Disusun oleh:
Kelompok 2 (dua) IX E
1. Alika Rizky Nur Anaya
2. Haidar Rizal Akbar
3. M. Evan Fadillah
4. Fakhri Octaviannor
5. M. Afgan Hudaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, yang atas rahmat-Nya
jualah maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Budidaya
Ikan Nila". Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah wawasan
yang lebih luas tentang budidaya ikan Nila.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap atas kritikan dan saran yang
membangun dari para pembaca agar Makalah ini menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih dan bermanfaat
bagi para pembaca.
A. Latar Belakang
Secara genetik ikan nila GIFT (Genetic Improvement for Farmed Tilapia )
telah terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang
lehih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila lain. Selain itu, ikan nila
mempunyai sifat omnivora, sehingga dalam budidayanya akan sangat
efisien, dalam biaya pakannya rendah. Padahal Komponen biaya pakan
dalam usaha budidaya mencapai 70% dari biaya produksi. Sebagai
perbandingan nilai efisiensi pakan atau konversi pakan (Food Conversion
Ratio ), ikan nila yang dibudidayakan di tambak atau karamba jaring
apung adalah 0,5 1,0; sedang ikan mas sekitar 2,2 - 2,8.
Pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu populasi akan selalu
jauh berbeda, nila jantan 40% lebih cepat dari pada nila betina. Disamping
itu, yang betina apabila sudah mencapai ukuran 200 g pertumbuhannya
semakin lambat, sedangkan yang jantan tetap tumbuh dengan pesat. Hal
ini akan menjadi kendala dalam memproyeksikan produksi. untuk
mengantisipasi kendala ini, saat ini sudah dilakukan proses jantanisasi atau
membuat populasi ikan menjadi jantan semua (S e x-reversal ) yaitu
dengancara pemberian hormon 17 Alpa methyltestosteron selama
perkembangan larva sampai umur 17 han. Pembenihan ikan nila dapat
dilakukan secara massal di perkolaman secara terkontrol pasangan) dalam
bak-bak beton. Pemijahan secara massal ternyata lebih efisien, karena
biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil dalam memproduksi larva untuk
jumlah yang
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari
Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi
ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia
sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya
adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai Nile Tilapia.
B. Sarana Budidaya
semua, misalnya
makanan
alami dan membuat kolam menjadi subur. 3. Benih ikan Benih ikan
didapatkan dan Balai Benih yang ada di Kuala Kapuas yaitu dari Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas, ukuran
benih yang
seragam.
4. Pakan ikan
Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu ukuran pakan
No. 1 (satu) yaitu PF 118 dengan kandungan Protein 30%.
C. Penebaran Benih
Setelah kolam dinyatakan sudah siap, lalu dilakukan penebaran benih nila
dengan ukuran 3-5 cm dengan padat penebaran 10-15 ekor/m2. Untuk
kolam ukuran 100 m2 dapat ditebari benih 1.000 ekor. Benih yang dipilih
benar-benar sehat dengan ciri-ciri: wama cerah, gerakannya lincah dan
tidak sakit. Agar benih tidak menderita stress oleh perbedaan suhu udara
dan air. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari. Penebaran
pada siang hari dapat membahayakan keselamatan benih.
D. Pemberian Pakan
Untuk benih ikan sampai hari ketiga, benih tidak perlu diberi makan
karena pakan alami hasil pemupukan masih tersedia. Menginjak hari
keempat barulah kita memberikan pakan buatan berupa pellet berkadar
protein 25%. Pakan berupa pellet diberikan setiap hari sebanyak tiga kali
pemberian, disesuaikan dengan umur dan ukuran ikan. Untuk mengetahui
pertambahan berat badan ikan yang ada di
F. Pemberian Makanan
1. Protein 20-30%;
3. Karbohidrat 63-73%.
- Kipat
- Kihujan
G. Penyakit
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang
disebabkan oleh lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti
populasi yang terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kuran
baik dan sebagainya. Penanggulangan yang paling efektif dilakukan adalah
dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut.
Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan nila,
maka semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia.
Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh
kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.
Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan
adalah melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan
melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan
pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka
pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya
dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan
jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Senin, 9-10-2023
Selasa, 10-10-2023
Air telah
Rabu, 11-10-2023 diganti
Kamis, 12-10-2023
Jumat, 13-10-2023
Sabtu, 14-10-2023
Minggu, 15-10-
2023
FOTO KONDISI IKAN NILA PADA MINGGU PERTAMA
MINGGU KEDUA
Senin, 2-10-2023
Selasa, 3-10-2023
Air telah
Rabu, 4-10-2023 diganti
Kamis, 5-10-2023
Jumat, 6-10-2023
Sabtu, 7-10-2023
Minggu, 8-10-2023
FOTO KONDISI IKAN NILA PADA MINGGU KEDUA
BAB 3
A. Kesimpulan
Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak sulit, karena ia mau
menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan (pellet), bahkan diberi
dedak halus ataupun ampas tahu ia mau juga. Ikan Nila (Oreochormis
Niloticus) termasuk jenis ikan pemakan campuran (omnivora).
B. Saran