"Asumsinya sudah menuju titik, tapi asumsi finalnya kami sampaikan saat pengajuan Nota
Keuangan. Tapi basisnya adalah pendidikan dan kesehatan, setidaknya harus terukur di salah satu
itu," ucap Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (22/4).
Bambang menjelaskan perbaikan kualitas SDM dari sisi pendidikan masih akan dimaksimalkan
dengan program pendidikan vokasional. Ia mengatakan program tersebut akan diperluas agar
orientasinya tidak hanya pada pendidikan, namun juga pelatihan di dunia kerja.
"Keduanya harus jalan karena satu bicara demand (permintaan dari dunia usaha), yang satu
bicara supply (penawaran dari dunia kerja)," terangnya.
Sementara dari sisi kesehatan, mantan menteri keuangan itu mengatakan pemerintah masih akan
fokus ke berbagai program perlindungan sosial dan bantuan sosial. "Karena kami harus mengurai
kemiskinan dari sisi ini," imbuhnya.
Di sisi lain, Bambang bilang pemerintah juga akan mengandalkan beberapa pembangunan
infrastruktur yang berdampak langsung terhadap penurunan tingkat kemiskinan dan perbaikan
kualitas SDM. Misalnya, membangun infrastruktur dasar, seperti Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM), sumber air bersih, sanitasi, hingga irigasi.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menambahkan, perbaikan kualitas SDM juga akan dilakukan
dengan menggandeng sektor industri. Agar keinginan tersebut bisa terwujud pemerintah akan
memaksimalkan pemberian insentif pajak bagi pelaku dunia usaha yang berkontribusi pada
peningkatan keterampilan tenaga kerja Indonesia.
"Kami akan libatkan swasta dalam investasi SDM secara masif, dengan super tax deduction.
Dengan begitu, partisipasi sektor swasta untuk investasi SDM bisa digenjot, sehingga dana (APBN)
tidak harus keluar terlalu banyak," terangnya.