IKAN LELE
Disusun oleh:
1. Adira Bintang Permana (01/XI IIS 1)
2. Ardhian Yoga P (/XI IIS 11)
3. Eli Maria W (/XI IIS 11)
4. Fiki Hendro Y (/XI IIS 11)
5. Septiana Dwi A (/XI IIS 1)
6. Yosua Kristiadi (28/XI IIS 1
2. TUJUAN
a. Memenuhi tugas PKWU yang diberikan
b. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara
c. Memperoleh informasi mengenai Cara Budidaya Ikan Lele
d. Mengetahui dan memahami mengenai Cara Budidaya Ikan lele yang tepat
3. WAWANCARA
Narasumber: Bambang
5. HASIL WAWANCARA
Dari hasil wawancara, kami memperoleh informasi bahwa Pak Bambang yang
menangani tentang budi daya ikan didirikan pada tahun 2014 dan mulai
beroperasi pada awal tahun 2015. Ada 2 tempat yang digunakan sebagai
tempat budi daya ikan, yaitu di Rumah Pak Bambang
Pada proses awal budi daya ikan, hal yang pertama dilakukan adalah persiapan
kolam dan proses pemijahan. Persiapan kolam dilakukan selama 1-2 minggu.
Adapun yang perlu dilakukan adalah:
1. Pengeringan
Kolam yang habis dipakai akan menyisakan feses atau sisa-sisa organik yang
dapat menurunkan pH air. Tujuan dari proses pengeringan adalah menetralkan
kembali keasaman tanah. Tujuan lain adalah membunuh benih ikan yang kecil,
karena jika dibiarkan, maka benih tersebut akan tumbuh lebih dulu dan
dikhawatirkan akan menjadi predator ikan lainnya.
2. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH air dan utamanya juga berfungsi
untuk membunuh benih ikan yang tersisa. Sisa benih ikan yang tertinggal akan
tumbuh lebih besar dari ikan lain, yang akan menjadi pedator bagi ikan lain.
3. Pengisian air
Kolam diisi air sedalam ± 40cm. Ketinggian air tak terlalu tinggi karena untuk
berpijah, ikan menyukai tempat yang datar dan dangkal.
4. Memasukkan ikan
Kolam yang telah diisi air dimasukan ikan dengan perbandingan jantan dan betina
1:1, 1:2, 1:3, 1:4. Perbandingan yang biasa dipakai pada budidaya ikan adalah
1:3. Ikan berkembang biak dengan pembuahan diluar.
Ikan betina membuat cekungan di dasar kolam dengan cara mengipas – kipaskan
buntutnya. Si jantan akan mengitari cekungan itu kemudian menyemprotkan
spermanya ke dalam cekungan yang sudah terdapat telur ikan tadi. Ikan menaruh
telur anak hasil pembuahan di mulutnya(mouth breeder) selama kurang lebih 36
jam akan menetas.
5. Memanen larva
Larva dipanen pada hari ke 13-30 setelah menetas. Larva diambil kemudian
dipindah di kolam pengembangan yang disini disebut dengan kolam pendederan.
8. Total Harvesting
Tahap ini disebut juga pemanenan. Pemanenan disini menggunakan kolam
permanen atau kolam yang disemen baik alas maupun sisi-sisinya. Ukuran 15m x
4m atau luasnya 60m2 yang berisi betina 150 ekor dan jantan 50 ekor.
Yang pertama yaitu membersihkan air kolam dan lubang-lubang pada dinding
kolam. Kolam yang terisi air dengan kedalaman 60-80 cm disat sampai
kedalamannya hanya 30cm. Lalu ikan digiring ke arah tempat air mengalir
menggunakan jaring. Untuk melakukan panen ini dilakukan pada pagi hari dan
sore hari saja karena melihat cuaca jika siang hari sangat panas maka dapat
mempengaruhi ikan yang dipanen.
Dalam sebulan jika cuaca cerah maka dapat dilakukan panen sekitar 13x panen
total. Sedangkan apabila cuaca mendung maka dapat dilakukan panen sebanyak
17x panen total. Setelah di panen maka indukan melakukan resting selama 2
minggu.
Ukuran ikan : 1. Larva
2. 2-3 cm
3. 3-5 cm
4. 5-7 cm
5. 7-9 cm
6. 8-12 cm
Ikan yang dibudidaya yaitu ikan yang ukurannya 3-5cm menjadi 7-9cm. dalam
istilah perikanan 1 kg glondong berisi 80-100 ekor. Untuk komersial ikan dijual Rp.
18000 – Rp. 20000.
10. Panen
Panen merupakan titik kritis dalam keberhasilan budidaya ikan. Gesekan jaring
dengan lantai dasar harus sekecil mungkin, ikan bisa luka dan akan terinfeksi jamur
dan akan mati.
11. Packing dan pengangkutan
Sesudah memanen ikan, ikan hasil panen akan dipasarkan dan sebelumnya ikan
akan dipackingterlebih dahulu. Packing dibedakan menjadi dua. Yaitu secara
terbuka dengan feeze bus. Secara tertutup dengan ,emggunakan plastik 40x70.
Satu plastik berisi 1000 ikan ukuran 3-5 dengan isi 2/3 air dan 1/3 oksigen.
Untuk pengiriman jarak jauh, ikan akan diberi es di baknya agar ikan bersuhu
rendah sehingga metabolismenya menurun. Dan dapat diberi minyak cengkeh juga
agar dalam pengiriman ikan dalam posisi tidur.
12. Pengambilan Benih Ikan
Pengambilan benih ikan juga harus diperhatikan dalam budidaya ikan.
Pengambilan dilakukan pada pagi hari hingga sebelum jam 9 pagi. Jika
pengambilan ikan dilakukan pada siang hari, ikan akan stress dan benih ikan akan
rusak.
Pemasaran
Pemasaran dilakukan oleh budidaya ikan yang bertugas untuk membesarkan ikan
di ruang lingkup wilayah Wonogiri seperti di Wonogiri Kota, Kabupaten Sukoharjo
bahkan di kota Sragen . Pemasaran tidak dilakukan secara eceran melainkan
dengan cara memesan dan disalurkan di kota-kota.
- Pembenihan
I petak total harvesting = 200 ekor (berat 3 ons)
= 60 Kg ( Rp. 10000/kg )
= Rp. 600.000
Harga pakan Induk = 1% x 60 Kg x 30 hari
= RP. 162.000
- Hasil
banyak (1 siklus) = 60% x 60.000 ekor (ukuran 3-5)
= 36.000 ekor
Berat = 36.000 ekor x 5 gram
= 180.000 gram
= 180 kg
Pakan b (180 kg) = 15 kg x 3 sak
= 45 kg pakan
Harga Pakan = 45 kg x Rp 9.000
= Rp 405.000
Panen = 3.000 ekor x Rp 1000
= Rp 3.000.000
- Keuntungan = Hasil Panen – Biaya
= Rp 3.000.000– (Rp 405.000+ RP. 162.000)
= Rp Rp 3.000.000– Rp 567.000
= Rp 2.433.000 / 2.434.000
6. KESIMPULAN
Dari wawancara yang kami lakukan maka kami dapat menyimpulkan bahwa untuk
membudidayakan ikan diperlukan perhitungan yang tepat dan persiapan yang
matang seperti sarana dan prasarana. Dalam budidaya ini cuaca sangat
mempengaruhi. Untuk melakukan budidaya ikan diperlukan modal yang lumayan
sebagai investasi agar pada saat panen dihasilkan ikan yang unggul sehingga
saat dikomersilkan akan memberikan keuntungan yang tinggi. Budidaya ikan
membutuhkan ketekunan dan kesabaran di dalam melaksanakan budidaya ikan.
Karena banyak faktor yang harus diperhatikan. Bila budidaya tidak dipersiapkan
dengan baik, maka hasil panen tidak akan maksimal seperti yang diharapkan.