Anda di halaman 1dari 6

Setelah berhasil mencoba dalam membenihan ikan koi saya coba membenihan ikan

tambakan yang sudah mulai langka

Reproduksi dan Perkembangbiakan Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah


berkembang biak. Di alam liar, dalam waktu kurang dari 15 bulan, populasi minimum mereka
sudah bisa bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya. Reproduksi ikan tambakan
sendiri terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba. Di Thailand misalnya, musim
kawin ikan tambakan terjadi antara bulan Mei hingga OktoberPerkawinan antara kedua ikan
tambakan yang berbeda jenis kelamin terjadi di bawah tanaman air yang mengapung. Ikan
tambakan betina selanjutnya akan melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan
mengapung di antara tanaman air. Tidak seperti anggota subordo Anabantoidei lainnya,
ikan tambakan tidak membuat sarang maupun menjaga anak-anaknya sehingga anak ikan
tambakan yang baru menetas sudah harus mandiri. Sehari setelah pertama kali dilepaskan
ke air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan
tambakan sudah bisa berenang bebas.
Pemeliharaan Induk Persiapan wadah pada pemeliharaan induk
dimulai dengan menyurutkan air sampai habis dengan cara membuka pintu
saluran outlet dan menutup pintu saluran inlet dengan menggunakan karung, kayu dan besi
lempengan. Adapun pengertian Inletadalah saluran pemasukan air dan Outlet adalah
saluran pengeluaran air. Setelah air surut dilakukan pembersihan kolam dari kotoran dan
hama. Hama pada ikan biasanya berupa keong dan ikan-ikan kecil, termasuk ikan gabus.
Pembersihan kolam dengan menggunakan sekop atau cangkul. Pada pemeliharaan induk
ini dilakukan pengapuran tapi pemupukan tidak dilakukan karena pada kolam induk masih
ada unsur-unsur hara yang dibutuhkan buat menumbuhkan pakan alami. Pengapuran
bertujuan untuk membunuh hama-hama pengganggu pada induk tambakan. Tanah dasar
kolam induk diolah dengan cara membalikkan tanah menggunakan sekop yang ditarik
secara merata. Pengisian air dilakukan setelah selama satu hari dikeringkan. Ketinggian air
untuk kolam pemeliharaan induk yang berkedalaman 100 cm diisi air setinggi 80 cm.
Penebaran Induk
Calon induk diambil dari alam yang lokasi induknya berada didaerah sekitar. Propinsi Jambi.
Kemudian induknya dipelihara di kolam pemeliharaan induk yang telah disiapkan. Calon
induk dipelihara pada kolam air tenang yang kadar oksigennya rendah, ikan tambakan
masih dapat hidup karena ikan tambakan mempunyai alat pernapasan tambahan yang
berupa labirynth. Induk Jantan dan Induk Betina dipelihara dalam satu kolam. Induk yang
dipelihara pada kolam pemeliharaan induk hanya menggunakan satu kolam, dengan luas
250 m2.
Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan yang berupa pellet. Jenis pellet yang diberikan
adalah pellet jenis tenggelam dengan merk CPP 888-3 SM. Pellet tersebut dibuat di pabrik
pakan yang berada di daerah Karawang. Kandungan nutrisi pellet CPP 888-3 SM Dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Pakan Ikan
No Kandungan Nutrisi Kadar (%)
1. Protein 30-32
2. Lemak 3-5
3. Serat 4-6
4. Abu 5-8
5. Kadar Air 11-13
Kandungan Protein pada pakan ikan 30-32% diberikan sebanyak 3% dari bobot tubuh ikan
perhari. Dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari atau 3 kg perhari dan pemberian
pakan dilakukan pada pagi hari jam 07:00 WIB dan sore hari diberikan jam 16:00 WIB.
Pemberian pakan yang cukup dapat merangsang pematangan gonad pada induk. Pakan
diberikan dengan cara ditebar di satu tempat saja atau tidak boleh memencar. Untuk
membuat induk ikan datang dan mengumpul di satu tempat maka induk di panggil dengan
cara, dinding kolam dipukul-pukul menggunakan kayu atau tangan.
Pengelolaan Kualitas Air
Kondisi lingkungan terutama kondisi perairan sangat mempengaruhi keberhasilan
Budidaya. Pengelolaan air pada pemeliharaan induk dilakukan dengan pergantian air
secara overflow atau secara terus-menerus yaitu air yang keluar sebanding dengan air yang
masuk. Pergantian air dilakukan dengan membuka pipa saluran inlet dan mengisi air sampai
penuh atau sampai batas pipa outlet. Pipa outlet tersebut ditutup dengan saringan atau kain.
Tujuannya agar ikan yang ada di kolam tidak akan keluar walaupun airnya penuh sampai
batas pipa outlet.
Pipa saluran inlet tidak perlu dipasang saringan karena air yang masuk kedalam
kolam sudah bersih dari sampah dan kotoran. Kualitas air pada kolam pemeliharaan induk
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kualitas Air Kolam Pemeliharaan Induk Tambakan.
No Parameter Nilai
1. Suhu (0c) 25-30 0C
2. pH 7,55
3. DO (mg/l) 5,0
4. Kecerahan (cm) 20
5. Warna Perairan Coklat Kemerahan (Keruh)
Jadi ikan Tambakan dapat hidup walaupun warna perairannnya coklat kemerahan (keruh).
Alat untuk mengukur Kualitas Air adalah sebagai berikut: 1. pH meter dan Termometer, 2.
DO meter, 3. Seichi disk. Cara kerja pH meter dengan cara PH meter dicelupkan kedalam
air, kemudian dicatat berapa PH yang ada didalam kolam. Termometer dengan cara
dicelupkan kedalam air, yang cara penggunaannya hampir sama dengan pH meter.
Kemudian dicatat berapa suhu yang ada di kolam tersebut. DO meter dengan cara DO
meter dimsukkan kedalam perairan tersebut dan biarkan sampai angka yang ditunjukkkan
baru berhenti, kemudian angka yang telah berhenti tersebut dicatat. Sedangkan untuk
Seichi disk cara kerjanya adalah dengan cara seichi disk dimasukkan kedalam kolam
tersebut dan diamati sampai kedalaman berapa seichi disk tidak akan terlihat lagi, kemudian
dicatat berapa kecerahannya. Untuk pengukuran kualitas air ini dilakukan tiap sepuluh hari
sekali yaitu hanya pada pagi hari hanya untuk kolam induk.
Seleksi Kematangan Gonad
Induk yang akan dipijahkan harus diseleksi terlebih dahulu karena proses seleksi induk akan
menentukan keberhasilan dalam proses pemijahan. Induk yang dipilih adalah induk yang
sehat, anggota tubuhnya tidak cacat dan gerakannya aktif.
Sedangkan untuk seleksi kematangan gonad dilakukan dengan pengecekan induk.
Kemudian induk tambakan ditimbang bobotnya dan diukur panjang total ikan. Seleksi induk
yang akan dipijahkan dilakukan pada pagi hari untuk menghindari ikan mengalami stress
karena pengaruh suhu. Seleksi dilakukan dengan menangkap induk dari kolam
pemeliharaan induk dan ditempatkan didalam ember besar untuk dipindahkan kedalam bak
fiber glass untuk dipijahkan.
Ukuran induk tambakan yang sudah siap memijah berumur 12-18 bulan dengan panjang 20-
24 Cm dan berat 150-300 Gram/ekor. Jumlah telur yang dihasilkan 73.073 butir tiap satu
induk. Induk yang telah matang kelamin dapat dilihat ciri-cirinya sebagai berikut: Betina
Badannya relatif tebal agak membulat, jinak. Sisiknya terutama mulai dari dagu keperut lebih
putih bersih dari pada jantan. Perut mengembang dengan pangkal sirip dada berwarna
kemerah-merahan. Jantan badannya relatif lebih tipis, memanjang dan kelihatan liar.
Warnanya mulai dari dagu keperut lebih gelap dari pada ikan betina. Jika perutnya dicoba
ditekan maka akan keluar cairan putih yang tidak lain adalah sperma. Pada punggung dan
pipi sampai dagu terdapat banyak sisik yang berwarna kehitam-hitaman.
Secara rata-rata panjang ikan jantan 19,67 cm dengan bobot 106,53 gram. Sedangkan
untuk panjang rata-rata ikan betina 22,75 cm dan bobot total ikan betina 188,27 gram.
Pemijahan Induk
Persiapan Wadah Pemijahan
Pemijahan ikan tambakan dilakukan pada bak fiber glass terkontrol dengan volume
bak 1000 liter. Bak yang disiapkan sebanyak empat buah bak, kemudian bak dibersihkan
Setelah itu bak yang digunakan dibilas dengan air bersih. Kemudian bak yang telah
dibersihkan dikeringkan selama satu hari agar kuman-kuman dan bibit penyakit mati.
Sedangkan persiapan bak fiber glass ini dilakukan di hatchery satu yang tertutup.
Setelah bak fiber glass dikeringkan selama satu hari, kemudian air diisi kedalam bak fiber
glass tersebut sebanyak 600 liter. Kemudian aerasi dipasang kemasing-masing bak fiber
glass sebanyak dua buah selang aerasi dan aerasi harus di cek setiap hari.
Pemijahan
Sebelum ikan dipijahkan dilakukan penangkapan induk dengan menggunakan Jaring.
Ukuran mata jaring yang digunakan untuk menangkap induk jantan dan betina dengan
diameter jaring 1 cm. Kemudian ikan digiring dengan cara mempersempit ruang gerak ikan
didalam air.
Pemijahan dilakukan didalam bak fiber glass dengan volume 600 liter air, dengan
perbandingan jantan dan betina 1:1. Bak fiber glass tidak perlu ditutup dengan jaring, karena
bak yang digunakan cukup besar dan volume airnya tidak terlalu banyak. Sebelum induk
dipijahkan terlebih dahulu diberok dengan tujuan untuk mengosongkan perut ikan dari
kotorannya (feces).
Jumlah ikan Jantan dan Betina yang ditangkap sebanyak 25 Jantan dan 25 Betina dan
dilakukan pemijahan massal dan secara alami. Induk Jantan dan Betina dimasukkan
kedalam bak fiber glass. Pemijahan ini tidak menggunakan substrat pemijahan, karena telur
melayang/mengapung di permukaan air.
Setelah ikan jantan dan betina digabung kemudian suhu air di cek dengan menggunakan pH
meter, Termometer dan DO meter. Adapun suhu untuk pemijahan ikan tambakan berkisar
26,8 0C, pH nya 6,99 ppm, DO nya 5,1. Kemudian selang Aerasi di pasang kedalam bak
fiber tersebut.
Adapun tingkah laku pemijahannya adalah sebagai berikut, Ikan jantan akan mengejar-
ngejar ikan yang betina. Kemudian warna air akan berubah menjadi keruh dan airnya bau
amis dan kelihatan ada gelembung-gelembung kecil di air tersebut Kemudian ikan jantan
akan memutar-mutarkan badannya dan membelitkannya kepada betian. Ikan betina yang
sudah memijah akan terlihat bekas luka akibat gigitan dari ikan jantan yang cukup keras.
Kemudian akan mulai memijah dan melakukan ovulasi pada pagi hari yaitu pada pukul
06:35. Telur akan mulai banyak yang keluar dan terbuahi. Kemudian induk jantan dan betina
akan selesai memijah dan setelah itu induk dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk pada
pukul empat sore.
Ciri-ciri telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi adalah sebagai berikut: Telur yang dibuahi
berwarna kuning dan bening transparan, Sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih
dan jika dibiarin terlalu lama akan ada jamur yang tumbuh. Telur tersebut bersifat melayang
di permukaan air.
Penetasan Telur
Persiapan Wadah
Adapun wadah yang diperlukan untuk menetaskan telur adalah 3 buah bak fiber glass yang
telah disediakan dan yang telah dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel pada bak
fiber glass tersebut. Kemudian selang aerasi pada bak fiber glass tersebut dipasang
sebanyak 6 buah.
Penebaran dan Inkubasi Telur
Telur dipindahkan ke bak fiber glass yang telah disiapkan. Pemindahan telur dilakukan
secara hati-hati dengan menggunakan serok kain yang lubang kainnya rapat. Kemudian
telur di serok perlahan-lahan, diserok sedikit demi sedikit tidak boleh terlalu banyak karena
akan menyebabkan telur-telur akan menjadi rusak. Telur yang telah diserok disebar secara
perlahan-lahan. Suhu dari ke tiga bak fiber glass tersebut adalah 27,37 0C, sedangkan untuk
ph 7,13 dan DO nya 6,98 ppm. Telur yang dibuahi kemudian diukur diameternya dengan
menggunakan mikroskop. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk mengukur
diameter telur adalah sebagai berikut: Mikroskop elektron, Cawan petrik, Gelas objek,
Tissue, Jarum pentul, Wadah plastic. Kemudian telur diambil sebanyak 50 butir, diameter
telur diukur setelah dua jam telur keluar pada pukul 08:45 09:15 WIB. Jadi jumlah diameter
rata-rata telur yang telah diukur adalah 0,99 mm.
Telur yang telah di Inkubasi mulai menetas setelah16-20 jam, pada kegiatan yang saya
lakukan telur akan menetas pada pukul 21:30 WIB. Dikarenakan suhu penetasan pada telur
sangat bagus sehingga telur akan cepat menetas.
Telur dihitung dengan mengambil tiga kali ulangan, tiap ulangan diisi telur sebanyak + 200
butir telur. Kemudian telur dimasukkan ke tiga saringan. Adapun cara penghitungan derajat
pembuahan telur adalah sebagai berikut.
Sedangkan derajat penetasan dihitung dengan cara menghitung satu-satu jumlah larva yang
menetas. Untuk jumlah telur, derajat penetasan , Hr, Fr, Gsi dapat dilihat pada tabel 4 di
halaman lampiran.
Pemeliharaan Larva
Persiapan Wadah Pemeliharaan
Persiapan wadah pemeliharaan larva dengan menggunakan bak beton yang berukuran 2,5
meter x 5,0 meter. Bak beton yang digunakan sebanyak tiga buah bak beton. Untuk
menggunakan bak beton sebaiknya bak beton dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang
menempel. Karena bak beton bekas pemeliharaan benih ikan patin siam dan bekas kultur
pakan alami.
Air yang ada di bak beton dibuang terlebih dahulu semuanya, kemudian setelah air yang
ada didalam bak beton habis dibuang semuanya. Kemudian bak beton dibersihkan dengan
menggunakan mesin pompa door smeer yang mempunyai daya dorongan air yang kuat.
Kemudian air tersebut disorong ke pipa outlet dengan menggunakan sekop beserta kotoran
yang telah dibersihkan. Setelah bak dirasa cukup bersih, kemudian bak dikeringkan selama
satu hari. Pengeringan bak berguna untuk membunuh bibit-bibit penyakit dan kuman-kuman
yang ada didalam bak. Kemudian selang aerasi dan batu aerasi tetap dipasang, kemudian
aerasi di cek terus-menerus.
Setelah bak dikeringkan kemudian air dimasukkan kedalam bak sebanyak 5000 liter atau 5
ton air. Jadi untuk ketiga bak dibutuhkan 15 ton air atau 15.000 liter air. Bak yang telah
disiapkan, sebelumnya pakan alami sudah dikultur terlebih dahulu sebelum larva
ditebarkan.

Pemanenan Larva Tambakan


Larva dipanen setelah semua telur menetas, Larva dipanen dengan menggunakan serokan
kain. Kemudian larva ikan dihitung dengan menggunakan sendok takar 5 ml. sebelumnya
larva ikan telah dihitung berapa takar larva yang didapat dalam satu sendok takar.
Kemudian panjang larva tambakan diukur dengan menggunakan mikroskop proyektor.
Penebaran Larva Tambakan
Larva Tambakan ditebar di bak beton yang telah disiapkan dan yang telah tumbuh pakan
alaminya buat pakan larva tambakan. Larva tambakan masih memiliki kuning telur, kuning
telur larva tambakan akan habis setelah larva tambakan berumur dua hari. Setelah umur
larva tambakan lewat 2 hari larva akan mulai memakan pakan alami yang ada di bak beton
berupa Plankton.
Adapun larva tambakan yang masih berumur satu hari belum dapat berenang kedalam
kolom perairan. Larva baru dapat berenang kedalam kolom perairan setelah larva berumur 3
hari. Larva bersifat tenang dan tidak mau bergerak, tapi ada sebagian larva yang sudah
langsung bergerak bebas dan berenang didalam kolom perairan. Untuk larva tambakan ini,
aerasi tetap harus dipasang karena jumlah ikan yang ditebar terlalu padat dan suplai
oksigen buat larva tetap ada. Larva yang baru menetas akan terapung dengan perut diatas
dan ukuran larva yang baru menetas berukuran 2,5 mm.
Pendederan 1
Pada kolam pendederan I penebaran larva dilakukan pada pukul 13:30-17:00 WIB dengan
cara larva diserok dengan menggunakan serokan kain. Kemudian Larva di takar dengan
menggunakan sendok takar 5 ml dan dimasukkan kedalam baskom. Bak I diisi 200 takar
(736.000), Bak II diisi 183 takar (673.440) dan Bak III diisi 175 takar (644.00). Dengan
kapasitas air 5000 liter. Tiap satu takar 3680 ekor larva. Jadi jumlah larva yang menetas
keseluruhannya 2.053.440. Pakan yang diberikan pada pendederan I berupa tepung pellet,
selain itu larva makan pakan alami yang tumbuh di bak beton.
Pemberian Pakan Larva Tambakan
Selain plankton larva tambakan dapat diberikan pellet yang lebih halus buat larva tambakan.
Tetapi pellet dapat diberikan setelah semua larva dapat bergerak dan berenang bebas dan
kuning telur telah habis sebagai pakan cadangan. Pemberian pakan dilakukan setelah 2-3
hari dengan cara menebarkan pakan diatas permukaan air.
Frekwensi pemberian pakan dilakukan empat kali sehari sebanyak 12 gram/hari sampai
umur 3 hari dan 20 gram/hari sampai umur 7 hari. Untuk pemberian pakan dengan
cara Micro diet dilakukan dengan cara dilarutkan kedalam air kemudian di tebar ke
permukaan air.
Pemanenan Benih
Sebelum melakukan pemanenan benih tambakan, benih dipuasakan terlebih dahulu
selama satu hari (di berok) gunanya untuk mengosongkan perut dan mengurangi amoniak
pada ikan sewaktu dikirim. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring, benih
diambil sebanyak 10.000 ekor sesuai permintaan dari konsumen.
Sebelum benih tambakan dikirim, larva tambakan ditampung didalam hapa, yang telah
dipasang sebelumnya didekat kolam benih. Benih yang dipanen akan disumbangkan ke
pesantren yang membutuhkannya dan juga untukrestocking.
Kultur Pakan Alami
Sebelum larva di tebar kedalam bak pakan alami harus dikultur terlebih dahulu buat pakan
larva. Bak yang dibutuhkan sebanyak tiga buah dengan ukuran 2,5 meter x 5,0 meter.
Wadah yang dibutuhkan harus dibersihkan terlebih dahulu. Dengan cara air yang kotor
didalam bak harus dibuang terlebih dahulu yang ada pada ketiga bak tersebut. Kemudian
bak tersebut dibersihkan dengan menggunakan pompa yang mempunyai tenaga dorongan
yang kencang.
Bak dibersihkan dan Semua kotoran juga endapannya langsung dibuang. Lalu selang aerasi
dipasang tiap-tiap bak yang akan digunakan. Kemudian air dimasukkan kedalam bak yang
telah dikosongkan, air diisi sebanyak 5000 liter.
Pemupukan
Untuk pemupukan bak dimulai setelah air bak diisi, adapun dosis pupuk yang digunakan
adalah sebagai berikut. Urea 800 gram, Tsp 880 garam, Dedak 800 gram, Tepung ikan 400
gram, Tepung kedelai 400 gram. Sedangkan volume air untuk bak 1 dan bak ke 2 jumlah
volume air nya adalah sebanyak 10 ton/10.000 liter air. Pemupukan berguna untuk
menumbuhkan pakan alami. Jenis pakan alami yang biasa dimakan oleh larva ikan
adalah plankton. Untuk bak yang ketiga langsung diambil pakan alami dari bak yang
sebelahnya, dengan menggunakan mesin pompa dengan cara pakan alami disedot
kemudian diisi sebanyak 5 ton/5000 liter yang ada pakan alaminya.
Pada cuaca cerah pakan alami akan tumbuh dengan cepat, pakan alami akan tumbuh
selama tiga hari dan jika pada cuaca mendung pakan alami akan tumbuh dengan lambat
atau selama satu Minggu. Warna perairan yang bagus buat pakan alami berwarna hijau tua.
Tabel 5. Pengukuran suhu air pada bak pakan alami.
No Parameter yang diukur Nilai/Angka
1. Suhu 28,52 0C
pH 6,74
DO 5,2 ppm
2. Suhu 28,94 0C
pH 6,29
DO 4,14 ppm

Anda mungkin juga menyukai