Pemanfaatan perairan laut dan pantai Indonesia serta sumber dayanya untuk
kegiatan budidaya ikan telah lama dikembangkan dan terus ditingkatkan. Salah
satu perairan laut pantai yang menjanjikan prospek yang bagus adalah
budidaya ikan kerapu.
Ikan kerapu mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan untuk dibudidayakan
karena pertumbuhannya cepat dan dapat diproduksi massal untuk memenuhi
permintaan pasar.
Berkembangnya pasar ikan kerapu hidup karena adanya perubahan selera
konsumen dari ikan segar atau beku kepada ikan dalam keadaan hidup, telah
mendorong masyarakat untuk melakukan usaha budidaya (Sudirman dan
Karim, 2008).
Ikan kerapu bebek (Cromileptis altivelis) sangat potensial untuk dibudidayakan
(Sudirman dan Karim, 2008), dan memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan dan telah terbukti dapat dibudidayakan dengan baik di keramba
jaring apung maupun di wadah semen (Akbar dan Sudaryanto, 2001).
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
Waktu yang tepat dalam melakukan pemanenan yaitu pada pagi dan sore hari.
Pemanenan benih diawali dengan pengurangan air dari dalam wadah hingga
tersisa 1/3 volume awal.
Selanjutnya benih digiring dengan waring ke sudut wadah untuk
mempermudah penangkapannya. Jika benih telah berkumpul di sudut wadah
maka benih dapat dengan mudah di tangkap dengan skop-net dan di
masukkan ke wadah penampung
Benih yang berukuran ≤ 3 g dipuasakan 12–24 jam sedangkan untuk yang ≥ 3
g, dipuasakan 36–46 jam menjelang pengangkutan.
Packing dilakukan dengan cara meletakkan kantong plastik dalam wadah
styrofoam dan diberi batu es secukupnya, kemudian ikan siap untuk dikirim ke
tempat tujuan.