Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN


Modul : Pembenihan Ikan Hias Black Ghost
Dosen Pengasuh : Dr. Nur Rahmawaty Arma S. Pi., M. Sc
Teknisi : Satriani, S.Pi dan Suryadi, S.Sos

Oleh :
Kelompok B3
Idwi Herinda Lukman (2022010019)
M. Adrian Syaf (2022010024)
Melinda Irmayanti (2022010027)
Muh. Syarwan Basra (2022010029)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul Teknik Pembenihan Ikan Hias.

Laporan ini dibuat dari hasil yang didapatkan selama melakukan praktek. Pada
kesempatan ini penulis mengantarkan rasa hormat dan sayang kepada kedua orang tua
tercinta serta kakak, adik yang telah memberikan dukungan baik secara spiritural maupun
material. Selanjutnya, penulis mengucapkan terimah kasih kepada para PLP dan dosen
yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Akhirnya, segala kesalahan dan
kekurangan adalah tanggung jawab penulis, namun apabila kebenaran, semua karena
petunjuk, tuntunan, dan ridho Allah sang pencipta.

Pangkep, 19 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4
1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................. 5
2.1 Klasifikasi & Morfologi.............................................................................. 5
2.2 Tingkah Laku Makan .................................................................................. 8
2.3 Tingkah Laku Pemijahan ............................................................................ 9
2.4 Habitat........................................................................................................ 9
BAB III.............................................................................................................. 10
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 10
3.3 Prosedur Kerja .......................................................................................... 10
3.4 Parameter yang diamati ............................................................................ 11
BAB IV ............................................................................................................. 13
4.1 Hasil ......................................................................................................... 13
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 13
BAB V............................................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14
5.2 Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan Black Ghost, atau ikan hantu (Apteronotus Albifrons) demikian
sebutannya di Indonesia, merupakan ikan hias yang berasal dari sungai Amazon,
Brazil, Amerika Selatan. Ikan ini memiliki bentuk tubuh pipih dengan panjang
antara 26 cm hingga 48 cm, warna tubuh biru / ungu tua hingga kehitaman.
Keunikan terdapat pada goresan warna putih yang terdapat sepanjang bagian
dorsal (dimulai dari bagian kepala hingga dorsal tengah) serta dua garis berwarna
putih pada bagian ekornya dan bersatunya sirip dada dan sirip perutnya.
Bersatunya sirip dada dan sirip perut ini menyebabkan pada saat berenang
dan terdapat arus air, siripnya akan berkibar-kibar sehingga menjadi daya tarik
bagi ikan ini (Anonim 1, 2008).
Ikan ini aktif pada malam hari (nokturnal) dan sangat sensitif terhadap cahaya.
Untuk pemeliharaan di akuarium, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
harus tersedia tumbuhan air melayang untuk melindungi ikan dari sinar, tersedia
tempat untuk bersembunyi bagi ikan (dapat dibuat dari pipa), suhu air dijaga pada
kisaran 22 0C hingga 26 0C (72 0F – 80 0 F), dan keasaman air (pH) antara 6,5 –
7,5. Ikan Black Ghost memiliki sifat tenang dan jarang mengganggu ikan lainnya
sehingga sering kali disebut sebagai ikan pendamai dan oleh karena itu dapat
digabungkan dengan ikan lainnya di dalam akuarium (Anonim 2, 2008).

1.2 Tujuan dan Manfaat


Untuk mengetahui teknik pembenihan ikan blackghost dan pemeliharaan larva
hingga panen dan manfaat dari praktkum ini adalah menambah pengetahuan,
pemahaman, keterampilan serta wawasan tentang teknik pembenihan ikan
blaackghost.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi & Morfologi

