Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Mata Kuliah : Mikrobiologi

MENGHITUNG JUMLAH BAKTERI DENGAN

METODE PENGENCERAN CAWAN TUANG

OLEH :

NAMA : ADE NOVIANTI


NIM : 4173341001
Jurusan : BIOLOGI
Program : PENDIDIKAN BIOLOGI S1
Kelompok : 2 (DUA)
Tgl. Pelaksanaan : 31 OKTOBER 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
I. JUDUL PERCOBAAN : MENGHITUNG JUMLAH BAKTERI DENGAN
METODE PENGENCERAN CAWAN TUANG

II. TUJUAN PERCOBAAN :

1) Untuk mengetahui pada pengenceran keberapa terdapat banyak mikroba.


2) Untuk mengetahui pada pengenceran keberapa terdapat sedikitnya mikroba.
3) Untuk mengetahui keadaan yang digunakan pada saat praktikum dan media yang
digunakan.

III. TINJAUAN TEORITIS

Mikroorganisme bertahan agar tetap hidup melalui penyesuaian diri terhadap


lingkungannya demi kelanjutan generasinya. Untuk itu, mikroorganisme mampu merombak
dan menggunakan bahan-bahan kimia (dalam bentuk larutan) yang ada di lingkungannya
sebagai sumber energi dan zat pembangun. Semua kegiatan metabolisme mikroorganisme
dilakukan oleh enzim, yaitu biokatalisator yang dapat mempercepat reaksi kimia sel. Proses
metabolisme akan melibatkan tidak hanya satu jenis enzim, akan tetapi banyak enzim yang
terkait yang masing-masing bekerja dengan cepat agar reaksi kimia yang bersifat komplek
dapat berjalan. Kerja enzim bersifat spesifik yang berarti satu jenis enzim hanya akan bekerja
pada satu jenis senyawa (Feliatra, 2004)
Pada identifikasi bakteri mula-mula diamati morfologi sel individual secara
mikroskopik dan pertumbuhannya pada bermacam-macam medium. Karena suatu bakteri
tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja, maka perlu diteliti
pula sifat-sifat biokimiawi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Bakteri-
bakteri yang morfologinya sama mungkin berbeda dalam kebutuhan nutrisi dan persyaratan
ekologi lainnya seperti temperatur, pH dan sebagainya (Jutono dkk, 1980).
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroba
karena hanya sel yang masih hidup yang dihitung, beberapa jenis mikroba dapat dihitung
sekaligus, dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan yang spesifik
(Hadioetomo, 1990).
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat:
NO NamaAlat Jumlah

1 Tabung reaksi 5 buah

2 Pipet volume 1ml 1 buah

3 Bunsen 1 buah

4 Vortex mixer 1 buah

5 Cawan petri 1 buah

Bahan:

NO Nama Bahan Jumlah

1 Media Nutrient Agar Secukupnya

2 Sampel bakteri ba Secukupnya

3 NaCl fisiologis Secukupnya

4 Aquades 54ml

V. PROSEDUR KERJA
VI. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Pengenceran Jumlah Koloni Gambar

10‾3 Tak terhingga

10‾4 Tak terhingga

10‾5 Tak terhingga

10‾6 Tak terhingga

10‾7 Tak terhingga


Bakteri terdapat berkoloni di berbagai tempat. Dalam satu koloni bakteri terdapat
sangat banyak sel bakteri. Untuk mengetahui jumlah bakteri pada suatu bahan maka dapat
dilakukan penghitungan jumlah bakteri. Metode yang dapat digunakan untuk menentukan
jumlah mikroba di dalam bahan pangan terdiri terdiri metode hitungan cawan, Most Probable
Number (MPN), dan metode hitungan mikroskopis langsung, serta metode turbidimetri.
Dalam praktikum ini digunakan metode pengenceran cawan tuang.
Prosedur yang paling menentukan dalam metode hitungan cawan tuang adalah
pengenceran. Suatu bahan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml,
per gram, atau per cm2 memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada
medium agar di dalam cawan petri, sehingga setelah diinkubasi akan terbentuk koloni dalam
cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, di mana jumlah yang terbaik adalah 30-
300 koloni. Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan buffer fosfat,
larutan garam fisiologis 0,85%, atau larutan Ringer. Larutan fisiologi yang digunakan dalam
pengenceran pada praktikum ini adalah larutan NaCl(garam) fisiologis.
Hasil praktikum dari masing-masing kelompok menunjukkan hasil yang bervariasi.
Hampir semua kelompok mendapatkan hasil tak terhingga. Metode hitungan cawan dapat
dikatakan berhasil jika jumlah koloni bakteri yang diperoleh semakin kecil pada akhir
pengenceran.

Metode hitungan cawan memiliki kelemahan-kelemahan antara lain, hasil perhitungan


tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya karena beberapa sel yang berdekatan
mungkin membentuk satu koloni, medium dan kondisi berbeda mungkin menghasilkan nilai
yang berbeda, mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang jelas dan kompak serta tidak menyebar, memerlukan persiapan dan
waktu inkubasi yang lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung.

Jumlah koloni pada pengenceran 10‾5 , 10‾6, dan 10‾7 seharusnya cenderung semakin
sedikit. Hal ini sesuai dengan tujuan pengenceran, yaitu agar pada saat ditumbuhkan dalam
cawan petri, koloni yang terbentuk jumlahnya dapat dihitung. Jumlah koloni yang lebih
banyak pada pengenceran yang lebih besar mengindikasikan kesalahan prosedur baik dalam
pengenceran maupun kerja yang aseptik. Menurut Hadioetomo (1990) ketelitian akan lebih
tinggi jika digunakan dua cawan petri untuk setiap pengenceran.
VII. KESIMPULAN
1) Mikroba yang jumlahnya sangat banyak pada saat pengenceran terdapat pada saat
pengenceran 10‾1 sampai 10‾3.
2) Mikroba yang jumlahnya sangat sedikit pada saat pengenceran terdapat pada saat
pengenceran 10‾4 dan 10‾5.
3) Keadaan yang digunakan adalah keadaan yang steril dengan mediumnya Nutrient
Agar.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Feliatra. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan
(Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan. Jurnal Natur.
Indonesia. 6(2): 75-80.

Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun S., Suhadi D. 1980. Pedoman Praktikum


Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi, Fakultas Pertanian UGM:
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai