Anda di halaman 1dari 2

Budidaya Ikan Batak (terapan)

Ikan batak (To toro) tak hanya bernilai ekonomis sangat tinggi, tetapi juga bernilai budaya yang tinggi,
khususnya bagi Suku Batak, Sumatra Utara. Menurut salah seorang tetua, ikan yang dulu banyak
ditemukan di Danau Toba ini sering dihidangkan dalam upacara adat. Harganya bisa mencapai Rp.
350.000/kg.

Di Danau Toba, Tor toro hidup dengan janis lainnya, yaitu Neolissochilus thieneman, Neolissochilus
somatranus, Neolissochilus longipinis. Selain di Sumatra Utara, khususnya di Danau Toba, ikan inipun
bisa ditemukan di Kuningan, Sumedang dan Kediri. Di Kuningan, ikan batak dipelihara di kolam-kolam tua
dan dianggap kramat, dengan sebutan “ Ikan Dewa “.

Namun sayang, populasi ikan batak sudah menurun, bahkan bisa dibilang ikan langka. Inilah yang
menjadi masalah serius bagi masyarakat, khususnya masyarakat Sumatra Utara. Karena budidaya ikan
batak harus segera dikembangkan, mulai dari pembenihan hingga pembesaran. Langkah berikutnya
adalah melakukan restoking di habitat asalnya.

Kualitas air

Hal utama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan batak adalah kualitas air. Ternyata kualitas yang
diinginkan oleh ikan batak berbeda dengan ikan mas, lele dan ikan-ikan lainnya. Ikan mas dan lele
mampu hidup di keruh, namun ikan batak tidak, lebih senang hidup di air jernih, yang tentu saja miskin
pakan alami. Naum itulah habitat ikan batak.

Menurut Balai Riset Perikanan Air Tawar, Pusat Riset Perikanan Budidaya, kualitas air yang diinginkan
ikan batak adalah sebagai berikut : oksigen terlarut 6,8 – 7,0 mg/lt, pH 6,0, suhu 21 – 24 OC,
karbondioksida 2,2 – 4,5 mg/l, kesadahan 12,3 mg/l, debit air 6,0 – 6,35 liter/detik dan kecerahan lebih
dari 2,5 M.

Beda jantan dan betina

Beda jantan dan betina ikan batak bisa dilihat pada tubuhnya. Jantan dicirikan dengan gerakan lincah,
bagian belakang sirip dada kasar dan lubang kelamin kemerahan, bila diurut ke lubang kelamin keluar
cairan putih susu. Sedangkan betina dicirikan dengan gerakan lamban, perut lebih lembek dari biasanya.

Pemeliharaan induk

Pemeliharaan induk ikan batak dilakukan di kolam tembok. Caranya, siapkan kolam
tembok berukuran panjang 5 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 hari; isi dengan air jernih
dari mata air atau sumur bor, biarkan mengalir selama pemeliharaan induk dengan debit minimal 4
liter/detik; masukan 20 ekor induk; beri pakan berupa pelet dengan dosis 3 persen/hari.

Pemijahan alami

Ikan batak bisa memijah secara alami. Pemijahan ini dilakukan di kolam tanah yang berair jernih dan
berdasar pasir. Caranya, siapkan kolam tanah berukuran 50 m2, keringkan selama 3 – 4 hari, masukan
air yang berasal dari mata air atau sumur setinggi 40 – 50 cm dan biarkan mengalir secara kontinyu,
masukan 10 ekor induk jantan; masukan pula 20 ekor induk betina; berikan pakan tambahan berupa pelet
dengan dosis 3 persen/hari; biarkan memijah secara alami.

Pemijahan buatan
Pemijahan buatan dilakukan di bak beton. Caranya, siapkan bak beton berukuran panjang 4 m, lebar 2 m
dan tinggi 0,8 m; keringkan selama 3 hari; masukan air jernih setinggi 60 cm dan biarkan mengalir selama
pemijahan dengan debit minimal 1 l/detik; pasang hapa halus sesuai dengan ukuran bak; suntik 4 ekor
induk betina dengan HCG 500 u/kg dan masukan; setelah 24 jam, suntik kembali induk-induk tersebut
dengan ovaprim 0,8 ml/kg dan masukan kembali ke dalam bak pemijahan; suntik induk jantan dengan
ovaprim 0,5 ml/kg dan satukan dengan induk-induk betina yang disuntik tadi; biarkan memijah.

Ikuti pelatihan perikanan di http://stirlingaquatech.com , dengan materi budidaya ikan mas, budidaya nila,
budidaya ikan lele, budidaya ikan gurame, budidaya lobster tawar, budidaya lobster laut, budidaya udang
windu, budidaya kerapu, budidaya kakap merah, budidaya kakap putih, budidaya sidat, budidaya belut,
pembuatan pakan, pembuatan resirkulasi air.   

Setelah 18 – 24 jam induk-induk akan memijah. Tanda yang bisa dilihat adalah induk betina nampak
gelisah. Pada saat itulah induk betina ditangkap, lalu diurut agar telurnya keluar. Telur-telur tersebut
ditampung dalam baskom plastik. Bersamaan dengan itu, induk jantan juga ditangkap, lalu diurut agar
spermanya keluar. Sperma itu dicampurkan dengan telur. Agar merata, telur dan sperma tersebut diaduk
dengan bulu ayam. Bila sudah homogen telur siap dimasukan ke dalam tempat penetasan.

Penetasan dan pemeliharaan larva

Penetasan telur ikanbatak dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 10 buah akuarium ukuran panjang 80
cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah
titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan telur secara merata ke
permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga
mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa Brachionus sp, atau Daphnia sp. atau
naupli Artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke 14 dengan menggunakan gayung plastik; larva
ini sudah mencapai ukuran 2 – 3 cm dan siap ditebar ke kolam penederan I.

Pendederan

Pendederan I ikan batak dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik
berukuran panjang 3 m, lebar 1 m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; masukan air bersih setinggi
40 cm; masukan 10.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa tepung pelet; siphon setiap
hari (bersihkan dengan selang) sisa pakan yang tidak termakan; siphon bila air sudak kotor; panen
setelah berumur 60 hari; benih-benih sudah mencapai ukuran 5 – 10 cm. Selanjutnya pemeliharaan
dilakukan seperti ikan-ikan lainnya.

Selamat mencoba dan semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai