Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMPOSISI KIMIA PADA RUMPUT LAUT

OLEH:

NABILA SALSABILA UMAR


1121418008

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Biokimia yang berjudul “Komposisi Kimia Pada Rumput Laut”.
Makalah Biokimia ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih.
Terlepas dari semua itu saya menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, saya menerima dengan tangan terbuka
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan meningkatkan
pengetahuan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Gorontalo, 6 Oktober 2019

Nabila salsabila umar

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................
1.3. Manfaat .............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.2. Rumput Laut ......................................................................................
2.2. Komposisi/Senyawa Kimia Rumput Laut .........................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Potensi makroalga atau yang dikenal dengan sebutan rumput laut di perairan
Indonesia sebesar 8,6% dari total biota yang hidup di laut sedangkan potensi
sumberdaya rumput laut Indonesia sebesar 6,42% dari total biodiversitas rumput
laut dunia. Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi area penanaman
yang belum termanfaatkan yang mencapai hampir 50%. Total potensi lahan
rumput laut yang masih tersedia adalah sebesar 769,5 ribu Ha. Saat ini lahan yang
termanfaatkan hanya 384,7 ribu Ha (KKP 2013) dalam (Lalopua, 2018). Luas
wilayah yang menjadi habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektar
yang dikategorikan terbesar di dunia yang terdiri dari alga merah (Rhodophyceae)
menempati urutan terbanyak yaitu sekitar 452 jenis, setelah itu alga hijau
(Chlorophyceae) 196 jenis dan alga coklat (Phaeophyceae) 134 jenis (Dahuri
2011) dalam (Lalopua, 2018).
Rumput laut sebagai komoditas perikanan selain dimanfaatkan sebagai bahan
makanan, juga digunakan sebagai sumber bahan baku industri farmasi, kosmetik,
tekstil, minuman, dan pasta gigi. Selain itu juga dimanfaatkan secara luas dalam
bidang bioteknologi dan mikrobiologi. Karena manfaatnya yang sangat luas maka
rumput laut merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang mempunyai
peranan penting bagi perekonomian Indonesia (Anton, 2017).
Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan pangan sudah lama diketahui. Di
Indonesia rumput laut sudah lama dimanfaatkan penduduk pantai untuk sayur,
lalapan, acar, kue, puding, dan manisan (Ate dkk, 2017). Hingga kini, masih
sedikit rumput laut yang diketahui komposisi nutrisi dan potensi senyawa
bioaktifnya (Ate dkk, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa itu rumput laut?
2. Bagaimana komposisi kimia dari rumput laut?

4
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu mengetahui komposisi kimia dari
rumput laut.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rumput Laut
Semua tanaman yang hidup pada bebatuan berkapur di daerah pasang surut,
atau hidup pada daerah genangan, disebut dengan rumput laut. Selain itu
terdapat sedikit tumbuhan berbunga yang hidup dibawah permukaan air, dan
tumbuhan tersebut disebut dengan lamun. Ada juga yang hldup di sepanjang
pantai. Seperti halnya tumbuhan daratan, tumbuhan berbunga mempunyai suatu
sistem perakaran yang digunakan untuk mengambil nutrisi. Mereka menyerap
cahaya matahari melalui dedaunan dan mempunyai bunga yang berukuran kecil
untuk bereproduksi. Rumput laut umumnya jauh berbeda bi la dibandingkan
dengan tumbuhan daratan (Setyobudiandi dkk, 2009).
Rumput laut adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak dapat dibedakan
antara bagian akar, batang, dan daun. Semua bagian tumbuhannya disebut
thallus. Secara keseluruhan, tumbuhan ini mempunyai morfologi yang mirip,
walaupun sebenarnya berbeda. Makroalgae bentuknya yang seperti rumput
terutama yang berukuran besar dan hidupnya di laut, sehingga orang awam
terutama kaum usahawan menyebutnya rumput laut. Sedangkan di kalangan
ilmuwan atau akademisi, rumput laut dikenal dengan nama algae (Susanto,
2003) dalam (Handayani, 2006).

Rumput laut hijau (Cyanophyceae)

6
Rumput laut coklat (Phaeophyceae)

Rumput laut merah (Rhodophyceae)


2.2 Komposisi/Senyawa Kimia Rumput Laut
Menurut Wisnu dan Dian (2005) kandungan nutrisi atau komposisi kimia
dari rumput laut kering asin, kering tawar, dan kering adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Kandungan Nutrisi Rumput Laut Kering

No. Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji


Asin Tawar Alkali
1. Air % 26,77 18,62 21,75 SNI. 01-2891-
1992 Butir 5.1
2. Abu % 34,38 15,13 15,77 SNI. 01-2891-
1992 Butir 6.1
3. Lemak % 0,51 0,58 0,55 SNI. 01-2891-
1992 Butir 8.2
4. Protein % 1,87 2,09 1,71 Kjeldahl

5. Serat Kasar % 0,90 5,29 19,64 SNI. 01-2891-


1992 Butir 11
6. Karbohidrat % 35,57 58,29 40,58 Perhitungan

7. Energi Kkal/100gr 154,4 246,7 174,1 Perhitungan

7
8. Karagenan % 23,68 20,97 18,23

Rumput laut kering tawar mempunyai nilai nutrisi pokok (karbohidrat,


lemak, dan, protein) lebih tinggi dari rumput laut kering asin dan rumput laut
kering alkali, yaitu sebesar 58,29 % karbohidrat, 0,58 % lemak, dan 2,09 %
protein dan mempunyai kadar air (18,62 %) dan abu (15,13 %) paling rendah
dibandingkan dua produk yang lain. Selain itu rumput laut kering tawar juga
mempunyai nilai energi paling tinggi (246,7 %) dibanding rumput laut kering asin
dan kering alkali. Hal tersebut dikarenakan dalam proses pengeringannya rumput
laut basah terlebih dahulu dicuci dengan menggunakan air tawar hingga bau
spesifik rumput laut berkurang. Air tawar menyebabkan kandungan garam dan
kotoran yang menyelimuti rumput laut menjadi hilang. Air tawar mengikat cairan
yang terkandung dalam air laut sehingga selama proses penjemuran kadar air
dalam rumput laut cepat berkurang. Air tawar juga berfungsi sebagai pelapis yang
melindungi rumput laut dalam proses pengeringan berikutnya sehingga rumput
laut basah tersebut menjadi kering tanpa kehilangan nilai nutrisi penting dari
dalam tubuhnya. Oleh karena kandungan nutrisi penting dalam rumput laut kering
tawar paling tinggi sehingga nilai energi yang terkandung didalamnya juga tinggi.
Rumput laut kering tawar ini merupakan hasil olahan rumput laut yang paling
sesuai untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan.
Tabel 2. Kandungan mineral pada beberapa rumput laut.

Hasil analisis magnesium (Mg) rumput laut P. minor memiliki nilai tertinggi
yaitu 22,41mg/g dan terendah pada rumput laut S. polycystum yaitu 8,89 mg/g,
hal ini setara dengan hasil penelitian (Diachanty dkk, 2017) yaitu kandungan Mg

8
rumput laut cokelat S. polycystum dari perairan kepulauan seribu sekitar 8,67
mg/g. Magnesium merupakan kofaktor untuk enzim yang terlibat dalam jalur
biokimia penting dalam tubuh manusia (Soetan et al. 2010) dalam (Manteu dkk,
2018). Kandungan besi (Fe) tertinggi terdapat pada rumput laut P. minor yaitu
1,00 mg/g, dan terendah pada rumput laut S. polycystum yaitu 0,50 mg/g. Rumput
laut cokelat memiliki kandungan besi (Fe) sekitar 0,1-0,2% dari berat kering
(Winarno 1990) dalam (Manteu dkk, 2018). Kandungan Kalium pada kedua
rumput laut memiliki nilai yang tinggi dibandingkan kandungan Natrium yaitu S.
Polycystum yaitu 22,69 mg/g dan P. minor yaitu 22,23%. (Herliatika dkk, 2017)
menyatakan bahwa pada kondisi rumput laut tinggi kandungan K, akan
mengakibatkan rendahnya kandungan Na dalam bahan. Hal ini sesuai dengan
hasil analisis kandungan kalium (K) dari kedua rumput laut yang tergolong tinggi
yaitu sekitar 26,90-32,71 mg/g. Rumput laut cokelat Lobophora veriegata dari
perairan pantai Tenggara mengandung kadar Natrium 25,56 mg/g dan Kalium
34,43% (Thennarasan dan Murugesan 2015) dalam (Manteu dkk, 2018).
Kandungan kalsium (Ca) pada rumput laut S. polycystum memiliki nilai yang
kecil bila dibandingkan dengan nilai kandungan kalsium pada P. minor yaitu
18,06-32,91 mg/g. Khairy dan El-Sheikh (2015) dalam (Manteu dkk, 2018)
menyatakan bahwa kalsium adalah unsur yang paling penting, dan kalsium
memiliki nilai yang tinggi pada rumput laut dibandingkan bahan makanan darat.
Kandungan mineral telah terbukti bervariasi sesuai dengan spesies rumput laut,
geografis, umur panen, paparan gelombang, faktor musiman, tahunan, lingkungan
dan fisiologis, jenis pengolahan dan metode mineralisasi (Ruperez 2002) dalam
(Manteu dkk, 2018).

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rumput laut merupakan tanaman laut yang memiliki banyak senyawa kimia
yang berguna bagi tubuh manusia diantaraya, air, abu, lemak, protein, serat kasar,
karbohidrat, energi, karagenan. Serta, memiliki beberapa kandungan mineral
seperti Mg, Fe, K, Ka, Na, Ca yang tentunya berguna bagi tubuh manusia jika
dikonsumsi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Anton. 2017. Pertumbuhan Dan Kandungan Agar Rumput Laut (Gracilaria sp)
Pada Beberapa Tingkat Salinitas. Jurnal. Issn: 2301-7163 Vol. 6 No. 2 : 054
– 64.
Ate, Jibrael Narto Bali., Junet Franzisca da Costa., Theresia Pratiwi Elingsetyo S.
2017. Analisis Kandungan Nutrisi Gracilaria Edule (S.G. Gmelin) P.C. Silva
Dan Gracilaria Coronopifolia J. Agardh. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. 5 No.
2 Desember 2017.
Diachanty S, Nurjanah, Abdullah A. 2017. Aktivitas antioksidan berbagai jenis
rumput laut cokelat dari perairan Kepulauan Seribu. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia. 20(2): 305- 318.
Handayani, Tri. 2006. Protein Pada Rumput Laut. Jurnal. Oseana, Volume Xxxi,
Nomor 4, Tahun 2006 : 23 – 30.
Herliatika A, Permana IG, Despal. 2017. Potensi Berbagai Rumput Laut Sebagai
Sumber Mineral Bagi Ternak Perah. Jurnal. 104(3): 21-30.
Lalopua, Vonda M. 2018. Karakteristik Fisik Kimia Nori Rumput Laut Merah
Hypnea saidana Menggunakan Metode Pembuatan Berbeda Dengan
Penjemuran Matahari. Jurnal Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Pattimura. Ambon.
Manteu, Shindy Hamidah., Nurjanah., Tati Nurhayati. 2018. Karakterisitik
Rumput Laut Cokelat (Sargassum Policystum Dan Padina Minor) Dari
Perairan Pohuwato Provinsi Gorontalo. Jurnal. JPHPI 2018, Volume 21
Nomor 3.
Setyobudiandi, Isdradjad., Eddy Soekendarsi., Ucun Luariah., Bahtiar., Harmin
Hari. 2009. Rumput Laut Indonesia Jenis Dan Pemanfaatannya. Kendari:
Unhalu Press.
Wisnu, A restiana., Diana Rachmawati. 2005. Analisa Komposisi Nutrisi Rumput
Laut (Euchema cotoni) Di Pulau Karimunjawa Dengan Proses Pengeringan
Berbeda. Jurnal kelautan. Universitas dipenogoro.

11
12

Anda mungkin juga menyukai