Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI AKUATIK

PERHITUNGAN COLONY BAKTERI

Atikah Ratna Anindita


05061182227009
Kelompok 1

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikroba merupakan jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai
mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai
mikroba bukan karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat oleh mata
biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan
dengan jasad tingkat tinggi. Mata bisa tidak melihat jasad yang ukurannya kurang
dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron. 1 mikron
adalah 0 ,001 mm. sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat
pembesar atau mikroskop. Walaupun demikian ada mikroba yang ukuran besar
sehingga dapat dilihat dengan tanpa alat pembesar atau secara menggunakan mata
telanjang atau langsung. Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat
dilakukan setelah larutan bahanatau biakan mikroba diencerkan dengan faktor
pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu
tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba dalam jasad renik (Hastowo, 2011).
Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam
medium buatan untuk isolasi harus dikethui cara-cara penanaman dan
menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat lain untuk
pertumbuhannya. Adapun syarat perhitungan koloni sehingga koloni dapat
dihitung yaitu antara lain jumlah koloni yang akan dihitung tersebut dapat
dihitung (bukan merupakan TBUD (tidak bisa dihitung) atau spreader/ terlalu
banyak sehingga tidak dapat dihitung), yang kedua jumlah koloni termasuk dalam
rasional dan yang ke tiga jumlah koloni dapat antara 30-300. Pada proses
perhitungan koloni, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu diambil cawan
petri yang berisi medium dan sampel dari incase, kemudian dihitung koloni
bakteri dengan menggunakan koloni counter sehingga dapat kita ketahui jumlah
koloni. Pada proses isolasi bakteri, langkah pertama yang dilakukan yaitu cawan
petri diambil dari kulkas, kemudian dipijarkan jarum loop diatas bunsen, diambil
1 bakteri dengan menggunakan jarum loop di cawan petrinya (Ibrahim, 2007).

Universitas Sriwijaya
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti
uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji
penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji
pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor
penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan
menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung
yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah
organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel) seperti yang dilakukan.
Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya
konsentrasi sel-sel. Begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan
yang mengandung sejumlah bakteri (kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya
diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung pada bahan pemeriksaan atau
metode hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan
memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung (Ali, 2005).

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa bisa mengetahui berbagai
macam cara untuk menghitung jumlah sel dari biakkan suatu bakteri.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PCA (Plate Count Agar)


Plate Count Agar (PCA) adalah substrat bakteriologis yang digunakan untuk
menentukan jumlah total bakteri aerob hidup dalam sampel. Ini bukan media
selektif. Jumlah bakteri dinyatakan sebagai unit pembentuk koloni per gram (CFU
/ g), dalam sampel padat dan per ml (CFU / ml) dalam sampel cair. Teknik yang
disarankan adalah teknik tuang piring. Sampel diencerkan dan pengenceran yang
sesuai ditambahkan dalam cawan Petri. Agar cair steril ditambahkan ke pelat ini
dan pelat diputar perlahan untuk memastikan pencampuran sampel dengan agar
yang seragam. Pelat diinkubasi pada suhu 20 atau 30 ° C dalam tiga hari. Setelah
inkubasi, jumlah koloni dihitung di atas piring dengan 25-250 koloni, yang
dianggap memberikan hasil paling akurat. Saat menghitung jumlah bakteri
sebenarnya dalam sampel, faktor pengenceran harus dipertimbangkan. Plate
Count Agar (PCA) juga disebut Tryptone Glucose Yeast Agar atau Casein-
Peptone Dextrose Yeast Agar. Mediumnya mengandung enzim kasein yang
menyediakan asam amino, nitrogen, karbon, vitamin dan mineral untuk
pertumbuhan organisme. Ekstrak ragi terutama memasok vitamin (Collyn,1987).
Mikroorganisme dapat hidup dimana saja seperti air, udara, darat, termasuk di
makanan. Pada beberapa kondisi, jumlah mikroorganisme harus dibatasi, seperti
mikroorganisme pada saluran pembuangan limbah dan juga mikroorganisme pada
makanan atau produk susu jumlahnya harus mengikuti standar-standar yang sudah
ditetapkan. Untuk menghitung jumlah mikroorganisme tersebut biasanya sampel
dari makanan atau produk susu atau dari air limbah tersebut di uji menggunakan
media (PCA) dengan metode Total Plate Count (TPC) Plate Count Agar (PCA)
atau yang juga sering disebut dengan Standard Methods Agar (SMA) merupakan
sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap
sampel seperti makanan, produk susu, air limbah dan sampel lainnya yang juga
biasanya menggunakan metode yang dengan TPC. Biasanya menggunakan
medium khusus bernama Plate Count Agar (PCA ) (Dwidjoseputro, 2014).

Universitas Sriwijaya
2.2. Karakteristik Bakteri

Bakteri mempunyai beragam karakteristik yang berbeda, oleh karena itu


didalam proses mempelajari dan memahami bakteri dalam suatu kelompok
tertentu diperlukan identifikasi. Identifikasi dilakukan dengan mencari ciri pada
organisme yang belum diketahui kemudian dibandingkan dengan organisme yang
telah diketahui. Identifikasi mikroorganisme yang baru saja diisolasi sangat
memerlukan perincian, deskripsi, dan perbandingan yang sangat rinci dan jelas
dengan deskripsi yang telah dipublikasikan sebelumnya untuk jasad-jasad renik
lain yang mempunyai kesamaan jenis. Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan
dua cara baik secara morfologi ataupun secara fisiologi, identifikasi yang
dilakukan secara morfologi dapat meliputi bentuk koloni, struktur koloni, bentuk
sel, ukuran sel, dan pewarnaan bakteri. Pengamatan morfologi kemudian dapat
dibagi lagi menjadi dua yaitu pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis,
pengaman makroskopis dilakukan dengan cara mengamati mikroorganisme pada
bagian-bagian yang nampak dan dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti
bentuk koloni, tepian koloni, elevasi koloni dan permukaan koloni. Sedangkan
pengamatan mikroskopis digunakan pada saat ingin mengamati pergerakan, dan
pembelahan secara biner, mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang
pada saat mengalami fiksasi panas serta selama proses pewarnaan mengakibatkan
beberapa perubahan pada bakteri yang sangatsignifikan sekali ini (Koes, 2006).
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki
selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik
berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada
membran inti. Bakteri juga bisa terdapat dimana mana . Bentuk DNA bakteri
adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak
mempunyai intron dan hanya tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki
DNA ekstrak romosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil
dan sirkuler. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah
sumber energi, yang diperlukan untuk reaksi –reaksi sintesis yang membutuhkan
energi dalam pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan keseimbangan cairan,
gerak dan sebagainya, sumber karbon. Sumber nitrogen, sebagian besar adalah
digunakan untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat (Hutagaol, 2011).

Universitas Sriwijaya
2.3. Colony Counter
Colony counter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah. Pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah. Memiliki
garis- garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9
mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan
ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor. Penghitungan konsentrasi sel ini
bergantung pada volume di bawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak
besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama
dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume
sebesar 0.0001 ml Cara kerja colony counter ini adalah dengan memanfaatkan
lup untuk memperbesar koloni atau dengan menandai beberapa koloni yang
terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada colony
counter. Colony Counter pada umumnya masih bersifat manual, hanya
mengandalkan daya ingat petugas laboratorium menjadi (Wicaksono, 2019).
Secara umum jenis bakteri secara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gram
positif dan gram negatif. Bakteri yang mempunyai gram negatif mempunyai zat
lipid yang sangat mudah larut selama pencucian dengan menggunakan alkohol,
sehingga pori yang ada pada dinding sel membesar sehingga menyebabkan
permeabilitas pada dinding sel menjadi besar, dan zat warna yang diserap menjadi
mudah untuk dilepaskan sehingga bakteri menjadi tidak berwarna. Sedangkan
bakteri gram positif mempunyai sifat yang berbeda jika dibandingkan dengan
bakteri gram negatif, dimana bakteri gram positif pada saat proses pencucian
dengan alkohol mengalami denaturasi protein pada dinding sel nya. Sehingga
menyebabkan protein menjadi keras dan kaku, kemudian pori akan menjadi kecil
dan permeabilitas menjadi kurang sehingga kristal violter tetap dipertahankan dan
mengakibatkan muncul warna ungu. Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel
berupa lapisan tipis peptidoglycan, yang diselubungi oleh lapisan tipis outer
membrane yang terdiri dari lipopolysaccharide (LPS). Daerah antara
peptidoglycan dan lapisan LPS disebut periplasmic space (hanya ditemui pada
Gram negatif) adalah zona berisi cairan atau gel yang mengandung berbagai
enzymes dan nutrient-carrier proteins. Bakteri Gram (Staf Pengajar FKUI, 1993)

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar-Dasar Mikrobiologi Akuatik dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 24 Oktober 2022 pada pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai.
Dilaksanakan secara tatap muka (offline) di Laboratorium Mikrobiologi.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Perhitungan Koloni
Bakteri ini adalah cuvvete, pipet tetes, inkubator, spektrofotometri, dan juga
tabung reaksi. Addapun bahan yang digunakan yaitu sampel bakteri (tempe, ikan
asin, air comberan, air mineral) serta Potato Dextrose Agar ( PDA) dan Trypticase
Soy Agar (TSA).

3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Ambil media yang sudah di siapkan didalam inkubator
2. Keluarkan media dari dalam inkubator
3. Nyalakan colony counter
4. Letakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung diatas meja
yang dilengkapi dengan skala dengan keadaan cawan petri yang sudah dibalik
5. Tandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala
6. Hitung koloni bakteri yang terpisah
7. Lihat koloni dengan bantuan kaca pembesar

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum Perhitungan Colony Bakteri sebagai berikut.
Tabel 4.1.1. hasil dari praktikum Perhitungan Colony Bakteri
No Nama Sampel Gambar
1 Potato Dextrose Agar (PDA)

2 Trypticase Soy Agar (TSA)

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan

Pada praktikum perhitungan jumlah bakteri ini, dilakukan dengan tujuan


untuk dapat mengetahui berbagai cara untuk menghitung jumlah koloni bakteri
yang telah dibiakkan di media yang telah dibuat. Pada praktikum menghitung
koloni bakteri yang pertama kali dilakukan adalah mengetahui cara kerja alat yang
akan dipakai menghitung koloni bakteri yaitu colony counter. Cara kerja alat
tersebut yaitu, yang pertama kali dilakukan adalah menghidupkan alat tersebut,
kemudian cara memasukkan media kedalam alat penghitung koloni yaitu dibalik,
setelah itu cara menghitungnya adalah dengan menghitung dari kiri kekanan
dimulai dari atas sampai bawah dengan memanfaatkan garis tebal pada dasar
berpola kotak-kotak itu sebagai pedoman. Setelah dilakukan penghitungan dengan
menggunakan alat colony counter,didapatkan hasil sebanyak koloni. Terdapat tiga
cara untuk menghitung jumlah koloni bakteri, yaitu dengan dikali empat, dikali
satu dan dikali delapan. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi jumlah
organisme yang terkandung didalam sampel. Hal ini digunakan dengan tujuan
untuk mempermudah perhitungan biakkan dari bakteri yang ditumbuhkan.
Dalam melakukan perhitungan colony bakteri, sebelumnya kita harus
menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Adapun alat yang digunakan adalah
cuvette, pipet tetes, inkubator, spektrofotometri, dan tabung reaksi. Bahan yang
digunakan yaitu sampel bakteri (tempe, ikan asin, air mineral, air comberan)
serta Potato Dextrose Agar (PDA) dan Trypticase Soy Agar (TSA). Dalam
menghitung koloni bakteri dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode
standar Plate Count dan metode turbidimetri. Masing-masing dari metode
memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Namun, pada praktikum kali ini
menggunakan colony counter untuk menghitung colony bakteri. Adapun prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum ini sebagai berikut: Ambil media yang
sudah disiapkan didalam inkubator. Lalu, keluarkan media dari dalam inkubator.
Kemudian, nyalakan colony counter. Setelah itu, letakkan cawan petri yang
berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas meja yang dilengkapi dengan
skala dengan keadaan cawan petri yang sudah dibalik langkah terakhir adalah
tandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala hasil PDA sebanyak
tempe 11 koloni, ikan asin 27 koloni TSA air comberan 20 koloni, air mineral 17.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Pratikan dapat mengetahui apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam
perhitungan koloni bakteri.

2. Alat yang digunakan dalam menghitung jumlah koloni bakteri adalah colony
counter.

3. Praktikan dapat mengetahui bagaimana cara menghitung jumlah koloni


dengan menggunakan colony counter.

4. Praktikan dapat mengetahui berapa jumlah koloni bakteri dari masing-masing


bahan yang digunakan.

5. Bakteri mempunyai beragam karakteristik yang berbeda, oleh karena itu


didalam proses mempelajari dan memahami bakteri dalam suatu kelompok
tertentu diperlukan identifikasi

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Makassar: State University of


Makassar Press.

Collin, C.H and Lyne, P. M. (1987). Microbiological Method. (edisi kelima).


London: Butterworths.

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan.Jakarta.

Hastowo, 2011. Pengertian Mikroba : Universitas Hasanuddin.

Hutagaol, 2011. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.

Ibrahim, A. 2007. Aktivitas Antimikroba Ektrak Daun Rami (Boehmeria virgata


(Forst.) Guill terhadap Beberapa Mikroorganisme. Journal of Tropical
Pharmacy and Chemistry. Vol. 1 No. 2 : 86-93)

Koes Irianto. 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.

Wicaksono, E. B., Hardianto, dan A. Muliawan. 2019. Rancang Bangun


Penghitung Jumlah Koloni Bakteri Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknika.
13(2): 123-128.9

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai