Anda di halaman 1dari 17

Pengembangan Dan Pembenihan

Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii)

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam


Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Kementerian Kelautan Dan Perikanan
2022
Pendahuluan
• Ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii)/ klemak/ lomak/ jelabat
merupakan salah satu komoditas ikan lokal air tawar Indonesia
yang ditemukan di perairan umum di Kalimantan dan
Sumatera,
• BPBAT telah melakukan domestikasi ikan jelawat sejak tahun
2000 dan berhasil dipijahkan secara buatan pada tahun 2006
• Komoditi ikan Jelawat dibudidayakan pada daerah tertentu,
antara lain di daerah Kabupaten Kampar Provinsi Riau,
kalimantan dan lampung
• Sebagai ikan konsumsi yang mempunyai nilai ekonomis tinggi,
permintaan pasar untuk ikan jelawat cukup tinggi (Aziz, 2018).
• Harga jual ukuran konsumsiRp 35.000 - 50.000 (kampar)
• Permasalahan pembudidaya ikan jelawat adalah semakin
sulitnya mendapatkan benih dari alam akibat intensifikasi yang
tidak terkendali
Teknologi Pembenihan di BPBAT Jambi
1. Pematangan Gonad dan Manajemen Induk
• Induk jantan dan betina dipelihara terpisah
• Wadah pemeliharaan:

KJA dengan penutup Kolam


(1-2 ekor/m3) (1 ekor/ m2 )

• Bobot induk 2-3 kg/ ekor dengan umur min. 2 tahun


• Pakan 1-2 % bobot tubuh /hari, protein pakan min 32-40%
2. Seleksi Induk
• Seleksi induk pada ikan jelawat ini dilakukan
untuk mendapatkan induk ikan jelawat yang
telah matang gonad dan siap untuk dipijahkan
• induk dipuasakan 24 jam sebelum seleksi
• Seleksi induk dilakukan dengan menggiring Induk Betina Induk Jantan
induk di sudut agar induk mudah dilakukan • Perut membulat ke • Perut meruncing ke
pengecekan kematangan gonad. arah genital arah genital
• Genital papilla • Genital papilla
• Induk dibawa menggunakan plastik dari keramba mengembang/ meruncing dan
ke wadah inkubasi membulat dan berwarna merah
berwarna merah • Jari-jari sirip dada
• Bagian perut ditekan bagian bawah dan
terasa empuk, tidak operculum terasa
keras lebih kasar bila diraba
• Sirip punggung • Untuk sirip punggung
pendek lebih panjang
• Bentuk tubuh lebih • Bentuk tubuh lebih
besar dan gemuk kecil dan ramping
3. Pemijahan
Penyuntikan
• Pemberian Induksi hormon ovulasi (GnRH
analog dan domperidon) dosis 0,7 ml.kg-1
bobot tubuh (betina) dan 0,3 ml.kg-1 bobot
tubuh (jantan) (di encerkan dengan NaCl
dengan perbandingan 1:1)
• Penyuntikan dilakukan pada sirip
punggung (intramuscular)
• Untuk induk betina penyuntikan induk Penyalinan
dilakukan sebanyak 3 kali, dimana • Pengecekan Ovulasi betina dilakukan pada jam ke-
penyuntikan ke-2 dilakukan 12 jam setelah 4 jam setelah penyuntikan ke-3 jika belum ovulasi
penyuntikan ke-1 dan penyuntikan ke-3 ditunggu 1 jam berikutnya.
dilakukan 6 jam setelah penyuntikan ke -2. • Pengambilan sperma jantan dilakuan sebelum
• Penyuntikan induk jantan dilakukan sekali striping betina
bersamaan dengan penyuntikan ke-2 pada • Sperma diencerkan dengan NaCl dengan
induk betina perbandingan 1:4 (sperma tahan 6-8 jam)
• Untuk meminimalisir stress pada induk, • Wadah yang digunakan untuk menampung telur
kualitas air wadah inkubasi induk dibuat harus dalam kondisi kering
stabil (DO >5 ppm, pH 6-7, suhu 28oC – • Kontrol pengecekan yg tepat terhadap waktu
30oC) ovulasi betina
4. Pembuahan dan Penetasan Telur

Campur sperma
Telur terbuahi Telur menetas
dan telur

Fertilisasi Penetasan

• Campur telur dan sperma secara merata


• Pembuahan menggunakan air bersih ( telur dan sperma terendam)
• Di aduk merata dan dibilas 5-6 kali sampai telur mengembang/menyerap air
• Padat tebar 2 - 4 L telur/ m3
• Aerasi kuat agar telur teraduk (sifat telur melayang)
• Penggantian air apabila warna air putih dan berbusa
• Telur menetas pada suhu 28-30oC (18-20 jam)
5. Pemeliharaan Larva
• Pemanenan larva dilakukan dengan Pakan
Hari ke- Pergantian air Cacing
menyerok larva menggunakan serok halus Artemia (g)
cincang (g)
dan kemudian dihitung jumlah larva
1 0.4
• Pemeliharaan larva di lakukan di bak fiber,
2 10 – 20 % 0,6
bak terpal atau bak semen 3 10 – 20 % 0,8
• Kepadatn larva 30-40 ekor/ L air 4 20 s.d. 30 % 1,0 -
• Air yang dipergunakan sebaiknya di endap 5 20 s.d. 30 % 1,2
kan terlebih dahulu 2-3 hari 6 20 s.d 30 % 1,4
• Cadangan makanan pada larva (yolk sack) 7 -10 30 s.d 40 % - 50 - 100
akan habis 3-4 hari 11 - 14 30 s.d 40 % - 100 -150
• Pemberian pakan artemia diberikan pada 15 dst > 40 % - > 150
larva umut 3 hari
• Pemeliharaan selama 5-7 hari
• Kontrol kualitas air secara rutin harus
diperhatikan untuk keberhasil
pemeliharaab larva
6. Pendederan

Penebaran
• Pendederan benih dilakukan di kolam/ bak
Larva Pemupukan di kolam untuk menumbuhkan
pakan alami sebagai pakan awal benih
• Pemberian pakan komersil protein 30-35%
Panen Benih
setiap 3 kali/hari
• SR 70%
• Kontrol kualitas air secara rutin
• Lama pemeliharaan 25-30 hari
• Ukuran panen benih 3-5 cm (Rp 280 - Rp 350,-)

Pemupukan
6. Distribusi

• Pelepas liaran ke perairan umum


(Restoking)
• Pembesaran ke pembudidaya
Rekomendasi

• Teknologi pembenihan ikan jelawat perlu dilakukan sosialisasi dan


standarisasi
• Perlu dilakukan segmentasi usaha pembenihan dan budidaya ikan
jelawat
• Perlu dibangun broodstock center untuk memenuhi kebutuhan
induk ikan jelawat di daerah sentra budidaya ikan jelawat,
sehingga di harapkan dapat mengurangi penangkapan induk induk
alam yang berimplikasi pada penurunan stok ikan jelawat di alam
TERIMA KASIH

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI
Jl. Bumi Perkemahan Pramuka, Desa Sungai Gelam, Kec. Sungai Gelam,
Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi - 36363
Biaya Operasional Perbulan Penyusutan dan Tenaga Kerja
1. Segmen Produksi Larva
Induk (2 tahun) Rp. 291,000
Mini Hatchery (5 tahun) Rp. 100,000
Investasi Tabung Oksigen kecil (5 tahun) Rp. 10,000
Induk dan Peralatan Rp Harga Hi-Blow (5 tahun) Rp. 58,333.33
Pengadaan Induk 7,000,000
Timbangan (5 tahun) Rp. 2,500
Mini Hatchery Rp. 6,000,000
Fiber 1 x 2 x 0,5 m 4 buah @
Tabung Oksigen Kecil Rp 600,000 Rp.1000.000 (5 tahun) Rp. 66,666.67
Hi-Blow Rp. 3,500,000
Timbangan Rp. 150,000 pompa air (5 tahun) Rp. 5,833.33
Fiber 1 x 2 x 0,5 m 4 buah @ jaring Induk (5 tahun) Rp. 25,000
Rp. 4,000,000
Rp.1000.000 Instalasi Listrik (5 tahun) Rp. 8,333.33
pompa air Rp. 350,000
Instalasi Aerasi (5 tahun) Rp. 8,333.33
jaring Induk Rp. 1,500,000
Peralatan pemijahan buatan
Instalasi Listrik Rp. 500,000 Rp. 20,833.33
(handuk,baskon,spluit) (1 tahun)
Instalasi Aerasi Rp. 500,000
Peralatan pemijahan buatan Sewa Kolam dan lahan Hatchery Rp. 125,000
Rp. 250,000
(handuk,baskon,spluit) Gaji Karyawan Rp. 2,000,000
Sewa Kolam dan Lahan Hatcery Rp. 1,500,000 Peralatan tambahan yang
Peralatan tambahan yang lainnya lainnya Rp. 20,833.33
Rp. 250,000
Jumlah Biaya Operasional Perbulan
Jumlah Investasi Rp. 26,100,000 Rp. 2,742,667
Biaya Variable
Pakan Induk 50 Kg @ Rp 12.000 Rp 600,000
Ovaspec 2 ampul @ Rp.250.000 Rp 500,000

Nacl 1 Botol @ Rp. 10.000 Rp 10,000

Air Mineral 3 liter Rp 15,000

Tissue 1 bks Rp 5,000


Listrik Rp 100,000
Biaya Lainnya Rp 200,000
Jumlah Biaya Variable Rp 1,430,000

Total Biaya Operasional / Bulan BEP Produksi


Biaya Tetap + Biaya Variable Rp 4,172,667
Biaya Operasional / Harga Jual ekor 119,219.05
Pendapatan Perbulan
250.000 larva X Rp 35 Rp 8,750,000 BEP Harga

Keuntungan Perbulan/siklus Biaya Operasional / harga larva Rp. 16.69


Pendapatan - biaya Operasional Rp 4,577,333
R/C Ratio
Keuntungan dalam setahun (12 Siklus) Total Pendapatan /Biaya Produksi Rp. 2.10
keuntungan perbulan persiklus x 12 Rp 54,928,000
Payback Periode
Keterangan : (total Investasi x 1 Tahun) / keuntungan
dalam satu tahun 0.48
Dalam 1 tahun terdapat 12 siklus produksi
2. Segmen Produksi Benih Pendederan 1 Di Hatchery
Investasi
Peralatan dan Bangunan Rp Harga
Mini Hatchery Rp. 6,000,000
Tabung Oksigen Kecil Rp 600,000
Hi-Blow Rp. 3,500,000
Fiber 1 x 2 x 0,5 m 5 buah @ Rp.1000.000 Rp. 5,000,000
pompa air Rp. 350,000
Instalasi Listrik Rp. 500,000
Instalasi Aerasi Rp. 500,000
Sewa Lahan Hatcery Rp. 500,000
Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 250,000
Jumlah Investasi Rp. 17,200,000

Biaya Operasional Perbulan Penyusutan dan Tenaga Kerja


Mini Hatchery (5 tahun) Rp. 100,000
Tabung Oksigen kecil (5 tahun) Rp. 10,000
Hi-Blow (5 tahun) Rp. 58,333.33
Fiber 1 x 2 x 0,5 m 5 buah @ Rp.1000.000 (5 tahun) Rp. 83,333.33
pompa air (5 tahun) Rp. 5,833.33
Instalasi Listrik (5 tahun) Rp. 8,333.33
Instalasi Aerasi (5 tahun) Rp. 8,333.33
Sewa lahan Hatchery Rp. 41,667
Gaji Karyawan Rp. 2,000,000
Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 20,833.33
Jumlah Biaya Operasional Perbulan Rp. 2,336,667
Biaya Variable
Larva Jelawat 100.000 ekor @ Rp 50 Rp 5,000,000
Artemia 1 Kaleng Rp 850,000
Cacing Sutera 50 canting @ Rp. 20.000 Rp 1,000,000
Pakan RND 3 kg @ Rp.50.000 Rp 150,000
Listrik Rp 100,000
Biaya Lainnya Rp 200,000
Jumlah Biaya Variable Rp 7,300,000

Total Biaya Operasional / Bulan BEP Produksi

Biaya Tetap + Biaya Variable Rp 9,636,667 Biaya Operasional / Harga Jual ekor 64,244.44

Pendapatan Perbulan
BEP Harga
80.000 benih X Rp 150 Rp 12,000,000
Biaya Operasional / jumlah produksi Rp. 120.52
Keuntungan Perbulan/siklus
R/C Ratio
Pendapatan - biaya Operasional Rp 2,363,333
Total Pendapatan /Biaya Produksi Rp. 1.25
Keuntungan dalam setahun (12
Siklus) Payback Periode

keuntungan setahun Rp 28,300,000 (total Investasi x 1 Tahun) /


keuntungan dalam satu tahun 0.61

Keterangan :
Dalam 1 Tahun terdapat 12 siklus produksi
3. SEGMEN PENDEDERAN DI KOLAM
Investasi
Peralatan dan Bangunan Rp. Harga
Mini Hatchery Rp. 6,000,000
Tabung Oksigen Kecil Rp. 600,000
Hi-Blow Rp. 3,500,000
Jaring Benih Rp. 2,000,000
Hapa Penampung Benih 2 buah
@ Rp 500.000 Rp. 1,000,000
Fiber 1 x 2 x 0,5 m 5 buah @ Rp.1000.000
Rp. 5,000,000 Biaya Tetap ( Penyusutan persiklus dan Tenaga Kerja)
pompa air Rp. 350,000
Instalasi Listrik Rp. 500,000 Mini Hatchery (5 tahun) Rp. 120,00
Instalasi Aerasi Rp. 500,000 Tabung Oksigen kecil (5 tahun) Rp.
Sewa Kolam dan Lahan Hatcery Rp. 2,000,000 Hi-Blow (5 tahun) Rp.
Peralatan tambahan yang lainnya Jaring Benih (5 tahun) Rp.
Rp. 250,000 Hapa Penampung Benih (5 tahun) Rp.
Jumlah Investasi Rp. 21,700,000 Fiber 1 x 2 x 0,5 m 5 buah @
Rp.1000.000 (5 tahun) Rp. 100,00
pompa air (5 tahun) Rp.
Instalasi Listrik (5 tahun) Rp.
Instalasi Aerasi (5 tahun) Rp.
Sewa lahan Hatchery persiklus produksi
Rp. 200,00
Gaji Karyawan (persiklus) Rp. 2,400,000
Peralatan tambahan yang lainnya Rp.
Jumlah Biaya Operasional Persiklus
Rp. 3,014,00
Biaya Variable
Larva Jelawat 150.000 ekor @ Rp 50 Rp 7,500,000
Artemia 1 Kaleng Rp 850,000
Pakan Pellet Tepung 2 sak @ Rp 195.000 Rp 390,000 Keterangan : Dalam 1
Pakan PF 100 4 sak @ Rp 185.000 Rp 740,000 Tahun
Pupuk Organik (pellet) 10 kg @ Rp.10.000 Rp 100,000
terdapat 10 siklus Produksi
Molase Rp 30,000
Inokulan Moina 1 kg Rp 80,000
Bahan Pengepakan (Plastik dan Karet) Rp. 150,000
Listrik Rp 100,000
Biaya Lainnya Rp 500,000
Jumlah Biaya Variable Rp 10,440,000

Total Biaya Operasional / Siklus


Biaya Tetap + Biaya Variable Rp 13,454,000
Pendapatan Persiklus
120.000 ekor benih X Rp 200 Rp 24,000,000
Keuntungan Persiklus
Pendapatan - biaya Operasional Rp 10,546,000
Keuntungan dalam setahun (10 Siklus)
keuntungan setahun Rp 105,460,000
BEP Produksi
Biaya Operasional / Harga Jual ekor 67,270
BEP Harga
Biaya Operasional / jumlah produksi Rp. 112
R/C Ratio
Total Pendapatan /Biaya Produksi Rp. 1.78
Payback Periode
(total Investasi x 1 Tahun) / keuntungan dalam satu tahun 0.21

Anda mungkin juga menyukai