Anda di halaman 1dari 3

Budidaya Perikanan Komoditas Nila Merah (ikan Air

tawar)

Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus
Budi daya nila merah telah berkembang di beberapa daerah, bahkan produksinya telah diekspor ke Eropa
dan Amerika Serikat. Dagingnya putih serta tebal. Rasanya enak, seperti ikan kakap merah. Di beberapa
negara Eropa, daging nila merah dimanfaatkan sebagai substitusi bagi daging kakap merah.

Dalam budi daya, ikan nila merah mempunyai keunggulan antara lain) ikan nila merah respon terhadap pakan
buatan, 2)pertumbuhan cepat, 3) dapat hidup dalam kondisi kepadatan tinggi, 4) nilai perbandingan antara
konsumsi pakan dan daging Yang dihasilkan lebih rendah, 5) tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan
yang tidak memadai, 6) rasa dagingnya enak dan banyak digemari masyarakat.

A. Sistematika
Famili : Chiclidae
Spesies : Oreochromis niloticus
Nama dagang : red tilapia
Nama lokal : kakap merapi, mujarah

B. Ciri-ciri dart Aspek Biologi 91


1. Ciri fisik
Tubuh ikan agak bulat dan pipih. Mulut terletak di ujung kepala (terminal). Garis rusuk (linea lateralis) terputus
menjadi dua bagian dan terletak memanjang mulai dari atas sirip dada. Jumlsh sisik garis rusuk sebanyak 34
buah. Warna badan kemerahan polos atau bertotol-totol hitam dan sering pula berwarna albino (bule).

2. Pertumbuhan dan perkembangan


Nila merah bersifat beranak pinak dan cepat pertumbuhannya. Selain itu, ikan ini memiliki toleransi tinggi
terhadap perubahan kadar garam sampai 3o promil. Kedewasaan pertama tercapai pada umur 4-6 bulan dengan
bobot 100-250 g. Jenis ikan ini dapat memijah 6-7 kali/tahun.

Seekor induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 1.000 - 1.50o butir. Saat pemijahan ikan jantan akan
membuat sarang dan menjaganya. Telur yang telah dibuahi dierami oleh induk betina di dalam mulutnya.
Penjagaan oleh betina masih terus dilanjutkan sampai seminggu setelah telur-telur tersebut menetas.

Di dalam karamba jaring apung ikan ini dapat mencapai ukuran di atas 250 g dalam waktu 4 bulan dari bobot awal
sekitar 20 g. lkan jantan tumbuh lebih cepat dan lebih besar dibanding betinanya.

C. Pemilihan Lokasi Budi Daya


sebagai ikan yang tergolong eurihalin, ikan nila merah dapat dibudidayakan di perairan tawar, payau, dan laut.
Namun demikian, pada perairan dengan kadar garam tinggi (>29 ppt) ikan ini masih tumbuh baik, tetapi tidak
dapat berkembang biak. Nila merah dapat tumbuh baik pada lingkungan perairan yang bersuhu antara 27-33 0 C;
kadar oksigen terlarut >3 mg/l; pH 7-8,3; alkalinitas 90 — 190 mg/l; kesadahan 62-79 mg CaCO 3, kecepatan
arus 10 -2o cm/dt, kecerahan >3 m, dan kedalaman air 10-20 M.

D. Wadah Budi Daya


Rakit sebagai tempat karamba dapat dibuat dari bahan kayu, pipa besi antikarat, atau bambu. Pelampung berupa
drum plastik bervolume 200 l. Untuk satu unit KJA berukuran 5 m x 5 m,
memerlukan 8-9 Pelampung karamaba dibuat dari jaring yang bahannya dari polietilen. Ukuran mata jaring
tergantung dari ukuran ikan yang akan dipelihara. Pada setiap sudut karamba harus diberi pemberat dari batu
atau semen cor seberat 2-5 kg. Jangkar diperlukan yang berfungsi untuk menjaga rakit agar tidak terbawa arus.
Jangkar bisa terbuat dari besi, kayu, maupun coran semen.

E. Pengelolaan Budi Daya


1. Penyediaan benih
Pembenihan nila merah secara umum ditujukan untuk memproduksi benih campuran jantan betina. Mengingat
ikan jantan mempunyai ukuran yang lebih besar dan laju pertumbuhan yang lebih cepat, banyak petani
mengarahkan pada budi daya nila merah jantan. Oleh karena itu, para pakar budi daya perikanan telah berupaya
menciptakan teknologi pembenihan nila merah jantan dengan penggunaan 6o mg hormon metiltestosteron yang
dicampur
ke dalam 1 kg pakan larva. Proses alih kelamin tersebut berlangsung selama 28 hari

Pengangkutan benih sebaiknya dilakukan dengan sistem terbuka jika membutuhkan waktu kurang dari 4 jam.
Sementara itu, apabila lebih dari 4 jam, pengangkutan dapat dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan
kantong plastik yang ditambahkan oksigen.

2. Penebaran
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari agar kondisi udara tidak terlalu panas. Sebelum penebaran,
harus diperhatikan kondisi kualitas air. Jika kualitas air pengangkutan beda dengan kualitas air lokasi budi daya,
perlu dilakukan adaptasi secara perlahan-lahan terutama terhadap salinitas dan suhu. Padat tebar yang optimal
untuk diaplikasikan adalah 500 ekor/m3 dengan bobot awal benih 15-20 g/ekor dan waktu pemeliliaraan 3 bulan
untuk sistem budi daya tunggal kelamin (jantan saja).

3. Pemberian pakan
Pada waktu muda ikan ini pemakan plankton, baik plankton nabati maupun hewani. Beranjak dewasa ikan nila
merah mulai makan detritus dan sering juga alga benang. Selain bersifat herbivore, ikan ini bersifat omnivore
sehingga dapat diberikan pakan buatan (pelet). Ikan ini tanggap, terhadap pakan buatan (pelet), baik pelet
tenggelam maupun terapung. Pakan buatan yang diberikan adalah pelet dengan kandungan protein 26-28%
sebanyak 3% dari bobot badan per hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit


Untuk mengetahui jenis penyakit dan Cara pencegahannya, diperlukan diagnose gejala penyakit. Gejala penyakit
untuk ikan nila merah yang dibudidayakan dapat diamati dengan tenda-tanda berikut.

a) Penyakit kulit Gejala


- Berwarna merah di bagian tertentu.
- Kulit berubah warna menjadi lebih pucat.
- Tubuh berlendir.

Pengendalian
1) Perendaman ikan dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 3o-6o menit dengan dOSiS 2 g/10 l air.
Pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.

2) Perendaman ikan dengan Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5%.

b) Penyakit pada insang


Gejala
- Tutup insang bengkak.
- Lembar insang pucat/keputihan.

Pengendalian
- Cara pengendalian sama dengan penyakit kulit.

c) Penyakit pada organ dalam Gejala


- Perut ikan bengkak.
- Sisik berdiri.
- Ikan tidak gesit.
Pengendalian

- Cara pengendaliannya sama dengan penyakit kulit.

Adapun secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit pada budi daya ikan nila
merah di KJA adalah sebagai berikut.
1. HIndari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
2. Berikan pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
3. Hindari penggunaan pakan yang sudah berjamur.
G. Panen
Ikan nila merah yang dipelihara dengan padat penebaran 50o ekor/m3 dapat dipanen setelah 3 bulan.
Produksinya 85 kg/m3 dan sintasan 85%. Pemanenan ikan di KJA mudah dilakukan. Sistem pemanenan dapat
dilakukan secara total atau selektif tergantung dari kebutuhan.
Panen harus dilakukan hati-hati untuk mencegah terjadinya luka akibat gesekan atau tusukan sirip ikan lainnya.
Cara panennya adalah dasar karamba diangkat perlahan-lahan. Namun, salah satu sisi karamba harus tetap
berada dalam air untak memungkinkan ikan berkumpul. Setelah itu, ikan yang sudah terkumpul disisi karamba
diseleksi dan ditangkap dengan menggunakan seser secara perlahan-lahan. yang diberi nama ikan nila merah
florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan ini masuk ke
Indonesia pada tahun 1981 dari Filipina dan tahun 1989 dari Thailand.

sumber : Penebar Swadaya, dkp mm

Share this article : 0 Tw eet

Related articles

Nla Merah
MANFAAT EKSTRAK IKAN KOTES / KUTHUK

Bagaimana Meningkatkan Pertumbuhan Ikan


Peluang dan Tantangan Budi Daya ikan Air Tawar Ekonomis Penting

Penyakit pada ikan jenis Vibriosis

ARTIKEL PERIKANAN BUDIDAYA

Anda mungkin juga menyukai