Anda di halaman 1dari 60

PRODUKSI BENIH IKAN KERAPU

HYBRID CANTANG (HIBRIDISASI IKAN


KERAPU MACAN & KERAPU KERTANG)

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Balai Budidaya Air Payau Situbondo
2013
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

I. PENDAHULUAN

Ikan kerapu (Epinephelus spp) merupakan salah


satu jenis ikan laut yang populer di pasaran dalam dan
luar negeri serta memiliki nilai ekonomis tinggi di Asia
Tenggara (Purba dan Mayunar, 1991). Saat ini ikan
kerapu merupakan ikan budidaya yang sedang
dikembangkan dan digalakkan sebagai komoditas
budidaya laut unggulan untuk diekspor dengan nilai jual
yang cukup tinggi. Permasalahan umum dalam budidaya
ikan adalah bagaimana mendapatkan benih ikan yang
tumbuh cepat, FCR rendah, tahan terhadap berbagai
kondisi lingkungan dan penyakit serta morfologi yang
disukai konsumen (Sumantadinata, 1997).
Pada ikan air tawar seperti ikan mas, nila, lele
dan ikan hias, persilangan antar spesies untuk
mendapatkan strain baru serta morfologi yang disukai
konsumen telah banyak dilakukan sejak tahun 70-an.
Namun pada ikan-ikan laut terutama ikan kerapu, upaya
seperti ini belum banyak dilakukan, hanya sebatas
penelusuran genetik melalui analisa enzim dan protein

1
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

yang menggambarkan profil beberapa jenis ikan dengan


parameter nilai heterozigositas, jumlah alel per lokus
dan persentase loki polimorfik (Muslim, 1999). Dengan
demikian perlu dilakukan perekayasaan tentang
persilangan antar spesies antar beberapa spesies ikan
kerapu yang mempunyai nilai efek heterosis yang tinggi
dan dalam sifat pertumbuhan, daya tahan penyakit dan
daya tahan lingkungan. Cara ini dapat menjadi solusi
atas permasalahan-permasalahan ikan kerapu yang
tumbuhnya lambat.
Hibridisasi adalah salah satu metode pemuliaan
dalam upaya mendapatkan strain baru yang mewarisi
sifat-sifat genetik dan morfologis dari kedua tetuanya
dan untuk meningkatkan heterozigositas. Semakin
tinggi heterozigositas suatu populasi, semakin baik sifat-
sifat yang dimilikinya. Hibridisasi pada ikan relatif
mudah dan dapat menghasilkan kombinasi taksonomi
yang bermacam-macam dan luas (Tave, 1988).
Dengan metode hibridisasi ini dapat dihasilkan
benih yang unggul pada sifat-sifat genetik dan
morfologis. Ikan kerapu cantang merupakan hasil

2
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

hibridisasi antara ikan kerapu macan betina dan ikan


kerapu kertang jantan. Hasil hibridisasi telah
menghasilkan satu varietas baru yang secara morfologis
mirip dengan kedua spesies induknya, sedangkan
pertumbuhannya lebih baik daripada ikan kerapu macan
dan kerapu kertang itu sendiri.

3
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

II. SARANA PRODUKSI


Ikan kerapu cantang sangat potensial untuk
dibudidayakan karena ikan ini memiliki kelebihan
seperti pertumbuhan yang lebih cepat dan relatif tahan
terhadap kondisi lingkungan budidaya yang berubah.
Rangakaian kegiatan pembenihan ikan kerapu cantang
meliputi pengelolaan induk, pemeliharaan larva,
produksi pakan alami, pendederan dan
penggelondongan.
Dari rangkaian kegiatan pembenihan tersebut
tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana
yang memadai yang menunjang kelancaran proses
produksi. Suatu unit pembenihan kerapu cantang
membutuhkan sarana utama yang meliputi bak induk
guna pematangan gonad, bak perkawinan, bak inkubasi
telur, bak pemeliharaan larva dan bak produksi pakan
alami. Selain sarana utama diperlukan juga sarana
pendukung lainnya seperti pengadaan air (pompa),
sistem aerasi, sistem filtrasi dan peralatan kerja lainnya
yang sangat menunjang kelancaran proses produksi.

4
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

2.1. Bak Induk


Induk dipelihara dalam bak beton dengan
kapasitas  230 m3. Bak berbentuk bulat dengan
diameter 10 meter dan kedalaman 3 meter. Bak
pemeliharaan induk juga sekaligus merupakan bak
pematangan gonad. Selain pipa pembuangan bagian
atas bak, bak induk harus dilengkapi dengan pipa
pembuangan yang ada di dasar bagian tengah bak yang
berfungsi untuk mengeluarkan kotoran dan saluran
utama pembuangan ketika pengeringan.

b
a

b
a
c

a. pipa pemasukan air ; b. pipa pengeluaran atas ;


c. bak penampungan telur ; d. pipa pembuangan air central
Gambar 1. Layout bak induk kerapu

5
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Sirkulasi air dilakukan terus menerus dengan


menggunakan pompa elektromotor 20 PK dengan pipa
outlet berukuran 4” sebanyak 200 – 300 % per hari.
Dalam bak induk dilengkapi aerasi sebanyak 10 titik .
Bak induk seluruhnya ditempatkan dalam ruangan
terbuka yang mendapatkan cukup cahaya matahari.
Untuk menjaga kesehatan induk, pembersihan bak induk
dilakukan secara rutin setiap 10 hari sekali.

Gambar 2. Bak pemeliharaan induk kerapu

6
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

2.2. Bak Pematangan Gonad


Bak pematangan gonad berfungsi sebagai bak
penampungan induk kerapu betina yang akan disuntik
dan dipijahkan secara buatan. Ukuran bak bervariasi
dengan kapasitas 3 – 5 m3 dengan ukuran 2.5 x 2.5 x 0.6
m (p x l x t).

Gambar 3. Bak pematangan gonad induk kerapu

2.3. Bak Inkubasi Telur


Bak inkubasi telur berfungsi sebagai bak untuk
menampung telur yang telah dibuahi sperma kerapu
kertang hingga mencapai fase yang aman untuk di panen
dan dipacking. Ukuran bak inkubasi bervariasi sesuai

7
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

dengan kebutuhan dan yang dilengkapi dengan waring


dengan frame pvc. Bak inkubasi dilengkapi dengan
sistem aerasi dan pengadaan air selama 24 jam.

Gambar 4. Bak inkubasi telur ikan kerapu

2.4. Bak Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva


Bak penetasan telur juga berfungsi sebagai bak
pemeliharaan larva hingga mencapai ukuran juvenil. Bak
yang ideal untuk pemeliharaan larva kerapu cantang
adalah bak berbentuk segi empat panjang dengan
kapasitas optimum 10–15 m3 dengan ukuran 5 x 2 x 1.25
m atau 4 x 3 x 1.35 m (p x l x t). Pada tiap sudut bak

8
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

dibuat agak melengkung untuk menghindari


penumpukan kotoran. Selain menghindari penumpukan
kotoran dengan menghilangkan sudut mati akan
mempermudah sirkulasi air.
Bak pemeliharaan larva dilengkapi juga dengan
bak panen ukuran 2 x 0,5 x 0,5 m (p x l x t). Pipa
pembuangan pada dasar berukuran antara 3–4 inchi. Bak
pemeliharan larva sebaiknya ditempatkan dalam
ruangan tertutup untuk menjaga kestabilan suhu dan
menjaga intensitas cahaya. Atap bangunan bak
pemeliharaan larva dapat menggunakan asbes dengan
20-30% diantaranya menggunakan atap fiber untuk
pencahayaan. Untuk menghindari cahaya langsung sinar
matahari dapat ditambahkan screen/jaring atau kain
kelambu dibawah fiber sehingga hanya panas dan
pantulan dari sinar matahari yang masuk ke dalam
ruangan bak larva.
Bak larva dapat juga dimanfaatkan sebagai bak
tandon/reservoir pada saat penebaran awal larva dan
sekaligus sebagai bak untuk pemeliharaan juvenile
sebelum dijual.

9
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

a a. Pipa pemasukan air


b. Saluran pembuangan
b c c. Bak panen

Gambar 5. Layout bak pemeliharaan larva

Gambar 6. Bak pembenihan larva kerapu

10
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

2.5. Sarana Kultur Pakan Alami


Sarana kultur pakan alami yang diperlukan dalam
produksi benih kerapu cantang adalah :
a. Bak kultur phytoplanktoñ dengan kapasitas 10-12 m3.
b. Bak kultur rotifer dengan kapasitas 4-8 m3.
c. Bak fiber/plastik kapasitas 20-150 liter untuk
penetasan artemia.

Bak kultur phytoplankton. Bak kultur zooplankton

Wadah penetasan artemia

Gambar 7. Sarana produksi pakan alami

11
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Untuk plankton, umumnya digunakan


perbandingan 1:1,5-2 dimana 1 bagian bak
pemeliharaan larva dibutuhkan 1,5-2 bagian bak
plankton. Total jumlah dan volume bak plankton dibagi
menjadi bak kultur phytoplankton dan bak kultur
zooplankton (rotifer). Penempatan bak kultur
phytoplankton dan zooplankton harus dipisah untuk
menghindari kontaminasi fitoplankton dengan
zooplankton. Jika letaknya berdekatan diperlukan sekat
diantara kedua unit bak. Letak bak plankton harus di
tempat yang terbuka yang cukup mendapatkan
intensitas cahaya karena salah satu faktor utama
tumbuhnya phytoplankton adalah ketersediaan cahaya
yang cukup.

2.6. Instalasi Pengadaan Air Laut


Air laut baku merupakan kebutuhan pokok dari
suatu unit usaha pembenihan. Secara fisik air laut harus
jernih, tidak berbau dan tidak membawa bahan endapan
baik suspensi maupun emulsi. Untuk mendapatkan air

12
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

laut yang baik maka dibutuhkan instalasi air laut yang


terdiri dari filter, pompa dan jaringan distribusi air laut.

2.6.1. Filter air laut


a. Filter hisap
Sesuai dengan fungsinya filter hisap ditempatkan
pada bagian ujung pipa hisap pompa. Posisi penempatan
filter dapat vertikal maupun horisontal sesuai dengan
kontur dasar perairan, surut air laut terendah,
kedalaman perairan dan jenis dasar perairan. Fungsi
utama filter hisap adalah mencegah terhisapnya partikel
kasar dari perairan seperti bebatuan, bahan organik dan
jasad akuatik lainnya yang dapat mengganggu atau
menghambat kerja pompa. Bahan pembuatan filter
hisap umumnya terdiri atas pipa PVC dengan diameter 4
inchi dan panjang 1–1,5 m dan dilubangi sekitar 1,5
inchi. Jumlah lubang diatur sedemikian rupa sehingga
jumlahnya maksimal. Pipa yang telah dilubangi
dibungkus dengan waring (screen) dan ijuk. Bagian
terluar dibungkus lagi dengan waring.

13
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Pada umumnya filter hisap diletakkan secara


horisontal untuk meringankan kerja pompa.
Penempatan filter hisap pada perairan yang memiliki
terumbu karang diletakkan melebihi garis surut
terendah dengan tujuan pompa dapat bekerja maksimal
dan tidak terpengaruh surut air laut.
A

C
B
B
. A. Pompa ; B. Pipa hisap C. Filter D. Karang D
A
C
B
D
.A. Pompa ; B. Pipa hisap C. Filter D. Rak penyangga

Gambar 8. Instalasi pipa dan filter air laut

Pada perairan yang tidak memiliki terumbu


karang dan memiliki sedimentasi tinggi penempatan
filter hisap diletakkan melebihi surut air laut terendah
dengan menggunakan kerangka tancap di dasar
perairan.

14
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

b. Bak filter mekanis (bak tandon)


Bak filter mekanis dibuat berdasarkan kebutuhan
air laut maksimal perhari. Untuk 1 unit pembenihan
skala rumah tangga dengan 8 buah bak larva dan 12
buah bak pakan alami dapat dibuat 2 buah bak tandon
dengan ukuran 4 x 4 x 1,3 m (kapasitas optimal 20 m3)
dan 1 buah bak filter mekanis dengan ukuran 2 x 4 x 1,5
m.
Bak filter mekanis diisi dengan beberapa material
untuk menyaring partikel-partikel yang tersuspensi pada
air laut. Beberapa material yang digunakan adalah batu
karang mati (death coral), ijuk, arang kayu atau arang
tempurung kelapa dan pasir kwarsa (silika). Batu karang
mati dan ijuk berfungsi sebagai penyaring partikel
lumpur yang tersuspensi. Pasir kwarsa selain berfungsi
sebagai penyaring partikel lumpur yang utama juga
berfungsi sebagai pengikat bahan organik dan anorganik.
Arang kayu berfungsi sebagai pengikat bahan-bahan
organik dan anorganik yang merugikan.

15
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

2.6.2. Pipa distribusi air laut


Pipa distribusi dibutuhkan untuk mengalirkan air
laut dari filter atau dari bak penampungan ke bak-bak
yang membutuhkan. Semakin pendek pipa distribusi
semakin baik debit air yang dialirkan. Beberapa stop
kran dibutuhkan untuk mengatur penggunaan air laut
pada bak-bak yang memerlukan.
Jaringan pipa distribusi secara lengkap biasanya
terdiri dari pipa primer, pipa sekunder dan pipa tersier.
Perbandingan pipa primer, sekunder dan tersier adalah
1 : 0,5 : 0,25. Hal ini dimaksudkan agar distribusi air
laut pada bak yang memerlukan lebih merata.

2.7. Instalasi Sistem Aerasi


Oksigen terlarut (DO) merupakan faktor pembatas
bagi sebagian besar organisme akuatik. Kandungan
oksigen terlarut dalam lingkungan budidaya di bak
secara terkontrol sangat berperanan penting dan harus
disuplai secara teratur ke dalam bak pemeliharaan.
Penggunaan blower adalah cara yang paling umum
digunakan dalam suatu usaha pembenihan. Jenis blower

16
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

yang sering digunakan yaitu root blower dan mini blower


atau biasa disebut high blow. Root blower sering
digunakan pada usaha pembenihan skala menengah
sampai skala besar, sedangkan high blow sering
digunakan pada usaha pembenihan skala kecil. Secara
keseluruhan instalasi sistem aerasi terdiri atas aerator,
jaringan pipa distribusi, selang aerasi, regulator, batu
aerasi yang dilengkapi dengan pemberat.
2.8. Tenaga Listrik
Ketersediaan tenaga listrik merupakan sarana
yang sangat fital dalam suatu usaha pembenihan karena
hampir sebagian besar peralatan yang dioperasikan
membutuhkan tenaga listrik. Oleh karena itu tenaga
listrik harus tersedia selama 24 jam.
Dalam pemilihan lokasi usaha pembenihan,
sebaiknya jaringan pasokan listrik dari Perusahan Listrik
Negara (PLN) dapat dengan mudah didapatkan. Sebagai
cadangan sumber listrik jika pasokan dari PLN
terhambat dibutuhkan generator yang kapasitasnya
disesuaikan dengan kebutuhan listrik dari peralatan
yang digunakan.

17
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

2.9. Sarana Penunjang Lainnya


Sarana penunjang dalam usaha pembenihan
antara lain : saringan rotifer atau artemia, ember
pakan, gayung, alat grading, dll. Jenis peralatan
pendukung dapat diperoleh pada perusahaan atau
distributor peralatan pembenihan atau modifikasi atau
membuatnya sendiri sesuai kebutuhan.

2.10. Tata Letak


Tata letak merupakan salah satu faktor penting
yang perlu direncanakan dalam membangun sebuah unit
pembenihan. Kesalahan atau kurang matangnya
perencanaan tata letak akan menyebabkan
terganggunya operasional pembenihan atau pemborosan
biaya investasi yang digunakan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan tata letak suatu unit
pembenihan adalah : kemudahan dalam operasional,
memenuhi persyaratan teknis, ketersediaan lahan dan
keindahan serta dapat menekan biaya investasi.

18
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Penempatan bak kultur phytoplankton dan


zooplankton harus terpisah untuk menghindari
kontaminasi. Bak pemeliharaan larva letaknya tidak
jauh dari bak kultur phytoplankton karena kebutuhan
phytoplankton hampir setiap hari sehingga mudah
operasionalnya dan menghemat biaya. Contoh tata letak
untuk unit pembenihan ikan kerapu skala rumah tangga
adalah sebagai berikut :

P G
B B B B B B
BT

B B B BR B B
BT

R T

P = Pompa ; G = Generator ; BT = Bak Tandon ; BL = Bak Larva ;


BB = Bak Benih ; BR = Bak Rotifer ; BP = Bak Plankton ; RJ = Rumah Jaga
;TP = Tempat Panen

Gambar 9. Contoh tata letak HSRT untuk pembenihan ikan


kerapu.

19
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

III. TEKNIK HIBRIDISASI

3.1. Proses Hibridisasi


a. Pemeliharaan induk dan pematangan gonad
Kegiatan utama dalam pemeliharaan induk dan
pematangan gonad adalah pemberian pakan induk dan
manipulasi lingkungan dalam rangka memacu
pematangan gonad. Pakan induk yang diberikan selama
pemeliharaan berupa ikan rucah jenis selar, ekor
kuning, belanak, sarden dan cumi-cumi sebanyak 5–7%
dari total berat badan induk ikan. Pakan diberikan pada
pagi hari antara jam 07.00–08.00 WIB. Disamping itu
juga diberikan multivitamin untuk menjaga kesehatan
dan stamina induk.
Manipulasi lingkungan dilakukan untuk memacu
pematangan gonad melalui pengaturan ketinggian air
pada bak induk, yaitu setiap hari setelah selesai
pemberian pakan, ketinggian air diturunkan sekitar 2/3
dari total tinggi bak induk. Perlakuan ini dilakukan
setiap hari selama 8 jam.

20
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Gambar 10. Persiapan pemberian pakan ikan rucah untuk


induk ikan kerapu

b. Pemijahan induk
Pemijahan induk kerapu kertang jantan dan
kerapu macan betina dapat dilakukan secara bersamaan
dengan merangsang proses pemijahan melalui
menyuntikan hormon HCG dengan dosis 1000 IU/kg
induk. Waktu yang dibutuhkan dari penyuntikan sampai
pemijahan buatan (latency time) adalah 20–24 jam.
Kemudian dilakukan pengecekan tingkat kematangan
gonad induk dengan cara kanulasi untuk memastikan
bahwa sperma dan telur sudah cukup matang.

21
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Gb.11. Penyuntikan hormon pada induk ikan kerapu

Gb.12. Pengambilan telur Gb. 13. Pengambilan sperma


induk kerapu macan betina induk kerapu kertang jantan

Sperma kerapu kertang jantan dan telur kerapu


macan betina dikeluarkan dengan cara mengurut perut
ke arah urogenital. Sperma ikan kerapu kertang yang
keluar karena proses pengurutan ditampung dalam
testube dan disimpan dalam freezer untuk digunakan
pada saat proses hibridisasi (pembuahan buatan).
Sperma tidak boleh tercampur dengan air laut maupun
kotoran dari induk ikan. Bila sperma tercampur dengan

22
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

air atau kotoran, motilitas sperma akan menurun dan


akibatnya tingkat pembuahan akan menurun.
c. Pembuahan buatan
Hibridisasi dilakukan dengan metode pembuahan
buatan (artificial fertilization), yaitu dengan
mencampurkan telur ikan kerapu macan dengan sperma
ikan kerapu kertang yang merupakan hasil dari
pemijahan buatan. Telur ikan kerapu macan yang
dikeluarkan dengan cara di striping, ditampung dalam
baskom plastik.

Gb. 14. Sperma induk ikan Gb. 15. Pencampuran


kerapu kertang yang ditampung sperma dan telur

Selanjutnya sperma yang telah disiapkan


dicampur dengan telur dengan menggunakan kuas yang
halus atau bulu ayam. Setiap ± 1.000.000 telur ikan

23
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

kerapu macan dicampurkan dengan 10 ml sperma dari


ikan kerapu jantan. Kemudian sperma dan telur diaduk
merata dan dicampur air sedikit demi sedikit.
Selanjutnya dibiarkan selama ± 3 menit agar proses
fertilisasi telur sempurna. Kemudian telur siap untuk
ditebar di bak inkubasi.

24
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

IV. TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA

Dalam kegiatan pembenihan kerapu hibrid


cantang pemeliharaan larva merupakan salah satu
kegiatan pokok. Menajemen pemeliharaan larva yang
baik akan memberikan efek yang nyata pada tingkat
survival rate. Survival rate yang tinggi pada
pemeliharaan larva dapat dihasilkan jika seluruh faktor
yang berpengaruh dapat terpenuhi dengan baik
4.1. Sterilisasi Wadah dan Peralatan.
Bak-bak pemeliharaan larva dicuci bersih
menggunakan deterjen, kemudian disterilkan dengan
larutan formalin 37% 100 ppm. Lantai kerja disemprot
dengan larutan formalin 37% 20 ppm. Peralatan dicuci
bersih, disiram dengan larutan formalin 37% 100 ppm.
Sebelum digunakan, bak dan peralatan dibilas dengan
air tawar.
Guna menjaga kebersihan dan tingkat kesterilan
lingkungan kerja, maka dalam unit bak larva dibuatkan
tempat cuci kaki dan tangan yang setiap 2 hari sekali
diganti airnya. Lingkungan kerja setiap 3 hari sekali

25
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

disemprot dengan larutan formalin 20 ppm dan


peralatan yang digunakan juga secara berkala
disterilisasi ulang. Ember dan filter bag setiap habis
dipakai langsung dicuci bersih dan disterilkan dengan
dijemur dan secara berkala dicuci dengan larutan
formalin 20 ppm. Beker gelas yang setiap hari digunakan
untuk melihat kepadatan rotifera, setiap habis pakai
harus terendam dalam larutan formalin 50 ppm.
4.2. Persiapan Bak
Air yang akan digunakan untuk seluruh proses
produksi disterilkan dengan menggunakan kaporit dosis
tinggi (high clon 70%) dengan dosis 20-30 ppm. Larva
ikan kerapu hibrida dipelihara dalam bak beton volume
10 m3 air secara in door. Air media pemeliharaan juga
dilengkapai aerasi, untuk mencukupi kebutuhan oksigen
dan mencegah larva bergerombol di satu tempat.
Aerasi yang digunakan untuk mensuplai oksigen
kapasitas 10 m2 dipasang sembilan titik yang diletakkan
di dasar bak. Besar kecilnya aerasi diatur berdasarkan
umur larva. Awal penebaran telur, aerasi diatur agak
besar untuk mencegah telur mengendap di dasar bak.

26
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Setelah menetas aerasi dikecilkan. Jika larva sudah


berumur lebih dari 12 hari aerasi dibesarkan kembali.
Setelah persiapan bak selesai, bak diisi dengan air
laut lewat pipa inlet yang dipasang filter bag sebanyak
± 3/4 kapasitas bak dan diberi aerasi dengan kuat.
4.3. Seleksi dan Penetasan Telur
Seleksi telur dilakukan dalam bak inkubasi dengan
cara mendiamkan telur tanpa aerasi selama  3 menit.
Telur yang baik akan mengapung di permukaan
sedangkan telur yang jelek akan mengendap di dasar
bak.

A. telur jelek, mengendap di dasar. B. telur baik, mengapung di permukaan.

Gambar 16. Seleksi telur kerapu

27
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Selanjutnya dilakukan penyiponan telur yang


mengendap dan telur siap ditebar di panen.

4.4. Transportasi Telur


Teknik transportasi telur yang dilakukan
tergantung jarak lokasi hatchery dari produsen telur.
Langkah-langkah transportasi telur adalah sebagai
berukut.
1. Lakukan seleksi telur
2. Siapkan kantong plastik packing telur rangkap dua
dan isi dengan air laut.
3. Secara hati-hati pindahkan telur dengan saringan
sampling dalam kantong plastik packing sebanyak
50.000-100.000 butir telur.
4. Isi kantong plastik packing dengan oksigen
perbandingan air dan oksigen 1:1 dan ikan dengan
karet gelang.
5. Masukkan kantong plastik yang telah berisi telur
dalam styrofoam box. Untuk transportasi jarak
jauh, letakkan es batu yang telah dibungkus plastik
dan kertas koran diantara kantong plastik telur.

28
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Tujuannya adalah untuk menjaga suhu dalam


styrofoam box sekitar 20-25°C.

Kepadatan per kantong dalam transportasi telur


tergantung dari jarak dan lama waktu yang diperlukan
untuk mencapai hatchery yang dituju. Umumnya
kapasitas kantong plastik packing yang digunakan adalah
kantong plastik dengan kapasitas air laut 2 liter
sehingga untuk jarak dekat kepadatan telur per kantong
adalah 100.000 butir telur.

Gambar 17. Kegiatan packing telur kerapu hybrid

4.5. Penebaran dan Penetasan Telur


Setelah tiba di hatchery, telur harus di
aklimatisasi selama 10-20 menit dengan cara
memasukkan kantong plastik dalam bak pemeliharaan
larva. Kemudian kantong plastik dibuka dan telur

29
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

dimasukkan ke dalam wadah akuarium atau ember.


