Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andrean Nggara Imanuel

NIM : 1604115675
Jurusan : Ilmu Kelautan
Mata Kuliah : Marikultur

SIKLUS HIDUP UDANG WINDU (Penaeus monodon)

1. Morfologi Udang Windu

Udang windu (Penaeus monodon) merupakan udang komoditas asli daerah

tropis yang telah berkembang menjadi industri sejak awal dekade 1980-an. Nama

windu dalam bahasa perdagangan adalah giant tiger prawn, black tiger prawn atau

black tiger shrimp (Hadiwiyoto, 1993). Genus ini mudah sekali dibedakan dengan

genus-genus dengan melihat rostrumnya yang rumus 7/3, artinya pada sisi atas

tanduk terdapat 7 gigi sedang pada sisi bawah mempunyai gigi 3. Badannya

bergaris tengah rata-rata 1,5-5 cm. Menurut Tricahyo (1992), udang windu

termasuk keluarga Arthropoda, klas Crustacea, ordo Decapoda dan spesies

Penaeus monodon Fabr.


2. Habitat Udang Windu

Habitat udang berbeda-beda tergantung dari jenis dari persyaratan hidup

dalam stadia daur hidupnya. Udang windu bersifat euryhaline yaitu mampu hidup

di laut dengan salinitas tinggi hingga perairan payau yang bersalinitas rendah.

Udang windu juga bersifat bentik, hidup pada permukaan dasar laut yang terdiri

dari campuran lumpur dan pasir. Udang mampu membenamkan diri pada lumpur

dan menempelkan diri pada sesuatu benda yang terbenam dalam air pada siang

hari. Keadaan lingkungan yang tidak sesuai mengakibatkan udang bergerak aktif

di siang hari. Ketidaksesuaian disebabkan oleh jumlah makanan yang kurang,

kadar garam perairan meningkat, suhu meningkat, kadar oksigen menurun,

ataupun karena timbulnya senyawa-senyawa beracun (Pangaribuan, 2011).

3. Siklus Hidup Udang Windu

Menurut Sutanti (2009), selama siklus hidupnya larva udang windu

mengalami beberapa perubahan bentuk atau pergantian stadia. Perkembangan

larva diawali dari stadia nauplius yang terjadi setelah telur menetas. Telur udang

akan menetas menjadi naupli setelah 14-15 jam. Naupli masih mengandalkan

kuning telur sebagai sumber energi dan belum mengambil pakan dari luar. Naupli
bermetamorfosis menjadi zoea setelah 30-35 jam kemudian. Naupli yang baru

menetas memiliki panjang tubuh 0.31-0.33 mm dengan proses pergantian kulit

sebanyak 6 kali. Sesaat kuning telur mulai habis pada stadia zoea, sehingga

dibutuhkan diatom sebagai makanannya. Setelah melalui 3 kali moulting (4-5

hari), zoea berubah menjadi mysis. Pada stadia mysis mengalami 3 kali moulting

(3-5) hari sampai mencapai stadia pasca larva. Stadia pasca larva mulai mampu

makan hewan kecil yang aktif berenang dan pergerakannya lambat seperti

Artemia. Larva udang sampai PL-5 masih bersifat planktonik dan mulai besifat

bentik pada stadia PL-6.

Udang windu mengalami lima kali perubahan yaitu embryo, larva,

juvenile young (muda), immature (belum dewasa), dan mature (dewasa). Masa

embryo merupakan masa setelah terjadi pembuahan, kemudian periode larva

dimulai setelah telur menetas. Pada periode juvenile semua organ tubuh larva

telah terbentuk. Pada periode juvenil, udang bermigrasi ke daerah mulut sungai

atau daerah yang terlindung dan didaerah ini udang pada periode juvenile tumbuh

menjadi udang muda (young). Migrasi udang dari mulut sungai menuju laut lepas,

menunjukkan bahwa udang tersebut menuju masa kedewasaan (Pangaribuan,

2011).

Anda mungkin juga menyukai