Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI TERAPAN

PERHITUNGAN KOLONI BAKTERI

Oleh:
Mohamad Irfan
NIM A1C018037

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang mencakup

bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel

tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik

meskipun bukan termasuk sel.

Mikrobiologi mempunyai dua bagian, yaitu dasar – dasar mikrobiologi dan

mikrobiologi terapan, adapun mikrobiologi bagian pertama mencakup aspek

bahasan Sejarah dan Perioda, Disiplin, Bentuk dan Susunan, Ukuran, Struktur Sel,

Pewarnaan, Kehidupan , Nutrien, Media, Sterilisasi, Metabolisme, Pertumbuhan,

Perkembangbiakan, Perhitungan, Lingkungan Hidup, Toksin, dan Taksonomi

Mikroba. Sedangkan untuk bagian kedua mencakup materi Mikrobiologi Udara,

Mikrobiologi Air, Mikrobiologi Tanah, Mikrobiologi Rumen, Mikrobiologi

Makanan, Mikrobiologi Pasca-Panen, Makanan Fermentasi dan Protein Sel

Tunggal, Mikrobiologi Industri, Mikrobiologi Kesehatan, Mikrobiologi

Kesenjataan serta Mikrobiologi Analitik.

Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme

hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata

telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memung-

kinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di

dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan

karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam
tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat

tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi

dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan

peran sebagai bukti keberadaannya. Begitu banyak dan dominannya peranan

mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan

mikrobiologi. Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin

mendukung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini

semakin luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa

cabang, seperti mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kesehatan, mikrobiologi

lingkungan dan lain-lain.

Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan

menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan

organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat

menguntungkan da nada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Ada

berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan

cawan, hitungan mikroskopis langsung yang menggunakan mikroskop serta ruang

hitung atau secara elektronis dengan bantuan alat yang disebut perhitungan

coulter.

Untuk menegetahui konsentrasinya larutan tersebut harus dilakukan atau

distandarisasikan maka dari itu disebut larutan baku atau standar. Cara yang

paling umum untuk standarisasi adalah dengan titrasi. Pengenceran adalah

penambahan pelarut kedalam suatu larutan, jadi pada prinsipnya jumlah mol zat
sebelum dan sesudah diencerkan tetap. Salah satu jenis mikroorganisme adalah

bakteri. Bakteri merupakan organisme uniseluler yang tumbuh dengan cara

pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris.

Kehadiran mikroba pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau

merugikan. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu

dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan

pendugaan massa sel secara ttidak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat

dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most

Probable Number), dan hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode

hitungan cawan paling banyak dan mudah untuk digunakan.

Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

metode hitungan cawan (total plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct

count) dan perhitungan coulter. Cara lain perhitungan jumlah sel adalah dengan

menyaring sampel dengan saringan membran kemudian dengan tersebut

diinkubasi pada permukaan media yang sesuai.

Metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba di dalam

bahan pangan antara lain metode hitung cawan, metode MPN (Most Probabel

Number) dan perhitungan secara langsung dengan mikroskop.

Prinsip dari metode hitung cawan adalah menumbuhkan mikroba yang

masih hidup pada medum agar, sel akan tumbuh dan berkembang biak

membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan

mikroskop. Satu koloni diasumsikan tumbuh dari satu sel. Jumlah koloni yang

tumbuh pada setiap cawan petri yang memenuhi syarat untuk perhitungan yaitu
antara 30-300, karena jumlah tersebut secara sistematik memberikan akurasi yang

baik.

Pada bahan pangan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel per ml

atau per gram, maka perlu dilakukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada

medium agar. Pengenceran biasanya dilakukan secara decimal yaitu 1:10(10-1),

1:100(10-2), 1:1000(10-3), 1:10000(10-4) dan seterusnya.

Larutan yang digunakan untuk pengenceran sebaiknya memiliki sifat

osmotik yang sama dengan mikroba atau dapat mempertahankan keseimbangan

ion-ion dari mikroba. Hal ini disebabkan supaya selama dalam pengenceran tidak

terjadi kerusakan sel, juga dijaga supaya tidak terjadi perbanyakan sel. Larutan

pengenceran yang biasanya digunakan adalah buffer fosfat, larutan garam

fisiologis (0,85%) atau 0,1% larutan Pepton Water. Jumlah koloni bakteri dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

1
Jumlah koloni (per nl bahan) = jumlah koloni dalam cawan x𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛

B. Tujuan

Menghitung jumlah koloni bakteri menggunakan metode hitungan cawan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

metode hitungan cawan (total plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct

count) dan perhitungan coulter. Cara lain perhitungan jumlah sel adalah dengan

menyaring sampel dengan saringan membran kemudian dengan tersebut

diinkubasi pada permukaan media yang sesuai. Koloni-koloni yang terbentuk

berasal dari satu sel tunggal yang dapat hidup. Metode hitungan cawan

menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan hidup berkembang menjadi satu

koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi jumlah organisme yang

terkandung di dalam sampel. Teknik perhitungan ini membutuhkan kemampuan

melakukan pengenceran dan mencawankan hasil pengenceran. Cawan-cawan

tersebut kemudian di inkubasi dan kemudian dihitung jumlah koloni yang

terbentuk. Cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni, sesuai dengan kaidah

statistik adalah cawan yang berisi 30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat

dalam sampel asal dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terbentuk

dengan faktor pengenceran pada cawan bersangkutan (Irianto, 2008).

Perhitungan koloni bakteri dilakukan dengan menggunakan colony counter,

terlihat bahwa jumlah koloni bakteri pada lapisan paling atas (aerob) lebih banyak

daripada lapisan bawah (anoksik-anaerob). Hal ini dikarenakan semakin jauh

jarak lapisan tanah dari permukaan MSL (Multi Soil Layering), maka

kemungkinan berkontak dengan udara semakin kecil sehingga kondisi lingkungan

hidup bakteri menjadi strict anaerob (Komala et al, 2012).


Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan

waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang

lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang

dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya

mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum

sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi

ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk

digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan

cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan

pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 2010).

Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti

uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga

(uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,

mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa factor penentu dalam uji

kualitatif koliform (Yusriani, 2008). Ada berbagai macam cara untuk mengukur

jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis

langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang

hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut

perhitungan coulter (Ferdias, 2008).

Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan da nada yang

bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan

merugikan bagi kepentingan organisme perlu dipelajari supaya bakteri yang

menguntungkan keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak


sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat

ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri

tersebut (Umam, 2008).

Pengukuran kuantitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk

mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada

dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba

tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.

Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media

dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya

metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secra kuantitatif dari

suatu populasi bakteri. Proses perhitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan

beberapa metode baik secara langsung diantaranya adlah metode hitung cawan

petri, metode pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan

menggunakan haemocytometer. Metode ukur kekeruhan (turbidimetri)

menggunakan spectrophotometer dan metode jumlah perkiraan terdekat

(Suriawira, 2005).

Karena ukuran bakteri sangat kecil , menghitung jumlah bakteri dalam

sampel bisa sulit. Meskipun jumlah langsung dengan mikroskop, tetapi

memerlukan banyak waktu dan keahlian. Sebuah metode yang lebih mudah adalah

untuk menyebarkan bakteri di wilayah yang luas (plate agar yaitu nutrisi) dan

menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Jika bakteri ini menyebar cukup, maka

setiap sel bakteri dalam sampel asli harus menghasilkan koloni tunggal. Biasanya,
sampel bakteri harus diencerkan jauh untuk mendapatkan jumlah yang wajar

(Riantini, 2008).

Untuk menentukan jumlah sel dalam kultur bakteri salah satu cara untuk

melakukan ini adalah dengan melakukan pengenceran serial. Karena jemlah sel

bakteri biasanya sangat tinggi dalam sampel asli. Metode ini memiliki beberapa

kelemahan, namun cedera bakteri mungkin tidak selalu membentuk koloni. Dan

juga karena tidak ada solusi tunggal yang pengencer mendukung pertumbuhan

semua jenis bakteri, beberapa bakteri dapat dibiarkan keluar dari setiap prosedur

yang diberikan (Dwidjoseputro, 2005).


III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Sampel mikroba praktikum 1

2. Kertas hvs

3. Alat tulis

4. HandPhone

5. Cawan petri

B. Prosedur Kerja

1. Siapkan sampel pada praktikum sebelumya

2. Amati bentuk dari mikroba tersebut

3. Beri flash pada cawan petri lalu gambar mikroba yang terbentuk dari isolasi

mikroba sebelumnya

4. Hitung jumlah mikroba dan amati warna, bentuk, kepekatan dan

permukaannya

5. Catat hasil dari pengamatan pada praktikum tersebut


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1.
B. Pembahasan

Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan

menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan

organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat

menguntungkan da nada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Ada

berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan

cawan, hitungan mikroskopis langsung yang menggunakan mikroskop serta ruang

hitung atau secara elektronis dengan bantuan alat yang disebut perhitungan

coulter.

Untuk menegetahui konsentrasinya larutan tersebut harus dilakukan atau

distandarisasikan maka dari itu disebut larutan baku atau standar. Cara yang

paling umum untuk standarisasi adalah dengan titrasi. Pengenceran adalah

penambahan pelarut kedalam suatu larutan, jadi pada prinsipnya jumlah mol zat

sebelum dan sesudah diencerkan tetap. Salah satu jenis mikroorganisme adalah

bakteri. Bakteri merupakan organisme uniseluler yang tumbuh dengan cara

pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris.

Kehadiran mikroba pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau

merugikan. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu

dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan

pendugaan massa sel secara ttidak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat

dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik, MPN (Most


Probable Number), dan hitungan cawan. Dari ketiga metode tersebut metode

hitungan cawan paling banyak dan mudah untuk digunakan.

Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

metode hitungan cawan (total plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct

count) dan perhitungan coulter. Cara lain perhitungan jumlah sel adalah dengan

menyaring sampel dengan saringan membran kemudian dengan tersebut

diinkubasi pada permukaan media yang sesuai.

Metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba di dalam

bahan pangan antara lain metode hitung cawan, metode MPN (Most Probabel

Number) dan perhitungan secara langsung dengan mikroskop.

Prinsip dari metode hitung cawan adalah menumbuhkan mikroba yang

masih hidup pada medum agar, sel akan tumbuh dan berkembang biak

membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan

mikroskop. Satu koloni diasumsikan tumbuh dari satu sel. Jumlah koloni yang

tumbuh pada setiap cawan petri yang memenuhi syarat untuk perhitungan yaitu

antara 30-300, karena jumlah tersebut secara sistematik memberikan akurasi yang

baik.

Pada bahan pangan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel per ml

atau per gram, maka perlu dilakukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada

medium agar. Pengenceran biasanya dilakukan secara decimal yaitu 1:10(10-1),

1:100(10-2), 1:1000(10-3), 1:10000(10-4) dan seterusnya.

Larutan yang digunakan untuk pengenceran sebaiknya memiliki sifat

osmotik yang sama dengan mikroba atau dapat mempertahankan keseimbangan


ion-ion dari mikroba. Hal ini disebabkan supaya selama dalam pengenceran tidak

terjadi kerusakan sel, juga dijaga supaya tidak terjadi perbanyakan sel. Larutan

pengenceran yang biasanya digunakan adalah buffer fosfat, larutan garam

fisiologis (0,85%) atau 0,1% larutan Pepton Water. Jumlah koloni bakteri dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

1
Jumlah koloni (per nl bahan) = jumlah koloni dalam cawan x𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
C.

Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

metode hitungan cawan (total plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct

count) dan perhitungan coulter. Cara lain perhitungan jumlah sel adalah dengan

menyaring sampel dengan saringan membran kemudian dengan tersebut

diinkubasi pada permukaan media yang sesuai. Koloni-koloni yang terbentuk

berasal dari satu sel tunggal yang dapat hidup. Metode hitungan cawan

menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan hidup berkembang menjadi satu

koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi jumlah organisme yang

terkandung di dalam sampel. Teknik perhitungan ini membutuhkan kemampuan

melakukan pengenceran dan mencawankan hasil pengenceran. Cawan-cawan

tersebut kemudian di inkubasi dan kemudian dihitung jumlah koloni yang

terbentuk. Cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni, sesuai dengan kaidah

statistik adalah cawan yang berisi 30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat

dalam sampel asal dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terbentuk

dengan faktor pengenceran pada cawan bersangkutan (Irianto, 2008).


Perhitungan koloni bakteri dilakukan dengan menggunakan colony counter,

terlihat bahwa jumlah koloni bakteri pada lapisan paling atas (aerob) lebih banyak

daripada lapisan bawah (anoksik-anaerob). Hal ini dikarenakan semakin jauh

jarak lapisan tanah dari permukaan MSL (Multi Soil Layering), maka

kemungkinan berkontak dengan udara semakin kecil sehingga kondisi lingkungan

hidup bakteri menjadi strict anaerob (Komala et al, 2012).

Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan

waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang

lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang

dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya

mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum

sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi

ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk

digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan

cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan

pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 2010).

Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti

uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga

(uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu,

mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa factor penentu dalam uji

kualitatif koliform (Yusriani, 2008). Ada berbagai macam cara untuk mengukur

jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis

langsung (direct microscopic count) yang menggunakan mikroskop serta ruang


hitung (haemositometer) atau secara elektonis dengan bantuan alat yang disebut

perhitungan coulter (Ferdias, 2008).

Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan da nada yang

bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan

merugikan bagi kepentingan organisme perlu dipelajari supaya bakteri yang

menguntungkan keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak

sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat

ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri

tersebut (Umam, 2008).

Pengukuran kuantitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk

mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada

dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba

tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.

Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media

dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya

metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secra kuantitatif dari

suatu populasi bakteri. Proses perhitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan

beberapa metode baik secara langsung diantaranya adlah metode hitung cawan

petri, metode pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan

menggunakan haemocytometer. Metode ukur kekeruhan (turbidimetri)

menggunakan spectrophotometer dan metode jumlah perkiraan terdekat

(Suriawira, 2005).
Karena ukuran bakteri sangat kecil , menghitung jumlah bakteri dalam

sampel bisa sulit. Meskipun jumlah langsung dengan mikroskop, tetapi

memerlukan banyak waktu dan keahlian. Sebuah metode yang lebih mudah adalah

untuk menyebarkan bakteri di wilayah yang luas (plate agar yaitu nutrisi) dan

menghitung jumlah koloni yang tumbuh. Jika bakteri ini menyebar cukup, maka

setiap sel bakteri dalam sampel asli harus menghasilkan koloni tunggal. Biasanya,

sampel bakteri harus diencerkan jauh untuk mendapatkan jumlah yang wajar

(Riantini, 2008).

Untuk menentukan jumlah sel dalam kultur bakteri salah satu cara untuk

melakukan ini adalah dengan melakukan pengenceran serial. Karena jemlah sel

bakteri biasanya sangat tinggi dalam sampel asli. Metode ini memiliki beberapa

kelemahan, namun cedera bakteri mungkin tidak selalu membentuk koloni. Dan

juga karena tidak ada solusi tunggal yang pengencer mendukung pertumbuhan

semua jenis bakteri, beberapa bakteri dapat dibiarkan keluar dari setiap prosedur

yang diberikan (Dwidjoseputro, 2005).

Jumlah koloni mikroba dapat diperkirakan dengan suatu metode

perhitungan. Terdapat dua metode perhitungan bakteri atau mikroba yaitu dengan

metode hitung secara langsung (direct methode) dan metode perhitungan secara

tidak langsung (indirect methode) dengan hitungan cawan baik dengan metode

penyebaran maupun metode penuangan. Suatu sampel diperkirakan mengandung

lebih dari 300 sel mikroba per ml, per gram, atau per cm permukaan (Riantini,

2008).
Diperlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada media agar di dalam

cawan petri, sehingga setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut

dalam jumlah yang tepat dihitung dimana jumlah terbaik adalah 30-300 koloni.

Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni

dan satu rantau koloni. Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk

mengetahui jumlah mikroba yang ada di dalam suatu bahan atau media (Pelezar,

2008).

Mikrobiologi dapat diperkirakan jumlahnya dengan suatu metode

perhitungan, yaitu perhitungan langsung jumlah sel atau biomassa mikroba. Sel

dihitung langsung di bawqah mikroskop atau dengan perhitungan partikel

elektronik. Pengukuran langsung mikroba seperti massa sel ditentukan dengan

menimbang atau mengukur berat seluruh sel biomassa dapt dikoreksikan dengan

jumlah sel dengan membandingkannya pada kurva standar. Perhitungan tidak

langsung jumlah sel mikroorganisme dalam sampel di konsentrasikan dan ditanam

pada media yang sesuai (Umam, 2008).

Pertumbuhan mikroorganisme seperti pembentukan koloni dalam medium

agar digunakan untuk memperkirakan jumlah mikroorganisme yang terdapat di

dalam sampel. Cara menghitung sel individu di dalam volume sangat kecil

biasanya dilakukan dengan colony camber. Colony camber diatur sedemikian rupa

sehingga kotak-kotak dengan luas tertentu dan lapisan cair serta kedalaman yang

tidak diketahui dapat dimasukkan di antara gelas objek dengan gelas tutup.

Akibatnya volume cairan yang menutupi tiap-tiap kotak kotak diketahui dengan

tepat (Buckle, 2007).


Cara peable count atau disebut juga sebagai standar plate count didasarkan

pada setiap sel mikroba hidup dalam suspense atau tumbuh menjadi sesuai setelah

massa inkubasi, jumlah koloni yang dihitung dan merupakan praktikum atau

dugaan dari jumlah mikroba dalam suspense tersebut. Metode TPC merupakan

analisis untuk menguji cemaran mikroba dengan menggunakan metode

pengenceran dan metode cawan tuang. (Dwijoseputro, 2005).


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

metode hitungan cawan (total plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct

count) dan perhitungan coulter. Cara lain perhitungan jumlah sel adalah dengan

menyaring sampel dengan saringan membran kemudian dengan tersebut

diinkubasi pada permukaan media yang sesuai. Pada hasil praktikum kelompok 5

dapat disimpulkan bahwa mikroba tersebut termasuk kedalam jenis jamur atau

fungi.

B. Saran

Ketika praktikum dilakukan keadaan ruangan dalam praktikum tidak

kondusif sebaiknya untuk selanjutnya asisten praktikum lebih memperingati

kembali praktikan agar kondusif dan tidak banyak ngobrol karena oksigen yang

ada dalam ruangan sangatlah sedikit, terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA

Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Ferdias. 2008. Sterilisasi. Yogyakarta: Andi.

Irianto. 2008. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.

Komala, Putri S., Denny, dan Detia. 2012. “Identifikasi Mikroba Anaerob

Dominan pada Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet dengan Sistem Multi

Soil Layering (MSL)”. Jurnal Teknik Lingkungan. 77-82.

Pelezar. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Ratna, Sri. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.

Riantini. 2008. Sterilisasi Secara Fisik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa.

Umam. 2008. Mikrobiologi dan Parasitologil. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Yusriani. 2008. Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi. Makassar: UIT.

Anda mungkin juga menyukai