Selanjutnya telur direndam dalam larutan iodine dengan
dosis 20 ppm selama 15-20 menit sebagai disinfektan.
Setelah proses perendaman, telur dicuci dengan air laut
selama ± 5 menit dan telur siap ditebar.
Penebaran ke dalam bak pemeliharaan larva
dilakukan secara hati-hati dengan kepadatan dalam bak
10 butir telur/liter. Setelah telur menetas pada
permukaan air bak pemeliharaan ditetesi minyak cumi
sebanyak 0,1 ml/m2 untuk mencegah larva pada saat
umur-umur awal mengambang di permukaan. Pemberian
minyak cumi ini dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu :
pukul 06.00 dan 15.00 sampai larva berumur 10 hari.
Pada saat larva berumur D-2 dapat diberikan probiotik.
Dosis probiotik tergantung jenis bahan dan bentuk
tersedianya (cair atau powder) .
4.6. Manajemen Pakan
Secara alami larva kerapu hybrid yang baru
menetas sudah dibekali dengan cadangan makanan
berupa yolk egg (kandungan kuning telur). Selama

30
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

cadangan makanan masih ada, maka larva kerapu belum


mengambil makanan dari luar tubuhnya.
Ada beberapa jenis pakan yang digunakan dalam
pemeliharaan larva yang dilakukan yaitu pakan cair,
rotifera, naupli artemia, pakan buatan (pellet), udang
rebon (jambret).
Larva kerapu hybrid mulai mengkonsumsi pakan
dari luar setelah kuning telurnya habis yaitu mulai larva
berumur 2-3 hari (D2–D3). Pakan pertama yang diberikan
berupa pakan hidup berupa rotifera dengan kepadatan
5–7 ind/ml air media pemeliharaan dan pakan cair yang
diberikan secara terus-menerus sampai D7 dengan dosis
1 ppm. Sebelum rotifera diberikan, dilakukan
pengkayaan (enrichment) dengan beberapa jenis bahan
pengkaya misalnya scout emultion dan selco, atau dapat
juga ditambahkan vitamin C dan B complex powder
selama 2 jam.p
Pakan alami Artemia mulai diberikan setelah
larva berumur D13 sampai larva lepas sensor. Kepadatan
Artemia sekitar 3 ind/ml/hari. Jumlah naupli artemia
diatur agar larva dapat mengkonsumsi semua artemia

31
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

dalam jangka waktu satu jam. Bila dalam satu jam


pakan artemia belum habis dimakan, jumlah yang
diberikan dikurangi, demikian pula sebaliknya. Naupli
artemia sebelum diberikan dapat diperkaya dengan
bahan pengkaya komersil.
Pakan buatan (berbentuk powder) mulai diberikan
setelah larva mulai tumbuh sensor (+ D8), yaitu pakan
buatan mikroenkapsulasi dengan ukuran butiran sekitar
100 mikron. Pakan buatan terus diberikan sampai
panen, namun ukuran butiran pakan disesuaikan dengan
bukaan mulut larva. Kandungan nutrisi pakan powder
untuk larva ikan kerapu hybrid adalah minimal protein
50%. Pada saat menjelang lepas sensor sampai awal
lepas sensor (D-31 s/d D-45) larva kerapu hybrid dapat
diberikan jambret (udang kecil) hidup sebagai pakan
selingan.

32
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Gambar 18. Pemberian Gambar 19. Pemberian pakan


artemia pada larva kerapu tambahan pada benih

4.7. Manajemen Kualitas Air


Pergantian air dilakukan dengan melihat kondisi
larva. Pergantian air dapat dilakukan sejak umur 8-20
hari sebanyak 10-20%. Pada umur 21-30 hari pergantian
air dapat ditingkatkan sebanyak 30-50%. Mulai umur 31-
45 hari pergantian air dilakukan sebanyak 100%.
Untuk menjaga kualitas air perlu dilakukan
penyiponan dasar bak. Penyiponan dapat dilakukan pada
saat larva baru menetas jika terlihat ada telur yang
mengendap. Penyiponan selanjutnya dapat dilakukan
pada saat larva berumur antara 8 hari. Penyiponan
dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi pengadukan
kotoran dasar. Penyiponan dasar bak dilakukan dengan
melihat kondisi larva dalam bak pemeliharaan. Kotoran

33
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

dan lapisan minyak yang menutupi permukaan air bak


pemeliharaan, terutama sisa pakan buatan yang tidak
termakan dibuang dengan menggunakan gayung.

Gambar 20. Penyiponan bak larva kerapu

Guna menjaga kualitas air dalam bak larva, mulai


D1 diberikan Chlorella dengan kepadatan + 50.000
sel/ml (kecerahan air sekitar 25 cm). Setelah sensor
larva mulai tumbuh (D7), ke dalam bak larva
ditambahkan air laut sekitar 5% (5 cm). Penambahan air
laut ini dinaikkan secara bertahap 5 cm setiap 4 hari

34
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

sekali. Setelah larva berbentuk juvenil, pergantian air


yang dilakukan minimal 75%, sedangkan setelah grading
pergantian air minimal 100%. Dalam bak pemeliharaan
juga ditambahkan bakteri probiotik dengan dosis 5 ppm.
Pemberian probiotik dilakukan dengan menebarkan
langsung bersama pakan buatan yang diberikan.

Gb. 21. Benih hibrid 2,5 cm Gb. 22. Benih hibrid 7 cm

35
Tabel 1. Standar prosedur operasional manajemen pakan pada pembenihan ikan
kerapu
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

36
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Tabel 2. Contoh pedoman pakan harian

Umur Jenis Waktu (jam)


(hari) Pakan 06 07 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18
N o
2
R o
N o
3-7 R o
PC o
N o
R o
8 - 20
A o
PB o o o o o o
N o
R o
21-30
A o o
PB o o o o o o
A o o
31-45 PB o o o o o o
J o
46 – PB o o o o o o
Panen (
J o
1 inchi)
Keterangan : N = Nannochloropsis sp ; R = Rotifer ; A = Artemia ;
J = Jambret ; PC = Pakan Cair ; PB = Pakan Buatan

4.8. Panen Juvenil, Grading dan Pendederan


Pemanenan dilakukan pada larva kerapu yang
telah sebagian besar lepas sensor (35-45 hari).
Prosentase larva yang telah mengalami perubahan
bentuk (metamorphosis) menjadi juvenil ikan kerapu 
70%. Panjang rata-rata juvenil yang dipanen  1 inchi.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan baskom

37
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

plastik (diameter 40 cm dan tinggi 15 cm). Air pada bak


pemeliharaan larva diturunkan secara perlahan-lahan
sampai tinggi permukaan air dalam bak mencapai kira-
kira 30 cm. Setelah ketinggian air mencapai 30 cm
benih kerapu dapat dipanen. Juvenil yang telah dipanen
dipisahkan berdasarkan ukurannya (grading).
Selanjutnya benih dapat dipindahkan ke bak pendederan
sampai ukuran siap jual.
Grading (pemilahan ukuran) merupakan salah satu
teknik untuk menyeragamkan pertumbuhan dan
mengurangi kematian benih pasca lepas sensor akibat
sifat kanibal pada jenis ikan kerapu. Sifat kanibalisme
pada kerapu terjadi pada saat kondisi kekurangan
makanan dan perbedaan ukuran. Ikan yang berukuran
lebih besar akan selalu memangsa yang lebih kecil
dalam satu wadah pemeliharaan.
Pada ikan kerapu, grading dapat dilakukan dalam
2 tahap. Tahap 1 grading larva ukuran kecil yang
berenang di permukaan bak pemeliharaan. Larva
diambil dengan menggunakan scoop beserta air untuk
menghindari larva stress dan dipindahkan ke bak baru

38
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

yang sebelumnya telah diisi air laut yang bersih. Setelah


larva kecil terambil selanjutnya diteruskan dengan larva
besar yang telah sebagian besar berubah menjadi
juvenil.
Pendederan dapat dilakukan langsung dalam bak.
Untuk bak dengan kapasitas 10 m3 pendederan dapat
dilakukan dengan padat penebaran 4.000–5.000 ekor.
Pakan yang diberikan dapat berupa pakan buatan
sebanyak 6 kali sehari. Grading dapat dilakukan satu
kali seminggu dengan pergantian air 100%. Setiap hari
dapat dilakukan penyiponan kotoran dan sisa pakan yang
tidak termakan.

Gambar 23. Grading di unit pembenihan

39
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

V. PRODUKSI PAKAN ALAMI

Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor


pembatas bagi organisme yang dibudidayakan. Pakan
alami digolongkan menjadi dua golongan, yaitu plankton
hewani (zooplankton) dan plankton nabati
(phytoplankton). Kedua jenis pakan alami tersebut
sangat memegang peranan penting sebagai dasar
pemenuhan gizi pada saat awal-awal kehidupan larva
marine species (udang, ikan, kekerangan dll).
Ada beberapa faktor yang dapat digunakan
sebagai acuan untuk menentukan apakah jenis plankton
itu termasuk katagori pakan alami yang memenuhi
syarat, diantaranya adalah :
- Bentuk dan ukurannya sesuai dengan lebar bukaan
mulut larva
- Mudah diproduksi secara massal atau mudah
dibudidayakan
- Kandungan nutrisinya lengkap dan tinggi
- Isi sel padat dan mempunyai dinding sel tipis
sehingga mudah dicerna

40
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

- Cepat berkembang biak dan memiliki toleransi tinggi


terhadap perubahan lingkungan sehingga lestari
ketersediaanya
- Tidak mengeluarkan senyawa beracun
- Gerakannya menarik bagi ikan tetapi tidak terlalu
aktif sehingga mudah ditangkap.
Phytoplankton yang telah dikembangkan dengan
baik dalam pemeliharaan ikan kerapu adalah Chlorella
sp (Nannochloropsis sp), Sedangkan jenis zooplankton
yang dibudidayakan adalah rotifer (Brachionus sp) dan
artemia.

Chlorella sp Rotifer Artemia

Gambar 24. Jenis pakan alami pada pembenihan kerapu

41
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

5.1. Kultur Phytoplankton Nannochloropsis sp.


5.1.1. Persiapan dan Cara Kultur
Kegiatan ini dilakukan di tempat terbuka dengan
volume bak antara 4 m3 sampai 30 m3. Sinar matahari
yang masuk sangat diperlukan untuk proses fotosintesa.
Langkah persiapan kultur yang perlu dilakukan adalah :
- Wadah dicuci bersih lalu dimasukkan media air laut.
- Sterilisasi air laut dengan diberi kaporit 5 ppm
dilakukan pengadukan/pengaerasian selama 24 jam,
chlorin test digunakan untuk mengetahui kenetralan
air
- Bibit yang diperlukan 20-30% dari volume total,
salinitas 28-30 ppt, suhu air 300C, pH 8, cahaya yang
dibutuhkan 10.000 lux
- Pupuk yang digunakan yaitu 50-60 ppm urea, 30-40
ppm ZA, 20-25 ppm SP-36, 1–5 ppm FeCl3 dan 1–5
ppm EDTA (tergantung kandungan zat organik
terlarut di perairan tersebut)

42
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Gambar 25. Kultur massal Nannochloropsis sp.

5.1.2. Teknik Panen


Pada umumnya pemanenan hasil kultur
phytoplankton adalah dengan cara langsung bersamaan
air media kulturnya. Ukuran phytoplankton yang
mikroskopis sulit untuk dilakukan penyaringan (2-20
μm), seperti Nannochloropsis sp, Pavlova,
Phaedactylum. Fitoplankton yang mampu disaring
adalah Skeletonema, Spirulina, bentuk selnya seperti
benang dengan ukuran diatas 20 μm.
Media kultur phytoplankton harus sudah berumur
tua antara 5–7 hari untuk menghilangkan pupuk yang

43
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

ada didalamnya karena pemberiannya bersama media


air kultur dan digunakan secara langsung sebagai pakan
larva. Teknik panen yang digunakan adalah panen total
yaitu dengan menggunakan pompa celup dan
didistrubusikan ke bak larva dan bak rotifera.
Pemberian ke bak larva dilakukan dengan
menampung Nannochloropsis sp dalam wadah khusus
diletakkan lebih tinggi dari bak larva dan dialirkan
secara perlahan sesuai kebutuhan dengan sistem
gravitasi tanpa pompa.

Gambar 26. Pemberian Nannochloropsis sp dengan


sistem gravitasi

44
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

5.1.3. Pengendapan Nannochloropsis sp (Chlorella)


Salah satu cara pengangkutan Nannochloropsis sp
yang tidak membutuhkan volume media yang banyak
dengan cara pengendapan. Langkah pengendapan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Nannochloropsis sp yang siap panen ditampung
dalam wadah bervolume 1 ton.
b. NaOH teknis sebanyak 75-100 ppm dilarutkan dalam
air laut lalu ditambahkan pada Nannochloropsis sp
tersebut dan diberi aerasi selama 2 jam.
c. Setelah 2 jam, aerasi dimatikan dan tunggu 10–15
jam akan terjadi proses pengendapan alga yang
ditandai dengan adanya larutan hijau alga yang
mengendap di dasar dan larutan bening yang berada
diatasnya.
d. Larutan bening dibuang dan didapatkan endapan alga
sekitar 25–30 liter.
Endapan Nannochloropsis sp dapat digunakan
sebagai bibit lalu dimasukkan ke media air laut 4 m3
yang sudah diberi pupuk dan aerasi. Endapan tersebut
dapat digunakan sebagai pakan larva setelah dengan

45
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

perbandingan air tawar + air laut = 1 : 4 (Endapan


Nannochloropsis sp : air pengenceran) dan diaerasi
sekitar 1 jam untuk menurunkan pH.
5.2. Kultur Rotifer (Brachionus sp)
Kultur masal rotifer dilakukan pada bak volume 4-
3
8 m . Kultur dilakukan dalam ruang terbuka yang cukup
mendapatkan cahaya matahari. Secara umum dikenal 2
metode kultur rotifer yaitu metode panen harian dan
metode transfer. Metode panen harian lebih praktis dan
mudah sedangkan pada metode transfer diperlukan bak
kultur yang lebih banyak, namun rotifer yang dihasilkan
dari metode transfer lebih bersih.
a. Metode panen harian
Metode panen harian diawali dengan penumbuhan
phytoplankton pada bak kultur rotifer hingga mencapai
kepadatan 3-4 juta sel/ml, setelah phytoplankton siap,
bibit rotifer dapat ditebar dengan kepadatan 40-50
ind/ml yang diperoleh dari kultur semi masal.
Pemanenan rotifer skala masal dapat dilakukan setelah
mencapai kepadatan 150-200 indv/ml atau ditandai

46
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

dengan beningnya media kultur karena alga telah habis


dimakan oleh rotifer (hari ke 4).
Pada saat panen, rotifer dalam bak kultur tidak
dihabiskan namun disisakan sebagian atau minimal 50%
dari total volume sebagai bibit pengkulturan rotifer
selanjutnya. Kemudian bak kultur diisi kembali dengan
fitoplankton hingga volume semula.

Gambar 27. Panen rotifer Brachionus sp

Pemanenan rotifer dilakukan dengan cara


mengalirkan air media pemeliharaan melalui bantuan
selang spiral 1 inchi lalu disaring dan ditampung
menggunakan plankton net 200–400 μm. Panen rotifer
dapat dilakukan setiap hari pada bak kultur yang sama.
Pada umumnya metode panen harian dapat berlangsung
hingga 3-4 minggu. Hasil panen rotifer dapat langsung

47
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

dimasukkan ke bak pemeliharaan larva ikan ataupun


diperkaya terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai
nutrisi rotifer.
b. Metode transfer
Kultur rotifer dengan metode transfer umumnya
dilakukan menggunakan bak ukuran kecil maksimal 10
m3 tergantung kebutuhan harian akan rotifer. Persiapan
kultur sama seperti pada metode panen harian. Panen
dilakukan setelah rotifer mencapai kepadatan 150-200
indv/ml hingga habis. Agar panen dapat dilakukan
kontinyu setiap hari maka harus tersedia beberapa bak
kultur rotifer .

5.3. Kultur Artemia


Inkubasi artemia dalam air laut sangat sederhana.
Dalam kultur artemia harus memperhatikan beberapa
faktor untuk dapat menghasilkan efesiensi penetasan
yang maksimum. Faktor-faktor yang mempengaruhi
antara lain :

48
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

1. Suhu pada kisaran 25–300C. Dibawah 250C cyst akan


lambat menetas dan diatas 330C akan membuat
metabolisme cysts bisa terhenti.
2. Salinitas dengan kisaran 25–35 ppt.
3. Oksigen terlarut dianjurkan diatas 2 mg/l untuk
menghasilkan penetasan dan efisiensi yang tinggi
pada cysts artemia.
4. Kepadatan cysts Artemia tidak lebih dari 5 gram per
liter air laut
Cysts Artemia menetas dalam waktu 24–28 jam
dalam masa inkubasi dan menjadi nauplii. Penetasan
cysts Artemia menggunakan tangki berbentuk corong
(conicle tank). Penetasan Artemia dapat dilakukan
secara langsung ataupun menggunakan cara dekapsulasi
terlebih dahulu dengan menggunakan larutan klorin
(Calcium hypochlorite/Ca(OCl)2).
a. Penetasan langsung
Cara penetasan langsung dengan merendam cysts
Artemia selama 15 menit ke dalam larutan klorin 15
ppm untuk membunuh bakteri dan jamur, kemudian
dibilas dengan air tawar sampai bau dan rasa larutan

49
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

klorin hilang. Conicle tank diisi air laut dan beraerasi


kuat, kemudian masukkan cysts Artemia dengan
kepadatan 2-5 gram/liter. Salinitas yang digunakan 15–
35 ppt, suhu 25–280C untuk menghasilkan efisiensi
penetasan yang tinggi. Waktu yang dibutuhkan untuk
menetas sekitar 24–36 jam.

Gambar 28. Penetasan artemia secara langsung

b. Penetasan dekapsulasi
Penetasan dengan perlakuan dekapsulasi cysts
dimaksudkan untuk menipiskan lapisan luar cangkang
tanpa mempengaruhi embryo hidupnya, yaitu :
1. Cysts direndam dalam air tawar selama 1-2 jam

50
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

2. cysts disaring dan dibilas dengan air tawar,


kemudian dimasukkan dalam ember dan dituangkan
larutan klorin sedikit demi sedikit sambil diaduk.
Jaga suhu dibawah 400C
3. Saring dan bilas dengan air tawar sampai bersih.
4. Ulangi sampai terjadi perubahan warna cysts dari
coklat menjadi orange tergantung dari produk
cystsnya. Proses dekapsulasi tersebut memakan
waktu antara 5–15 menit.
5. Setelah terjadi perubahan warna, segera disaring
dan bilas dengan air tawar hingga bau klorinnya
hilang.
6. Peras cyst tersebut sampai kering dan masukkan ke
kantong plastik untuk disimpan pada suhu dingin
selama maksimal 1 minggu.

51
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

1 2

3 4

5 6
Gambar 29. Proses dekapsulasi artemia

52
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Keuntungan dekapsulasi Artemia adalah :


a. Membunuh bakteri dan jamur yang ada pada cysts
lewat perlakuan pemberian hipoklorit
b. Mengurangi kotoran cangkang setelah penetasan
karena cangkang yang ada menjadi tipis.
c. Telur yang sudah didekapsulasi bisa langsung
diberikan sebagai pakan larva ikan dan udang
d. Lebih cepat menetas karena nauplii artemia mudah
merobek cangkang yang tipis sehingga tingkat
penetasannya tinggi.
Penetasan cysts yang didekapsulasi memerlukan
waktu antara 18-30 jam pada air laut dengan kepadatan
tidak lebih dari 5 gram cysts/liter. Untuk hasil yang
optimum, pertahankan suhu pada kisaran 25–300C dan
pH 8-9. Panen dimulai dengan menghentikan aerasi dan
sinari bagian bawah corong sehingga nauplii artemia
akan bergerak ke bawah dan mudah diambil dengan
cara disiphon. Nauplii Artemia siap diberikan ke larva
ikan.

53
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

VI. ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN

6.1. Analisis Usaha


Beberapa kegunaan dalam melakukan analisis
usaha diantaranya adalah dapat memperkirakan modal
yang diperlukan, dapat memperkirakan keuntungan yang
akan diperoleh atau kelayakan usaha, dan yang lebih
penting lagi adalah berguna sebagai kontrol dan
sekaligus target dalam usaha yang akan dilakukan.
Satu siklus adalah pemeliharaan sejak telur
hingga benih ikan kerapu ukuran 3-4 cm terjual. Lama
pemeliharaan satu siklus produksi untuk ikan kerapu
hybrid kurang lebih 45-55 hari. Contoh analisa usaha ini
menggunakan skala pembenihan rumah tangga dengan
satu siklus penebaran telur sebanyak 300.000 butir dan
dihitung untuk 5 siklus pemeliharaan selama 1 tahun.
Satu unit HSRT ikan kerapu tikus terdiri dari 6 buah bak
pemeliharaan larva.

54
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Tabel 3. Perhitungan usaha pembenihan ikan kerapu


hybrid skala rumah tangga (HSRT) Harga
dalam Rp. 1.000,-
Jumlah Harga Jumlah
No Uraian Bahan satuan harga
(Rp)
I. INVESTASI
Lahan 400 m2 100.000 40.000
Pembuatan bak larva dan pengatapan 6 bh 6.000 36.000
Pembuatan bak pakan alami 6 bh 4.000 24.000
Pembuatan bak reservoar, filter 1 unit 10.000 10.000
Pompa celup 2 buah 600 1.200
Pompa air laut 1 unit 4.000 4.000
Instalasi pompa air laut 1 unit 2.500 2.500
High blow 200 watt 1 unit 5.000 10.000
Instalasi aerasi 1 unit 1.500 1.500
Instalasi listrik 1 unit 2.500 2.500
Genset 2 KVA 1 buah 3.000 4.000
Peralatan pembenihan 1 unit 2.000 2.000
Lain-lain 1 unit 2.000 2.000
Total biaya Investasi 139.700
2 BIAYA OPERASIONAL PERTAHUN (3
SIKLUS PRODUKSI)
a. Biaya tetap
Gaji / Upah (2 orang) 12 bln 900 10.800
Penyusutan (5%) 12 bln 500 5.805
Listrik 6.000
Total biaya tetap 22.605

b. Biaya variabel
Telur 1,5 jt 0.015 22.500
Pupuk 1 paket 400 400
Bahan kimia 1 paket 4.000 4.000
Artemia 60 klg 350 21.000
Pakan Buatan 5 paket 6.660 33.300
Udang jambret 600 kt 6 3.600
Biaya dan alat panen 1 tahun 5000 5.000
Lain-lain 1 paket 3.500 3.500
Total Biaya Variabel 93.300
Total biaya 115.905

55
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

3 Pendapatan per tahun (5 siklus)


a. Penebaran telur: 10 butir/liter atau 100.000 butir/bak (digunakan 3
bak), HR 80% ( 80.000)
b. Sintasan benih ukuran panjang 3-4 cm rata-rata = 20 % (16.000
ekor/bak)
c. Jumlah panen per siklus = 48.000 ekor
d. Jumlah panen per tahun = 240.000
e. Harga jual rata-rata = Rp. 3.500/ekor
f. Pendapatan per siklus = 48.000 x Rp.3.500 = Rp. 168.000.000,-
g. Pendapatan per tahun = 5 x Rp. 168.000.000,- = Rp. 840.000.000,-
h. Keuntungan sebelum pajak:
- Keuntungan sebelum pajak-biaya operasional
= Rp.840.000.000-Rp.115.905.000 = Rp.724.095.000,-
i. Keuntungan bersih setelah dikurangi investasi (sebelum pajak) = Rp.
584.395.000,-

Rata-rata penghasilan perbulan = Rp. 48.699.583,-

6.2. Pemasaran
Pemasaran merupakan rantai akhir dalam usaha
pembenihan ikan kerapu, sehingga aspek pemasaran
tidak boleh dianggap ringan. Sebelum kita melakukan
usaha pembenihan ikan kerapu terlebih dahulu harus
diketahui jenis kerapu apa yang sedang banyak diminati
oleh konsumen, begitu pula informasi harga sangatlah
penting. Harga benih ikan kerapu berfluktuatif
sebagaimana komoditas lainnya, harga di pasar tingkat
produsen di Jawa Timur (Situbondo), Bali (Gondol) dan
Lampung selama ini untuk ikan kerapu hybrid
persentimeter berkisar antara Rp. 1000-1200.

56
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

Sejauh ini memasarkan benih ikan kerapu baik


kerapu tikus maupun macan untuk segala ukuran (3-10
cm) dan berapapun banyaknya tidaklah sulit, karena
usaha pembesaran ikan kerapu baik di keramba jaring
apung (KJA), bak terkontrol maupun di tambak di dalam
maupun di luar negeri sudah banyak dilakukan. Daerah
pemasaran ikan kerapu diantaranya adalah Sumatera
Barat, Kepulauan Riau (Batam), Sumatera Utara,
Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Utara, NTB, NTT, Irian Jaya, Malaysia
(kerapu macan), Singapura (kerapu macan), Taiwan
(kerapu macan), China (kerapu macan) dan lain-lain.

57
Produksi Benih Ikan Kerapu Hybrid Cantang

DAFTAR RUJUKAN

Purba, R, dan Mayunar. 1991. Kelangsungan hidup larva


kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
sampai umur 35 hari. Jurnal Uji coba
Perikanan pantai. Halaman 9, No 5.
Wibowo, H. Dkk 2010. Pendederan Ikan Kerapu Cantang
di Tambak. Laporan hasil Perekayasaan . Th.
2010.
Muslim, AB. 1999. Allozyme Elektroforesis tiga spesies
Ikan Kerapu Epinephelus spp. Dari Panti
Pembenihan. Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Brawijaya malang.
Muslim, AB. Dkk. 2009. Pemeliharaan larva Kerapu
Kertang. Laporan Hasil Perekayasaan Th. 2009
Sumantadinata, K. 1997. Seleksi performance ikan nila.
Makalah Pertemuan Lintas UPT. Ditjen
Perikanan.
Tave, D. 1988. Genetic for Fish Hatchery Managers.
Yatim, W. 1986. Genetika. Tarsito. Bandung.

58
Catatan............................

Anda mungkin juga menyukai