Gambar 1 : Ikan Black Ghost

2.1.1 Klasifikasi Ikan Black Ghost (Apteronotus Albifrons)


Kingdom: Pisces
Filum: Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superklas: Agnatha (jawless fishes)
Kelas: Osteichthyes (bony/teleost fishes)
Subklas: Actinopterygii (spiny-rayed fishes)
Super Ordo: Teleostei
Ordo: Cypriniformes (Carp)
Sub Ordo: gymnotoidei (electric eels)
Famili: Ateronotidae Genus: Apteronotus
Species: Apteronotus albifons (black ghost knifes fishes)
2.2.2 Morfologi Ikan Black Ghost (Apteronotus Albifrons)
Morfologi ikan black ghost berbeda dengan ikan hias yang lain.
Karakteristik ikan black ghost dapat dikatakan unik, dimana tubuh ikan black
ghost seperti perpaduan ikan dan belut, ikan black ghost memiliki ciri-ciri dengan
tubuh yang panjang seperti belut, sirip anal dan perut menjadi satu. Black
ghostmerupakan ikan yang memiliki rahang dan berduri banyak. Warrna tubuh
yang hitam pekat membuatikan ini disebut black ghost. Ciri yang lainnya adalah
terdapat beberapa goresan atau garis putih pada bagian ekornya dan garis putih
dari dahi hingga ke dagu (leher).
Bersatunya sirip dada dan sirip perut ini, pada saat berenang dan terdapat
arus air akan menyebabkan siripnya berkibar kibar sehingga menjadi daya tarik
ikan ini. Sirip tersebut membuat black ghost berenang maju maupun mundur
dengan menyesuaikan arah gelombang sirip.
Black ghost memiliki tubuh yang memanjang dan pipih dengan warna
tubuh hitam. Ikan ini digolongkan ke dalam ikan pisau (Knife fishes), karena
secara keseluruhan bentuk tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala
dan badan kemudian melancip dibagian perut.
Ikan ini memiliki sirip dada dan sirip perut menyatu, Sirip yang menyatu
ini memanjang dari dada sampai ke pangkal ekor Ketika sedang berenang di air,
sirip black ghost akan berkibar-kibar seperti bendera sehingga menimbulkan daya
tarik tersendiri dari ikan ini. Black ghost memiliki sirip ekor yang mengeras
seperti lidi dan terdapat garis-garis berwarna putih dengan jumlah E=3 pada
bagian ekor dengan bentuk tubuhnya tampak seperti lembaran daun pisang muda.
Ikan betina dan jantan dewasa memiliki perbedaan bentuk badan terutama
dapat dilihat dari panjang dagunya (jarak antara ujung mulut dengan tutup
insang). Pada ikan jantan, dagunya relatif lebih panjang dibandingkan dengan ikan
betina. Ikan jantan relatif lebih langsing dibandingkan dengan ikan betina yang
mempunyai bentuk perut yang gendut. Garis punggung pada jantan sedikit pendek
dari betina, Selain itu, sirip ekor pada betina lebih sempit dari jantan. Pada induk
jantan dewasa, terdapat cairan putih (sperma) apabila diurut bagian perutnya.
Induk Black Ghost dapat matang telur setelah berumur sekitar satu tahun dengan
panjang ± 15 cm.
Ikan black ghost (Apteronotus Albifrons) memiliki bentuk yang unik,
keunikan ini dilihat dari sirip pektoral yang memanjang dan menyatu dengan sirip
anal sehingga memberi kesan unik tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya,
selain itu keunikan lain yang dimiliki ikan black ghost yaitu dari warna,mikan
black ghost memiliki warna dasar hitam gelap berpadu dengan warna kebiruan
serta keunguan serta memiliki garis putih pada pangkal ekor dan bersifat nocturnal
atau aktif pada malam hari. Disamping itu keunikan yang jelas tampak dari ikan
ini yaitu dari caranya berenang, gerakan ikan black ghost saat berenang
menyerupai daun yang melayang di dalam perairan, dan gerakannya pun tidak
sama dengan gerakan berenang ikan-ikan pada umumnya.
Ikan black ghost berenang dengan gerakan vertikal dan sesekali berenang
dengan gaya horisontal, umumnya ikan ini dapat tumbuh sampai sekitar 50 em.
Ikan ini tergolong ke dalam jenis knife fish karena bentuknya yang menyerupai
pisau, selain itu ikan ini juga digolongkan ke dalam less electrie fish yaitu ikan
berdaya listrik lemah.
Maksud dari ikan berdaya listrik lemah di sini yaitu ikan black ghost
memiliki organ listrik di bagian tubuhnya, tepatnya berada pada pangkal ekor
yaitu antara dua garis putih pada bagian ekor, organ listrik tersebut biasa
digunakan untuk melakukan komunikasi dengan sesama jenis ikan less electric
fish, keunikan lainnya yaitu letak lubang genitalnya berada tepat di belakang
rahang bawahnya.

2.2 Tingkah Laku Makan


Ikan ini tergolong ke dalam ikan nocturnal dan karnivora. Begitu aktiv pada
malam hari untuk mencari makan, ikan ini biasanya makan serangga - serangga
kecil, cacing sutera, cacing tanah, serta bloodworm. Ikan ini biasanya diberi
makan naupli artemia pad umur 4 hari, yaitu ketika egg yolk atau kuning telur
sebagai cadangan makanannya telah habis. Kemudian pemberian pakan akan
dapat diselingi dengan pemberian moina atau kutu air. Pemberian makan ikan
black ghost biasa dilakukan pada pagi hari jam 6 pagi kemudian diberikan pada
sore hari jam 5.
Larva ikan black ghost yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena
masih mempunyai persediaan pakan berupa egg yolk. Pemberian pakan pada larva
ikan blek ghost dilakukan setelah ikan berumur 7-8 hari, ikan dapat diberi pakan
berupa cacing rambut. Pada umur tersebut kondisi bagian warna tubuh larva sudah
berwarna hitam dan sebagian masih transparan. Ikan black ghost termasuk
karnivora sehingga dapat diberikan makan berupa cacing darah ataupun jentik
nyamuk. Pemberian pakan berupa cacing darah dan jentik nyamuk dapat
meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan.
Ketika ikan black ghost telah berusia 1 tahun atau berukuran panjang minimal
15 cm maka dapat diberikan makan berupa cacing tanah sebagai makanan sehat
untuk memberikan manfaat pada pembentukan sel telur yang berkualitas. Karena
pemberian pakan berupa cacing darah dan jentik nyamuk dapat meningkatkan
kualitas telur yang dihasilkan.
2.3 Tingkah Laku Pemijahan
Black ghost matang gonad apabila telah mencapai umur 1 tahun atau panjang
tubuh mencapai sekitar 15 cm. Dalam waktu 3 hari telur yang elah dibuahi akan
menetas. Telur yang bagus yaitu berwarna kuning cerah dan diselimuti lendir.
Larva black ghost yang baru menetas berwarna putih dan pada usia 7 hari warna
ikan akan berubah menjadi hitam, perubahan juga diikuti dengan menghilangnya
lendir.
Pembenihan ikan black ghost bisa dilakuan secara massal maupun
berpasangan, pembenihan secara massal dapat dilakukan dengan memasukkan 7
ekor indukan dengan perbandingan jantan dan betina 3:4 kemudian dimasukkan
ke dalam akuarium ukuran 60x40 cm sebagai media pemijahan. Untuk pemijahan
set 1 : 1 bisa dilakukan pada akuarium ukuran lebih kecil.

2.4 Habitat

Ikan Black ghost mempunyai sifat yang tenang, baik, dan tidak suka
mengganggu ikan lain. Habitat asli ikan ini yaitu di sungai Amazon dimana ikan
ini pada siang hari lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun daunan, akar
tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai. Ikan black ghost senang
bersembunyi pada benda dengan warna yang gelap karena ikan ini tidak menyukai
warna-warna cerah. Warna yang terang atau cerah tidak disukai oleh ikan ikan ini
sebab ikan black ghost memiliki penglihatan yang tidak terlalu kuat untuk
menahan sinar maupun warna-warna cerah. Ikan black ghost hidup dengan pH
ideal sekitar 6,6 tetapi ikan ini masih berkembang dengan baik pada pH 6-7, suhu
air optimal untuk pemeliharaan ikan black ghost berkisar 22- 26ºC tetapi fluktuasi
suhu tidak boleh terjadi di atas 5ºC. Fluktuasi suhu di atas 5ºC akan sangat
membahayakan ikan yang sedang dibudidayakan karena dapat mengganggu
metabolisme dan fisiologis ikan.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum teknik pembenihan pada ikan black ghost dilaksanakan mula
tanggal 14 Oktober 2021 di Laboratorium Reproduksi dan Genetika Ikan

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum teknik ikan black ghost
yaitu:
3.2.1 Alat
1) Perlengkapan aerasi 5) Mangkok plastik
2) Akuarium 6) Sendok plastik
3) Plat kaca 7) Selter (pipa paralon)
4) Toples plastik besar
3.2.2 Bahan
1) Dhapnia 5) Pakan terapung
2) Cacing tubifex 6) Akar pakis
3) Induk jantan ikan black ghost 7) Stik es krim/bambu
4) Induk betina ikan black ghost 8) Karet

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang harus dilakukan dalam praktikum teknik pembenihan
ikan black ghost yaitu:
a) Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
b) Bersihkan akuarium dan selter yang akan digunakan.
c) Isi akuarium dengan air, pasang aerasi, dan letakkan selter kedalam
akuarium.
d) Lakukan seleksi induk jantan dan induk betina yang telah matang gonad.
e) Masukkan induk jantan dan induk betina pada akuarium yang telah di isi
air.
f) Potong akar pakis sesuai kebutuhan lalu bersihkan dan keringkan.
g) Setelah kering buat substrat dari akar pakis dengan susunan dari bawah ke
atas yaitu plat kaca, akar pakis, stik eskrim/bambu, akar pakis dan ikat
susunan tersebut dengan karet.
h) Masukkan substrat dalam akuarium.
i) Pelihara dengan memberi pakan dan menjaga kualitas air sampai induk
bertelur.
j) Setelah induk bertelur pindahkan substrat ke wadah lain yang telah berisi
air dan diberi aerasi.
k) Setelah dipindahkan tunggu telur sampa menetas.
l) Setelah menetas, pindahkan larva ke wadah yang lebih besar dan pelihara
sampai besar.

3.4 Parameter yang diamati


Parameter yang diamati pada praktikum ini yaitu:
3.4.1 Jumlah pakan
Jumlah pakan merupakan pakan yang harus diberikan pada ikan dengan
frekuensi pemberian 2 kali lipat dalam sehari. Pakan yang diberikan ini dapat
berupa pakan alami maupun pakan buatan. Cara menghitung jumlah pakan yang
harus diberikan yaitu:
Jumlah pakan dalam 1 hari = 3% x berat biomassa Ikan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
Jumlah pakan 1 kali pemberian = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛
3.4.2 SR Larva
SR larva merupakan tingkat kelangsungan hidup larva ikan dari awal
pemeliharaan larva sampai panen. Adapun rumus yang digunakan dalam
menghitung SR larva yaitu:
𝑁𝑡
𝑆𝑅 = 𝑁0 x 100%

Ket: Nt = Jumlah larva awal pemeliharaan


N0 = Jumlah larva akhir pemeliharaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dalam praktikum ini induk ikan black ghost yang dipelihara tidak dapat
menghasilkan larva.

4.2 Pembahasan
Selama pemeliharaan induk ikan black ghost pernah bertelur namun telur
tersebut tidak dapat menetas. Ada beberapa faktor mengapa telur ikan black ghost
tidak dapat menetas salah satunya adalah suhu. Suhu mempengaruhi cepat atau
lambatnya waktu yang dibutuhkan dalam laju perkembangan telur hingga menjadi
larva tergantung dari suhu lingkungan tersebut. Suhu yang rendah membuat waktu
inkubasi telur menjadi lambat, sedangkan suhu yang tinggi waktu inkubasi
menjadi cepat pada ikan Cod (Laevastu dan Murray, 1981). Menurut Landsman et
al. (2011), kematian telur dan larva yang meningkat dengan meningkatnya suhu,
hal ini kemungkinan terkait dengan laju metabolisme yang tinggi yang
menyebabkan konsumsi energi cepat diserap. Dengan demikian pertumbuhan
yang berkembang pada stadia tertentu hingga stadia kuning telur habis sangat
dipengaruhi oleh besarnya energi yang hilang selama masa perkembangan
tersebut. Aktivitas ini dalam metabolisme dipengaruhi suhu (Fry, 1971 dalam
Rista, 2005). Hubungan antara suhu inkubasi dengan laju penyerapan kuning telur
berbanding lurus pada kisaran suhu optimal. Suhu berpengaruh terhadap laju
metabolisme hewan akuatik yang bersifat poikilotermal Aktivitas metabolisme
yang tinggi memerlukan energi yang besar sehingga laju penyerapan kuning telur
menjadi lebih cepat. Suhu yang rendah menghalangi perkembangan dan produksi
enzim sehingga dapat mengakibatkan kegagalan penetasan telur walaupun embrio
dapat mentolerir air yang dingin (Budiardi et al., 2005).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum teknik pembenihan ikan black ghost ini dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1) Ikan black ghost ini aktif pada malam hari (nokturnal) dan sangat sensitif
terhadap cahaya. Untuk pemeliharaan di akuarium, beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain harus tersedia tumbuhan air melayang untuk
melindungi ikan dari sinar, tersedia tempat untuk bersembunyi bagi ikan
(dapat dibuat dari pipa), suhu air dijaga pada kisaran 22 0C hingga 26 0C
(72 0F – 80 0 F), dan keasaman air (pH) antara 6,5 – 7,5.
2) Fakto – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembenihan ikan black
ghost adalah kualitas airnya yang meliputi suhu, salinitas, kecerahan dan
pH.
3) Hasil dari praktikum kelompok kami yaitu tidak adanya telur yang
menetas dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah suhu
diaquarium yang berubah-ubah.

5.2 Saran
Untuk praktikum kedepannya, hal yang paling perlu diperhatikan adalah
kualitas airnya karena merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam
pembenihan ikan black ghost.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber link :
https://www.dunia-perairan.com/2019/10/sekilas-metode-budidaya-pembenihan-
ikan.html
http://musikdanakuakultur.blogspot.com/2015/11/budidaya-ikan-balack-
ghost.html
Nugraha, Dimas. “pengaruh perbedaan suhu terhadap perkembangan embrio,
daya tetas telur dan kecepatan penyerapan kuning telur ikan black ghost
(Apteronotus albifrons) pada skala laboratorium.” Journal Of Management Of
Aquatic Resources 01 (2012):1-6
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai