Disusun Oleh:
Gomgom L Hutagalung
2019110009
BANDAR LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN
Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah
telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa
ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dan subvarietas ikan mas telah banyak
Ketersediaan benih sebagai unsur yang mutlak dalam budidaya. Usaha budidaya
tidak cukup bila hanya mengandalkan benih secara alami, karena bersifat musiman
seperti ikan mas (Cyprinus carpio, L) yang ditemukan hanya pada awal musim hujan.
Penyediaan benih tidak hanya dalam jumlah yang cukup dan terus-menerus, tetapi
dan mutu yang memadai secara kontinyu. Kontinyuitas ketersediaan benih tersebut
mahasiswa perikanan.
Pemijahan dapat dilakukan dengan cara alami atau buatan. Pemijahan alami
dimaksudkan pemijahan yang dilakukan secara alami antara jantan dan betina di
(pemijahan). Saat ini, telah dijual dipasaran hormon gonadotropin yang dibuat dari
ekstrak kelenjar hipofisa, ikan salmon dengan nama dagang ovaprim produksi Syndel
kegiatan pemijahan ikan akan memberikan dan meningkatkan hasil benih ikan yang
berkualitas.
1.2 Tujuan
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari
ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim
dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan
warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1. Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;
2. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih
3. Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata
pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit;
gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5. Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik
warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long
tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi
dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di
Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa
Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas
Hal yang paling penting dalam pembenihan ialah dalam hal pemeliharaan
induk dan seleksi induk. Dibawah ini paparan mengenai pemeliharaan dan seleksi
induk
a. Pemeliharaan Induk
Umur dan bobot : 1.5 – 2 tahun dengan bobot diatas 2 Kg untuk Betina dan
Media yang bisa dipakai adalah kolam air tenang dan kolam air deras
Untuk pemulihan induk betina 2-3 bulan dan untuk jantan 1 bulan
b. Seleksi Induk
Tidak sekerabat
Jantan yang siap pijah bila distriping keluar sperma putih, namun dalam
pemijitan haruslah hati hati jangan sampai sperma yang di keluarkan terlalu
banyak.
Untuk pemijahan ikan mas terbagi kedalam 2 teknik diantaranya secara alami dan
pemberian hormon.
a. Pemijahan alami
Pemijahan secara alami dilakukan bisa dimedia bak ataupun di kolam tanah, dimana
kita sediakan kakaban baik itu media bak maupun kolam tanah. Untuk media kolam
tanah biasa menggunakan hapa berukuran panjang 6 meter dan lebar 2 meter dimana
induk jantan dan betina disatukan dalam hapa yang telah terisi kakaban. Untuk
perbanding banyaknya indukan biasanya 1:5 atau 6 dimana betina 1 jantan nya 5 atau
6 ekor, pemijahan/kawin biasa pada malam hari, dan keesokan harinya telur sudah
menempel pada kakaban. Untuk tahap selanjutnya adalah pengangkatan induk baik
jantan maupun betina diangkat dan dipindahkan pada media kolam tempat
pemeliharaan induk.
betina disuntik dengan hormon ovaprim dengan dosis 1 kg menggunakan hormon 0,5
penyuntikan dilakukan 2/3 nya. Setelah telur ada yang keluar dari indukan betina saat
itulah dilakukan striping atau pengurutan dimana telur yang keluar diaduk dengan
sperma jantan yang telah di campur dengan Nacl. Telur yang telah telah diaduk
dengan sperma lalu di tebar pada kakaban/ijuk yang telah di letakan pada media bak
2. Pendederan
Pendederan biasa dilakukan pada media kolam air tenang dimana sebelumnya kolam
yang akan dipakai sudah melalui pemupukan dan pengapuran. Ketinggian air pada
pase pendederan adalah 40-70 cm. untuk penggunaan media air tenang selain di
kolam tanah bisa juga disawah yang belum ditanami padi atau pun padi yang baru
tanam. Ada hal yang harus diperhatikan pada persiapan kolam atau sawah dimana
kondisi kolam haruslah tidak bocor dan sudah menggunakan kamalir atau parit yang
diujungnya telah tersedia kobakan supaya memudahkan pada saat pemanenan. ukuran
yang dihasilkan pada masa pendederan biasanya antara 2-3 cm sampai dengan 4-5
cm.
3. Pembesaran.
Untuk pembesaran media yang dipakai biasanya adalah media kolam jaring apung,
kolam air deras atau di karamba. Media yang menggunakan jaring terapung dengan
tebar ukuran berat benih 10 gram untuk kapasitas tebar 100 ekor/m3 dengan lama
pemeliharaan 3 bulan dengan pemberiat pellet 3-4% dari bobot tubuh, sedangkan
pada media kolam air deras dengan tebar ukuran berat benih 20-30 gram/ekor untuk
deras, dimana pembesaran di jaring terapung lebih cepat besar itu dikarnakan suhu
dan kadar oksigen dalam air relative stabil dan menunjang untuk percepatan
pertumbuhan ikan.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai
berikut:
1. Betina
2. Jantan
hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari
lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan memiliki ukuran
dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya.
Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun ukurannya kecil, sehingga
sintasan rendah. Sebaliknya ikan memiliki telur sedikit, ukurannya besar. Kegiatan
reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungnya
(Fujaya, 2004).
Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan ikan betina yang
mengeluarkan sel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di luar tubuh
ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan
1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan
2. Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan
3. Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan
perut yang relatif membesar dan lunak bila diraba, dari lubang genital keluar cairan
jernih kekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu
kekuningan, dan lubang genital berbentuk bulat telur agak melebar dan membengkak.
Sedangkan ciri ikan jantan yang sudah matang kelamin yaitu mudah mengeluarkan
sperma (milt) jika perutnya diurut (stripping), naluri gerakkannya lincah, postur
tubuh dan perut ramping, warna tubuh kehijauan dan kadang gelap, lubang urogenital
Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur (oosit) yang telah matang dari folikel
dan masuk ke dalam rongga ovarium atau rongga perut (Nagahama, 1990 dalam
1. Telur membesar,
2. Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang
3. Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah dan
terbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang berperan dalam
mengumpul pada suatu kutub, tipe telur yang demikian dinamakan Telolechital
(Sumantadinata, 1981). Ditambahkan pula oleh Djajareja dkk (1977) dalam Triyani
(2002) warna telur ikan ini transparan dan bersifat demersal (terbenam di dasar
perairan). Sementara menurut Soeminto dkk (1995) dalam Triyani (2002) telur ikan
Menurut Cassie dan Effendie (1979) berat rata – rata dan panjang total untuk ikan
mas diantaranya:
1. Berat rata – rata induk betina 200,7 gram, panjang total rata – rata induk
2. Berat rata – rata induk jantan 187,3 gram, panjang total rata – rata induk
Hormon merupakan suatu senyawa yang ekskresikan oleh kelenjar endokrin, dimana
kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran (Zairin, 2002).
Kelenjar endokrin pada ikan menurut Lagler et al. (1962) dalam Gusrina (2008)
terdapat beberapa organ antara lain adalah pituitari, pineal, thymus, jaringan ginjal,
Hormon juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas pada ikan.
Dosis hormon yang diberikan sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan selanjutnya
akan mempengaruhi nilai ekonomis jika pemberian hormon dosisnya terlalu rendah
maka akan menyebabkan proses sex reversal yang berlangsung kurang sempurna
(Zairin, 2002).
Ovaprim adalah campuran analog salmon GnRH dan Anti dopamine dinyatakan
NET) – LHRH dan 10 mg Anti dopamine. Ovaprim juga berperan dalam memacu
terjadinya ovulasi. Pada proses pematangan gonad GnRH analog yang terkandung di
sekresi gonadotropin akan dihambat oleh dopamine. Bila dopamine dihalangi dengan
Teknik penyuntikan dengan arah jarum suntik membuat sudut 600 dari ekor bagian
belakang dan jarum dimasukkan sedalam kurang lebih 1,5 cm. Hal ini ditujukkan
supaya ovaprim benar – benar masuk ke bagian organ target. Pada saat dilakukan
penyuntikan sebaiknya ikan dibungkus dengan jarring agar tidak lepas. Pada ikan
yang lebih besar biasanya penyuntikkan dilakukan lebih dari satu orang, yakni orang
pertama memegang ekor dan kepala, sedangkan orang yang lainnya menyuntikkan
ke bagian depan (arah kepala) ikan, agar tidak mengenai organ bagian pencernaan
dan tulang ikan. Apabila mengenai organ tersebut maka proses penyuntikkan tidak
akan memacu kelenjar hipofisa untuk mengeluarkan hormon GnRH dalam proses
Teknik penyuntikan hormon pada ikan ada 3 yaitu intra muscular (penyuntikan
kedalam otot), intra peritorial (penyuntikan pada rongga perut), dan intra cranial
(penyuntikan di kepala) (Susanto, 1999). Dari ketiga teknik penyuntikkan yang paling
umum dan mudah dilakukan adalah intra muscular, karena pada bagian ini tidak
merusak organ yang penting bagi ikan dalam melakukan proses metabolisme seperti
biasanya dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya. Menurut
Muhammad dkk (2001) secara intra muscular yaitu pada 5 sisik ke belakang dan 2
Proses atau cara kerja pengunaan hormon dalam Melakukan penyuntikan Pada Ikan
Mas
a. Disiapkan ikan jantan dan betina pada akuarium yang telah disiapkan.
akuades 2 cc.
d. Ikan yang sudah dipegang, dengan hati-hati alat suntik ditusukkan
pada bagian punggung ikan antara sirip punggung jari-jari yang ketiga
e. Alat suntik dimasukkan pada bagian bawah sisik, hal ini dilakukan
g. Untuk ikan betina dosis yang diberikan untuk suntikkan pertama dari
pertama diberi dosis 0,8 cc, dan apabila penyuntikkan pertama gagal
DAMANA, Rahman. 1990. Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif dalam Sinar Tani.
2 ,Juni 1990.
GUNAWAN. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas dalam Sinar Tani. 27 Agustus
1988.
RUKMANA, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Mas, Untungnya Bagai Menabung Emas
dalam Sinar Tani. 13 Februari 199.
Susanto, H. 1999. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya, Jakarta.