Anda di halaman 1dari 8

BAB III.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan ini telah dilaksanakan dari bulan Desember 2017 hingga saat ini,
dan bertempat di kostan / mes siswa SMKN 4 Metro yang beralamatkan di Jl.
Letjend. R. Soeprapto, Kelurahan Margodadi, Kecamatan Metro Selatan, Kota
Metro, Kode Pos 34121, Provinsi Lampung.

B. Alat dan Bahan


1. Alat Kegiatan Budidaya Ikan Hias Cupang (Betta sp.)
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan usaha budidaya ikan hias
cupang (Betta sp.) antara lain seperti wadah pemeliharaan yang berupa bak
plastik, akuarium, kolam terpal sederhana, maupun botol – botol soliter. Selain
itu, juga diperlukan wadah pemijahan yang dapat berupa baskom plastik maupun
kontainer kecil. Alat penunjang budidaya yang juga diperlukan antara lain seperti
skopnet / serokan kecil untuk proses pemanenan dan mencari pakan alami.

2. Bahan Kegiatan Budidaya Ikan Hias Cupang (Betta sp.)


Adapun bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan usaha
budidaya ikan hias cupang (Betta sp.) adalah induk ikan cupang jantan dan betina
yang siap memijah (jenis Half Moon, Plakat, dan Crown Tail / Serit dengan warna
yang bervairiatif dan menarik), pakan alami (Moina sp., Daphnia sp., dan cacing
sutra atu Tubifex), pakan buatan / pelet berupa pakan udang berbentuk remahan
dengan kadar protein 40%.

12
C. Rancang Bangun / Diagram Alir Kegiatan

Pengadaan Sarana dan Prasarana Produksi

Pemilihan Induk

Pemeliharaan Induk

Pemijahan Induk

Pemisahan Induk
Betina

Penetasan Telur Oleh


Induk Jantan

Pemisahan Induk
Jantan Dari Larva

Pemeliharaan dan Pembesaran


Burayak Hingga Menjadi Benih

Penyortiran Kualitas
Benih

Benih Biasa Benih Unggul

Pembesaran Pembesaran

Display Display

Pengemasan

Pemasaran

Gambar 2. Rencana Bangun / Diagram Alir Kegiatan Usaha Budidaya Ikan Hias
Cupang (Betta sp.)

13
D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan Pra Produksi
Kegiatan pra produksi terdiri atas kegiatan survei pasar dan persiapan
produksi. Survei pasar dilakukan dengan cara melihat, mendata dan mengkaji
kondisi pasar mengenai minat konsumen akan jenis – jenis ikan cupang (Betta sp.)
tertentu yang menjadi pilihan utama para pecinta dan penghobi ikan hias cupang.
Sedangkan kegiatan produksi meliputi pengadaan peralatan produksi dan bahan
baku usaha budidaya ikan cupang (Betta sp.).
Bahan utama dalam kegiatan produksi ikan hias cupang (Betta sp.) adalah
induk – induk ikan cupang dengan jenis yang sesuai dengan daya serap pasar,
yang dapat diperoleh dengan cara membeli dari sesama pembudidaya ikan hias
cupang maupun membeli dengan cara online dari luar daerah. Bahan – bahan lain
yang diperlukan adalah pakan alami (Daphnia sp., Moina sp., cacing sutra,
maupun jentik nyamuk). Sedangkan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan
produksi antara lain seperti wadah budidaya berupa akuarium atau box sterofom,
skopnet atau serokan, botol soliter, bak, baskom, ember, dan alat penunjang
produksi lainnya.

2. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi ikan hias cupang (Betta sp.) dilakukan di suatu tempat
tinggal (kostan / mes) salah satu siswa yang terlibat dalam kegiatan usaha ini,
yaitu yang berlokasikan di dalam lingkungan SMK Negeri 4 Metro (Jl. Letjend.
R. Soeprapto, Kel. Margodadi, Kec. Metro Selatan, Kota Metro).
Proses kegiatan produksi ikan hias cupang (Betta sp.) diawali dengan
pengadaan sarana dan prasarana produksi. Kegiatan dalam pengadaan sarana
diantaranya meliputi persiapan, pembersihan, hingga pengeringan peralatan
terutama wadah budidaya. Sedangkan dalam pengadaan prasarana hal yang paling
penting yang harus disiapkan adalah penyediaan air bersih sebagai media
budidaya serta ketersediaan intensitas cahaya yang cukup.

14
Induk ikan hias cupang (Betta sp.) yang telah dipilih kemudian di
aklimatisasi pada kondisi lingkungan yang baru dan sekaligus dipasangkan antara
jantan dan betina pada wadah pemijahan berupa bak atau baskom dengan
kapasitas penampungan 10 – 15 L. Setiap pasang induk ikan cupang selanjutnya
dipelihara hingga terjadi proses pemijahan.

Gambar 3. Kegiatan Produksi : a) Pemilihan induk cupang, b) Pengamatan


kualitas induk cupang, c) Aklimatisasi dan penjodohan induk
cupang, d) proses pejodohan induk cupang, e) Proses pemijahan /
perkawinan induk cupang, dan f) Perawatan dan penetasan telur
oleh induk jantan ikan cupang.

Setelah terjadi proses pemijahan hingga diperoleh telur – telur ikan, induk
betina ikan cupang dipisahkan dari wadah pemijahan. Sedangkan induk jantan
ikan cupang tetap berada di dalam wadah bersama telur – telur hasil pemijahan
hingga telur – telur tersebut menetas. Setelah telur – telur ikan cupang menetas
menjadi larva (burayak) dan larva telah berumur 2 – 3 hari setelah menetas,
selanjutnya induk jantan ikan cupang dipisahkan. Kemudian larva atau burayak
ikan cupang dirawat dan dipelihara dengan cara diberikan pakan alami berupa
kutu air (Daphnia sp. atau Monia sp.).

15
Pemberian pakan alami pada larva umunya dilakukan saat larva berumur 2
– 3 hari setelah menetas. Saat burayak ikan cupang berumur 5 hari setelah
menetas, burayak selanjutnya ditebar ke dalam wadah pembesaran yang berupa
kolam terpal dengan ukuran 1 x 3 m2 atau akuarium dengan ukuran 40 x 40 x 80
cm2 tergantung padat penebaran.

Gambar 4. Proses penebaran larva (burayak) ikan cupang ke dalam wadah


pembesaran.

Sebelum ditebarkan, burayak ikan cupang terlebih dahulu diaklimatisasi


terlebih dahulu dengan cara mengapung – apungkan wadah berisi burayak
dibagian permukaan air wadah atau kolam pembesaran kurang lebih 5 – 10 menit
dengan tujuan untuk menyesuaikan suhu air dalam wadah yang berisikan burayak
dengan air wadah atau kolam pembesaran. Penyesuaian pH air dapat dilakukan
dengan cara sedikit demi sedikit air wadah atau kolam pembesaran dimasukkan ke
dalam wadah yang berisikan burayak ikan cupang hingga penuh dan meluap
hingga burayak ikan cupang keluar dengan sendirinya kelingkungan wadah atau
kolam pembesaran tanpa mengalami stress.

16
Burayak ikan cupang selanjutnya dipelihara di dalam wadah atau kolam
pembesaran dengan cara diberikan pakan alami berupa berupa kutu air (Daphnia
sp. atau Monia sp.) dan ditambah cacing sutra hingga berumur 2 – 3 minggu
setelah penebaran, atau hingga dirasakan burayak ikan telah berubah menjadi
benih dengan ukuran panjang kurang lebih 1 – 1,5 cm dan sudah mampu
mengkonsumsi jentik nyamuk atau pakan buatan (pabrik) dengan ukuran pakan
yang disesuaikan dengan bukaan mulut benih ikan cupang.
Pada saat benih ikan cupang telah berumur kurang lebih 3 – 4 minggu dari
awal waktu tebar, benih ikan cupang dapat disortir atau dipilih dan selanjutnya
dipisahkan berdasarkan kualitas menjadi benih ikan cupang berkualitas unggul
dan kualitas biasa. Kedua kualitas benih tersebut selanjutnya dipelihara hingga
dirasa cukup untuk dilakukan pemanenan.
Pemanenan biasanya dilakukan setelah melewati 1,5 – 2 bulan masa
pemeliharaan yang terhitung dari awal waktu penebaran burayak kedalam wadah
atau kolam pembesaran. Setelah ikan cupang dipanen, ikan cupang tidak langsung
dijual, melainkan ikan cupang masih perlu dipelihara lebih lanjut di dalam wadah
satuan atau yang sering disebut botol soliter selama kurang lebih 1 (satu) bulan
masa pemeliharaan.

Gambar 5. Pemeliharaan ikan cupang dalam botol soliter sekaligus berfungsi


sebagai display.

17
Setelah dewasa, sebagian ikan cupang dengan kualitas unggul
dipersiapkan dan digunakan sebagai calon induk, display, atau kepentingan
kontes, sedangan sisanya dijual secara online melalui jaringan internet. Untuk
ikan cupang dengan kualitas biasa, dapat langsung dijual kepada pengepul
(broker) atau kepada toko – toko ikan hias yang memerlukan ikan cupang sebagai
barang dagangan.

3. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi akan bertambah seiring dengan perluasan pasar yang
telah dilakukan dan dapat dicakup. Dalam tahap pengenalan, produk akan masuk
ke dalam pasar yang telah ditargetkan sesuai dengan hasil survei yang sebelumnya
telah dilakukan. Apabila tahap perkembangan sudah dimulai, yaitu yang ditandai
dengan adanya prospek penjualan yang meningkat, maka secara tidak langsung
kapasitas produksi akan bertambah untuk setiap kali kegiatan produksi dilakukan.

4. Kegiatan Pemasaran dan Promosi


Ikan hias cupang (Betta sp.) yang siap dijual akan dipasarkan melalui
pemasok atau pengepul ikan hias cupang, melalui jaringan internet, grup atau
komunitas pecinta ikan hias cupang serta toko – toko ikan hias. Pemasaran ikan
hias cupang (Betta sp.) dengan sistem online menggunakan jaringan internet
merupakan sistem yang cukup sederhana dilakukan untuk kapasitas siswa SMK.
Siswa dapat melakukan promosi dan pemasaran dengan cara mengunggah foto
ataupun video pendek ikan hias cupang (Betta sp.) yang akan dijual atau
dipromosikan. Jaringan internet yang umumnya dipilih dan digunakan adalah
melalui aplikasi media sosial seperti facebook, karena umumnya melalui facebook
telah terdapat grup - grup tertentu atau grup - grup khusus tentang jual beli ikan
hias cupang (Betta sp.) yang anggotanya mayoritas adalah pecinta atau penghobi,
pengepul (reseleer / broker) ataupun sesama pembudidaya ikan hias cupang
(Betta sp.), sehingga daya serap pasarnya akan lebih optimal.

18
5. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran lokal (dalam daerah) untuk produk ikan hias cupang
(Betta sp.) ini antara lain yaitu toko – toko ikan hias disekitaran SMK Negeri 4
Metro dan toko hias yang berada di dek at pusat – pusat keramaian. Selain itu
pendistribusian produk ikan hias cupang juga dapat dilakukan dengan
menghubungi pengepul atau penjual eceran yang sering berjualan di depan
sekolah – sekolah dasar maupun pusat – pusat keramaian seperti saat pameran,
bazar, maupun momen car free day kota Metro. Sedangkan untuk memperluas
daerah pemasaran ke luar daerah ataupun hingga luar negeri dapat menggunakan
sarana jaringan internet, sehingga dapat terhubung dengan konsumen maupun
broker secara global.

19

Anda mungkin juga menyukai