Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN

Kelompok 4. Teknik pembesaran udang vannamei, broodstock ikan lele, dan pengolahan teri nasi.
Dibawah bimbingan Ece Gofar Ismail, A.Pi, S.Pi, M.P selaku Dosen Pembimbing I, Mochsan
Abrori,S.Pi, M.Si dan Drs. Santoso,MS selaku Dosen Pembimbing II.

Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan laut
yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat yang luasnya kurang lebih 3,1 juta km2. Oleh
karena itu Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan sumber daya khususnya
perairan laut.
Salah satu pemanfaatan sumber daya diperairan adalah budidaya perikanan. Tujuan
utamanya meningkatkan produktivitas dari hasil perikanan dengan cara memperbanyak maupun
meningkatkan mutu yang dihasilkan. Salah satunya dengan pembesaran udang vannamei dan juga
peningkatan kualitas benih ikan lele dan indukan ikan. Salah satu jenis olahan hasil perikanan adalah
teri nasi. Teri nasi merupakan salah satu jenis ikan komoditi ekspor Indonesia yang bernilai ekonomis
paling tinggi diantara jenis teri lainnya.
Maksud dari dilaksanakannya kegiatan praktek kerja lapang 1 integrasi ini adalah mempelajari
kegiatan usaha perikanan meliputi budidaya perikanan, penanganan dan pengolahan hasil perikanan,
serta sosial ekonomi dan kehidupan masyarakat perikanan. Sedangkan tujuan dari dilaksanakannya
kegiatan praktek kerja lapang 1 integrasi ini adalah memperoleh perkembangan dan mengenal
teknologi produksi perikanan yang diterapkan saat ini, baik dibidang teknik budidaya perikanan, teknik
penanganan patologi perikanan, teknik agribisnis perikanan, dan teknik pengolahan produk perikanan.
Praktek Kerja Lapang I dilaksanakan mulai tanggal 4-8 Mei 2015, di Instalasi Budidaya Laut
Boncong terletak di Jalan Raya Semarang KM 41 Desa Boncong Kecamatan Bancor Kabupaten
Tuban dan di Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Jl. Mayor kusen Km. 4, Ngrajek,
Magelang, Jawa Tengah serta di PT. Insan Cipta Prima Sejahtera (ICS), Jalan Merak Urak no. 148 C
Desa Jenggolo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang I Integrasi adalah metode
survei kunjungan lapangan (Field trip), yaitu mendatangi obyek secara langsung untuk mencari
informasi dan melihat secara fakta obyek tersebut. Sumber data dalam PKL 1 adalah data primer dan
data sekunder (Husein Umar ,2005). Data dikumpulkan dengan dua cara yaitu observasi (Narbuko
dan Achmadi (2001) dan wawancara (Suparmoko (2001). Semua data yang terkumpul, baik data
primer dan data sekunder dilakukan pengolahan data, meliputi Editing, dan tabulating (Saifuddin
Azwar (2009).
Teknik pembesaran udang vannamei diawali dengan persiapan tambak yang dimulai dari
pengeringan tambak oleh sinar matahari yang membantu proses oksidasi yang dapat menetralkan
keasaman sifat keasaman tanah, menghilangkan gas beracun dan membantu membunuh telur-telur
hama yang tertinggal. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikkan pH tanah, mengurai bahan
organik dan mempertahankannya dalam kondisi yang stabil.
Pemberantasan hama dan penyakit di tambak bertujuan untuk mengurangi tingkat kerugian
yang diakibatkan oleh hama dan penyakit yang dapat menyerang udang vannamei. Pengisian air di
upayakan memanfaatkan pasang surut air laut, tetapi dapat juga digunakan pompa.
Kincir yang digunakan berfungsi sebagai penyuplai oksigen di dalam tambak, membantu
dalam mengarahkan kotoran dasar tambak ke arah sentral pembuangan, sehingga mempermudah
dalam proses pembersihan dasar tambak. Pemupukan berfungsi untuk kesuburan air dan
penumbuhan plankton, sehingga pakan alami dapat tumbuh dengan baik.
Asal benur berasal dari Situbondo dan ukuran benur PL 10. Benur sebelum ditebar dilakukan
aklimatisasi yang bertujuan agar benur udang dapat beradaptasi dengan keadaan baru di tambak dan
tidak mengakibatkan benur stress hingga mengalami kematian.
Pada instalasi budidaya laut boncong waktu tebar dilakukan pada waktu pagi hari pukul
05.00-06.00 dikarenakan oksigen yang banyak di butuhkan dalam proses ini serta belum terlalu
panas. Kepadatan penebaran benur vanamei yaitu 100 125 ekor/m2..
Pengelolaan pakan dilakukan karena berkaitan dengan pertumbuhan udang vannamei,
kualitas air pemeliharaan dan meningkatkan efesiensi pakan yang digunakan. Pakan yang digunakan
dalam budidaya udang vannamei intensif yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang
digunakan telah dilakukan penumbuhan pada saat persiapan tambak. Cara pemberian pakan di
instalasi di tebar langsung dan diberi nutrisi tambahan pada saat siang hari adapun tambahn nutrisi
yang digunakan berupa vitamin C.
Kualitas air tambak terkait erat dengan kondisi kesehatan udang. Kualitas air yang baik
mampu mendukung pertumbuhan secara optimal. Hal itu berhubungan dengan faktor stres akibat
perubahan kualitas air di tambak.
Monitoring dilakukan dengan cara sampling yang dilakukan pada saat pagi hari dikarenakan
suhu dan kondisi udang yang stabil.
Saat panen dilakukan pengecekan terhadap udang yang akan dipanen dengan melihat dan
melakukan perhitungan berapa persen udang yang mengalami proses pergantian kulit atau moulting.
Perlakuan ini dilakukan 2 3 hari menjelang panen.
Kegiatan usaha broodstcok ikan lele dimulai dari pemijahan buatan yang dimana bobot induk
minimal 1kg/ekor dengan vaksinasi 2 3 minggu sebelum pemijahan. Jumlah larva minimal harus
1.000.000 ekor dari 30 induk betina dan 30 induk jantan, penetasan telur dan pemeliharaan larva
selama 4 5 hari. Kemudian pengambilan acak dilakukan 50% dari populasi larva, minimal 500.000
ekor.
Persiapan wadah berupa bak penetasan telur perlu dilakukan sebelum kegiatan pemijahan,
sebelum wadah digunakan untuk penetasan telur wadah tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu.
Seleksi induk bertujuan untuk memilih calon induk yang baik dan sehat, serta untuk melihat
tingkat kematangan gonad apakah calon induk tersebut layak untuk dipijahkan atau tidak. Memilih
induk pokok lele sangkuriang jantan dan betina yang tidak berasal satu keturunan. Pemijahan buatan
mempunyai perbandingan 30:30, bobot induk minimal 1 kg/ekor dan di vaksinasi 2-3 minggu sebelum
pemijahan. Menyeleksi induk jantan dan betina yang matang gonad. Induk jantan ditandai dengan
papila yang berwarna kemerahan dan memiliki panjang melewati pangkal sirip dubur. Induk betina
ditandai dengan bentuk perut yang gendut dan bila diraba terasa lembek.
Setelah induk terpilih lakukan penimbangan agar mudah menentukan dosis hormon yang akan
digunakan. Perhitungan dosis hormon yang akan disuntikan. Satuan Kerja PBIAT ngrajek
menggunakan dosis ovaprim 0.3ml/Kg dan Aquades 1ml/kg aquades berfungsi untuk mengencerkan
ovaprim. Penyuntikan induk lele betina dilakukan pada bagian punggung dengan kemiringan 45
penyuntikan dilakukan siang hari sekitar jam 14.00 WIB. Setelah disuntik induk lele betina di
masukan lagi ke kolam pemberokan dan dibiarkan 8-10 jam. Sekitar jam 00.00 WIB induk di cek
tingkat ovulasinya, dan kemudian induk jantan dan betina di satukan dalam kolam pemijahan dengan
dilengkapi happa dan kakaban yang diletakkan didasar kolam yang bertujuan untuk melekatnya telur,
induk jantan dan betina disatukan dalam kolam sampai penetasan telur.
Penetasan telur yang sudah dibuahi dan menempel pada kakaban harus diangkat dari kolam
pemijahan lalu pindahkan ke dalam kolam penetasan. Air pada kolam penetasan juga sebisa
mungkin memiliki parameter yang relatif sama dengan air pada proses pemijahan. Kakaban beserta
telur dimasukkan ke dalam. Pastikan seluruh telur dan kakaban tenggelam. Telur lele biasanya akan
menetas antara 22 - 36 jam. Oleh karenanya secepat mungkin dipindahkan pada pagi hari setelah
pemijahan selesai. Untuk supply oksigen bagi telur dan larva nantinya, kolam penetasan diberi
sirkulasi air yang halus dan aerator.
Pendederan 1 dilakukan dengan lama pemeliharaan 3 4 minggu dengan padat tebar : bak
plastik / tembok / fiberglass dengan padat tebar 1.000 1.500 ekor/m2 dengan SR : 30% atau minimal
150.000 ekor. Pengelompokan ukuran benih 2 4 cm dan 4 5 cm, selain ukuran diluar kelompok
tidak digunakan pada proses selanjutnya.
Pendederan 2 dilakukan dengan lama pemeliharaan 4 6 minggu dengan padat tebar : kolam
tanah 100 150 ekor/m2, bak plastik / tembok / fiberglass 500 750 ekor/m2 dengan SR : 50% atau
minimal 75.000 ekor. Setalah itu dilakukan pengelompokan ukuran benih 5 7 cm dan 7 9 cm,
selain ukuran diluar kelompok tidak digunakan pada proses selanjutnya. Dilakukan pengambilan acak
50% populasi, minimal 37.500 ekor.
Pembesaran 1 dilakukan dengan lama pemeliharaan 2 2,5 bulan dengan padat tebar : bak /
kolam 100 150 ekor/m2 dengan SR : 80% atau minimal 30.000 ekor dengan bobot minimal
100g/ekor. Dilakukan pengelompokan kelamin jantan dan betina dengan seleksi 50% diatas rata-rata
populasi jantan dan betina minimal 7.500 ekor.
Pembesaran 2 dilakukan dengan lama pemeliharaan 3 4 bulan dengan padat tebar : bak /
kolam 50 75 ekor/m2 dengan SR : 80% atau masing-masing minimal 6.000 ekor dengan seleksi
ukuran lebih dari 400g/ekor minimal 3.000 ekor untuk jantan dan seleksi ukuran lebuh dari 300g/ekor
minimal 3.000 ekor untuk betina.
Pembesaran akhir dilakukan dengan lama pemeliharaan 2 3 bulan dengan padat tebar : bak
/ kolam 25 - 50ekor/m2 dengan SR : 80% atau masing-masing minimal 2.400 ekor. Stok akhir calon
induk minimal 2.400 ekor jantan dan 2.400 betina dengan ukuran 500 700g/ekor.
Pengolahan teri nasi diawali dengan penerimaan bahan baku yang didapatkan dari
penangkapan nelayan di daerah pesisir Situbondo. Bahan baku yang diterima dalam keadaan
dimasukkan kedalam blong yang dalamnya dilapisi gabus dan yang luarnya dilapisi terpal dengan
tujuan untuk mempertahankan suhu ikan 5- 10.
Bahan baku dicuci menggunakan air dingin dengan sistem running water (air mengalir) untuk
mengurangi pertumbuhan mikroba dan kontaminasi mikroba sehingga mendapatkan teri yang bersih
sebelum dimasak.
Perebusan dilakukan agar ikan menjadi matang. Pada proses perebusan digunakan garam
dengan kadar 5% sampai 6%. Bak perebusan diletakkan pada tungku yang terbuat dari tembok
semen. Sebelum perebusan, air terlebih dahulu dididihkan setelah ditambahkan garam. Tujuan
penggaraman yang disertai perebusan adalah untuk mencegah pembusukan ikan dengan cara
merebusnya dalam larutan garam, dilakukan perebusan selama 2 3 menit (sampai ikan matang).
Suhu perebusan sekitar 100oC sampai 105oC.
Tujuan penjemuran adalah mengurangi kadar air dalam daging ikan sampai batas tertentu,
agar menghambat perkembangan mikroorganisme dan perubahan yang merugikan dalam daging ikan
akibat enzim. Durasi penjemuran ikan teri ini tergantung dari kondisi cuaca. Jika sinar matahari tinggi,
ikan teri selesai dijemur dalam waktu kurang dari setengah hari. Namun jika panas matahari tidak
begitu tinggi, ikan teri, terutama ikan teri jenis besar perlu dijemur sampai 2 hari.
Ikan teri yang rencananya dipasarkan ke luar negeri, tidak perlu dikeringkan melalui
penjemuran menggunakan sinar matahari. Pengeringan ikan teri untuk seperti ini biasanya hanya
dengan penirisan.
Sizing dilakukan dengan menggunakan alat size yang dilengkapi dengan magnet untuk
menghindari terdapatnya logam pada produk. Pada proses sizing ini dipisahkan yang mana ikan teri
nasi yang akan diekspor dan dipasarkan di dalam negeri/ lokal. Proses sizing ini dapat menghasilkan
kerataan ikan dengan ukuran SS, S, S1, M, dan L. Ikan terinasi dilakukan sortasi ulang untuk
membersihkan dari benda asing dan campuran ikan lain secara manual yang mungkin masih
menempel setelah di sizing.
Ikan hasil sizing dikemas dengan menggunakan plastik poliethylen (PE) dan master carton.
Satu kemasan memiliki berat 6 kg. Pengemasan dilakukan secara manual. Setiap master carton
disimpan dalam Cold Storage dengan suhu -15 sesuai dengan size dan mutunya. Cold Storage
yang digunakan menampung ikan teri nasi seberat 21 ton. Pemasaran ikan teri nasi tidak hanya di
wilayah lokal di Indonesia tetapi juga di ekspor ke luar negeri. Termasuk ekspor ke Jepang 90% ( size
paling kecil (SS)) dan Singapura 10% ( size paling besar ( L )). Pengiriman ikan teri nasi
menggunakan truk.
Dapat disimpulkan bahwa telah terlaksana dengan baik kegiatan PKL 1 meliputi pembesaran
udang vannamei di Jalan Raya Semarang KM 41 Desa Boncong Kecamatan Bancor Kabupaten
Tuban, Broodstock ikan lele di Perbenihan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Jl. Mayor kusen Km. 4,
Ngrajek, Magelang, Jawa Tengah dan Unit pengolahan teri nasi di PT. ICS Tuban.
Tahap kegiatan pembesaran udang vannamei terdiri dari kegiatan persiapan lahan
(pengeringan lahan, perbaikan pematang, pengapuran, pemberantasan hama dan penyakit, pengisian
air, pemasangan kincir dan pemupukan), penebaran benih (asal dan ukuran benur, cara penebaran,
waktu tebar, padat tebar), pemeliharaan (pengelolaan pakan, jenis pakan, cara pemberian pakan,
nutrisi pakan, kebutuhan pakan), pengelolaan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit,
monitoring pertumbuhan, panen dan pasca panen (waktu panen, penanganan pasca panen,
pemasaran dan distribusi).
Tahap kegiatan pembenihan (broodstock) ikan lele meliputi seleksi induk, pemijahan buatan,
penetasan telur, pendederan 1, pendederan 2, pembesaran 1 dan pembesaran 2.
Tahap proses pengolahan teri nasi meliputi penerimaan bahan baku, leaching (pencucian),
perebusan, pengeringan, sortasi I (sortasi jenis), pembagian ukuran (sizing), finishing/sortasi II (sortasi
benda asing), pengemasan dan penimbangan, penyimpanan dalam Cold Storage.
Mengingat waktu yang disediakan oleh panitia dari Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
alokasi waktu maka materi dari kegiatan masing-masing unit usaha penjelasannya relatif singkat
sehingga informasi yang diperoleh relatif kurang dan sulit dikembangkan dalam penyusunan laporan
hasil PKL.
Saran dari penulis jika memungkinkan baik alokasi waktu maupun dari sisi anggaran mohon
kiranya kegiatan Field Trip dalam rangka PKL 1 dimasa yang akan datang dapat ditambah waktu
pelaksanaannya.

Daftar Pustaka

Anggrahini, D. 2010. Perancangan Mesin Sizing Teri Nasi Berdasarkan Prinsip Length Grader
Dengan Menggunakan Quality Function Deployment (Studi Kasus : PT. Insan Citra Prima
Sejahtera Jenu-Tuban). Skripsi.Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh November.

Anonymous, 2004. Pedoman Umum Budidaya Udang di Tambak. Departemen Kelautan dan
Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Direktorat Pembudidayaan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai