Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS DAN EVALUASI PRODUK AGROINDUSTRI


“UJI MIKROBIOLOGI”

Disusun Oleh :
Nama : Faradillah Raynita Yusuf
NIM : 185100301111056
Kelompok : 28
Asisten : Clarisa Mayangsari

LABORATORIUM TEKNOLOGI AGROKIMIA


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu yang mendasari kegiatan
mikrobiologi itu berjalan lancar, seperti alat-alat leboratiorium mikrobiologi yang
harus mendukung. Makhluk hidup yang ada dibumi tidak hanya terdiri dari
makhluk hidup yang ada dilhat oleh mata telanjang saja, tetapi juga ada
mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat menggunakan
teknik dan peralatan khusus yaitu dengan alat laboratorium mikroskop atau
dengan suatu medium untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme berukuran kecil
yang merupakan jasad hidup yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia
baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat berperan sebagai
kawan maupun lawan. Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami
atau dengan campuran tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan
oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Analisa
mikrobiologi adalah analisa yang di gunakan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme pada sampel uji. Analisa ini digunakan pada industri pangan dan
obat- obatan untuk mengetahui kualitas produk secara mikrobiologi. Di industri
makanan khususnya pada pengolahan mie instan sangat perlu dilakukan untung
menentukan apakah produk yang dihasilkan layak atau tidak untuk dikonsumsi.
Macam - macam analisa mikrobiologi pada produk mie instan antara lain, Total
Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metode hitungan cawan (TPC)
merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam analisa, karena koloni
dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Prinsip
pengujian Total Plate Count adalah untuk menunjukkan jumlah mikroba yang
terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung jumlah koloni bakteri yang
ditumbuhkan pada media agar. Dalam pengujian ini media yang digunakan
adalah PCA (Plate Count Agar), sedangkan untuk reagen adalah BPDW
(Buffered Phosphate Distilled Water). Media-media yang dapat di gunakan dalam
uji mikrobiologi ini antara lain, PCA (Plate Count Agar) digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri ; YGC (Yeast Extract Glukose Agar Chlroumperical)
digunakan sebagai media pertumbuhan khamir dan kapang ; VRBGA (Violet Red
Bile Glukose Agar) digunakan sebagai media pertumbuhan Coliform ; Pepton,
sebagai bahan pengencer.

1.2 Tujuan
Pada praktikum uji mikrobiologi memeiliki beberapa tujuan. Dapat
mengetahui prosedur uji mikrobiologi dalam bahan pangan. Dapat
mempraktikkan hasil uji mikrobiologi pada sampel yang telah ditentukan. Serta
dapat mengetahui sampel serta metode yang digunakan untuk pengujian
mirobiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apa yang Dimaksud dengan Uji Mikrobiologi ?


Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan
pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu
makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan
uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian
yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai
faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan
penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor
lainnya. Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan
untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10
dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung
reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati
timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung
Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk
gas (Susiwi, 2011).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada
pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi
medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut
mengandung satu sel, beberapa tabung yang lainnya mengandung lebih dari
satu sel atau tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah
inkubasi, diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang
dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Standar
plate count (Angka Lempeng Total) adalah menentukan jumlah bakteri dalam
suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri
dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di
dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan
akan membentuk koloni yang tunggal (Setyaningsih et al, 2010).

2.2 Sebut dan Jelaskan Teknik Isolasi Mikroba ?


Teknik isolasi untuk memperoleh biakan murni ada beberapa cara
tergantung substratnya. Isolasi mikroba dari substrat cair dapat menggunakan
cara sebar (spread method) dan cara tuang (pour-plate method). Isolasi mikroba
dari substrat padat dapat menggunakan cara tabur (spread method) dan cara
suspensi. Hal yang perlu diperhatikan pula adalah dalam memilih sumber biakan,
seperti memilih koloni yang representatif untuk diambil menjadi biakan
murni. Koloni yang berada di bagian tengah dari sampel biasanya kurang
terkontaminasi dibandingkan koloni yang berada di bagian pinggir (Setyaningsih
et al, 2010).
Selain itu, koloni yang dipilih adalah yang benar-benar telah terpisah
dengan koloni lain. Setelah melakukan isolasi, diperlukan upaya untuk menjaga
agar biakan tersebut tetap baik, misalnya dengan disimpan di pendingin atau alat
pengering. Biakan murni dapat berupa bakteri atau jamur. Bakteri merupakan
organisme uniseluler, relatif berbentuk sederhana, tidak mempunyai membran
inti (prokariot), dan komponen utama penyusun dinding selnya adalah
peptidoglikan. Sementara itu, jamur adalah organisme yang telah memiliki
membran inti, merupakan organisme uniseluler atau multiseluler, dan komponen
utama penyusun dinding sel umumnya adalah kitin (Soekarto, 2010).

2.3 Apa yang dimaksud dengan Uji TPC (Total Plate Count) ?
Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang
masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata
tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling
sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme.Dengan metode ini, kita dapat
menghitung sel yang masih hidup. Menentukan jenis mikroba yang tumbuh
dalam media tersebut serta dapat mengisolasi dan mengidentifikasi jenis koloni
mikroba tersebut (Oktafrina dan Sufriana, 2010).
Pada metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus
dikuasai.Sebelum mikroorganisme ditumbuhkan dalam media, terlebih dahulu
dilakukan pengenceran sampel menggunakan larutan fisiologis.Tujuan dari
pengenceran sampel yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam sampel
sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara
spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.Pengenceran memudahkan
dalam perhitungan koloni (Soekarto, 2010).

2.4 Jelaskan Pengertian dan Fungsi


2.4.1 Larutan Peptone
Peptone water digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme untuk
mentukan tipe pola fermentasi karbohidrat dari mikroorgnisme nof-fastidious.
Peptone water juga dapat dimodifikasi menjadi medium diperkaya yang
digunakan sebagai medium selektif untuk mengisolasi bakteri Salmonella dari
makanan. Secara fisik peptone water merupakan medium cair karena tidak
mengandung agar sebagai komponen pemadat. Terdapat 2 komponen dasar
medium peptone water yaitu peptone dan sodium klorida. Peptone digunakan
sebagai sumber nitrogen dan karbohidrat, sumber asam amino rantai panjang,
sumber vitamin dan nutrisi esensial untuk pertumbuhan mikroorganisme
(Oktafrina dan Sufrianan, 2010).
Peptone water dapat digunakan untuk melakukan penelitian produksi
indol yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Peptone yang ada didalam medium
pepton water mengandung banyak triptofan. Triptofan yang diubah menjadi
senyawa indol dapat dideteksi saat mereaksikannya dengan reagen Kovacs atau
Ehlrich. Peptone water sangat direkomendasikan untuk mengetahui kemampuan
mikroorganisme dalam melakukan fermentasi terhadap karbohidrat spesifik. Hasil
dari pengujian dapat digunakan sebagai dasar penentuan genus atau spesies
mikroorgnisme (Durianti et al, 2011).
2.4.2 Autoclave
In the aeronautical industry, small numbers of different composite material
parts need to be manufactured with high quality and performance requirements.
Autoclave vacuum bag manufacturing technology, which entails applying
carefully controlled levels of heat and pressure to parts and assemblies, is
particularly suitable and largely employed for this purpose. In autoclave vacuum
bag manufacturing, the quality of advanced composite material parts strongly
depends on the thermal and pressure cycles imposed to the composite material
during the curing process.nModeling and control of an autoclave cure cycle
during the processing of thermoset matrix composites have always been
challenging problems for manufacturers of high performance composite
materials, particularly in the case of high thickness of the parts to be
manufactured (Nele et al, 2016).
Dalam industri penerbangan, sejumlah kecil komponen material komposit
perlu diproduksi dengan persyaratan kualitas dan kinerja. Kantong vakum
autoclave teknologi manufaktur, yang memerlukan penerapan dengan hati-hati
dikendalikan tingkat panas dan tekanan untuk bagian dan rakitan, sangat cocok
dan sebagian besar digunakan untuk tujuan ini. Dalam pembuatan kantong
vakum autoclave, kualitas komponen bahan komposit canggih sangat tergantung
pada siklus termal dan tekanan yang diberlakukan pada bahan komposit selama
proses penyembuhan. Pemodelan dan kontrol siklus penyembuhan autoclave
selama. Pemrosesan komposit matriks termoset selalu masalah yang menantang
bagi produsen berkinerja tinggi bahan komposit, terutama dalam kasus ketebalan
tinggi suku cadang yang akan diproduksi (Nele et al, 2016).
Autoclave is an equipment that sterilizes materials by subjecting them at
high temperature and steam pressure. An autoclaving is the most effective way of
sterilizing medical and scientific equipment. This is also an ideal for sterilizing bio-
hazardous waste, surgical dressings, glassware, and various types of
microbiological media, liquids, and many other things. When proper conditions
and time are employed, no living organisms will survive a trip through an
autoclave. An autoclave is a large pressure cooker; it operates by using steam
under pressure as the sterilizing agent. High pressures enable steam to reach
high temperatures, thus increasing its heat content and killing power (Hemel and
Niamul, 2016).
Autoclave adalah peralatan yang mensterilkan bahan dengan
menundukkannya pada suhu tinggi dan tekanan uap. Autoklaving adalah cara
paling efektif untuk mensterilkan peralatan medis dan ilmiah. Ini juga ideal untuk
mensterilkan limbah bio-berbahaya, pembalut bedah, barang pecah belah, dan
berbagai jenis media mikrobiologis, cairan, dan banyak hal lainnya. Ketika
kondisi dan waktu yang tepat digunakan, tidak ada hidup organisme akan
bertahan perjalanan melalui autoclave. Autoclave adalah kompor tekanan besar;
beroperasi dengan menggunakan uap di bawah tekanan sebagai agen sterilisasi.
Tekanan tinggi memungkinkan uap mencapai suhu tinggi, sehingga
meningkatkan kandungan panas dan daya membunuhnya (Hemel dan Niamul,
2016).
2.4.3 Colony Counter
Colony counter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah. Pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah. Memiliki
garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9
mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan
ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor. Penghitungan konsentrasi sel ini
bergantung pada volume di bawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak
besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama
dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume
sebesar 0.0001 ml (Durianto et al, 2011).
Menghitung koloni dengan mata tanpa bantuan adalah tugas yang
lamban, membosankan, dan merusak pandangan. Penghitung koloni
IUL memudahkan dan mempercepat proses ini dengan penggunaan lampu LED
dan luv yang berkualitas tinggi. User dapat menandai koloni yang terdeteksi
dengan penanda khusus, sedangkan tampilan digital akan meningkatkan jumlah
total. Pointer yang bisa langsung menghubungi koloni juga tersedia. Jenis colony
counter ada yang otomatis dan semi otomatis, untuk yang otomatis adalah
penghitungan jumlah sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem
komputerisasi. Sedangkan yang semi otomatis adalah perhitungan dengan cara
menyentuh bakteri yang tumbuh kemudian alat akan menghitung secara otomatis
(Oktafrina dan Sufriana, 2010).

2.5 Jelaskan Rumus Perhitungan pada Uji TPC !


Uji Total Plate Count menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa
koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Sebelum diuji di media
padat, sampel terlebih dahulu harus diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan
terhadap sediaan yang akan didentifikasi kemudian ditanam pada media
lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung
setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan dilakukan
terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Total Plate Count
dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor
pengencer (Soekarto, 2010).
Perhitungan mikroba metode TPC memiliki ketentuan-ketentuan dalam
perhitungan jumlah mikrobanya yaitu harus dalam skala 30> atau < 300. Metode
TPC mengenal istilah TSUD adalah kondisi dimana jumlah mikroba pada cawan
petri terlalu sedikit atau kurang dari 30 koloni sehingga sulit untuk diamati dan
dihitung. TSUD terjadi karena tingkat pengenceran yang terlalu tinggi sehingga
menurunkan jumlah konsentrasi mikroba. Selain itu, dalam metode TPC juga
dikenal sitilah TBUD atau terlalu banyak untuk dihitung ihitung adalah kondisi
dimana jumlah koloni pada cawan petri terlalu banyak atau melebihi 300 koloni
sehingga sulit untuk dihitung karena koloni akan bertumpuk dan memenuhi
permukaan cawan petri sehingga tidak dapat dibedakan antara koloni satu
dengan koloni lainnya (Oktafrina dan Sufriana, 2010).
2.6 Aplikasi Uji Mikrobiologi pada Bidang Agroindustri
Common bean (Phaseolus vulgaris L.) is one of the most important legumes
that is grown in many countries and is the second after soybean in acreage. The
main concentration of sowing of this crop is concentrated in Asia and South
America. The main bean-producing countries are: India (9433 thousand ha),
Brazil (4368 thousand ha), Mexico (1887 thousand ha) and China (1207
thousand ha). Bean is a traditional culture for Ukraine. However, over the last 40-
50 years bean cultivation area in Ukraine has greatly decreased. Today, it
accounts for only 20-30 thousand ha and is mainly concentrated on household
plots in the private sector and at farms (Krutylo et al, 2017).
Kacang biasa (Phaseolus vulgaris L.) adalah salah satu kacang-kacangan
paling penting yang ditanam di banyak negara dan merupakan yang kedua
setelah kedelai di lahan. Konsentrasi utama menabur tanaman ini terkonsentrasi
di Asia dan Selatan Amerika. Negara-negara penghasil kacang utama adalah:
India (9433 ribu ha), Brasil (4368 ribu ha), Meksiko (1887 ribu ha) dan Cina (1207
ribu ha). Kacang adalah budaya tradisional untuk Ukraina. Namun, selama 40-50
tahun terakhir daerah budidaya kacang di Ukraina telah sangat menurun. Hari ini,
hanya menyumbang 20-30 ribu ha dan terutama terkonsentrasi pada plot rumah
tangga di sektor swasta dan di peternakan (Krutylo et al, 2017).
Pada sektor industri yogurt, pada produksi juga mengamati jenis bakteri
yang terkandung. Pengamatan dilakukan mulai dari bahan baku hingga
persediaan. Karena yoghurt bekerja dengan bakteri perlakuan uji mikrobiologi
penting dilakukan. Hal ini juga berfungsi agar bakteri yang terkandung sudah
sesuai (Susiwi, 2011).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Pada praktikum uji mikrobiologi menggunakan beberapa alat dan bahan.
Alat yang digunakan meliputi cawan petri dan colony counter sebagai media
utama. Pipet tetes, jarum ose, labu ukur, botol pengencer yang merupakan
glassware. Kemudian terdapat pula autoclave, tabung reaksi, dan inkubator.
Sedangkan juga memerlukan bahan yang digunakan. Bahan tersebut
meliputi, aquades, alkohol, tisu. Juga menggunakan sampel selai buah nanas.
Serta terdapat pula pepton 10 g, natrium klorida 5 g, disodium hydrogen
phosphate 3,5 g, kalium dihydrogen phosphate 1,5 g, pancreatic digest of
caseine 5 g, yeast extract 2,5 g, agar 15 gr.
3.2 Diagram Alir
3.2.1 Pembuatan Larutan Pengencer

Buffered Peptone Water 20 gram

1000 ml
Aquades

Dimasukkan ke dalam
labu ukur

Aduk hingga larut

Masukkan dalam botol pengencer


sebanyak 500 ml kemudian tutup

Masukkan ke dalam autoclave dengan suhu


121°C selama 20 menit untuk strerilisasi

Hasil
3.2.2 Pengenceran Sampel

Selai nanas

Larutan pengencer
225 ml

Masukkan ke dalam larutan


pengencer 225 ml dengan
pengenceran 1:10

Kocok hingga homogen

Hasil
3.2.3 Pembenihan dan Pengenceran

Pancreatic digest of
Caseine 5g

Ekstrak Yeast 2,5 g


Glukosa 1 g
Agar 15 g
Aquades 1000ml

Masukkan ke dalam
tabung reaksi

Larutkan hingga homogen

Masukkan 450 ml larutan


ke dalam botol pengencer

Sterilisasi dengan autoklaf,


suhu 121°C selama 21 menit

Hasil
3.2.4 Isolasi Mikrobia

Selai buah
nanas

Ekstrak Yeast 2,5 g


Glukosa 1 g
Agar 15 g
Aquades 1000ml

Masukkan ke dalam
tabung reaksi

Larutkan pengenceran 10-2, 10-3, 10-4

1 ml suspense dari setiap pengenceran


diinokulasi pada cawan petri

Tuangkan media agar cair


pada cawan petri

Inokulasi sampel pada suhu


33°C selama 3 hari

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji TPC


Pada pembuatan larutan pengencer, yang harus dilakukan adalah
menyiapkan buffered peptone water 20 gram, di masukkan 1000 ml aquades ke
dalam labu ukur, aduk hingga larut, masukkan dalam botol pengencer sebanyak
500 ml kemudian tutup, masukkan ke dalam autoclave dengan suhu 121°C
selama 20 menit untuk sterilisasi, dan didapat hasil. Pada pengenceran sampel
yang harus dilakukan meliputi, disiapkan selai buah nanas, dimasukkan larutan
pengencer sebanyak 225 ml ke dalam larutan pengencer 225 ml dengan
pengenceran 1 : 10, kocok hingga homogen, dan didapat hasil. Pada
pembenihan dan pengenceran yang perlu dilakukan adalah disiapkan pancreatic
digest of caseine 5g, di masukkan ekstrak yeast sebanyak 2,5 gram, glukosa 1
kg, agar 15 gram, aquades 100 ml ke dalam tabung reaksi, larutkan hingga
homogen, masukkan 450 ml larutan ke dalam botol pengencer, sterilisasi dengan
autoclave suhu 121°C selama 21 menit, dan didapat hasil. Pada isolasi mikroba
yang harus dilakukan adalah menyiapkan selai buah nanas, di masukkan ekstrak
yeast 2,5 gram, glukosa 1 gram, agar 15 gram, aquades 100 ml ke dalam tabung
reaksi, larutkan pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 1 ml suspense dari setiap
pengenceran diinokulasi pada cawan petri, tuangkan media agar cair pada
cawan petri, inokulasi sampel pada suhu 33°C selama 3 hari, dan didapat hasil.
Berdasar hasil praktikum yang didapat, terdapat hasil pengenceran 10-2,
10-3, 10-4. Pada pengenceran 10-2 didapat hasil jumlah koloni pada cawan petri 1
yaitu 21 dan 26, kemudian pada cawan petri 2 yaitu 26 dan 28. Jumlah mikroba
per ml/gram pada hasil cawan petri 1 yaitu 1300 dan pada cawan petri 2 yaitu
2700. Sehingga total dari keduanya yaitu 4000 sel mikroba. Pada pengenceran
10-3 didapat hasil jumlah koloni pada cawan petri 1 yaitu 210 dan 100, kemudian
pada cawan petri 2 yaitu 350 dan 400. Jumlah mikroba per ml/gram pada hasil
cawan petri 1 yaitu 158000 dan pada cawan petri 2 yaitu 0 karena telah
terkontaminasi dengan jumlah koloni di atas 250. Pada pengenceran 10-4 didapat
hasil jumlah koloni pada cawan petri 1 yaitu 100 dan 240, kemudian pada cawan
petri 2 yaitu 120 dan 100. Jumlah mikroba per ml/gram pada hasil cawan petri 1
yaitu 1700000 dan pada cawan petri 2 yaitu 1100000. Sehingga total dari
keduanya yaitu 2800000 sel mikroba.
Pada literatur, besar koloni mikroba yang ada pada selai sejumlah 500
koloni per gram. Pada selai buah yang ada pada sampel praktikum memiliki
bakteri berbeda – beda tiap jenis makanan. Didiapat masih dalam batas aman
dan standar. Sehingga dari hasil sampel nanas yang telah dilakukan dengan
jumlah tertinggi pada pengenceran 10-4 yaitu 2800000 sel mikroba (Arifin, 2015).

4.2 Hasil Cemaran Mikroba


Terdapat 4 jenis bakteri pada cawan petri. Meliputi bakteri coliform yaitu
bakteri yang termasuk dalam gram negatif dan bakteri fekal. Staphylococcus,
termasuk dalam bakteri gram positif dan dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Clostridium sp, bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit serta infeksi
pada tubuh manusia. Kapang atau khamir, termasuk fungi multiseluler dan fungi
uniseluler.
Pada hasil praktikum, didapat bakteri berbahaya pada data hasil
praktikum, serta kapang dan khamir. Di mana bakteri ini dapat menyebabkan
kerusakan pada makanan dan berbahaya bagi tubuh manusia. Bakteri dapat
tumbuh berdasarkan suhu dan juga kelembapan, sehingga setiap makanan akan
memiliki tumbuh bakteri yang berbeda – beda. Bakteri berbahaya juga dapat
dilihat dari jumlah yang melebihi standar abdan kesehatan (Prastowo, 2016).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum uji mikrobiologi menggunakan beberapa alat dan bahan.
Alat yang digunakan meliputi cawan petri dan colony counter sebagai media
utama. Pipet tetes, jarum ose, labu ukur, botol pengencer yang merupakan
glassware. Kemudian terdapat pula autoclave, tabung reaksi, dan inkubator.
Sedangkan juga memerlukan bahan yang digunakan. Bahan tersebut meliputi,
aquades, alkohol, tisu. Juga menggunakan sampel selai buah nanas. Serta
terdapat pula pepton 10 g, natrium klorida 5 g, disodium hydrogen phosphate 3,5
g, kalium dihydrogen phosphate 1,5 g, pancreatic digest of caseine 5 g, yeast
extract 2,5 g, agar 15 gr. Pada praktikum uji mikrobiologi memeiliki beberapa
tujuan. Dapat mengetahui prosedur uji mikrobiologi dalam bahan pangan. Dapat
mempraktikkan hasil uji mikrobiologi pada sampel yang telah ditentukan. Serta
dapat mengetahui sampel serta metode yang digunakan untuk pengujian
mirobiologi. Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi
daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang
berisi medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran
tersebut mengandung satu sel, beberapa tabung yang lainnya mengandung lebih
dari satu sel atau tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian
setelah inkubasi, diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang
dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Standar
plate count (Angka Lempeng Total) adalah menentukan jumlah bakteri dalam
suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri
dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di
dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan
akan membentuk koloni yang tunggal Pada pengenceran 10-2 didapat hasil
jumlah koloni pada cawan petri 1 yaitu 21 dan 26, kemudian pada cawan petri 2
yaitu 26 dan 28 serta total 4000 sel mikroba. Pada pengenceran 10-3 didapat
hasil jumlah koloni pada cawan petri 1 yaitu 210 dan 100, kemudian pada cawan
petri 2 yaitu 350 dan 400. Pada pengenceran 10-4 didapat hasil jumlah koloni
pada cawan petri 1 yaitu 100 dan 240, kemudian pada cawan petri 2 yaitu 120
dan 100 serta total 2800000 sel mikroba.

5.2 Saran
Pada praktikum uji mikrobiologi sudah berjalan dengan baik. Praktikan
diwajibkan mengetahui aktivitas bakteri pada setiap sampel. Serta mengetahui
total jumlah pada cawan petri. Dengan demikian diperlukan ketelitian antara total
bakteri dan bakteri yang terkandung pada sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Durianto D, Sugiarto, Toni, S. 2011. Strategi Menaklukkan Pasar: Melalui Riset


Ekuitas dan Perilaku Merek. Gramedia. Jakarta
Hemel II, Niamul B. 2016. Design, Fabrication and Performance Evaluation of
Continous Operating Autoclave. Civil Engineering for Sustainable
Development 1 (2) : 436
Krutylo D, Ivanuk, Kuts. 2017. Efficiency of Biological Preparations on the Basis
of New Strain of Rhizobium Phaseoli FB1 at Growing Bean. Agrucultural
Sciences 1 (1 ) : 1
Nele L, Alessandra C, Roberto T. 2016. Autoclave Cycle Optimization for High
Performance Composite Parts Manufacturing. Procedia 1 (1) : 241
Oktafrina, Surfiana. 2010. BPP Evaluasi Sensoris. Politeknik Negeri Lampung,
Lampung
Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisa Sensori Industri Pangan
dan Agro. IPB Press, Bogor
Soekarto TS. 2010. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Bharata Karya Aksara. Jakarta
Susiwi S. 2011. Penilaian Organoleptik. Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Arifin M. 2015. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia.


Airlangga University Press. Surabaya
Prastowo A. 2016. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press.
Jogjakarta
DATA HASIL PRAKTIKUM
Bakteri yang terdapat pada selai:
Strawberry dan Nanas
No Nama
1 Bakteri Coliform
2 Staphylococcus aureus
3 Clostridium sp
4 Kapang/khamir

Nanas
No Pengenceran Jumlah Koloni Jumlah Sel Mikroba tiap ml/
Cawan gram bahan
1 2
1 10-2 21 26 1300 + 2700 = 4000
26 28
-3
2 10 216 350 158000 + 0 = 158000
100 400
3 10-4 100 120 1700000 + 1100000 = 2800000
240 100
2.4.2
2.4.2
2.6

Anda mungkin juga menyukai