Anda di halaman 1dari 1

BUDIDAYA IKAN JELAWAT

Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) ikan asli Indonesia terdapat dibeberapa sungai di Sumatra dan Kalimantan.
Merupakan jenis ikan ekonomis penting sangat digemari masyarakat Indonesia bahkan beberapa negara
tetangga. Termasuk komoditas ekspor potensial.
Meskipun pemeliharaan ikan jelawat sudah lama dilakukan namun pasokan benih sepenuhnya masih
mengandalkan hasil penangkapan dari perairan umum yang dilakukan pada musim hujan. Jenis ikan ini berbiak
di sungai pada permulaan musin hujan, dengan anak benih tersedia secara musiman. Kaena pasar benih hanya
mengandalkan hasil penangkapan di perairan umum maka kurang terjamin kontinuitasnya sehingga budidaya
ikan ini akan terganggu.
Melihat aspek kebutuhan benih yang masih mengandalkan alam maka penguasaan teknologi pembenihan jeni
ikan ini merupakan upaya yang pelu diaktifkan. dan ini merupakan peluang usaha yang dapat menghasilkan
keuntungan yang besar.
Pembenihan Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni)
Metode dan Cara
Pematangan Gonad

Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2
Selama pemeliharaan, induk ikan dibi pakan pelet dengan kandungan protein 25-28%
Pakan diberikan sebanyak 3 % dari berat badan dengan frekwensi 2-3 per hari
Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya
Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan
Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi

Pemijahan
Pemijahan jelawat dapat dilakukan scara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan
buatan.

Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari


Penyuntikan hormon HCG dan kelenjar hipofisa terhadap induk betina dilakukan 2 kali
Penyuntikan I (PI) : 1 dosis kelenjar hipofisa ditambah 200 IU HCG per induk betina
Penyuntikan II (PII) : 2 dosis kelenjar hipofisa ditambah 300 IU per induk betina
Selang waktu antara PI dan PII, 5-6 jam
Ovulasi terjadi antara 10-1 jam dari PI
Telur dan sperma dikeluarkan dengan cara diurut
Pembuahan telur dilakukan dengan mencampurkan sperma dan telur di baskom plastik
Jika telur telah mengembang siap untuk disimpan dalam wadah penetasan

Penetasan
Padat tebar 400-500 butir telur per liter
Selama penetasan air harus dijaga kialitasnya (O2 4-8 ppm; pH 7,0-8,0; T:25-28 derajat C)
Pada suhu air 25-28 derajat C telur akan menetas 18-4 jam setekah pembuahan
Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara langsung ditempat penetasan telur
Cangkang dan telur yang tidak menetas dibersihkan secara penyiponan
Hari ke 3 larva diberikan pakan Naupil Artemia (yang baru menetas) secukupnya
Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)
Hari ke 7 setelah menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam
Pendederan
Persiapan kolam meliputi pengeringan 2-3 hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah
(kamalir) dan pemupukan dengan pupuk kandung sebanyak 500-700 gr per m2. Kolam diisi air sampai
ketinggian 80-100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk
menghindari masuknya ikan liar
Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100-150 ekor/m2
Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan dosis 10-20 % per hari yang
mengandung lebih kurang 25% protein
Lama pemeliharaan 2-3 minggu
Benih yang dihasilkan ukuran 2-3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan

Anda mungkin juga menyukai