Oleh
NIM: 18390023
Oleh:
Nim : 18390023
Menyetujui
Mengetahui:
Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga saya sebagai
penulis dapat membuat dan menyusun laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 15
4.1 Keadaan umum lokasi Praktek Kerja Lapang (PKL) ............................. 15
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................. 16
4.1.3 Sarana dan Prasarana .............................................................................. 18
4.2.1 Prosedur proses pengolahan tuna loin di PT. Matsyaraja Arnawa
Stambhapura .................................................................................................... 18
4.2.2 Perlakuan Sanitasi dan Hygiene. ............................................................ 28
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 29
5.1 Kesimpulan. .............................................................................................. 29
5.2 Saran ........................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 30
LAMPIRAN ........................................................................................................ 30
iv
Daftar Gambar
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
proses produksi ialah bahan baku, apabila bahan baku yang digunakan memiliki
kualitas yang bagus maka produk yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang
serupa akan tetapi sebelum diolah menjadi produk, bahan baku yang diterima harus
melalui penanganan-penanganan yang khusus terlebih dahulu. Proses-proses
penanganan yang dilakukan itu mempunyai dampak yang cukup besar pada bahan
baku yang diterima.
Dalam Praktek Kerja Lapang yang saya amati di PT.MAS adalah teknik
penanganan bahan baku dan produk dari tuna loin. Tuna loin adalah produk olahan
hasil perikanan dengan bahan baku tuna segar yang mengalami perlakuan
penerimaan bahan baku, penimbangan, penyiangan, pencucian pertama,
penyimpanan sementara/ pendinginan, pencucian kedua, pemotongan
kepala,pembuatan loin, pembuangan daging hitam, pembuangan kulit, perapihan,
penyuntikan karbon monoksida, pendinginan, perapihan ulang, pengemasan,
pembekuan, penyimpanan dalam gudang pendinginan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
yang memliki satu jari-jari keras pada jari-jari pertamanya dan sirip kaudal
berbentuk bulan sabit. Sirip ventral berukuran lebih kecil atau sama dengan sirip
pectoral, serta terletak menjorok ke belakang dari dasar sirip pectoral. Seluruh ikan
scombroids memiliki finlet di belakang sirip dorsal dan sirip anal, serta sepasang
caudal peduncle keel di tengah pangkal ekornya. Ikan ini memiliki empat
lekuk/lengkuk insang pada setiap sisinya dan filament insangnya mengeras sebagai
Gill rays(FAO, 2010 dalam Nurjanah, 2011).
4
Ikan tuna dalam perdagangannya dikelompokkan menurut standar atau mutu
daging yang terbagi menjadi empat tingkat mutu yaitu grade A, B, C. Pengujian
tingkatan mutu ikan dilakukan dengan cara menusukkan coring tube yaitu suatu
alat berbentuk batang, tajam, dan terbuat dari besi. Coring tube dimasukkan pada
kedua sisi ikan (bagian belakang sirip atau ekor kanan dan kiri),Mutu dengan
gradeA (terbaik) dan B diekspor ke Jepang,sedangkan grade Cdipasarkan lokal.
Ciri-ciri untuk masing-masing grade adalah sebagai berikut (Fadly diacu dalam
Cahya, 2010): GradeA Warna daging untuk tuna madidihang adalah merah seperti
darah segar dan untuk tuna mata besar dagingnya berwarna merah tua seperti bunga
mawar, serta tidak ada pelangi.Grade B Mata bersih, terang, dan menonjol
sedangkan grade C kulit normal tetapi sedikit berlendir,ada pelanggi.Waktu ikan
mati, enzim pencernaan yang ada dalam perut dan usus masih aktif sehingga dapat
meurunkan mutu ikan.
5
Tabel 1. Komposisi Gizi Beberapa Jenis Tuna
Jenis Ikan Tuna Satuan / 100
Komposisi
Bluefin Skipjack Yellowfin gr
Bahan baku merupakan salah satu subsistem masukan (input subsystem) yang
akan diproses dengan subsistem lainnya (tenaga kerja, modal, mesin, dll) menjadi
sebuah keluaran (output), oleh karena itu, bahan baku merupakan bagian yang
sangat penting untuk menunjang berlangsungnya proses produksi,dalam hal ini
yang harus diperhatikan adalah pasokan bahan baku, karena ketersediaan bahan
baku akan mempengaruhi kelancaran proses produksi, apabila terjadi kekurangan
bahan baku akan menghambat proses produksi. Bahan baku yang diterima di unit
pengolahan diuji secara organoleptik, untuk mengetahui mutunya. Bahan baku
kemudian ditangani secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dengan suhu pusat
produk maksimal 4,4°C.
Ikan atau bahan baku yang diterima terlebih dahulu dicuci untuk
menghilangkan lendir atau kotoran yang menempel pada tubuh ikan tuna, kemudian
disortasi menurut ukuran dan mutu (Ditjenkan,1993). Ukuran tuna yang diterima
6
untuk pengolahan tuna loin adalah yang berukuran 30 kg keatas, mutu tuna yang
dapat diterima sebagai bahan baku loin adalah warna daging kemerah-merahan
seperti merah semangka untuk jenis Yellowfin tuna sedangkan untuk jenis Big eye
tuna merahnya seperti bunga rose (dihindarkan warna daging ikan yang
pucat/putih), elastis atau daging masih kenyal tidak boleh pecah atau mudah
hancur,dan kecerahan tuna bila diusap seperti kaca.
Ukuran ikan menunjukkan besar kecilnya ikan, pada umumnya ikan
dikatakan besar apabila panjangnya melebihi ukuran 20cm, sedangkan ikan
dikatakan kecil apabila panjang ikan kurang dari 10cm. Ukuran panjang
keseluruhan seekor ikan adalah panjang yang diukur dari ujung mulut ikan sampai
dengan ujung ekor ikan (Hadiwiyoto, 1993).
Tulang,daging hitam (darkmeat) dan kulit yang ada pada loin dibuang
hingga bersih. Pengkulitan dan perapihan dilakukan secara cepat, cermat dan
saniter serta tetap mempertahankan suhu pusat produk maksimal -18°C.
Okada(1990) dalam Widiastuty (2007) menyatakan bahwa daging merah
mengandung mioglobin dan hemoglobin yang bersifat prooksidan serta kaya akan
lemak. Warna merah pada daging ikan disebabkan kandungan hemoproteinnya
tinggi yang tersusun atas protein moiety, globin dan struktur heme. Diantara
hemoprotein yang ada, moiglobin adalah hemoprotein yang banyak. Lebih 80%
hemoprotein pada daging merah ikan tuna dapat lebih dari 3.500 mg/100 g
(Watanabe,1990). Hal ini yang menyebabkan mudahnya terjadi ketengikan pada
daging merah ikan tuna.
7
Pendinginan ikan hingga 0oC dapat memperpanjang kesegaran ikan antara
12-14 hari sejak saat ikan ditangkap dan tergantung pada jenis ikan, cara
penanganan serta teknik pendinginannya.Proses pendinginan hanya mampu
menghambat pertumbuhan mikroba dan menghambat aktivitas mikroba. Secara
umum, cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan
es, karena dapat mendinginkan ikan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi
keadaan ikan dan biayanya murah (Adawyah, 2007).
Pembekuan ikan berarti mengubah kandungan cairan dalam ikan menjadi es. Ikan
mulai membeku pada suhu antara -0,6ºC sampai -2ºC, atau rata-rata pada -1ºC. Pada
umumnya jika pembekuan sudah mencapai -12ºC hingga -30ºC dianggap sudah
cukup. Suhu keseluruhan pada tubuh ikan yang membeku disebut eutectic point,
jika suhu telah mencapai antara -55oC hingga -65oC (Adawyah, 2007).
Berdasarkan panjang pendeknya waktu ( thermal arrest ), pembekuan dibagi
menjadi dua (Murniyati dan Sunarman, 2000) yaitu:
1) Pembekuan cepat, yaitu pembekuan dengan thermal arrest time tidak lebih
dari dua jam.
2) Pembekuan lambat, yaitu jika thermal arrest time lebih dari dua jam.
Pembekuan cepat menghasilkan kristal yang kecil-kecil di dalam jaringan
daging ikan.Ikan yang dibekukan jika dicairkan kembali maka kristal-kristal yang
ke luar akan diserap kembali oleh daging dan hanya sedikit yang lolos drip atau
cairan yang ke luar dari tubuh ikan setelah proses thawing yang biasanya kaya akan
nutrisi sedangkan pembekuan lambat akan menghasilkan kristal yang besar-besar
sehingga merusak jaringan daging ikan, sehingga tekstur daging ikan setelah
dicairkan menjadi kurang baik, karena akan berongga-rongga dan banyak sekali
drip yang terbentuk.Menurut Adawyah (2007), faktor yang mempengaruhi proses
pembekuan adalah:
1) Semakin tinggi kandungan lemak ikan maka proses pembekuannya
semakin cepat.
2) Suhu freezer, semakin rendah suhu semakin cepat ikan membeku.
3) Suhu produk, semakin rendah suhu maka semakin cepat proses
pembekuannya.Ikan harus didinginkan terlebih dahulu pada saat
8
penanganan,selain untuk mencegah kerusakan selama proses pembekuan,
juga untuk mempercepat proses pembekuan.
4) Tebal produk. Semakin tebal produk, proses pembekuan akan berlangsung
makin lambat.
5) Luas Permukaan dan kepadatan produk, rapatnya persinggungan antara
Pengemasan produk tuna beku harus dilakukan dengan cepat, cermat dan
saniter.Pengemasan pada dasarnya berfungsi untuk melindungi produk dari
kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh pembekuan.Perubahan itu terlihat pada
kenampakan, bau dan rasa sedangkan pelabelan adalah untuk mengetahui
identifikasi dari produk yang dikemas (Winarno, 2011).
2.5.Penyimpanan
9
BAB III
METODOLOGI PRAKTEK KERJA LAPANG
Alat Fungsi
10
14 Mesin vacum Untuk mengeluarkan udara dari kemasan
primer.
15 Troli Roda untuk mendorong Bahan-bahan
produksi
B Bahan
1 Tuna loin Bahan baku
2 Air Sebagai media pencucian
3 Es Sebagai media pendingin
4 Klorine Menghambat pertumbuhan bakteri
5 Sabun Media pencuci tangan dan peralatan produksi
6 Spon Sebagai alas tuna loin yang sudah dibersihkan
7 Alkohol Untuk mematikan bakteri pada bahan dll.
8 Plastik Vakum(PE+ Untuk pengemasan Produk
LLDPE), Master Carton
(MC)
9 Gas CO Injeck CO
11
pembimbing lapangan dan pemberitahuan tata letak ruangan proses produksi.
proses produksi dilakuan dari hari Senin – Sabtu dimulai pukul 08:00 WITA,
istirahat makan siang mulai pukul 12:00 - 13:00 WITA kemudian dilanjutkan
hingga pukul 17:00 WITA.
3. PENCUCIAN
11. PEMBEKUAN ABF
7. PENYIMPANAN CHILL
ROOM
8. PELEPASAN GAS CO
12
3.5 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja
Jadwal pelaksanaan Praktek Kerja dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja
NO KEGIATAN BULAN
April Mei Juni
1 Proses
Administrasi
2 Pembekalan
3 Konsultasi
TOR
4 Berangkat ke
lokasi PKL
5 PKL
6 Pembimbingan
PKL
7 Ujian PKL
8 Pemasukan
laporan PKL
13
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah mengunakan data primer dan data
sekunder melalui metode survei.
Data sekunder diperoleh dari kantor PT. MAS yang meliputi profil dan
sejarah berdirinya perusahaan, data produksi dan jasa, alur proses penanganan Tuna
loin dari karyawan.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
16
Tabel 4 Job Description
Name Position Job Description Certificate
SITI BISMA HRD Spv Manage the recruitment and selection of HACCP
PAMUNGKAS employees. Create and maintain company’s
regulation and implementing human resource
policies and procedures to all employees
17
4.1.3 Sarana dan Prasarana
18
Gambar. 4 Penerimaan bahan baku yang sudah berbentuk loin
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Selama melaksanakan kegiatan PKL penulis bersama tim menerima bahan
baku yang terdiri dari jenis- jenis tuna yaitu Tuna mata besar (Thunnus obesus),
Tuna Sirip kuning (Thunnus albacares) dan Albacore (Thunnus alalunga) dalam
bentuk yang sudah berupa tuna loin berkulit (skin-on fillet) dengan kisaran suhu 0-
4o C. Penerimaan dan hasil penanganan bahan baku dari tanggal 21 April sampai
tanggal 19 Mei 2021 dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
19
Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita ketahui bahwa penerimaan bahan
baku yang paling banyak adalah pada tanggal 21 April 2021, hal ini dapat terjadi
karena hasil tangkapan dari suplayer sendiri cukup melimpah,bahan baku yang
diterima tersebut kemudian dilakukan penanganan awal dan selanjutnya dibentuk
menjadi produk demi mengimbangi permintaan buyer.
1400
1220
1200
BERAT BAHAN BAKU (KG)
1000
800
600
433,3
400
264,7
194,4 202,7
131,6 163,2
200 102,1
91,5 77,8
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Penimbangan 1
Proses penimbangan bertujuan untuk mengetahui jumlah dan berat bahan baku
yang diterima untuk menyesuaikan jumlah bahan baku yang dibawa oleh supplier
dengan yang diterima oleh perusahaan.Penimbangan dilakukan menggunakan
timbangan digital berkekuatan 10 g - 150 kg, proses penimbangan dilakukan secara
hati-hati untuk mencegah terjadinya kerusakan pada daging ikan akibat kesalahan
dalam cara pengangkatan.
20
Gambar. 5 Penimbangan bahan baku
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Pencucian
Proses pencucian merupakan salah satu faktor yang sangat penting didalam
proses produksi karena dengan adanya pencucian maka sisa darah pada daging
ikan dapat di tiadakan. pencucian ada yang menggunakan klorin dan ada juga
yang tidak tergantung dari permintaan pembeli.pada pencucian klorin
digunakan sebanyak 10 ml , lalu dicampur dengan air es pada wadah
penampung dengan kapasitas 20 L. Fungsi dari klorin adalah membasmi bakteri
dan berbagai jenis mikroba.
Gambar 6. Pencucian
Sumber: Dokumentasi Pribadi
21
4. Pembuangan Kulit Dan Daging Hitam
Tuna loin bersih yang di alaskan spon di letak di dalam basket berdasarkan
greading yang dilihat dari Warna, minyak dan kekenyalan Loin. Greading dimulai
dari kualitas yang bagus yaitu tuna loin fresh, tuna loin beku, dan tuna loin lokal
yang akan di tempatkan pada basket yang berbeda, lalu langkah selanjutnya adalah
semua loin ditimbang satu persatu sesuai dengan urutan dan dilakukan secara cepat
dan hati-hati menggunakan timbangan yang telah disiapkan. Penimbangan
bertujuan untuk berapa banyak loin yang diproses, lalu datanya dicatat.
22
Gambar 8. Penimbangan II dan Greading
Sumber: Dokumentasi Pribadi
23
7. Penyimpanan Chill Room
8. Pelepasan Gas CO
Setelah loin melewati proses chilling selama 48 jam. Loin dikeluarkan dari
ruangan chiller untuk dilakukan penanganan selanjutnya, yaitu gas CO dalam
plastik dibuang dengan cara melepaskan karet gelang pada ujung plastik.
24
Gambar 11. Pelepasan Gas CO
Sumber: Dokumentasi Pribadi.
25
10. Pembungkusan Dan Vakum
Tuna loin lalu dimasukkan kedalam plastik yang sudah ditulis Kode produksi
dan berat loin lalu dilanjutkan pada proses vacum menggunakan mesin vacum,
vacum bertujuan untuk mengeluarkan uadara dan melekatkan plastik supaya pada
saat penyimpanan dalam ruangan ABF butiran air atau es tidak masuk kedalam
plastik yang berisi loin dan yang dapat membuat warna pada loin pucat atau
berubah.
Setelah menyusun produk pada longpan, produk lalu dimasukkan kedalam ABF
dan memanfaatkan udara dingin sebagai refrigerant. Lama penyimpanan selama 12
jam dengan suhu - 40 O C hingga produk tersebut menjadi beku.
Produk yang sudah dibekukan dalam ABF dikeluarkan sesuai nomor dan kode
yang dicatat pada plastik dandimasukkan dan disusn kedalam Master carton(MC)
yang telah diberi spesifikasi label yaitu Nama Produk, Jenis Ikan, Ukuran, Tanggal
Produksi, Kode Produksi.
26
Gambar 14. Pengepakan Dan Pelabelan
Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Stuffing adalah proses pemindahan dari ruang cold storage ke kontainer, produk
yang disimpan dalam ruang cold storage yang packing dalam MC Pengiriman
menggunakan Cargo Udara, yang dikirim ke bali dan surabaya dan juga ada yang
diekspor ke Amerika, Australia dan Asia.
27
Gambar 16: Pemuatan (Stuffung)
Sumber: Dokumentasi Pribadi.
1. Kebersihan Karyawan
Karyawan yang masuk pada ruang proses harus menggunakan
masker, penutup kepala, sarung tangan, dan sepatu booth yang semuanya
dalam keadaan bersih, dan juga cara pemakaian dari seluruh perlengkapan
kerja tersebut harus tepat, misalnya topi menutup semua rambut, masker
menutup hidung dan mulut, cara memakai sarung tangan dengan benar dan
lain sebagainya.
2. Sanitasi bahan baku.
Setiap bahan baku dibersihkan yang dicuci menggunakan air bersih.
3. Sanitasi peralatan.
Sebelum dan sesudah proses produksi alat-alat yang digunakan
dicuci bersih menggunakan sabun dan disimpan di lemari penyimpanan.
4. Sanitasi ruangan.
Tempat kerja yang baik, bersih dan berventilasi serta penerangan
yang baik dapat memberi kepuasan dan kenyamanan kepada pekerja, yang
akan menanggapinya dengan kebiasaan yang baik dan bersih. Setelah
selesai produksi semua dinding, lantai, loteng harus dalam kondisi bersih
yang dicuci menggunakan sabun.
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Proses penanganan produk tuna loin berdasarkan tujuan dari hasil yang
diperoleh selama kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. MAS dapat
disimpulkan melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
1. Praktikan dapat mengetahui proses penanganan bahan baku dan produk dari
tuna loin dengan baik mulai dari Penerimaan bahan baku, Pencucian I,
pembuangan kulit dan daging hitam, penimbangan dan Grading, injeck gas
CO, pengemasan,penyimpanan dingin (chiller), perapihan akhir,
pembungkusan, vakum,penimbangan II, pembekuan ABF, pengepakan
(Mc), penyimpanan dingin (Cold storage) , pengiriman (Stuffing).
2. Praktikan juga dapat mengetahui semua alat dan bahan yang digunakan
dalam proses penanganan bahan tuna loin hingga menjadi produk beku, alat
tersebut meliputi: Alat- alat yang digunakan adalah meja potong,meja
trimming, pisau stainless, sterofoam/coldbox, timbangan, topi,
masker,afron, sarung tangan ,sepatu boot, basket , sikat meja, serokan ,alat
untuk mengepel, pisau, bak penampung, gayung, selang air, long pan, mesin
vacum, dan troli lalu bahan- bahan yang digunakan adalah tuna loin,air, es,
klorine, sabun, spon , alkohol, plastik vakum (PE + LLDPE),master
carton(MC) ,dan gas CO.
5.2 Saran
1. Bagi Panitia PKL:
Mengatur waktu agar Praktek Kerja Lapang dapat dilakukan lebih lama lagi
sehingga mahasiswa lebih memahami dan mengerti tentang proses
pengolahan ikan Tuna.
2. Bagi Mahasiswa :
Sebaiknya Mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapang harus
memperhatikan dengan seksama setiap alur proses yang dilakukan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Okada, M.1990. Fish as raw material of fishery products. Didalam : Motohiro T,
Katoda H, Hashimoto K, Kayama M, Tokunaga T, editor. Science of
Processing Marine Products Vol 1. Hyogo International Center : Japan
International Coopertif Agency.
Soen’an.2004. Komposisi Kimia Ikan Tuna. Jakarta. PT. Penebar Swadaya.
Sumadi Suryabrata,1994. Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Tjahjadi, C, 2001. Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-Dasar Pengolahan Hasil
Perikanan. Universitas Padjajaran Bandung..
Winarno.2011. Analisis Ekonomotrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi ke
Tiga, Cet.1. Yogyakarta: UPPP STIM YKPN
31
LAMPIRAN
32
Pencucian
33
Penimbangan II dan Greading
34
Penyimpanan Chiller
Pelepasan Gas CO
35
Perapihan dan Penimbangan II
36
Pengepakan dan Pelabelan
37
Pemuatan (Stuffing)
38
Dokumentasi Bersama Pimpinan Perusahaan
39