Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PERTEMUAN 7

Sistem/proses produksi ikan konsumsi berdasarkan daya dukung wilayah

DISUSUN OLEH :

NAMA : M. FADLAN ABDILLAH

KELAS : XI MIPA 1

NIS : 1916999
SMA NEGERI 1 BONE

TAHUN PELAJARAN 2020 /2021


Ikan bandeng biasanya memijah pada fase ke enam, ikan ini memijah dalam 2

musim setiap tahunnya di Indonesia. Musim satu antara bulan februari sampai

Mei dengan puncaknya bulan September sampai oktober.

1. Perangsang Pemijahan Ikan Bandeng

Ikan Bandeng sulit memijah secara alami sehingga perlu dilakukan suatu

bantuan dalam proses pemijahannya. Teknik yang dapat digunakan adalah

teknologi rekayasa hormonal. Hormon yang digunakan adalah hormon LHRH

(Letuizing hormone Relaising hormone). Hormon ini biasanya diberikan dalam

bentuk pellet hormone dengan cara penyuntikan.

Cara penyuntikan pellet hormon ke ikan bandeng

 Induk bandeng diletakkan diatas bantalan busa

 Lendir yang melapisi bagian punggung sebelah kanan indukan

dibersihkan

 Salah satu sisik dilepas dengan pisau kecil kemudian pisau tersebut

ditusukkan untuk membuat lubang untuk menanam pellet hormone

 Pelet hormon dimasukkan dengan bantuan implanter


 Indukan kemudian dimasukkan lagi ke bak pemeliharaan

Pemijahan telur dan Spermatozoa bandeng yaitu :

Pemijahan ini terjadi pada malam hari dan memerlukan paling sedikit 300 ton

air dengan salinitas 30 permil. Bak tempat pemijahan tersebut diaerasi,

kemudian terjadi pembuahan telur sehingga menghasilkan zigot.

Telur akan terapung dalam air bak pemijahan sehingga harus dipindahkan ke

bak inkubasi telur, dimana pengambilan telur menggunakan aliran air yang

diberi saringan berukuran 850 mikron.

Inkubasi Telur

 Telur tersebut di inkubasi selama 6 jam

 Inkubasi pada bak inkubasi

 Salinitas bak sebesar 30 permil

 Setelah selesai kemudian dipindahkan ke bak penetasan

 Pemindahan dilakukan dengan peningkatan salinitas menjadi 40 permil

dengan tujuan mempermudah penyerokan


Hasil penetasan telur yaitu :

 Dibilas dengan air tawar bersih

 Telur yang menetas dalam waktu 24 – 26 jam kemudian mengalami

proses perkembangan secara bertahap menjadi larva, selanjutnya nener

yang siap untuk dipelihara atau dijual

Ikan bandeng termasuk jenis ikan eurihalin oleh karena itu ikan bandeng dapat

hidup di air tawar, air payau dan air laut. Induk bandeng baru bisa memijah

setelah mencapai umur 5 tahun dengan ukuran panjang 0.5 – 1.5 mtr dan berat

badan 3 – 12 kg. Jumlah telur yang dikeluarkan induk bandeng berkisar antara

0.5 – 1 juta butir tiap kg berat badan.

Pertumbuhan bandeng relatif cepat yaitu 1.1 – 1.7 % bobot badan per hari.

Pada tahap pendederan ikan bandeng, penambahan bobot perhari berkisar 40

– 50 mg. Ikan bandeng dengan bobot awal 1 – 2 kg membutuhkan waktu 2

bulan untuk mencapai bobot 40 gram.

  

2. Pemilihan Lokasi Budidaya

Ikan ini mampu menghadap perubahan kadar garam yang sangat besar

(Eurihalin) oleh karena itu, ikan laut ini bisa juga hidup di air payau dan air

tawar. Lokasi Budidaya pada laguna di daerah pantai dan teluk berlindung yang

aliran arusnya atau pergantian airnya lebih dari 100 % per hari.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan :

 Penempatan keramba harus di lokasi yang bebas dari pencemaran


 Terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang besar

 Sirkulasi air akibat pasang surut dan arus tidak terlalu kuat (optimum 20

– 50 cm/dtk)

 Kurang organisme penempel (Biofouling)

 Fluktuasi salinitas tidak terlalu besar ( < 5 ppt )

 Oksigen terlarut tidak kurang dari 4 mg / liter

3. Wadah Budidaya

Pemeliharaan bandeng di KJA laut memerlukan wadah berupa keramba jaring,

rakit, berikut pelampung dan jangkar. Ukuran rakit disesuaikan dengan

ketersediaan bahan dan jenis komoditas budidaya. Ukuran rakit biasanya 5 x 5

m, 7 x 7 m, 10 x 10 m, yang dapat memuat 4 – 16 keramba jaring ukuran 2 x 2

x 2 mtr.

Untuk pemeliharaan bandeng pada bulan pertama (ukuran < 20 gram/ekor)

digunakan keramba yang terbuat dari jaring hijau atau hitam. Masuk bulan ke 2

baru dipindahkan ke dalam keramba yang terbuat dari jaring trawl. Setiap

keramba dilengkapi dengan penutup untuk menghindari kemungkinan lolosnya

ikan pada saat goncangan. Penggantian keramba dilakukan sekali sebulan

untuk menghindari terjadinya penempelan biofouling yang dapat mengganggu

sirkulasi air.

4. Pengelolaan Budidaya

 Penyediaan benih yang didapat dari Hatchery (tidak dari alam)


 Penebaran benih, Benih ukuran gelondongan, hal ini disebabkan nener

belum mampu mengatasi pengaruh lingkungan perairan yang berarus

dan bergelombang. Keuntungan lain adalah benih dapat tumbuh cepat

sehingga mempersingkat waktu pemeliharaan.

Padat Penebaran sangat tergantung pada ukuran kan dan wadah budibaya.

 Padat tebar ikan ukuran 3 gram sebesar 200 – 300 ekor/m3

 Padat tebar ikan ukuran 100 – 150 gram adalah 125 ekor/m3

Penebaran pukul 06 – 08 pagi atau pukul 19 – 20 untuk menghindari stress

akibat perubahan kondisi lingkungan perairan. Adaptasi salinitas hendaknya

dilakukan sebelum benih ditebar dan disesuaikan dengan salinitas perairan

lokasi KJA.

Transportasi bandeng ke keramba dapat dilakukan dengan penggunaan

kantong plastic berisi air 5 – 10 liter dan oxygent dengan perbandingan 1 : 2

padat penebaran gelondongan ukuran 10 cm sekitar 50 ekor / kantong dengan

waktu tempuh sekitar 5 – 6 jam.

Penggunaan penoksetan 01 200/ltr dan penuruhan suhu dapat diaplikasikan

dalam pembiusan ikan selama transportasi untuk mencegah kerusakan fisik.

5. Pendederan

Dapat dilakukan di petakan tambak, bak terkontrol maupun happa yang

ditancapkan ditambak. Pendederan umumnya berlangsung selama 80 hari.

Pendederan bertujuan untuk mendapatkan gelondongan bandeng ukuran 75 –

100 gram/ekor. Selama pendederan pertumbuhan bobot ikan perhari berkisar

40 – 50 gram.
6. Pembesaran

Lama pembesaran untuk mencapai ukuran diatas 300 gram dengan benih

ukuran 3 gram adalah 120 hari, adapun lama pembesaran untuk mencapai

ukuran diatas 300 gram dengan benih ukuran 3 gram adalah 120 hari, untuk

mencapai ukuran konsumsi 500 gram/ekor dengan berat 20 gram adalah 5

bulan

7. Pemberian Pakan

Pakan utama bandeng terdiri dari organisme plangkton, benthos, detritus dan

epifit. Dalam budidaya bandeng sekarang digunakan juga pakan ikan buatan

(pellet). Budidaya dalam KJA sepenuhnya mengandalkan pakan buatan dengan

kandungan protein berkisar 20 – 30 %. Umumnya pakan diberikan sebanyak 10

– 30% dari total bobot ikan per hari, waktu pemberian pakan dilakukan

sebanyak 2 – 3 kali sehari (pagi,siang,sore).

8. Pengendalian Hama

Bandeng yang dibudidayakan di laut umumnya bebas dari parasit dan hama,

tidak didapatkan organisme yang bersifat pathogen.


9. Panen

Bandeng dapat dipanen setelah mencapai ukuran konsumsi (300 – 500

gram/ekor) dengan lama pemeliharaan 4 – 5 bulan dari gelondongan.

Sementara itu, bandeng super dapat dipanen setelah berukuran 800 gram/ekor

dengan masa pemeliharaan selama 120 hari dari gelondongan ukuran 100 –

150 gram/ekor. Tingkat produktifitas bandeng dalam KJA ditentukan oleh factor

laju pertumbuhan, sintasan, kuantitas dan kualitas pakan serta pengelolaan

budidaya. Panen bisa dilakukan secara selektif atau total dengan menggunakan

seser.

Anda mungkin juga menyukai