Dosen Pengampu :
Defrian Marza Arisandi, S.Pi. M.P.
Oleh:
Halaman
DAFTAR ISI...........................................................................I
DAFTAR GAMBAR...................................................................II
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................1
1.1 Uraian Budidaya Ikan Terpadu..........................................1
1.2 Tujuan......................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................3
BAB 3 BUDIDAYA...................................................................6
3.1 Pengertian Sistem Akuaponik...........................................6
3.2 Metode Pelaksanaan.....................................................6
BAB 4 PROSPEK BUDIDAYA IKAN TERPADU...................................9
BAB 5 PENUTUP..................................................................13
5.1 Kesimpulan...............................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................14
I
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Model Aquaponik RAFT...............................................7
Gambar 2. Model Aquaponik EBB & FLOW......................................7
Gambar 3. Model Aquaponik NFT................................................8
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
pengendalian pencemaran, bahwa kita sebagai petani ikan yang terintegrasi
harus mampu menerapkan konsep pemanfaatan sumber daya di sekitar
kita. Serta daur ulang sumber daya sekitar serta pendapatan meningkat harus
meminimalkan jumlah limbah sejak kami memulai bisnis terintegrasi
akuakultur.
Dalam hal pemanfaatan ruang, diharapkan dapat mengoptimalkan
pemanfaatan ruang kegiatan.Terpadu Budidaya adalah kegiatan usaha yang
melibatkan budidaya ikan sebagai kegiatan pokok atau kegiatan / sistem yang
mengikat yang memiliki dependensi, dan secara keseluruhan bermanfaat
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses.
Integrasi dapat diwujudkan antara spesies yang berbeda dari budidaya
ikan, juga dapat menjadi salah satu kegiatan perikanan budidaya, budidaya di
luar atau di dalam sistem / manajemen.Secara terpadu akuakultur menetahui
kita juga harus mampu menemukan cara untuk insinyur efesiensifitas dalam
suatu kegiatan, yaitu dengan mempelajari kondisi hidrotopografi dan tekstur
tanah untuk membangun desain perwadahan dan fasilitas akuakultur. Seperti
survei, tata ruang, air dan konstruksi wadah dan alat untuk budidaya.Setelah
terbalik akuakultur terpatu selanjutnya adalah kita harus memahami
bagaimana untuk memanipulasi pakan ikan menjadi lebih higienis dan
bermanfaat seperti memberikan nutrisi pakan ikan yang meliputi: protein,
lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam kaitannya dengan anatomi
fisiologi pencernaan dan metabolisme peralatan memancing. Dasar-dasar
teknologi pemberian pakan ikan yang meliputi perencanaan, distribusi
pangan, tingkat administrasi, frekuensi, waktu, dan tingkat infrastruktur
makan dan hubungannya dengan jenis ikan yang dibudidayakan kita, teknik
budidaya dan budidaya kualitas lingkungan
1.2 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Dasar Dasar Akuakultur
2. Memahami apa itu Budidaya Ikan Terpadu serta mengetahui
prospek kedepannya
2
3. Untuk mengetahui pengertian Sistem akuaponik dan bagaimana
sistem tersebut bekerja
3
pendapatan petani khususnya petani ikan nila, karena para petani sebagai
pelaku usaha selain memperoleh hasil usaha dari ikan juga petani
mendapatkan sayuran (seperti tomat dan Cabai). Akuaponik dapat
dikembangkan pada lahan-lahan sempit dengan kebutuhan air yang relatif
sedikit sehingga menjadi teknologi alternatif dalam mengatasi tingkat
kemiskinan di daerah padat penduduk dan masyarakat pedesaan.
(Huniyah et al., 2015) Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki
potensi pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar,
sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis
ekonomi. Potensi perairan yang ada di Indonesia mengandung
keanekaragaman hayati yang melimpah ruah, salah satunya adalah ikan
Bandeng. Budidaya ikan di Indonesia memiliki prospek yang sangat baik. Pada
tahun 2008 produksi budidaya ikan Bandeng sebanyak 422.086 ton lebih tinggi
jika dibandingkan dengan jumlah produksi di Filipina yaitu sebesar 349.432
ton. Jumlah produksi ikan di Indonesia meningkat kembali pada tahun 2012
yaitu sebesar 482.930 ton.
(Suciyono et al., 2020) Tingginya masyarakat yang berprofesi sebagai
petani perikanan merupakan potensi yang besar mengingat banyak program-
program pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang berorientasi pada sektor
tersebut. Berbagai event pada sektor perikanan membuat peluang usaha
semakin besar. Namun, hal tersebut dapat tercapai apabila pembudidaya ikan
yang ada di wilayah tersebut mampu bersaing dengan pembudidaya lokal
maupun luar baik kualitas maupun kuantitas.
Kualitas dan kuantitas produksi budidaya memberikan dampak positif
bagi pelaku usaha perikanan jika mampu berproduksi secara berkelanjutan.
Permasalahan yang ada sampai saat ini diantaranya para pembudidaya masih
melakukan kegiatan budidaya secara ektensif. Sehingga perlu dilakukan
optimalisasi budidaya yang mengarah pada diversifikasi usaha yang difokuskan
pada peningkatan pendapatan pembudidaya. Berdasarkan hal tersebut,
perlunya dilakukan berbagai perbaikan diantaranya sumber daya manusia
(SDM), sarana dan prasarana serta distribusi hasil produksi. Selama ini yang
4
menjadi permasalahan pada para pembudidaya yakni nilai jual yang rendah
serta cost produksi yang terlalu tinggi sehingga keuntungan yang didapatakan
sangat minimalis. Salah satu system budidaya yang sangat mungkin menjadi
solusi bagi pembudidaya yakni budidaya ikan lele dengan system akuaponik
berteknologi bioflok.
Akuaponik merupakan biointegrasi yang menghubungkan akuakultur
berprinsip resirkulasi dengan produksi tanaman atau sayuran .Sedangkan
teknologi bioflok merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah
kualitas air dalam akuakultur yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah
domestik secara konvesional dengan bantuan mikroorganisme. Penggabungan
budidaya ikan dengan sistem akuaponik berteknologi bioflok akan
memaksimalkan produksi ikan dan sayuran pada lahan yang sempit sehingga
bersifat efisien.
5
BAB 3 BUDIDAYA
7
Sistem aquaponik ini memiliki prinsip membanjiri media tanam. lalu
setelah penuh, air dibuang secara otomitis dengan alat yang bernama
bell siphon.
NFT
8
BAB 4 PROSPEK BUDIDAYA IKAN TERPADU
9
Akuakultur Berkelanjutan dan ramah lingkungan adalah suatu sistem
budidaya perikanan yang terdiri dari teknologi produksi yang unggul, diterima
oleh masyarakat dan memiliki profit yang tinggi serta tetap berwawasan
lingkungan dengan penggunaan prinsip pengolahan limbah seminimal mungkin.
Akuakultur berkelanjutan dan ramah lingkungan berpedoman pada prinsip
pengeluaran limbah sedikit mungkin, sehigga tidak akan berdampak buruk
pada lingkungan. Efisensi dalam penggunaan sumber daya alam seperti air dan
tanah (lahan) sehingga dengan luasan yang sama akan menghasilkan suatu
produk yang beragam dan akan meningkatkan keuntungan karena nilai produk
organik memiliki harga yang berbeda karena masyarakat menyakini bahwa
hasil dari pertanian organik lebih sehat. Setelah keuntungan dan efesiensi
adalah penerimaan produk pada masyarakat sangat tinggi serta ramah
lingkungan sehingga terbentuklah suatu bentuk sistem budidaya yang
berkelanjutan.
Lapangan kerja
o Pertumbuhan perikanan budidaya akan menghasilkan peluang
pembukaan lapangan kerja baru yang signifikan di Indonesia
pada tahun 2030. Dengan bisnis seperti biasa saja akan
menciptakan 8,9 juta lapangan kerja baru yang meningkat dari
tingkat saat ini yaitu 2.7 juta. Sekitar 15 juta orang akan
diperkerjakan di usaha perikanan budidaya pada 2030 apabila
kebijakan pertumbuhan yang berorientasi ekspor dan/ atau
domestik dilaksanakan. Budidaya ikan nila diharapkan akan
menjadi pembuka lapangan kerja utama di masa namun spesies
bernilai lebih tinggi seperti udang dan kerapu, akan secara
proporsional menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan
dalam industri pendukung seperti pengolahan dan pemasaran
eceran.
Ekonomi
o Pertumbuhan perikanan budidaya akan menciptakan suatu
industri dengan nilai ekonomi yang naik secara signifikan. Nilai
10
produksi untuk ketujuh komoditas utama perikanan budidaya
diproyeksikan akan naik dari USD 5,9 milliar pada tahun 2012
menjadi USD 39,5 milliar pada 2030 dengan bisnis seperti biasa
dimana kebijakan perikanan budidaya berorientasi ekspor dan
domestik menghasilkan nilai produksi yang lebih tinggi yaitu
masing-masing USD 50.4 milliar dan USD 43.9 milliar. Tetapi
dalam rangka mencapai hal ini dibutuhkan investasi baru yang
cukup kuat untuk infrastruktur usaha budidaya dan
operasionalnya serta industri pemasoknya seperti pakan, benih
dan layanan pendukung. Produksi ikan kerapu dan udang akan
tumbuh dan memberikan pendapatan yang lebih tinggi per unit
volume. Namun kendala dalam ketersediaan ikan rucah untuk
bahan pakan diperkirakan akan membatasi pertumbuhan kedua
sektor ini dan mengalihkan prioritas pada spesies seperti
Pangasius (ikan patin), Clarias (ikan lele) dan ikan nila.
Penambahan nilai untuk pasar dalam negeri dalam mendukung
peningkatan laba yang tetap membatasi dampak terhadap
lingkungan. Perangkat analisis kami menunjukkan bahwa industri
perikanan budidaya yang berorientasi ekspor berpotensi untuk
menghasilkan nilai moneter yang tertinggi. Namun demikian,
proyeksi masa depan yang didorong oleh permintaan domestik
hampir menyamai nilai ini dengan kuantitas yang lebih besar
sehingga menyeimbangkan nilai per ton yang lebih rendah.
Pembudidaya skala kecil yang saat ini mewakili lebih dari 80%
dari pembudidaya ikan di Indonesia kurang mendapatkan
kemudahan akses pendanaan, dan kebijakan investasi untuk hal
ini perlu menjadi perhatian.
Lingkungan
o Meskipun sebagian besar daerah Indonesia sangat cocok untuk
budidaya ikan, penilaian siklus kehidupan untuk masa depan
perikanan budidaya menyoroti adanya hasil dampak yang berat
11
untuk negara ini. Dampak terhadap lingkungan hidup dari
produksi perikanan budidaya meningkat secara signifikan selama
tahun 2012 dalam semua proyeksi pertumbuhan dan pada semua
kategori dampak utama, dalam beberapa kasus hingga mencapai
METODOLOGI Gambar 5. Proyeksi masa depan volume produksi
perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Total business as
usual Business as usual pada perikanan budidaya FP1 total FP1
Perikanan budidaya FP2 total FP2 Perikanan budidaya FP3 total
FP3 Perikanan budidaya FP4 total FP4 Perikanan budidaya FP5
total FP5 Perikanan budidaya Ton 30,000 20,000 25,000 15,000
10,000 5000 Tahun 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026
2028 2030 0 11 800%. Dampak terhadap lingkungan meningkat
paling drastis dalam proyeksi masa datang bagi perikanan
budidaya yang berorientasi ekspor dan dalam negeri, dengan
peningkatan penggunaan air tawar untuk budidaya udang air
payau sebagai kategori yang paling menonjol.
12
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil yang didapat pada studi literatur dan pembahasan yang dilakukan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
Secara umum aquaponik dapat memecahkan masalah krisis pangan yaitu
menghasilkan ikan dan tanaman dengan efisiensi lahan dan air. Keuntungan
sistem aquaponik yang lain adalah mudatr danbiaya rendah, dapat
dikembangkan dengan berbagai suplemen dan materi lain, menghemat waktu
karena dapat dilatokan di lokasi yang kita inginka& srlrana hiburan dan
pendidikan keluarga dan sudah pasti adalah menghasilkan produk alami yang
berkualitas serta ramah lingkungan.
1. Sistem Budidaya terpadu yang dapat digunakan dalam mengatasi
permasalahan krisis pangan dengan penerapan permodelannya yang
ramah lingkungan serta efesiensi dari berbagai sub sistem.
2. Untuk mengatasi masalah krisis pangan, sistem budidaya terpadu dapat
diterapkan dengan alternatif perikanan dan tanaman pertanian yang
menghasilkan bahan pangan serta peternakan sebagai subsistem yang
penting.
13
DAFTAR PUSTAKA
14