 – 6 bulan
3. Setelah 1 – 1,5 bulan dapat di pijah kembali
4. Mempunyai keturunan jantan dominan.
5. Bernilai ekonomis tinggi
4.2. Pembahasan
4.2.1. Persiapan bak pendederan
 Pengeringan dan penjemuran kolam
Sebelum benih ikan Nila ditebarkan, kolam harus dikeringkan terlebih dahulu.
Lama pengeringan berkisar 3 – 7 hari atau bergantung pada teriknya sinar
matahari. Sebagai patokan apabila permukaan tanah sudah retak – retak klam
sudah dianggap cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk mencegah
keberadaan mikroorganisme yang dapat menyebabkan bibit penyakit.
 Pengolahan tanah
Pencangkulan tanah dasar kolam pada kolan tanah / semi permanen dengan
kedalaman ± 10 cm dan mengatur kemiringan dasar kolam agar kolam miring
kearah pintu pengeluaran kolam. Dengan tujuan agar senyawa – senyawa
beracun dalam tanah terbuang.
 Pengapuran
Pengapuran dilakukan bertujuan untuk menetralkan tingkat keasaman tanah,
membasmi hama, parasite dan sumber penyakit yang dapat menyerang benih
ikan. Jenis kapur yang digunakan pada pengapuran kolam adalah jenis kapur
tohor dengan dosis 50-100 gr / m2.
 Pemupukan
Jenis pupuk organic yang di anjurkan adalah pupuk kandang (kotoran ayam)
dosisnya sebanyak 500-1000 kg/m2. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk
menyediakan nutrisi bagi benih-benih ikan seperti fitoplankton dan
zooplankton sebagai pakan alami.
 Pengisian air
Pengisian air sudah dapat dilakukan setelah pemupukan. Kedalam air kolam
pemeliharaan benih ikan nila adalah 40-80 cm. pemasukan air hanya dilakukan
untuk menganti kebocoran air dan penguapan pada kolam tersebut, pemasukan
air yang berlebihan akan menyebabkan hanyutnya unsur-unsur hara yang ada
di dalam air kolam.
 Penyortiran
Tujuan penyortiran adalah untuk memisahkan ikan berukuran (1-3 dan 3-5 cm)
agar memudahkan saat pemberian pakan dan memudahkan dalam
pengontrolan pada ukuran ikan nila tersebut.
Alat yang digunakan untuk menyaring benih adalah baskom plastic berlubang.
Cara penyaringan dengan cara menggoyang goyangkan baskom tersebut pelan
– pelan. Benih yang keluar dari lubang baskom tersebut berarti benih yang
berukuran (1-3 dan 3-5 cm). selanjutnya benih ikan nila di tebar atau
dipindahkan kekolam sesuai dengan padat tebar pada kolam pemeliharaan
benih.
 Pemberian pakan
Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari selama proses
pemeliharaan. Jenis pakan yang diberikan yaitu pakan buatan atau pelet secara
kontuinyu dengan dosis 3-5 % dari biomasa ikan degan kadar protein ± 28 %.
Setelah 3-5 minggu benih akan diseleksi untuk masuk dalam pemeliharan
pendederan ke 2 (P2) ukuran benih yang dihasilkan adalah 3-5 dan 5-8 cm.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktek kerja industry dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada proses pembenihan ikan maka tahapan – tahapan persiapan kolam pendederan
sebagai berikut pengeringan kolam, pengolahan tanah dasar kolam, pengapuran,
pemupukan, pengisian air, penyortiran, penebaran benih dan pemberian pakan.
2. Sebelum melakukan penebaran benih maka akan dilakukan penyortiran benih dengan
cara penyaringan untuk mendapatkan benih ikan yang sesuai dengan ukuran (1-3 dan
3-5 cm). Kriteria benih yang berkualitas adalah berwarna cerah, bentuk dan ukuran
sama, tidak cacat dan gerakanya lincah.
5.2. Saran
Adapun saran dari hasil kegiatan praktek sampai dengan penulisan laporan ini adalah
1. Perlu peningkatan jumlah fasilitas pengolahan dasar kolam pada kolam tanah.
2. Perlu adanya guru pendamping dari sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Prasong Mustaqim. 2019. Kumpulan Materi Praktikum Balai Benih Ikan Sentral (BBIS)
Noekele. Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Susanto Heru.2011. Budi Daya Ikan Di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai