Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PEMANFAATAN LIMBAH HASIL PERIKANAN

Pemanfaatan Kulit Dan Tulang Ikan Sebagai Kolagen

Disusun Oleh :

NAMA : AHMAD NUR MUHAROM

NIM : CDC 114 005

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN PERIKANAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Makalah
yang berjudul Pemanfaatan Kulit Dan Tulang Ikan yang berjudul tepat pada waktunya.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Namun,
penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah berikutnya. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih.

1
Palangka Raya, 2 Februari 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2. Perumusan masalah................................................................................................................3

1.3. Tujuan....................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Kandungan Kolagen Pada Limbah Ikan.................................................................................4

2.2. Keunggulan Kolagen Dari Limbah Perikanan.......................................................................4

2.3. Prospek limbah perikanan sebagai kolagen............................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan............................................................................................................................6

3.2. Saran......................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................7

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman dengan tingkat modernisasi yang semakin merajalela dengan


tututan berbagai hal semakin meningkat secara dinamis yang didukungan oleh perkembangan
teknologi yang canggih. Hal ini sangat tampak jelas pada perkembangan industri pangan,
dimana semakin meningkat proses pengolahan yang sudah mampu mengikuti prosedur-
prosedur berstandar yang aplikasinya oleh seluruh industri pangan di dunia. Penerapan sudah
diaplikasikan mulai dari pemilihan bahan baku, peralatan yang digunakan, ruangan yang
berstandar, proses pengolahan yang benar, jaminan konsumen, bahkan sampai dengan
penanganan dan pemanfaatan hasil samping dari kegiatan industri yang dilakukan.

Mengingat tingginya konsumtif masyarakat terhadap ikan menyebabkan industri


pangan berbasis pengalengan ikan semakin berkembang pesat. Salah satu indikator dilakukan
pengalengan pada ikan adalah kandungan protein dan kaya akan omega-3 yang sangat baik
bagi kesehatan manusia, dan dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan ikan
terutama ikan segar.

Namun dari kegiatan industri yang dilakukan terdapat dampak negatif berupa hasil
sampingan , dimana cukup menyedot perhatian publik yaitu berupa limbah. Mengingat
pentingnya menjaga ekosistem lingkungan sehinggga sangat perlu untuk melakukan
penanganan limbah dengan tujuan menghindari terjadinya kehilangan keseimbangan alam
yang dapat menimbulkan berbagai ancaman dimasa yang akan datang. Dalam penanganan
limbah terdapat dua alternatif dalam menangani limbah yaitu melakukan penanganan dengan
tujuan mereduksi bahan-bahan limbah sampai dengan batas baku mutu limbah yang aman
untuk dibuang atau dengan melakukan proses pengolahan menjadi bahan atau produk yang
dapat dimanfaatkan. Proses penangan bisanya dapat dilakukan dengan berbagai metode
tergantung jenis dan karakteristik limbah yang ditangani.

Distribusi limbah menurut factor waktu dan tempat, serta besarnya skala usaha yang
akan dikembangkan dalam usaha untuk memanfaatkan limbah tersebut harus
dipertimbangkan dengan seksama. Tingkat dan cara pemanfaatan limbah perikanan secara
biotekno-ekonomis dalam tujuan untuk pangan , pakan dan industrial akan dipengaruhi oleh

1
faktor-faktor waktu (musim) , tersedianya fasilitas (penganganan, pengolahan, distribusi dan
pemasaran), tingkat permintaan dan supplai, serta yang sangat menentukan adalah daya beli
masyarakat.

Sektor perikanan di Indonesia sendiri sudah semakin berkembang namun dengan


kemajuan yang ada juga menimbulkan dampak negative berupa limbah yang apabila tidak
diolah dengan benar. Limbah ikan jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
pencemaran bau yang menyengat, karena proses dekomposisi protein ikan.

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Upaya pemerintah untuk
mengatasi limbah masih sulit dicapai. Penerapan program zero waste memberikan harapan
cerah, namun hingga kini masih perlu kerjakeras untuk mencapai kondisi tersebut. Limbah
yang dihasilkan dari kegiatan perikanan masih cukup tinggi, yaitu sekitar 20-30 persen.
Produksi ikan yang telah mencapai 6.5 juta ton pertahun.

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan perikanan adalah berupa : ikan rucah yang
bernilai ekonomis rendah sehingga belum banyak dimanfaatkan sebagai pangan, bagian
daging ikan yang tidak dimanfaatkan dari industri pengolahan value added, industri
pengalengan, atau industri pemiletan, ikan yang tidak terserap oleh pasar, terutama pada
musim produksi ikan melimpah, dan kesalahan penanganan dan pengolahan. Dari informasi
tersebut, jelas bahwa kualitas limbah hasil perikanan beragam.

Berbagai teknik penanganan dan pengolahan dapat diterapkan untuk memanfaatkan


limbah yang kualitasnya baik atau sudah menurun. Berbagai produk telah dihasilkan dari
limbah yang berkualitas baik, seperti surimi, fish jelly, produk fermentasi dan kerupuk.
Sedangkan dari limbah yang kualitasnya telah menurun dapat dihasilkan tepung ikan, tepung
tulang, dan silase. Saat ini, limbah perikanan tersebut baru dimanfaatkan menjadi tepung ikan
yang digunakan sebagai bahan baku utama pada pembuatan pakan ternak. Padahal limbah
perikanan memiliki nilai tambah yang tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan kolagen.

2
Kolagen berasal dari bahasa Yunani yakni cola yang berarti lem (glue) dan genno
yang berarti kelahiran (birth). Hal ini disebabkan karakteristik kolagen yang melekatkan sel
untuk membentuk kerangka jaringan dan organ tubuh. Molekul kolagen berdiameter 1,5 nm
dengan panjang 280 nm dan berat molekulnya 290.000 Dalton. Kandungan kolagen berupa
tiga rantai polipeptida dengan lebih dari 1000 asam amino dimasing-masing rantainya
(Asyiraf, 2011).

1.2. Perumusan masalah

a. Apa saja kandungan kolagen pada limbah ikan ?

b. Apa saja keunggulan kolagen dari limbah perikanan ?


c. Bagaimana prospek limbah perikanan sebagai kolagen ?

1.3. Tujuan

a. Mengetahui proses produksi kolagen dari kulit dan sisik ikan.

b. Mengetahui kemampuan kolagen yang terbuat dari tulang ikan dan sisik ikan

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Kandungan Kolagen Pada Limbah Ikan

Pada industri pengolahan perikanan seperti industri filet dan pengalengan ikan tuna,
bagian tubuh ikan berupa kepala, sirip, tulang, maupun kulit merupakan produk samping
yang tidak digunakan dan dikategorikan sebagai limbah. Limbah perikanan ini dapat
dimanfaatkan karena banyak mengandung protein kolagen. Kolagen merupakan komponen
struktural utama dari jaringan ikat putih (white connetive tissue) yang meliputi hampir 30%
dari total protein pada tubuh. Kolagen terdapat di kulit, tendon, tulang keras, tulang rawan
dan jaringan ikat (DeMan, 1989). Limbah pengolahan perikanan berupa kulit, tulang, dan
sisik ikan dilaporkan mengandung kolagen

2.2. Keunggulan Kolagen Dari Limbah Perikanan

Kolagen dari limbah perikanan dan kelautan memiliki berbagai keunggulan


dibandingkan kolagen yang diperoleh dari limbah peternakan (unggas). Keunggulan kolagen
dari limbah perikanan tersebut diantaranya :

4
Bebas dari penyakit unggas dan mamalia seperti sapi gila dan flu burung

Kandungan kolagen dari limbah perikanan cukup tinggi

Kegunaan yang lebih beragam (dapat digunakan dalam industri makanan)

Bahan baku murah (limbah)

Sebagai negara yang terus menggalakkan potensi perikanan, pengolahan limbah kulit
dan sisik ikan menjadi kolagen memberikan dua keuntungan. Keuntungan yang pertama
adalah pemecahan masalah limbah perikanan. Sedangkan keuntungan kedua adalah
pemenuhan kebutuhan kolagen dalam negeri untuk penghematan devisa. Bahkan jika
pengolahan limbah ini dapat dilakukan secara optimal, maka Indonesia mungkin akan
menjadi salah satu negara pengekspor kolagen. Kumar et al. (2011) menyatakan bahwa
kolagen yang terbuat dari kulit dan tulang ikan memiliki struktur molekul yang lebih kecil
dibandingkan dengan kolagen yang terbuat dari sapi atau babi sehingga lebih mudah untuk
diserap.

2.3. Prospek limbah perikanan sebagai kolagen

Indonesia memiliki potensi perikanan yang besar baik perikanan tangkap maupun
budidaya. Produksi perikanan tangkap Indonesia pada tahun 2006 menduduki peringkat
empat di dunia setelah Cina, Peru, dan Amerika, yaitu sebesar 4,77 juta ton.

Meningkatnya produksi perikanan ini diikuti dengan berkembangnya industri


pengolahan perikanan yang tersebar di Indonesia. Misalnya saja industri pengalengan ikan.
Pada tahun 2005, terdapat 76 industri pengalengan ikan di Indonesia dalam skala sedang
maupun besar (Tabel 5). Selain itu, dengan berlimbahnya bahan baku ikan pada beberapa
daerah di Indonesia, maka industri pengalengan ikan diperkirakan akan semakin berkembang.

Industri pengolahan ikan diketahui selalu menyisakan limbah dalam jumlah yang besar.
Limbah tersebut diperkirakan memiliki proporsi 37,9% dari total bahan baku yang terdiri dari
bagian kepala sekitar 12,0%; tulang 11,7%; sirip 3,4%; kulit 4,0%; duri 2,0%; bagian isi perut

5
sekitar 4,8% turut serta di dalamnya gelembung renang, hati, dan gonad. Besarnya jumlah
limbah padat perikanan tergantung pada jenis ikan dan metode preparasinya. Tuna dan
cakalang merupakan jenis ikan pelagis besar yang menyisakan limbah padat dalam jumlah
yang cukup besar.

6
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Proses produksi kolagen dari kulit dan sisik ikan dapat dilakukan melalui proses
ekstraksi secara konvensional dengan menggunakan solvent maupun ekstraksi secara
enzymatis. Ekstraksi Konvensional Secara sederhana proses pemisahan dengan cara ekstraksi
terdiri dari tiga langkah dasar:

1. Proses penyampuran pelarut dan umpan.

2. Proses perpindahan massa dari umpan ke pelarut.


3. Proses pemisahan fasa, antara ekstrak dan rafinat.

Pada ekstraksi enzimatis, digunakan enzim yang berfungsi memecah protein. Enzim
protease adalah enzim yang berfungsi memecah protein dengan cara menghidrolisa ikatan
peptida yang menghubungkan asam asam amino dalam rantai polipeptida. Enzim protease
berada secara alami di semua makhluk hidup. Dalam tubuh manusia, enzim ini berfungsi
pada berbagai proses tubuh mulai dari proses sederhana seperti pencernaan protein sampai
pada proses tubuh yang rumit seperti pembekuan aliran darah.

Kolagen yang terdapat pada kulit dan tulang ikan mempunyai kemampuan untuk
membentuk gel setelah dipanaskan. Kemampuan pembentukan gel tergantung pada
karakteristik spesies ikan dan kolagen dari kulit ikan mempunyai kemampuan yang lebih
tinggi dibandingkan kolagen dari tulang ikan. Kandungan NaCl yang rendah berpengaruh
nyata terhadap kekuatan gel kolagen dari kulit ikan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
kemampuan gel kolagen dari tulang.

3.2. Saran

Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih belum mendekati kesempurnaan. Kekurangan didalam
makalah ini dikarenakan tidak adanya panduan dalam penyusunannya. Harapan penulis

7
semoga isi dari makalah ini dapat memberikan sedikit informasi bagi pembaca tentang
pemanfaatan kulit dan tulang ikan sebagai kolagen.

DAFTAR PUSTAKA

Chatulistivan Prayudha. 2013. Pemanfaatan Limbah Perikanan.


http://fisheriestechnology.blogspot.co.id

Angela. 2015. Makalah Limbah Pengalengan Ikan. http://itpanggela.blogspot.co.id

Nurhayati, Rosmawaty Peranginangin. 2009. Prospek Pemanfaatan Limbah Perikanan


Sebagai Sumber Kolagen. Squalen, 3, IV, Hlm. 83-92.

Indah hartati, L. Kurniasari, 2010. Kajian Produksi Kolagen dari limbah sisik iksn secara
ekstraksi enzimatis. Momentum, 1, VI, Hlm. 33-35.

Nurhayati, Tazwir, Murniyati. 2013. Ekstraksi dan Karakteristik kolagen laut asam dari Kulit
Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). JPB Kelautan Dan Perikanan, 1, VIII. Hlm. 85
92

Asyiraf, N., 2011, Extraction of Collagen From Fish Waste and Determination of Its Physico-
chemical Characteristic, Final Project, Degree of Bachelor of Science (Hons.) Food
Science and Technology, Faculty of Applied Sciences, Selangor: Universiti
Teknologi MARA.

Asyiraf, N., 2011, Extraction of Collagen From Fish Waste and Determination of Its Physico-
chemical Characteristic, Final Project, Degree of Bachelor of Science (Hons.) Food
Science and Technology, Faculty of Applied Sciences, Selangor: Universiti
Teknologi MARA.

Kumar MH, Spandana V, and Poonam T. 2011. Extraction and determination of collagen
peptide and its clinical importance from tilapia fish scales Oreochromis niloticus).
International Research Journal of Pharmacy 2(10): 97-99.

Anda mungkin juga menyukai