Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya makalah


ini dapat diselesaikan. Makalah ini berjudul Budidaya Ikan Nila Lokal
(Oreochormis Nilotikus) pada kolam air tenang. Makalah ini ditulis dengan
maksud untuk meningkatkan kegemaran masyarakat mengonsumsi ikan, karena
telah terbukti bahwa mengonsumsi ikan akan berdampak positif bagi kesehatan.
Setelah masyarakat suka mengonsumsi ikan, sebagai akibatnya adalah
permintaan ikan akan meningkat sehingga harus diimbangi dengan peningkatan
produksi. Yang pada akhirnya, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat atau paling tidak membudidayakan ikan menjadi alternatif untuk
mendapat penghasilan.
Penulis menyadari makalah ini disusun sesederhana mungkin dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Laporan Kerja Lapangan ini. Penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktek........................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Morfologi Ikan Nila..................................................................... 4
B. Pemilihan Lokasi Kolam.............................................................. 5
C. Pembesaran Ikan Nila di Kolam Air Tenang............................... 6
D. Persiapan Kolam.......................................................................... 6
E. Sarana Budidaya.......................................................................... 8
F. Penebaran Benih.......................................................................... 9
G. Pemberian Pakan.......................................................................... 9
H. Pembesaran.................................................................................. 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat potensi sumberdaya perikanan dan kelautan Kabupaten Kapuas

belum seluruhnya tergali, apabila dimanfaatkan dan dikelola secara bijaksana

dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Kebutuhan akan gizi mutlak diperlukan karena meningkatkan produktifitas

manusia di segala bidang. Maka perlu dicari bahan pangan yang bermutu baik

dengan harga yang relatif terjangkau dan mudah didapat. Di antaranya adalah

ikan, baik dari hasil tangkapan di laut maupun hasil budidaya. Daging ikan segar

ternyata cukup mengandung protein antara 16%-24%, lemak antara 0,2%-2,2%,

unsur mineral, vitamin serta karbohidrat. Penderita tekanan darah tinggi sangat

cocok mengkonsumsi ikan karena daging ikan tidak mengandung kolesterol.

Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang berasal dari Taiwan sudah sejak

tahun 1969 dikenal oleh masyarakat Indonesia. Nama atau sebutan nila ditetapkan

oleh Direktur Jenderal Perikanan pada tahun 1972, diambil dari nama spesiesnya

nilotika menjadi nila.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ikan Nila (oreochormis niloticus)

mempunyai keunggulan dan perkembangan budidaya relatif lebih cepat. Hal ini

disebabkan oleh sifatnya yang mudah berkembang biak, pertumbuhan badannya

cepat, dan merupakan pemakan plankton serta tumbuhan air lunak yang tumbuh di

1
dalam kolam. Keunggulan lain, ternyata Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat

hidup, tumbuh dan berbiak pada kondisi air ber pH = 5.

Ikan Nila (oreochormis niloticus) termasuk salah satu jenis ikan yang

mempunyai toleransi terhadap kualitas air dengan kisaran lebar, maka Ikan Nila

(oreochormis niloticus) sehinga sangat cocok dibudidayakan di kolam-kolam

pekarangan yang relatif sempit di sekitar rumah tinggal. Cara pembudidayaan

tidak sulit. Dari segi pembesaran, dapat dibudidayakan dengan berbagai cara atau

sistem antara lain : monokultur (pemeliharaan tunggal), polikultur (pemeliharaan

campuran) dan longyam (pemeliharaan terpadu).

Usaha pemerintah dalam memasyarakatkan makan ikan nila terutama di

pedesaan, untuk memenuhi kebutuhan gizi, kiranya akan terwujud. Hal ini

didukung oleh keunggulan Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang harganya

terjangkau masyarakat, mudah dibudidayakan, pertumbuhan cepat, serta tahan

terhadap oksigen rendah.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan

dan wawasan mahasiswa di bidang perikanan yaitu mengetahui cara penebaran

benih, pertumbuhan ikan, pemberian pakan, cara pengapuran kolam, pemupukan

kolam serta penanganan ikan selama masa pemeliharaan.

Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu dapat meningkatkan

kemampuan dan keterampilan dalam budidaya Ikan Nila (oreochormis niloticus)

sebagai bekal terjun ke masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Morfologi Ikan Nila Lokal (Oreochormis Niloticus)

Menurut Saanin (1992) secara sistematika Ikan Nila (oreochormis niloticus)

adalah :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Acanthotherigi

Ordo : Perchomorphi

Sub Ordo : Perchomorphi

Famili : Perchoiaea

Genus : Oreochormis

Spesies : Oreochormis Niloticus

Gambar Ikan Nila (oreochormis niloticus)

3
Ikan Nila (oreochormis niloticus) mempunyai ciri-ciri morfologi : bentuk

bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip ekor (caundal fin)

ditemukan garis lurus (vertikal). Sedangkan garis lurus memanjang ditemukan

pada sirip punggung. Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat hidup diperairan

tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan

penutup insang yang keras untuk mendukung badannya.

Menurut Puslitbang Perikanan (1988) Ikan Nila (oreochormis niloticus)

adalah termasuk campuran ikan pemakan campuran (omnivora). Adapun

makanannya berupa :

1. Hewan-hewan seperti protozoa dan zooplankton

2. Ganggang, algae yang tersedia di kolam.

1.2 Pemilihan Lokasi Kolam

Lokasi kolam yang baik untuk pembesaran Ikan Nila (oreochormis

niloticus) harus memenuhi persyaratan :

1. Tersedianya saluran pemasukan air dan pengeluaran air selama masa

pemeliharaan.

2. Kualitas air yang baik adalah pH (derajat keasamannya) 5-7, suhu air 27-30
0
C, oksigen terlarut (DO) berkisar 5 mg/1 pada suhu 20-21 0C, Karbondioksida

(CO2) tidak lebih dari 12 ppm dan kecerahan kolam (Cholik, dkk. 1991).

3. Kondisi tanah yang baik adalah tanah liat/lempung dengan sedikit kandungan

pasir untuk menahan air masa air yang besar dan tidak merembesnya kolam.

4
1.3 Pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus) di Kolam Air Tenang

Pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus) sistem air tenang

(monokultur) membutuhkan kolam minimum 100 m2, kontruksi kolam

disesuaikan kondisi lahan. Kedalaman kolam minimal 1 meter dan tanggul harus

kuat agar mampu menahan air. Agar sirkulasi air lancar, kolam juga harus

memiliki pipa pemasukan air maupun pengeluaran air yang disaring agar

mencegah masuknya predator melalui pipa.

Banyak sedikitnya benih Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang akan

ditebar harus disesuaikan dengan kolam berapa ukuran panjang dan lebar kolam

pemeliharaan yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar padat tebar

Ikan Nila (oreochormis niloticus) di kolam sesuai dengan keperluan sehingga

perkembangan pembesaran ikan nila dapat maksimum.

2.4 Persiapan kolam

Langkah-langkah dilakukan dalam persiapan kolam yaitu sebagai berikut :

1. Pengeringan dasar kolam, pengeringan mutlak dilakukan karena berfungsi

menghilangkan senyawa beracun saerta membasmi hama dan penyakit ikan, juga

untuk memperbaiki pematang yang longsor dengan cara menambal dengan tanah

bagian berlubang, serta perbaikan pintu pemasukan dan pengeluaran air jika ada

yang tidak berfungsi misalnya saringan yang rusak atau koyak, untuk mencegah

ikan liar masuk ke dalam kolam, mengikuti arus air, seperti ikan gabus, belut dan

sebagainya.

2. Pengapuran, digunakan kapur dolomit bertujuan untuk memperbaiki kualitas

dasar kolam. Takaran yang dianjurkan 250 gr/m 2 – 500 gr/m2 luas kolam. Untuk

5
kolam seluas 100 m2, dosis kapur yang disebar 25000 gr – 50.000 gr atau 25 – 50

kg. Biarkan selama 5 sampai 7 hari.

3. Pemupukan, dilakukan untuk menumbuhkan makanan alami yang sangat

dibutuhkan, baik oleh benih maupun induk di kemudian hari. Sangat dianjurkan

pupuk berupa kotoran unggas yang sudah menjadi tanah. Dengan takaran 250

gr/m2 – 500 gr/m2 ; pupuk di sebar merata di dasar kolam.

4. Untuk kolam seluas 100 m2 harus disediakan pupuk kandang antara 25.000 gr

– 50.000 atau 25 kg atau 50 kg. Dibiarkan selama 7 hari.

5. Pengisian air, setelah persiapan selesai masukkan air kedalamnya hingga

ketinggian 10 cm dan biarkan selama beberapa hari agar makanan alami tumbuh.

Kemudian, pemasukan air ditambah lagi sampai mencapai ketinggian 100 cm.

2.5 Sarana Budidaya

Alat/sarana yang digunakan oleh masyarakat pembudidaya Desa Sei Tatas

Kecamatan, Pulau Petak Kabupaten Kapuas adalah hampir sama semua, misalnya:

1. Kapur dolomit

Yang gunanya untuk menaikkan kadar pH kolam dan mengendapkan lumpur yang

baru dibuat.

2. Pupuk kandang

Pupuk yang gunanya untuk membuat kolam ditumbuhi oleh makanan alami dan

membuat kolam menjadi subur.

3. Benih ikan

6
Benih ikan didapatkan dari Balai Benih yang ada di Kuala Kapuas yaitu dari

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas, ukuran benih yang ditebarkan

ukurannya berkisar antara 3-5 cm yang seragam.

4. Pakan ikan

Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu ukuran pakan No. 1

(satu) yaitu PF 118 dengan kandungan Protein 30 %.

2.6 Penebaran Benih

Setelah kolam dinyatakan sudah siap, lalu dilakukan penebaran benih nila

dengan ukuran 3-5 cm dengan padat penebaran 10-15 ekor/m 2. Untuk kolam

ukuran 100 m2 dapat ditebari benih 1.000 ekor. Benih yang dipilih benar-benar

sehat dengan ciri-ciri : warna cerah, gerakannya lincah dan tidak sakit. Agar benih

tidak menderita stress oleh perbedaan suhu udara dan air. Penebaran benih

dilakukan pada pagi atau sore hari. Penebaran pada siang hari dapat

membahayakan keselamatan benih.

Penebaran benih harus dilakukan dengan hati-hati. Cara yang aman dan

praktis dengan mendiamkan wadah berisi air beberapa saat hingga suhunya sama

dengan suhu air kolam pembesaran. Kemudian wadahnya digulingkan secara

perlahan-lahan. Biarkan benih keluar dengan sendirinya. Tinggal saat pertama kali

menebar benih harus dicatat agar waktu panen dapat dipastikan.

2.7 Pemberian Pakan

Untuk benih ikan sampai hari ketiga, benih tidak perlu diberi makan karena

pakan alami hasil pemupukan masih tersedia. Menginjak hari keempat barulah

kita memberikan pakan buatan berupa pellet berkadar protein 25%. Pakan berupa

7
pellet diberikan setiap hari sebanyak tiga kali pemberian, disesuaikan dengan

umur dan ukuran ikan.

Untuk mengetahui pertambahan berat badan ikan yang ada di kolam,

dilakukan penangkapan seminggu sekali kurang lebih 30% dari jumlah ikan

keseluruhan.

Untuk ukuran 20-50 gr diberikan pellet sebanyak 4% - 5% dari bobot total

ikan, 50-200 gr diberikan pellet sebanyak 3% dan ukuran 200-500 gr sebanyak

2% dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.

2.8 Pembesaran

Kolam untuk membesarkan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) harus

dipersiapkan lebih dulu dengan cermat, baik itu meliputi pengolahan dasar kolam,

pengeringan, pemupukan, pengapuran dan penggenangan air selama 5-7 hari agar

diperoleh hasil panen yang optimal. Juga pakan tambahan dari luar berupa pellet

berkadar protein 25% diberikan setiap hari sebanyak 3-5% dari bobot ikan

keseluruhan diberikan 3 kali perhari, pagi, siang dan sore.

Jika selama pemeliharaan berjalan normal dalam tempo 6-7 bulan dengan

berat hasil panen mencapai 250-350 gr/ekor, sudah dapat di konsumsi.

8
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di Kabupaten

Kapuas mempunyai prospek yang cukup baik dikembangkan, karena permintaan

pasar yang cenderung sangat meningkat dan rasanya yang gurih serta ditunjang

pula harganya yang relatif mahal dibandingkan dengan ikan hasil budidaya air

tawar lainnya di sekitar Kuala Kapuas.

Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam merupakan salah

satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkan di Kabupaten Kapuas karena

wilayahnya yang banyak air dan sungai serta pola budidaya ikan yang mulai

digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber pendapatan dan

pemenuhan gizi keluarga.

Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak sulit, karena ia

mau menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan (pellet), bahkan diberi

dedak halus ataupun ampas tahu ia mau juga. Ikan Nila (Oreochormis Niloticus)

termasuk jenis ikan pemakan campuran (omnivora).

Berbeda dengan jenis ikan konsumsi lainnya, Ikan Nila (Oreochormis

Niloticus) termasuk golongan pemakan segala ini dapat dibudidayakan

(pembesaran) dengan berbagai sistem, antara lain sistem air deras, keramba, jaring

terapung, longyam serta di kolam air tergenang (stagnat water). Oleh karena

9
dibudidayakan dengan banyak cara itulah, maka Ikan Nila (Oreochormis

Niloticus) dapat dijadikan alternatif pemilihan usaha.

3.2 Saran

Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya serangan

hama dan penyakit. Cara yang paling aman untuk mengendalikan hama adalah

secara fisik menangkap langsung hewan liar/hama tadi atau mencegahnya masuk

ke dalam kolam.

Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran yang seimbang

untuk mempertahankan kualitas air, serta diupayakan suhu air tidak kurang dari 28
0
C.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (Buku I). Direktorat Bina Produksi,
Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta. 1989.

----------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah (Oreochormis Sp). Dinas
Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bandung. 1988.

----------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah Proyek Diversifikasi Pangan
dan Gizi Sub Sektor Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan,
Departemen Pertanian. Jakarta 1996/1997.

Cholik, F., Artati dan Rahmat Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Kolam
Ikan. 1991.

Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta Jakarta.
1992.

Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana Pembesaran Ikan


Nila. 1988.

11

Anda mungkin juga menyukai