Udang windu
Dosen pengampu
Titin Liana Sutrisno
Oleh:
Fergian Aditya misi putra
1954246006
Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa atas segenap limpahan Rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah pembenihan ikan konsumsi dengan judul “
UDANG WINDU” sesuai waktu yang ditentukan. Dalam penyelesaian tugas makalah ini,
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing saya agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memberikan kelebihan dan kekurangan
saya mohon untuk sarana dan keritik nya. Terima kasih
DAFTAR ISI
Halaman judul.................................................................................................................. i
Kata pengantar................................................................................................................. ii
Daftar isi............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi Udang Windu............................................................................................
2.1.1. Aspek Produksi.......................................................................................................
2.1.2. Aspek Pasar.............................................................................................................
Bab l
Pendahuluan
1.1 latar belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang luas yang meliputi 5,8 juta
km2 sehingga memiliki sumberdaya laut yang melimpah dan merupakan sumberdaya yang
bergizi tinggi karena kaya akan mineral untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia
serta menjadi tumpuan kekuatan ekonomi nasional di masa yang akan datang. Udang
merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang selain mengandung zat-zat gizi yang tinggi
bagi tubuh, juga merupakan salah satu komoditi yang memiliki nilai jual yang tinggi baik di
pasar domestik maupun mancanegara (Anonim, 2012). Diketahui berdasarkan Depdag (2009)
bahwa realisasi ekspor / devisa yang dihasilkan udang Indonesia pada tahun 2006 sebesar
US$ 943.998.000, pada tahun 2007 sebesar US$ 791.854.000 dan meningkat menjadi
1.055.805.000 sampai akhir bulan Agustus 2008. Nilai ekspor turun dari US$ 1 miliar pada
Januari–Agustus 2008 menjadi hanya US$ 314 juta di 2009. "Harga merosot karena
permintaannya juga melorot akibat AS mengurangi konsumsi udang. Pada tahun 2011 ekspor
udang mencapai 152,053 ton atau mengalami kenaikan dibanding 2010 yang hanya
mencapai 145,092 ton. Namun, jumlah itu turun drastis jika dibandingkan dengan tahun 2007
yang mencapai 169,329 ton (Murtidjo, 2003) Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya
Air Payau ini memilki fungsi Pelaksanaan riset strategis perikanan budidaya air payau di
bidang biologi, patologi, toksikologi, ekologi, genetika, reproduksi, dan bioteknologi, serta
nutrisi dan teknologi pakan, untuk pengembangan produksi, lingkungan dan analisis komoditi
dan Pengembangan teknologi dan kerja sama riset budidaya perikanan air payau serta
Pemberdayaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau. Di balai penelitian
sudah di lengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai seperti LAB, Mess, Perpustakan dan
jaringan internet serta memiliki kerja sama antara BRPBAP dengan Australian Centre for
International Agricultural Research (ACIAR). Proyek kerja sama ini dimulai 1 Juli 2005.
Launching (pengenalan) proyek baru dilaksanakan pada 24 November 2005 di Jakarta untuk
tingkat nasional dan 25 November 2005 di Makassar untuk tingkat lokal (Anonim,
2012).ama.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat di ambil dari Praktek Kerja Lapangan ini, yakni :
1. Apa persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan panen?
2. Bagaimana proses pelaksanaan panen itu?
3. Bagaimana penanganan pasca panen ?
II
PEMBAHASAN
2.1.1. Klasifikasi
Adapun klsifikasi dari udang windu (Penaeus monodon), sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon (Anonim, 2012)
2.1.2. Morfologi
Apabila kita hanya mempelajari bentuk-bentuk luarnya saja. Dilihat dari luar, tubuh udang
terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan disebut bagian
kepala, yang sebenarnya terdiri dari bagian kepala dan dada yang menyatu itu dinamakan
kepala-dada (cepholothorax) serta bagian perut (abdomen) terdapat ekor dibagian
belakangnya.
Semua bagian badan beserta anggota-anggotanya terdiri dari ruas-ruas (segmen). Kepala dada
terdiri dari 13 ruas, yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan dadanya 8 ruas. Sedangkan bagian
perut terdiri dari 6 ruas. Tiap ruas badan mempunyai sepasang anggota badan yang beruas-
ruas pula.
Seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton, yang terbuat dari bahan
chitin. Kerangka tersebut mengeras, kecuali pada sambungan-sambungannya antara dua ruas
tubuh yang berdekatan. Hal ini memudahkan mereka untuk bergerak (Mujiman dan Suyanto,
2005)
Gambar 1. Udang Windu
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian
kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5
ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6
ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-
ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang
berbentuk runcing.
1. Pembagian Tubuh
a. Bagian Kepala
Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan
melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas
rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P. Monodon. Bagian kepala
lainnya adalah :
· Sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan.
· Mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat.
· Sepasang sungut besar atau antena.
· Dua pasang sungut kecil atau antennula.
· Sepasang sirip kepala (Scophocerit).
· Sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped).
· Lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit
yang dinamakan chela.
Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
b. Bagian Badan dan Perut (Abdomen)
Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis.
Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas
kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi
ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian
ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang
bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam (Anonim, 2012)
c. Alat Kelamin
Udang jantan dan udang betina dapat dibedakan dengan melihat alat kelamin luarnya. Alat
luar jantan disebut petasma, yang terdapat pada kak renang pertama. Sedangkan lubang
saluran kelaminnya terletak diantara pangkal kaki jalan ke-4 dan ke-5. Sedangkan lubang
saluran kelaminnya terletak diantara pangkal kaki jalan ke-3.
Alat kelamin primer yang disebut gonad terdapat didalam bagian kepala dada. Pada udang
jantan yang dewasa, gonad akan menjadi testes yang berfungsi sebagai penghasil mani
(sperma). Sedangkan pada udang betina, gonad akan menjadi ovarium (indung telur), yang
berfungsi untuk menghasilkan telur dan Ovarium yang telah matang akan meluas sampai ke
ekor.
Sperma yang dihasilkan oleh udang jantan pada waktu kawin akan dikeluarkan dalam
kantung seperti lender yang dinamakan spermatophora (kantung sperma). Dengan bantuan
petasma, spermatophora dilekatkan pada thelicum udang betina bertelur, spermatophora akan
pecah dan sel-sel spermanya akan membuahi telur di luar badan induknya (Mujiman dan
Suyanto, 2005).
3.1. Kesimpulan
1. Persiapan awal panen yakni meliputi persiapan sarana dan prasarana seperti kantong
panen, waring panen, box, bak fiber, gerobak, timbangan, keranjang panen dan es batu dan
dilakukan pergantian air tambak sebanyak 50 % volume air yang dilakukan beberapa hari
sebelum pelaksanaan panen serta harus dilakukan proses sampling untuk melihat keadaan
udang tersebut.
2. Pemanenan yang kami lakukan dilapangan adalah sebanyak 2 kali, yang pertama
sebanyak 536, 98 kg dan kedua sebanyak 438,34 kg. Panen dilakukan pada waktu subuh dan
panen yang dilakukan adalah panen total. Proses panen ini meliputi persiapan, proses
penangkapan, pembongkaran serta pelelesan udang.
3. Tahapan pasca panen yang dilakukan meliputi : pengangkatan, pencucian,
penimbangan, pengemasan dan pengankutan udang. Untuk pengemasan udang dalam box,
perbandingan es dan udang dalam box adalah 1 : 1.
3.2.Saran
Dalam melakukan kegiatan panen dan pasca panen ini harus benar-benar dipahami dengan
baik tata caranya agar hasil yang didapatkan akan baik pula mulai dari proses awal sebelum
pelaksanaan panen, pelaksanan panen serta penanganan pasca panen ini. Dan penulis
mengharapkan saran yang sifatnya membangun agar kesempurnaan dan keberlanjutan
laporan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amri Khairul Ir. M.si, 2008. Budidaya Udang Windu Secara Intensif. Agromedia Pustaka .
Jakarta.
Anonim 2012. Tahapan Pemanenan Udang. http://tipspetani.blogspot.com/2011
/04/tahap-pemanenan-udang.html
Anonim 2012. Dalam Motoh(1981)dan Landau(1992). Biologi udang windu dan morfologi
(Penaeus Monodon.) http://kuliahitukeren.blogspot.com
/2011/02/biologi-udang-windu-dan-morfologi.html
Anonim 2012. Kriteria Pasca Panen Udang.http://www.iptek.net.id/ind/warintek/
?mnu=6&ttg=3&doc=3b1
Mujiman Ahmad dan Suyanto Rachmatun S. Dra. 2005. Budidaya Udang Windu. PT.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Murtidjo Agus Bambang. 2003. Benih Udang Windu Skala Kecil. KANSIUS. Yogyakarta.
Suyanto Rachmatun S. Dra. Dan Takarina Purbani E. Ir. M.si. 2009. Panduan Budidaya
Udang Windu. PT. Penebar Swadaya. Jakarta