Disusun Oleh :
Nama : Faradillah Raynita Yusuf
NIM : 185100301111056
Kelompok : 28
Asisten : Clarisa Mayangsari
1.2 Tujuan
Pada praktikum uji instrumen memiliki beberapa tujuan. Dapat melakukan
perhitungan dielektrik pada biji – bijian. Dapat mempelajari penentuan kadar air
dengan metode ANN pada biji – bijian. Dapat menentukan kualitas berdasarkan
bentuk biji – bijian menggunakan images procesing dan mengukur akurasi
instrumen dalam perhitungan kadar air biji – bijian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Kapasitansi
Kapasitansi adalah efek listrik yang menentang perubahan tegangan.
Kpasitansi antara melakukan permukaan dipisahkan oleh isolator. Kapasitansi
menyimpan energi listrik ketika elektron tertarik ke permukaan di dekatnya tetapi
terpisah. Tegangan nilai kapasitansi berubah akan tetap konstan kecuali jumlah
muatan yang tersimpan berubah (Kusumadewi, 2014).
Kapasitansi dapat diartikan dengan rasio muatan total pada salah satu
konduktor terhadap beda potensial antara kedua konduktor. Kapasitansi juga
bisa didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron. Kapasitansi sendiri biasa disimbolkan dengan
huruf C dengan satuan farad (F). Untuk menenetukan nilai Q digunakan integral
permukaan untuk seluruh permukaan konduktor positif dan untuk menghitung V
yaitu dengan memindahkan sebuah muatan satuan positif dari permukaan
konduktor negatif ke permukaan konduktor positif (Pandjaitan, 2017).
2.2.2 Resistansi
Resistansi (resistance) atau lebih tepatnya disebut dengan Resistansi
Listrik (Electrical Resistance) adalah kemampuan suatu bahan benda untuk
menghambat atau mencegah aliran arus listrik. Seperti yang kita ketahui bahwa
arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian
listrik dalam tiap satuan waktu. Karena adanya pergerakan elektron-elektron
pada konduktor. Maka Resistansi Listrik yang biasanya dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Hambatan Listrik ini juga diartikan sebagai penghambat aliran
elektron dalam konduktor tersebut (Makridakis, 2016).
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika. Karena bisa juga berfungsi sebagai pengatur
atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.
Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari
bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau
dilambangkan dengan simbol Ω (Omega) (Pangestu, 2018).
2.2.3 Induktansi
Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang
menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian. Sebagai akibat perubahan arus
yang melewati rangkaian (self inductance). Akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi bersama
atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti
ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl
(Kusumadewi, 2014).
Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan
timbul medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya
berubahubah terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah
terhadap waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu
sendiri, sehingga di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan
oleh perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan ggl induksi diri (Makridakis,
2016).
Kacang merah
Hasil
3.2.2 Diagram Alir Pengukuran Sifat Listrik
Kacang merah
Hasil
3.2.3 Diagram Alir Prediksi Kadar Air Menggunakan Artificial Neural
Network
Hasil
3.4 Diagram Alir Pengujian Mutu dengan Images Processing
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
80
PENGARUH PERLAKUAN TERHADAP KADAR AIR
60 BASIS KERING DAN BASIS BASAH KACANG
MERAH
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Hasil dari grafik prediksi di atas, kadar air basis kering dan basis basah
sampel kacang merah menunjukkan kenaikan. Kenaikan ada pada 0 jam hingga
4 jam, kemudian setelah 4 jam kadar air mulai stasioner hingga 6 jam. Lama
perendaman mempengaruhi besar persentase kadar air sampel kacang merah.
Semakin lama perendaman dari kacang merah, maka kadar air semakin
bertambah. Pada titik tertentu kacang merah akan mengalami penghambatan
dalam menyerap air, sehingga kadar air tidak bertambah atau dapat tidak
bertambah (Setyaningsih et al, 2011).
Menurut SNI, standar mutu kadar air kacang merah berkisar antara 6%
hingga 20%. Hasil yang didapat dengan sandar mutu SNI kurang sesuai. Hal ini
dikarenakan perbedaan tempat penanaman kacang merah, perbedaan cara
penanganan bahan, dan suhu saat proses pengujian. Kadar air tepung kacang
merah adalah sebesar 14,4%, sehingga dapat hasil praktikum kurang sesuai
dengan literatur (Winarno, 2017).
Dari nilai input di atas, untuk frekuensi sangat rendah dan rendah didapat
dari data yang ada di excel pada tiap rangkaian L, C, dan R. Data hasil
pengukuran ada sebanyak 100 data. Data 1-50 tergolong rendah dan tinggi. Data
51-100 tergolong rendah dan sangat tinggi. Jadi nilai LCR didapat dari rata-rata
antar data masing-masing.
Dari hasil di atas, nilai yang didapat pada running NN Prediction bagian
sheet user inputterdiri dari beberapa macam. Pada Network architecture option
ada 8 input yaitu: number of inputs adalah 3 ; number of hidden layers adalah 1 ;
learning parameter adalah 0,5 ; momentum adalah 0 ; number of output adalah 1
; hidden layer size 1 adalah 2 ; hidden layer size 2 adalah 2 ; dan initial Wt range
adalah 0,5. Pada Training option ada 4 input yaitu: total rows adalah 16 ; no. of
training cycles adalah 100 ; dan training mode adalah sequential. Pada option
yang digunakan pada training/validation set ;option 1 adalah randomly select
10% of data as validation set ; dan option 2 adalah use last 5 rows of the data as
validation set. ANN tidak dapat mempresentasikan kadar air sampel karena
nilainya tidak didapatkan dari hasil praktikum. Fungsi input layer untuk menerima
input sesuai dengan banyaknya variabel. Sedangkan hidden layer berfungsi
menerima layer dari input layer yang telah dikalikan dengan nilai bobot. Lalu
fungsi dari output layer yaitu untuk mendapatkan nilai output.
Input untuk frekuensi sangat rendah 0 jam ; besar L adalah -6,89E+00 ; C
adalah -9,71E-09 ; R adalah -5,68E+03 ; dan outputnya adalah 2,1%. Input untuk
frekuensi rendah 0 jam ; besar L adalah -1,11E+01 ; C adalah 5,07E-11 ; R
adalah -9,64E+04 ; dan outputnya adalah 1,9%. Input untuk frekuensi tinggi 0
jam ; besar L adalah -5,59E-02 ; C adalah 6,03E-11 ; R adalah 6,03E-11 ; dan
outputnya adalah 2%. Input untuk frekuensi sangat tinggi 0 jam ; besar L adalah
7,85E-02 ; C adalah 1,04E-11 ; R adalah 1,04E-11 ; dan outputnya adalah 1,8%.
Input untuk frekuensi sangat rendah 2 jam ; besar L adalah -1,11E+00 ;
C adalah 1,62E-09 ; R adalah -9,68E+03 ; dan outputnya adalah 117%. Input
untuk frekuensi rendah 2 jam ; besar L adalah -2,85E-01 ; C adalah 3,33E-11 ; R
adalah 1,34E+04 ; dan outputnya adalah 116,8%. Input untuk frekuensi tinggi 2
jam ; besar L adalah 1,73E+00 ; C adalah 7,49E-11 ; R adalah 9,42E+03 ; dan
outputnya adalah 117,2%. Input untuk frekuensi sangat tinggi 2 jam ; besar L
adalah -7,39E-02 ; C adalah 1,10E-11 ; R adalah 5,90E+04 ; dan outputnya
adalah 116,9%.
Input untuk frekuensi sangat rendah 4 jam ; besar L adalah -1,8E+00 ; C
adalah -3,10E-11 ; R adalah -1,25E+04 ; dan outputnya adalah 151%. Input
untuk frekuensi rendah 4 jam ; besar L adalah 2,07E+00 ; C adalah -2,32E-11 ; R
adalah 3,72E+05 ; dan outputnya adalah 151,3%. Input untuk frekuensi tinggi 4
jam ; besar L adalah 4,01E-01 ; C adalah 6,55E-13 ; R adalah 2,84E+04 ; dan
outputnya adalah 150,9%. Input untuk frekuensi sangat tinggi 4 jam ; besar L
adalah -2,67E-02 ; C adalah 1,29E-11 ; R adalah 7,15E+03 ; dan outputnya
adalah 150,8%.
Input untuk frekuensi sangat rendah 6 jam ; besar L adalah -1,72E+00 ; C
adalah -3,58E-09 ; R adalah 1,89E+04 ; dan outputnya adalah 155,9%. Input
untuk frekuensi rendah 6 jam ; besar L adalah 4,16E+00 ; C adalah -1,46E-11 ; R
adalah 1,01E+05 ; dan outputnya adalah 156%. Input untuk frekuensi tinggi 6
jam ; besar L adalah 1,85E-01 ; C adalah -6,06E-11 ; R adalah -7,09E+05 ; dan
outputnya adalah 155,7%. Input untuk frekuensi sangat tinggi 6 jam ; besar L
adalah 4,56E-02 ; C adalah 8,48E-13 ; R adalah -6,93E+05 ; dan outputnya
adalah 156,11%.
4.3.2 Analisis Hasil
4.3.2.1 Output
Hasil grafik validation set di grafik MSE validation adalah meningkat. Hasil
paling rendah pada MSE validation yaitu pada iterasi 1 dengan persentase
39,79%. Sedangkan untuk MSE training, hasil paling rendah yaitu pada iterasi
100 dengan persentase 1371,77%. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai training
memiliki nilai kesalahan terkecil pada iterasi terakhir, dan nilai validation memiliki
rata-rata terkecil pada iterasi pertama. Sehingga, semakin rendah nilai output
prediksinya, maka semakin kecil rata-ratanya yang diperoleh.
4.3.2.2 Profile
Hasil dari grafik profile plot (grafik predicted kadar air) di atas,
menunjukkan hasil semakin meningkat. Terdapat 10 data pada grafik yang
diperloeh dari pemilihan option 1, yaitu randomly select 10% dari data validation
set. Nilai fixed value L adalah -0,895 ; C adalah 0,000 ; dan R adalah -
57376,859. Nilai min L adalah -11,14 ; C adalah 0,00 ; dan R adalah -709406,44.
Nilai max L adalah 4,16 ; C adalah 0,00 ; dan R adalah 371889,75.
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum uji instrumen memiliki beberapa tujuan. Dapat melakukan
perhitungan dielektrik pada biji – bijian. Dapat mempelajari penentuan kadar air
dengan metode ANN pada biji – bijian. Dapat menentukan kualitas berdasarkan
bentuk biji – bijian menggunakan images procesing dan mengukur akurasi
instrumen dalam perhitungan kadar air biji – bijian. Pada praktikum uji instrumen
menggunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang digunakan meliputi paralel
plate, LCR meter, moisture analyzer, cawan petri, timbangan analistik. Oven
sebagai pemanas. Serta laptop dan kamera 2 MP. Selain alat terdapat bahan
yang digunakan. Bahan yang digunakan sebagai berikut. Terdapat air, kertas
label, kain saring. Serta biji – bijian (kacang tanah atau kacang merah) sebagai
objek yang diamati. Rumus untuk perhitungan kadar air basis kering =
(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑎) (𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑎)
(𝑐−𝑎)
× 100%. Kemudian untuk rumus kadar air basis basah = (𝑏−𝑎)
×
100%. Untuk a yaitu berat cawan kosong, b yaitu berat cawan + sampel sebelum
di oven, dan c yaitu berat cawan + sampel setelah dioven. Dari perhitungan
rumus diketahui hasil uji kadar air untuk tiap jamnya, yaitu pada 0 jam,
didapatkan basis kering 2,11% dan basis basah 2,06%. Pada 2 jam didapatkan
basis kering 38,29% dan basis basah 27,69%. Pada 4 jam, didapatkan basis
kereing 72,83% dan basis basah 42,14%. Pada 6 jam didapatkan basis kering
73,65% dan basis basah 42,41%. Hasil grafik validation set di grafik MSE
validation adalah meningkat. Hasil paling rendah pada MSE validation yaitu pada
iterasi 1 dengan persentase 39,79%. Sedangkan untuk MSE training, hasil paling
rendah yaitu pada iterasi 100 dengan persentase 1371,77%. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai training memiliki nilai kesalahan terkecil pada iterasi
terakhir, dan nilai validation memiliki rata-rata terkecil pada iterasi pertama.
Sehingga, semakin rendah nilai output prediksinya, maka semakin kecil rata-
ratanya yang diperoleh. Hasil dari grafik profile plot (grafik predicted kadar air) di
atas, menunjukkan hasil semakin meningkat. Terdapat 10 data pada grafik yang
diperloeh dari pemilihan option 1, yaitu randomly select 10% dari data validation
set. Nilai fixed value L adalah -0,895 ; C adalah 0,000 ; dan R adalah -
57376,859. Nilai min L adalah -11,14 ; C adalah 0,00 ; dan R adalah -709406,44.
Nilai max L adalah 4,16 ; C adalah 0,00 ; dan R adalah 371889,75.
5.2 Saran
Pada praktikum uji instrumen sudah berjalan baik. Praktikan dapat
mempelajari perhitungan atau running aplikasi dengan baik. Karena tidak dapat
mencoba secara langsung, sehingga dapat mempelajari mandiri dengan baik.
Juga untuk hasil yang didapat harus dikelola secara teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Setyaningsih DA, Apriyantono A, Sari MP. 2011. Analisisi Sensori Untuk Industri
Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor
Sudarmadji S, Haryono B, Suhardi. 2014. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Minuman Pertanian. Liberty. Yogyakarta
Winarno FG. 2017. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
DATA HASIL PRAKTIKUM
UJI INSTRUMEN
(𝐛 − 𝐚) − (𝐜 − 𝐚)
𝐊𝐀𝐃𝐀𝐑 𝐀𝐈𝐑 𝐁𝐀𝐒𝐈𝐒 𝐊𝐄𝐑𝐈𝐍𝐆 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎 %
(𝐜 − 𝐚)
(𝐛 − 𝐚) − (𝐜 − 𝐚)
𝐊𝐀𝐃𝐀𝐑 𝐀𝐈𝐑 𝐁𝐀𝐒𝐈𝐒 𝐁𝐀𝐒𝐀𝐇 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎 %
(𝐛 − 𝐚)
Keterangan :
A: berat cawan Kosong
B: berat cawan + sampel sebelum dioven & setelah direndam (gram)
C: berat cawan + sampel setelah dioven (gram)
Perendaman 4 jam
(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑎) (139,4−107,6)−(126−107,6)
Kadar air kering = (𝑐−𝑎)
× 100% = (126−107,6)
× 100% = 72,83%
(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑎) (139,4−107,6)−(126−107,6)
Kadar air basah = (𝑏−𝑎)
× 100% = (139,4−107,6)
× 100% = 42,14%
Perendaman 6 jam
(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑎) (127,6−101,9)−(116,7−101,9)
Kadar air kering = (𝑐−𝑎)
× 100% = (116,7−101,9)
× 100% =
73,65%
(𝑏−𝑎)−(𝑐−𝑎) (127,6−101,9)−(116,7−101,9)
Kadar air basah = (𝑏−𝑎)
× 100% = (127,6−101,9)
× 100% =
42,41%