0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan8 halaman
Dokumen ini membahas tentang budidaya ikan nila, mulai dari penjelasan tentang ikan nila, bibit/benih, pakan/makanan, wadah/tempat, hasil panen, dan penyakit/hama. Proses budidaya ikan nila meliputi pemijahan induk, pemeliharaan larva dan benih, pemberian pakan sesuai ukuran ikan, panen setelah 4-6 bulan, serta pencegahan penyakit dengan kondisi kolam yang baik.
Dokumen ini membahas tentang budidaya ikan nila, mulai dari penjelasan tentang ikan nila, bibit/benih, pakan/makanan, wadah/tempat, hasil panen, dan penyakit/hama. Proses budidaya ikan nila meliputi pemijahan induk, pemeliharaan larva dan benih, pemberian pakan sesuai ukuran ikan, panen setelah 4-6 bulan, serta pencegahan penyakit dengan kondisi kolam yang baik.
Dokumen ini membahas tentang budidaya ikan nila, mulai dari penjelasan tentang ikan nila, bibit/benih, pakan/makanan, wadah/tempat, hasil panen, dan penyakit/hama. Proses budidaya ikan nila meliputi pemijahan induk, pemeliharaan larva dan benih, pemberian pakan sesuai ukuran ikan, panen setelah 4-6 bulan, serta pencegahan penyakit dengan kondisi kolam yang baik.
•Anggota Kelompok : •1. Lodovikus Lewonama Niron •2. Arief Dwi Prabowo •3. Sultan Al Ardhi •4. Erlangga Pandawa Faisal •5. Elza Andio Harris A. Penjelasan : Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. B. Bibit/Benih : Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %. Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya. Larva larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa. C. Pakan/Makanan : Untuk benih ikan sampai hari ketiga, benih tidak perlu diberi makan karena pakan alami hasil pemupukan masih tersedia. Menginjak hari keempat barulah kita memberikan pakan buatan berupa pellet berkadar protein 25%. Pakan berupa pellet diberikan setiap hari sebanyak tiga kali pemberian, disesuaikan dengan umur dan ukuran ikan. Untuk mengetahui pertambahan berat badan ikan yang ada di kolam, dilakukan penangkapan seminggu sekali kurang lebih 30% dari jumlah ikan keseluruhan. Untuk ukuran 20-50 gr diberikan pellet sebanyak 4% - 5% dari bobot total ikan, 50-200 gr diberikan pellet sebanyak 3% dan ukuran 200-500 gr sebanyak 2% dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. D. Wadah/Tempat : Lahan atau kolam untuk pembenihan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing - masing 200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lainlain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam. E. Hasil Panen : Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor. Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap. Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang. F. Penyakit/Hama : Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang disebabkan oleh lingkan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kuran baik dan sebagainya. Penanggulangan yang paling efektif dilakukan adalah dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut. Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan nila, maka semua upaya yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal. Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan adalah melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.