Anda di halaman 1dari 16

MANA JEMEN

TEKNOLOGI
AKUAKULTUR
A. BIOLOGI IKAN KAKAP PUTIH
(LATES CALCARIFER)
Ikan kakap putih pertama kali ditemukan di laut Jepang oleh Bloch dan diberi nama Holocentrus
calcarifer (Kunvankij, et, al., 1986), sedangkan menurut Tiensongrusme, et al., (1989) kakap putih
ditemukan oleh Bloch dari pedagang Belanda sepulang dari Indonesia.
ADAPUN TAKSONOMI IKAN KAKAP
PUTIH ADALAH SEBAGAI BERIKUT
Filum : Chordata
Sub filum :Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Pencomorphi
Famili : Centropomidae
Genus : Lates
Spesies : Lates calcarifer, Bloch
B. PEMBENIHAN IKAN KAKAP PUTIH
Ikan Kakap putih yang memiliki jumlah telur yang sangat banyak dari 500 ribu sampai jutaan
1. Persyaratan Lokasi
Syarat lokasi pembenihan kakap putih tergantung lokasi yang baik dan tepat. Lokasi Pembenihan
kakap putih memiliki sumber air laut harus bersih sepanjang tahun, jernih, perubahan salinitas
kecil. dan Lokasi biasanya di teluk yang terlindung dari gelombang/arus kuat dan terletak di
lingkungan pantai yang berkarang dan berpasir. Lokasi juga harus jauh dari buangan sampah
pertanian dan industri. Persyaratan teknis kimia dan fisika yang memenuhi syarat adalah suhu
berkisar 29-33oC, Salinitas 28-35 ppt, pH 7-8,5, dan Alkalinitas 33-60 ppm.
2. Persiapan induk
Tujuan dalam pemeliharaan induk adalah mendapatkan induk matang gonad yang siap dipijahkan
untuk menghasilkan telur. Keberhasilan produksi telur sangat tergantung dari ketersediaan calon
induk, baik jumlah maupun kualitasnya. Induk terlebih dahulu di tangkap menggunakan serokan
kemudian induk di masukkan satu persatu ke dalam wadah yang berkapasitas 100 L yang di isi air
laut dan di beri obat bius seperti polietilen glikol monofenil eter atau minyak cengkeh sebanyak 1
sendok (10-15 ppm) atau ekstrak biji karet 1-10 ppm atau pembius lainnya. Kemudian jenis
kelamin induk tersebut diperiksa.
3. Pemijahan
Pemijahan ikan kakap putih dapat di lakukan dengan 2 metode, yaitu :
 Pemijahan dengan ransangan hormon dilakukan dengan menggunakan hormone Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dan puberogen yang di lakukan melalui penyuntikan secara
intramascular di bawah sirip punggung sebanyak 1-2 kali. Biasanya, pada sore atau malam hari
setelah penyuntikan, induk akan memijah
 pemijahan yang dilakukan dengan cara memanipulasi lingkungan dalam bak pemeliharaan induk,
dimaksudkan agar seolah-olah kondisinya mirip di alam. Perlakuan yang dilakukan adalah dengan
penurunan dan penaikan kedalaman air yang berakibat pula pada perubahan suhu dan kadar
garam. Pemijahan dilakukan dengan mengikuti siklus peredaran bulan yang bisa terjadi dua kali
dalam sebulan yaitu pada bulan gelap dan bulan purnama.
4. Penetasan Telur
Telur ikan kakap putih hasil pemijahan di seleksi terlebih dahulu. Telur yang dibuahi dan yang
berkualitas baik akan mengapung di permukaan air, permukaannya licin, transparan dan bagian
dalam sedikit berongga.Telur akan menetas dalam waktu 17-18 jam
5. Persiapan Wadah
Bak pemeliharaan larva dapat terbuat dari semen, fiber glass atau konsstruksi kayu yang dilapisi
plastik, masing-masing bahan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Disarankan Ukuran bak min
10 m3 karena bak yang lebih kecil stabilitas suhu kurang terjamin.Tinggi bak 1,2-1,5 m.Buatlah bak
sesuai standar pembenihan. Bentuk memanjang, Sudut dari bak setengah lingkaran atau tidak 90
derajat, untuk memudahkan pembersihan, sirkulasi lancar, menghindari kotoran berkumpul
disudut.
6. Pemeliharaan larva
Dilakukan Pembersihan bak Larva
 Dengan obat atau tanpa obat, cuci air tawar dan sikat keringkan 1-2 hari. Jika pakai obat
 Bilas dengan larutan sodium hypokhlorine 150 ppm pada dinding bak,
 keringkan selama 2 - 3 jam untuk menghilangkan chlorine
 pemindahan air menggunakan saringan untuk menghindari kotoran.
Pemindahan Larva
 Untuk mensuplai oksigen bak dilengkapi sistim aerasi dan batu aerasi yang diletakkan secara terpencar agar
merata keseluruhan air di dalam bak.
 Larva yang baru menetas mempunyai panjang total 1,21 - 1,65 mm, melayang dipermukaan air dan berkelompok
dekat aerasi.
 Umur 30 hari larva ditempatkan di dalam bak yang terlindung dari pengaruh langsung sinar matahari (semi out
door tanks). Padat penebaran awal dalam bak pemeliharaan adalah 70 - 80 larva/liter volume air.
 Pada hari 8 - 15 tingkat kepadatan dikurangi menjadi 30 - 40 larva/liter, setelah hari ke 16 kepadatan larva
diturunkan menjadi 20 - 30 larva/liter, karena pada umur ini larva sudah menunjukan perbedaan ukuran dan sifat
kanibalisme.
7. Pemberian Pakan Alami
 Sejak pertama larva sudah diberi Chlorella dan Tetraselmis, selain sebagai pakan larva, juga
berfungsi mengendalikan kualitas air dan pakan Rotifer.
 Padat penebaran untuk Tetraselmis adalah 8 - 10 x 1000 sel/ml sedangkan untuk Chlorella
adalah 3 - 4 x 10.000 sel/ml.
 Umur 2 hari, larva sudah mulai membuka mulut, pada saat ini hingga hari ke 7 ke dalam bak
ditambahkan Rotifera (Brachionus plicatilis) dengan padat penebaran 5-7 individu/ml. Pada hari
ke 8 sampai hari ke 14 pemberian Rotifera ditingkatkan jumlahnya menjadi 8 - 15 individu/ml.
 Pada umur 15 hari larva mulai diberi pakan Artemia dengan kepadatan 11 - 2 individu/ml.
 Setelah berumur 30 hari, dengan panjang badan 12 - 15 mm larva sudah dapat memakan
cacahan daging segar.
8. Pengelolaan Air
Pada pemeliharaan larva kakap putih penggantian air dilakukan mulai pada hari ke 13 sebanyak 10
- 20% hari sampai hari ke 14. Pada hari ke 15 sampai hari ke 25 penggantian air sebanyak 30 -
40%, dilakukan secara penyiponan.
9. Panen Benih
Cara panen tergantung dari bentuk dan kapasitas pemeliharaan untuk bak yang memiliki saluran
keluar akan lebih mudah dilakukan dengan menempatkan arus air keluar. Sedangkan yang tanpa
saluran keluar, panen dilakukan dengan cara mengurangi air pada bak pemeliharaan sampai
kedalaman tinggal 10 - 20 cm, kemudian benih ditangkap dengan scopnet. Agar larva kakap putih
tidak mengalami stress pada saat panen, dilakukan secara hati-hati dan pada penampungan
sementara diberi aerasi secukupnya.
C. PENDEDERAN IKAN KAKAP PUTIH
1. Persiapan wadah Pendederan
Kolam atau Bak pendederan benih kakap putih adalah bak fiber yang berbentuk persegi 4
berkapasitas 4-8 m3. Bak pendederan dilengkapi dengan inlet, outlet dan masing-masing bak
terdapat 2 titik aerasi. Bak ini terletak diluar ruangan hatchery.
2. Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stress karena kondisi
lingkungan terutama suhu. Penebaran diawali dengan mengaklimatisasikan benih dengan
lingkungan bak pendederan. Pengaklimatisasian dilakukan dengan memasukkan benih yang berada
dalam media sementara (tudung saji) ke dalam media pendederan dan di biarkan selama 15-30
menit. Hal ini terutama dimaksudkan untuk menjaga perubahan suhu dan tekanan udara terhadap
benih tidak berubah secara mendadak.
3. Grading
Grading atau pemilihan ukuran merupakan salah satu kegiatan dalam pendederan, untuk
menyeleksi sekaligus memilah-milah benih yang sesuai dengan ukurannya. Grading mulai dilakukan
sejak penebaran sehingga persentase kematian dapat diperkecil.
4. Pemberian Pakan
benih kakap putih yang berumur 32 hari diberi pakan pellet love larva no.2 dengan frekuensi
pemberian pakan 3 kali sehari secara adllibitum atau sampai kenyang.
5. Pergantian Air
Setelah pemberian pakan selesai, dilakukan penyiponan. Lalu pipa outlet yang terletak di tengah
pipa outlet utama diangkat untuk pengurangan air sampai ketinggian 10-15 cm yang kemudian
ditutup untuk pengisian air kembali. Pada pendederan, pergantian air dilakukan sebanyak 80-90%
dari volume bak.
6. Pemanenan dan Pengepakan
Pemanenan dilakukan apabila terdapat permintaan dari konsumen. Sebelum dipanen, benih
tersebut telah dipuasakan selama 24 jam, sehingga ekskresi dari hasil metabolisme yang dapat
menurunkan kualitas air selama pengangkutan dapat ditekan agar tingkat mortalitas benih saat
sampai tujuan rendah. Cara panen diawali dengan penurunan air bak, lalu benih tersebut diambil
dan dipindahkan ke dalam tudung saji.
Proses pengemasan dilakukan sesuai dengan waktu pesanan. Biasanya pengemasan dilakukan pada
pagi hari. Cara kerjanya yaitu : kantong plastic dibuat menjadi dua lapis lalu diisi dengan air laut
yang telah disaring menggunakan filter bag sebanyak 12 liter. Lalu masukkan benih kakap putih ke
dalam plastic dengan densitas 250 ekor per 12 liter. Kantung plastic yang telah diisi benih terlebih
dahulu udaranya dibuang, dengan cara mengempiskan kantung hingga permukaan air media.
Oksigen murni dimasukkan dengan selang sebanyak 2 bagian dari volume kantung, sehinggga
perbandingan antara air media dengan oksigen 1: 2. Setelah itu kantung plastic disimpul dan diikat
menggunakan karet gelang agar oksigen tidak cepat habis sebelum benih tiba sampai tujuan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai