Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL WAWANCARA

BUDIDAYA IKAN LELE

Anggota:
Novita Tri Handayani XI IPA 3
Susi Susanti XI IPA 3
Yogi Ardian XI IPA 3

SMA NEGERI 1 BANGUNREJO


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan ini dengan lancar dan sebagai mana
mestinya. Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di bidang mata
pelajaran Prakarya yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber
secara sederhana dan terpercaya tentang budidaya ikan. Oleh karena itu kami
mewawancarai salah satu Pembudidaya Ikan lele di Desa
Ngrundul,Karangnongko, Wonogiri. Dengan terlaksananya kegiatan wawancara
ini, maka kami berharap telah memenuhi tugas PKWU. Begitu juga bermanfaat
bagi teman-teman yang membaca.

1.2 Tujuan
a. Memenuhi tugas sekolah yang diberikan
b. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara
c. Memperoleh informasi mengenai Cara Budidaya Ikan Lele
d. Mengetahui dan memahami mengenai Cara Budidaya Ikan lele yang tepat.

1.3 Topik Wawancara


Budidaya Ikan Lele

1.4 Anggota Wawancara


Narasumber :

1.5 Waktu Pelaksanaan Wawancara


Hari, Tanggal : Rabu, 10 November 2021
Pukul : 15.45 WIB
Tempat : Rumah Pak Bambang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil Wawancara


Berdasarkan hasil wawancara, kami memperoleh informasi bahwa Pak Bambang
yang menangani tentang budi daya ikan didirikan pada tahun 2014 dan mulai
beroperasi pada awal tahun 2015. Ada 2 tempat yang digunakan sebagai tempat
budi daya ikan, yaitu di Rumah Pak Bambang Pada proses awal budi daya ikan,
hal yang pertama dilakukan adalah persiapan kolam dan proses pemijahan.
Persiapan kolam dilakukan selama 1-2 minggu.
Adapun yang perlu dilakukan adalah:
1. Pengeringan
Kolam yang habis dipakai akan menyisakan feses atau sisa-sisa organik yang
dapat menurunkan pH air. Tujuan dari proses pengeringan adalah
menetralkan kembali keasaman tanah. Tujuan lain adalah membunuh benih
ikan yang kecil, karena jika dibiarkan, maka benih tersebut akan tumbuh lebih
dulu dan dikhawatirkan akan menjadi predator ikan lainnya.
2. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH air dan utamanya juga
berfungsi untuk membunuh benih ikan yang tersisa. Sisa benih ikan yang
tertinggal akan tumbuh lebih besar dari ikan lain, yang akan menjadi pedator
bagi ikan lain.
3. Pengisian air
Kolam diisi air sedalam ± 40 cm. Ketinggian air tak terlalu tinggi karena
untuk berpijah, ikan menyukai tempat yang datar dan dangkal.
4. Memasukkan ikan
Kolam yang telah diisi air dimasukan ikan dengan perbandingan jantan dan
betina 1:1, 1:2, 1:3, 1:4. Perbandingan yang biasa dipakai pada budidaya ikan
adalah 1:3. Ikan berkembang biak dengan pembuahan diluar. Ikan betina
membuat cekungan di dasar kolam dengan cara mengipas – kipaskan
buntutnya. Si jantan akan mengitari cekungan itu kemudian menyemprotkan
spermanya ke dalam cekungan yang sudah terdapat telur ikan tadi. Ikan
menaruh telur anak hasil pembuahan di mulutnya (mouth breeder) selama
kurang lebih 36 jam akan menetas.
5. Memanen larva
Larva dipanen pada hari ke 13-30 setelah menetas. Larva diambil kemudian
dipindah di kolam pengembangan yang disini disebut dengan kolam
pendederan.
6. Merawat dan memberi pakan
Pakan ikan yang dibutuhkan kira kira 1Kw, per harinya 3 kg atau sekitar 3%.
Namun ikan yang sudah memijah hanya butuh 1% pakan. Pada umumnya
ikan jantan lebih banyak makan ketimbang betina.
7. Pendederan
Prinsip pendederan yaitu merawat ikan sampai siap panen. Kolam pendederan
diberi pupuk kandang untuk menyuburkan. Yang dipakai adalah kotoran
puyuh karena harganya murah. Guna pupuk disini yaitu mengubah materi
anorganik menjadi organik. Satu kolam diberi 1-2 sak tergantuk tingkat
kesuburan tanahnya. Kantong pupuk hanya dilubangi lalu ditenggelamkan
agar tidak gatal saat panen. Kolam pendederan airnya tidak mengalir. Petani
harus memperhatikan kadar oksigen larut dalam air (dissolved oxygen).
Pendederan larva 3000−5000/m2 Setelah pemijahan selama 1 bulan, ikan
indukan diistirahatkan untuk rekondisi selama 2 minggu. Indukan jantan dan
betina dipisahkan. Pada kolam dengan kondisi air mengalir, kandungan
dissolved oxygen tinggi untuk memacu nafsu makan, dan diberi pakan khusus
yang mengandung banyak protein. Pendederan sekitar 600-800 ekor dengan
ukuran 3-5 cm max 300/m2 . Jika kepadatannya terlalu tinggi maka akan
menurunkan kadar oksigen. Untuk pendederan burayak ukuran 2-3 cm
diperlukan waktu sekitar 18 hari. Lalu untuk membudidayakan ukuran 2-3 cm
menjadi 2-5 cm diperlukan waktu sekitar 2 minggu. Sedangkan untuk
membudidayakan ukuran 3-5 cm menjadi 5-7 cm diperlukan waktu sekitar 4
minggu.
8. Total Harvesting
Tahap ini disebut juga pemanenan. Pemanenan disini menggunakan kolam
permanen atau kolam yang disemen baik alas maupun sisi-sisinya. Ukuran 15
m x 4 m atau luasnya 60 m2 yang berisi betina 150 ekor dan jantan 50 ekor.
Yang pertama yaitu membersihkan air kolam dan lubang-lubang pada dinding
kolam. Kolam yang terisi air dengan kedalaman 60-80 cm disat sampai
kedalamannya hanya 30 cm. Lalu ikan digiring ke arah tempat air mengalir
menggunakan jaring. Untuk melakukan panen ini dilakukan pada pagi hari
dan sore hari saja karena melihat cuaca jika siang hari sangat panas maka
dapat mempengaruhi ikan yang dipanen. Dalam sebulan jika cuaca cerah
maka dapat dilakukan panen sekitar 13x panen total. Sedangkan apabila cuaca
mendung maka dapat dilakukan panen sebanyak 17x panen total. Setelah di
panen maka indukan melakukan resting selama 2 minggu.
Ukuran ikan :
1. Larva
2. 2-3 cm
3. 3-5 cm
4. 5-7 cm
5. 7-9 cm
6. 8-12 cm
Ikan yang dibudidaya yaitu ikan yang ukurannya 3-5 cm menjadi 7-9 cm,
dalam istilah perikanan 1 kg glondong berisi 80-100 ekor. Untuk komersial
ikan dijual Rp. 18000 – Rp. 20000.

