Anda di halaman 1dari 14

PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA KUD MINA JAYA DI

SENDANGBIRU

ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:

YOGI ADITYA WIJAYA


NIM. 0810650090

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2013
PABRIK PENGALENGAN IKAN TUNA KUD MINA JAYA DI
SENDANGBIRU
Yogi Aditya Wijaya, Edi Hari P., Ali Soekirno
Jurusan Arsitektur Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT.Haryono 167, Malang 65141, Indonesia

ABSTRAK

Potensi Sendangbiru untuk dapat berkembang menjadi pelabuhan besar dengan ikan tuna sebagai
hasil tangkapan utama, saat ini belum terkelola secara optimal di bawah naungan KUD Mina Jaya.
Keberadaan usaha pengelolaan hasil tangkapan ikan tuna sebagai langkah untuk menambah nilai jual
produk hasil tangkapan, masih terbatas pada industri kecil untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Perencanaan pembangunan Pabrik Pengalengan Ikan Tuna KUD Mina Jaya Di Sendangbiru ini
diharapkan dapat menampung hasil tangkapan nelayan Sendangbiru dan sekitarnya, juga dapat
mengembangkan potensi usaha dari KUD Mina Jaya. Pemilihan letak bangunan pabrik pada wilayah
Sendangbiru dimaksudkan untuk mendekatkan proses produksi pada bahan baku, dimana selanjutnya
dapat memperkecil anggaran biaya produksi. Dengan begitu bangunan pabrik tersebut akan sangat
terpengaruh dengan kondisi lokal wilayah Sendangbiru yang berada pada pesisir pantai selatan P. Jawa.
Sehingga dalam pemilihan material, penggunaan struktur, dan juga utilitas bangunan pabrik akan menjadi
perhatian utama dalam proses perancangan dengan konteks bangunan di tepi pantai. Perancangan
bangunan Pabrik Pengalengan Ikan Tuna juga tidak akan terlepas dari standar kesehatan dan keamanan
pangan yang berguna untuk menjamin keamanan produk dari kontaminasi yang dapat menimbulkan
bahaya saat dikonsumsi. Standar tersebut juga diperoleh dari kelayakan bangunan pabrik yang dapat
mendukung kelancaran proses produksi, sehingga dapat diperoleh produk ikan dalam kaleng yang
berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.

Kata kunci: industri pengalengan ikan, bangunan di tepi pantai, standar bangunan pabrik

PENDAHULUAN potensial untuk dikembangkan menjadi industri


Latar Belakang besar di masa yang akan datang. Contohnya saja
Posisi Sendangbiru yang terletak pada industri pengalengan ikan, permintaan pasar
pantai selatan Pulau Jawa yang menjadi dunia terhadap produk industri pengalengan
Wilayah Pengelolaan Perikanan IX memiliki ikan sangat besar, sementara konstribusi produk
potensi yang besar, terutama pada hasil industri pengalengan ikan nasional sangat kecil
tangkapan yang berupa ikan tuna. Selain itu yaitu 4%.
pengembangan pelabuhan Pondok Dadap yang Pengembangan sebuah industri
menjadi pintu masuk bagi para nelayan pengelolaan ikan layaknya dapat memenuhi
penangkap tuna, saat ini telah dalam proses standar keamanan dan kesehatan pangan. Hal
pengembangan dan pembangunan untuk ini dimaksudkan untuk membentuk sebuah
menjadi satu kompleks wilayah minapolitan. bangunan industri yang selayaknya, sehingga
Salah satu potensi yang perlu diperhatikan tidak akan menimbulkan kontaminasi pada
adalah potensi pengolahan ikan untuk menjadi produk ikan dalam kaleng. Pencapaian standar
produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. kesehatan dan keamanan bangunan industri
Industri pengolahan ikan adalah salah tersebut dapat dicapai dari beberapa hal, antara
satu industri yang mana bahan baku dan juga lain: Penyediaan fasilitas yang memadai untuk
teknologi pengolahannya sudah dimiliki oleh menjaga kualitas bahan baku, material
negara ini. Namun demikian tingkat penunjang, dan juga sanitasi pekerja pabrik;
pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut Pemilihan material bangunan yang tidak
masih belum optimal, baik untuk pemenuhan menimbulkan bahaya kontaminasi;
konsumsi ikan dalam negeri maupun Penanggulangan bahaya hama dan penanganan
pemenuhan permintaan ekspor. Data limah. Karena itulah standar kesehatan dan
Departemen Perindustrian, dari 6,40 juta keamanan pangan menjadi sebuah hal yang
ton/tahun potensi ikan laut, pemanfaatannya utama dalam sebuah bangunan industri
masih mencapai 4,1 juta ton pada tahun 2006. makanan.
Padahal industri pengolahan hasil laut, Koperasi Unit Desa Mina Jaya
khususnya ikan, merupakan industri yang sangat merupakan koperasi yang telah berada di
Sendangbiru dan menjadi penyedia jasa untuk pangan bagi produk makanan mereka.
memperlancar aktifitas perikanan laut para Sehingga produk yang dijual ke
nelayan di Sendangbiru. Pada tahun 2008 KUD masyarakat tidak berbahaya dan
Mina Jaya telah menaungi delapan desa dan menjadi sumber penyakit bagi
satu pedukuhan di wilayah Kecamatan kesehatan konsumen.
Sumbermanjing Wetan, anggotanya tercatat ada 3. Bagi praktisi, akan meningkatkan
343 orang. Potensi KUD Mina Jaya inilah yang peran dan kepedulian arsitek terhadap
juga ingin diangkat untuk dapat berkembang bangunan industri.
menjadi badan usaha yang lebih besar.
Industri pengalengan tuna diusung TINJAUAN PUSTAKA
untuk dapat dikembangkan dengan melihat
ketersediaan bahan baku, ketersediaan teknologi Tinjauan Umum Industri Makanan
pengolahan di dalam negeri, dan juga terus
membesarnya permintaan pasar internasional Industri adalah suatu usaha atau
akan ketersediaan ikan tuna kaleng. Dalam hal kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
ini mungkin pertimbangan ekonomilah yang setengah jadi menjadi barang jadi yang
menjadi dasar awal pemikiran, namun di dalam memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
cakupan tersebut aspek arsitektural dalam keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa
merancang bangunan yang berlandaskan barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Salah
kesehatan dan keamanan pangan menjadi titik satu industri yang menghasilkan barang adalah
berat dalam skripsi ini. Sehingga dengan industri makanan. Industri makanan seringkali
dibangunnya Pabrik Pengalengan Ikan Tuna memiliki standar yang tinggi terutama pada hal
pada daerah Sendangbiru, maka kebermanfaatan kebersihan dan kesehatan produk atau sering
yang besar akan dirasakan oleh masyarakat disebut higienis. Higienis pada industri
Sendangbiru pada khususnya, dan masyarakat makanan adalah semua langkah-langkah yang
Kabupaten Malang dengan tanpa melupakan diambil selama persiapan dan pengolahan
kelestarian lingkungan di sekitar pabrik. makanan untuk memastikan bahwa produk
makanan tersebut layak untuk dikonsumsi
Rumusan Masalah
manusia. Ini menjadi sangat penting karena
Bagaimana merancang sebuah pabrik
produk makanan yang tidak terjaga dengan baik
pengalengan ikan tuna yang mengacu pada
tahap persiapan dan pengolahannya tidak
standar kesehatan dan keamanan pangan di
menutupi untuk terjadinya kontaminasi yang
Sendangbiru?
mengakibatkan sumber penyakit. Oleh karena
Batasan Masalah itu selain Bahan baku yang berkualitas baik,
1. Perancangan tata letak ruang yang higienis juga dicapai oleh proses pengolahan
sesuai dengan alur proses produksi, produk yang semuanya dilakukan di pabrik.
alur distribusi pekerja, alur pengolahan
limbah industri pengolahan ikan. Pedoman Perancangan Pabrik
2. Penyediaan fasilitas kebersihan dan
kesehatan pekerja sesuai dengan Pengalengan Ikan
prosedur operasional produksi untuk
Pabrik merupakan fasilitas fital di
menjaga keamanan produk ikan dalam
dalam sebuah proses produksi, yang mana
kaleng.
sudah seharusnya memiliki standar kwalitas
3. Penggunaan material yang aman dan tertentu yang sudah diatur dalam hokum yang
tidak menimbulkan bahaya berlaku. Pada dasarnya sebuah pabrik harus
kontaminasi pada produk ikan dalam dirancang, dibangun, dipelihara, dan
kaleng. dioperasionalkan untuk menyediakan
Tujuan lingkungan yang protektif dalam proses
Perencanaan pembangunan Pabrik pembuatan produk. Pabrik menyediakan area
Pengalengan Ikan Tuna KUD Mina Jaya Di produksi yang mana di dalamnya termuat
Sendangbiru diharapkan dapat menampung aktivitas dari mesin produksi, pekerja pabrik,
hasil tangkapan nelayan Sendangbiru dan material bahan baku, dan produk jadi, serta
sekitarnya, juga dapat mengembangkan berbagai fasilitas terkaitdengan kebersihan,
potensi usaha dari KUD Mina Jaya. kesejahteraan dan keselamatan semua karyawan
Manfaat yang bekerja di pabrik.
1. Bagi pemerintah, akan lebih
memperhatikan pengembangkan A. Pemilihan site
potensi laut di Indonesia.
Pemilihan lokasi pembangunan pabrik
2. Bagi produsen makanan, akan lebih
pengolahan ikan merupakan hal yang
peduli akan kesehatan dan keamanan
sangat penting. Lokasi merupakan faktor
utama yang mempengaruhi kualitas ikan 2. Fasilitas penanganan limbah
dan menekan angka biaya produksi. Tidak
hanya itu, adanya kekawatiran bahwa ada Pengalengan ikan menghasilkan
faktor eksternal yang akan menyebabkan sejumlah besar air limbah. Sementara
kontaminasi terhadap produk, antara lain proses harus ditinjau ulang untuk
dari kegiatan produksi dari industri meneliti kemungkinan mengurangi
tetangga yang menghasilkan polusi udara, limbah sebanyak mungkin. Saat ini
atau kekawatiran lain yaitu alam yang mana banyak pabrik pengalengan yang
area pabrik tersebut memiliki menggunakan serangkaian kolam
kecenderungan daerah banjir. Sehingga anaerobik dan aerobik tetapi
dengan didirikannya pabrik sudah ketersediaan dan dibutuhkan biaya
sepantasnya dilakukan penelaahan berkala untuk area yang luas itu, namun
untuk memastikan apakah ada cenderung menunjukkan bahwa kolam
permasalahan-permasalahan yang muncul limbah dengan ketersediaan sistem
terkait dengan lingkungan eksternal, daur ulang limbah dari sejumlah
sehingga apabila permasalahan tersebut produsen tersebut menjadi pilihan yang
ditemukan maka penelaahan itu akan lebih disukai.
berusaha mencari langkah-langkah apa
yang diperlukan untuk meminimalkan efek Proses Pengalengan Ikan Tuna
dari permasalahan tersebut.
Proses pengalengan ikan tuna pada
B. Desain dan konstruksi pabrik prinsipnya mirip dengan proses pengalengan
hasil laut yang lain. Setelah bahan baku ikan
Pabrik pengalengan ikan harus masuk ke pabrik, ikan akan disortasi dan
memiliki struktural yang aman dan harus dibekukan, diolah, sampai dengan dikemas
dirancang dan dibangun sesuai dengan dalam kardus siap kirim. Menurut Adhitama
peraturan yang relevan baik lokal maupun (2003) proses pengalengan ikan tuna pada PT.
internasional. Hal ini berlaku dalam Biak Mina Jaya-Papua memiliki beberapa tahap,
berbagaai hal, antara lain: cara akses ke antara lain:
pabrik dan pengaturan higienis untuk
semua karyawan, pemisahan area steril dan 1. Pembersihan dan penyortiran
yang yang tidak, penggunaan alat yang
memiliki permukaan yang hieginis dan Ikan yang telah sampai di pabrik akan
mudah dibersihkan, sarana pembuangan masuk ke ruang penerimaan, ditempat
limbah, dan ruang penyimpanan bahan tersebut ikan akan dicuci menggunakan air
baku yang memiliki suhu yang terkontrol. bersih. Selanjutnya sebagian ikan akan
Sedangkan untuk bangunan pabrik sendiri dibawa ke ruang penyiangan dan sebagian
hendaknya memiliki desain yang tidak lagi akan disimpan dalam cold storage.
memberikan resiko terhadap kontaminasi
terhadap produk, untuk itu selama proses 2. Penyimpanan beku
perancangan dan pembangunan harus
Pada cold storage suhu yang digunakan
didamping tim peninjau untuk menjamin
dapat mencapai -35°C sampai dengan -40°C,
bahwa semua pertimbangan desain masih
tingkat suhu ini juga mempengaruhi
relevan dan akan memenuhi standar yang
seberapa lama ikan mampu bertahan. Pada
sudah ditentukan.
kisaran suhu tersebut ikan dapat bertahan
C. Sistem pengolahan limbah mencapai waktu empat bulan.
1. Area buangan limbah
3. Pelelehan (Thawing)
Pabrik-pabrik yang menghasilkan
Thawing (pencairan) tuna beku
sejumlah aliran limbah penting bahwa
sebenarnya dapat dilakukan dengan
bahan limbah dengan cepat harus
berbagai cara, salah satunya cara adalah
segera dipisahkan dari bahan yang
dengan menggunakan media air. Pencairan
masih diproses, fasilitas sesuai ukuran
dengan menggunakan air sendiri terbagi
disediakan untuk di tempat
menjadi dua cara yaitu dengan air yang
penyimpanan sebelum dikeluarkan dari
mengalir dan dengan air diam (direndam).
area produksi, bahan-bahan limbah
dikumpulkan dan digunakan untuk 4. Pemotongan (Filleting)
upaya daur ulang untuk meminimalkan
jumlah bahan limbah yang dihasilkan. Setelah melalui proses pelelehan,
dilakukan proses pemotongan (filleting).
Pada proses ini ikan akan dipotong, dan finishing permukaannya tidak boleh
dihilangkan kepala, ekor, dan juga terpengaruh akan kondisi saat digunakan.
tulangnya. Sortasi juga dilakukan pada Material yang tidak bersentuhan langsung
tahap ini untuk mencegah adanya ikan yang dengan produk harus tahan lama, finishing
rusak akibat dari pelelehan. Filleting dapat permukaannya mudah dibersihkan.
dilakukan dengan menggunakan mesin 1. Dinding
ataupun dengan menggunakan tenaga Pemilihan dinding juga harus
manusia. diperhatikan, dinding berongga tidak dapat
digunakan karena rongga bagian dalam
5. Pemasakan awal (pre-cooking) dapat menjadi tempat bersarangnya hama.
Peraturan Uni Eropa nomor 852/2004
Sebelum tuna-tuna mendapat perlakuan mensyaratkan bahwa p? ermukaan dinding
pemasakan awal (pre-cooking), ikan tuna yang digunakan harus dipertahankan dalam
dibersihkan dari jeroan dan diatur dalam kondisi yang sehat dan mudah untuk
rak-rak besi kemudian dialiri uap air panas dibersihkan, dan jika diperlukan, dapat
dengan suhu sekitar 98° sampai dengan digunakan disinfektan. Ini akan menjadi
102°C. persyaratan dari ketahan dinding yang tidak
menyerap kuman, dapat dicuci, dan tidak
6. Pendinginan (cooling) beracun, serta memerlukan permukaan yang
halus sampai pada tingkat ketinggian
Segera setelah pre-cooking selesai,
tertentu sesuai operasional. Kecuali
ikan-ikan harus didinginkan dengan cara
operator bisnis makanan dapat memenuhi
dibiarkan dalam rak selama semalaman atau
kompeten dari penggunaan bahan-bahan
selama 12 jam pada suhu kamar.
lain yang sesuai.?
7. Pembersihan (Cleaning) 2. Lantai
Lantai merupakan salah satu komponen
Langkah berikutnya dari proses penting dari sebuah pabrik, dimana lantai
pengalengan ikan tuna ini adalah proses merupakan tempat diposisikannya mesin dan
pembersihan (cleaning) yaitu pembersihan alur berlangsungnya proses produksi. Setiap
permukaan ikantuna secara manual dari gangguan pada lantai mungkin memiliki
sisa-sisa minyak yang teroksidasi setelah dampak yang signifikan dan menjadi
proses pendinginan. konsekuensi yang mahal bagi perusahaan.
Oleh karena itu semua upaya dilakukan
8. Pengisian dalam kaleng (Filling) untuk memastikan bahwa lantai dibangun
dengan memiliki performa maksimal.
Pengisian (filling) dilakukan dengan 3. Langit-langit
menggunakan mesin sehingga ketetepatan Dalam desain pabrik diperlukan
berat dapat seragam. Ketepatan dan struktur yang berada diatas kepala tidak
keseragaman pengisian makanan kaleng dijadikan tempak menumpuknya kotoran
perlu diperhatikan agar mendapat head yang kemudian bisa turun kebawah dan
space yang seragam dan menjaga berat mencemari makan atau bahan baku di
produk konstan. bawahnya. Struktur tersebut juga boleh
memberikan tempat untuk bersarangnya
9. Sterilisasi hama dan yang lainnya.
4. Jendela dan pencahayaan
Sterilisasi yang umum digunakan Kaca merupakan material berbahaya
adalah sterilisasi komersial. Steririlisasi untuk digunakan pada daerah pengolahan
komersial berarti produk tersebut tidak makanan. Karena material ini bersifat rapuh
100% steril, tetapi bebas dan aman dari dan kontaminasi bahan makanan dengan
mikroba pathogen dan perusak sehingga fragmen pecahan kaca dapat memiliki
keawetannya dapat tahan selama dua tahun. konsekuensi yang serius bagi konsumen.
Sterilisasi komersial juga dapat Kaca sebenarnya adalah bahan tradisional
menginaktifkan enzim dari bahan mentah. untuk pembuatan jendela, sehingga dalam
Material pada industri makanan penggunaanya perlu dipertimbangkan
Material yang digunakan dalam ruang dengan cermat. Apakah jendela benar-benar
industri pengolah makanan harus memenuhi diperlukan di daerah-daerah dimana
persyaratan yang spesifik. Kontak material makanan dalam tahap persiapan? Jika
dengan produk keduanya tidak dapat dipisahkan jendela memang diperlukan, baik dalam
terhadap produk detergen dan disinfectant pada pembangunan kantor internal atau di dalam
kondisi digunakan. Material tersebut harus dinding eksternal, maka sebaiknya dibuat
tahan terhadap korosi, tidak beracun, tahan lama
dari bahan plastik, toughened glass, atau sebuah prinsip perancangan pabrik yang
dilindungi dengan film plastik yang akan mengacu pada standar keamanan pangan
mencegah kaca pecah apabila hancur. industri makanan dengan parameter desain
arsitektur yang sesuai konteks kawasan,
METHODE PERANCANGAN bangunan dan ruang.

Sintesa Data
Sintesa data akan didapatkan dengan
menggabungkan parameter yang telah dibuat
sebelumnya disesuaikan dengan analisa alur
proses produksi pengalengan tuna, kebutuhan
akan fasilitas kesehatan pada proses produksi,
Gambar 1 Diagramatik metode perancangan dan material bangunan yang digunakan
sehingga mendapatkan strategi perancangan
Pengumpulan Data Industri Pengalengan Tuna KUD Mina Jaya di
Proses pengumpulan data terbagi menjadi dua Sendangbiru yang memenuhi standar keamanan
cara sesuai dengan jenis data yaitu: pangan bangunan industri makanan.
1. Data primer
a. Observasi Pengembangan Desain
Observasi tahap pertama
dilakukan dengan meninjau kondisi Setelah mendapatkan sintesa data dari
eksisting tapak, melihat batas-batas strategi desain yang telah diuraikan, tahap
tapak, kondisi jalan (pencapaian ke proses perancangan selanjutnya adalah
tapak dan ketersediaan transportasi), pengembangan:
jarak terhadap sumber bahan baku
(ikan dan kaleng), ketersediaan air 1. Ide atau konsep desain
bersih, dan drainase tapak. Observasi
dilakukan dengan menggunakan alat Konsep yang menjadi tematik
bantu rekam yaitu kamera dan catatan. utama dalam proses desain tentunya
b. Wawancara adalah mengenai konsep bangunan
Wawancara atau interview industri pengalengan tuna yang
bertujuan mencatat opini, perasaan dan memenuhi standar kesehatan bangunan
hal-hal lain yang berkaitan dengan industri makanan.
sumber data yaitu individu ataupun
2. Skematik desain
organisasi yang ada terlibat dalam
kegiatan industri secara langsung Ide atau konsep kemudian
ataupun tidak langsung, seperti dikembangkan lagi ke skematik desain.
karyawan dan pengelola yang bekerja Desain telah mengarah pada program
terutama dalam hal rancangan dan fungsi-fungsi yang jelas ke dalam
bangunan industri, proses pengolahan ruang, bangunan maupun kawasan.
(produksi) dan tingkat kenyamanan Pada proses ini akan digunakan metode
pekerja. pragmatis dan intuitif.
2. Data Sekunder
a. Rencana Pengembangan Daerah 3. Transformasi desain
Pesisir Pantai Sendang Biru;
b. Data Hasil Ikan TPI Pondok Skematik desain akan dilanjutkan
Dadap di Sendang Biru. ke arah yang lebih teknis yaitu gambar
c. Data Perikanan Tangkap kerja pada proses transformasi desain.
Kabupaten Malang Hasil desain dikerjakan sesuai kaidah-
d. Data Umum KUD Mina Jaya di kaidah gambar arsitektural hingga
Sendang Biru proses finishing.

Analisa Data Evaluasi Desain


Data-data yang telah dikumpulkan dari Desain yang telah selesai selanjutnya
hasil observasi dan wawancara di lapangan serta dilakukan evaluasi/pembahasan desain. Pada
data dari instansi terkait ditunjang oleh tinjauan tahap ini dilakukan pembahasan dan
literatur dan tinjauan komparasi kemudian pertanggungjawaban mengenai desain bangunan
dilakukan analisis data. Tinjauan objek desain yang telah dirancang apakah sesuai dengan tema
industri pengalengan tuna akan menghasilkan dan konsep yang diambil, parameter yang telah
ditentukan dan telah menjawab rumusan
masalah yang telah diuraikan hingga
tercapainya produk desain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi

Wilayah sendang biru merupakan


bagian dari Desa Tambakrejo Kecamatan
Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.
Desa yang memiliki luas wilayah 1.723,113ha
ini berada pada koordinat 112° 38' - 112° 43'
Bujur Timur dan 8° 26' - 8° 30' Lintang Selatan.
Adapun batas wilayah Tambakrejo yaitu:
sebelah barat: Desa Sitiarjo; sebelah timur: desa Gambar 4 Diagram alur distribusi pekerja dan
tambaksari; sebelah utara: desa kedungbanteng; karyawan
sebelah selatan: Samudra Indonesia.

Gambar 2 Lokasi tapak


Gambar 5 Diagram alur produksi karyawan

Program Ruang
Analisa dan Sintesa Tapak
A. Analisa fungsi
A. Luasan tapak
Berdasarkan fungsi dan aktifitas yang ada
di dalamnya, perancangan Industri Pengalengan Tapak yang digunakan dalam perancangan
Tuna KUD Mina Jaya di Sendang Biru ini akan pembangunan pabrik pengalengan tuna ini
dibagi menjadi empat zona antara lain zona berlokasi pada area perencanaan pengembangan
produksi, zona servis dan penunjang, zona industri pengolahan ikan dari PPI Pondok
gudang dan penyimpanan, dan zona kantor. Dadap di Sendang Biru. Lokasi tersebut
memiliki luas 10.813m².

Gambar 3 Analisa fungsi

B. Analisa pelaku dan aktivitas

Gambar 6 Luasan tapak


B. Angin dan matahari akan diasumsikan, yaitu dari 200 orang
pekerja pabrik akan ada 5% (10 orang)
Tapak yang terletak pada tepi pantai yang mengendarai mobil, 35% (70 orang)
memberikan pengaruh yang besar pada akan menggunakan kendaraan umum, dan
bangunan. Terutama oleh terpaan angin dan 40% (80 orang) akan menggunakan
juga panas matahari, ditambah posisi tapak sepeda/motor.
terletak di tepi Samudera Indonesia sehingga
angin yang besar datang dari arah tersebut. 3. Sirkulasi pejalan kaki
Beruntung pada tapak memiliki barrier alami
yaitu P. Sempu, yang mana menghalangi Untuk pejalan kaki sendiri di
terpaan angin secara langsung yang datang dari asumsikan ada sekitar 20% (40 orang) dari
arah Samudera Indonesia tersebut. total 200 orang pekerja pabrik. Dengan
begitu tentunya akan juga disediakan
C. Pencapaian fasilitas bagi pejalan kaki tersebut antara
lain pedestrian dan juga peneduh agar
Pencapaian dapat dilakukan dengan pejalan kaki tidak kepanasan maupun
menggunakan alat transportasi darat maupun kehujanan.
laut. Pencapaian tersebut terbagi menjadi dua
titik yaitu dari arah Barat Daya dimana jalur Analisa dan Sintesa Bangunan
darat digunakan dan dari arah Tenggara dimana
menjadi letak dari dermaga PPI Pondok Dadap. A. Organisasi ruang

Peletakan ruang pada sebuah pabrik


haruslah sesuai dengan alur proses produksi;
alur distribusi bahan dan pekerja; juga alur
pemenuhan material penunjang dan utilitas.
Semua itu harus terkoneksi secara baik dengan
mempertimbangkan aspek optimalisasi dan
efektifitas. Secara kasar pabrik dibagun
menurut bentuk-bentuk huruf I, L, E, T, U, H
atau F tergantung pada macam aliran material
yang digunakan.
Gambar 6 Pencapaian pada tapak
B. Material pada elemen bangunan

D. Sirkulasi Pada perancangan pabrik makanan dalam


hal ini Pabrik Pengalengan Ikan Tuna pemilihan
Untuk mempermudah penganalisaan material menjadi hal yang penting untuk
sirkulasi pada tapak, maka analisa akan dibagi menjadi perhatian utama. Hal ini dikarenakan
menjadi beberapa fokus yang diambil dari pemilihan material yang salah akan menjadi
pengelompokan pengguna sirkulasi, antara lain: potensi pencemaran dan kontaminasi terhadap
produk ikan dalam kaleng. Untuk memberikan
1. Sirkulasi kendaraan industri fokus pada analisa material ini maka akan
dibagi pada lima elemen bangunan, antara lain:
Kendaraan industri yang dimaksud
adalah kendaraan yang keluar/masuk area 1. Struktur dan konstruksi
pabrik dengan kepentingan produksi.
Kendaraan industri antara lain adalah truk Pada Pabrik Pengalengan Ikan Tuna
pengangkut bahan baku ikan, truk KUD Mina Jaya Di Sendangbiru ini
pengangkut material dan bahan penunjang, pemilihan struktur konstruksi bangunan dan
truk pengangkut produk, dan truk juga materialnya harus dipertimbangkan
pengangkut limbah. Selain itu ada pula dari kondisi wilayah pada pesisir pantai
kendaraan utilitas seperti truk sampah dan Sendnagbiru. Untuk pondasi yang akan
juga mobil pemadam kebakaran. digunakan pada bangunan ini adalah
pondasi rakit (raft foundation) dikarenakan
2. Sirkulasi kendaraan pekerja kondisi tanah pada wilayah pesisir pantai
Sendangbiru yang memiliki daya dukung
Pekerja pabrik akan di asumsikan tanah yang rendah.
datang dengan menggunakan beberapa
macam kendaraan antara lain mobil,
kendaraan umum, dan sepeda/motor.
Jumlah pengguna kendaraan tersebut juga
2. Dinding kelebihannya pada pengaplikasian pada
ruangan yang berbentang lebar. Apalagi
Pada pabrik pengalengan ikan, dinding kombinasi sistem tersebut dengan
adalah elemen bangunan yang penting penggunaan panel board sehingga mudah
untuk diperhatikan. Terutama pada lokasi di lepas untuk melakukan pembersihan.
pabrik ini dimana Sendangbiru yang
berada pada posisi koordinat 112° 38' - 5. Jendela dan pencahayaan
112° 43' Bujur Timur dan 8° 26' - 8° 30'
Lintang Selatan, sehingga mengakibatkan Penggunaan material pada jendela
Sendangbiru memiliki rata-rata suhu yang tidak boleh menimbulkan potensi bahaya
cukup tinggi yaitu 27°C, dengan titik kontaminasi terhadap produk ikan dalam
maksimum mencapai 32°C. Penggunaan kaleng. Untuk itu beberapa material
material dinding yang tepat tentunya dapat transparan akan dianalisa sebagai pengganti
membantu dalam mengurangi beban panas material kaca, seperti: plastic/acrylic,
yang diterima ruang. Pada beberapa bagian polycarbonate, glass block, dan solatube.
ruang produksi seperti ruang penerima,
ruang pelelehan, dan ruang pemotongan Analisa dan Sintesa Ruang
ikan dimana kondisi ruangan yang lembab
dan basah membuat ruangan ini rawan A. Pergudangan
akan tumbuh kembang lumut dan jamur.
Sehingga pemilihan material dinding Gudang adalah elemen yang sangat penting
haruslah yang memiliki ketahanan pada sebuah bangunan industri, keberadaannya
terhadap air dan juga mudah dibersihkan. sangat berpengaruh pada besaran kapasitas
proses produksi. Perancangan gudang sendiri
3. Lantai harus mempermudah pekerja untuk
mengidentifikasikan barang dan melakukan
Persyaratan penggunaan material untuk aktifitas bongkar muat. Beberapa elemen
permukaan lantai pada Pabrik Pengalengan penting yang harus dipertimbangkan dalam
Ikan tidaklah semua sama, namun perancangan gudang adalah: 1) Kapasitas
tergantung pada aktivitas apa yang berjalan gudang dan jenis barang yang disimpan; 2)
disana. Secara global dapat dibagi menjadi Pemilihan sistem penataan (manual handling);
zona kering dan zona basah, dimana zona 3) Pemilihan alat transportasi; 4) Pencahayaan;
basah lebih membutuhkan syarat material 5) Penghawaan; 6) Fasilitas loading/unloading.
yang lebih ketat, seperti tahan terhadap air
dan bahan kimia. B. Sistem operasional ruang produksi

Selain lapisan permukaan lantai, hal Ruang produksi merupakan ruang dengan
lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kebersihan, keamanan, dan kesehatan
keamanan lantai, dalam hal ini adalah paling tinggi, sehingga membutuhkan prosedur
pengaruh dari getaran mesin. Untuk khusus untuk menjaga agar ruang produksi tetap
mengatasi hal tersebut bangunan pabrik dalam keadaan higienis untuk proses produksi
pada umumnya akan memakai pondasi dan menjamin keselamatan dan keamanan dari
khusus untuk mesinyang memisahkan para pekerja.
dengan struktur lantai, sehingga getaranya
dapat diredam dan tidak menjadi potensi 1. Prosedur keamanan bagi pekerja
untuk menimbulkan kerusakan pada lantai.
Fasilitas pertama yang disediakan
4. Plafond adalah penyediaan PPE (Personal
Protective Equipment). PPE adalah standar
Plafon digunakan untuk menutup perlengkapan yang wajib digunakan oleh
jaringan instalasi utilitas agar tidak ada pekerja di pabrik, tidak semua pabrik
potensi kotoran yang jatuh dan memiliki syarat PPE yang sama.
menimbulkan kontaminasi pada makanan.
Terutama pada ruang-ruang yang dimana 2. Prosedur kebersihan bagi pekerja
prosesnya membuat bahan baku pada posisi
Selain perlengkapan, syarat standar sanitasi
terbuka. Oleh karena itu syarat penggunaan
yang lainnya adalah kebersihan pekerja.
plafond yaitu penggunaan material yang
Untuk itu setiap pabrik terutama pabrik
higienis dan penggunaan stuktur yang
makanan selalu dilengkapi dengan toilet
mudah dibersihkan. Sistem suspended
yang memiliki fasilitas yang memadai. Alur
sampai dengan saat ini masih merupakan
prosedur akan tergambarkan pada diagram
jenis struktur yang banyak dipilih, terutama
dibawah ini:
perancangan pabrik ini harus benar-benar
memperhatikan potensi pencemaran terutama
oleh hama penyakit untuk semaksimal mungkin
ditekan untuk jauh dari proses produksi.
Gambar 7 Alur prosedur saat pekerja datang Beberapa langkah penanggulangan hama
tersebut antara lain: penggunaan material yang
tahan terhadap air dan mudah dibersihkan,
penggunaan air curtain, penggunaan eletric fly-
killing, penggunaan air lock system, dan
pemberian penutup pada lubang-lubang saluran
buangan.
Gambar 8 Alur prosedur saat pekerja beristirahat
E. Penanganan limbah

Limbah pada Pabrik Pengalengan Ikan ini


dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu
limbah padat, limbah cair, dan juga limbah gas.

Gambar 9 Alur prosedur saat pekerja pulang 1. Limbah padat

C. Pasokan air bersih

Air bersih memang menjadi kebutuhan


utama pada pabrik pengolahan ikan. Hampir
seluruh proses produksi membutuhkan air,
untuk itu ketersediaan air bersih dan
pengelolaannya perlu dijamin untuk
mendapatkan mutu kesehatan. Total kebutuhan
air bersih per-harinya yaitu 47.387,76 liter air. Gambar 11 Penanganan limbah padat
Pasokan air pada pabrik akan diambil dari
pengembangan menara air dan tandon air bawah
yang dikembangkan sesuai dengan rencana 2. Limbah cair
pengembangan daerah perikanan laut PPI
Pondok Dadap. Air yang didapat dari menara air
tersebut tidak akan langsung dipakai, melainkan
akan diendapkan, disaring, dan diproses secara
klorinasi sebelum layak untuk dipakai dalam
proses industri.

Gambar 10 Diagram pengolahan air bersih

D. Pengendalian hama

Pada proses inspeksi standar keamanan


pangan, penelusuran yang mendalam tentang
pabrik mulai dari bahan baku, sumber air,
pengolahan, pengemasan, penyimpanan, sampai
dengan pengiriman dilakukan secara ketat agar
tidak ada potensi kontaminan yang ada pada
proses produksi makanan. Sehingga disinilah Gambar 12 Penanganan limbah cair
3. Limbah gas 2. Zoning

Pada industri pengolahan ikan, Pembagian zoning akan dibedakan


pencemaran kualitas udara dari bau yang menjadi dua, yaitu zoning secara horisontal
muncul dari bagian tubuh ikan hasil dan juga zoning secara vertikal. Pembagian
tersebut berdasar pada pengelompokan
pengolahan seperti darah, urine, ataupun
ruang berdasarkan fungsi yang telah
bagian dari ikan tersebut yang telah dilakukan pada analisa fungsi ruang.
membusuk. Bau tersebut dapat mengurangi Dimana telah ditentukan bahwa ada empat
kenyamanan dan apabila dibiarkan maka zona pada pabrik ini, yaitu zona produksi,
akan menggangu kesehatan dan menjadi zona penyimpanan/gudang, zona servis dan
sumber kontaminasi pada produk penunjang, juga zona kantor.
pengalengan ikan. Ruang pemotongan ikan
menjadi tempat yang diindikasi menjadi
daerah yang paling rawan bau diantara
ruang produksi yang lain. Untuk itu
beberapa langkah penanggulangan dapat
diambil, antara lain dengan pemberian
generator ozon pada ruang-ruang produksi.

Konsep Desain

A. Konsep tapak Gambar 14 Pembagian zoning secara vertikal

Konsep tapak yang dimaksud disini adalah


perencanaan pengolahan tapak dan wilayah
sekitarnya, yang mencakup sirkulasi dan tata
letak lingkungan sehingga dapat mendukung
dan mempermudah berjalannya proses produksi
tanpa menggangu kondisi lingkungan tapak.

1. Pencapaian

Untuk mempermudah alur


keluar/masuk ke dalam pabrik maka akan
direncanakan pembuatan jalan baru Gambar 15 Pembagian zoning secara horisontal
langsung dari pemukiman penduduk.
3. Sirkulasi

Sirkulasi pada tapak akan ditentukan


berdasarkan zonifikasi diatas, dimana
beberapa faktor yang mempengaruhi adalah
kendaraan yang memiliki fungsi berbeda.

Gambar 16 Perencanaan sirkulasi pada tapak


Gambar 13 Pencapaian dan entrance
B. Konsep tata massa

Konsep tata massa ini akan dijelaskan melalui


building step seperti berikut:

Gambar 18 Material selubung bangunan

Gambaran material yang akan


digunakan diasumsikan akan terbuat dari
material lokal yang banyak terdapat di
Gambar 17 Building step
sekitar wilayah sendang biru yaitu batu
kapur. Dengan pola tekstur di atas
C. Konsep fasade diharapkan dapat memunculkan silhuet
aliran gelombang air laut, dan menjadi
Mengingat bahwa Sendangbiru masuk sesuatu yang unik dan mudah di ingat oleh
sebagai daerah pariwisata yang banyak para wisatawan pengunjung Sendangbiru.
dikunjungi oleh wisatawan lokal dan domestik,
maka kehadiran Pabrik Pengalengan Tuna ini 2. Konsep penanda
yang masih terletak pada wilayah area wisata
tersebut tidak boleh merusak citra pariwisata Letak tapak sebenarnya sangat
Sendangbiru. Melainkan harus menjadi sebuah strategis, dimana terletak pada pintu masuk
elemen estetis lingkungan atau malah menjadi wilayah Sendangbiru melalui jalur air. Hal
objek wisata baru bagi wisatawan tersebut. ini membuat bangunan Pabrik Pengalengan
Ikan ini menjadi sebuah gerbang
1. Konsep selubung bangunan penyambut, untuk itu bangunan Pabrik
Pengalengan Ikan ini secara fungsi selain
sebagai pabrik pengalengan ikan juga dapat
menjadi artificial penanda pintu masuk
pelabuhan perikanan Sendangbiru.
Gambar 20 Teknik pemasangan AC pada ruang
produksi

2. Konsep pencahayaan

Penambahan elemen jendela pada


bangunan yang umum digunakan untuk
mendapatkan pencahayaan alami ke
ruangan akan memiliki dampak negatif
terutama penambahan beban panas
bangunan yang berakibat pada menambah
energi untuk AC. Selain itu jendela juga
membutuhkan maintenance kusus, apabila
jarang dibersihkan jendela juga berpontensi
untuk menjadi sarang perkembangbiakan
hama. Oleh karena itu dipilih cara
penggunaan pencahayaan alami yang lebih
mudah perawatan dan pembersihannya, dan
juga tidak menambah beban panas
bangunan, yaitu dengan menggunakan
Gambar 19 Pemberian efek pendar pada bangunan teknologi solatube.

D. Konsep ruang

Perencanaan ruang dalam haruslah


memperhatikan aspek-aspek penting seperti
kenyamanan pekerja dan kelancaran proses
produksi.

1. Konsep penghawaan

Pada pabrik pengalengan ikan kondisi


suhu dan kelembaban didalam ruangan
Gambar 21 Keunggulan pemakaian Solatube
harus stabil dan terus terjaga. Suhu yang
dibandingkan dengan pencahayaan alami lain.
disyaratkan dalam pabrik ini adalah 22° C
dengan kelembaban udara antara 19%-30%,
apabila suhu naik dan melebihi standar
tersebut maka dampaknya adalah pada
menurunnya kualitas ikan sebagai bahan
baku. Untuk itu perlu digunakan sistem
penghawaan buatan seperti AC sentral
untuk menjaga stabilitas suhu dan
kelembaban tetap sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 22 Prinsip kerja Solatube


2008. Notula Rapat Anggota Tahunan Tutup
Buku KUD Mina Jaya.
2009-2010. Instrumen Pendataan Profil Desa,
Desa Tambakrejo-Kecamatan
Sumbermanjing Wetan-Kabupaten
Malang.
http://haccp-consultant.blogspot.com/. (diakses
1 Oktober 2012).
http://forum.detik.com/fenomena-makanan-
tercemar-beracun-di-negeri-kita.
(diakses 1 Oktober 2012).
www.archdaily.com. (diakses 2 Oktober 2012).
www.archiexpo.com. (diakses 1 Oktober 2012).
Gambar 23 Skematik pencahayaan pada ruang www.architonic.com. (diakses 5 Oktober 2012).
produksi
www.jbtfoodtech.com. (diakses 1 Oktober
2012).
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Kiki. 2003. Studi Kasus Produksi
Bersih pada Industri Pengalengan Ikan
Tuna di PT. Biak Mina Jaya. Skripsi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Adler, David. 1999. Metric Handbook. Oxford:
Architectural Press.
Bratt, Les. 2010. Fish Canning Handbook.
United Kingdom: Wiley Blackwell.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Malang. 2010. Data Perikanan
Tangkap. Malang: Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Malang.
Dinas Tata Ruang Kabupaten Malang. Detail
Rencana Pengembangan Wilayah
Pesisir Pantai Kabupaten Malang.
Malang: Dinas Tata Ruang Kabupaten
Malang.
European Hygienic Engineering and Design
Group. 2004. EHEDG Guidelines.
Germany: EHEDG Secretariat.
Hall, Fred & Greeno, Roger. 2007. Building
Services Handbook. Oxford: Elsevier.
Kaunang, Septya. 2011. Pengolahan Air
Limbah.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2002.
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Neufert, Ernst & amril, Sjamsu. 1990. Data
Arsitek Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
S, Susiwi. 2009. Dokumentasi SSOP (Sanitation
Standard Operating Procedures) SPO
Sanitasi. Handout. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Suskiyatno, FX. Bambang. 2003. Minimnya
Ekspresifitas Penampilan Arsitektur
pada Bangunan Industri. Makalah
dalam Simposium Nasional II RAPI
2003.

Anda mungkin juga menyukai