KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
areas) maupun laut lepas (oceans). Sifat sumberdaya pesisir yang merupakan
sumberdaya milik bersama (common proverty resources), aksesnya bebas dan
terbuka. Sumberdaya yang terkandung di dalamnya dapat dieksploitasi secara bebas
oleh semua orang (open access), sehingga wilayah pesisir sangat rentan dari
kerusakan. Untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut secara optimal dan
berkelanjutan, perlu didukung dengan kebijakan yang mampu memperbesar
dampak positif dan sekecil mungkin dampak negatif. Analisis aspek lingkungan
budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA) laut bertujuan menganalisis dan
mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berperan dalam mendukung usaha
budidaya ikan dalam KJA laut yang meliputi:
- Kesesuaian lokasi,
- Ketersediaan sarana produksi dan pendukung
- Persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap lingkungan, dan
- Peluang usaha dan kesempatan kerja yang tersedia sebagai dampak usaha
budidaya ikan dalam KJA.
2.1.2 Manfaat
Hasil makalah ini diharapkan bermanfaat:
- Sumber informasi bagi masyarakat, perusahaan dan pemerintah dalam
mengembangkan system budidaya ikan dalam KJA laut yang
berkelanjutan.
- Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengetahui kelayakan
suatu perairan untuk budidaya KJA di laut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
kecil dapat mengurangi pertukaran air dalam jaring, sehingga berpengaruh terhadap
ketersediaan oksigen, serta ikan mudah terserang parasit.
2. Kecerahan
Kecerhaan perairan yang baik untuk budidaya ikan Kerapu Macan dan
Kerapu Tius di karamba adalah >4 meter. Hal ini berkaitan dengan pemantauan
ikan di dasar jaring serta pemantauan sisa pakan. Kecerahan yang rendah karena
tingkat bahan organik yang tinggi menyebabkan cepatnya perkembangan
organisme penempel seperti kutu ikan, lumut, cacing, kekerangan dan lain-lain
yang dapat menempel pada ikan dan jaring.
3. Suhu Air
Suhu air yangoptimal sebaiknya 27-32ºC. Hal ini sangat penting bagi
pertumbuhan ikan yang dipelihara. Lokasi budidaya juga sebaiknya terhindar dari
stratifikasi suhu dan oksigen.
3.1 Kesimpulan
Budidaya laut adalah budidaya ikan yang dilaksanakan di laut dengan
menggunakan teknik yang sesuai. Beberapa teknik budidaya laut telah dilakukan
untuk memelihara ikan, kerang, rumput laut, dan sebagainya. Sejauh ini keramba
jaring apung merupakan yang paling baik untuk budidaya ikan secara intensif
dibandingkan cara lain seperti kurung tancap (Pens), Tambak (pond), kolam (tank),
ataupun kolam arus.
Keramba jaring apung adalah wadah pemeliharaan ikan terbuat dari jaring
yang di bentuk segi empat atau silindris ada diapungkan dalam air permukaan
menggunakan pelampung dan kerangka kayu, bambu, atau besi, serta sistem
penjangkaran. KJA merupakan wadah budidaya perairan yang cukup ideal, yang
ditempatkan di badan air dalam, seperti waduk, danau, dan laut.
Didalam budidaya ikan, secara umum kualitas air dapat diartikan sebagai
setiap perubah (variabel) yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup,
dan produktivitas ikan yang dibudidayakan. Kualitas air ini meliputi sifat fisik dan
kimia air. Kualitas fisik air terdiri dari kecepatan arus, kecerahan dan suhu air.
Kualitas kimia air terdiri dari salinitas, pH, DO, senyawa nitrogen, pospat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, T., Imanto, P.T., Muchari, Basyarie, A., Sunyoto, P., Slamet, B., Mayunar,
Purba, R., Diana, S., Redjeki, S., Pranowo, S.A., & Murtiningsih, S. (1991).
Operasional pembesaran ikan kerapu dalam keramba jaring apung.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Mulyadi A., 2014. Diktat Pembesaran Ikan Kerapu di Karamba Jaring Apung.
Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Ladong, Pusat Pendidikan
Kelautan dan Perikanan, Aceh
Lee, C.S. 1997. Constraints and government intervention for the development of
aquaculture in developing countries. Aquaculture Economics and
Managements, 1(1) : 65 – 71.
Sutarman, T dan Hanafi, A. 2008. Pembesaran Ikan Kerapu Bebek Dalam Keramba
Jaring Apung di Teluk Pegametan Gerokgak, Bali. BBRPBP Gondol : Bali
14