Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Mata Kuliah : PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

SEGREGASI RELUNG EKOLOGI HEWAN

OLEH :
NAMA : ADE NOVIANTI

NIM : 4173341001

Jurusan : BIOLOGI

Program : PENDIDIKAN BIOLOGI (S1)

Kelompok : 2 (DUA)

Tgl. Pelaksanaan : 20 SEPTEMBER 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
BAB I
TINJAUAN TEORITIS

1.1 Tujuan Praktikum


1) Mengetahui struktur relung hewan.
2) Mengetahui maksud dari berkohabitasi atau berkoeksistensi.

3) Mengetahui keselingkupan relung hewan di suatu mikrohabitat

1.2 Tinjauan Teoritis


Relung adalah profesi (status suatu organisme) dalam suatu komunitas dan ekosistem
tertentu yang merupakan akibat adaptasi struktural, fungsional serta perilaku spesifik
organisme itu. Berdasarkan uraian diatas relung ekologi merupakan istilah lebih inklusif yang
meliputi tidak saja ruang secara fisik yang didiami oleh suatu makhluk, tetapi juga peranan
fungsional dalam komunitas serta kedudukan makhluk itu di dalam kondisi lingkungan yang
berbeda Relung ekologi merupakan gabungan khusus antara faktor fisik (mikrohabitat) dan
kaitan biotik (peranan) yang diperlukan oleh suatu jenis untuk aktivitas hidup dan eksistensi
yang berkesinambungan dalam komunitas. (Deshmukh, 1992)

Niche ada yang bersifat umum dan spesifik. Misalnya ayam termasuk mempunyai
niche yang umum karena dapat memakan cacing, padi, daging, ikan, rumput dan lainnya.
Ayam merupakan polifag, yang berarti makan banyak jenis. Makan beberapa jenis disebut
oligofag, hanya makan satu jenis disebut monofag seperti wereng, hanya makan padi.
Apabila terdapat dua hewan atau lebih mempunyai niche yang sama dalam satu habitat yang
sama maka akan terjadi persaingan. Dalam persaingan yang ketat, masing-masing jenis
mempertinggi efisiensi cara hidup, dan masing-masing akan menjadi lebih spesialis yaitu
relungnya menyempit (Widihastuty,2017).

Jika relung suatu jenis bertumpang tindih sepenuhnya dengan jenis lain maka salah
satu jenis akan tersingkir sesuai dengan prinsip penyingkiran kompetitif.Jika relung-relu ng
itu bertumpang tindih maka salah satu jenis sepenuhnya menduduki relung dasarnya sendiri
dan menyingkirkan jenis kedua dari bagian relung dasar tersebut dan membiarkannya
menduduki relung nyata yang lebih kecil , atau kedua jenis itu mempunyai relung nyata yang
terbatas dan masing-masing memanfaatkan kisaran yang lebih kecil dari dimensi relung yang
dapat mereka peroleh seandainya tidak ada jenis lain. (Darmawan,2005)
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
NO NamaAlat Jumlah
1 Perangkat Bedah 1
2 Cawan Petri 1
3 Mikroskop 1

2.1.2 Bahan
NO Namabahan Jumlah
1 Cyprinus carpio (Ikan Mas) 1 ekor
2 Oreochromis niloticus 1 ekor
(Ikan Nila)
3 Osphronemus goramy (Ikan 1 ekor
Gurami)
4 Clarias sp. (Ikan Lele) 1 ekor
5 Systomus rubripinnis (Ikan 1 ekor
Paitan)
6 Ikan cen-cen 1 ekor
7 Alkohol 70% Secukupnya

8 Air Secukupnya

2.2 ProsedurKerja
No Cara Kerja

1. Tangkaplah ikan yang terdapat pada suatu bahan perairan.

2. Timbang dan ukurlah panjang tubuh masing-masing ikan itu.

3. Kemudian segeralah bedah pada bagian perut (abdomennya) dan perolehlah saluran
pencernaannya, terutama bagian lambung dan ususnya.

4. Ukurlah panjang saluran pencernaannya.


5. Keseluruhan saluran pencernaan tersebut selanjutnya dimasukkan/diawetkan dalam
larutan alkohol 70%.

6. Masing-masing pencernaan diletakkan kedalam cawan petri, kemudian bedahlah secara


membujur dengan hati-hati.

7. Isi saluran pencernaan itu dikeluarkan dengan cara menggerusnya pelan-pelan.

8. Identifikasilah isi saluran pencernaan tersebut dengan menggunakan mikroskop.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
No Jenis Ikan Takson dan jlh Takson dan Pragmen Pragmen
Fitoplankton jlh ikan tmbuhan
zooplankton
1. Ikan Nila - - - Nallomonas
(Oreochromis
niloticus)
2. Ikan Lele - - - Sinigra
(Clarias sp)
3. Ikan Mas - - - Anacytis
(Ciprynus
carpio)
4. Ikan Cen cen - - - Anabaena
5. Ikan Gurami - - - Microcoleus
(Osphironemus Stigeoclanum
goramy)
6. Ikan Paitan - - - Anacytis
(Systomus
rubripinnis)

3.2. Pembahasan
1. Apakah yang menjadi makanan utama dari masing-masing jenis ikan ?

Jawab:
Makanan utama pada masing-masing jenis ikan adalah fragmen tumbuhan.
2. Jenis ikan manakah yang relung ekologi trofiknya relatif lebih sama atau lebih dekat
(keselingkupan relungnya banyak)

Jawab:
Pada ikan nila (Oreochormis niloticus), Ikan Paitan (Systomus rubripinnis) dan ikan gurami
(Osphronemus goramy) relung ekologi trofiknya relatif lebih sama atau dekat, hal ini
dkarenakan jenis makanan alami yang dikonsumsi oleh ikan tersebut pada habitat aslinya.
Relung yang ditempati ketiga jenis ikan tersebut adalah sebagai omnivora dan biasanya ikan
ini hidup dilingkungan yang bersih .

3. Jenis ikan manakah yang relung ekologi trofiknya relatif berbeda (keselingkupan relung
ekologinya sedikit)

Jawab:
Jenis ikan yang relung trofiknya relatif berbeda adalah ikan lele (Clarias sp.) dan ikan sepat
(Trichopodustrichopterus). Hal ini di identifikasi dari mikrohabitat ikan, dimana mikrohabitat
ikan lele (Clarias sp.) dan ikan sepat (Trichopodustrichopterus) dapat hidup ditempat
berlumpur saat lokasi lingkungan kurang menguntungkan, sedangkan pada ikan gurami
(Osphronemus goramy), ikan nila (Oreochormis niloticus) dengan ikan paitan (Systomus
rubripinnis) tidak .

4. Jelaskan makna keselingkupan relung relatif banyak dan sedikit itu terhadap prinsip
Gause yang menyatakan “One species one niche”
Jawab:
Makna keselingkupan relung relatif banyak dan sedikit itu terhadap prinsip gause yang
menyatakan “one species on niche” artinya dalam penelaan suatu organisme, kita harus
mengetahui kegiataannya berupa sumber energi, kecepatan metabolisme, pengaruh terhadap
organisme lain sehingga kita tidak hanya tau tempat organisme hidup tetapi fungsi yang
dimiliki.
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1) Relung hewan juga dapat dianalisis dari tempat hidupnya. Karena tempat hidup dapat
menunjukkan bagaimana factor lingkungan yang harus dihadapi oleh hewan, mereka
dapat bertahan pada batas toleransi yang dimiliki, dan adaptasi hewan terhadap
lingkungannya.
2) Dua spesies hewan atau lebih yang hidup bersama dalam satu habitat di sebut
berkoeksistensi atau berkohabitasi.
3) Semakin banyak keragaman spesies maka akan terjadi persaingan interspesies yang
semakin tinggi pula, karena telah terjadi keselingkupan relung di antara mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan,Agus. 2005. Ekologi Hewan. Malang : Universitas Negeri Malang.

Deshmukh, Ian. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Widihastuty. (2017). Kemampuan Memangsa Semut Myopopone Castanea (Hymenoptera:
Formicidae) Terhadap Larva Oryctes Rhinoceros Linn (Coleoptera: Scarabidae).
Jurnal Ilmiah Simantek. Vol. 1(4).

Medan September 2019


Asisten lab. Praktikan

Dedi Landani Ginting Ade Novianti


NIM: 4153220003 NIM: 4173341001

Anda mungkin juga menyukai