Faktor keberhasilan budidaya ikan adalah


1. Persiapan kolam yang baik
2. Filter yang baik
3. Seleksi induk
Induk harus diseleksi terlebih dahulu sebelum dikembangbiakkan.
Genetik dan sumber harus yang jelas untuk memurnikan genetikanya.
Seleksi induk dapat dilakukan dengan penyilangan antar induk agar
diperoleh induk dengan mutu yang baik. Dalam seleksi induk, ada unit
khusus pemerintah yang bertugas dalam menyeleksi.
4. Ikan yang sehat
Ikan yang cacat akan dihindari dalam memperoleh ikan dengan mutu
yang tinggi. Contoh ikan yang cacat adalah mempunyai penyakit
scoliosis.
5. Bentuk yang proposional
Dalam memperoleh ikan akan dicari ikan yang panjang pada tinggi badan
ikan mempunyai rasio 0,8 dengan panjang pada tinggi punggung.
6. Cukup Umur
Ikan yang akan dibudidayakan indukan harus cukup umur. Karena umur
yang terlalu muda induk ikan akan menghasilkan telur yang tidak cukup
banyak. Minimal umur indukan adalah 8 bulan dengan berat badan 300
gram. Semakin besar akan semakin baik. Puncak indukan yang
dikembangbiakan adalah 2 tahun.
7. Faktor Pakan
Pakan yang digunakan adalah pakan terbaik. Pada Ikan Nila pakan yang
digunakan dengan konsentrasi 32%.
8. Penanganan Larva
Dianjurkan hati-hati pada saat memanen larva karena jika tidak berhati-
hati larva bias stress. Sedikit dalam memberi ikan juga mempengaruhinya.
9. Pakan Benih harus bagus
Ukuran dalam memberi makan larva adalah yang sudah digiling menjadi
kecil. Makanan dicampur menggunakan pakan udang dengan
perbandingan 2:1 dengan pakan biasa
10. Panen
Panen merupakan titik kritis dalam keberhasilan budidaya ikan. Gesekan
jaring dengan lantai dasar harus sekecil mungkin, ikan bisa luka dan akan
terinfeksi jamur dan akan mati.
11. Packing dan pengangkutan
Sesudah memanen ikan, ikan hasil panen akan dipasarkan dan
sebelumnya ikan akan dipackingterlebih dahulu. Packing dibedakan
menjadi dua. Yaitu secara terbuka dengan feeze bus. Secara tertutup
dengan ,emggunakan plastik 40x70. Satu plastik berisi 1000 ikan ukuran
3-5 dengan isi 2/3 air dan 1/3 oksigen. Untuk pengiriman jarak jauh, ikan
akan diberi es di baknya agar ikan bersuhu rendah sehingga
metabolismenya menurun. Dan dapat diberi minyak cengkeh juga agar
dalam pengiriman ikan dalam posisi tidur.
12. Pengambilan Benih Ikan
Pengambilan benih ikan juga harus diperhatikan dalam budidaya ikan.
Pengambilan dilakukan pada pagi hari hingga sebelum jam 9 pagi. Jika
pengambilan ikan dilakukan pada siang hari, ikan akan stress dan benih
ikan akan rusak.
13. Pemasaran
Pemasaran dilakukan oleh budidaya ikan yang bertugas untuk
membesarkan ikan di ruang lingkup wilayah Wonogiri seperti di
Wonogiri Kota, Kabupaten Sukoharjo bahkan di kota Sragen . Pemasaran
tidak dilakukan secara eceran melainkan dengan cara memesan dan
disalurkan di kota-kota.
- Pembenihan
I petak total harvesting
= 200 ekor (berat 3 ons)
= 60 Kg ( Rp. 10000/kg )
= Rp. 600.000
Harga pakan Induk
= 1% x 60 Kg x 30 hari
= RP. 162.000
- Hasil banyak (1 siklus)
= 60% x 60.000 ekor (ukuran 3-5)
= 36.000 ekor
Berat
= 36.000 ekor x 5 gram
= 180.000 gram
= 180 kg
Pakan b (180 kg)
= 15 kg x 3 sak
= 45 kg pakan
Harga Pakan
= 45 kg x Rp 9.000
= Rp 405.000
Panen
= 3.000 ekor x Rp 1000
= Rp 3.000.000
- Keuntungan
= Hasil Panen – Biaya
= Rp 3.000.000– (Rp 405.000+ RP. 162.000)
= Rp Rp 3.000.000– Rp 567.000
= Rp 2.433.000 / 2.434.000
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan maka kami dapat menyimpulkan
bahwa untuk membudidayakan ikan diperlukan perhitungan yang tepat dan
persiapan yang matang seperti sarana dan prasarana. Dalam budidaya ini cuaca
sangat mempengaruhi. Untuk melakukan budidaya ikan diperlukan modal yang
lumayan sebagai investasi agar pada saat panen dihasilkan ikan yang unggul
sehingga saat dikomersilkan akan memberikan keuntungan yang tinggi. Budidaya
ikan membutuhkan ketekunan dan kesabaran di dalam melaksanakan budidaya
ikan. Karena banyak faktor yang harus diperhatikan. Bila budidaya tidak
dipersiapkan dengan baik, maka hasil panen tidak akan maksimal seperti yang
diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai