NIM : 1604115675
Jurusan : Ilmu Kelautan
Mata Kuliah : Marikultur
tropis yang telah berkembang menjadi industri sejak awal dekade 1980-an. Nama
windu dalam bahasa perdagangan adalah giant tiger prawn, black tiger prawn atau
black tiger shrimp (Hadiwiyoto, 1993). Genus ini mudah sekali dibedakan dengan
genus-genus dengan melihat rostrumnya yang rumus 7/3, artinya pada sisi atas
tanduk terdapat 7 gigi sedang pada sisi bawah mempunyai gigi 3. Badannya
bergaris tengah rata-rata 1,5-5 cm. Menurut Tricahyo (1992), udang windu
dalam stadia daur hidupnya. Udang windu bersifat euryhaline yaitu mampu hidup
di laut dengan salinitas tinggi hingga perairan payau yang bersalinitas rendah.
Udang windu juga bersifat bentik, hidup pada permukaan dasar laut yang terdiri
dari campuran lumpur dan pasir. Udang mampu membenamkan diri pada lumpur
dan menempelkan diri pada sesuatu benda yang terbenam dalam air pada siang
hari. Keadaan lingkungan yang tidak sesuai mengakibatkan udang bergerak aktif
larva diawali dari stadia nauplius yang terjadi setelah telur menetas. Telur udang
akan menetas menjadi naupli setelah 14-15 jam. Naupli masih mengandalkan
kuning telur sebagai sumber energi dan belum mengambil pakan dari luar. Naupli
bermetamorfosis menjadi zoea setelah 30-35 jam kemudian. Naupli yang baru
sebanyak 6 kali. Sesaat kuning telur mulai habis pada stadia zoea, sehingga
hari), zoea berubah menjadi mysis. Pada stadia mysis mengalami 3 kali moulting
(3-5) hari sampai mencapai stadia pasca larva. Stadia pasca larva mulai mampu
makan hewan kecil yang aktif berenang dan pergerakannya lambat seperti
Artemia. Larva udang sampai PL-5 masih bersifat planktonik dan mulai besifat
juvenile young (muda), immature (belum dewasa), dan mature (dewasa). Masa
dimulai setelah telur menetas. Pada periode juvenile semua organ tubuh larva
telah terbentuk. Pada periode juvenil, udang bermigrasi ke daerah mulut sungai
atau daerah yang terlindung dan didaerah ini udang pada periode juvenile tumbuh
menjadi udang muda (young). Migrasi udang dari mulut sungai menuju laut lepas,
2011).