Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KEGIATAN 2015

PRODUKSI BENIH IKAN JELAWAT


(LEPTOBARBUS HOEVENII BLKR)
TIM SPESIFIK LOKAL

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR JAMBI


2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
- Ikan Jelawat salah satu ikan bernilai ekonomis tinggi dari keluarga Cyprinidae
- Permintaan pasar tinggi (2014 > 1 juta benih)
- Di alam tidak bisa memijah sepanjang tahun, pemijahan buatan bisa.
- Mengupayakan peningatan produksi dari aspek pemijahan dan pendederan

Tujuan
- Memproduksi benih dengan kualitas baik dan kuantitas memadahi sepanjang tahun
- Meningkatkan fekunditas telur, hatching rate, pertumbuhan dan sintasan benih
- Mendapatkan paket teknologi pembenihan intensif
Target (output)
- Mendapatkan benih ukuran 1 2 inchi sebanyak 700.000 ekor
- Mendapatkan 1 paket teknologi manajemen pemeliharaan induk
- Mendapatkan 1 paket teknologi pembenihan intensif

Kerangka Pikir
Peningkatan Produksi
Benih Ikan Jelawat

Manajemen Induk Teknik Pemijahan Pendederan Benih

Pemberian Suplemen Evaluasi dan Tebar umur 3 hari Peran Probiotik (bakteri
Vit E dan Zn Perbaiakan Pemijahan dengan perbaikan Autotrof dan Heterotrof)
persiapan kolam
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
- Pelaksanaan kegiatan dari Januari Desember 2015
- Di Area Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi

Bahan dan Alat Kegiatan


- Induk Ikan Jelawat
- Suplemen Pakan ( Vit E dan Zn)
- Probiotik dan Molase
- Perangkat Alat Pemijahan
- Jet Aerator
Prosedur Kerja
- Persiapan (Kolam, keramba perlakuan induk, bak beton pendederan intensif, dan
persiapan rutin sebelum proses pemijahan dan pendederan)
- Manajemen Induk,
Kepadatan 1/m2, jantan dan betina terpisah, diberi pakan protein 31%, 3% bobot
tubuh, pemberian 2x dan diberi pakan tambahan daun singkong.
Induk dengan perlakuan tambahan suplemen pakan (vit E dan Zn) dipelihara dalam
keramba jantan dan betina terpisah, dosis pakan sama.
- Seleksi induk tiap 45 - 60 hari tiap wadah (6 wadah = 15 20 hari seleksi)
- Pemijahan , Penetasan telur dan Pemeliharaan larva
Pemijahan dengan teknik induce breeding menggunakan hormon ovarim (0,7 ml/kg
dengan frekwensi 2 kali penyuntikan yaitu penyuntikan pertama 1/3 dosis total dan
12 jam kemudian penyuntikan kedua yaitu 2/3 dari dosis total). Penyuntikan Induk
jantan (0,3 ml /kg) di lakukan penyuntikan bersamaan dengan penyuntikan kedua
ikan betina. Pembuahan dilakukan dengan stripping
Penetasan telur di dalam fiber bulat dengan aerasi besar agar tidak terjadi
pengendapan (telur akan menetas dalam 24 36 jam, dilakukan pergantian air)
Pemeliharaan larva, setelah 48 jam larva dipindahkan ke bak fiber berukuran 2x4
meter dengan ketinggian air 30 - 40 cm, kapasitas 30 40 ribu larva
Larva diberi pakan artemia dengan frekuensi 4x secara at libitum sampai berumur 5
hari
- Pendederan benih
Benih ditebar dalam kolam umur 6 hari diberi pakan tepung pellet 10% BB, protein
31% yang dicampur telur ( 1 butir telur : 1 kg tepung pellet) selama 5 hari,
dilanjutkan pemberian tepung sampai umur 20 hari, dan crumble sampai 30 hari.
Benih ditebar dalam kolam umur 3 hari kepadatan 100 ekor /m2, dibiarkan
memakan pakan alami, diberi pakan pada hari ke-6, dengan komposisi yang sama.
Pendederan Intensif kepadatan 200 ekor di Bak beton benih umur 5 hari, kondisi
DO > 5 mg/l, C/N ratio >10, pemberian bakteri dan molase sebagai sumber carbon.
Parameter yang diamati
- Jumlah induk matang gonad, Fekunditas dan Hatching Rate
Untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen pakan
- Pertumbuhan dan Sintasan Benih
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan tahap pendederan
- Kualitas Air.
Untuk mengetahui hubungan kualitas air dengan perkembangan induk dan benih.

Analisa Data
- Data hasil kegiatan ditabulasikan dan dianalisa secara diskriptif untuk mengetahui
kesesuaian hasil dengan tujuan dan target kegiatan
TERIMA KASIH
MOHON SARAN DAN MASUKAN

Anda mungkin juga menyukai