Anda di halaman 1dari 28

PERCONTOHAN PEMBENIHAN IKAN GURAMI

DI KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

Oleh :
Team Spesifik Lokal

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2 0 15

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 361


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan Gurami adalah ikan endemic perairan Indonesia yang sudah tersebar luas
menjadi ikan budidaya komersial. Pemenuhan benih ikan gurami masih
mengandalkan proses pemijahan alami, sehingga kuantitasnya masih dipengaruhi
oleh kondisi alam. Upaya peningkatan produksi benih dilakukan dengan
mengoptimalkan kualitas induk dan asupan pakan untuk mendapatkan telur yang
berkualitas. Di beberapa kawasan pembenihan, system pembenihan juga
menerapkan metode intensif dengan membuat petak kolam pemijahan. Saat ini
kebutuhan benih ikan gurami di Jambi masih mendatangkan dari Jawa (Banyumas,
Yogyakarta, Magelang, Parung) dan Sumatera Barat baik berupa telur maupun benih.
BPBAT Sungai Gelam memiliki sumber daya induk ikan gurami strain
Batanghari, Untuk memenuhi kebutuhan telur dan benih ikan gurami di Jambi dan
sekitarnya, telah dilakukan pemijahan intensif dan masal untuk semua strain yang
dimiliki. Pendekatan nutrisi, mekanis meseleksi dan manajemen pergantian induk
akan dilakukan untuk memperbaiki performa pemijahandan kuantitas telur dan benih
yang dihasilkan.
Namun dari jumlah induk dan kapasitas kolam pemijahan yang dimiliki, BPBAT
Sungai Gelam belum mampu memenuhi semua permintaan benih gurami oleh
masyarakat, karena itu sebagian benih yang dihasilkan diharapkan diproduksi oleh
UPR di daerah Jambi sendiri. Untuk mendapatkan telur/ benih ikan gurami khususnya
gurami batanghari dalam jumlah yang cukup dan berkelanjutan, maka perlu dibuat
satu kawasan budidaya penghasil telur/benih gurami.
Melihat keberhasilan UPR yang ada di daerah jawa tengah dalam memproduksi
telur/benih ikan gurami, maka di cari daerah di Provinsi Jambi yang hampir sama
karakter alam, sumber daya manusianya dan lingkungannya untuk menjadi kawasan
penghasil benih gurami.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuat suatu kerangka pikir untuk
pengembangan pembenihan ikan gurami di tahun 2015 ini. BPBAT Jambi
merencanakan kegiatan Demfarm pembenihan ikan gurami di tahun 2015 untuk
menjawab permasalahn kebutuhan benih ikan gurami yang cukup, berkelanjutan dan
mandiri. Diharapkan 5 tahun kedepan jambi sudah bisa swasembada benih gurami.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 362


1.2. Tujuan
 Mengenalkan gurami batanghari kepada masyarakat Jambi.
 Melibatkan masyarakat pembudidaya (UPR) secara langsung dalam
melestarikan indigenous species.
 Transfer teknologi pembenihan dan upaya memenuhi kebutuhan telur gurami
di daerah Jambi.

1.3. Sasaran
 Tersedianya model kawasan budidaya penghasil telur/benih gurami.
 Meningkatkan kamampuan dan kapasitas produksi kelompok pembenih
gurami.
 Tersedianya paket teknologi pembenihan ikan gurami.

1.4. Keluaran (out put) kuantitatif yang diharapkan


 1 model penerapan teknologi anjuran dalam mengatasi kebutuhan telur/benih
ikan gurami di Provinsi Jambi.
 Telur ikan gurami sebanyak 50.000 butir.
 1 paket teknologi pembenihan ikan gurami.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 363


II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu Dan Tempat


Kegiatan dilakukan pada bulan Januari sampai Desember 2015 di UPR wilayah
kerja Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

2.2. Penentuan Komoditas Gurami


Komoditas ikan gurami yang akan dijadikan model untuk produksi telur/benih
adalah ikan gurami yang merupakan produk hasil kegiatan pemuliaan dan perbanyakan
calon induk yang dilakukan oleh jejaring pemuliaan calon induk. Produk yang sudah ada
adalah ikan gurami hasil domestikasi yaitu ikan gurami batanghari, dan ikan gurami
jawa/soang hasil perbanyakan yang dilakukan oleh BPBAT Sungai Gelam yang telah
dikenal oleh pembudidaya di Sumatera Barat memiliki performa baik pada tahun
sebelumnya.

2.3. Pembuatan Model Kawasan Produksi Benih Ikan Gurami


Setelah dilakukan observasi menunjukkan bahwa kepemilikan induk gurami
pembudidaya ikan dikawasan Sarolangun sangat beragam. Hasil observasi dapat dilihat
pada Dari hasil perhitungan, diprediksi bahwa induk yang dimiliki oleh dua kawasan
tersebut berkisar antara 200 s/d. 300 ekor. Untuk swasembada telur/benih ikan gurami
tersebut dibutuhkan jangka waktu sekurangnya 5 tahun, dengan harapan pada tahun
ketiga induk baru mulai berproduksi, dan pada tahun kelima kondisi produktivitas induk di
pembudidaya sudah mulai optimal.
Model yang sesuai untuk Pembuatan kawasan tersebut adalah dengan cara
BPBAT Sungai Gelam membuat satelit untuk melakukan produksi telur/benih ikan
gurami di kawasan tersebut. Produksi benih bisa dilakukan di BBI/UPR yang ada atau
dekat lokasinya dengan kawasan budidaya ikan gurami untuk memudahkan dalam
distribusi. Rencana alur penyediaan dan distribusi benih dapat dilihat pada Gambar 1.

BPBAT Sungai
Gelam

Dinas Tarantang

UPR Halaban
UPR UPR Payakumbuh

Gambar 1. Rencana Alur Kegiatan Demfarm Pembenihan Ikan Gurami Di Kab.


Sarolangun.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 364


Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa BPBAT Sungai Gelam sebagai anggota
jejaring ikan gurami yang bertanggung jawab untuk regional Sumatera akan berperan
sebagai penyedia benih calon induk unggul bagi BBI di kawasan budidaya ikan gurami di
Provinsi Jambi. Sedangkan BBI yang berada didekat kawasan berperan sebagai satelit
BPBAT Sungai Gelam dalam penyediaan induk. Alur tersebut merupakan salah satu alur
penyediaan calon induk yang cukup ideal. Alternatif lainnya satelit BPBAT Sungai Gelam
bisa dilakukan di salah satu BBI saja. Pembuatan alur bisa dilakukan berdasarkan
kesediaan melakukan kerjasama dengan berbagai peran yang akan dijalankan oleh
masing-masing pelaku dalam kerjasama tersebut.

2.4. Pembuatan Model Kerjasama


Model kerjasama yang dilakukan dapat adalah dalam penyediaan induk,
penyediaan benih, penyediaan wadah budidaya (kolam pembesaran), penyediaan pakan,
dan penyediaan tenaga kerja. Peran yang bisa dijalankan dapat dilihat dari Tabel 1.
Tabel 1. Peran Masing-Masing Pelaku Dalam Kegiatan Percontohan Pembenihan
Ikan Gurami.

No Pelaku Peran
1 BPBAT Sungai Pendampingan teknik produksi, penyedia induk, penyedia
Gelam sarana pemijahan, distribusi telur
2 UPR) penyedia benih, penyedia pakan, penyedia tenaga kerja.

3 Dinas kabupaten Memfasilitasi pengadaan induk untuk BBI dan UPR di


wilayah kerjanya dengan memberikan batuan induk.

2.5. Prosedur Kerja Pembenihan ikan gurami


Sebelum kegiatan dilakukan maka di laksanakan survey lokasi untuk
menentukan calon UPR yang akan dijadikan target kegiatan. Setelah didapatkan UPR
yang siap untuk menjadi target kegiatan maka dilakukan temu lapang dengan
UPR/kelompok pembenih ikan gurami. UPR akan mendapatkan hibah pakan induk
selama 1 tahun dan dipinjami induk selama 1 tahun. Tahapan proses pembenihan ikan
gurami dilakukan sebagai berikut :
a. Pemeliharaan induk
Induk yang digunakan adalah induk ikan gurami (F1) hasil produksi dari induk (F0)
oleh BPBAT Sungai Gelam. Pemeliharaan induk dilakukan di kolam induk, dengan
pemberian pakan komersial (protein 30-32%) dengan frekuensi 2 kali, dan
tambahan pakan hijauan pada sore hari.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 365


b. Pemijahan
Kolam pemijahan berupa kolam yang disekat dengan ukuran 3 x 3 m 2 dan 1 buah
kolam pematangan gonad. Perlakuan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini
adalah jenis pakan hijauan yang akan diberikan, yaitu berupa sente dan tauge
(mengandung vitamin E yang tinggi). Pemijahan secara alami dilakukan dengan
mencampurkan induk jantan dan induk betina dalam sekat dengan perbandingan
1 : 2. Pengecekan sarang dilakukan setiap minggu sekali untuk setiap kolam. Petak
induk yang memijah dicatat. Telur hasil pemijahan dihitung jumlahnya dan dipelihara
dalam hatchery.
c. Pemeliharaan larva dan pendederan benih
Hasil pemijahan dapat berupa telur yang telah dibuahi atau larva. Apabila hasilnya
berupa telur dilakukan penetasan dalm suhu 27-29 oC. Apabila sudah dalam bentuk
larva, maka dilanjutkan dengan pemeliharaan larva. Larva ikan gurami mulai
membuka mulut dan belajar makan mulai berumur 5-7 hari. Pemberian pakan
dilakukan dengan pakan alami berupa artemia, moina, dan cacing tubifek. Setelah
dilakukan pemeliharaan larva, benih didederkan dalam kolam sampai berukuran
kuku (2-4 cm) dan silet (4-6 cm). Dalam mendukung perlakuan, dilakukan
penumbuhan Moina dalam kolam pemeliharaan.

Tabel 2. Jadwal Persiapan Kolam Pendederan


Hari ke- Kegiatan
0 Pengeringan kolam, pembersihan predator dan kompetitor
1 Pengolahan kolam dan pengapuran ; 100 gr/m 2
2 Pemupukan :
Kotoran ayam kering ; 500 gr/m 2 dionggokkan di beberapa tempat
dalam kolam (pinggir), Tepung ikan BS/ Ikan rucah ; 50 gr/m 2,
Dedak ; 100 gr/m2
Pemasukan air setinggi 40 cm, Pengisian air hijau setinggi 10 cm
3 Pemasukan inokulan Moina. Monitoring kelimpahan plankton
4 Monitoring kelimpahan plankton
Pengadukan kotoran ayam yang dionggokan.
5 Monitoring kelimpahan plankton
6 Monitoring kelimpahan plankton
Pengadukan kotoran ayam yang dionggokan
7 Penambahan air jadi 80 – 100 cm
8 Siap tebar benih

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 366


III. HASIL KEGIATAN

3.1. Survey Lokasi


3.1.1. Koordinasi
koordinasi penentuan lokasi dan UPR target kegiatan dilakukan dengan Kepala
Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sarolangun. Tujuan dari koordinasi ini
adalah untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
Secara umum Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sarolangun
menyambut baik kegiatan Demfarm Pembenihan Ikan Gurami di wilayah kerjanya dan
berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Gambar 2. Koordinasi Dengan Kepala Dinas Perikanan Dan Peternakan


Kabupaten Sarolangun.

3.1.2. Survey Penentuan dan Penetapan Lokasi UPR


Survey lokasi penentuan UPR dilakukan dengan didampingi oleh Kepala Seksi
Produksi Dan Pengembangan Teknologi dari Dinas Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Sarolangun. Survey lokasi UPR dilakukan pada 2 Pokdakan yaitu Kelompok
Pembudidaya Mekar Jaya yang berada di Desa Pasar, Kecamatan Singkut dan
Kelompok Pembudidaya Barokah yang berada di Desa Bukit Bumi Raya, Kecamatan
Singkut, Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian terhadap kelayakan lokasi
budidaya yang mengacu pada petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan demfarm sub point
criteria dan syarat penentuan dan penetapan lokasi, maka ditetapkan 3 orang UPR yang
tergabung dalam kelompok pembudidaya Mekar Jaya sebagai rekan kerja dalam
pelaksanaan kegiatan Demfarm Pembenihan Ikan Gurami.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 367


Gambar 3. Lokasi UPR Dalam Kelompok Mekar Jayadi Desa Pasar Kecamatan
Singkut Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

3.2. PelaksanaanKegiatanPercontohanPembenihanIkanGurami
Pelaksanaan kegiatan percontohan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapan-
tahapan tersebut akan di jabarkan dibawah ini.
1. Pengiriman Induk
Pengiriman induk ikan gurami dilakukan dengan menggunakan wadah berupa
drum plastik ukuran diameter 60 cm dengan panjang 80 cm yang diletakkan diatas
kendaraan roda empat (truck). Dalam satu buah drum diisi induk ikan gurami sebanyak 6
– 8 ekor. Jumlah total induk yang dikirim sebanyak 90 ekor dengan perbandingan jumlah
induk ikan gurami jantan sebanyak 30 ekor dan jumlah induk gurami betina sebanyak 60
ekor. Sesampainya dilokasi kegiatan induk diturunkan dengan cara mengangkat
langsung setiap drum langsung kekolam dengan terlebih dahulu mengurangi volume air
dalam wadah (drum) untuk mengurangi beban sehingga mudah untuk diangkat. Cara
pemindahan seperti ini dilakukan untuk mengurangi tingkat stress pada ikan karena
terlalu sering disentuh.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 368


Gambar 4. Proses Transportasi Induk Ikan Gurami

2. Setting Kolam Pemijahan Dan Setting Induk Gurami Untuk Dipijahkan


Sebelum induk ikan gurami dipijahkan perlu dipersiapkan terlebih dahulu wadah
atau kolam yang akan digunakan sebagai kolam pemijahan. Setting kolam pemijahan
induk ikan gurami ini disesuaikan atau mengacu pada standar kolam pemijahan yang ada
di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam.
Kolam pemijahan berupa kolam yang disekat dengan ukuran 3 x 3 m2 dan 1 buah
kolam pematangan gonad induk ikan gurami. Didalam kolam pemijahan diletakkan
wadah wadah dan bahan yang diperlukan oleh induk ikan gurami untuk memijah yaitu
keranjang sampah yang diletakkan sedikit dibawah permukaan air dan ijuk yang akan
digunkan oleh induk ikan gurami jantan membuat sarang sebelum memijah. Pemijahan
secara alami dilakukan dengan mencampurkan induk jantan dan induk betina dalam
sekat dengan perbandingan 1 : 2. Pengecekan sarang dilakukan setiap minggu sekali
untuk setiap kolam. Petak induk yang memijah dicatat. Telur hasil pemijahan dihitung
jumlahnya dan dipelihara dalam hatchery.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 369


Gambar 5. Kolam Pemijahan Induk Ikan Gurami Yang Telah Di Sekat.

3. PendampinganTeknis PemanenanTelur dan Pemeliharaan Larva Gurami


Kegiatan pendampingan teknis ini merupakan salah satu rangkaian dari tahapan
kegiatan percontohan ikan gurami yang dilakukan di lokasi usaha budidaya milik
pembudidaya ikan.Dengan adanya pendampingan teknis ini diharapkan sipembudidaya
dapat menguasai teknis-teknis pembenihan ikan gurami yang sudah diterapkan di Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam. Selain melakukan pendampingan,
dilakukan juga pengumpulan beberapa informasi data mengenai kondisi induk ikan
gurami di lokasi kegiatan, jumlah telur yang sudah diperoleh dari induk yang sudah
memijah, jumlah benih yang sudah dihasilkan serta kondisi lingkungan dari lokasi usaha
pembenihan dimana kegiatan percontohan ini dilakukan.
Sampai dengan saat ini sudah diperoleh sekitar 60.000 butir telur ikan gurami.
Namun dari jumlah 60.000 butir telur tersebut tidak semuanya dalam kondisi yang baik.
Hanya sekitar 70% saja yang dapat menetas dan selebihnya busuk. Pemeliharaan larva
ikan gurami dilakukan di dalam waskom sampai dengan habis masa kuning telur (3-5
hari). Setelah habis masa kuning telur benih ikan gurami di pindahkan ke kolam
pendederan. Jumlah benih ikan gurami ukuran rata-rata 1 inchi yang sudah dihasilkan
sebanyak lebih kurang 25.000 ekor benih.

Gambar 6. Pemanenan Telur Ikan Gurami Didampingi Oleh Petugas Teknis Dari
BPBAT Sungai Gelam.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 370


Kondisi lingkungan budidaya dilokasi kegiatan saat ini kurang begitu baik karena
terjadinya musim kemarau yang mengakibatkan berkurangnya volume sumber air
bahkan mengalami kekeringan sehingga tidak ada pasokan air masuk untuk pergantian
air dalam kolam yang berdampak kepada menurunnya kualitas air pemeliharaan induk
ikan gurami. Kabut asap yang terjadi dan menyelimuti hampir seluruh wilayah Jambi dan
sekitarnya akibat terbakarnya hutan semakin memperburuk keadaan, bukan hanya bagi
ikan yang dipelihara tetapi juga mengganggu kesehatan serta aktifitas si pembudidaya itu
sendiri. Buruknya kondisi kualitas air kolam akibat tidak adanya pasokan air untuk
pergantian air mengakibatkan menurunnya tingkat kesehatan induk ikan gurami yang
dipelihara sehingga ada beberapa ekor induk yang mati akibat sakit dan praktis tidak ada
produksi benih selama musim kemarau dan kabut asap terjadi. Sampai dengan saat ini
jumlah induk ikan gurami yang mati sekitar 9 ekor yaitu 1 ekor ikan jantan dan 8 ekor
induk betina.

Gambar 7. Kondisi Kolam Pemijahan Induk Ikan Gurami Pada Saat Musim
Kemarau

4. Temu Lapang
Temu lapang merupakan satu rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan kegitan
percontohan pembenihan ikan gurami ini yang bertujuan untuk mengenalkan jenis ikan
gurame strain baru yang merupakan asli dari propinsi Jambi, membuka kesempatan bagi
pembudidaya ikan Gurame untuk mendapatkan informasiteknologi tentang budidaya ikan
Gurame Batanghari, memberikan kesempatan kepada pembudidaya untuk dapat
melaksanakan kegiatan Pembenihan Ikan Gurame Batanghari dengan menggunakan
Induk dan Bimbingan teknis dari BPBAT Sungai Gelam, melihat hasil kegiatan
pembenihan ikan gurame Batanghari di tingkat pembudidaya, menjalin kerjasama antara
kelompok UPR ikan Gurame dengan pihak BPBAT Sungai Gelam dan Dinas Perikanan
setempat,serta membantu memecahkan, menampung permasalahan yang dihadapi
pembudidaya dalam melaksanakan budidaya ikan Gurame.
Temu Lapang dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2015 di Aula Balai Benih
Ikan (BBI) Dinas Perikanan, Pertanian dan Paternakan Kabupaten Sarolangun Desa

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 371


Singkut, Kecamatan Singkut, Provinsi Jambi yang diikuti oleh 30 orang peserta yang
terdiri dari pembudidaya penerima bantuan induk ikan gurame batanghari sebanyak 20
orang, pembudidaya selain penerima bantuan sebanyak 5 orang, Penyuluh perikanan,
tenaga teknis dan petugas teknis Dinas perikanan setempat sebanyak 5 orang.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Temu Lapang ini adalah
memberikan penjelasan materi tentang teknik pembenihan ikan gurame batanghari di
kolam melalui presentasi dalam ruangan menggunakan infokus, diskusi antar
pembudidaya dan narasumber serta pambahasan dari masalah yang timbul selama
pelaksanaan.acara diawali dengan kata pengantar dari Kepala Balai Perikanan
Budidaya Air Tawar Sungai Gelam yang diwakili oleh Mubinun S.Pi, M.Si sebagai
Kasubbag Tata Usaha. Dimana beliau menyampaikan bahwa bantuan induk ikan gurame
Batanghari untuk kegiatan budidaya ikan gurame ditujukan untuk kelompok pembudidaya
bukan kepada perorangan maupun instansi.Disamping itu dijelaskan juga bahwa semua
peralatan dan induk yang diberikan serta hasil dari kegiatan budidaya ikan gurame ini
nantinya akan diserahkan semua kepada kelompok pembudidaya.Budidaya ikan gurame
sangat menjanjikan kedepannya karena tidak memerlukan bahan dan alat yang mahal.
Namun demikian perlu diperhatikan agar pasar stabil terutama masalah kesehatan dan
ukuran ikanyang diinginkan pasar, kuantitas yaitu jumlah harus dapat terpenuhi
permintaan sesuai dengan ukuran yang diinginkan konsumen. Diharapkan dalam
temulapang ini kelompok lain agar mengikuti pola yang sama di Kabupaten Sarolangun

Gambar 8. Temu Lapang Percontohan Teknologi Pembenihan Ikan Gurame


Batanghari di BBI Dinas Perikanan, Pertanian dan Pater Kabupaten
Sarolangun.

Kepala Dinas Perikanan, Pertanian dan Peternakan yang diwakili oleh Kabid
Perikanan Bapak Ir. Asnawi, dalam sambutannya sekaligus membuka acara Temu

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 372


Lapang mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak BPBAT Sungai Gelam yang
telah memilih Kabupaten Sarolangun sebagai tempat Denfarm pembenihan ikan gurame
batanghari terutama kepada kelompok pembudidaya Mekar Jaya. Kepala Dinas juga
mengharapkan agar pembudidaya bersama dengan kelompoknya berusaha untuk
mengerjakan secara serius sehingga dapat berhasil dengan baik dalam pembenihan ikan
guranme batanghari, karena ikan gurame batanghari merupakan strain asli dari Jambi
maka diharapkan pembudidaya dapat mengembangkan sendiri nantinya setelah selesai
kegiatan percontohan ini, sehingga masyarakat akan lebih mengenal ikan gurame asli
Jambi ini. Selanjutnya Bapak Kabid juga menjelaskan bahwa agar dalam melaksanakan
kegiatan denfarm pembenihan ikan gurame batanghari ini hendaknya pembudidaya
senantiasa bekomunikasi dengan pihak BPBAT Sungai Gelam, karena metode ini
merupakan metode yang baru sehingga perlu bimbingan yang intensif demi
keberhasilannya. Pembudidaya hendaknya dapat menjaga kualitas dan kuantitas induk
yang telah diberikan oleh pihak balai selama kegiatan, maupun seterusnya, karena induk
ini merupaka modal utama dalam kegiatan pembenihan. Pembudidaya sudah diberikan
bantuan berupa induk, hal ini akan sangat beruntung karena hanya mempersiapkan
wadah dan teknologinya dalam melaksanakan kegitan percontohan tersebut.
Dalam acara diskusi pada kegiatan Temu Lapang, peserta umumnya telah
mangetahui tentang bagaimana teknis pembenihan ikan gurame mulai dari memelihara
induk, memijahkan dan memanen telur serta mendederkan larvanya. Narasumber
menjelaskan tentang bagaimana teknis pembenihan ikan gurame batanghari, bagaimana
cara pemeliharaan induk dan pematangannya dan memijahkannya. Selanjutnya
narasumber juga menjelaskan tentang proses pemijahan, panen telur, penetasan telur
dan pemanenan benih unutk dilakukan pembesaran di kolam.
Dari kegiatan temu lapang ini dapat diambil beberapa kesimpulan yang antara
lain adalah:
 Sosialisasi kegiatan percontohan pembenihan ikan gurami sangat perlu kepada
pembudidaya dan penyuluh perikanan dikarenakan teknologi tersebut merupakan
teknologi yang baru dipembudidaya sehingga perlu penanganan yang serius.
 Dari hasil diskusi yang berlangsung secara terbuka terungkap bahwa respon
pembudidaya terhadap penggunaanteknologi budidaya ikan gurame sangat diminati
dan diharapkan dapat mengembangkannya kepada kelompok lain setelah mereka
berhasil nantinya.
 Dukungan dari pihak dinas perikanan, pertanian dan peternakan Kabupaten
Sarolangun sangat diharapkan karena hal ini akan memberikan motivasi kepada
pembudidaya yang ada di sekitar BBI Desa Singkut. Dengan adanya dukungan dari

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 373


pemerintah daerah maka diharapakan dapat menambah bantuan berupa
infrastruktur serta saran dan prasarana bagi para pembudidaya ikan.
 Monitoring dan evaluasi kegiatan dari pihak balai harus dilakukan secara rutin setiap
bulan supaya pembudidaya tidak mengalami kendala dalam pelaksanaanya secara
teknis.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 374


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
 Kegiatan percontohan pembenihan ikan gurami yang dilakukan di unit pembenihan
rakyat yang ada Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi mengacu pada Standar
Prosedur Operasional pembenihan ikan gurami yang ada di Balai Perikanan
Budidaya Air Tawar Sungai Gelam dalam setiap tahapan prosesnya.
 Jumlah total telur yang dihasilkan dalam kegiatan percontohan ini sebanyak 60.000
butir melebihi target yang diharapkan.
 Jumlah total benih ikan gurami yang dihasilkan dari 60.000 butir telur adalah
sebanyak 25.000 ekor benih ukuran 1 inchi.

4.2. Saran
Untuk mempercepat terbentuknya kawasan penghasil benih ikan gurami yang
terpusat di kabupaten sarolangun perlu dilakukan kegiatan percontohan pembenihan
ikan gurami lanjutan pada beberapa UPR gurami lainnya.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 375


DAFTAR PUSTAKA

Allimudin. 2013. Aplikasi Penggunaan Protein Rekombinan Pada Budidaya Ikan.


Makalah yang disampaikan pada pelatihan pembuatan protein rekombinan
hormon pertumbuhan. Balai Budidaya Air Tawar Jambi.

Handoyo B, Rahayuni E, Wibowo WB, Main, Sutisna E, Jayanti NT, Hamid MA. 2013.
Domestikasi Dan Budidaya Ikan Gurami Batanghari. Balai Budidaya Air Tawar
Jambi. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan dan
Perikanan.

Handoyo B, Rahayuni E, Wibowo WB, Main, Sutisna E, Jayanti NT, Hamid MA. 2013.
Permohonan Pelepasan Varietas Hasil Domestikasi Ikan Gurami Batanghari.
Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Handoyo B, Susilo ML, Salali, Lubis RA, Suryana, Rustaman GA. 2013. Model
Penerapan Teknologi Anjuran/CBIB Pada Pembesaran Calon Induk Gurami
Di Jambi, Bengkulu (lanjutan) dan Sumatera Barat. Laporan Hasil Kegiatan
Perekayasaan Balai Budidaya Air Tawar Jambi.

Insan, I. 2000. Teknik Pembenihan Ikan Gurami Dengan Media dan Pakan Terkontrol,
Warta Penelitian Perikanan Indonesia, 6, No. 2.

Khairuman dan Amri, K. 2005. Pembenihan Dan Pembesaran Gurami Secara Intensif.
Agro Media Pustaka, Jakarta.

Kusmini, I. I., L.E. Hadie, W. Hadie dan A.H. Kristanto. 2000. Karakterisasi Dalam
Karakter Fenotipe Beberapa Ras Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Yang
Berpotensi Dalam Budidaya Dengan Analisis Truss Morfometrik. Prosiding
Simposium Nasional Pengelolaan Plasma Nutfah. Bogor. P: 614-620.

Lubis RA, Evi R, Wahyu BW, Haris F. 2012. Produksi Benih Ikan Gurami (Osphronemus
goramy, Lac). Laporan Hasil KegiatanPerekayasaan. Balai Budidaya Air
Tawar Jambi.

Ma’in, Evi R, Wahyu BW, Nurul TJ, Harris F dan Ganjar AR. 2010. Produksi Benih Ikan
Gurami. Laporan Tahunan Balai Budidaya Air Tawar Jambi Tahun 2010.

Ma`in, Evi Rahayuni, Wahyu Budi Wibowo, Salali, Rangga Wiryawan. 2011. Uji
Multilokasi Pendederan Dan Pembesaran Ikan Gurami (Osphronemus
goramy, Lac). Laporan Hasil Kegiatan Perekayasaan. Balai Budidaya Air
Tawar Jambi.

Nugroho, E., D. Satyani dan S. Kalimah dan Rusmaedi. 1993. Evaluasi Potensi Genetic
Dari Beberapa Ras Gurami. Bulletin Penelitian Perikanan Darat 12(1): 30-36.

Nuggroho, E dan I. I. Kusmini. 2007. Evaluasi Variasi Genetik Tiga Ras Ikan Gurami
(Osphorenemus gouramy) Dengan Metodee Isozyme. Jurnal Riset
Akuakultur 2: 51-57.

Rahayuni E, Wibowo WB, Ma’in. 2010. Keragaman Genetik Tiga Populasi Ikan Gurami
(Osphronemus goramy, Lac) Berdasarkan Penanda Random Amplified

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 376


Polimorphism DNA (RAPD). Makalah yang disampaikan pada Seminar Hasi
Perekayasaan di BBAT Jambi Tahun 2010.

Rahayuni E, Ma`in, Reni AL, Harris F, Ganjar AR. 2011. Produksi Benih Dan Calon Induk
Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac). Laporan Hasi Kegiatan
Perekayasaan Balai Budidaya Air Tawar Jambi.

Wibowo WB, Salali, Harris F. 2012. Produksi Calon Induk Gurami (Osphronemus
goramy, Lac). Laporan Hasil Kegiatan Perekayasaan. Balai Budidaya Air
Tawar Jambi.

Schneider,S., J.M. Kueffer, D. Roeslli and D. Excoffier. 1996. Arlequin:Software package


for population genetics. Univ. of Geneva, Geneva, Switzerland.

Setijaningsih, L., O.Z. Arifin dan R. Gustiano. 2007. Karakterisasi Tiga Strain Ikan
Gurami (Osphronemus gouramy) berdassarkan metode truss morfometrik.
Jurnal Iktiologi Indonesia 7(1): 23-30.

Soewardi, K. 1995. Karakterisasi Popuasi Ikan Gurami Osphronemus gouramy lac


dengan metode biokimia. Jurnal Ilmu Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia
3(2): 23-31.

Soewardi, K., R. Rachmawati, R. Affandi dan D.G. Bengen. 1995. Penelusuran


Varietas Ikan Gurami Osphronemus gouramy Lac Berdasarkan Penampilan
Karakter Luar. Jurnal Ilmu Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 377


LAMPIRAN 1.

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Berlaku Efektif : Januari 2015


SPO 03 Revisi : 01
Tanggal Revisi : Januari 2015
PEMIJAHAN IKAN GURAMI Halaman : 1 dari 3
Disiapkan Oleh : Wahyu Budi Wibowo
Diperiksa Oleh MPM : Salali
Disahkan Oleh : Mimid Abdul Hamid

I. TUJUAN
Untuk menghasilkan telur dan siap untuk ditetaskan.
II. DIAGAM ALUR

PERSIAPAN ALAT,
WADAH DAN BAHAN

PEMASANGAN ALAT DAN BAHAN PEMIJAHAN ALAMI

INDUK MATANG TERPILIH

PEMASANGAN INDUK DALAM PETAK PEMIJAHAN

PEMBERIAN PAKAN TERATUR

PENGECEKAN SARANG

PENGANGKATAN TELUR

III. REFERENSI/ACUAN
- SNI 016485 1 2000 Gurami Produksi benih
- SNI 016485 2 2000 Gurami Benih
- SNI 016485 3 2000 Gurami Induk
IV. METODE KERJA
4.1. Wadah
a. Kolam pemijahan bersekat (luasan 3x3 m/sekat)

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 378


4.2. Alat dan Bahan
4.2.1.Alat
a. Tong sampah plastik kecil
b. Kabel tie
4.2.2. Bahan
a. Ijuk
b. Tongak kayu
4.3. Prosedur Kerja
1. Sebelum digunakan untuk kolam pemijahan, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi
dengan menggunakan kapur tohor dengan takaran 500 gram/m2
2. Pasang tempat bersarang ikan berupa tong sampah berbahan plastik dan
berongga secara horisontal, dengan bukaan tempat sampah menghadap ke area
petakan, ikat kedua sisinya pada tonggak dengan posisi 40 cm dari permukaan
air. Dalam 1 petakan terdiri dari 2-3 tempat bersarang.
3. Letakan ijuk pada tonggak penjepit yang dipasang pada jarak 1 meter di depan
bukaan tong sampah plastik.
4. Jumlah ijuk sebanyak 2 kg untuk alokasi 1 tempat bersarang, atau 4-6kg untuk 2-
3 tempat sarang.
5. Selama proses pemijahan induk diberi makan seperti biasa dengan campuran
pakan buatan dan pakan hijauan .
6. Setelah 10 hari dari waktu penebaran induk, sarang dicek satu per satu dengan
memperhatikan kuantitas ijuk yang berada dalam tonggak penjepit.
7. Sarang yang terdapat telur yang ditandai dengan ijuk yang sudah menutupi
wadah sarang diangkat dan dimasukkan kedalam ember plastik berisi air dan
dibawa ke hactheri untuk dipisahkan antara telur dengan ijuk.

8. Pemisahan telur dan ijuk dilakukan dengan menggunakan sendok atau centong
dengan cara telur diambil secara manual dan diletakkan dalam waskom berisi air
bersih.
9. Ijuk yang sudah terpisah dengan telur, dijemur dan dipasang kembali pada
tonggak penjepit saat sudah kering, sedangkan telur yang sudah bersih dari ijuk
dimasukkan kedalam wadah penetasan berupa aquarium atau wadah berbentuk
bulat dari bahan fiber.
10. Induk digunakan dalam jangka waktu 5 bulan, setelah itu diistirahatkan dan
diganti induk baru.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 379


V. DOKUMEN TERKAIT
1. Form Jumlah Induk
2. Form Induk Memijah
3. Form Jumlah Telur

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 380


LAMPIRAN 2.
BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Berlaku Efektif : Januari 2015


SPO 04 Revisi : 01
Tanggal Revisi : Januari 2015
PENETASAN TELUR Halaman : 1 dari 3
GURAMI Disiapkan Oleh : Wahyu Budi Wibowo
Diperiksa Oleh MPM : Salali
Disahkan Oleh : Mimid Abdul Hamid

I. TUJUAN
Untuk menghasilkan larva umur 6 hari yang siap didederkan atau dipelihara.

II. DIAGAM ALUR

PERSIAPAN ALAT, WADAH DAN BAHAN

PEMISAHAN DAN PENGHITUNGAN TELUR

STERILISASI/PEMBERSIHAN DARI BENDA ASING LAINNYA

TELUR MENETAS

PEMBERSIHAN DARI TELUR YANG TIDAK MENETAS

LARVA UMUR 6 HARI

III. REFERENSI/ACUAN
- SNI 016485 1 2000 Gurami Produksi benih
- SNI 016485 2 2000 Gurami Benih
- SNI 016485 3 2000 Gurami Induk

IV. METODE KERJA


4.1. Wadah
a. Akuarium (60cmx50cmx45cm)
b. Fiber berbentuk bulat (diameter 75 cm, tinggi 60 cm)
c. Baskom

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 381


4.2. Alat dan Bahan
4.2.1.Alat
a. Instalasi aerasi
b. Water heather
c. Hand counter
d. Ember penampung
e. Sendok plastik
f. Scoopnet
4.2.2.Bahan
a. Garam
b. Kaporit
c. Sabun cuci
4.3. Prosedur Kerja
1. Wadah penetasan telur berupa aquarium atau fiber berbentuk bulat telah
dibersihkan/sterilisasi sebelumnya dengan menggunakan sabun
cuci/kaporit/garam.
2. Wadah yang telah bersih diisi dengan air bersih dengan ketinggian air 15-20
cm.
3. Pasang water heather pada kisaran 29-30 0C dan aerasi dalam wadah
penetasan.
4. Telur yang sudah dipisahkan dari sarang dibersihkan dan dihitung jumlahnya.
5. Sterilisasi telur jika diperlukan (tergantung kondisi telur)
6. Telur dimasukkan kedalam wadah penetasan dengan kepadatan 5 butir per
cm2.
7. Selama masa penetasan dilakukan pengamatan terhadap perkembangan telur
setiap harinya.
8. Telur yang tidak menetas segera diangkat dari wadah penetasan dengan cara
diambil dengan menggunakan sendok kecil untuk menghindari rusaknya
kualitas air media penetasan akibat telur yang membusuk.
9. Telur yang sudah menetas menjadi larva dibiarkan tetap dalam wadah
penetasan hingga larva bisa berenang bebas dan kuning telurnya sudah habis.
10. Larva yang telah berenang bebas dan habis kuning telurnya dapat segera
dipanen.

V. DOKUMEN TERKAIT
1. Form Jumlah Telur
2. Form Pemeriksaan Kualitas Air Media Penetasan

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 382


LAMPIRAN 3.
BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Berlaku Efektif : Januari 2015


SPO 05 Revisi : 01
Tanggal Revisi : Januari 2015
PEMANENAN LARVA IKAN Halaman : 1 dari 2
GURAMI Disiapkan Oleh : Wahyu Budi Wibowo
Diperiksa Oleh MPM : Salali
Disahkan Oleh : Mimid Abdul Hamid

I. TUJUAN
Untuk memanen larva ukuran 0,5 cm yang siap didederkan di bak/kolam
pendederan.

II. DIAGRAM ALUR

PERSIAPAN ALAT, WADAH DAN BAHAN

PEMANENAN LARVA

PENEBARAN LARVA KE KOLAM PENDEDERAN

III. REFERENSI/ACUAN
- SNI 016485 1 2000 Gurami Produksi benih
- SNI 016485 2 2000 Gurami Benih
- SNI 016485 3 2000 Gurami Induk

IV. METODE KERJA


4.1. Wadah
a. Ember
b. Kantong plastik
4.2. Alat dan Bahan
4.2.1.Alat
a. Alat penyiponan (selang diameter 0,5 inchi)
b. Instalasi aerasi

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 383


4.2.2. Bahan
a. Air bersih
4.3. Prosedur Kerja
1. Larva gurami dapat dipanen saat habis kuning telur pada usia 6 – 7 hari dan
sudah dapat berenang bebas.
2. Pemanenan larva dilakukan dengan cara mengurangi air dalam wadah
penetasan menggunakan selang sipon hingga tinggi air dalam wadah mencapai
5 cm.
3. Wadah yang telah dikurangi airnya diangkat dan isinya dituangkan secara
perlahan-lahan kedalam ember yang berisi air bersih dan telah diaerasi.
4. Larva dihitung jumlahnya secara manual atau dengan teknik sampling dan
dimasukkan kedalam kantong plastik berisi air bersih.
5. Larva dalam kantong plastik siap untuk ditebar kekolam pendederan.
6. Penebaran larva kekolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari
saat suhu rendah.

V. DOKUMEN TERKAIT
1. Form Jumlah Larva

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 384


LAMPIRAN 4.
BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Berlaku Efektif : Januari 2015


Revisi : 01
SPO 06
Tanggal Revisi : Januari 2015
PENDEDERAN IKAN Halaman : 1 dari 3
GURAMI Disiapkan Oleh : Wahyu Budi Wibowo
Diperiksa Oleh MPM : Salali
Disahkan Oleh : Mimid Abdul Hamid

I. TUJUAN
Untuk menghasilkanbenih ukuran 4-6 cm

II. DIAGRAM ALUR

PERSIAPAN ALAT, WADAH DAN BAHAN

PENGOLAHAN KOLAM

PENEBARAN BENIH UKURN 0,5 CM

PEMELIHARAAN

PEMBERIAN PAKAN MANAGEMEN KUALITAS AIR

PANEN BENIH 4-6 cm

III. REFERENSI/ACUAN
- SNI 016485 1 2000 Gurami Produksi benih
- SNI 016485 2 2000 Gurami Benih
- SNI 016485 3 2000 Gurami Induk

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 385


IV. METODE KERJA
4.1. Wadah
a. Kolam berukuran ±200 m2
4.2. Alat dan Bahan
4.2.1.Alat
a. Wadah penyimpan pakan
b. Gayung
c. Instalasi aerasi kolam
d. Termometer, pH meter, DO meter
e. Timbangan
4.2.2. Bahan
a. Tepung ikan/tepung pelet
4.3. Prosedur Kerja
1. Persiapan kolam meliputi pengeringan kolam, pengolahan tanah dasar kolam
dan pengapuran dan pemberian pupuk.
2. Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan cara pembalikan tanah dasar kolam,
diratakan dan pembuatan caren/kemalir dengan kemiringan 0.5 - 1 % ke arah
pintu pengeluaran.
3. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam/kotoran sapi)
dengan dosis 500 gr/m 2, sedangkan pengapuran dilakukan dengan
menggunakan kapur hidup (CaO) dengan dosis 50 gr/m 2.
4. Kolam yang telah diolah/diapur/dipupuk dibiarkan kering selama 7 hari, kemudian
dilakukan pengisian air secara bertahap sampai ketinggian 90 cm. Sebelum
benih ditebar, dilakukan pemantauan kualitas air yang meliputi parameter O 2
terlarut, pH, kecerahan, dan suhu air sebagai persiapan akhir.
5. Penebaran benih dilakukan pada kolam yang telah diolah. Penebaran ini
dilakukan pada pagi hari atau sore hari, dengan maksud untuk menghindari
panasnya terik matahari yang bisa membuat benih ikan menjadi stress.
6. Larva yang ditebar berukuran 0,5 cm dengan padat penebaran 100 ekor/m 2.
7. Pendederan larva hingga mencapai benih ukuran 4-6 cm dilakukan selama 30 –
40 hari.

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 386


8. Pakan yang diberikan selama masa pendederan adalah pakan pabrikan yang
telah dihancurkan menjadi tepung dengan kandungan protein 28-32% sebanyak
5-10% dari bobot biomassa ikan.
9. Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 -3 kali sehari.
10. Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan keseluruh pinggiran
kolam pendederan.
11. Untuk proses produksi benih secara rinci dapat dilihat dalam tabel.
Tabel Proses Produksi Benih Ikan Gurami Pada Setiap Tingkatan Pemeliharaan
No Standar Satuan PI P II P III P IV PV
1 Pupuk organik gram/m2 500 500 200 200 200
2 Kapur gram/m3 50 50 50 50 50
3 Ukuran Benih cm 0,75-1,0 1,0-2,0 2,0 - 4,0 4,0 - 6,0 6,0-8,0
4 Padat Tebar ekor/m2 100 80 60 45 30
6 Tingkat Pemberian
Pakan % bobot 20 20 10 5 4
7 Frek pemberian pakan kali/hari 2 2 3 3 3
8 Waktu Pemeliharaan hari 20 30 40 40 40
9 Sintasan % 60 60 70 80 80
8,0-
10 Ukuran panen cm 1,0-2,0 2,0-4,0 4,0-6,0 6,0-8,0 11,0

V. DOKUMEN TERKAIT
1. Form Sampling Pertumbuhan Benih
2. Form Pemberian Pakan Benih
3. Form Pemeriksaan Kesehatan Ikan
4. Form Pemantauan Kualitas Air
5. Form Pengolahan Kolam
6. Form Jumlah Benih

Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 387


Diseminasi Teknologi Terapan Sistem Perbenihan 2015 388

Anda mungkin juga menyukai